BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penulisan Tugas Akhir ini adalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III PENGAMATAN FOTOMETRI CCD

BAB I PENDAHULUAN. Satu hal yang menarik ketika kita mengamati bintang-bintang dengan mata

Bab IV Spektroskopi. IV Obyek Pengamatan. Bintang program: Nama : RS Gru (HD ) α 2000 : 21 h m δ 2000

BAB III METODE PENELITIAN

UJI IN-SITU KAMERA CCD ST-237 ADVANCE DAN KINERJA ASTRONOMI SISTEM FOTOMETRI BVR JOHNSON

BAB IV PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS

Jurusan Teknik Fisika FTI, Institut Teknologi Sepuluh Nopember 2)

Bintang Ganda DND-2006

BAB I PENDAHULUAN. bawah interaksi gravitasi bersama dan berasal dari suatu awan gas yang sama

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL DITJEN MANAJEMEN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DIREKTORAT PEMBINAAN SMA

Prosiding Seminar Nasional Sains Antariksa Homepage: http//

ABSTRAK. Kata kunci: bintang variabe jenis δ Scuti beramplitudo tinggi, RS Gru, fotometri, spektroskopi.

TATA KOORDINAT BENDA LANGIT. Kelompok 6 : 1. Siti Nur Khotimah ( ) 2. Winda Yulia Sari ( ) 3. Yoga Pratama ( )

Jl. Ganesha No. 10 Bandung Farady B. Ardhi, Hakim L. Malasan 1, Sekartedjo 2. Kampus ITS Keputih Sukolilo, Surabaya 60111

JAWABAN DAN PEMBAHASAN

Cahaya sebagai bentuk informasi dari langit Teleskop sebagai kolektor cahaya

Draft Marking Scheme. (Berdasarkan Solusi OSP Astronomi 2013)

θ = 1.22 λ D...1 point θ = 2R d...2 point θ Bulan θ mata = 33.7 θ Jupiter = 1.7

BAB III IMPLEMENTASI METODE CRP UNTUK PEMETAAN

Bab I Pendahuluan 1. 1 Latar Belakang

Bab 3. Teleskop Bamberg

SOAL SELEKSI OLIMPIADE SAINS TINGKAT KABUPATEN/KOTA 2014 CALON TIM OLIMPIADE ASTRONOMI INDONESIA 2015

PROGRAM PERSIAPAN OLIMPIADE SAINS BIDANG ASTRONOMI 2014 SMA 2 CIBINONG TES 20 MEI 2014

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL DIREKTORAT JENDRAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DIREKTORAT PEMBINAAN SMA

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL DIREKTORAT JENDRAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DIREKTORAT PEMBINAAN SMA

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL DIREKTORAT JENDRAL PENDIDIKAN MENENGAH DIREKTORAT PEMBINAAN SMA. Soal Tes Olimpiade Sains Nasional 2011

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

Bab 2 Metode Pendeteksian Planet Luar-surya

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN MENENGAH DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH ATAS

Rancang Bangun Spektrofotometer untuk Analisis Temperatur Matahari di Laboratorium Astronomi Jurusan Fisika UM

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL

indahbersamakimia.blogspot.com Soal Olimpiade Astronomi Tingkat Provinsi 2011, Waktu : 150 menit

DATA DIGITAL BENDA LANGIT

Meridian Greenwich. Bujur

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini mulai dilaksanakan pada bulan November 2013 s/d Mei 2014.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODA. Gambar 3.1 Intensitas total yang diterima sensor radar (dimodifikasi dari GlobeSAR, 2002)

Konsep Dasar Pengolahan Citra. Pertemuan ke-2 Boldson H. Situmorang, S.Kom., MMSI

Kumpulan Soal Astronomi dan Jawabannya

SOAL UJIAN SELEKSI CALON PESERTA OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2014 TINGKAT PROVINSI

KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DITJEN MANAJEMEN PENDIDIKAN MENENGAH DIREKTORAT PEMBINAAN SMA

Sistem Magnitudo Terang suatu bintang dalam astronomi dinyatakan dalam satuan magnitudo Hipparchus (abad ke-2 SM) membagi terang bintang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

KOREKSI GEOMETRIK. Tujuan :

SOAL SELEKSI OLIMPIADE SAINS TINGKAT KABUPATEN/KOTA 2016 CALON TIM OLIMPIADE ASTRONOMI INDONESIA 2017

Gambar II.1: Ilustrasi tembakan foton pada plat (Suiter 1994)

BAB III METODE PENELITIAN

Satuan Besaran dalam Astronomi. Dr. Chatief Kunjaya KK Astronomi ITB

PENGENDALIAN SUDUT PADA PERGERAKAN TELESKOP REFRAKTOR MENGGUNAKAN PERSONAL COMPUTER

PENGENALAN ASTROFISIKA

FORUM PELAJAR ASTRONOMI PEMBAHASAN SOAL. Soal-Soal Essay Pelatihan OSP Astronomi DKI Jakarta

CALON TIM OLIMPIADE ASTRONOMI INDONESIA 2015

BAB II. Landasan Teori

BAB II DASAR TEORI. Tabel 2.1 Jenis Peta menurut Skala. Secara umum, dasar pembuatan peta dapat dinyatakan seperti Gambar 2.1

KUMPULAN SOAL & PEMBAHASAN OSK OSP OSN DLL KOORDINAT BENDA LANGIT (By. Mariano N.)

PENGUKURAN MAGNITUDO SEMU PLANET VENUS FASE QUARTER MENGGUNAKAN SOFTWARE

OPTIMASI ALGORITMA IDENTIFIKASI STRABISMUS

DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR LAMBANG DAN SINGKATAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV ANALISIS. Ditorsi radial jarak radial (r)

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Kumpulan Rasi Bintang (Sumber:

BAB 5 PEMBAHASAN. 39 Universitas Indonesia

BAB III METODOLOGI 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2 Bahan dan Alat

3. METODOLOGI PENELITIAN. Persiapan dan pelaksanaan penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret

BAB II LANDASAN TEORI. pada permukaannya digoreskan garis-garis sejajar dengan jumlah sangat besar.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Rumusan Masalah

BAB III. Tahap penelitian yang dilakukan terdiri dari beberapa bagian, yaitu : Mulai. Perancangan Sensor. Pengujian Kesetabilan Laser

3. METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 4 HASIL DAN ANALISA

INDONESIA. Aturan Kompetisi Grup

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

SOAL SELEKSI OLIMPIADE SAINS TINGKAT KABUPATEN/KOTA 2014 CALON TIM OLIMPIADE ASTRONOMI INDONESIA 2015

BAB II LANDASAN TEORI

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

Bab IV Probe Lima Lubang

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

PERINGATAN. Singapura, 5 April David Orlando Kurniawan SOLUSI SOAL SELEKSI OLIMPIADE SAINS KABUPATEN/KOTA BIDANG ASTRONOMI 2014

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengembangan Sistem Pengenalan Wajah 2D

indahbersamakimia.blogspot.com

Aspek Terrestrial Pada Penentuan Posisi Hilal

3. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilakukan di wilayah yang tercemar tumpahan minyak dari

SOAL UJIAN SELEKSI CALON PESERTA OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2013 TINGKAT PROVINSI

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

BAB 2 STUDI REFERENSI

SELEKSI TINGKAT PROVINSI CALON PESERTA INTERNATIONAL ASTRONOMY OLYMPIAD (IAO) TAHUN 2009

BAB IV ANALISIS KOMPARASI ALGORITMA EQUATION OF TIME JEAN MEEUS DAN SISTEM NEWCOMB

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK

FOTOMETRI STANDAR SISTEM MAGNITUDO BARU LUPTITUDO RETNO PUJIJAYANTI NIM :

MENGENAL GERAK LANGIT DAN TATA KOORDINAT BENDA LANGIT BY AMBOINA ASTRONOMY CLUB

Luminositas Matahari menyatakan jumlah energi total yang dipancarkan Matahari per satuan waktu.

Analisis Kelimpahan Hidrogen Bintang-Bintang Deret Utama dari Spektroskopi Resolusi Tinggi

BAB 3 PEMBAHASAN START DATA KALIBRASI PENGUKURAN OFFSET GPS- KAMERA DATA OFFSET GPS- KAMERA PEMOTRETAN DATA FOTO TANPA GPS FINISH

Galeri Spektrum Bintang Be Sebagai Media Pembelajaran di Tingkat Sekolah Menengah dan Perguruan Tinggi

SATUAN JARAK DALAM ASTRONOMI

Dari gambar jaring-jaring kubus di atas bujur sangkar nomor 6 sebagai alas, yang menjadi tutup kubus adalah bujur sangkar... A. 1

Transkripsi:

27 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penulisan Tugas Akhir ini adalah metode observasi dengan cara melakukan pengambilan data bintang ganda visual yang dilaksanankan pada tanggal 2 s.d. 3 Juni 2011 di Observatorium Bosscha. Adapun pengambilan data dilapangan diawali dengan pengambilan citra kalibrasi yang terdiri dari citra bias sebanyak 10 buah citra yang diambil pada awal dan akhir pengamatan, citra dark dengan waktu integrasi tertentu masing-masing sebanyak 5 buah citra dan citra flat sebanyak 5 buah citra diakhir pengamatan. Kemudian dilanjutkan dengan pengambilan citra obyek bintang ganda sebanyak 220 buah citra dari 11 bintang ganda visual yang dapat diamati pada malam pengamatan dan citra trail bintang ganda sebanyak 5 buah citra. Data hasil pengamatan yang diperoleh selanjutnya diolah dengan menggunakan perangkat lunak IRAF, di mana di dalam IRAF itu sendiri terdapat paket-paket pengolahan citra bintang di antaranya paket DAOPHOT yang menghasilkan keluaran berupa koordinat pusat bintang (Xcentre dan Ycentre), magnitudo, dan ID bintang yang berguna untuk menentukan besar separasi sudut bintang yang dihasilkan. Selain itu, terdapat paket TWOSPECT/APTRACE yang

28 digunakan untuk mengolah citra trail bintang untuk memperoleh konstanta gradien kemiringan trail bintang. konstanta gradien kemiringan trail ini selanjutnya dimanfaatkan untuk menghitung besar sudut posisi bintang yang dihasilkan. B. Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan pada tanggal 2 s.d. 3 Juni 2011 di Observatorium Bosscha, JL. Peneropongan Bintang, Lembang dengan koordinat geografis 107 o 36 Bujur Timur dan 6 o 49 Lintang Selatan serta berada pada ketinggian 1310 meter di atas permukaan laut. C. Alat dan Bahan 1. Alat Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Teleskop Refraktor Ganda Zeiss. Refraktor ganda Zeiss merupakan teleskop terbesar dan tertua di Observatorium Bosscha yang mulai beroperasi sejak 1928. Teleskop ini merupakan jenis refraktor buatan Carl Zeiss Jena dan terdiri dari dua teleskop utama dan satu teleskop pencari (finder) di mana medan pandang teleskop pencari adalah 1,5 derajat atau sekitar tiga kali diameter citra Bulan purnama. Diameter teleskop utama adalah 60 cm dan teleskop pencari berdiameter 40 cm. Magnitudo terlemah yang

29 bisa diamati adalah 14,6 sehingga dalam penelitian astronomi teleskop ini digunakan untuk mengamati: bintang ganda visual, penentuan paralaks, gerak bintang/ anggota gugus, planet, dan komet. Table 3.1 Spesifikasi teleskop Zeiss Nama teleskop Diameter lensa Panjang fokus Zeiss 60 cm 1078 cm Fokus rasio f/18 Skala bayangan 19 /mm Daya pisah 0,23 Gambar 3.1 Teleskop Zeiss (http://bosscha.itb.ac.id/) Gambar 3.2 Aberasi kromatis teleskop Zeiss ( J. Voute 1933)

30 b. Kamera CCD SBIG ST-9XE Observatorium Bosscha mulai menggunakan kamera CCD pada tahun 1994 dengan seri Hamamatsu C3140 CCD (Widjanarko, et.al 1995), dilanjutkan dengan kamera CCD ST-6 yang diproduksi oleh Santa Barbara Instrument Group (SBIG), kamera CCD ST7-XE dan yang terbaru adalah kamera CCD ST9-XE yang juga dikeluarkan oleh SBIG. Kamera CCD generasi terbaru ini memiliki kemajuan dibandingkan pendahulunya antara lain dalam hal derau baca yang lebih kecil (15 e- rms) dan ukuran chip-nya yang lebih besar (10,2 x 10,2 mm) sehingga bisa menghasilkan citra dengan resolusi yang lebih tinggi (512 x 512 piksel). Gambar 3.3 Kamera CCD SBIG ST-9XE (www.sbig.com) Gambar 3.4 Efisiensi Kuantum CCD SBIG ST-9XE (www.sbig.com)

31 Tabel 3.2 Spesifikasi CCD SBIG ST-9XE CCD Kodak Enhanced KAF-0261E (Class 1) + Texas Instruments TC-237 Ukuran Citra 512 x 512 piksel 10.2 x 10.2 mm Jumlah Piksel 262144 Ukuran piksel 20 x 20 µm Full-Well Capacity 150000 e Dark Current 4e /piksel/s (0 C) Tipe Shutter Elektromekanik Resolusi Shutter 0,01 s Konversi AD 16 bits Gain 2.2e /ADU Read-out Noise 15e RMS Spesifikasi Optik (8" f/10) Medan Pandang 17.3 x 17.3 menit busur Resolusi Piksel 2 x 2 detik busur c. Filter Bessel Visual, yang bekerja pada panjang gelombang (470-660)nm Gambar 3.5 Kurva transmisi filter Bessel Visual ( M.S Bessel 1990)

32 d. Komputer 2. Bahan Data yang diperlukan dalam penelitian meliputi: a. Koordinat ekuatorial α dan δ pada epoch yang dipilih menggunakan epoch 2000. b. Epoch pengamatan (t). c. Citra yang akan diambil pada saat pengamatan berlangsung berupa: 1) Citra kalibrasi (Bias, Dark dan Flat) 2) Citra trail bintang ganda 3) Citra bintang program. Bintang ganda yang digunakan sebagai bintang program diambil dari Database Bintang Ganda Observatorium Bosscha yang telah disusun oleh Jasinta (1997). 4) Citra pasangan bintang pembanding. Untuk melihat kecermatan pengukuran digunakan pasangan bintang pembanding. Pasangan bintang ganda yang digunakan sebagai pembanding adalah bintang ganda yang dinyatakan sebagai Calibration Candidates dalam katalog WDS. Calibration candidates ini merupakan subset dari Sixth Catalog Orbits of Visual Binary Stars (Hartkopf et al. 2001).

33 d. WDS catalog (Washington Double Stars Catalog), merupakan katalog khusus bintang ganda yang diterbitkan oleh Observatorium Naval, Amerika Serikat. Katalog ini disusun oleh Brian D. Mason, Gary L. Wycoff dan William I. Hartkopf. Katalog ini berisi informasi astrometrik bintang ganda (asensiorekta, deklinasi, magnitudo, separasi sudut, sudut posisi, tipe spektrum) berdasarkan epoch 2000 (J2000), berisi 103.861 pasangan bintang ganda yang sudah di identifikasi. WDS catalog ini akan dijadikan patokan dalam mengukur separasi sudut dan sudut posisi bintang ganda visual. D. Prosedur Penelitian 1. Prosedur Pengamatan Dalam penelitian ini dilakukan prosedur standar pengamatan astronomi, yaitu: a. Menghubungkan teleskop dengan komputer serta mensinkronkan waktu (LST Local Siderial Time dan UT Universal Time pada komputer). b. Melakukan pengecekan/pemasangan filter Bessel V pada kamera CCD, pemasangan kamera CCD pada teleskop dan menghubungkan kamera CCD ke komputer. c. Mengatur temperatur kamera CCD (~ -10 0 C). d. Memulai pengambilan citra bias awal sebanyak 5 buah citra.

34 e. Memulai pengambilan citra bintang ganda sebanyak 20 buah citra untuk masing-masing bintang. f. Pengambilan citra dark untuk bintang ganda pada langkah no.6 sebanyak 5 buah citra. g. Ulangi langkah no. 6 dan 7 untuk bintang ganda yang lain. h. Pengambilan citra trail sebanyak 5 buah citra. i. Diakhir pengamatan, melakukan pengambilan citra flat field, pengambilan citra dark untuk citra flat dan pengambilan citra bias akhir masing-masing 5 buah citra. j. Menyesuaikan temperatur kamera CCD dengan temperatur ruangan. k. Melepas hubungan-hubungan elektrik, mengembalikan instrumen ke tempat semula dan mengisi log book untuk memberikan catatan jalannya pengamatan yang telah dilakukan.

35 2. Pelaksanaan Penelitian Alur proses penelitian yang akan dilakukan adalah sebagai berikut: Melakukan pengamatan bintang, dihasilkan data berupa citra digital yaitu: Citra kalibrasi (bias, dark dan flat), citra bintang program dan citra trail bintang. Pengolahan data hasil pengamatan, menggunakan sofwere IRAF Tahap Reduksi Tahap Analisis Reduksi terhadap: citra kalibrator, bintang program dan trail Penentuan pusat bintang menggunakan paket DAOPHOT Penentuan orientasi trail bintang menggunakan paket APEXTRAC Separasi Sudut Sudut Posisi Analisis Kesimpulan Gambar 3.6 Diagram Alur Penelitian

36 E. Perhitungan Separasi Sudut Bintang Ganda Visual Parameter yang dihasilkan dari pengolahan data menggunakan paket DAOPHOT berupa koordinat (dalam satuan piksel) pusat bintang primer dan sekunder, masing-masing (x A,y A ) dan (x B,y B ). Koordinat pusat bintang ini digunakan untuk menentukan separasi sudut bintang ganda visual. Untuk menentukan separasi sudut terlebih dahulu ditentukan separasi linier dari bintang ganda. Separasi linier merupakan jarak pisah bintang ganda dalam satuan linier (millimeter). Harga separasi linier (dalam satuan mm) antara kedua bintang dalam arah baris x dan kolom y menjadi: x = 02 y = 02 0. ( ) (3.1) x A x B 0. ( ) (3.2) y A y B Gambar 3.7 Penampakan bintang pada medan pandang teleskop

37 Berdasarkan gambar 3.7, harga separasi linier maupun harga sudut posisi bintang ganda visual dapat ditentukan melalui hubungan trygonometri yaitu: Δ Δ (3.3) Adapun ketidak pastian perhitungan separasi linier diperoleh dengan menggunakan persamaan: (3.4) Di mana N adalah jumlah citra bintang ganda visual, adalah besar separasi linier bintang ganda visual dan adalah separasi sudut rata-rata bintang ganda visual. F. Perhitungan Sudut Posisi Bintang Ganda Visual Gambar 3.8 Persamaan trail bintang SHJ 243 AB di y=a+bx

38 Untuk menentukan sudut posisi bintang ganda visual diperlukan orientasi citra trail bintang terhadap baris citra. Citra trail berfungsi untuk menentukan arah timurbarat bintang dan gradiennya terhadap citra bintang. Persamaan trail y=a+bx adalah persamaan yang mempunyai titik pusat di kolom tengah citra (lihat gambar 3.8). Harga sudut posisi diperoleh dari penjumlahan sudut antara α 1 dan α 2. α 1 merupakan besar sudut yang dibentuk oleh kemiringan garis citra trail, α 2 merupakan besar sudut yang diperoleh dari pengolahan data menggunakan paket DAOPHOT. Berdasarkan gambar 3.8, harga α 1 diperoleh dengan menggunakan persamaan : 1 arctan 512 (3.5) 2 Berdasarkan gambar 3.7, harga α 2 diperoleh dengan menggunakan persamaan : 2 arctan Δ Δ (3.6) Dengan demikian, maka besar sudut posisi bintang ganda visual menjadi : =( + ) (3.7) dengan kondisi : <0 <0 =270 <0 >0 =270+ >0 <0 =90+ >0 >0 =90

39 G. Penentuan Skala Bayangan Sakala bayangan merupakan perbandingan dimensi objek yang kita amati terhadap ukuran bayangan yang tampak pada CCD dengan satuan /piksel. Harga skala bayangan ini adalah fungsi dari panjang fokus teleskop dan besarnya dapat ditentukan dengan mengamati bintang ganda yang orbitnya sudah diketahui dengan baik yaitu bintang ganda yang dinyatakan sebagai Calibration Candidates dalam katalog WDS. Calibration candidates ini merupakan subset dari Sixth Catalog Orbits of Visual Binary Stars (Hartkopf et al. 2001). Besar skala bayangan ditentukan dengan cara membandingkan antara besar separasi sudut yang diperoleh dari elemen orbit dan besar separasi sudut yang diperoleh dari pengukuran, kemudian harga skala bayangan yang diperoleh dari masing-masing pasangan dirata-rata dengan pembobotan. Persamaan yang digunakan adalah = (3.8) = (3.9) Di mana W adalah bobot total dan w i adalah bobot harga skala bayangan masing-masing pasangan, dihitung dengan = (3.10), Standar deviasi dalam skala bayangan rata-rata dihitung dengan persamaan = ( ) ( ) / (3.11)