Pengaruh Penguasaan Alat Praktik Terhadap Hasil Praktik Siswa

dokumen-dokumen yang mirip
Pengaruh Penggunaan Keterampilan Variasi Mengajar Guru terhadap Prestasi Belajar Mata Pelajaran Teknik Mesin Otomotif

Pengaruh Motivasi Belajar Terhadap Keterampilan. Praktek Otomotif Siswa. Budi Riyanto ( ) Mahasiswa PTM Otomotif IKIP veteran Semarang

Kata Kunci : Minat, Hasil Belajar, Variabel, Uji Signifikansi

Pengaruh Kegiatan Belajar Mengajar. Terhadap Prestasi Belajar Diklat Motor Bensin Pada Siswa

Analisis Pengaruh Faktor Internal Dan Eksternal. Terhadap Prestasi Belajar Siswa

Gardan. Vol. 4 No. 2, Nopember

Studi Deskriptif Tentang Faktor-Faktor Kesulitan Belajar Siswa Kelas XI Program Keahlian TKR Standar Kompetensi Pemeliharaan dan Penyetelan Mesin

Pengaruh Media Pembelajaran Terhadap Prestasi Siswa Pada Mata Pelajaran Sistem Rem Siswa

VOLT. Jurnal Ilmiah Pendidikan Teknik Elektro. Journal homepage: jurnal.untirta.ac.id/index.php/volt Vol 1, No. 2, Oktober 2016,

BAB III METODE PENELITIAN

Pengaruh Disiplin Belajar dan Prestasi Belajar. Terhadap Kesiapan Kerja Siswa. Abdul Rosid ( ) Mahasiswa PTM Otomotif IKIP Veteran Semarang

Hubungan Antara Praktek Otomotif Dengan Kesiapan. Praktek Kerja Industri Siswa

Andhi Supriyanto ( ) Mahasiswa PTM Otomotif IKIP Veteran Semarang

Peningkatan Hasil Belajar Standar Kompetensi. Menerapkan Prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja Dengan Penggunaan Media VCD

Hubungan Antara Motivasi Belajar Dengan Prestasi Mata Pelajaran Ekonomi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Bab ini akan membahas tentang hasil penelitian yang telah dilaksanakan,

Pengaruh Persepsi Manajemen Bengkel dan Sikap Praktek. Terhadap Prestasi Belajar Siswa

PENGARUH KINERJA GURU DAN SARANA PRAKTIK TERHADAP TINGKAT KEPUASAN SISWA DALAM PRAKTIK TUNE UP MOTOR BENSIN KELAS XI DI SMK JAKARTA 1

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. dikemukakan, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 2. Terdapat pengaruh kemampuan kognitif terhadap kemampuan

PENGARUH SARANA DAN PRASARANA PAKTIK TERHADAP PRESTASI BELAJAR MOTOR BENSIN SISWA KLAS XI DI SMK NEGERI 4 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2014/2015

Pendidikan Teknik Mesin Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa. & ABSTRACT

Pengaruh Persepsi Siswa Pada Kompetensi Mata Pelajaran Adaptif Terhadap Kompetensi Mata Pelajaran Teknik Pengelasan Siswa

research) yaitu pengamatan langsung ke obyek yang diteliti guna mendapatkan data yang relevan. Penelitian ini termasuk penelitian

JURNAL PTM VOLUME 9, NO. 1, JUNI

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN JOB SHEET BERBASIS PERFORMANCE ASSESSMENT UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI CONVENTIONAL ENGINE TUNE UP

PENGARUH PENGETAHUAN TERHADAP KETERAMPILAN DAN SIKAP PRAKTIK SISWA KELAS XII PADA MATA PELAJARAN POWER TRAIN DI SMK N 1 WADASLINTANG

Pengaruh Media Animasi pada Kompetensi Sistem Bahan Bakar Motor Bensin Terhadap Pemahaman Siswa

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. menarik kesimpulan sebagai berikut: 2. Tingkat prestasi belajar siswa kelas V SD Negeri Bantul Manunggal tahun

BAB III METODE PENELITIAN A.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan sebagai suatu proses pengubahan sikap dan perilaku seseorang

HUBUNGAN ANTARA HASIL BELAJAR KEWIRAUSAHAAN DAN PRAKTIK INDUSTRI DENGAN MINAT BERWIRAUSAHA SISWA KELAS XII TKR

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR TEKNIK LISTRIK DASAR OTOMOTIF

Pengaruh Minat Belajar dan Persepsi Kerja Terhadap. Prestasi Belajar Siswa

SIKAP SISWA PADA PEMBELAJARAN PRAKTEK SISTEM BAHAN BAKAR BENSIN DENGAN HASIL BELAJAR

Pengaruh Penerapan Metode Resitasi Terhadap Hasil Pembelajaran Mata Pelajaran IPS Bagi Peserta Didik

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA (EFFECT ON STUDENT MOTIVATION TO LEARN MATHEMATICS ACHIEVEMENT OF STUDENT)

Vol.09/No.01/Januari 2017 ISSN:

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

hlm (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), hlm Sugiyono, Statistika untuk Penelitian, ( Bandung : Alfabeta, 2009 ),

BAB III METODE PENELITIAN

Vol.09/No.02/Januari 2017 ISSN:

KOMPARASI HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PEMELIHARAAN KELISTRIKAN KENDARAAN RINGAN BERDASARKAN HASIL BELAJAR TEKNIK LISTRIK DASAR OTOMOTIF

Proses pembelajaran melalui praktikum di bengkel merupakan. perwujudan dari suatu teori ke dalam bentuk nyata. Kegiatan praktik juga akan

PENGARUH PRESTASI TEORI TERHADAP PRESTASI PRAKTIK SISWA SMK N I ADIWERNA TEGAL TENTANG SERVIS SISTEM REM

PENGARUH KEDISIPLINAN DAN INTERAKSI SISWA DENGAN GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR PRAKTIK PENGELASAN

BAB III METODE PENELITIAN. pengamatan langsung ke obyek yang diteliti guna mendapatkan data yang

Vol.10/No.01/Juli 2017 ISSN:

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DEMONSTRASI TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA SMK

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRESTASI BELAJAR MATA KULIAH MANAJEMEN KEUANGAN PADA MAHASISWA PENDIDIKAN

KONTRIBUSI PERSEPSI SISWA MENGENAI PERAN ORANG TUA DALAM PENDIDIKAN TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF

Hubungan Antara Pemberian Motivasi Belajar Dari Orangtua Dengan Prestasi Belajar IPS/ Sejarah Bagi Peserta Didik

BAB III METODE PENELITIAN. sumbernya diamati dan dicatat pertama kalinya oleh peneliti. 1

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Terdapat pengaruh positif dan signifikan motivasi belajar terhadap hasil

Pengaruh Frekuensi Penggunaan Media Pembelajaran LKS Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Pelajaran IPS

Hepi Supriyadi* Subagyo** ABSTRAK

HUBUNGAN MINAT BELAJAR DAN KOMUNIKASI GURU-SISWA DALAM PEMBELAJARAN DENGAN PRESTASI BELAJAR

Corianna Rigitta Setianingtyas Setiadi Cahyono Putro. Kata-Kata Kunci: Minat Kerja, Kompetensi TKJ, Relevansi Praktik Kerja Industri

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN DRILL UNTUK MENGATASI KESULITAN BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN GAMBAR TEKNIK

Saintifik pada materi himpunan kelas VII Semester Ganjil MTs GUPPI Sumberejo Tahun Pelajaran ?

Upaya Peningkatan Prestasi Belajar Siswa SMK Taman Karya Madya Teknik Kebumen dengan Metode Video Animasi Tahun Pelajaran 2013/2014.

FAKULTAS EKONOMI UNNES

Paryanto (Dosen Pendidikan Teknik Mesin FT UNY)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN ALAT PERAGA PADA SISTEM STARTER MOBIL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DI SMK CIPTA KARYA PREMBUN

Fatah Nur Arifin. Jurusan pendidikan teknologi dan kejuruan Fakultas keguruan dan ilmu pendidikan Universitas sarjanawiyata tamansiswa Yogyakarta

BAB III METODE PENELITIAN

Harianto Widyantoro* Tarto Sentono** ABSTRAK

HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TENTANG METODE PEMBELAJARAN TEAM TEACHING TERHADAP MOTIVASI PENYELESAIN TUGAS GAMBAR TEKNIK

BAB III METODE PENELITIAN

NASKAH PUBLIKASI Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Akuntansi

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana Strata 1 (S1) Program Studi Pendidikan Akuntansi

Oleh : Iyan Setiawan, M.Pd.

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasar hasil pembahasan analisis data melalui pembuktian terhadap

BAB III METODE PENELITIAN. diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat

JURNAL TUGAS AKHIR SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA MINAT MENJADI TEKNISI DENGAN SIKAPNYA TERHADAP PEKERJAAN TEKNISI OTOMOTIF PADA SISWA SMK

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENGARUH MINAT DAN PENGETAHUAN PEMESINAN TERHADAP PRESTASI CNC KELAS XI SMK NEGERI 1 PURWOREJO

HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN HASIL BELAJAR SISWA JURNAL. Oleh REMILDA TRINORA RISWANDI ERNI MUSTAKIM

BAB III METODE PENELITIAN. menekankan pada kegiatan pembelajaran matematika untuk meningkatkan mutu

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. 1. Motivasi Memasuki Dunia Kerja berpengaruh positif dan signifikan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Ridho Filandow Siregar dan Birsul Hapis Tambunan (Tutor Bimbel Medika dan Dosen Jurusan Pendidikan Teknik Mesin) ABSTRAK

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Orang Tua dengan Melanjutkan Studi ke Perguruan Tinggi Pada Siswa

HUBUNGAN KINERJA GURU DAN FASILITAS BENGKEL PRAKTIK DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS X TEKNIK PEMESINAN DI SMK MUHAMMADIYAH 3 YOGYAKARTA

Economic Education Analysis Journal

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan umum program keahlian teknik kendaraan ringan 1) menghasilkan

BAB 5 PENUTUP. Berdasarkan analisis dan pembahasan yang telah dilakukan dapat diambil

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Make A Match 1

Efektivitas Metode Pembelajaran Demonstrasi Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Sub Kompetensi Perbaikan Dan Perawatan Sistem Kopling

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TERHADAP PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TUTOR SEBAYA DENGAN PRESTASI BELAJAR FISIKA

Keywords :Achievement Training Industry, Prakerin, SMK Gajah Mungkur Wonogiri

BAB V PENUTUP. hasil dan pembahasan penelitian yang telah. diuraikan dalam bab sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan

BAB III METODE PENELITIAN

KONTRIBUSI HASIL UJI KOMPETENSI TEORI KEJURUAN TERHADAP HASIL UJI KOMPETENSI PRAKTIK KEJURUAN BIDANG KOMPETENSI TEKNIK PEMESINAN PESAWAT UDARA DI SMK

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis data hubungan Lingkungan Keluarga,

Dian Mayasari, Ismarti. Prodi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Riau Kepulauan Batam Korespondensi:

Transkripsi:

Pengaruh Penguasaan Alat Praktik Terhadap Hasil Praktik Siswa Agus Sunyoto (08320005) Mahasiswa PTM Otomotif IKIP Veteran Semarang ABSTRAK Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan lembaga pendidikan yang bertujuan menyiapkan peserta didiknya untuk menjadi tenaga kerja yang terampil. Berdasarkan pengamatan di SMK Bina Utama Kendal, metode pembelajaran praktik melakukan tune up hanya menggunakan metode cermah dan tanya jawab serta jumlah alat yang tersedia sangat terbatas tidak sesuai dengan jumlah siswa, hal ini menyebabkan siswa kurang memahami penggunaan alat praktik sehingga hasil praktik kurang maksimal Masalah ini berdampak pada rendahnya nilai rata-rata hasil ulangan akhir semester ganjil tahun ajaran 2011/2012 yang nilainya sebesar 6,05 dengan ketuntasan belajar 43,24 % atau dibawah nilai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yang ditentukan yakni 7,00 dengan ketuntasan belajar minimal sebesar 75%. Permasalahan yang dikaji adalah: (1) apakah ada pengaruh penguasaan alat praktik terhadap hasil praktik siswa di SMK Bina Utama Kendal?. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: (1) untuk mendeskripsikan bagaimana penguasaan alat praktik siswa SMK Bina Utama Kendal terhadap hasil praktik. Metode penelitian yang dilakukan disini termasuk dalam jenis penelitian kuantitatif. Populasi adalah siswa kelas XI TKR 2 SMK Bina Utama Kendal. Sedangkan sampel yang digunakan sebanyak 34 siswa. Alat analisis dalam penelitian ini menggunakan uji validitas dan realibilitas, uji analisis deskriptif, uji regresi linier sederhana, uji F dan uji koefisien determinan. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah tes dan dokumentasi. Hasil diskripsi variabel menunjukkan sebagian besar siswa di SMK Bina Utama Kendal, yaitu 32,5 % mempunyai penguasaan alat praktik yang tergolong rendah. Hal ini dapat di lihat dari kurangnya kemampuan dalam siswa mengenal jenis dan fungsi dari alat-alat praktek, 44,2 % mempunyai kategori buruk. Hal ini menggambarkan mayoritas siswa mempunyai hasil praktek rendah. Hasil ini di perkuat dengan uji hipotesis yaitu dengan uji F yang mana dari uji tersebut nilai F hitung sebesar 119,509 lebih tinggi dari F tabel(4,057) dan nilai signifikansi sebesar 0,000 lebih rendah dari 0,05 (α=5%) menunjukkan adanya pengaruh positif dan signifikan sehingga Ho di tolak dan Ha diterima,sehingga hipotesis yang menyatakan ada pengaruh penguasaan alat praktik terrhadap hasil praktik siswa kelas XI TKR 2 SMK Bina Utama Kendal tahun ajaran 2011/2012 dapat diterima. Hasil uji koefisien determinasi mengindikasikan sebesar 72,6% hasil praktik (Y) dapat dijelaskan oleh penguasaan alat praktik. Sedangkan sisanya 27,4% hasil praktik (Y) dapat dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diteliti, misalnya motivasi siswa, minat siswa, dll. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penguasaan alat praktik mempunyai pengaruh positif terhadap hasil praktik. Kondisi tersebut mengindikasikan semakin tinggi penguasaan alat praktik, maka hasil praktik akan semakin meningkat. Saran yang dapat disampaikan adalah 1) Bagi sekolah Diharapkan pihak sekolah dapat menyediakan fasilitas praktik yang memadai, sehingga anak didik dapat melatih keterampilan dalam memanfaatkan dan menggunakan peralatan-peralatan tersebut dengan baik.2) Bagi guru diharapkan dapat memberikan contoh penggunaan alat-alat praktik secara langsung, sehingga keterampilan anak didik dalam pemanfaatan alat praktik akan semakin meningkat. 3) Bagi siswa diharapkan dapat menggunakan dengan baik, maka akan lebih mudah dalam penggunaannya merawat peralatan praktik dengan baik, karena dengan peralatan-peralatan dan membantu dalam meningkatkan keterampilan mereka. Kata Kunci : Pengaruh penguasaan alat praktik, Terhadap hasil praktik Gardan. Vol. 3 No. 1, Mei 2013 66

PENDAHULUAN Berdasarkan pengamatan di SMK Bina Utama Kendal, metode pembelajaran yang digunakan dalam proses pembelajaran mata pelajaran praktik melakukan tune up engine hanya menggunakan metode ceramah dan tanya jawab, sedangkan media yang dipakai adalah media gambar dari benda nyata seperti gambar bagian komponen sistem bahan bakar bensin dan gambar dari alat praktek yang akan digunakan dalam pelaksanaan praktek tune up engine. Penggunaan metode ceramah dan tanya jawab tidak dapat mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan. Hal ini dapat dilihat dari siswa yang terkesan tidak memperhatikan guru ketika sedang menerangkan, siswa lebih banyak diam dan sedikit bertanya bahkan ada yang bicara sendiri. Akibatnya siswa mengalami kesulitan dalam menerima materi pelajaran yang diberikan pendidik sehingga tujuan pembelajaran tidak tercapai, kemudian siswa tidak memahami tentang materi dan cara penggunaan alat praktek yang akan digunakan pada waktu akan dilaksanakan kegiatan praktik melakukan tune up engine, langkah apa yang akan diambil dari awal praktik harus diapakan benda kerja yang ada kemudian bagaimana cara penggunaan alat yang ada siswa kurang menguasai sehingga hasil praktek tidak sesuai Standar kompetensi. Penggunaan media pendidikan dapat meningkatkan motivasi dan perhatian siswa dalam belajar. Namun demikian media yang digunakan berupa gambar dari benda nyata tidak dapat dilihat siswa dengan jelas. Alat praktikum atau alat peraga yang seharusnya ada untuk pembelajaran siswa kurang memadai. Sehingga pembelajaran tidak berjalan secara efektif karena alat praktek yang digunakan kurang memadai dengan jumlah siswa yana ada. Meskipun jumlah guru produktif sudah mencukupi saat kegiatan praktek namun dalam pelaksanaanya siswa tidak dapat melaksanakan praktek yang sesuai dengan kompetensi yang dipengaruhi beberapa faktor yang telah dibahas sebelumnya. Selain itu faktor yang dapat menyebabkan rendahnya kompetensi siswa SMK Bina Utama diantaranya yaitu layanan yang diberikan sekolah dalam hal fasilitas serta layanan pembelajaran masih kurang memadai. Dalam kondisi ekonomi yang tidak stabil ternyata tidak semua sekolah mampu memberikan layanan fasilitas yang optimal, baik secara umum maupun dalam konteks fasilitas pembelajaran (media praktikum). Diperoleh gambaran beberapa masalah yang menghambat proses belajar mengajar yang dialami oleh siswa dan guru di kelas maupun di bengkel khususnya di Kompetensi Keahlian Teknik Kendaraan Ringan. Beberapa permasalahan tersebut antara lain: (1) siswa mengalami kesulitan memahami pelajaran yang diceramahkan; (2) siswa belum menunjukan kemauan belajar secara mandiri; (3) penguasaan konsep teori dan penguasaan alat yang masih kurang; (4) minat mengikuti pelajaran teori kejuruan dan produktif yang masih kurang. Masalah ini berdampak pada rendahnya ketuntasan belajar siswa, hal ini dapat dilihat dari rata-rata hasil ulangan murni akhir semester ganjil tahun ajaran 2011/2012 yang nilainya sebesar 6,05 dengan ketuntasan belajar 43, 24 % atau dibawah nilai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yang ditentukan yakni 7,00 dengan ketuntasan belajar minimal sebesar 75%. Gardan. Vol. 3 No. 1, Mei 2013 67

Kendala tersebut menuntut agar siswa dapat memahami dan menguasai alat praktik. Pentingnya media pembelajaran adalah sebagai usaha mengefektifkan proses belajar dengan menyajikan ilmu secara jelas, lengkap dan mudah dipahami. Selain itu juga menyediakan sumber belajar bagi siswa untuk belajar secara mandiri dan mengulang materi belajar. Usaha yang telah dilakukan guru adalah dengan menyusun modul belajar tentang tune up engine, namun efektifitas transfer ilmunya masih dirasa kurang. TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan Praktikum Di Sekolah Menengah kejuruan Praktikum termasuk ke dalam penilaian kinerja (performance assesment) yang merupakan penilaian berbagai macam tugas, serta situasi dimana peserta tes diminta untuk mendemonstrasikan pemahan dan pengaplikasian pengetahuan yang mendalam. Praktikum di SMK memiliki unsur-unsur yang mencakup hal-hal sebagai berikut: 1. Peralatan praktikum Definisi peralatan menurut kamus besar bahasa indonesia adalah beragam alat atau perkakas atu kelengkapan, maka peralatan praktikum dapat diartikan sebagai beragam alat atau perkakas atau kelengkapan yang digunakan pada kegiatan praktikum. Barang yang digunakan dalam hal ini adalah yang berhubungan dengan praktikum. Memelihara sistem bahan bakar bensin adalah seperti engine stand, kunci-kunci, dan lain-lain. Merencanakan pengadaan peralatan yang akan digunakan untuk praktikum harus diselaraskan dengan tujuan atau sasaran belajar dan pertimbangan lainnya bahwa perlengkapan meliputi : ruang kelas, laboratorium, bengkel, alat-alat bantu pengajaran, perkakas, tempat kerja, serta mesin-mesin. Hanya digambarkan secara garis besar saja dan hanya ditentukan dari luar. Dari segi pengambilan keputusan kuantitatif maupun kualitatif. Perencanaan harus diselaraskan dengan pertimbangan-pertimbangan utama sebagai berikut yaitu sasaran belajar, pengaturan pendidikan (misalnya jadwal waktu ) ukuran kelompok, jenis ruangan, keuangan yang tersedia.berdasarkan uraian tentang perencanaan pengadaan peralatan praktikum di suatu bengkel kerja yang ideal, yang ada hanya sarana yang mendekati ideal. Selain dari pengadaan peralatan di bengkel kerja, perlu dipertimbangkan juga adalah penggunaan alat-alat praktikum secara benar. 2. Metode Pengajaran Praktikum Metode adalah cara yang di dalam fungsinya merupakan alat untuk mencapai suatu tujuan. Metode yang digunakan dalam proses belajar mengajar akan berhasil bila tujuan pengajaranya tercapai. Pengajaran yang berlangsung dalam lingkup pendidikan kejuruan harus memungkinkan pelajaran mengenal tugas-tugas yang khas untuk bidang kejuruanya, begitu pula menanggulangi persoalan-persoalan dalam kenyataan dalam bidang profesinya. Tugas serta persoalan itu beraneka ragam sifatnya. Jadi metode yang digunakan dalam pengajaran hendaknya disesuaikan serta beraneka ragam pula. Gardan. Vol. 3 No. 1, Mei 2013 68

3. Prosedur Pelaksanaan Praktikum Praktikum pada pelaksanaan sebenarnya, siswa diberikan petunjuk terlebih dahulu. Hal ini dimaksudkan agar siswa bisa melaksanakan tugasnya dengan lancar dan mencapai hasil yang baik. Petunjuk ini biasanya disusun dalam suatu lembaran kerja (instructional sheet). Adapun lembaran kerja menurut pedoman pelaksanaan kurikulum pendidikan menengah kejuruan Sebelum siswa mendapatkan pelajaran mengenai materi tune up.siswa diharuskan untuk mempelajari terlebih dahulu materi dasar seperti memahami dasar - dasar mesin,memahami proses pembentukan logam, menjelaskan proses proses mesin konversi energi, menginterplasikan gambar teknik, menggunakan peralatan praktek dan perlengkapan ditempat kerja, menggunakan alat- alat ukur, dan menerapkan prosedur keselamatan, kesehatan kerja dan lingkungan tempat kerja. Penguasaan materi tersebut adalah keharusan, sehingga siswa mampu melakukan dan menguasai teori suatu praktek pada kompetensi tune up engine. Suatu petunjuk praktikum yang baik akan sangat membantu siswa dalam melaksanakan paktikum. Begitu pula sebaliknya bila petunjuk praktikum tidak disusun dengan baik maka akan menghambat proses belajar mengajar praktikum di bengkel. Mata Pelajaran Praktik Menghasilkan lulusan yang siap bekerja di dunia usaha maupun dunia industri (DU/DI), maka isi program pendidikan dan pelatihannya pun selain menyangkut umum juga khusus. Komponen pendidikan yang menjadikan SMK berbeda dengan SMU adalah komponen produktif. Komponen ini meliputi semua mata diklat yang bersifat kejuruan. Dalam pengertian yang dicantumkan dalam Depdikbud bahwa mata diklat produktif adalah segala mata diklat yang dapat membekali pengetahuan teknik dasar keahlian kejuruan. Pengertian ini dipertegas lagi sebagai materi yang berkaitan dengan pembentukan kemampuan keahlian tertentu sesuai program keahlian masingmasing. Penguasaan mata pelajaran praktik merupakan suatu pemahaman terhadap mata diklat kejuruan dengan keahlian tertentu sesuai dengan program keahlian masing-masing. Seberapa jauh siswa menguasai mata diklat produktif diwujudkan dalam prestasi. Prestasi adalah hasil yang telah dicapai dari yang telah dilakukan atau dikerjakan. Hasil dari prestasi belajar dapat dikelompokkan dalam berbagai mata diklat, diantaranya mata diklat produktif. Bukti konkritnya dijabarkan dalam perolehan nilai rapor siswa. Buku rapor tersebut menyajikan prestasi siswa yang tentu saja mencantumkan kemajuan belajar siswa yang bersangkutan. Dalam penelitian ini, penguasaan mata diklat produktif berupa angka/nilai yang tercantum dalam rapor. Nilai tersebut mencerminkan penguasaan siswa terhadap materi mata pelajaran praktik yang telah diterima kemudian dicari rata-ratanya. Gardan. Vol. 3 No. 1, Mei 2013 69

METODE PENELITIAN Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan penelitian kuantitatif, yaitu pendekatan yang mendasarkan pada perhitungan angka-angka atau statistik. Dalam penelitian ini peneliti menentukan aspek-aspek yang di analisa berupa jumlah alternatif jawaban yang telah disediakan, jumlah skor jawaban yang ada. Data kuantitatif berupa hasil belajar kognitif yang dianalisis dengan menggunakan teknik analisis deskriptif. Analisis data didasarkan pada hasil rekapitulasi data kuantitatif jawaban subyek penelitian terhadap soal tes yang diberikan. Kemudian dianalisis dengan mencari persentase skor jawaban siswa. Populasi dan Sampel Populasi adalah keseluruhan obyek penelitian, yaitu elemen-elemen yang ada dalam wilayah penelitian. Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah siswa kelas XI TKR 2 SMK Bina Utama Kendal, sebanyak 37 orang. Dalam pengambilan sampel ini peneliti berpedoman pada tabel kretjie. Tabel 1. Tabel Kretjie Berdasarkan tabel kretjie diatas jika jumlah populasi 37 berada di tengah-tengah antara jumlah populasi 35 dan 40, maka peneliti berdasarkan jumlah populasi, maka digunakan 34 orang yang digunakan sebagai sampel penlitian. Gardan. Vol. 3 No. 1, Mei 2013 70

Teknik Pengumpulan Data Alat pengumpul data yang digunakan dalam penelitian ini ada dua, yaitu dokumentasi dan tes seperti dijelaskan berikut. 1. Dokumentasi Dokumentasi adalah suatu metode yang digunakan untuk mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa; catatan, daftar nilai, buku, surat kabar, notulen rapat, legger, agenda dan sebagainya. Pengggunaan metode dokumentasi ini adalah untuk mengungkap data tentang; jumlah siswa setiap kelas, nama siswa, nomor induk siswa, prestasi belajar, dan data lain dari siswa serta dokumen sekolah. 2. Format tes Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan inteligensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok. Soal tes yang digunakan dalam penelitian ini untuk mengetahui sesudah pembelajaran, maka tes ini disusun sesuai dengan indikator yang dikembangkan.prestasi belajar siswa pada aspek kognitif. HASIL PENELITIAN Deskripsi variabel di sini akan menguraikan tanggapan responden mengenai variabel yang diteliti, yaitu penguasaan alat praktik dan hasil praktik. Untuk mengetahui tanggapan responden terhadap variabel tersebut, dapat dijelaskan sebagai berikut. a. Penguasaan alat praktik adalah variabel bebas yang diberi simbol (X) Penguasaan alat praktik dalam hal ini adalah pemahaman siswa mengenai penggunaan dan pemanfaatan alat-alat praktik tune up engine yang ada di tempat kerja sekolah/bengkel. Penguasaan alat praktik dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan tiga indikator, yaitu: 1) kemampuan siswa mengenal jenis dan fungsi dari alat-alat praktik; 2) memahami dampak negatif dari kesalahan penggunaan alat praktik; dan 3) memahami manfaat penggunaan alat praktik dengan benar. Tanggapan responden mengenai ketiga indikator tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut. 1) Kemampuan siswa mengenal jenis dan fungsi dari alat-alat praktik Tanggapan responden mengenai indikator kemampuan siswa mengenal jenis dan fungsi dari alat-alat praktik dapat dilihat pada tabel 2. Tabel 2. Tanggapan responden mengenai indikator kemampuan siswa mengenal jenis dan fungsi dari alat-alat praktik Frequency Valid valid Sangat 10 29,4 29,4 29,4 tinggi Tinggi 3 8,8 8,8 38,2 Gardan. Vol. 3 No. 1, Mei 2013 71

Rendah 6 17,6 17,6 55,8 Sangat 15 44,2 44,2 100,0 rendah Berdasarkan tabel 2 menunjukkan 15 orang (44,2%) memiliki kategori tanggapan sangat rendah, 10 orang (29,4%) memiliki kategori tanggapan sangat tinggi, 6 orang (17,6%) memiliki kategori tanggapan rendah, dan 3 orang (8,8%) memiliki kategori tanggapan tinggi. Dapat disimpulkan mayoritas siswa kelas XI TKR 2 SMK Bina Utama Kendal, yaitu 44,2% mempunyai kemampuan mengenal jenis dan fungsi dari alat-alat praktik sangat rendah. 2) Memahami dampak negatif dari kesalahan penggunaan alat praktik Tanggapan responden mengenai indikator memahami dampak negatif dari kesalahan penggunaan alat praktik dapat dilihat pada tabel 3. Tabel 3. Tanggapan responden mengenai indikator memahami dampak negatif dari kesalahan penggunaan alat praktik Frequency Valid valid Sangat tinggi 11 32,3 32,3 32,3 Tinggi 4 11,7 11,7 44 Rendah 4 11,7 11,7 55,7 Sangat rendah 15 44,3 44,3 100,0 Berdasarkan tabel 3 menunjukkan 15 orang (44,3%) memiliki kategori tanggapan sangat rendah, 11 orang (32,3%) memiliki kategori tanggapan sangat tinggi, 4 orang (11,7%) memiliki kategori tanggapan rendah, dan 4 orang (11,7%) memiliki kategori tanggapan tinggi. Dapat disimpulkan mayoritas siswa kelas XI TKR 2 SMK Bina Utama Kendal, yaitu 44,3% mempunyai pemahaman sangat rendah terhadap dampak negatif dari kesalahan penggunaan alat praktik. 3) Memahami manfaat penggunaan alat praktik dengan benar Tanggapan responden mengenai indikator memahami manfaat penggunaan alat praktik dengan benar dapat dilihat pada tabel 4. Tabel 4. Tanggapan responden mengenai indikator memahami manfaat penggunaan alat praktik dengan benar Frequency Valid valid Sangat tinggi 12 35,2 35,2 35,2 Tinggi 3 8,8 8,8 44 Rendah 6 17,6 17,6 61,6 Sangat rendah 13 39,4 39,4 100,0 Berdasarkan tabel 4 menunjukkan 13 orang (38,4%) memiliki kategori tanggapan sangat rendah, 12 orang (35,2%) memiliki kategori tanggapan sangat tinggi, 6 orang (17,6%) memiliki kategori tanggapan rendah, dan 3 orang (8,8%) memiliki kategori tanggapan tinggi. Dapat Gardan. Vol. 3 No. 1, Mei 2013 72

disimpulkan mayoritas siswa kelas XI TKR 2 SMK Bina Utama Kendal, yaitu 38,4% mempunyai pemahaman sangat rendah mengenai manfaat penggunaan alat praktik dengan benar. Secara keseluruhan tanggapan responden mengenai penguasaan alat praktik dapat dilihat pada tabel 5. Tabel 5. Tanggapan responden mengenai penguasaan alat praktik Frequency Valid valid Sangat tinggi 8 23,5 23,5 23,5 Tinggi 7 20,5 20,5 44 Rendah 8 23,5 23,5 67,5 Sangat rendah 11 32,5 32,5 100,0 Berdasarkan tabel 5 menunjukkan 11 orang (32,5%) memiliki kategori tanggapan sangat rendah, 7 orang (20,5%) memiliki kategori tanggapan tinggi, 8 orang (23,5%) memiliki kategori tanggapan rendah, dan 8 orang (23,5%) memiliki kategori tanggapan sangat tinggi. Dapat disimpulkan mayoritas siswa kelas XI TKR 2 SMK Bina Utama Kendal, yaitu 32,5% memiliki persepsi sangat rendah mengenai penguasaan alat praktik. b. Hasil praktik adalah variabel terikat yang diberi simbol (Y) Merupakan bentuk penyelenggaraan pendidikan keahlian profesional yang memadukan secara sitematik dan sinkron program pendidikan di sekolah dan program penguasaan keahlian yang diperoleh melalui kegiatan praktik langsung di bengkel sekolah, terarah untuk mencapai suatu tingkat keahlian profesional tertentu. Hasil praktik dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan lima indikator, yaitu: 1) ketepatan kerja siswa yang bersangkutan di bengkeel; 2) tingkat pengetahuan dan ketrampilan; 3) mempunyai gerakan yang cepat menanggapi tanda-tanda; 4) dapat menduga kemungkinan timbulnya kesulitan; dan 5) kesiapan untuk mengatasi setiap kesulitan yang timbul. Tanggapan responden mengenai kelima indikator hasil praktik dapat dilihat pada penjelasan berikut. 1) Ketepatan kerja siswa yang bersangkutan di bengkel Tanggapan responden mengenai indikator ketepatan penyelesaian praktek siswa yang bersangkutan di bengkel dapat dilihat pada tabel 6. Tabel 6. Tanggapan responden mengenai indikator ketepatan penyelesaian praktek siswa yang bersangkutan di bengkel Frequency Valid valid Sangat baik 10 29,4 29,4 29,4 Baik 7 20,5 20,5 49,9 Buruk 6 17,6 17,6 67,5 Sangat buruk 11 32,5 32,5 100,0 Berdasarkan tabel 6 menunjukkan 11 orang (32,5%) memiliki kategori tanggapan sangat buruk, 10 orang (29,4%) memiliki kategori tanggapan sangat baik, dan 7 orang (20,5%) Gardan. Vol. 3 No. 1, Mei 2013 73

memiliki kategori tanggapan baik dan buruk. Dapat disimpulkan mayoritas siswa kelas XI TKR 2 SMK Bina Utama Kendal, yaitu 32,5% memiliki persepsi sangat buruk mengenai waktu penyelesaian praktek yang dilaksanakan di bengkel. 2) Tingkat pengetahuan dan ketrampilan Tanggapan responden mengenai indikator tingkat pengetahuan dan keterampilan dapat dilihat pada tabel 7. Tabel 7. Tanggapan responden mengenai indikator tingkat pengetahuan dan keterampilan Frequency Valid valid Sangat baik 10 29,4 29,4 29,4 Baik 7 20,5 20,5 49,9 Buruk 8 23,5 23,5 73,4 Sangat buruk 9 26,6 26,6 100,0 Berdasarkan tabel 7 menunjukkan 10 orang (29,4%) memiliki kategori tanggapan sangat baik, 8 orang (23,5%) memiliki kategori tanggapan buruk dan sangat buruk, dan 7 orang (20,5%) memiliki kategori tanggapan baik. Dapat disimpulkan mayoritas siswa kelas XI TKR 2 SMK Bina Utama Kendal, yaitu 29,4% mempunyai tingkat pengetahuan dan keterampilan sangat baik. 3) Mempunyai gerakan yang cepat menanggapi tanda-tanda Tanggapan responden mengenai indikator mempunyai gerakan yang cepat dalam menanggapi tanda-tanda dapat dilihat pada tabel 8. Tabel 8. Tanggapan responden mengenai indikator mempunayi gerakan yang cepat dalam menanggapi tanda-tanda Frequency Valid valid Sangat baik 11 32,3 32,3 32,3 Baik 5 14,7 14,7 47 Buruk 9 26,4 26,4 73,4 Sangat buruk 9 26,6 26,6 100,0 Berdasarkan tabel 8 menunjukkan 11 orang (32,3%) memiliki kategori tanggapan sangat baik, 9 orang (26,6%) memiliki kategori tanggapan sangat buruk, 9 orang (26,4%) memiliki kategori tanggapan buruk, dan 5 orang (14,7%) memiliki kategori tanggapan baik. Dapat disimpulkan mayoritas siswa kelas XI TKR 2 SMK Bina Utama Kendal, yaitu 32,3% memiliki gerakan yang cepat dalam menanggapi tanda-tanda. 4) Dapat menduga kemungkinan timbulnya kesulitan Tanggapan responden mengenai indikator dapat menduga kemungkinan timbulnya kesulitan dapat dilihat pada tabel 9. Gardan. Vol. 3 No. 1, Mei 2013 74

Tabel 9. Tanggapan responden mengenai indikator dapat menduga kemungkinan timbulnya kesulitan Frequency Valid valid Sangat baik 11 32,3 32,3 32,3 Baik 8 23,5 23,5 55,8 Buruk 7 20,5 20,5 76,3 Sangat buruk 8 23,7 23,7 100,0 Berdasarkan tabel 9 menunjukkan 11 orang (32,3%) memiliki kategori tanggapan sangat baik, 8 orang (23,5%) memiliki kategori tanggapan baik. 7 orang (20,5%) memiliki tanggapan buruk. 8 orang (23,7%) memiliki kategori tanggapan sangat buruk. Dapat disimpulkan mayoritas siswa kelas XI TKR 2 SMK Bina Utama Kendal, yaitu 32,3% dapat menduga dengan baik kemungkinan timbulnya kesulitan yang terjadi. 5) Kesiapan untuk mengatasi setiap kesulitan yang timbul Tanggapan responden mengenai indikator kesiapan untuk mengatasi setiap kesulitan yang timbul dapat dilihat pada tabel 10. Tabel 10. Tanggapan responden mengenai indikator kesiapan untuk mengatasi setiap kesulitan yang timbul Frequency Valid valid Sangat baik 14 41,1 41,1 41,1 Baik 1 2,9 2,9 44 Buruk 5 14,7 14,7 58,7 Sangat buruk 14 41,3 41,3 100,0 Berdasarkan tabel 10 menunjukkan 14 orang (41,3%) memiliki kategori tanggapan sangat buruk, 14 orang (41,1%) memiliki kategori tanggapan sangat baik, 5 orang (14,7%) memiliki kategori tanggapan buruk, dan 1 orang (2,9%) memiliki kategori tanggapan baik. Dapat disimpulkan mayoritas siswa kelas XI TKR 2 SMK Bina Utama Kendal, yaitu 41,3% mempunyai kesiapan sangat buruk dalam mengatasi setiap kesulitan yang timbul. Secara keseluruhan, tanggapan responden mengenai hasil praktik dapat dilihat pada tabel 11. Tabel 11. Tanggapan responden mengenai hasil praktik Frequency Valid valid Sangat baik 9 26,4 26,4 26,4 Baik 7 20,5 20,5 46,9 Buruk 10 29,4 29,4 76,3 Sangat buruk 8 23,7 23,7 100,0 Berdasarkan tabel 11 menunjukkan 10 orang (29,4%) memiliki kategori tanggapan buruk, 7 orang (20,5%) memiliki kategori tanggapan baik, 8 orang (23,7%) memiliki kategori tanggapan sangat buruk, dan 9 orang (26,4%) memiliki kategori tanggapan sangat baik. Dapat Gardan. Vol. 3 No. 1, Mei 2013 75

disimpulkan mayoritas siswa kelas XI TKR 2 SMK Bina Utama Kendal, yaitu 29,4% memiliki hasil praktik buruk. KESIMPULAN Dari hasil analisis yang dilakukan, dapat diambil simpulan sebagai berikut: 1. Hasil uji regresi menunjukkan variabel penguasaan alat praktik mempunyai pengaruh positif terhadap hasil praktik. Kondisi tersebut mengindikasikan semakin tinggi penguasaan alat praktik, maka hasil praktik akan semakin meningkat. 2. Hasil uji hipotesis dengan uji F menunjukkan adanya pengaruh positif dan signifikan variabel penguasaan alat praktik terhadap hasil praktik, sehingga Ho ditolak dan Ha diterima, artinya hipotesis yang menyatakan ada pengaruh penguasaan alat praktik terhadap hasil praktik siswa XI TKR 2 SMK Bina Utama Kendal dapat diterima. 3. Hasil uji koefisien determinasi mengindikasikan sebesar 72,6% hasil praktik (Y) dapat dijelaskan oleh penguasaan alat praktik. Sedangkan sisanya 27,4% hasil praktik (Y) dapat dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diteliti, misalnya motivasi siswa, minat siswa, dll DAFTAR PUSTAKA Alfassi, Mariam, 2004, An analysis of factors influencing learning achievement on high school students. Anni, Chatarina Tri. 2004. Psikologi Belajar. Semarang: UPT MKK UNNES. Anwar, Moch. Idochi. (2004). Administrasi Pendidikan dan Manajemen Biaya Pendidikan. Bandung: Alfabeta Arikunto, Suharsimi, 2007, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: Bina Aksara Azwar, S. 2000. Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Dawson,R. Hancock. 2001. The factors influence the achievement. Debdikbud, 1999, Kurikulum, Garis-garis Besar Pembelajaran. Jakarta: Depdikbud. Ghozali, I. 2005. Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang: Badan Penerbit Undip. Hamalik, Umar, 1994. Psikologi Belajar. Bandung: Sinar Baru. Kartini Kartono, 2005, Pengantar Metodologi Riset Sosial, Bandung: Mandar Maju. M. Dalyono. 2005. Psikologi Pendidikan. Cetakan Keempat, Jakarta: PT. Rineka Cipta. Ngalim purwanto. 1988. Psikologi pendidikan. Cetakan keempat edisi dua, Bandung CV remaja karya. Santoso, Singgih, 2000, SPSS Mengolah Data Statistik Secara Profesional, Edisi ke-2, PT. Elex Media Komputindo Gramedia Jakarta: Jakarta. Sardiman, AM. 2006. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Slameto, 2003, Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya, Jakarta: Rineka Cipta. Gardan. Vol. 3 No. 1, Mei 2013 76