BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Alat perencanaan yang digunakan untuk mekondisi desain karawo

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Alat perencanaan yang digunakan untuk mekondisi desain karawo"

Transkripsi

1 26 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Alat perencanaan yang digunakan untuk mekondisi desain karawo keinginan konsumen adalah Quality Function Deployment (QFD). Penerapan metode QFD diawali dengan pembentukan House Of Quality (HOQ). Matriks ini menerjemahkan apa yang diinginkan konsumen menjadi apa yang dihasilkan organisasi sehingga produk yang dihasilkan akan dapat mengkondisi desain karawo sesuai keinginan konsumen. Langkah-langkah penyusunan matriks HOQ dalam peningkatan desain karawo kota Gorontalo terdiri dari langkah-langkah mendaftarkan persyaratan pelanggan (customer requirements), mendaftarkan persyaratan teknik (technical requirements), mengembangkan matriks hubungan persyaratan pelanggan dengan persyaratan teknik (interrelationships matrix), mengembangkan matriks korelasi persyaratan teknik (correlation matrix), mengembangkan matriks perencanaan (planning matriks), dan mengembangkan matriks target (target matrix). Karakteristik konsumen karawo berdasarkan jenis kelamin diketahui bahwa 35 persen berjenis kelamin laki-laki, sebanyak 35 persen berusia tahun, sebagian besar konsumen memiliki jenis pekerjaan sebagai pegawai swasta dan BUMN yaitu sebanyak 28 persen, sebagian besar konsumen memilki pendapatan rata-rata perbulan adalah Rp Rp yaitu sebanyak 30 persen, dan sebagian besar konsumen mempunyai pendidikan terakhir S1 yaitu 42 persen.

2 Identifikasi Persyaratan Pelanggan Persyaratan pelanggan merupakan langkah pertama yang harus disusun dalam membangun matriks HOQ. Persyaratan pelanggan ini menyusun tembok rumah sebelah kiri. Dari persyaratan pelanggan ini dapat diketahui hal-hal apa saja yang diinginkan dan diharapkan oleh pelanggan karawo. Persyaratan pelanggan terdiri dari hal-hal apa saja yang konsumen butuhkan atau harapkan dari sejumlah produk. Identifikasi persyaratan pelanggan dilakukan dengan menggunakan kuesioner kepada konsumen. Sebelum penyebaran Kuesioner dilakukan terlebih dahulu dilakukan penentuan atribut pelayanan yang diantisipasi sebagai hal yang diinginkan dan dibutuhkan keberadaannya oleh konsumen berdasarkan pendekatan dimensi kualitas, kemudian baru menyebarkan kuesioner sehingga didapatkan atribut desain karawo kota Gorontalo yang benar-benar diinginkan oleh konsumen. Setelah persyaratan pelanggan didapat, kemudian konsumen menentukan tingkat kinerja dari persyaratan pelanggan tersebut. Tingkat kinerja atau kepuasan pelanggan dinilai dengan menggunakan skala likert lima angka, yaitu 1 untuk yang paling buruk dan 5 untuk yang paling baik dan dianalisis menggunakan tabel frekuensi. Menurut riduwan (2004), skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau kelompok tentang kejadian atau gejala sosial. Dengan menggunakan maka variable yang akan di ukur di jabarkan menjadi dimensi, dimensi di jabarkan menjadi indicator-indikator yang dapat diukur kemudian di jadikan titik tolak untuk di jadikan istrumen yang berupa pertanyaan-pertanyaan yang perlu dijawab oleh konsumen. Setiap jawaban dihubungkan dengan bentuk pertanyaan atau dukungan sikap yang di ungkapkan dengan kata-kata sebagai berikut (Riduwan, 2004):

3 28 Tabel 4.1 tabel skala liker Pernyataan positif Pernyataan Negatif Sangat setuju (Sp) 5 Sangat setuju (Sp) 1 Setuju (P) 4 Setuju (P) 2 Netral (N) 3 Netral (N) 3 Tidak setuju (Tp) 2 Tidak setuju (Tp) 4 Sangat tidak setuju (STp) 1 Sangat tidak setuju (STp) 5 Persyaratan pelanggan yang dapat diidentifikasi adalah posisi dan warna. Posisi dan warna dalam penelitian ini dianggap sebagai tanggapan indra terhadap rangsangan syaraf indra penglihatan. Posisi dan warna desain karawo adalah tingkat keindahan dari sebuah karawo. Konsumen memberikan penilaian yang cukup baik terhadap posisi dan warna desain karawo. Tanggapan ini merupakan implikasi dari posisi dan warna khas yang diberikan oleh berbagai kondisi desain karawo yang dimiliki, akan tetapi posisi dan warna seringkali berubah-ubah. Persyaratan kedua adalah tampilan kondisi desain karawo yang menarik. Tampilan kondisi desain karawo menyangkut keindahan penampilan dari desain karawo yang ditampilkan. Tampilan kondisi desain karawo ini mencakup komposisi penataan sulaman yang digunakan dalam penampilan desain karawo. Jika desain karawo terlihat indah dan menarik maka konsumen akan tertarik untuk mencobanya, namun apabila tampilan desain karawo terlihat asal-asalan maka konsumen justru akan kehilangan minat belinya. Tampilan kondisi desain karawo dinilai baik oleh konsumen.

4 29 Keragaman dan tampilan desain adalah macam desain karawo serta perlengkapannya dari benda asing. Kinerja yang telah dilakukan oleh pengrajin karawo terhadap kekeragaman dan tampilan desain ini sudah mampu memuaskan bagi konsumennya. Desain dan warna adalah gabungan antara konsep dan warna sehingga memberikan tampilan yang memberikan daya tarik konsumen. Pada desain dan warna selalu di lakukan inovasi agar karawo selalu memberikan tampilan yang menarik. Harga adalah sejumlah nilai yang dikenakan untuk membayar satu pasang karawo. Harga akan dianggap baik apabila harga yang diberikan sesuai dengan kualitas desain karawo. Penilaian konsumen terhadap harga karawo cukup baik, hal ini karena harga tersebut dinilai sesuai dengan kualitas produk. Kenyamanan jenis kain adalah banyaknya jenis kain desain karawo dalam satu ukuran. Konsumen memiliki selera yang berbeda-beda. Kenyamanan jenis kain ini ditentukan oleh umur, ukuran tubuh, dan kebiasaan berpakaian. Penempatan motif dinilai sudah baik oleh konsumen, karena Penempatan motif yang tersedia sesuai dengan keinginan penempatan motif rata-rata konsumen karawo. Ukuran motif adalah dimensi motif karawo yang di tampilkan. Dalam pembentukan motif disesuaikan dengan konsep ukuran sehingga sesuai dengan ukuran karawo. Gambar motif adalah bentuk yang ditampilkan motif karawo. Keinginan konsumen dalam gambar motif berbeda-beda, hal ini pula dipengaruhi oleh umur dan selera konsumen. Keragaman warna desain dan batik adalah banyaknya jenis desain karawo yang ditawarkan. Semakin banyak variasi kondisi desain karawo yang ditawarkan, maka semakin banyak alternatif pilihan kosumen untuk menentukan

5 30 kondisi desain karawo yang dipesan.tingkat kinerja persyaratan pelanggan ini dinilai baik oleh konsumen. Penampilan karawo dan perpaduan perhiasan merupakan gabungan antara hasil karawo dengan perlengkapan yang diberikan sehingga tampilannya menarik. Aspek yang diperhatikan pada persyaratan pelanggan ini adalah akses umum dan pribadi. Pemilihan perhiasan yang baik adalah perhiasan mudah dijangkau oleh konsumen. Penampilan karawo dan perpaduan perhiasan dinilai baik karena terjangkau konsumen Kecepatan desain berhubungan dengan apa yang diposisi dan warnakan konsumen terhadap karawo yang sedang trend. Kenyamanan diposisi dan warna penting oleh konsumen karena posisi dan warna yang diposisi dan warnakan akan mempengaruhi selera mereka terhadap karawo yang ditampilkan. Kecepatan desain terhadap konsumen secara umum dapat diterima konsumen. Konsumen melihat posisi dan warna puas dengan kenyamanan karawo. Pengertian kecepatan desain adalah waktu yang diperlukan untuk mempersiapkan desain karawo sampai ke tangan konsumen. Tenggang waktu yang menjadi ukuran kecepatan desain produk ini adalah dari konsumen memesan desain karawo sampai dengan desain karawo yang dipesan tersedia di depan konsumen dan siap dipakai. Kecepatan desain yang diinginkan konsumen yaitu kurang dari 5 hari. Penataan batik karawo mencakup penataan motif pada karawo, perhiasan pada kera depan belakang dan perlengkapan pada bagian pinggang tempat dudukan batik karawo serta dekorasi yang digunakan. Penilaian kinerja penataan batik karawo dinilai baik, karena konsumen menilai warna-warna yang digunakan dalam karawo sudah serasi dan perpaduan yang menarik.

6 31 Persyaratan pelanggan yang terakhir adalah respon pengusaha karawo terhadap keluhan konsumen. Konsumen menginginkan respon pengusaha karawo yang cepat dan tanggap dalam menangani keluhan. Misalnya saja pengunjung yang mengeluh posisi dan warna karawo kurang serasi ataupun model yang terlalu lama, segera mendapatkan respon yang baik dengan perancangan konsep yang baru. Kinerja Respon pengusaha karawo dan keluhan pelanggan dinilai baik oleh konsumen, karena di kota Gorontalo mengutamakan kenyamanan bagi pengunjung, misalnya saja karawo yang dibeli konsumen terdapat kecacatan berupa sobek atau sulaman yang lepas, setelah konsumen menyampaikan keluhan dan pengusaha karawo langsung mengecek kebenarannya, apabila benar maka pengusaha karawo berusaha mengembalikan uang konsumen atau memperbaikinya 4.2 Mendaftarkan Persyaratan Teknik Setelah kebutuhan dan harapan konsumen dinyatakan dalam persyaratan pelanggan, langkah kedua dalam membangun matriks HOQ adalah mendaftarkan persyaratan teknik yang akan mempengaruhi satu atau lebih persyaratan pelanggan. Persyaratan teknik adalah langkah bagaimana perusahaan menjawab hal-hal yang diinginkan pelanggan yang terdapat pada daftar persyaratan pelanggan dengan berbagai sumberdaya yang dimiliki perusahaan. Untuk memperoleh persyaratan teknik dilakukan wawancara terkendali dengan pihak pengusaha karawo dengan mengacu standar desain yang telah dibuat. Berdasarkan hasil wawancara dengan pengusaha karawo didapatkan daftar aktivitas teknik (proses) yang dilakukan pengrajin karawo. Aktivitas teknik (proses) dapat dilihat pada Tabel 4.2.

7 32 Tabel 4.2. Persyaratan Teknik No Persyaratan Teknik Keterangan 1 Bahan Baku Yang Digunakan Kegiatan yang dilakukan oleh pengrajin dalam mengkondisi desain karawo seluruh kebutuhan bahan baku selama operasional.. 2 Pengukuran dan Pemotongan Kain Desain Karawo. Kegiatan mengukur dan memotong bahan baku untuk sementara waktu di tempat tertentu sebelum diolah ke tahap selanjutnya. 3 4 Pengirisan Serat kain Pencabutan Serat Kain Kegiatan pengirisan bahan-bahan baku yang telah berbentuk pola. Kegiatan pencabutan serat kain bahan baku yang telah melalui tahap pengirisan sehingga menghasilkan produk setengah jadi Penyulaman Desain Karawo Pengikatan serat-serat kain yang telah diiris, cabut dan sulam Pemeriksaan hasil Sulaman Karawo Pencucian Dan Penyetrikaan Kain Sulaman menyulam karawo yang telah di iris dan di cabut benangnya, di sulam sesuai dengan pola yang ada. Kegiatan mengikat sulaman dalam arti kegiatan ini adalah kegiatan terakhir dalam menyulam karawo. Kegiatan pemeriksaan seluruh hasil sulaman. Kegiatan mencuci dan menyetrika baju sulaman karawo dan siap untuk di pakai.

8 Penentuan Arah Pengembangan Arah pengembangan atau direct of improvement (DOI) dari setiap persyaratan teknik penting untuk ditentukan karena informasi tersebut akan sangat membantu dalam penentuan korelasi antar persyaratan teknik dalam penentuan target. Terdapat tiga arah pengembangan yaitu : 1) simbol ini diberikan pada persyaratan teknik yang akan meningkatkan kepuasan pelanggan apabila lebih atau singkatnya ditingkatkan 2) simbol ini diberikan pada persyaratan teknik yang akan meningkatkan kepuasan pelanggan apabila kurang, atau singkatnya diturunkan. 3) simbol ini diberikan pada persyaratan teknik yang akan meningkatkan kepuasan pelanggan apabila terdapat pada target (jangkauan nilai) tertentu. Berdasarkan wawancara dengan pengusaha karawo kota Gorontalo dapat diarahkan pengembangan/direct of improvement (DOI) untuk masing-masing persyaratan teknik pengembangan desain karawo dapat dilihat pada Tabel 4.3.

9 34 Tabel 4.3. Arah Pengembangan Persyaratan Teknik No. Persyaratan Teknik Primer Arah Pengembangan 1 Bahan Baku Yang Digunakan 2 Pengukuran dan Pemotongan Kain Desain Karawo 3 Pengirisan Serat kain 4 Pencabutan Serat Kain 5 Penyulaman Desain Karawo 6 Pengikatan serat-serat kain yang telah diiris, cabut dan sulam 7 Pemeriksaan hasil Sulaman Karawo 8 Pencucian Dan Penyetrikaan Kain Sulaman Mengacu pada Tabel 4.3 diketahui bahwa semua arah pengembangan persyaratan teknik desain karawo mempunyai arah pengembangan ditingkatkan, Hal tersebut karena pihak pengusaha karawo selalu berorientasi pada penambahan jumlah konsumen dari waktu ke waktu, sehingga baik pembuatan konsep dan motif akan terus ditingkatkan. 4.4 Pengembangan Matriks Hubungan antara Persyaratan Pelanggan (What) dan Persyaratan Teknik (How)

10 35 Langkah selanjutnya dalam penyusunan HOQ adalah membandingkan persyaratan pelanggan dengan persyaratan teknik, kemudian menentukan hubungan antara kedua persyaratan dalam matriks interrelationships. Setiap persyaratan teknik mungkin akan mempengaruhi lebih dari satu persyaratan pelanggan, begitupun sebaliknya. Hubungan yang terjadi antara persyaratan pelanggan dan persyaratan teknik dapat merupakan hubungan kuat, sedang, lemah atau tidak memiliki hubungan sama sekali dan untuk kondisi desain karawo menujukkan derajat hubungan antara persyaratan pelanggan dengan persyaratan teknik, digunakan simbol sebagai berikut : = Sebuah lingkaran penuh kondisi desain karawo menunjukkan hubungan yang kuat, bernilai 9 = Sebuah lingkaran kosong kondisi desain karawo menunjukkan sebuah hubungan medium, bernilai 3. = Sebuah segitiga kondisi desain karawo menunjukkan sebuah hubungan yang lemah, bernilai 1. = Sebuah kotak dibiarkan kosong kondisi desain karawo menunjukkan tidak ada hubungan, 0. Berdasarkan wawancara dengan pengusaha karawo, hubungan antara kedua persyaratan dalam matriks interrelationships pada Gambar 4.1.

11 Bahan Baku Yang Digunakan Pengukuran Dan Pemotongan kain Desain Karawo Pengirisan Serat Kain Pencabutan Serat Kain Penyulaman Desain Karawo Pengikatan serat-serat kain yang telah diiris, cabut dan sulam Pemeriksaan hasil Sulaman Karawo Pencucian Dan Penyetrikaan Kain Sulaman 36 PERSYARATAN TEKNIK PERSYARATAN PELANGGAN 1 Posisi dan warna 2 Kondisi desain karawo 3 Keragaman dan tampilan desain 4 Desain dan warna 5 Harga produk 6 Kenyamanan ukuran 7 Penempatan motif 8 Ukuran motif 9 Gambar motif 10 Keragaman warna desain dan batik 11 Penampilan karawo dan perpaduan perhiasan 12 Kecepatan desain 13 Penataan batik karawo 14 Respon perusahaan Gambar 4.1. Matriks Hubungan Persyaratan Pelanggan dengan Persyaratan Teknik

12 37 Berdasarkan Gambar 4.1 dapat dilihat bahwa antara atribut desain karawo dan persyaratan teknik, memiliki hubungan kuat, hubungan sedang dan hubungan yang lemah atau tidak berhubungan. Contoh hubungan kuat terjadi antara posisi dan warna dengan proses penyulaman karawo dan pemeriksaan hasil sulaman karawo. Dengan teknik penyulaman serta hasil sulaman yang melalui pemeriksaan yang teliti menghasilkan posisi dan warna yang menarik. Contoh hubungan yang sedang terjadi antara penempatan motif dan Pengukuran Dan Pemotongan kain Desain Karawo, Pengurisan Serat Kain, Pencabutan Serat Kain. Contoh hubungan yang lemah terjadi antara kecepatan penyajian dan penyimpanan bahan baku. Hal ini berkaitan dengan kondisi alat penyimpanan atau cara penyimpanan yang mengakibatkan cepat atau tidaknya bahan baku tersedia dan dikemas. Contoh hubungan yang lemah juga terjadi antara kenyamanan ukuran dan pengirisan serat kain. 4.5 Mengembangkan Matriks Hubungan antar Persyaratan Teknik (How) Matriks hubungan antar teknik atau correlations merupakan matriks yang berguna untuk mengidentifikasikan persyaratan teknik mana saja yang saling mendukung dan saling bertentangan satu sama lainnya. Persyaratan teknik yang saling bertentangan sangat penting karena persyaratan teknik tersebut secara teratur merupakan hasil dari persyaratan pelanggan dan konsekuensinya kondisi desain karawonjukkan titik dimana trade off harus dibuat. Hubungan yang terjadi antar persyaratan teknik dapat berupa hubungan positif kuat, positif lemah, negatif lemah, negatif kuat, dan tidak memiliki hubungan sama sekali. Hubungan tersebut menggunakan symbol sebagai berikut :

13 Bahan Baku Yang Digunakan Pengukuran dan Pemotongan Kain Desain Karawo Pengirisan Serat kain Pencabutan Serat Kain Penyulaman Desain Karawo Pengikatan serat-serat kain yang telah diiris, cabut dan sulam Pemeriksaan hasil Sulaman Karawo Pencucian Dan Penyetrikaan Kain Sulaman 38 : Hubungan positif kuat, bernilai (+9) : Hubungan positif lemah, bernilai (+3) : Hubungan negatif lamah, bernilai (-3) XX : Hubungan negatif kuat, bernilai (-9) X : Kondisi desain karawo menujukkan tidak ada hubungan, bernilai (0) Berdasarkan wawancara dengan Pengusaha karawo dapat diketahui hubungan antar persyaratan teknik atau matrik correlations. Matriks hubungan antar persyaratan teknis dapat dilihat pada Gambar 4.2. Gambar 4.2. Matriks Hubungan Antar Persyaratan Teknik

14 39 Hubungan positif kuat merupakan hubungan searah yang sangat kuat. Apabila satu karakteristik proses mengalami peningkatan, akan berdampak kuat terhadap karakteristik proses lainnya. Contoh hubungan antar persyaratan teknik yang memiliki hubungan positif kuat adalah bahan baku yang digunakan dengan penyulaman desain karawo. Hubungan positif lemah juga merupakan hubungan yang searah. Namun dampak yang dihasilkan tidak terlalu kuat. Contoh hubungan antar persyaratan teknik yang memiliki hubungan positif lemah adalah hubungan antara bahan baku yang digunakan dan Pencucian Dan Penyetrikaan Kain Sulaman. Hubungan negatif merupakan hubungan yang berlawanan arah. Apabila suatu karakteristik mengalami peningkatan maka karakteristik proses lainnya akan mengalami penurunan. Contoh hubungan antar persyaratan teknik yang memiliki hubunan negatif lemah adalah bahan baku yang digunakan dengan Pengikatan serat-serat kain yang telah diiris, cabut dan sulam. Hubungan negatif kuat tidak terjadi antara persyaratan teknik desain karawo. Selain memiliki hubungan positif dan negatif, juga terdapat ketidakadaan hubungan antara persyaratan teknik. Contoh persyaratan teknik yang tidak memiliki hubungan adalah bahan baku yang digunakan dengan Pencabutan Serat Kain. 4.6 Mengembangkan Prioritas Persyaratan Pelanggan Tingkat Kepentingan Pelanggan Setiap persyaratan pelanggan diberikan peringkat berdasarkan tingkat kepentingan bagi pengunjung. Rating kepentingan berguna untuk memprioritaskan usaha dan pembuatan keputusan trade-off. Skala yang digunakan dalam tingkat kepentingan ini adalah skala likert lima angka. Tingkat

15 40 kepentingan setiap persyaratan pelanggan diketahui melalui survey terhadap 40 konsumen dengan menggunakan kuesioner. konsumen diminta untuk mengurutkan dan memberikan peringkat pada masing-masing persyaratan pelanggan sesuai dengan tingkat kepentingan. Hasil survei tingkat kepentingan dianalisis menggunakan tabulasi deskriptif berupa tabel frekuensi, di mana kriteria dari setiap tingkat kepentingan yang memiliki frekuensi terbanyak merupakan tingkat kepentingan suatu persyaratan pelanggan. Berdasarkan 40 konsumen, sebanyak 8 Konsumen (20 persen) menyatakan bahwa atribut posisi dan warna merupakan atribut yang sangat penting dari suatu karawo, karena posisi dan warna bagus atau tidaknya suatu karawo menjadi hal utama yang diperhitungkan dari konsumen karawo untuk membeli kembali produk tersebut. Konsumen yang lain sebanyak 19 konsumen (48 persen) menyatakan bahwa posisi dan warna adalah atribut yang penting, sedangkan 7 konsumen (18 persen) menyatakan bahwa atribut posisi dan warna cukup penting bagi konsumen, sedangkan sisanya 6 konsumen (15 persen) menyatakan bahwa atribut posisi dan warna tidak penting bagi konsumen. Tingkat kepentingan atribut posisi dan warna dapat dilihat pada Tabel 4.4.

16 41 Tabel 4.4. Tingkat Kepentingan Persyaratan Pelanggan Posisi Dan Desain Bagi Konsumen Karawo Tingkat Kepentingan Jumlah (Orang) Persentase Atribut Sangat Tidak Penting 0 0% Tidak penting 6 15% Cukup Penting 7 18% Penting 19 48% Sangat Penting 8 20% Total % Berdasarkan 40 konsumen, sebanyak 13 konsumen (33 persen) menyatakan bahwa atribut tampilan kondisi desain karawo cukup penting bagi konsumen, karena tampilan kondisi desain karawo akan membuat konsumen cukup tertarik untuk segera membeli karawo tersebut dan juga sebagai oleh-oleh karawo kota Gorontalo yang boleh diperhitungkan keberadaannya. Konsumen yang lain menyatakan tampilan kondisi desain karawo penting bagi konsumen yaitu sebanyak 23 konsumen ( 58 persen), sedangkan sisanya 4 konsumen (10 persen) menyatakan bahwa atribut tampilan kondisi desain karawo cukup penting bagi konsumen. Tingkat kepentingan atribut Tampilan Kondisi desain karawo dapat dilihat pada Tabel 4.5.

17 42 Tabel 4.5. Tingkat Kepentingan Persyaratan Pelanggan Kondisi Desain Bagi Konsumen Karawo Tingkat Kepentingan Jumlah (Orang) Persentase Atribut Sangat Tidak Penting 0 0% Tidak penting 0 0% Cukup Penting 4 10% Penting 23 58% Sangat Penting 13 33% Total % Berdasarkan total 40 konsumen, sebanyak 4 konsumen (10 persen) menyatakan bahwa keragaman dan variasi desain merupakan atribut yang sangat penting bagi konsumen, 9 konsumen (23 persen) menyatakan bahwa keragaman dan variasi desain penting bagi konsumen, 7 konsumen (18 persen) menyatakan bahwa keragaman dan variasi desain cukup penting bagi konsumen, 12 konsumen (30 persen) menyatakan bahwa keragaman dan variasi desain tidak penting bagi konsumen, 8 konsumen (20 persen) menyatakan bahwa keragaman dan variasi desain sangat tidak penting bagi konsumen. Tingkat kepentingan keragaman dan variasi desain dapat dilihat pada Tabel 4.6.

18 43 Tabel 4.6. Tingkat Kepentingan Persyaratan Pelanggan Keragaman Dan Variasi Desain Bagi Konsumen Karawo Tingkat Kepentingan Atribut Jumlah (Orang) Persentase Sangat Tidak Penting 8 20% Tidak penting 12 30% Cukup Penting 7 18% Penting 9 23% Sangat Penting 4 10% Total % Berdasarkan total 40 konsumen, sebanyak 8 konsumen (20 persen) menyatakan bahwa desain dan warna penting bagi konsumen. Apabila desain dan warna karawo yang ditampilkan menarik, maka konsep perpaduaannya harus sesuai, 6 konsumen (15 persen) menyatakan atribut desain dan warna penting bagi konsumen, 16 konsumen (40 persen) menyatakan atribut desain dan warna cukup penting bagi konsumen, 9 konsumen (23 persen) menyatakan atribut desain dan warna tidak penting bagi konsumen, 1 konsumen (3 persen) menyatakan atribut desain dan warna sangat tidak penting bagi konsumen. Tingkat kepentingan atribut desain dan warna dapat dilihat pada Tabel 4.7.

19 44 Tabel 4.7. Tingkat Kepentingan Persyaratan Pelanggan Desain Dan Warna Bagi Konsumen Karawo Tingkat Kepentingan Atribut Jumlah (Orang) Persentase Sangat Tidak Penting 1 3% Tidak penting 9 23% Cukup Penting 16 40% Penting 6 15% Sangat Penting 8 20% Total % Berdasarkan total 40 konsumen, sebanyak 10 konsumen (25 persen) menyatakan bahwa harga karawo yang sesuai sangat penting bagi konsumen, 7 konsumen (18 persen) menyatakan bahwa harga karawo yang sesuai penting bagi konsumen, sedangkan sisanya 23 konsumen (58 persen) menyatakan bahwa harga karawo yang sesuai cukup penting bagi konsumen. Tingkat kepentingan harga karawo dapat dilihat pada Tabel 4.8.

20 45 Tabel 4.8. Tingkat Kepentingan Persyaratan Pelanggan Harga Karawo Bagi Konsumen Karawo Tingkat Kepentingan Atribut Jumlah (Orang) Persentase Sangat Tidak Penting 0 0% Tidak penting 0 0% Cukup Penting 23 58% Penting 7 18% Sangat Penting 10 25% Total % Berdasarkan total 40 konsumen, sebanyak 13 konsumen (33 persen) menyatakan bahwa kenyamanan ukuran sangat penting bagi konsumen, tidak semua orang mendapatkan kenyamanan ukuran kondisi desain karawo yang sama dan beberapa orang dengan keluhan kenyamanan ukuran tertentu, tidak bisa memakai ukuran yang pas dengan bentuk tubuhnya, tepapi memakai ukuran tertentu yang nyaman untuk konsumen. konsumen sebanyak 14 konsumen (35 persen) menyatakan bahwa kenyamanan ukuran kondisi desain karawo penting.konsumen yang menyatakan cukup penting 6 konsumen (15 persen) tingkat kenyamanan ukuran dianggap cukup penting oleh konsumen yang bertubuh ideal.konsumen sebanyak 7 konsumen (18 persen) menyatakan tidak penting karena tingkat kenyamanan ukuran karawo yang di jual di pasaran sudah pas. Sisanya Tingkat kenyamanan ukuran kondisi desain karawo dapat dilihat pada Tabel 4.9.

21 46 Tabel 4.9. Tingkat Kepentingan Persyaratan Pelanggan Kenyamanan Ukuran Bagi Konsumen Karawo Tingkat Kepentingan Atribut Jumlah (Orang) Persentase Sangat Tidak Penting 0 0% Tidak penting 7 18% Cukup Penting 6 15% Penting 14 35% Sangat Penting 13 33% Total % Berdasarkan total 40 konsumen, 19 kosumen (48 persen) menyatakan bahwa penempatan motif adalah persyaratan pelanggan yang mutlak harus dimiliki oleh suatu desain karawo, hal ini karena konsumen yang sebagian besar adalah wanita, yang sangat memperhitungkan letak penempatan motif dari suatu desain karawo. Sebesar 12 konsumen (30 persen) menyatakan bahwa penempatan motif penting, sebesar 6 konsumen (15 persen) menyatakan bahwa penempatan motif cukup penting, sedangkan sisanya sebesar 3 konsumen (8 persen) menyatakan bahwa penempatan motif tidak penting. Tingkat kepentingan penempatan motif dapat dilihat pada Tabel 4.10.

22 47 Tabel Tingkat Kepentingan Persyaratan Pelanggan Penempatan Motif Bagi Konsumen Karawo Tingkat Kepentingan Atribut Jumlah (Orang) Persentase Sangat Tidak Penting 0 0% Tidak penting 3 8% Cukup Penting 6 15% Penting 12 30% Sangat Penting 19 48% Total % Berdasarkan total 40 konsumen, sebanyak 9 konsumen (23 persen) menyatakan bahwa ukuran motif sangat penting. Karakteristik konsumen yang sebagian besar wanita sangat memperhitungkan ukuran motif. Motif yang menarik dengan konsep dan model yang diciptakan semenarik mungkin dapat membuat konsumen puas dengan karawo sehingga dapat menarik konsumen untuk melakukan pembelian ulang. Sebanyak 17 konsumen (43 persen) menyatakan bahwa ukuran motif penting, Sebanyak 11 konsumen (28 persen) menyatakan bahwa ukuran motif cukup penting, sedangkan sisanya sebanyak 3 konsumen (8 persen) menyatakan bahwa ukuran motif tidak penting. Tingkat kepentingan atribut ukuran motif dapat dilihat pada Tabel 4.11.

23 48 Tabel Tingkat Kepentingan Persyaratan Pelanggan Ukuran Motif Bagi Konsumen Karawo Tingkat Kepentingan Atribut Jumlah (Orang) Persentase Sangat Tidak Penting 0 0% Tidak penting 3 8% Cukup Penting 11 28% Penting 17 43% Sangat Penting 9 23% Total % Sebanyak 40 konsumen, 6 konsumen (15 persen) menyatakan bahwa bentuk motif sangat penting, 14 konsumen (35 persen) menyatakan bentuk motif penting, 5 konsumen (13 persen) menyatakan bentuk motif cukup penting, 5 konsumen (13 persen) menyatakan bentuk motif tidak penting sedangkan sisa 10 konsumen (25 persen) menyatakan bentuk motif sangat penting. Tingkat kepentingan bentuk motif dapat dilihat pada Tabel 4.12.

24 49 Tabel Tingkat Kepentingan Persyaratan Pelanggan Bentuk Motif Bagi Konsumen Karawo Tingkat Kepentingan Atribut Jumlah (Orang) Persentase Sangat Tidak Penting 10 25% Tidak penting 5 13% Cukup Penting 5 13% Penting 14 35% Sangat Penting 6 15% Total % Sebanyak 40 konsumen, 12 konsumen (30 persen) menyatakan bahwa keragaman warna desain dan warna batik sangat penting, 13 konsumen (33 persen) menyatakan bahwa keragaman warna desain dan warna batik penting, 11 konsumen (28 persen) menyatakan bahwa keragaman warna desain dan warna batik cukup penting, 2 konsumen (5 persen) menyatakan bahwa keragaman warna desain dan warna batik tidak penting, sedangkan sisa konsumen, yaitu sebesar 2 konsumen (5 persen) menyatakan bahwa keragaman warna desain dan warna batik sangat tidak penting. Tingkat kepentingan untuk persyaratan pelanggan keragaman warna desain dan warna batik dapat dilihat pada Tabel 4.13.

25 50 Tabel Tingkat Kepentingan Persyaratan Pelanggan Keragaman Warna Desain Dan Warna Batik Bagi Konsumen Karawo Tingkat Kepentingan Atribut Jumlah (Orang) Persentase Sangat Tidak Penting 2 5% Tidak penting 2 5% Cukup Penting 11 28% Penting 13 33% Sangat Penting 12 30% Total % Berdasarkankan total 40 konsumen, sebanyak 7 konsumen (18 persen) menyatakan bahwa penampilan karawo jika berpaduan dengan batik sangat penting. Sisa konsumen sebanyak 13 (33 persen) menyatakan penampilan karawo jika berpaduan dengan batik penting, dan sebanyak 20 konsumen (50 persen) meyatakan bahwa penampilan karawo jika berpaduan dengan batik cukup penting. Tingkat kepentingan penampilan karawo jika berpaduan dengan batik dapat dilihat pada Tabel 4.14.

26 51 Tabel Tingkat Kepentingan Persyaratan Pelanggan Penampilan Karawo Jika berpaduan Dengan Batik Bagi Konsumen Karawo Tingkat Kepentingan Atribut Jumlah (Orang) Persentase Sangat Tidak Penting 0 0% Tidak penting 0 0% Cukup Penting 20 50% Penting 13 33% Sangat Penting 7 18% Total % Berdasarkan total 40 konsumen, sebanyak 14 konsumen (35 persen) menyatakan bahwa kecepatan dalam mendesain sangat penting, 18 konsumen (45 persen) menyatakan bahwa kecepatan dalam mendesain penting, 7 konsumen (18 persen) menyatakan bahwa kecepatan dalam mendesain cukup penting. Sisa konsumen sebanyak 1 konsumen (3 persen) menyatakan kecepatan dalam mendesain sangat tidak penting. Tingkat kepentingan kecepatan dalam mendesain dapat dilihat pada Tabel 4.15.

27 52 Tabel Tingkat Kepentingan Persyaratan Pelanggan Kecepatan Mendesain Bagi Konsumen Karawo Tingkat Kepentingan Atribut Jumlah (Orang) Persentase Sangat Tidak Penting 1 3% Tidak penting 0 0% Cukup Penting 7 18% Penting 18 45% Sangat Penting 14 35% Total % Berdasarkan total 40 konsumen, sebanyak 13 konsumen (33 persen) menyatakan bahwa penataan desain karawo sangat penting.. Sebanyak 19 konsumen (48 persen) menyatakan penataan desain karawo merupakan hal yang penting, 7 konsumen (18 persen) menyatakan penataan desain karawo merupakan hal yang cukup penting, sedangkan sisanya 1 konsumen (3 persen) menyatakan penataan desain karawo merupakan hal yang tidak penting. Tingkat penataan desain karawo dapat dilihat pada Tabel 4.16.

28 53 Tabel Tingkat Kepentingan Persyaratan Pelanggan Penataan Desain Karawo Bagi Konsumen Karawo Tingkat Kepentingan Atribut Jumlah (Orang) Persentase Sangat Tidak Penting 0 0% Tidak penting 1 3% Cukup Penting 7 18% Penting 19 48% Sangat Penting 13 33% Total % Sebanyak 11 konsumen (28 persen) menyatakan bahwa perusahaan merespon keluhan pelanggan merupakan hal yang sangat penting. Sebanyak 16 konsumen (40 persen) menyatakan perusahaan merespon keluhan pelanggan merupakan hal yang penting, 12 konsumen (30 persen) menyatakan perusahaan merespon keluhan pelanggan merupakan hal yang cukup penting, sedangkan sisanya 1 konsumen (3 persen) menyatakan perusahaan merespon keluhan pelanggan merupakan hal yang tidak penting. Tingkat kepentingan kecepatan transaksi dapat dilihat pada Tabel 4.17.

29 54 Tabel Tingkat Kepentingan Persyaratan Pelanggan Perusahaan Merespon Keluhan Pelanggan Bagi Konsumen Karawo Tingkat Kepentingan Atribut Jumlah (Orang) Persentase Sangat Tidak Penting 0 0% Tidak penting 1 3% Cukup Penting 12 30% Penting 16 40% Sangat Penting 11 28% Total % Persyaratan pelanggan yang sangat penting keberadaanya atau mutlak harus ada dalam suatu desain karawo adalah Kondisi desain karawo, Desain dan warna, Kenyamanan ukuran, Penempatan motif, Ukuran motif, Gambar motif dan Keragaman warna desain dan batik. Sedangkan persyaratan pelanggan yang harus ada adalah Posisi dan warna, Keragaman dan tampilan desain, Harga produk, Penampilan karawo dan perpaduan perhiasan, Kecepatan desain, Penataan batik karawo dan Respon perusahaan. Tingkat kepentingan dapat dilihat pada Tabel 4.18.

30 55 Tabel Tingkat Kepentingan Setiap Persyaratan Pelanggan Karawo No. PERSYARATAN PELANGGAN Kepentingan Pelanggan 1 Posisi dan warna 4 2 Kondisi desain karawo 5 3 Keragaman dan tampilan desain 4 4 Desain dan warna 5 5 Harga produk 4 6 Kenyamanan ukuran 5 7 Penempatan motif 5 8 Ukuran motif 5 9 Gambar motif Keragaman warna desain dan batik Penampilan karawo dan perpaduan perhiasan Kecepatan desain 4 13 Penataan batik karawo 4 14 Respon perusahaan 4

31 Nilai Sasaran Pelanggan Nilai sasaran ditentukan dengan mengevaluasi penilaian dari setiap persyaratan pelanggan dan membuat pilihan baru untuk mempertahankan produk agar tidak berubah, memperbaiki produk atau membuat produk lebih baik. Nilai sasaran menggunakan skala yang sama dengan penilaian kompetitif pelanggan, yaitu skala likert lima angka. Berdasarkan hasil wawancara dengan pengusaha karawo dapat diketahui nilai sasaran untuk setiap persyaratan pelanggan. Nilai sasaran setiap persayaratan pelanggan dapat dilihat pada Tabel Tabel Nilai Sasaran Persyaratan Pelanggan Karawo No. PERSYARATAN PELANGGAN Penilaian Pelanggan Nilai Sasaran 1 Posisi dan warna Kondisi desain karawo Keragaman dan tampilan desain Desain dan warna Harga produk Kenyamanan ukuran Penempatan motif Ukuran motif Gambar motif Keragaman warna desain 4 4

32 57 dan batik 11 Penampilan karawo dan perpaduan perhiasan Kecepatan desain Penataan batik karawo Respon perusahaan 4 3 Berdasarkan nilai sasaran setiap persyaratan pelanggan, pengusaha karawo ingin mempertahankan Posisi dan warna, Kondisi desain karawo, Keragaman dan tampilan desain, Harga produk, Kenyamanan ukuran, Penempatan motif, Ukuran motif, Keragaman warna desain dan batik karena dinilai atribut tersebut sudah baik dimata konsumen. Persyaratan pelanggan yang tidak perlu perbaikan akan tetapi dinilai lebih rendah adalah Penampilan karawo dan perpaduan perhiasan, Kecepatan desain, Penataan batik karawo, dan Respon perusahaan. Persyaratan pelanggan yang dianggap perlu perbaikan adalah Desain dan warna dan Gambar motif Faktor Skala Kenaikan Faktor skala kenaikan adalah rasio antara nilai sasaran yang diterapkan manajemen perusahaan dengan tingkat kepuasan persyaratan pelanggan perusahaan yang dinilai oleh pelanggan. Persyaratan pelanggan yang memiliki nilai faktor skala kenaikan di atas satu berarti semakin membutuhkan perbaikan, semakin besar nilai faktor skala kenaikan berarti semakin besar membutuhkan usaha perbaikan. Berdasarkan hasil perhitungan pada Lampiran 9, maka didapat

33 58 nilai faktor skala kenaikan setiap persyaratan konsumen karawo dapat dilihat pada Tabel Tabel Faktor Skala Kenaikan Setiap Persyaratan Pelanggan No. PERSYARATAN PELANGGAN Faktor Skala kenaikan 1 Posisi dan warna Kondisi desain karawo Keragaman dan tampilan desain Desain dan warna Harga produk Kenyamanan ukuran Penempatan motif Ukuran motif Gambar motif Keragaman warna desain dan batik Penampilan karawo dan perpaduan perhiasan Kecepatan desain Penataan batik karawo Respon perusahaan 0.76

34 59 Berdasarkan Tabel diketahui pengusaha karawo membutuhkan perbaikan dalam hal Desain dan warna, Posisi dan warna, Keragaman dan tampilan desain, Harga produk, Kenyamanan ukuran, Penempatan motif, Ukuran motif, Keragaman warna desain dan batik dan Gambar motif. Sedangkan persyaratan pelanggan yang tidak membutuhkan perbaikan adalah Kondisi desain karawo, Penampilan karawo dan perpaduan perhiasan, Kecepatan desain, Penataan batik karawo dan Respon perusahaan Poin Penjualan Poin penjualan akan memberikan informasi dari pelanggan seberapa baik suatu persyaratan pelanggan akan membantu penjualan produk. Tujuan dari poin penjualan adalah sebagai promosi persyaratan pelanggan yang terbaik dan persyaratan pelanggan yang akan menolong dalam penjualan produk. Pada penelitian karawo ini, poin penjualan setiap persyaratan pelanggan menunjukkan seberapa besar pengaruhnya dalam meningkatkan daya tarik atau penjualan karawo. Pada penelitian ini, poin penjualan adalah berupa nilai yang sudah ditentukan sebelumnya yaitu nilai 1,0 apabila persyaratan pelanggan tidak menolong dalam penjualan, nilaiq1 1, 2 apabila persyaratan pelanggan cukup menolong dalam penjualan dan 1,5 apabila persyaratan pelanggan menolong dalam penjualan produk. Penentuan poin penjualan didasari oleh hasil survey menggunakan kuesioner yang diberikan kepada 40 orang konsumen. Konsumen diminta memberikan penilaian seberapa besar pengaruh masing-masing persyaratan pelanggan dalam meningkatkan daya tarik karawo. Hasil survey kemudian dianalisis menggunakan tabulasi deskriptif berupa tabel frekuensi, di mana

35 60 kriteria dari setiap poin penjualan yang memiliki frekuensi terbanyak merupakan poin penjualan dari persyaratan pelanggan. Tabel Poin Penjualan Setiap Persyaratan Pelanggan No. PERSYARATAN PELANGGAN Poin Penjualan 1 Posisi dan warna Kondisi desain karawo Keragaman dan tampilan desain Desain dan warna Harga produk Kenyamanan ukuran Penempatan motif Ukuran motif Gambar motif Keragaman warna desain dan batik Penampilan karawo dan perpaduan perhiasan Kecepatan desain Penataan batik karawo Respon perusahaan 1.0

36 61 Berdasarkan Tabel persyaratan pelanggan yang menolong penjualan adalah Posisi dan warna, Keragaman dan tampilan desain, Kenyamanan ukuran, Ukuran motif, Gambar motif, Penampilan karawo dan perpaduan perhiasan dan Penataan batik karawo. Sedangkan persyaratan pelanggan yang cukup menolong penjualan adalah Kondisi desain karawo, Desain dan warna, Harga produk, Penempatan motif, Keragaman warna desain dan batik dan Kecepatan desain. Sedangkan persyaratan pelanggan yang tidak menolong penjualan adalah Respon perusahaan Bobot Absolut Persyaratan Pelanggan Tahap akhir dalam mengembangkan matriks perencanaan adalah penentuan bobot absolut persyaratan pelanggan. Bobot absolut persyaratan pelanggan diperoleh dari hasil perkalian antara tingkat kepentingan pelanggan dengan factor skala kenaikan dan poin penjualan. Kemudian semua bobot absolut dijumlahkan, dihitung persentasenya untuk masing-masing persyaratan pelanggan, lalu ditentukan prioritas yang harus ada dan atribut-atribut yang diharapkan pelanggan. Penentuan bobot absolut persyaratan pelanggan berguna sebagai petunjuk dalam fase perencanaan dan pengembangan produk dan pelayanan. Perhitungan bobot absolute secara lebih jelas dapat dilihat di Lampiran 7 Untuk nilai bobot absolut setiap persyaratan pelanggan beserta urutan prioritasnya dapat dilihat pada Tabel 4.22.

37 62 Tabel Bobot Absolut Setiap Persyaratan Pelanggan karawo No. PERSYARATAN PELANGGAN Bobot Absolut Persentase Prioritas 1 Posisi dan warna % 5 2 Kondisi desain karawo % 9 3 Keragaman dan tampilan desain % 6 4 Desain dan warna % 4 5 Harga produk % 10 6 Kenyamanan ukuran % 3 7 Penempatan motif % 8 8 Ukuran motif % 2 9 Gambar motif % Keragaman warna desain dan batik Penampilan karawo dan perpaduan perhiasan % % Kecepatan desain % Penataan batik karawo % Respon perusahaan % 14

38 63 Urutan persyaratan pelanggan dimulai dari persyaratan pelanggan yang memiliki bobot absolut terbesar sampai dengan persyaratan pelanggan yang memiliki bobot absolut terkecil. Berdasarkan Tabel 4.21 dapat diketahui urutan prioritas persyaratan pelanggan karawo sebagai berikut : 1) Gambar Motif 2) Ukuran Motif 3) Kenyamanan Ukuran 4) Desain dan Warna 5) Posisi dan warna 6) Keragaman dan tampilan desain 7) Keragaman warna desain dan batik 8) Penempatan motif 9) Kondisi desain karawo 10) Harga produk 11) Penampilan karawo dan perpaduan perhiasan 12) Penataan batik karawo 13) Kecepatan desain 14) Respon perusahaan

39 64 Untuk nilai persyaratan pelanggan dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel Persyaratan Pelanggan Karawo Tingkat Persyaratan Pelanggan Kepuasan Posisi dan warna 4 Kondisi desain karawo 4 Keragaman dan tampilan desain 3 Desain dan warna 3 Harga produk 4 Kenyamanan jenis kain 4 Penempatan motif 4 Ukuran motif 4 Gambar motif 3 Keragaman warna desain dan batik 4 Penampilan karawo dan perpaduan perhiasan 4 Kecepatan desain 4 Penataan batik karawo 4 Respon perusahaan 4

40 Mengembangkan Urutan Prioritas Persyaratan Teknik Nilai Sasaran Persyaratan Teknik Nilai sasaran persyaratan teknik diartikan sebagai berapa banyak nilai yang diambil untuk mendesain karawo atau melebihi harapan pelanggan yang dijawab dengan mengevaluasi semua informasi yang dimasukkan ke dalam matriks HOQ. Atau nilai yang ditentukan dengan mengevaluasi penilaian dari setiap persyaratan teknik, memperbaiki produk supaya lebih baik dari pada sebelumnya. Dalam penilaian ini digunakan skala likert lima angka, yaitu 1 untuk yang sangat buruk dan 5 untuk sangat baik. Berdasarkan hasil wawancara dengan pengusaha karawo diketahui nilai sasaran. Nilai sasaran persyaratan teknik dapat dilihat pada Tabel 4.24 Tabel Nilai Sasaran Persyaratan Teknik No. Persyaratan Teknik Primer Penilaian Pelanggan Nilai Sasaran 1 Bahan Baku Yang Digunakan Pengukuran dan Pemotongan Kain Desain Karawo Pengirisan Serat kain Pencabutan Serat Kain Penyulaman Desain Karawo Pengikatan serat-serat kain yang telah diiris, cabut dan sulam 3 4 Pemeriksaan hasil Sulaman Karawo 4 4

41 66 8 Pencucian Dan Penyetrikaan Kain Sulaman 4 4 Berdasarkan Tabel 4.23 nilai sasaran yang ditetapkan pengusaha karawo adalah mempertahankan Proses pngukuran dan Pemotongan Kain Desain Karawo, Pengirisan Serat kain, Pencabutan Serat Kain, Penyulaman Desain Karawo, Pemeriksaan hasil Sulaman Karawo dan Pencucian Dan Penyetrikaan Kain Sulaman. Sesuai dengan penilaian perusahaan keenam proses tersebut sudah dianggap baik karena telah sesuai dengan standar operasional prosedur yang telah ada. Persyaratan teknis yang perlu ditingkatkan adalah Bahan Baku Yang Digunakan dan Pengikatan serat-serat kain yang telah diiris, cabut dan sulam. Bahan baku ditingkatkan sesuai dengan orientasi perusahaan terhadap arah pengembangan yaitu perusahaan meningkatkan jumlah konsumen di tahuntahun mendatang, begitu juga dengan Pengikatan serat-serat kain yang telah diiris, cabut dan sulam yang searah dengan bahan baku yang digunakan Derajat Kesulitan Derajat kesulitan berguna sebagai bahan untuk mengevaluasi kemampuan manajemen mengimplementasikan perbaikan kualitas dari persyaratan teknik yang ada. Derajat kesulitan ditentukan dengan memberikan skala likert lima angka, yaitu 1 untuk yang sangat sulit hingga 5 untuk yang sangat mudah. Berdasarkan hasil wawancara dengan pengusaha karawo diketahui derajat kesulitan yang dapat dilihat pada Tabel 4.25.

42 67 Tabel Derajat Kesulitan Persyaratan Teknik No. Persyaratan Teknik Primer Derajat Kesulitan 1 Bahan Baku Yang Digunakan 4 2 Pengukuran dan Pemotongan Kain Desain Karawo 3 3 Pengirisan Serat kain 3 4 Pencabutan Serat Kain 2 5 Penyulaman Desain Karawo Pengikatan serat-serat kain yang telah diiris, cabut dan sulam Pemeriksaan hasil Sulaman Karawo Pencucian Dan Penyetrikaan Kain Sulaman Pada dasarnya persyaratan teknik yang ada di pengrajin karawo sudah sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP), akan tetapi dalam pelaksanaanya terdapat beberapa tingkat derajar kesulitan yang berbeda satu dengan lainnya. Berdasarkan Tabel 4.24 Persyaratan teknik yang mudah dipenuhi adalah Bahan Baku Yang Digunakan dan Pemeriksaan hasil Sulaman Karawo. Persyaratan teknik yang cukup mudah dilaksanakan adalah Pengukuran dan Pemotongan Kain Desain Karawo, Pengirisan Serat kain, Penyulaman Desain Karawo, dan Pencucian Dan Penyetrikaan Kain Sulaman.

43 68 Persyaratan teknik yang sulit dilaksanakan yaitu Pencabutan Serat Kain dan Pengikatan serat-serat kain yang telah diiris, cabut dan sulam Bobot Absolut Persyaratan Teknik Bobot absolut persyaratan teknik diperoleh dari hasil perkalian antara tingkat kepentingan dengan nilai simbol pada matrik hubungan antara persyaratan pelanggan dan persyaratan teknik. Kemudian semua bobot absolut dijumlahkan, dihitung presentasenya untuk masing-masing persyaratan teknik. lalu ditentukan prioritas yang harus ada dan atribut-atribut yang diharapkan pelanggan penghitungan pada Lampiran 9. Untuk nilai bobot absolut setiap persyaratan teknik beserta urutan prioritasnya dapat dilihat pada Tabel Tabel Bobot Absolut Persyaratan Teknik No. Persyaratan Teknik Primer Bobot Absolut Persentase Prioritas 1 Bahan Baku Yang Digunakan % 1 Pengukuran dan Pemotongan 2 Kain Desain Karawo % 4 3 Pengirisan Serat kain 4 Pencabutan Serat Kain % % 6 5 Penyulaman Desain Karawo % 5 6 Pengikatan serat-serat kain yang telah diiris, cabut dan sulam % 8 7 Pemeriksaan hasil Sulaman Karawo % 3 8 Pencucian Dan Penyetrikaan Kain Sulaman % 7

44 69 Berdasarkan Tabel 4.26 dapat diketahui urutan prioritas persyaratan teknik karawo sebagai berikut : 1) Bahan Baku Yang Digunakan 2) Pengirisan Serat kain 3) Pemeriksaan hasil Sulaman Karawo 4) Pengukuran dan Pemotongan Kain Desain Karawo 5) Penyulaman Desain Karawo 6) Pencabutan Serat Kain 7) Pencucian Dan Penyetrikaan Kain Sulaman 8) Pengikatan serat-serat kain yang telah diiris, cabut dan sulam Bobot Relatif Persyaratan Teknik Bobot relatif untuk setiap persyaratan teknik ditentukan dengan mengalikan nilai simbol pada matriks hubungan dengan bobot absolut pada prioritas persyaratan pelanggan. Bobot relatif berada pada barisan paling bawah dari prioritas persyaratan teknik. Pengusaha karawo perlu memusatkan perhatian pada persyaratan teknik yang memiliki bobot absolut dan bobot relatif lebih tinggi. Sejalan dengan derajat kesulitan persyaratan teknik, keputusan dapat dibuat dengan memperhatikan dimana mengalokasikan sumberdaya untuk perbaikan kualitas. Berdasarkan hasil perhitungan pada Lampiran 9, diketahui bobot relatif setiap persyaratan teknik seperti yang terdapat pada Tabel 4.27., Tabel Bobot Relatif Persyaratan Teknik No. Persyaratan Teknik Primer Bobot Relatif Persentase Prioritas 1 Bahan Baku Yang Digunakan % 1

45 70 2 Pengukuran dan Pemotongan Kain Desain Karawo % 4 3 Pengirisan Serat kain % 2 4 Pencabutan Serat Kain % 6 5 Penyulaman Desain Karawo % Pengikatan serat-serat kain yang telah diiris, cabut dan sulam Pemeriksaan hasil Sulaman Karawo Pencucian Dan Penyetrikaan Kain Sulaman % % % 7 Berdasarkan tabel Tidak ada perbedaan urutan prioritas antara bobot absolut dan bobot relatif persyaratan teknik. Urutan pada persyaratan teknik berdasarkan bobot relatif persyaratan teknik adalah Bahan Baku Yang Digunakan, Pengirisan Serat kain, Pemeriksaan hasil Sulaman Karawo, Pengukuran dan Pemotongan Kain Desain Karawo, Penyulaman Desain Karawo, Pencabutan Serat Kain, Pencucian Dan Penyetrikaan Kain Sulaman dan Pengikatan serat-serat kain yang telah diiris, cabut dan sulam. Perbedaan utama bobot absolut dan bobot relatif adalah bobot relatif juga mencakup informasi tentang faktor skala kenaikan dan poin penjualan.

46 71 Gambar 4.3. House Of Quality Berdasarkan hasil dari perhitungan house of quality maka karawo yang di inginkan oleh sebagian besar konsumen adalah karawo dengan motif sebagai berikut :

47 72 Karawo untuk wanita di gunakan manik bulat biru langit digantungkan pada karawo bagian leher, bis putih pada bagian dada dengan model lengkungan, menggunakan motif bunga dengan warna putih, manik persegi panjang warna biru langit dilekatkan pada belakang punggung dan digunakan berlian imitasi transparan pada ujung manik persegi panjang. Karawo untuk pria digunakan sebagai jas semi resmi di pakaikan kupluk dengan bagian luar biru langit dan dalam putih, warna jas biru langit dengan bis putih pada lengan dan kantong, dan menggunakan kancing biru langit. Untuk selanjutnya dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

48 73 Sumber : data hasil olahan 2013 Gambar 4.4. Desain Karawo 2013

BAB VI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN (BAGIAN EVALUASI KINERJA PELAYANAN DENGAN METODE QFD)

BAB VI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN (BAGIAN EVALUASI KINERJA PELAYANAN DENGAN METODE QFD) BAB VI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN (BAGIAN EVALUASI KINERJA PELAYANAN DENGAN METODE QFD) 6.1 Karakteristik Penumpang Karakteristik penumpang diperlukan dalam penelitian ini yang bertujuan untuk mengetahui

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN 37 IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Serpong Kabupaten Tangerang Selatan dan Kecamatan Gunung Sindur Kabupaten Bogor. Lokasi penelitian ditentukan

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Lokasi penelitian ditentukan secara sengaja (purposive) yaitu di Gabungan Kelompok Tani Sugih

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Obyek Penelitian Penelitian ini mengambil obyek yaitu produk minuman susu sereal UHT produksi sebuah perusahaan makanan dan minuman yang berada di Cakung. Bahan baku yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. informasi mengenai kebutuhan data penelitian. Adapun obyek yang. dijadikan penelitian adalah Kopma UNY core.

BAB III METODE PENELITIAN. informasi mengenai kebutuhan data penelitian. Adapun obyek yang. dijadikan penelitian adalah Kopma UNY core. BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek dan Subyek Penelitian 1. Obyek penelitian Obyek penelitian yang diamati adalah sasaran yang menjadi sumber informasi mengenai kebutuhan data penelitian. Adapun obyek

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 KERANGKA PEMIKIRAN Penelitian yang bertujuan untuk mempertemukan kebutuhan konsumen dengan peningkatan pelayanan yang mampu diusahakan oleh PT. Mitra Nasional Kualitas, akan dilakukan

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Usaha di bidang kuliner seperti warung tenda, food court, cafe maupun restoran merupakan salah satu usaha yang banyak berdiri di Bandung. Salah satu pelakunya adalah Atmosphere Resort Cafe, yang

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Persaingan perguruan tinggi dewasa ini dapat kita rasakan semakin ketat, hal ini dikarenakan adanya tuntutan dunia usaha akan sumber daya manusia yang berkualitas untuk memenuhi berbagai sektor,

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. operator unit Hydrocracking Unit di Refinery Unit V Balikpapan. Wearpack yang

BAB V PEMBAHASAN. operator unit Hydrocracking Unit di Refinery Unit V Balikpapan. Wearpack yang 97 BAB V PEMBAHASAN 5.1 Analisis Desain 5.1.1 Desain Lama merupakan salah satu alat pelindung diri yang wajib dipakai di dalam area kerja di industri perminyakan. Kewajiban tersebut juga berlaku bagi operator

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Penelitian Metode penelitian menunjukan bagaimana penelitian dilakukan dari identifikasi masalah sampai dengan analisis dan kesimpulan. Tahapan metode dari penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini adalah Hotel Bintang Griyawisata Jakarta.

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini adalah Hotel Bintang Griyawisata Jakarta. BAB III METODE PENELITIAN A.Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini akan dilakukan selama 3 bulan yaitu dimulai pada bulan Maret sampai dengan bulan Mei tahun 2016. Adapun tempat yang dijadikan objek

Lebih terperinci

7.1. Pembentukan House of Quality Elemen Desain Kursi Rotan

7.1. Pembentukan House of Quality Elemen Desain Kursi Rotan 7 INTEGRASI DESAIN Tahapan integrasi desain merupakan tahap pengintegrasian dari metodemetode yang digunakan sebelumnya. Pada tahapan ini, baik bobot yang diperoleh menggunakan analytical hierarchi process

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Deskripsi responden Profil responden digambarkan dengan menganalisa karakteristik sosial dan demografi responden. Karakteristik demografi dilihat dari umur dan jenis kelamin, sedangkan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Product Bundling Product bundling adalah strategi penjualan yang diterapkan di pemasaran. Product bundling mempunyai tujuan untuk memaksimalkan keuntungan dalam berbagai macam

Lebih terperinci

ABSTRAK KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN Latar Belakang Penelitian Identifikasi Masalah 3

ABSTRAK KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN Latar Belakang Penelitian Identifikasi Masalah 3 ABSTRAK Perkembangan hotel dewasa ini dapat kita rasakan semakin bertambah pesat, hal ini dikarenakan adanya perubahan pola dalam kehidupan masyarakat dan adanya peningkatan dalam bidang kepariwisataan.

Lebih terperinci

METODA PENELITIAN. Kerangka Pemikiran Konseptual Penelitian. Mulai

METODA PENELITIAN. Kerangka Pemikiran Konseptual Penelitian. Mulai 45 METODA PENELITIAN Kerangka Pemikiran Konseptual Penelitian Semakin ketatnya persaingan produk agroindustri pangan merupakan tantangan bagi industri dalam memenuhi harapan konsumen, oleh karena itu setiap

Lebih terperinci

DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR

DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR ABSTRAK Permata GYM & SPA merupakan pusat kebugaran yang ingin memperkenalkan konsep hidup sehat kepada masyarakat luas dengan menawarkan program kebugaran yang bermanfaat khususnya di kota Bandung. Dari

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PROGRAM PERBAIKAN KUALITAS LAYANAN PADA USAHA JASA MENGGUNAKAN QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD)

PENGEMBANGAN PROGRAM PERBAIKAN KUALITAS LAYANAN PADA USAHA JASA MENGGUNAKAN QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) PENGEMBANGAN PROGRAM PERBAIKAN KUALITAS LAYANAN PADA USAHA JASA MENGGUNAKAN QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) Tri Juwita Nurcahyawening NRP 9113201301 Dosen Pembimbing : Prof. Dr. Ir. Moses L. Singgih,

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Layanan terhadap pelanggan yang ramah dan berkualitas sangat diperlukan pada semua perusahaan terutama yang bergerak di bidang jasa, seperti halnya Toko Kosmetik Sinar Baru yang bergerak dalam

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Listrik merupakan salah satu kebutuhan yang penting bagi perkembangan dan peradaban umat manusia. Hal ini ditunjukkan bahwa semua masyarakat Indonesia menggunakan listrik untuk kebutuhan sehari-hari,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bersifat Mix Method (Qualitatif dan Quantitatif), Metode

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bersifat Mix Method (Qualitatif dan Quantitatif), Metode 41 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Lokasi Penelitian Penelitian ini bersifat Mix Method (Qualitatif dan Quantitatif), Metode kualitatif pada tiga tahap penelitian awal dan menggunakan metode kuantitatif

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. konsumen adalah Quality Function Deployment (QFD). Penerapan metode

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. konsumen adalah Quality Function Deployment (QFD). Penerapan metode BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Tahapan QFD Alat perencanaan yang digunakan untuk memenuhi keinginan konsumen adalah Quality Function Deployment (QFD). Penerapan metode QFD diawali dengan pembentukan House

Lebih terperinci

Seminar Nasional IENACO ISSN:

Seminar Nasional IENACO ISSN: PERBAIKAN KUALITAS PRODUK RAJUT DENGAN MENGGUNAKAN METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) DI CV. SALWA KNIT BANDUNG Julian Robecca Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik dan Ilmu komputer, Universitas

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain penelitian memaparkan prosedur atau dasar penelitian secara detil yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu masalah dalam penelitian. Metode penelitian

Lebih terperinci

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XX Program Studi MMT-ITS, Surabaya 1 Februari 2014

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XX Program Studi MMT-ITS, Surabaya 1 Februari 2014 ANALISIS KUALITAS LAYANAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE SERVICE QUALITY (SERVQUAL), MODEL KANO DAN QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) (Studi Kasus: Restoran X Lokasi Surabaya) Soca Waskitha 1) dan Suparno 2)

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Alur Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Alur Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Alur Penelitian Agar penelitian yang dilakukan lebih terarah dan sistematis, maka perlu di buat alur penelitian adapun alur penelitian dapat dilihat dari flow chart berikut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kompetisi pada era globalisasi telah merambah disegala bidang, termasuk

BAB I PENDAHULUAN. Kompetisi pada era globalisasi telah merambah disegala bidang, termasuk 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kompetisi pada era globalisasi telah merambah disegala bidang, termasuk bidang industri barang dan jasa. Munculnya produk-produk baru yang membanjiri pasar-pasar

Lebih terperinci

RANCANGAN PRODUK KNALPOT MOTOR DENGAN METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT

RANCANGAN PRODUK KNALPOT MOTOR DENGAN METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT RANCANGAN PRODUK KNALPOT MOTOR DENGAN METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT MUHAIMIN Program Studi Teknik Industri Universitas Azzahra, Jakarta Email : muhaimin.han@gmail.com ABSTRAKSI Konsumen cenderung

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Karangmalang, Sleman, DIY. Berdiri 2 Oktober Jenis Koperasi:

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Karangmalang, Sleman, DIY. Berdiri 2 Oktober Jenis Koperasi: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Obyek Penelitian 1. Identitas Koperasi Koperasi Mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta (Kopma UNY) berkedudukan di Gd. Business Centre Kopma UNY,

Lebih terperinci

ANALISIS DATA Metode Pembobotan AHP

ANALISIS DATA Metode Pembobotan AHP ANALISIS DATA Data yang diperoleh dari hasil wawancara dengan konsumen dan pakar serta tinjauan langsung ke lapangan, dianalisa menggunakan metode yang berbeda-beda sesuai kebutuhan dan kepentingannya.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Dalam pengertian paling luas, manajemen operasi berkaitan dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Dalam pengertian paling luas, manajemen operasi berkaitan dengan BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Manajemen Operasi 2.1.1 Definisi Manajemen Operasi Dalam pengertian paling luas, manajemen operasi berkaitan dengan produksi barang dan jasa. Proses menghasilkan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. 4.1 Aktivitas Yang Dilakukan Oleh Rumah Makan Spesial Sambal (SS)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. 4.1 Aktivitas Yang Dilakukan Oleh Rumah Makan Spesial Sambal (SS) BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN 4.1 Aktivitas Yang Dilakukan Oleh Rumah Makan Spesial Sambal (SS) Rumah makan spesial sambal telah melakukan berbagai upaya dalam meningkatkan pelayanan agar tercapai

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. repository.unisba.ac.id. BAB I Pendahuluan Latar Belakang Perumusan Masalah Tujuan Penelitian...

DAFTAR ISI. repository.unisba.ac.id. BAB I Pendahuluan Latar Belakang Perumusan Masalah Tujuan Penelitian... DAFTAR ISI BAB I Pendahuluan... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Perumusan Masalah... 3 1.3 Tujuan Penelitian... 4 1.4 Pembatasan Masalah... 4 1.5 Sistematika Penulisan... 4 BAB II Tinjauan Pustaka... 6 2.1

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN 5.1. Analisis 5.1.1. Analisis Metode Quality Function Deployment (QFD) A. Analisis Atribut Whats Whats merupakan pendefinisian atribut-atribut kebutuhan dan keinginan konsumen

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN

KUESIONER PENELITIAN KUESIONER PENELITIAN Kepada Yth, Bapak/Ibu/Sdr/i konsumen restoran D Cost seafood Dalam rangka penyusunan Tugas Akhir pada jurusan Teknik Industri di Universitas Kristen Maranatha Bandung, dengan ini saya

Lebih terperinci

Analisis Kepuasan Pelanggan Terhadap Pelayanan Hotel Lido Graha dengan Metode Quality Functions Deployment (QFD)

Analisis Kepuasan Pelanggan Terhadap Pelayanan Hotel Lido Graha dengan Metode Quality Functions Deployment (QFD) Malikussaleh Industrial Engineering Journal Vol.2 No.2 (2013) 26-31 ISSN 2302 934X Quality Engineering & Management Analisis Kepuasan Pelanggan Terhadap Pelayanan Hotel Lido Graha dengan Metode Quality

Lebih terperinci

Melani Anggraini Fakultas Teknik, Program Studi Teknik Industri Universitas Malahayati Bandar Lampung

Melani Anggraini Fakultas Teknik, Program Studi Teknik Industri Universitas Malahayati Bandar Lampung EALUASI KUALITAS PRODUK PADA INDUSTRI KERAJINAN DENGAN METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) (Studi kasus pada industri kerajinan batik di Yogyakarta) Melani Anggraini Fakultas Teknik, Program Studi

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN METODOLOGI PENELITIAN Semakin ketatnya persaingan akan produk pangan agroindustri merupakan tantangan bagi industri dalam memenuhi harapan konsumen. Oleh karena itu, setiap perusahaan melakukan berbagai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Definisi kualitas. Kualitas merupakan kondisi dinamis yang memiliki hubungan dengan produk dan jasa, manusia, proses dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Jumlah keseluruhan pelanggan PT. Logistic One Solution yang

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Jumlah keseluruhan pelanggan PT. Logistic One Solution yang 30 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Karakteristik Responden Jumlah keseluruhan pelanggan PT. Logistic One Solution yang menjadi responden dalam penelitian ini sebanyak 43 responden. Adapun karakteristik

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Pengumpulan Data Proses pengumpulan dilakukan untuk mendapatkan data-data yang dibutuhkan dalam perancangan Stasiun penyemiran sepatu. Meliputi data antro pometri

Lebih terperinci

PERANCANGAN DESAIN PRODUK TABLE VASE DENGAN MENGGUNAKAN METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT

PERANCANGAN DESAIN PRODUK TABLE VASE DENGAN MENGGUNAKAN METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT PERANCANGAN DESAIN PRODUK TABLE VASE DENGAN MENGGUNAKAN METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT RosnaniGintingdanMeutiaFadilla Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara Jl. Almamater

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tingginya tingkat persaingan dunia industri akhir-akhir ini menuntut

BAB I PENDAHULUAN. Tingginya tingkat persaingan dunia industri akhir-akhir ini menuntut BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tingginya tingkat persaingan dunia industri akhir-akhir ini menuntut setiap perusahaan untuk selalu bersaing dalam menjaga dan meningkatkan mutu produk atau jasa yang

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA

BAB IV ANALISIS DATA 57 BAB IV ANALISIS DATA 4.1 Pengumpulan Data Dalam pelaksanaan penelitian ini, dilakukan pengumpulan bahan-bahan serta data-data yang akan digunakan dalam perancangan desain wearpack yang baru. Data tersebut

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Persaingan yang semakin ketat, membuat setiap perusahaan harus memiliki suatu keunggulan bersaing agar dapat bertahan dan memenangkan persaingan.

Lebih terperinci

Universitas Kristen Maranatha

Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Perpustakaan Terintegrasi (PTUKM) merupakan pengintegrasian dari perpustakaan terdistribusi yang sebelumnya dimiliki oleh fakultas-fakultas yang terdapat di (UKM). Pengintegrasian ini dilakukan

Lebih terperinci

ANALISIS PERANCANGAN DAN PENGEMBANGAN PRODUK TAS RANSEL KHAS ACEH MENGGUNAKAN METODE REKAYASA NILAI (STUDI KASUS DI UD. IKHSAN)

ANALISIS PERANCANGAN DAN PENGEMBANGAN PRODUK TAS RANSEL KHAS ACEH MENGGUNAKAN METODE REKAYASA NILAI (STUDI KASUS DI UD. IKHSAN) ANALISIS PERANCANGAN DAN PENGEMBANGAN PRODUK TAS RANSEL KHAS ACEH MENGGUNAKAN METODE REKAYASA NILAI (STUDI KASUS DI UD. IKHSAN) Ir. Syamsul Bahri, M.Si 1, Ir. Amri, MT 2 dan Elza Ayu Alviany 3 1,2,3 Jurusan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... iii iv vi I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Identifikasi Masalah... 3 1.3 Perumusan Masalah... 7 1.4 Tujuan Penelitian... 7 1.5 Manfaat

Lebih terperinci

QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD)

QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) Definisi QFD QFD adalah suatu metodologi terstruktur yang digunakan dalam proses perencanaan dan pengembangan produk untuk menentapkan spesifikasi kebutuhan dan keinginan

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang

Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Bandung merupakan kota Di Indonesia yang terkenal akan keaneka ragaman wisata kulinernya. Bila kita lihat kembali banyak sekali usaha-usaha kuliner yang berdiri di

Lebih terperinci

3. METODE PENELITIAN. Lukman Arhami. Perencanaan strategi..., FT UI., Universitas Indonesia

3. METODE PENELITIAN. Lukman Arhami. Perencanaan strategi..., FT UI., Universitas Indonesia 69 3. METODE PENELITIAN Untuk menyelesaikan permasalahan, maka perlu disusun langkah-langkah penyelesaian masalah sebagai berikut : Keterangan flowchart : 1. Survey Pendahuluan Studi litaratur dilakukan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam era globalisasi perkembangan teknologi sangat cepat, salah satunya dalam sistem informasi dan komunikasi. Salah satu produk dari perkembangan teknologi tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. di bidang jasa boga, maka setiap perusahaan perlu menciptakan konsep

BAB I PENDAHULUAN. di bidang jasa boga, maka setiap perusahaan perlu menciptakan konsep 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam persaingan bisnis yang semakin ketat dewasa ini dan seiring dengan semakin banyaknya perusahaan pesaing yang bermunculan khususnya di bidang jasa boga, maka

Lebih terperinci

Industrial Management Analisis Kepuasan Pelanggan Pemakaian Produk Gypsum dengan Menggunakan Metode Quality Function Deployment

Industrial Management Analisis Kepuasan Pelanggan Pemakaian Produk Gypsum dengan Menggunakan Metode Quality Function Deployment Industrial Engineering Journal Vol.6 No.2 (2017) 31-38 ISSN 2302 934X Industrial Management Analisis Kepuasan Pelanggan Pemakaian Produk Gypsum dengan Menggunakan Metode Quality Function Deployment Amri

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA. sebanyak 30 buah. Kemudian dilakukan uji valliditas dan reliabilitas.

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA. sebanyak 30 buah. Kemudian dilakukan uji valliditas dan reliabilitas. 46 BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1.Pengumpulan Data Dalam penelitian ini, data diperoleh dari pengguna jam weker. pengumpulan data dilakukan dengnan langkah awal penyebaran kuisioner terbuka

Lebih terperinci

7.1. Tingkat Kepentingan dan Tingkat Kinerja

7.1. Tingkat Kepentingan dan Tingkat Kinerja 2.000.000 sampai Rp 3.000.000, yaitu sebesar 11,11 persen, sementara pada tingkat pendapatan antara Rp 3.000.000 sampai Rp 4.000.000 memiliki persentase sebesar 15 persen. Kemudian responden yang memilki

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, penulis menarik beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1. Responden pada penelitian ini merupakan konsumen dari

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Nako terdiri dari 7 orang pengrajin kemudian kelompok ketiga diketuai oleh Ibu

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Nako terdiri dari 7 orang pengrajin kemudian kelompok ketiga diketuai oleh Ibu 37 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Jenis Kain Karawo Di Desa Tabongo Barat Kecamatan Tabongo Kabupaten Gorontalo terdapat empat kelompok pengrajin, kelompok pertama diketuai oleh Ibu Sarta Talib terdiri

Lebih terperinci

INTEGRASI QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT DAN KANO GUNA PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN PRODUK GUNTING MULTIFUNGSI

INTEGRASI QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT DAN KANO GUNA PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN PRODUK GUNTING MULTIFUNGSI INTEGRASI QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT DAN KANO GUNA PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN PRODUK GUNTING MULTIFUNGSI 1) Mustakim ABSTRAK Saat ini bagi masyarakat, alat bantu pemotong sudah merupakan kebutuhan dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Objek penelitian adalah produk shoulder bags untuk wanita usia 17 sampai

BAB III METODE PENELITIAN. Objek penelitian adalah produk shoulder bags untuk wanita usia 17 sampai 26 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian adalah produk shoulder bags untuk wanita usia 17 sampai 45 tahun yang digunakan untuk aktivitas harian selain bekerja dan kuliah. Aktivitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek/Subyek Penelitian 1. Obyek Penelitian. Obyek pada penelitian ini adalah Jogja T-Shirt yang berlokasi di jalan Jambon Dsn. Baturan RT. 01 RW. 19 Trihanggo Sleman - Yogyakarta

Lebih terperinci

BAB III DISAIN PRODUK

BAB III DISAIN PRODUK BAB III DISAIN PRODUK 3.1. Pendahuluan Salah satu karakteristik manusia adalah mereka selalu berusaha mencitakan sesuatu, baik alat atau benda lainnya untuk membantu kehidupan mereka. Untuk mewejudkan

Lebih terperinci

INTEGRASI METODE SERVQUAL DAN QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) GUNA MENINGKATAN PELAYANAN JASA DI PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM) SURABAYA

INTEGRASI METODE SERVQUAL DAN QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) GUNA MENINGKATAN PELAYANAN JASA DI PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM) SURABAYA INTEGRASI METODE SERVQUAL DAN QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) GUNA MENINGKATAN PELAYANAN JASA DI PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM) SURABAYA Helmi Wahyudi A 1, Udisubakti Ciptomulyono 2 1 Mahasiswa Magister

Lebih terperinci

ANALISIS SERVICE QUALITY GUNA MEMENUHI SN-DIKTI PADA POLITEKNIK SWASTA DI KOTA MEDAN

ANALISIS SERVICE QUALITY GUNA MEMENUHI SN-DIKTI PADA POLITEKNIK SWASTA DI KOTA MEDAN ANALISIS SERVICE QUALITY GUNA MEMENUHI SN-DIKTI PADA POLITEKNIK SWASTA DI KOTA MEDAN Iwani Purba 1, Ruri Aditya Sari 2 Fahmi Sulaiman 3 1 Program Studi Adminsitrasi Bisnis Politeknik LP3I Medan 3,3 Program

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PRODUK BATU ONIX BERDASARKAN PERSEPSI DAN KEINGINAN KONSUMEN

PENGEMBANGAN PRODUK BATU ONIX BERDASARKAN PERSEPSI DAN KEINGINAN KONSUMEN PENGEMBANGAN PRODUK BATU ONIX BERDASARKAN PERSEPSI DAN KEINGINAN KONSUMEN Suhartini Jurusan Teknik Industri, Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya titin63@yahoo.com ABSTRAK Program utama dalam memulihkan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metodologi Penelitian Penulisan tugas akhir ini melalui beberapa tahapan yang dilakukan. Tahapantahapan tersebut, antara lain: a. Menentukan Tempat Penelitian Tahap awal

Lebih terperinci

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN 5.1 Mochi Lampion Kaswari Sukabumi Kue Mochi Lampion Kaswari Sukabumi berdiri tahun 1983,tempat perdagangan dan pabrik si hijau ini berlokasi di Jl. Bhayangkara Gg. Kaswari

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 42 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metodologi Penelitian Metodologi penelitian ini merupakan cara yang digunakan untuk memecahkan masalah dengan langkah-langkah yang akan ditempuh harus relevan dengan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN IDENTIFIKASI MASALAH STUDI LAPANGAN STUDI LITERATUR. QFD (Quality function deployment) ANALISA DATA PERANCANGAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN IDENTIFIKASI MASALAH STUDI LAPANGAN STUDI LITERATUR. QFD (Quality function deployment) ANALISA DATA PERANCANGAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Diagram alir MULAI IDENTIFIKASI MASALAH STUDI LITERATUR STUDI LAPANGAN QFD (Quality function deployment) VOC HOQ ANALISA DATA PERANCANGAN PENGGUJIAN KESIMPULAN SELESAI

Lebih terperinci

ANALISA KEPUASAN PELANGGAN TERHADAP KUALITAS LAYANAN BENGKEL DENGAN METODE SERVQUAL DAN QFD SKRIPSI

ANALISA KEPUASAN PELANGGAN TERHADAP KUALITAS LAYANAN BENGKEL DENGAN METODE SERVQUAL DAN QFD SKRIPSI ANALISA KEPUASAN PELANGGAN TERHADAP KUALITAS LAYANAN BENGKEL DENGAN METODE SERVQUAL DAN QFD (Studi kasus di Shop And Drive Astra Otoparts CV. Fastlube Mas ) SKRIPSI Diajukan Oleh : FRIDA SANDIA PUSPITA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pasar semakin kompetitif dan tidak mungkin terhindarkan lagi. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN. pasar semakin kompetitif dan tidak mungkin terhindarkan lagi. Salah satu BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Persaingan antara bisnis yang memiliki kesamaan produk dan target pasar semakin kompetitif dan tidak mungkin terhindarkan lagi. Salah satu bisnis yang banyak dijumpai

Lebih terperinci

ANALISIS QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) UNTUK MENGETAHUI KEINGINAN DAN HARAPAN KONSUMEN

ANALISIS QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) UNTUK MENGETAHUI KEINGINAN DAN HARAPAN KONSUMEN ANALISIS QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) UNTUK MENGETAHUI KEINGINAN DAN HARAPAN KONSUMEN KONSUMEN CPO A. Customer Needs and Benefits (Harapan Pelanggan) Survei pendahuluan dilakukan dengan wawancara

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai derajat Sarjana S 1 Pada Fakultas Ekonomi & Bisnis Universitas Katolik Soegijapranata Semarang

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai derajat Sarjana S 1 Pada Fakultas Ekonomi & Bisnis Universitas Katolik Soegijapranata Semarang ANALISIS PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN JASA DENGAN METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT ( STUDI PADA PT. KAI (PERSERO) DAOP 4 SEMARANG KELAS BISNIS UTAMA ) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi ini persaingan bisnis menjadi sangat tajam, baik di

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi ini persaingan bisnis menjadi sangat tajam, baik di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi ini persaingan bisnis menjadi sangat tajam, baik di pasar domestik maupun di pasar internasional. Untuk memenangkan persaingan, perusahaan

Lebih terperinci

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA 35 BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA 4.1. Gambaran Proses gambar 4. 1 Alur proses Klaim Biaya Pengobatan 36 4.2. Pengumpulan Data Dalam penelitian ini pengumpulan data didapat dari hasil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul Perkembangan bisnis dalam dunia usaha saat ini mengalami perkembangan yang cukup pesat terutama dibidang pelayanan dan jasa, semakin banyaknya perusahaan

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN KUALITAS LAYANAN FARMASI RSK. ST VINCENTIUS A PAULO SURABAYA DENGAN MENGGUNAKAN METODE SERVQUAL DAN QFD

UPAYA PENINGKATAN KUALITAS LAYANAN FARMASI RSK. ST VINCENTIUS A PAULO SURABAYA DENGAN MENGGUNAKAN METODE SERVQUAL DAN QFD UPAYA PENINGKATAN KUALITAS LAYANAN FARMASI RSK. ST VINCENTIUS A PAULO SURABAYA DENGAN MENGGUNAKAN METODE SERVQUAL DAN QFD Hilda Harijono dan Bobby Oedy P. Soepangkat Program Studi Magister Manajemen Teknologi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Usaha batik Al-Sufi merupakan usaha batik pertama yang terdapat

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Usaha batik Al-Sufi merupakan usaha batik pertama yang terdapat BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Gambaran Umum Usaha Batik AL-Sufi Usaha batik Al-Sufi merupakan usaha batik pertama yang terdapat di Kota Bengkulu, didirikan pada tahun

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 48 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian akan dilakukan di Unit Operasi Hydrocracking Complex (HCC) di PT Pertamina (Persero) RU V Balikpapan, Jalan Yos Sudarso No 1 Balikpapan, Kalimantan

Lebih terperinci

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 6 KESIMPULA DA SARA 6.1 Kesimpulan Dari hasil pengolahan data dan analisis maka didapatkan beberapa hal yang dapat disimpulkan berkaitan dengan hasil penelitian yang dilakukan mengenai identifikasi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metodologi Penelitian Metodologi penelitian menguraikan seluruh kegiatan yang dilaksanakan selama penelitian berlangsung dari awal proses penelitian sampai akhir penelitian.

Lebih terperinci

Bab 4 Pengumpulan dan Pengolahan Data

Bab 4 Pengumpulan dan Pengolahan Data 47 Bab 4 Pengumpulan dan Pengolahan Data Bab ini berisi pengumpulan data dan hasil pengolahan data yang dilakukan berdasarkan metodologi yang telah disusun pada Bab 3. 4.1. Data Umum Perusahaan Data yang

Lebih terperinci

Product Design & Development Hubungan Kebutuhan Pekerja Terhadap Karakteristik Teknik Pada Perancangan Alat Pengepres Melinjo Dengan Metode QFD

Product Design & Development Hubungan Kebutuhan Pekerja Terhadap Karakteristik Teknik Pada Perancangan Alat Pengepres Melinjo Dengan Metode QFD Malikussaleh Industrial Engineering Journal Vol.3 No. (014) 8-33 ISSN 30 934X Product Design & Development Hubungan Kebutuhan Pekerja Terhadap Karakteristik Teknik Pada Perancangan Alat Pengepres Melinjo

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini, objek penelitian adalah penggunaan metode QFD

BAB III OBJEK DAN METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini, objek penelitian adalah penggunaan metode QFD 44 BAB III OBJEK DAN METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Dalam penelitian ini, objek penelitian adalah penggunaan metode QFD (Quality Fuction Deylopment) sebagai objek penelitian. Penggunaan Quality

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan sejenis makin kompetitif. Untuk konsumen yang cepat berubah secara

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan sejenis makin kompetitif. Untuk konsumen yang cepat berubah secara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang penelitian Perusahaan jasa yang makin kompleks, membawa dampak persaingan antar perusahaan sejenis makin kompetitif. Untuk konsumen yang cepat berubah secara dinamis

Lebih terperinci

Peningkatan Kualitas Layanan General Affair Menggunakan Metode ServQual dan QFD pada PT. Meratus Line

Peningkatan Kualitas Layanan General Affair Menggunakan Metode ServQual dan QFD pada PT. Meratus Line Peningkatan Kualitas Layanan General Affair Menggunakan Metode ServQual dan QFD pada PT. Meratus Line TESIS Nugraha T. Hutapea 9108.201.311 Pembimbing : Prof. Dr. Ir. Udi Subakti Ciptomulyono, MEngSc MMT

Lebih terperinci

Bab VI Kesimpulan dan Saran

Bab VI Kesimpulan dan Saran Bab VI Kesimpulan dan Saran 6.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil yang diperoleh pada bab sebelumnya, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dilakukan antara lain sebagai berikut

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Langkah langkah (flow chart) pemecahan masalah. Mulai. Observasi Pendahuluan. Penetapan Tujuan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Langkah langkah (flow chart) pemecahan masalah. Mulai. Observasi Pendahuluan. Penetapan Tujuan BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Langkah langkah (flow chart) pemecahan masalah Mulai Observasi Pendahuluan Studi Pustaka Identifikasi Masalah Penetapan Tujuan Identifikasi atribut penelitian Pembuatan

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR INTEGRASI METODE KANO DAN QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) DALAM ANALISIS KEPUASAN TERHADAP

TUGAS AKHIR INTEGRASI METODE KANO DAN QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) DALAM ANALISIS KEPUASAN TERHADAP TUGAS AKHIR INTEGRASI METODE KANO DAN QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) DALAM ANALISIS KEPUASAN TERHADAP KUALITAS PENDIDIKAN DI JURUSAN TEKNIK INDUSTRI Ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan akademik

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI...

BAB 2 LANDASAN TEORI... iii ABSTRAK Saat ini lembaga pendidikan bukan hanya sekedar tempat untuk belajar dan memperoleh pendidikan. Hampir seluruh lembaga pendidikan berusaha untuk memperbaiki kualitas pendidikan dan pengajaran

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kepuasan Pelanggan Kepuasan pelanggan hanya dapat terbentuk apabila pelanggan merasa puas atas produk dan pelayanan yang diterima mereka. Kepuasan pelanggan inilah yang menjadi

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA KATA PENGANTAR Puji dan syukur kepada Tuhan Yesus Kristus karena atas rahmat dan bimbingan- Nya maka penyusun dapat menyelesaikan penulisan tugas akhir ini sebagai salah satu persyaratan kelulusan untuk

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN KUALITAS LAYANAN KEPADA PELANGGAN DENGAN MENGGUNAKAN INTEGRASI METODE SERVQUAL

UPAYA PENINGKATAN KUALITAS LAYANAN KEPADA PELANGGAN DENGAN MENGGUNAKAN INTEGRASI METODE SERVQUAL UPAYA PENINGKATAN KUALITAS LAYANAN KEPADA PELANGGAN DENGAN MENGGUNAKAN INTEGRASI METODE SERVQUAL DENGAN QFD (Studi Kasus: PT PLN (Persero) APJ Surabaya Utara Unit Pelayanan Kenjeran) Rian Sahib, Haryono

Lebih terperinci

ANALISA PROSES BISNIS

ANALISA PROSES BISNIS ANALISA PROSES BISNIS Pertemuan 6: Improvement Planning & Improvement Credit to. Mahendrawati ER, Ph.D. Outline Materi 1 1. Quality Function Deployment 2. Improvement Tools 6.1 Quality Function Deployment

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING... ii. HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI... iii. HALAMAN PERSEMBAHAN... iv. HALAMAN MOTTO...

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING... ii. HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI... iii. HALAMAN PERSEMBAHAN... iv. HALAMAN MOTTO... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING... ii HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI... iii HALAMAN PERSEMBAHAN... iv HALAMAN MOTTO... v KATA PENGANTAR... vi DAFTAR ISI... viii DAFTAR TABEL...

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN PENGEMBANGAN PRODUK KOPI UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMASARAN DENGAN BERORIENTASI PADA PELANGGAN

PERANCANGAN DAN PENGEMBANGAN PRODUK KOPI UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMASARAN DENGAN BERORIENTASI PADA PELANGGAN PERANCANGAN DAN PENGEMBANGAN PRODUK KOPI UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMASARAN DENGAN BERORIENTASI PADA PELANGGAN Ary Permatadeny. N 1), Johan Andi 2) 1),2) Teknik Industri, Universitas Nusantara PGRI

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PROGRAM PERBAIKAN KUALITAS PADA USAHA JASA MENGGUNAKAN QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD)

PENGEMBANGAN PROGRAM PERBAIKAN KUALITAS PADA USAHA JASA MENGGUNAKAN QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) PENGEMBANGAN PROGRAM PERBAIKAN KUALITAS PADA USAHA JASA MENGGUNAKAN QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) Tri Juwita N. 1) dan Moses L. Singgih 2) 1,2) Program Studi Magister Manajemen Teknologi Institut Teknologi

Lebih terperinci

DAFTAR PERTANYAAN PENELITIAN UNTUK BAHAN PENYUSUNAN SKRIPSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG

DAFTAR PERTANYAAN PENELITIAN UNTUK BAHAN PENYUSUNAN SKRIPSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG DAFTAR PERTANYAAN PENELITIAN UNTUK BAHAN PENYUSUNAN SKRIPSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG 2010 Kami mengucapkan terima kasih atas ketersediaan untuk turut berpertisipasi dalam mengisi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam pemenuhan kebutuhan dan keinginan kosumen, menyebabkan setiap

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam pemenuhan kebutuhan dan keinginan kosumen, menyebabkan setiap BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam persaingan bisnis yang semakin ketat dewasa ini dan seiring dengan semakin banyaknya perusahaan pesaing yang bermunculan khususnya di bidang jasa boga,

Lebih terperinci

STRATEGI PENINGKATAN KUALITAS PRODUK DENGAN METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT DI PT. KARYA TEKNIK PERSADA SURABAYA

STRATEGI PENINGKATAN KUALITAS PRODUK DENGAN METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT DI PT. KARYA TEKNIK PERSADA SURABAYA STRATEGI PENINGKATAN KUALITAS PRODUK DENGAN METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT DI PT. KARYA TEKNIK PERSADA SURABAYA Rony Prabowo, SE. ST. MT Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya, email : rony_prabowomt@yahoo.co.id

Lebih terperinci