TEORI DUALITAS. Pertemuan Ke-9. Riani Lubis JurusanTeknik Informatika Universitas Komputer Indonesia

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS SENSITIVITAS MATAKULIAH RISET OPERASIONAL Pertemuan Ke-11. Riani Lubis Jurusan Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia

ANALISIS SENSITIVITAS MATAKULIAH RISET OPERASIONAL Pertemuan Ke-11. Riani Lubis Jurusan Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia

METODE SIMPLEKS MATAKULIAH RISET OPERASIONAL Pertemuan Ke-3. Riani Lubis Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia

METODE SIMPLEKS MATAKULIAH RISET OPERASIONAL Pertemuan Ke-5

Team Dosen Riset Operasional Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia

BAB VI PROGRAMA LINIER : DUALITAS DAN ANALISIS SENSITIVITAS

BAB III SOLUSI GRAFIK DAN METODE PRIMAL SIMPLEKS

BAB 2 LANDASAN TEORI

Konsep Primal - Dual

Teknik Riset Operasi. Oleh : A. AfrinaRamadhani H. Teknik Riset Operasi

MODEL TRANSPORTASI - I MATAKULIAH RISET OPERASIONAL Pertemuan Ke-6

Fungsi kendala tidak hanya dibentuk oleh pertidaksamaan tetapi juga oleh pertidaksamaan dan/atau persamaan =. Fungsi kendala dengan pertidaksamaan

PROGRAM LINIER : ANALISIS POST- OPTIMAL. Pertemuan 6

MODEL TRANSPORTASI - II MATAKULIAH RISET OPERASIONAL Pertemuan Ke-9. Riani Lubis Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia

MODEL TRANSPORTASI MATAKULIAH RISET OPERASIONAL Pertemuan Ke-12 & 13. Riani Lubis Jurusan Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia

Metode Simpleks M U H L I S T A H I R

Pengubahan Model Ketidaksamaan Persamaan

MODEL TRANSPORTASI - I MATAKULIAH RISET OPERASIONAL Pertemuan Ke-7. Riani Lubis Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia

METODE dan TABEL SIMPLEX

Z = 5X1 + 6X2 + 0S1 + 0S2 + MA1 + MA2. Persoalan Primal (asli) Persoalan Dual (kebalikan dari primal)

Bentuk Standar. max. min

Riset Operasional LINEAR PROGRAMMING

Modul Pendalaman Materi Program Linear, PPG Dalam Jabatan hal 1

PROGRAM LINEAR: METODE SIMPLEX

kita menggunakan variabel semu untuk memulai pemecahan, dan meninggalkannya setelah misi terpenuhi

Danang Triagus Setiyawan ST.,MT

MATA KULIAH RISET OPERASIONAL

MODEL TRANSPORTASI MATAKULIAH RISET OPERASIONAL Pertemuan Ke-11

Team Dosen Riset Operasional Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia

Teori Dualitas dan Penerapannya (Duality Theory and Its Application)

Taufiqurrahman 1

Ada beberapa kasus khusus dalam simpleks. Kadangkala kita akan menemukan bahwa iterasi tidak berhenti, karena syarat optimalitas atau syarat

METODE SIMPLEKS. Obyektif 1. Memahami cara menyelesaikan permasalahan menggunakan solusi grafik 2. Mengetahui fungsi kendala dan fungsi tujuan

Bab 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Pengantar Proses Stokastik

Metode Simpleks dengan Big M dan 2 Phase

Pemrograman Linier (6)

Manajemen Sains. Pemrograman Linier (Metode Simpleks) Eko Prasetyo Teknik Informatika Univ. Muhammadiyah Gresik 2011

BAB VI. DUALITAS DAN ANALISIS POSTOPTIMAL

BahanKuliahKe-3 Penelitian Operasional VARIABEL ARTIFISIAL. (Metode Penalty & Teknik Dua Fase) Oleh: Darmansyah Tjitradi, MT.

Pemrograman Linier (2)

METODE BIG M. Metode Simpleks, oleh Hotniar Siringoringo, 1

Algoritma Simplex. Algoritma Simplex adalah algoritma yang digunakan untuk mengoptimalkan fungsi objektif dan memperhatikan semua persamaan

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pemrograman nonlinear, fungsi konveks dan konkaf, pengali lagrange, dan

Dual Pada Masalah Maksimum Baku

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

Team Dosen Riset Operasional Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia

Metode Simpleks dalam Bentuk Tabel (Simplex Method in Tabular Form) Materi Bahasan

BEBERAPA FORMULA PENTING DALAM solusi PROGRAM LINEAR FITRIANI AGUSTINA, MATH, UPI

BAB V PROGRAMA LINIER : METODE SIMPLEKS

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pada bab ini akan diberikan landasan teori tentang optimasi, fungsi, turunan,

BAB IV. METODE SIMPLEKS

Penentuan Solusi Optimal MUHLIS TAHIR

DUALITAS. Obyektif 1. Memahami penyelesaian permasalahan dual 2. Mengerti Interpretasi Ekonomi permasalahan dual

METODE SIMPLEKS DALAM PROGRAM LINIER

METODE SIMPLEKS DALAM PROGRAM LINIER

Rivised Simpleks Method (metode simpleks yang diperbaiki)

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Pemrograman Linier (3)

Metode Simpleks (Simplex Method) Materi Bahasan

contoh soal metode simplex dengan minimum

PROGRAM LINEAR DENGAN METODE SIMPLEX

1) Formulasikan dan standarisasikan modelnya 2) Bentuk tabel awal simpleks berdasarkan informasi model di atas 3) Tentukan kolom kunci di antara

RENCANA PROGRAM KEGIATAN PERKULIAHAN SEMESTER (RPKPS)

RISET OPERASIONAL MINGGU KE-2. Disusun oleh: Nur Azifah., SE., M.Si. Linier Programming: Formulasi Masalah dan Model

Operations Management

BAB II LANDASAN TEORI. A. Sistem Persamaan Linear dan Sistem Pertidaksamaan Linear

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Perencanaan Produksi

mempunyai tak berhingga banyak solusi.

ALGORITMA METODE SIMPLEKS (PRIMAL)

MATEMATIKA SISTEM INFORMASI 2 [KODE/SKS : IT / 2 SKS]

TEORI DUALITAS & ANALISIS SENSITIVITAS

Pemrograman Linier (4)

BAB II METODE SIMPLEKS

Perhatikan model matematika berikut ini. dapat dibuat tabel

Minimumkan: Z = 4X 1 + X 2 Batasan: 3X 1 + X 2 = 3 4X 1 + 3X 2 6 X 1 + 2X 2 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Analisis Sensitivitas. Ayundyah

Model umum metode simpleks

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN, UNIVERSITAS ANDALAS BAHAN AJAR. Simpleks

TINJAUAN PRIMAL-DUAL DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Manajemen Sains. Eko Prasetyo. Teknik Informatika UMG Modul 3 PEMROGRAMAN LINIER METODE SIMPLEKS

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Pengertian Program Linier (Linear Programming)

contoh soal metode simplex dengan minimum

PEMROGRAMAN LINIER. Metode Simpleks

PROGRAM LINIER METODE SIMPLEKS

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH RISET OPERASIONAL I * (T.INDUSTRI/S1) KODE/SKS : KK /3 SKS

BAB 2 LANDASAN TEORI

Lecture 3: Graphical Sensitivity Analysis

METODE SIMPLEKS DALAM PROGRAM LINIER

ANALISIS POSTOPTIMAL/SENSITIVITAS

OPTIMALISASI PRODUKSI MENGGUNAKAN MODEL LINEAR PROGRAMMING (Studi Kasus : Usaha Kecil Menengah Kue Semprong)

PEMROGRAMAN LINEAR I KOMANG SUGIARTHA

BAB 2 LANDASAN TEORI

Lembar Kerja Mahasiswa

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB III. METODE SIMPLEKS

Transkripsi:

TEORI DUALITAS MATAKULIAH RISET OPERASIONAL Pertemuan Ke-9 Riani Lubis JurusanTeknik Informatika Universitas Komputer Indonesia 1

PENGANTAR Diperlukan sebagai dasar interpretasi ekonomis suatu persoalan PL. Konsep dualitas menjelaskan secara matematis bahwa sebuah kasus PL berhubungan dengan kasus PL yang lainnya. Istilah dualitas menunjuk pada kenyataan bahwa setiap LP terdiri atas dua bentuk, yaitu : Primal : bentuk pertama persamaan PL Dual : bentuk kedua persamaan PL yang berhubungan dengan bentuk pertamanya. Penyelesaian kasus Primal secara otomatis akan menyelesaikan kasus dual, semikian pula sebaliknya. 2

Contoh Masalah Diet Tabel di bawah menunjukkan jumlah mineral & vitamin yang terdapat pada dua jenis makanan tiruan, yaitu daging dan sayur per unit, serta harganya. Kandungan Makanan Tiruan Kebutuhan Daging Sayur minimum per hari Mineral 2 4 40 Vitamin 3 2 50 Harga per Unit 3 2,5 Masalahnya adalah menentukan biaya pembelian sejumlah daging dan sayuran sedemikian hingga kebutuhan minimum per hari akan mineral dan vitamin terpenuhi. 3

Asumsi X 1 dan X 2 adalah jumlah daging dan sayuran yang dibeli. Maka persamaan matematika : Tujuan : Minimasi Z = 3X 1 + 2,5X 2 Pembatas : 2X 1 + 4 X 2 40 3X 1 + 2X 2 50 X 1, X 2 0 Jika terdapat suatu masalah berbeda, yang berhubungan dengan masalah yang pertama (bentuk primal). Misalkan ada sebuah dealer yang menjual mineral dan vitamin. i Pemilik restoran setempat membeli mineral dan vitamin seperti yang tampak pada tabel di atas. Dealer mengetahui benar bahwa daging dan sayur tiruan memiliki hanya karena kandungan mineral dan vitaminnya. Masalah bagi dealer adalah menetapkan harga jual mineral dan vitamin per unit yang maksimum sehingga menghasilkan harga daging dan sayur tiruan tidak melebihi pasar yang ada. 4

Asumsi dealer memutuskan untuk menetapkan harga daging g per unit sebesar Y 1 dan harga sayur per unit sebesar Y 2. Kemudian, masalah dealer dapat dinyatakan secara matematika : Tujuan : Maksimasi W = 40Y 1 + 50Y 2 Pembatas : 2Y 1 + 3 Y 2 3 4Y 1 + 2Y 2 2,5 Y 1, Y 2 0 (karena nilai negatip tidak benar) Bentup PL yang terakhir dinamakan bentuk dual. Y 1 dan Y 2 dinamakan variabel dual. 5

Bentuk Umum Primal : F. Tujuan : Maks Z = c 1 x 1 + c 2 x 2 + + c n x n F.Pembatas : a 11 x 1 + a 12 x 2 + + a 1n x n b 1 a 21 x 1 + a 22 x 2 + + a 2n x n b 2. Dual : a m1 x 1 + a m2 x 2 + + a mn x n b m x 1, x 2,, x n 0 F. Tujuan : Min W = b 1 y 1 + b 2 y 2 + + b m y m FP F.Pembatas : a 11 y 1 + a 21 y 2 + + a m1 y m c 1 a 12 y 1 + a 22 y 2 + + a m2 y m c 2. 6 a 1n y 1 + a 2n y 2 + + a mn y m b n y 1, y 2,, y m 0

7 Hubungan Primal-Dual 1. Koefisien fungsi tujuan masalah primal menjadi konstan sisi kanan masalah dual. Sebaliknya, y, konstan sisi kanan primal menjadi koeisien fungsi tujuan dal. 2. Tanda pertidaksamaan kendala dibalik 3. Tujuan diubah dari minimasi dalam primal menjadi maksimasi dalam dual, dan demikian pula berlaku sebaliknya. 4. Setiap kolom pada primal berhubungan dengan satu baris (kendala/pembatas) dalam dual. Sehingga banyaknya kendala dual sama dengan banyaknya y variabel primal. 5. Setiap baris (kendala/pembatas) pada primal berhubungan dengan suatu kolom dalam dual. Sehingga ada satu variabel dual untuk setiap kendala primal. 6. Bentuk dual dari dual adalah bentuk primal.

8 Contoh

Dual Persamaan PL yang Tidak Normal 1. Persoalan : Maksimasi : Jika pembatas primal ke-i bertanda, maka variabel dual yang berkorespondensi dengan pembatas tersebut akan memenuhi y i 0. Minimasi : Jika pembatas primal ke-i bertanda, maka variabel dual yang berkorespondensi dengan pembatas tersebut akan memenuhi x i 0. 2. Jika pembatas primal ke-i bertanda =, maka variabel dual yang berkorespondensi dengan pembatas tersebut akan tidak ternatas dalam tanda 3. Jika variabel primal ke-i tidak terbatas dalam tanda, maka pembatas dual ke-i akan betanda = 9

Primal : Contoh F. Tujuan : Maks Z = x 1 + 2x 2 3x 3 + 4x 4 F.Pembatas : x 1 + 2x 2 + 2x 3 3x 4 25 2x 1 + x 2 3x 3 + 2x 4 = 15 x 1, x 2, x 3, x 4 0 Standar Primal : F. Tujuan : Maks Z = x 1 + 2x 2 3x 3 + 4x 4 + 0S 1 MR 2 F.Pembatas : x 1 + 2x 2 + 2x 3 3x 4 + S 1 = 25 2x 1 + x 2 3x 3 + 2x 4 + R 2 = 15 x 1, x 2, x 3, x 4, S 1, R 2 0 10

Dual : F. Tujuan : Min W = 25y 1 + 15y 2 F.Pembatas : y 1 + 2y 2 1 2y 1 + y 2 2 2y 1 3y 2 3 3y 1 + 2y 2 4 y 1 + 0y 2 0 y 1 0 y 2 tidak terbatas dalam tanda Catatan : Varibel artifisial tidak diperhatikan Karena y 2 tidak terbatas dalam tanda, maka y 2 memiliki dua harga yaitu y 2 = (y 2 y 2 ) 11

Standar Dual : F. Tujuan : Min W = 25y 1 +15(y 2 y 2 )+MR 1 +MR 2 +MR 3 +MR 4 F.Pembatas : y 1 + 2(y 2 y 2 ) S 1 +R 1 = 1 2y 1 + (y 2 y 2 ) S 2 +R 2 = 2 2y 1 3(y 2 y 2 ) S 3 +R 3 = 3 3y 1 + 2(y 2 y 2 ) S 4 +R 4 = 4 y 1, y 2, y 2, S 1, S 2, S 3, S 4, R 1, R 2, R 3, R 4 0 12

Sifat-Sifat Primal-Dual (1) Sifat 1 : Menentukan koefisien fungsi tujuan variabel-variabel basis awal Caranya : a. b. Kurangi nilai-nilai simpleks multiplier dengan fungsi tujuan yang original dari baris-baris awal. Sifat 2 : Menentukan koefisien fungsi tujuan varaibel-variabel variabel non basis awal Caranya : a. Subtitusikan simpleks multiplier pada variabel-variabel pembatas dual 13 b. Cari selisih antara ruas kiri & ruas kanan dari pembatas dua

Sifat-Sifat Primal-Dual (2) Sifat 3 : Menentukan nilai ruas kanan (solusi) dari variabeliblbasis Caranya variabel : Sifat 4 : Menentukan koefisien pembatas Caranya : 14

Primal : Contoh F. Tujuan : Maks Z = 4x 1 + 6x 2 + 2x 3 F.Pembatas : 4x 1 4x 2 5 x 1 + 6x 2 5 x 1 + x 2 + x 3 5 x 1, x 2, x 3 0 Standar Primal/Standar Simpleks : 15 F. Tujuan : Maks Z = 4x 1 + 6x 2 + 2x 3 + 0S 1 + 0S 2 + 0S 3 F.Pembatas : 4x 1 4x 2 + S 1 = 5 x 1 + 6x 2 + S 2 = 5 x 1 + x 2 + x 3 + S 3 = 5 x 1, x 2, x 3, S 1, S 2, S 3 0

16 Salah satu iterasinya adalah sbb :

Sifat 1 : mencari Simpleks Multifier (SM) maka diperoleh : a 3/2 S 1 = 3/2 0 = 3/2 b 2 S 2 = 2 0 = 2 c 0 S 3 = 0 0 = 0 17

Sifat 2 : F.Pembatas Dual : d x 1 : 4y 1 y 2 y 3 4 e x 2 : 4y 1 + 6y 2 + y 3 6 f x 3 : y 3 2 Dimana dari sifat 1 diperoleh : SM = (3/2 2 0) Jadi untuk : d 4(3/2) 2 0 4 = 0 e 4(3/2) + 6(2) + 0 6 = 0 f 0 2 = 2 =( y 1 y 2 y 3 ) 18

Sifat 3 : maka diperoleh : g 5/2 h 5/4 i 6 1/4 19

Sifat 4 : 20 Untuk mencari nilai i t, masukkan nilai-nilai i i X 1, X 2, dan X 3 yang sudah diketahui pada fungsi tujuan original : t = 4 (5/2) + 6 (5/4) + 2(0) = 17 1/2

21 METODE DUAL-SIMPLEK Dipakai bila pada suatu tabel simpleks yang optimum, terdapat nilai non-fisibel (pembatas non-negatif yang tidak terpenuhi) Syarat : Pembatas bertanda Fungsi tujuan : minimasi/maksimasi Ketentuan : Feasibility Condition : Leaving variabel adalah variabel basis yang memiliki nilai i negatifterbesar (nilai i kembar dipilihilih secara sembarang). Jika variabel basis sudah positif/nol, berarti sudah fisibel & proses berakhir (sudah optimum) Optimality Condition : Entering variabel dipilih dari variabel nonbasis berdasarkan rasio antara koefisien persamaan Z dengan koefisien persamaan yang berhubungan pada LV. Minimasi : EV adalah variabel dengan rasio terkecil Maksimasi : EV adalah variabel dengan absolut terkecil

Contoh F. Tujuan : Min Z = 4X 1 + 2X 2 F.Pembatas : 3X 1 + X 2 27 X 1 + X 2 21 X 1 + 2X 2 30 X 1, X 2 0 Ubah tanda pembatas menjadi, agar tidak membutuhkan variabel artifisial. Sehingga menjadi : 22 F. Tujuan : Min Z = 4X 1 + 2X 2 FP F.Pembatas : 3X 1 X 2 27 X 1 X 2 21 X 1 2X 2 30 X 1, X 2 0

Bentuk Standar : F. Tujuan : Min Z = 4X 1 + 2X 2 F.Pembatas : 3X 1 X 2 + S 1 = 27 X 1 X 2 + S 2 = 21 X 1 2X 2 + S 3 = 30 X 1, X 2, S 1, S 2, S 3 0 23

24

25

Solusi optimum & layak : X 1 = 3 X 2 = 18 Z = 48 26