Pengendalian Persediaan Bahan Kimia di UBOH PLTU Banten 1 Suralaya PT. Indonesia Power

dokumen-dokumen yang mirip
TINJAUAN PUSTAKA II.1 Peramalan...7

BAB V ANALISA HASIL. Pada bab sebelumnya telah dilakukan pengolahan data-data yang

BAB II LANDASAN TEORI

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI. Jenis data Data Cara pengumpulan Sumber data 1. Jenis dan jumlah produk yang dihasilkan

BAB I PENDAHULUAN. yang ada di dunia usaha saat ini semakin ketat. Hal ini disebabkan tuntutan

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU TEMPE \MENGGUNAKAN MATERIAL REQUIREMENT PLANNING

BAB V ANALISA HASIL. Berdasarkan data permintaan produk Dolly aktual yang didapat (permintaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengendalian Persediaan Bahan Baku Semen Dengan Kendala Kapasitas Gudang Menggunakan Model Probabilistik Q

BAB V ANALISA HASIL. yang digunakan untuk meramalkan keadaan yang akan datang memiliki. penyimpangan atau kesalahan dari keadaan aslinya.

USULAN PENENTUAN TEKNIK LOT SIZING TERBAIK DENGAN MINIMASI BIAYA DALAM PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN KEBUTUHAN CANVAS EP 200 CONVEYOR BELT DI PT.

ABSTRAK. Kemampuan dan keterampilan manajemen mengelola sumber daya yang ada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pengendalian Persediaan Bahan Baku untuk Waste Water Treatment Plant (WWTP) dengan

Manajemen Keuangan. Idik Sodikin,SE,MBA,MM MENGELOLA PERSEDIAAN PERUSAHAAN. Modul ke: Fakultas EKONOMI DAN BISNIS. Program Studi Akuntansi

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB V ANALISA HASIL. Januari 2008 sampai dengan Desember 2008 rata-rata permintaan semakin

Tugas Akhir PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PERSEDIAAN UNTUK PENGADAAN BAHAN BAKU ENGINE. Diajukan guna melengkapi sebagian syarat

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB V PEMBAHASAN. 5.1 Permintaan Konsumen

BAB III METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY DAN PERIOD ORDER QUANTITY

BAB I PENDAHULUAN. industri otomotif dan komponen, sehingga tercipta industri otomotif nasional yang

BAB I PENDAHULUAN. produksi per bulan mencapai 200 pcs untuk semua jenis produk.

PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU BAJA MS DI DIREKTORAT PRODUKSI ATMI CIKARANG

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB V ANALISA HASIL. hasil grafik, dapat di lihat bahwa pola permintaan tidak beraturan sbb : BULAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II LANDASAN TEORI. Suatu sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

OPTIMASI PERENCANAAN PENGENDALIAN BAHAN BAKU PRODUKSI MIE DENGAN METODE SILVER MEAL (Studi Kasus di PT. Surya Pratista Hutama manufactory, Sidoarjo)

Data untuk Perhitungan Biaya Kirim Data untuk Perhitungan Biaya Simpan Pembeli Data untuk Perhitungan Biaya

PERENCANAAN PENGENDALIAN IKAN CAKALANG MENGGUNAKAN PENDEKATAN INVENTORI PROBABILISTIK

PROGRAM PENDIDIKAN SARJANA EKSTENSI DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI

BAB 2 LANDASAN TEORI

Manajemen Persediaan. Perencanaan Kebutuhan Barang (MRP) PPB. Christian Kuswibowo, M.Sc. Modul ke: Fakultas FEB. Program Studi Manajemen

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh konsumen sehingga produk tersebut tiba sesuai dengan waktu yang telah

BUKU PANDUAN PENGGUNAAN APLIKASI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGARUH PENENTUAN JUMLAH PEMESANAN PADA BULLWHIP EFFECT

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB 3 Metode Penelitian

OPTIMASI PERENCANAAN PENGENDALIAN BAHAN BAKU CAPROLACTAM

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. Seiring dengan meningkatknya pangsa pasar, permintaan konsumen juga menjadi

BAB I PENDAHULUAN. bisnis. Sumber daya yang dimaksud meliputi perencanaan bahan baku yang

ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PADA PT. SANTOSA AGRINDO. Ira Mutiara 1, Moh. Mukhsin 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bidang manufaktur, suatu peramalan (forecasting) sangat diperlukan untuk

III KERANGKA PEMIKIRAN

ABSTRAK. iv Universitas Kristen Maranatha

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH PENENTUAN PEMESANAN BAHAN BAKU JAMU ANGKUR PUTIH MENGGUNAKAN METODE SILVER MEAL. (Studi Kasus Di PT. Putro Kinasih, Sukoharjo)

ANALISIS PERENCANAAN PENGENDALIAN BAHAN BAKU MENGGUNAKAN TEKNIK LOTTING DI PT AGRONESIA INKABA BANDUNG

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB V ANALISA HASIL. dikumpulkan untuk pembuatan Perencanaan Kebutuhan Material (MRP.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SKRIPSI PENENTUAN METODE LOT SIZING UNTUK MENGURANGI BULLWHIP EFFECT DAN TOTAL BIAYA PERSEDIAAN

kegiatan produksi pada sistem manufaktur, kegiatan pemasaran pada sistem distribusi

OPTIMALISASI PERSEDIAAN SEMEN PADA C.V. SURYA INDAH DI SAMARINDA. Muhammad Erwan Rizki 1

ABSTRAK. Kata kunci: Pengendalian persediaan, bahan baku, Model pengendalian persediaan probabilistik. vii. Universitas Kristen Maranatha

ANALISA KEBUTUHAN BAHAN BAKU UNTUK MEMINIMALKAN BIAYA PERSEDIAAN DI UD. ANUGERAH BERSAUDARA

BAB 3 METODE PEMECAHAN MASALAH

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Mengenai Pengendalian Persediaan Bahan Baku

PERENCANAAN KEBUTUHAN BAKU PUPUK NPK DI PT. PUPUK KUJANG CIKAMPEK

III. METODE PENELITIAN 3.1 KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III LANDASAN TEORI

OPTIMASI PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN BAHAN BAKU DI PT. SIANTAR TOP TBK ABSTRAK

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

BAB V ANALISA HASIL. periode April 2015 Maret 2016 menghasilkan kurva trend positif (trend meningkat)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. suatu resiko mengalami kendala beroperasi sehingga tidak bisa memenuhi

Yayah Sopiyah 1 Didiek Pramono 2. Abstrak. Kata kunci : Material, Persediaan, Teknik Lot Sizing, Biaya Persediaan Minimum.

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB II ECONOMIC ORDER QUANTITY

Kata Kunci : Peramalan (Forecasting), Perencanaan Persediaan Metode P dan Q. Sistemik Nomor. 4 Volume. 2, Desember

MATERIAL REQUIREMENT PLANNING (MRP)

PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN DISTRIBUSI BAHAN BAKU SUCRALOSE DENGAN METODE DISTRIBUTION REQUIREMENT PLANNING (DRP)

9.Peramalan (Forecasting) A. Teori Peramalan B. Metode Peramalan C. Pengukuran Keakuratan Hasil Peramalan Profil PT.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

ANALISA PENERAPAN TEKNIK LOT SIZING DALAM UPAYA MENGENDALIKAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DI PT. PAKINDO JAYA PERKASA

Kata kunci : distribusi, order fulfillment, lot sizing, distribution requirement planning, peramalan

Berupa persediaan barang berwujud yang digunakan dalam proses produksi. Diperoleh dari sumber alam atau dibeli dari supplier

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

PERENCANAAN KEBUTUHAN BAKU EMPING JAGUNG MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY (STUDI KASUS UKM JAYA BAROKAH SENTOSA, MALANG)

Daftar Isi Lembar Pengesahan Lembar Pernyataan Abstrak Lembar Peruntukan Kata Pengantar Daftar Isi Daftar Tabel Daftar Gambar Daftar Lampiran

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 2 LANDASAN TEORI

ANALISIS PERSEDIAAN PRODUK FARMASI CAIRAN INFUS PADA PEDAGANG BESAR FARMASI (PBF) PT. DOS NI ROHA SAMARINDA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Proudly present. Manajemen Persediaan. Budi W. Mahardhika Dosen Pengampu MK.

Transkripsi:

Pengendalian Persediaan Bahan Kimia di UBOH PLTU Banten 1 Suralaya PT. Indonesia Power Dyah L.Trenggonowati Teknik Industri Fakultas Teknik, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, Cilegon, Indonesia Email: dyahlintang@untirta.ac.id Roni Pati Teknik Industri Fakultas Teknik, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, Cilegon, Indonesia Abstract. Bahan kimia digunakan sebagai bahan tambahan dalam peningkatan kualitas baik dalam internal water treatment maupun eksternal water treatment. Semakin banyaknya kebutuhan energi listrik maka semakin banyak kebutuhan bahan kimia yang digunakan untuk mendukung proses yang menghasilkan energi listrik tersebut. Berdasarkan data gudang pada awal januari 2015, gudang bahan kimia menyimpan 177 pail sodium bisulfit, 58 pail anti foam, 133 pail anti scale, 347 pail ammonia, dan 104 pail hydrazine. Banyaknya stok bahan kimia yang tersimpan digudang membuktikanpengendalian persedian bahan kimia di UJP PLTU Banten 1 Suralaya belum memenuhi kriteria pengelolaan persediaan yang baik. Oleh karena itu diperlukan suatu metode pengendalian persediaan bahan kimia pada perusahaan tersebut, agar jumlah persediaan bahan kimia disini optimal dan menurunkan biaya pemesanan. Pengendalian persedian dilakukan dengan meramalkan kebutuhan bahan kimia untuk 1 tahun kedepan dengan menggunakan data pemakaian bahan kimia 1 tahun sebelumnya, menghitung safetystock di gudang dan ukuran pemesan untuk mendapatkan biaya total pemesan terkecil. Keywords: bahan kimia, pengendalian persediaan, total biaya pemesanan terkecil. 1. PENDAHULUAN Persediaan merupakan aktiva suatu perusahaan dalam bentuk material. Persediaan dapat ditemui baik dalam bentuk bahan baku (Raw Material), barangsetengah jadi (work in process), maupun barang jadi (finished good) pada suatu perusahaan (Bahagia,2006). Fungsi utama persediaan adalah untuk menjamin kelancaran mekanisme pemenuhan barang sesuai dengan kebutuhan sehingga perusahaan yang dikelola mencapai kinerja yang optimum. Perencanaan persediaan dilakukan untuk menjaga tingkat persediaan, dengan menentukan berapa banyak batas minimal tingkat persediaan yang harus dipertimbangkan. Apabila jumlah pemesanan ulang ditetapkan terlalu rendah, maka persediaan akan habis digunakan sebelum persediaan baru diterima sehingga proses produksi menjadi terhambat. Dan jika pemesanan ulang ditetapkan terlalu tinggi, maka saat persediaan baru diterima persediaan digudang masih banyak. Keadaan ini dapat mengakibatkan pemborosan biaya dan investasi yang berlebihan (E Harjanto, 2006). PT. Indonesia Power Unit Jasa Pembangkitan (UJP) Banten 1 Suralaya merupakan salah satu anak perusahaan PLN (Persero). Salah satu pusat pembangkit yang menghasilkan energi listrik adalah PLTU (Pembangkit Listrik Tenaga Uap). Perubahan energi yang terjadi secara sederhana yaitu melalui perubahan energi yang terkandung dalam bahan bakar (batu bara), dengan melalui proses pembakaran (secara kimia) di dalam boiler diubah menjadi energi thermis yang selanjutnya digunakan untuk memutar turbin sehingga menghasilkan energi mekanis yang kemudian dikonversikan menjadi energi listrik oleh generator. Kapasitas maksimum energi listrik yang dapat dihasilkan di UJP PLTU Banten 1 Suralaya adalah 625 MW. Bahan kimia digunakan sebagai bahan tambahan dalam peningkatan kualitas baik dalam internal water treatment maupun eksternal water treatment. Semakin banyaknya kebutuhan energi listrik maka semakin banyak kebutuhan bahan kimia yang digunakan untuk mendukung proses yang menghasilkan energi listrik tersebut. Berdasarkan data gudang pada awal januari 2015, gudang bahan kimia menyimpan 177 pail sodium bisulfit, 58 pail anti foam, 133 pail anti scale, 347 pail ammonia, dan 104 pail hydrazine. Banyaknya stok bahan kimia yang :Corresponding Author

tersimpan di gudang membuktikan pengendalian persedian bahan kimia di UJP PLTU Banten 1 Suralaya belum memenuhi kriteria pengelolaan persediaan yang baik. Oleh karena itu diperlukan suatu metode pengendalian persediaan bahan kimia pada perusahaan tersebut, agar jumlah persediaan bahan kimia disini optimal dan menurunkan biaya pemesanan. Pengendalian persedian dilakukan dengan meramalkan kebutuhan bahan kimia untuk 1 tahun kedepan dengan menggunakan data pemakaian bahan kimia 1 tahun sebelumnya, menghitung safety stock di gudang dan ukuran pemesan untuk mendapatkan biaya total pemesan terkecil. Dengan pengendalian persedian kebutuhan bahan kimia diharapkan pengelolaan persediaan di UJP PLTU Banten 1 Suralaya menjadi lebih baik ditandai dengan adanya penurunan stock bahan kimia di gudang sehingga dapat mengefesiensikan biaya penyimpanan dan pemesanan bahan kimia. 2. METODOLOGI Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Pengolahan data merupakan perhitungan peramalan bahan kimia untuk periode Januari- Desember 2015 dengan menggunakan beberapa metode peramalan, perhitungan safety stock, dan perhitungan ukuran pemesanan dengan beberapa metode ukuran pemesanan untuk mendapatkan biaya total terkecil. 2. Data perusahaan adalah data yang dikumpulkan untuk dilakukan pengolahan data diantaranya adalah data pemakaian bahan kimia bulan Januari- Desember 2014, biaya pembelian bahan kimia, biaya pemesanan bahan kimia, biaya penyimpanan bahan kimia, lead time pemesanan bahan kimia dan tingkat signifikansi pemesanan bahan kimia. 3. Peramalan Bahan Kimia Januari Desember 2015 menggunakan beberapa metode diantaranya metode moving average dengan n = 2, moving average dengan n = 3, eksponensial smoothing dengan α = 0.1, eksponensial smoothing dengan α = 0.5, dan eksponensial smoothing dengan α = 0.9. Setiap metode akan dihitung galat error untuk menentukan metode peramalan terbaik yang akan digunakan untuk meramalkan kebutuhan bahan kimia untuk periode Januari Desember 2015. Selanjutnya metode peramalan terpilih akan divalidasi berdasarkan nilai tracking signal dengan batas kendali ± 4. 4. Perhitungan Safety Stock dilakukan dengan cara perkalian standar deviasi kebutuhan bahan kimia periode Januari Desember 2015 sesuai dengan hasil peramalan, akar derajat signifikansi dan lead time pemesanan. 5. Perhitungan ukuran pemesanan dengan beberapa metode ukuran pemesanan diantaranya metode lot for lot, metode least unit cost, least total cost, part periode balancing, periode order quantity dan economic order quantity untuk mendapatkan ukuran pemesanan dengan biaya total terkecil. 6. Analisa data terdiri dari analisa hasil peramalan bahan kimia, analisa safety stock dan analisa ukuran pemesanan untuk mendapatkan biaya total terkecil. 7. Simpulan dan Saran merupakan jawaban perumusan masalah yang telah diuraikan di awal. Pada tahapan ini sejumlah saran akan diberikan sehingga diharapkan dapat menjadi masukan yang bermanfaat bagi perusahan khususnya dalam hal pengendalian persedian. 3. HASIL Dari peramalan permintaan bahan kimia 12 periode kedepan yaitu Januari Desember 2015 dengan menggunakan metode moving average dengan n = 2 dan n = 3, eksponensial smoothing dengan α = 0.1, 0.5 dan 0.9, dan metode dekomposisi. Selanjutnya dilakukan perhitungan safety stock, perhitungan lot sizing dengan menggunakan metode lot for lot (L4L), Least unit cost (LUC), Least total cost (LTC), Part periode balancing (PPB), Periode Order Quantity (POQ) dan Part periode balancing (EOQ). Gambar 1: Grafik Pemakaian Bahan Kimia Anti foam Tahun 2014 Berikut ini adalah perhitungan peramalan kebutuhan bahan kimia antifoam dan sodium bisulfit untuk periode Januari Desember 2015 berdasarkan data pada periode Januari Desember 2014 dengan metode moving average, eksponensial smoothing dan dekomposisi. Berikut ini pola data permintaan bahan kimia dari bulan Januari Desember 2014.

permintaan bahan kimia antifoam untuk periode tahun 2015 sudah tepat. Gambar 2: Grafik Pemakaian Sodium bisulfit Tahun 2014 Dari data dan grafik pemakaian bahan kimia diatas akan dilakukan peramalan kebutuhan bahan kimia untuk periode Januari-Desember 2015 dengan beberapa metode dan menghitung galat error pada setiap metode untuk menentukan metode terbaik yang akan digunakan untuk meramalkan kebutuhan kimia pada tahun 2015. Tabel 1 menyajikan hasil peramalan permintaan bahan kimia untuk periode tahun 2015 dengan menggunakan metode peramalan terpilih yaitu metode eksponensial smoothing dengan α = 0,1. Gambar 3: Grafik Kendali Tracking Signal Peramalan Bahan Kimia Antifoam Sedangkan Gambar 4 menunjukan bahwa tidak ada nilai dari tracking signal peramalan bahan kimia sodium bisulfit yang keluar dari batas kendali atas maupun batas kendali bawah sehingga penggunaan metode peramalan untuk meramalkan permintaan bahan kimia sodium bisulfit untuk periode tahun 2015 sudah tepat. Tabel 1: Hasil Peramalan Permintaan Bahan Kimia Bulan Antifoam Sodium bisulfit 1 72 43 2 72 43 3 69 44 4 70 47 5 68 48 6 67 46 7 68 48 8 68 47 9 66 45 10 67 45 11 65 43 12 66 45 Langkah selanjutnya adalah verifikasi metode peramalan terpilih dengan cara membuat peta kendali dari tracking signal metode peramalan terpilih yang tersaji pada Gambar 3. Pada Gambar 3 terlihat bahwa tidak ada nilai dari tracking signal peramalan bahan kimia antifoam yang keluar dari batas kendali atas maupun batas kendali bawah sehingga penggunaan metode peramalan untuk meramalkan Gambar 4: Grafik Kendali Tracking Signal Peramalan Bahan Kimia Sodium bisulfit Data-data yang digunakan untuk perhitungan safety stock bahan kimia injeksi MED di gudang bahan kimia PLTU Banten 1 Suralaya adalah tingkat ketelitian 99% dan kepercayaan 99% menghasilkan nilai Z adalah 5,08. Lead time pemesanan bahan kimia adalah 2 bulan. Safety stock ditentukan oleh SS Z LT dengan SS adalah safety stock, LT menyatakan lead time. Berdasarkan Tabel 2 dan (1) didapatkan safety stock bahan kimia antifoam di gudang bahan kimia PLTU Banten 1 Suralaya adalah 36 unit. Tabel 3 digunakan untuk perhitungan safety stock bahan kimia sodium bisulfit di gudang bahan kimia PLTU Banten 1 Suralaya adalah 20 unit. (1)

Tabel 2: Perhitungan Safety Stock Bahan Kimia Antifoam Anti Bulan Y y-y' (y-y ) 2 Standar Foam Deviasi 1 72 68 4 13 2 72 68 4 13 3 69 68 1 1 4 70 68 2 4 5 68 68 0 0 6 67 68-1 1 7 68 68 0 0 8 68 68 0 0 9 66 68-2 4 10 67 68-2 3 11 65 68-3 10 12 66 68-2 6 5.0097162 Tabel 3: Perhitungan Safety Stock Sodium Bisulfit Bulan SBS Y y-y' (y-y') 2 Standar Deviasi 1 43 45-2 5 2 43 45-2 5 3 44 45-2 3 4 47 45 1 2 5 48 45 3 8 6 46 45 1 1 7 48 45 3 7 8 47 45 2 4 9 45 45 0 0 10 45 45-1 0 11 43 45-2 4 12 45 45-1 0 2.716438 Tabel 4: Biaya Pemesanan Pemesana Antifoam Berbagai Macam Metode Metode Biaya Total LTC Rp 1,764,260,000 POQ Rp 1,785,255,000 EOQ Rp 1,797,580,000 L4L Rp 1,756,822,500 LUC Rp 1,772,313,750 PPB Rp 1,764,260,000 Tabel 4 adalah rekapitulasi biaya total ukuran pemesanan setiap metode ukuran pemesanan bahan kimia MED PLTU Banten 1 Suralaya. Berdasarkan Tabel 3 dapat terlihat metode dengan biaya total terkecil dalam ukuran pemesanan bahan kimia antifoam adalah metode Lot for lot dengan total biaya adalah Rp. 1.756.822.000,00 dengan 12 kali pemesanan. Tabel 5: Biaya Pemesanan Pemesana Sodium Bisulfit Berbagai Macam Metode METODE Biaya Total LTC Rp 223,573,600.00 POQ Rp 293,324,200.00 EOQ Rp 294,404,900.00 LFL Rp 286,946,050.00 LUC Rp 289,274,100.00 PPB Rp 289,274,100.00 Berdasarkan tabel 3.5 dapat terlihat metode dengan biaya total terkecil dalam ukuran pemesanan bahan kimia sodium bisulfit adalah metode least total cost dengan total biaya adalah Rp. 223.573.600,00 dengan 12 kali pemesanan. 4. ANALISIS Peramalan adalah prediksi, proyeksi, estimasi tingkat kejadian yang tidak pasti di masa yang akan datang. Salah satu kejadian yang tidak pasti di UJP PLTU Banten 1 Suralaya PT. Indonesia Power adalah permintaan bahan kimia untuk mendukung pengoperasian Multi Effect Desalination (MED) sehingga perlu dilakukan peramalan untuk mengestimasikan kebutuhan bahan kimia untuk periode yang akan datang atau untuk periode januaridesember 2015. Ada 3 jenis bahan kimia yang digunakan di MED yaitu Anti Foam, anti scale dan sodium bisulfit. Karena ketidakcocokan komposisi kimia dari antiscale dengan proses yang terjadi di MED yang mengakibatkan menurunnya titik didih air sehingga menurunkan flow produk yang dihasilkan maka penggunaan bahan kimia antiscale dihentikan. Sehingga peramalan kebutuhan bahan kimia hanya meramalkan kebutuhan bahan kimia antifoam dan bahan kimia sodium bisulfit. Peramalan bahan kimia antifoam dan sodium bisulfit menggunakan data pemakaian bahan kimia tersebut dari bulan januari-desember 2014. Berikut ini tabel pemakaian bahan kimia antifoam dan sodium bisulfit pada tahun 2014. Safety Stock adalah istilah yang digunakan oleh logistik untuk menggambarkan tingkat stok ekstra yang dipertahankan untuk mengurangi resiko stockouts

(kekurangan bahan baku atau kemasan) karena ketidakpastian pasokan dan permintaan. Berdasarkan hasil pengolahan data dari tingkat variasi, lead time pemesanan dan service level maka Safety Stock bahan kimia di gudang bahan kimia UJP PLTU Banten 1 Suralaya adalah 36 unit/ bulan untuk bahan kimia antifoam dan 20 unit/bulan untuk bahan kimia sodium bisulfit. Persediaan adalah sumber daya menganggur (idle resources) yang menunggu proses selanjutnya, yang dimaksud dengan proses lebih lanjut tersebut adalah berupa kegiatan produksi pada sistem manufaktur, kegiatan pemasaran pada sistem distribusi ataupun kegiatan konsumsi pangan pada sistem rumah tangga. Perencanaan persediaan dilakukan untuk menjaga tingkat persediaan, dengan menentukan berapa banyak batas minimal tingkat persediaan yang harus dipertimbangkan. Apabila jumlah pemesanan ulang ditetapkan terlalu rendah, maka persediaan akan habis digunakan sebelum persediaan baru diterima sehingga proses produksi menjadi terhambat. Dan jika pemesanan ulang ditetapkan terlalu tinggi, maka saat persediaan baru diterima persediaan digudang masih banyak. Keadaan ini dapat mengakibatkan pemborosan biaya dan investasi yang berlebihan (E Harjanto, 2006). Salah satu perencanaan persediaan adalah dengan menentukan ukuran pemesanan persediaan tersebut atau lebih dikenal dengan teknik lot sizing. Teknik lot sizing merupakan teknik untuk meminimalkan jumlah barang ayang akan dipesan dan meminimalkan biaya persediaan. Ada 6 teknik lot sizing yang digunakan dalam pengendalian persedian kebutuhan bahan kimia di UJP PLTU Banten 1 Suralaya PT. Indonesia Power yaitu teknik Lot For Lot (L4L), Least Unit Cost (LUC), Least Total Cost (LTC), Part Periode Balancing (PPB), Periode Order Quantity (POQ) dan Economic Order Quantity (EOQ). Tujuan dari teknik lot sizing adalah untuk mendapatkan biaya persediaan atau biaya total terkecil. Berikut ini total biaya terkecil dengan menggunakan 6 teknik lot sizing diatas. 5. KESIMPULAN kimia sodium bisulfit dan MSE 195.912, MAPE 0.21 pada peramalan bahan kimia anti foam. Tidak ada nilai tracking signal yang keluar dari batas kendali yaitu ± 4 sehingga model peramalan eksponensial smoothing tepat digunakan untuk meramalkan bahan kimia anti foam dan sodium bisulfit. 2. Safety stock bahan kimia di gudang bahan kimia UJP PLTU Banten 1 Suralaya adalah 36 unit/bulan untuk bahan kimia anti foam dan 20 unit/bulan untuk bahan kimia sodium bisulfit. 3. Biaya total terkecil dalam pemesanan bahan kimia di UJP PLTU Banten 1 Suralaya adalah Rp. 1.756.822.000,00 dengan 12 kali pemesanan dalam 1 tahun untuk bahan kimia anti foam dengan metode ukuran pemesanan Lot For Lot (L4L) dan Rp. 223.573.600,00 dengan 4 kali pemesanan dalam 1 tahun dengan metode ukuran pemesanan Least Total Cost (LTC) REFERENCES Bahagia, S.N. (2006) Sistem Inventory, ITB, Bandung. Chopra, S. and Meindl, P. (2004) Supply Chain Management: Strategy, Planning, and Operations, 2nd Edition, Prentice Hall, Upper Saddle River, New Jersey. Gozali, A.S. (2012) Implementasi Metode Economic Order Quantity (EOQ) Pada Sediaan Knop Jendela UD. In Ja Samarinda, Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya, Vol. 1 No 1, Surabaya. Harjanto, E. (2008) Manajemen Produksi dan Operasi Edisi Ketiga, PT Grasindo, Jakarta. Hartini, S. and Larasati, I. (2009) Pengendalian Persediaan Menggunakan Pendekatan Dynamic Inventory Dengan Mempertimbangkan Ketidakpastian Permintaan, Yield, dan Leadtime, Jurnal Teknik Industri Universitas Diponegoro, IV(3). Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap pengendalian persedian bahan kimia di UJP PLTU Banten 1 Suralaya, makadapatdisimpulkan: 1. Metode peramalan terbaik dalam meramalkan permintaan bahan kimia MED di UJP PLTU Banten 1 Suralaya adalah metode eksponensial smoothing dengan α 0,1 untuk kedua jenis bahan kimia yaitu bahan kimia anti foam dan sodium bisulfit. Model eksponensial smoothing memilikigalat error (forecast error) terkecil 4 model peramalan lain nya yaitu dengan nilai MSE 253.259, MAPE 0,331 pada peramalan bahan