PENGARUH KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN ULANG PRODUK DI WAROENG HOTPLATE ODON CABANG PEMUDA, BOGOR RIQQAH BALQIS NOVIAR

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN HASIL PENELITIAN

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. penelitian ini dilakukan untuk mendeskripsikan nilai dari variabel variabel yang

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari variabel kualitas

BAB IV HASIL DAN ANALISA PEMBAHASAN. diawali dengan penjelasan data demografi dari responden penelitian. Kemudian

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LINGKUP PENELITIAAN...13

VIII. ANALISIS STRUCTUAL EQUATION MODEL (SEM)

VIII ANALISIS SERVICE QUALITY DALAM MEMBENTUK KEPUASAN DAN LOYALITAS

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Djum di Wijilan Yogyakarta. Penelitian bertujuan untuk menganalisis kepuasan

BAB III METODE PENELITIAN. permasalahan yang akan diteliti. Penelitian yang akan dilakukan yaitu jenis

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN PADA L AMORE CAFE DI DENPASAR. Oleh Ni Kadek Yuliastina 1 Made Jatra 2

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV METODE PENELITIAN. komprehensif mengenai hubungan hubungan antar variabel variabel yang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

METODE PENELITIAN. Sumber data yang dipergunakan dalam penelitian ini meliputi : Merupakan data yang langsung didapatkan melalui penyebaran kuisioner

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

VII. ANALISIS HUBUNGAN KEPUASAN DAN LOYALITAS KONSUMEN RESTORAN PIA APPLE PIE BOGOR

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB III METODE PENELITAN

PENGARUH GAYA HIDUP DAN PERSEPSI KUALITAS TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK PEPSODENT. (Studi Kasus Wilayah Tangerang, Karang Tengah) SKRIPSI

FAKTOR KUALITAS LAYANAN TERHADAP LOYALITAS NASABAH KREDIT PADA PT. BANK PANIN TBK SURABAYA

BAB III METODE PENELITIAN. Kasihan, Tamantirto, Bantul, Yogyakarta. Akuntansi, Prodi Ilmu Ekonomi sejumlah 76 dosen.

Oleh * Mumuh Mulyana dan Riawati Tandri * Dosen Tetap Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Kesatuan Bogor ABSTRACT

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksplanatori (explanatory research).

Pengaruh Harga dan Kualitas Produk Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen. Nila Wijayanti

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Karakteristik responden Berdasarkan Jenis Kelamin. Tabel 4.1. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin

Kata Kunci: Kepuasan Pelanggan, Kualitas Layanan, Kualitas Produk, Minat Pembelian Ulang.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Dewi Kurniawati, Suharyono, Andriani Kusumawati (2014)

PENGARUH KUALITAS PRODUK TERHADAP LOYALITAS PELANGGAN DENGAN KEPUASAN SEBAGAI VARIABEL MODERASI

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. 4.1 Karakteristik Responden Penelitian. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui penyebaran kuesioner

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN. dan pernah melakukan pembelian produk secara online di Bukalapak.com. pusat perkantoran yang berada di Jakarta.

STRUCTURAL EQUATION MODELING - PLS. SPSS for Windows

BAB IV HASIL PENELTIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Kualitas Jasa Terhadap Loyalitas Pelanggan Logistik Pada

HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK, NILAI, DAN KEPUASAN NASABAH (Studi di PT Panin Bank Cabang Pembantu Boyolali)

IV. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

Sampel dalam penelitian ini adalah Kepala Bidang, Kepala Seksi dan Kasubbag. Keuangan atau Anggaran yang dianggap mampu serta mewakili untuk

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN HASIL PENELITIAN. Bab ini merupakan hasil analisis data dan pembahasan penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. 1 kota di Provinsi D.I. Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan data realisasi

III. METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 4 HASIL PENELITIAN, PEMBAHASAN, DAN PEMECAHAN MASALAH. PT. XL Axiata Tbk., (XL) didirikan pada tanggal 8 Oktober 1989, dengan nama PT.

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH KUALITAS LAYANAN, KEPUASAN DAN LOYALITAS PELANGGAN. Diah Yulisetiarini Fakultas Ekonomi Universitas Jember

Analisis kualitas pelayanan (service quality) terhadap kepuasan konsumen pada rumah makan sop ayam Pak Min Klaten di Malang

BAB III METODE PENELITIAN. berada di Jl. M.I Ridwan Rais No. 1 Gambir Jakarta Pusat.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penerapan Self Assessment System dan Kualitas Pelayanan Pajak terhadap

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lebih rendah dari pada harapan, pelanggan akan kecewa; jika ternyata sesuai

BAB III METODE PENELITIAN. kepuasan pelanggan berbelanja di Tokopedia. Proses penelitian akan

III. METODE PENELITIAN

Gambar4.13. Kepercayaan Responden terhadap Prodia Untuk Dijadikan Tempat Periksa

III. METODE PENELITIAN

TINJAUAN PUSTAKA Pemasaran

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang ada di Bandar Lampung untuk mengetahui faktor-faktor yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif verifikatif yang

Tabel 7. Sebaran Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menguji pengaruh penerapan empat karakteristik SIAM yang

SKRIPSI. Pada Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi. Universitas Nusantara PGRI Kediri. Disusun Oleh : RORO WILUJENG ASRINI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Sejarah Kantor Keluarga Berencana Kota Administrasi Jakarta

BAB III METODE PENELITIAN. populasi dan sampel, teknik pengumpulan data, definisi operasional dan

BAB III METODE PENELITIAN. B. Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling

ANALISIS PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN PENUMPANG KERETA API SRIWEDARI DI STASIUN SOLO BALAPAN JURUSAN SOLO-YOGYAKARTA

secara psikis dan fisik. Kotler (2009) menjabarkan teori hierarki kebutuhan Maslow yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam era yang mengglobalisasi ini persaingan menjadi semakin. semarak dan meningkat khususnya dalam dunia bisnis.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jooyeon Ha dan Soo Cheong Jang (2009). Rancangan yang digunakan dalam

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan ialah penelitian kausalitas, yang mana digunakan

III. METODOLOGI PENELITIAN

DAFTAR ISI... HALAMAN JUDUL... LEMBAR PERSETUJUAN... LEMBAR PENGESAHAN... KATA PENGANTAR... ABSTRAKSI... ABSTRACT...

PENGARUH STRATEGI BAURAN PEMASARAN JASA TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN

Jordyanto Hermanus Laemonta & Metta Padmalia, Pengaruh Inovasi dan Kualitas Layanan terhadap Loyalitas Konsumen Terang Bulan Martabak 93

ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN RESTORAN CEPAT SAJI MENGGUNAKAN METODE PARTIAL LEAST SQUARE (Studi Kasus: Burger King Bali)

BAB III METODE PENELITIAN. asosiatif. Menurut Sugiyono (2010:55) penelitian yang bersifat asosiatif merupakan

NASKAH PUBLIKASI PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN YANG MENGUNJUNGI SOLO GRAND MALL SURAKARTA

Alumni Jurusan Teknologi Industri Pertanian, Universitas Brawijaya 2)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

VII DIMENSI KUALITAS PELAYANAN, KEPUASAN, DAN LOYALITAS KONSUMEN RESTORAN MIRA SARI

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi (population) yaitu wilayah generalisasi yang terdiri atas sekelompok

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Menurut Kotler & Keller (2012 : 41) :

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan kuantitatif. Menurut Sugiyono (2010), penelitian eksplanatori adalah

BAB III METODE PENELITIAN. semua pengguna akhir sistem (end-user) pada Dinas Pendapatan, Pengelola

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. memiliki nomor ijin usaha No /P-01/ Dengan memulai bisnis

Hubungan Persepsi, Kepuasan dan Loyalitas Pemustaka di Perpustakaan Nasional Republik Indonesia

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data 4.3 Metode Pengambilan Sampel

Rara Ayu Riandari B ABSTRAK

Pengaruh Kualitas Layanan dan Produk terhadap Kepuasan serta Loyalitas Pelanggan Kentucky Fried Chicken di Tangerang Selatan

64 Walaupun restoran ini belum mendapatkan sertifikasi kehalalan dari LPPOM MUI naum pemilik dari Sulaiman Resto ini memastikan dan menjamin bahwa sel

BAB III METODE PENELITIAN. yaitu sifat-sifat, ciri-ciri, atau hal-hal yang dimiliki oleh suatu elemen. Sedangkan

BAB III METODE PENELITIAN. perumusan masalah yang teridentifikasi, pengumpulan dasar teori yang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Peusahaan ini, memiliki visi dan misi sebagai berikut: dan jaringan pemasaran di dalam dan di luar negeri.

Transkripsi:

PENGARUH KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN ULANG PRODUK DI WAROENG HOTPLATE ODON CABANG PEMUDA, BOGOR RIQQAH BALQIS NOVIAR DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2015

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Pengaruh Kepuasan Konsumen Terhadap Keputusan Pembelian Ulang Produk di Waroeng Hotplate Odon Cabang Pemuda Bogor adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor. Bogor, April 2015 Riqqah Balqis Noviar NIM H24110145

ABSTRAK RIQQAH BALQIS NOVIAR. Pengaruh Kepuasan Konsumen Terhadap Keputusan Pembelian Ulang Produk di Waroeng Hotplate Odon Cabang Pemuda. Dibimbing oleh Edward H. Siregar. Salah satu usaha yang berada dalam persaingan adalah Waroeng Hotplate Odon (WHO). WHO harus melakukan upaya untuk mempertahankan usahanya dengan memahami kepuasan konsumen yang mempengaruhi keputusan pembelian ulang. Penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi karakteristik konsumen, menganalisis kepuasan konsumen terkait kualitas produk dan kualitas jasa, serta menganalisis kepuasan konsumen terkait kualitas produk dan jasa terhadap keputusan pembelian ulang WHO. Hasil penelitian menunjukkan kepuasan baik terhadap kualitas produk dan kualitas jasa. Hasil analisis SEM mengggunakan Smart PLS menunjukkan bahwa kepuasan terkait kualitas produk dan kepuasan terkait kualitas jasa berpengaruh positif secara signifikan terhadap keputusan pembelian ulang pada model pelajar dan non pelajar. Kata kunci : kepuasan konsumen, keputusan pembelian ulang, kualitas jasa, kualitas produk, smart pls ABSTRACT RIQQAH BALQIS NOVIAR. Customer Satisfaction Influence to Repeat Purchase Decision Product at Waroeng Hotplate Odon Pemuda Region Bogor. Supervised by Edward H. Siregar. One of the businesses that are in competition is Waroeng Hotplate Odon (WHO). WHO should make an effort to maintain its efforts to understand customer satisfaction influence to repeat purchase decision. This study was conducted to identify the characteristics of customers, analyze customer satisfaction related to product quality and service quality, analyze customer satisfaction quality of products and services related to repeat purchase decision on WHO. The results showed good satisfaction to product quality and service quality. SEM analysis results indicate that the use of Smart PLS related to product quality and service quality satisfaction significantly positive influence on purchasing decisions on the model of students and non-students. Keywords: customer satisfaction, product quality, repeat purchase decision, service quality, smart pls

PENGARUH KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN ULANG PRODUK DI WAROENG HOTPLATE ODON CABANG PEMUDA, BOGOR RIQQAH BALQIS NOVIAR Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Manajemen DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2015

PRAKATA Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta ala atas segala karunianya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian ini ialah kepuasan konsumen, dengan judul Pengaruh Kepuasan Konsumen terhadap Keputusan Pembelian Ulang Produk di Waroeng Hotplate Odon Cabang Pemuda Bogor. Terima kasih penulis ucapkan kepada dosen pembimbing yang telah banyak memberi saran. Di samping itu, penghargaan penulis sampaikan kepada pihak Waroeng Hotplate Odon yang telah mengizinkan penelitian ini serta membantu dalam pengumpulan data. Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada papi, mami, abang, kakak, sahabat-sahabat di Medan, sahabat-sahabat di Bogor, serta keluarga besar IMMAM dan Manajemen atas segala doa dan kasih sayangnya. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat. Bogor, April 2015 Riqqah Balqis Noviar

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL vi DAFTAR GAMBAR vi DAFTAR LAMPIRAN vi PENDAHULUAN 1 Latar Belakang 1 Perumusan Masalah 2 Tujuan Penelitian 2 Manfaat Penelitian 2 Ruang Lingkup Penelitian 2 TINJAUAN PUSTAKA 3 METODE 5 Kerangka Pemikiran Penelitian 6 Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian 6 Definisi Operasional Variabel 6 Pengumpulan Data 7 Penarikan Sampel 7 Pengolahan dan Analisis Data 7 HASIL DAN PEMBAHASAN 8 Gambaran Umum 8 Karakteristik Konsumen 9 Kepuasan Konsumen 10 Analisis PLS 12 Implikasi Manajerial 18 SIMPULAN DAN SARAN 20 Simpulan 20 Saran 20 DAFTAR PUSTAKA 20 LAMPIRAN 23 RIWAYAT HIDUP 31

DAFTAR TABEL 1 Jumlah unit usaha menengah dan besar di Kota Bogor 1 2 Karakteristik konsumen 10 3 Kepuasan konsumen terkait kualitas produk WHO 11 4 Kepuasan konsumen terkait kualitas jasa WHO 12 5 Nilai average variance extraced (AVE) 15 6 Composite reliability 15 7 Cronbach alpha 15 8 Akar AVE pelajar 16 9 Akar AVE non pelajar 16 10 Nilai R square 17 11 Path coefficient 17 DAFTAR GAMBAR 1 Kerangka pemikiran penelitian 6 2 Bukti fisik dan menu Waroeng Hotplate Odon Pemuda 9 3 Hasil outer model pelajar 13 4 Hasil outer model non pelajar 14 5 Hasil akhir PLS model pelajar 18 6 Hasil akhir PLS model non pelajar 18 DAFTAR LAMPIRAN 1 Hasil uji validitas dan reliabilitas 23 2 Contoh perhitungan skor kepuasan terkait kualitas produk dan kualitas jasa 24 3 Hasil pertanyaan terbuka 25 4 Menu dan harga Waroeng Hotplate Odon 26 5 Kuesioner penelitian 27

PENDAHULUAN Latar Belakang Makanan merupakan kebutuhan pangan manusia untuk kelangsungan hidupnya. Setiap hari manusia memerlukan energi untuk menjalankan aktifitasnya. Pada perkembangan zaman yang semakin modern ini terdapat perubahan pada pola konsumsi masyarakat yang ingin serba cepat dan praktis. Ada kecenderungan untuk mengkonsumsi makanan di luar rumah yang memberikan kemudahan. Kesibukan menyebabkan masyarakat tidak mempunyai kesempatan cukup untuk mempersiapkan makanan di rumah sehingga memilih untuk mengkonsumsi makanan di luar rumah. Berdasarkan kondisi ini maka permintaan masyarakat terhadap jasa penyedia makanan semakin meningkat. Bogor selain dikenal sebagai kota hujan, juga dikenal menjadi tempat wisata kuliner. Keadaan ini terlihat dengan semakin banyak usaha di bidang kuliner yang mulai meramaikan kota Bogor, seperti pada Tabel 1. Tabel 1 Jumlah unit usaha menengah dan besar di Kota Bogor Jenis Usaha 2011 2012 2013 Makanan dan minuman 39 40 41 Kayu olahan dan rotan 13 13 15 Pulp dan kertas 13 13 16 Bahan kimia industri dan karet 11 12 12 Bahan galian non logam 2 2 3 Kimia 9 9 12 Sumber: Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Bogor Berdasarkan tabel 1 terlihat perkembangan usaha makanan dan minuman berskala menengah dan besar di Kota Bogor mengalami peningkatan setiap tahunnya. Persaingan yang tinggi pada saat ini semakin tak mudah dihindari, sehingga menjadikan para pelaku usaha harus mampu bersaing dan unggul dibandingkan usaha lainnya. Perusahaan yang bergerak di bidang jasa akan sangat memperhatikan faktor-faktor yang dapat membentuk terciptanya minat dari pembelian ulang konsumennya. Perusahaan sangat mengharapkan agar para konsumen dapat loyal dan melakukan pembelian ulang (Agustin 2011). Bagi industri yang bergerak di bidang jasa, kepuasan konsumen menjadi sebuah tuntutan yang pasti (Kaihatu 2012). Kepuasan konsumen dapat terbentuk melalui kinerja yang dapat dilihat melalui kualitas produk dan kualitas jasa. Konsumen akan melakukan pembelian ulang terhadap suatu produk atau jasa yang ditawarkan bila ia mendapatkan kepuasan dari produk atau jasa tersebut (Suhartono 2012; Nugroho dan Sudaryanto 2013). Salah satu usaha kuliner yang berada dalam persaingan adalah Waroeng Hotplate Odon (WHO) yang berada di Jalan Pemuda No.6, Bogor. Berdasarkan kriteria hasil penjualan tahunan dalam UU Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM, WHO termasuk kategori usaha menengah dengan kisaran hasil penjualan tahunan lebih dari 2,5 miliar rupiah sampai 50 miliar rupiah. Menu utama yang

2 terdapat di WHO adalah mie hotplate yang disajikan dengan lima level rasa pedas dimana pada saat ini mie telah menjadi salah satu pangan pengganti nasi dan sangat digemari oleh masyarakat. Terdapat masalah utama pada WHO yaitu waktu menunggu pesanan makanan pada saat weekend karena terjadi kepadatan pengunjung, dimana hal ini termasuk dalam kualitas jasa yang dimiliki oleh WHO. Untuk dapat bersaing dan unggul dibandingkan usaha lainnya, WHO harus memahami karakteristik serta kepuasan konsumen melalui kualitas produk dan kualitas jasa. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian mengenai pengaruh kepuasan konsumen terhadap keputusan pembelian ulang WHO. Hal ini dilakukan agar WHO dapat mempertahankan usahanya dengan memahami karakteristik konsumen dan mengetahui hal-hal yang berpengaruh terhadap keputusan pembelian ulang melalui analisis kepuasan konsumen terhadap kualitas produk dan kualitas jasa. Hal ini diharapkan akan memberikan masukan yang bermanfaat bagi WHO dalam mengembangkan kualitas produk dan kualitas jasa yang lebih sesuai dengan kepuasan konsumennya. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas, terdapat beberapa perumusan masalah, yaitu: 1.) Bagaimana karakteristik konsumen WHO?, 2.) Bagaimana kepuasan konsumen terkait kualitas produk dan kualitas jasa WHO?, 3.) Bagaimana pengaruh kepuasan konsumen terkait kualitas produk dan kualitas jasa terhadap keputusan pembelian ulang WHO? Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah tersebut, maka tujuan dari penelitian ini adalah : 1.) Mengidentifikasi karakteristik konsumen WHO, 2.) Menganalisis kepuasan konsumen terkait kualitas produk dan kualitas jasa WHO, 3.) Menganalisis pengaruh kepuasan konsumen terkait kualitas produk dan kualitas jasa terhadap keputusan pembelian ulang WHO. Manfaat Penelitian Hasil penelitian bermanfaat bagi peneliti untuk mengembangkan ilmu pengetahuan khususnya dalam bidang manajemen pemasaran, serta bagi perusahaan hasil penelitian ini dapat bermanfaat sebagai rujukan dalam mengembangkan kualitas produk dan kualitas jasa yang lebih sesuai dengan kepuasan konsumennya. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini yaitu menganalisis kepuasan konsumen terhadap kualitas produk dan kualitas jasa serta pengaruhnya terhadap keputusan

3 pembelian ulang. Sampel dalam penelitian ini yaitu konsumen Waroeng Hotplate Odon cabang Jalan Pemuda No. 6, Bogor yang sudah pernah membeli produk mie hotplate lebih dari sekali. TINJAUAN PUSTAKA Pemasaran Pemasaran adalah proses di mana perusahaan menciptakan nilai bagi pelanggan dan membangun hubungan yang kuat dengan pelanggan dengan tujuan untuk menangkap nilai dari pelanggan sebagai imbalannya. (Kotler & Armstrong 2008). Pemasaran dapat mendekatkan masyarakat dengan produk yang disediakan oleh perusahaan (Rizan et al. 2011). Jasa Jasa/layanan (service) adalah semua tindakan atau kinerja yang dapat ditawarkan satu pihak kepada pihak lain yang pada intinya tidak berwujud dan tidak menghasilkan kepemilikan apapun (Kotler & Keller 2009). Kepuasan Pelanggan Kepuasan pelanggan didefinisikan sebagai respons pelanggan terhadap ketidaksesuaian antara tingkat kepentingan sebelumnya dan kinerja aktual yang dirasakannya setelah pemakaian (Rangkuti 2002). Pelanggan memiliki peranan penting dalam mengukur kepuasan terhadap produk maupun jasa yang diberikan perusahaan (Abdullah & Nento 2014). Kualitas Produk Konsumen menyukai produk yang menawarkan kualitas, apabila produk tersebut memenuhi harapan pelanggan maka produk tersebut dianggap berkualitas tinggi dan akan menciptakan kepuasan konsumen (Jahanshahi 2011; Prahastuti 2011; Puspitasari 2011). Menurut Tjiptono & Diana (2001), ada delapan dimensi kualitas yang dikembangkan Garvin dan dapat digunakan sebagai kerangka perencanaan strategis dan analisis, terutama untuk produk manufaktur. Dimensidimensi tersebut adalah: 1. Kinerja (performance), yaitu karakteristik operasi pokok dari produk inti. 2. Ciri-ciri atau keistimewaan tambahan (features), yaitu karakteristik sekunder atau pelengkap. 3. Kehandalan (reliability), yaitu kemungkinan kecil akan mengalami kerusakan atau gagal dipakai.

4 4. Kesesuaian dengan spesifikasi (conformance to specifications), yaitu sejauh mana karakteristik desain dan operasi memenuhi standar-standar yang telah ditetapkan sebelumnya 5. Daya tahan (durability), berkaitan dengan berapa lama produk tersebut dapat terus digunakan. 6. Serviceability, meliputi kecepatan, kompetensi, kenyamanan, mudah direparasi; penanganan keluhan yang memuaskan. 7. Estetika, yaitu daya tarik produk terhadap panca indera. 8. Kualitas yang dipersepsikan (perceived quality), yaitu citra dan reputasi produk serta tanggung jawab perusahaan terhadapnya. Kualitas Jasa Kualitas jasa diwujudkan dengan mengimbangi harapan pelanggan, apabila sesuai atau melebihi harapan maka dianggap berkualitas dan memuaskan (Prahastuti 2011; Puspitasari, 2011). Menurut Rangkuti (2002), salah satu faktor yang menentukan kepuasan pelanggan adalah persepsi pelanggan mengenai kualitas jasa yang berfokus pada lima dimensi jasa, yaitu : 1. Responsiveness (ketanggapan), yaitu kemampuan untuk menolong pelanggan dan ketersediaan untuk melayani pelanggan dengan baik. 2. Reliability (keandalan), yaitu kemampuan untuk melakukan pelayanan sesuai yang dijanjikan. 3. Emphaty (empati), yaitu rasa peduli untuk memberikan perhatian secara individual kepada pelanggan, memahami kebutuhan pelanggan, serta kemudahan untuk dihubungi. 4. Assurance (jaminan), yaitu pengetahuan, kesopanan petugas serta sifatnya yang dapat dipercaya sehingga pelanggan terbebas dari risiko. 5. Tangibles (bukti langsung), meliputi fasilitas fisik, perlengkapan karyawan, dan sarana komunikasi. Pembelian Ulang Perilaku pembelian ulang berhubungan erat dengan konsep kesetiaan pada merk, biasanya menandakan bahwa produk memenuhi persetujuan konsumen dan ia bersedia memakainya lagi dan dalam jumlah yang lebih besar (Kanuk & Schiffman 2004). Faktor-faktor yang memenuhi harapan konsumen akan menciptakan kepuasan konsumen, sehingga konsumen tertarik untuk melakukan pembelian ulang (Leonnard 2014). Penelitian Terdahulu Berdasarkan penelitian Yesenia (2014), pengaruh kualitas pelayanan dan produk terhadap kepuasan serta loyalitas pelanggan KFC di Tangerang Selatan. Tingkat kepuasan pelanggan KFC sebesar 81,26 % yang mengindikasikan pelanggan merasa sangat puas. Kualitas Layanan tidak berpengaruh signifikan

5 terhadap kepuasan namun berpengaruh signifikan terhadap loyalitas pelanggan secara keseluruhan. Kualitas produk berpengaruh signifikan terhadap kepuasan secara keseluruhan. Kualitas produk tidak berpengaruh signifikan terhadap loyalitas pelanggan pada model total pengunjung namun kualitas produk berpengaruh signifikan terhadap loyalitas pada model pelajar dan non pelajar. Serta kepuasan berpengaruh signifikan terhadap loyalitas pada seluruh model. Berdasarkan penelitian Marselina (2014), persepsi konsumen terkait bauran pemasaran dan pengaruhnya terhadap keputusan pembelian ulang sop duren lodaya. Persepsi baik untuk seluruh aspek bauran pemasaran terutama aspek harga dan partisipan. Persepsi konsumen terhadap bauran pemasaran 7p secara simultan mempengaruhi keputusan pembelian ulang Sop Duren Lodaya. Persepsi konsumen terhadap variabel produk, harga, tempat, promosi, partisipan, dan proses berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian ulang, sementara pada variabel bukti fisik berpengaruh positif namun tidak signifikan terhadap keputusan pembelian ulang konsumen. Berdasarkan penelitian Fitria (2011), pengaruh kepuasan dan kepercayaan terhadap keputusan pembelian ulang pada depot air minum tris water Reverse Osmosis System (RO). Adanya pengaruh secara positif dan signifikan antara variabel kepuasan dan kepercayaan terhadap keputusan pembelian ulang pada Depot Air Minum Tris Water Reverse Osmosis System (RO). Variabel kepuasan dan kepercayaan secara bersama-sama mempengaruhi variabel keputusan pembelian ulang secara positif dan signifikan namun variabel kepercayaan lebih berpengaruh dominan. Adjusted R Square diperoleh nilai sebesar 0.495, yang memiliki arti bahwa variabel keputusan pembelian ulang dipengaruhi oleh variabel kepuasan dan kepercayaan sebesar 49.5% dan sisanya 50.5% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. METODE Kerangka Pemikiran Penelitian Banyaknya aktifitas diluar rumah telah mengubah cara seseorang dalam mengkonsumsi makanan. Hal ini menyebabkan semakin banyaknya usaha di bidang kuliner yang meramaikan kota Bogor dan menyebabkan persaingan semakin ketat. Konsekuensinya, untuk mempertahankan usahanya, WHO harus terus berusaha memenuhi dan meningkatkan kepuasan pelanggan. Usaha ini dimulai dengan mengidentifikasi karakteristik konsumen melalui pengisian kuesioner oleh responden, serta menganalisis kepuasan pelanggan terkait kualitas produk dan kualitas jasa yang berpengaruh terhadap keputusan pembelian ulang. Analisis digunakan metode analisis deskriptif dan metode analisis structural equation model (SEM). Data diolah menggunakan Microsoft Excel dan Smart PLS 3.0. Berdasarkan hal tersebut akan diperoleh hasil yang dapat direkomendasikan bagi WHO dalam memahami variabel kualitas produk dan kualitas jasa yang memiliki penilaian paling positif dalam kepuasan pelanggannya dan memberikan pengaruh lebih signifikan dalam keputusan pembelian ulang Waroeng Hotplate Odon, seperti pada Gambar 1.

6 WHO Cabang Pemuda, Bogor Perubahan Pola Konsumsi Masyarakat Semakin banyak usaha di bidang kuliner yang meramaikan kota Bogor Upaya untuk mempertahankan usaha WHO Karakteristik Konsumen Kepuasan pelanggan terkait dimensi kualitas produk dan jasa Analisis Deskriptif Structural Equation Modeling Pengaruh Kepuasan Pelanggan terhadap Keputusan Pembelian Ulang Rekomendasi Pengembangan WHO Gambar 1 Kerangka Pemikiran Penelitian Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian Penelitian ini berlokasi di Waroeng Hotplate Odon cabang Jl. Pemuda No. 6, Bogor. Penelitian dilakukan pada bulan Januari 2015-Maret 2015. Definisi Operasional Variabel Variabel Kepuasan Konsumen Kepuasan adalah kondisi dimana konsumen merasa kebutuhan dan keinginannya terpenuhi melalui produk dan jasa yang ditawarkan oleh produsen,

7 dimana produk dan jasa tersebut diukur melalui dimensi kualitas produk dan kualitas jasa. Variabel Keputusan Pembelian Ulang Keputusan pembelian ulang dapat tercipta apabila konsumen merasa puas terhadap kualitas produk dan kualitas jasa yang ditawarkan, karena memenuhi harapan konsumen sehingga konsumen bersedia untuk mengkonsumsinya kembali. Pengumpulan Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan sekunder. Data primer diperoleh dari pengisian kuesioner oleh responden dan wawancara langsung. Kuesioner dalam penelitian ini mencakup pertanyaan terbuka dan tertutup dengan skala likert. Data sekunder diperoleh secara tidak langsung dan ada hubungannya dengan penelitian seperti studi pustaka yaitu buku, jurnal, penelitian terdahulu, dan internet. (Kusumah 2011) Penarikan Sampel Pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan metode non probability sampling dengan teknik purposive sampling. Teknik purposive sampling didasarkan pada pertimbangan tertentu (Irawan & Japarianto 2013). Responden yang menjadi sampel merupakan pelanggan yang sudah pernah mengkonsumsi mie hotplate lebih dari sekali. Populasi penelitian ini adalah pelanggan Waroeng Hotplate Odon cabang Pemuda. Menurut Ghozali (2014), besar sampel yang dibutuhkan dengan menggunakan PLS minimal berkisar 30-100 sampel. Pada penelitian ini ukuran sampel yang digunakan yaitu 100 sampel. Pengolahan dan Analisis Data Data diolah dengan menggunakan program Microsoft Excel untuk mengetahui kepuasan pelanggan terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan pelanggan. SmartPLS 3.0 digunakan untuk mengetahui pengaruh kepuasan terhadap keputusan pembelian ulang. Alat analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif dan structural equation model (SEM). Uji awal dilakukan dengan uji validitas dan uji realibilitas untuk mengukur ketepatan serta keandalan atribut yang digunakan dalam kuesioner. Uji Validitas Menurut Wiratmadja (2011) dan Saidani & Arifin (2012), validitas menunjukkan kemampuan suatu instrumen mengukur apa yang seharusnya diukur. Suatu skala pengukuran disebut valid apabila nilai r hitung lebih besar dari r tabel. Uji validitas dalam penelitian ini dilakukan terhadap data yang didapat dari 30 sampel atau responden. Dengan jumlah responden 30 orang dan tingkat

8 signifikansi 0.05, maka diperoleh r tabel sebesar 0.361. Hasil uji validitas menunjukkan bahwa seluruh item kuesioner memiliki r hitung lebih besar dari 0.361 sehingga dapat dikatakan seluruh item valid. Hasil uji validitas dapat dilihat pada Lampiran 1. Uji Reliabilitas Menurut Wiratmadja (2011) dan Saidani & Arifin (2012), reliabilitas berguna untuk menguji kekonsistenan suatu instrumen. Teknik yang digunakan dalam uji reliabilitas adalah teknik alpha cronbach dimana kuisioner dianggap reliabel jika nilai alpha cronbach atau r alpha hitung > 0.7. Hasil uji reliabilitas menunjukkan bahwa seluruh item kuesioner memiliki nilai r alpha hitung lebih besar dari 0.7 sehingga seluruh item pertanyaan telah dinyatakan reliabel. Hasil uji reliabilitas dapat dilihat pada Lampiran 1. Structural Equation Model dengan SmartPLS Analisis SEM menggunakan SmartPLS yang dilakukan pada dua evaluasi model yaitu analisis model pengukuran (Outer Model) dan analisis model struktural (Inner Model). Variabel laten dalam penelitian ini terdiri dari tiga variabel, yaitu kepuasan terkait kualitas produk, kepuasan terkait kualitas jasa, dan keputusan pembelian ulang. Setiap variabel laten masing-masing memiliki indikator reflektif yang mencerminkan variabel. Metode analisis digunakan untuk mengetahui secara kesuluruhan pengaruh positif langsung secara signifikan pada variabel laten eksogen terhadap variabel laten endogen. HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum WHO di Bogor berdiri sejak 2011 dengan pendiri Iman Budiman atau biasa disapa Odon. Karena kebiasaannya menjajal aneka makanan, menginspirasi minat Odon berdebut di dunia kuliner. Menu berbasis mie diuji berkali-kali hingga ditemukan satu resep jitu, mie ayam hotplate khas Odon. Awalnya, WHO beroperasi dikawasan Ciomas dengan tempat sederhana kemudian disusul di daerah Bekasi dan Jakarta Timur sampai akhirnya pada akhir tahun 2014 beroperasi di Jalan Pemuda Bogor yang dijadikan sebagai pusat. Mie hotplate yang dibuat WHO ini memiliki rasa pedas yang mantap tetapi tidak menghilangkan rasa bumbu rempahnya yang khas, sehingga rasa nikmat dari bumbu racikan kang Odon ini tetap terasa nikmat. Disamping keunikan rasanya, WHO juga memiliki keunikan motto yaitu Cadas Beringas Bengis Mampus. WHO memiliki banyak variasi makanan dengan varian kepedasan mulai dari level 0-5 dimana setiap levelnya memiliki perbedaan 1/4 kg cabai dalam wadah dan untuk harga murah meriah dengan tetap mengedepankan kepuasan pelanggan. Berikut bukti fisik, menu, dan struktur organisasi WHO cabang Pemuda pada Gambar 2.

9 Owner Manager Asisten Manager Asisten Manager Kapten Head Kasir Area Waiter Washing Kitchen Gudang Eksekusi Minuman Gambar 2 Bukti fisik, Menu, dan Struktur Organisasi Waroeng Hotplate Odon Cabang Pemuda Karakteristik Konsumen Karakteristik konsumen ditinjau berdasarkan usia, jenis kelamin, status, pendidikan terakhir atau yang sedang dijalani, pekerjaan, dan pendapatan rata-rata perbulan. Berikut karakteristik konsumen tersaji dalam Tabel 2.

10 Tabel 2 Karakteristik Konsumen Karakteristik Keterangan Persentase (%) Usia (tahun) <15 15-20 21-25 26-30 >30 1 48 36 11 4 Jenis Kelamin Laki-laki 32 Perempuan 68 Status Menikah 13 Pendidikan terakhir/sedang dijalani Belum Menikah 87 SMP 0 SMA 40 Diploma 18 Sarjana 41 Pascasarjana 1 Pekerjaan Pelajar/Mahasiswa 48 PNS 2 Wiraswasta 21 Pegawai BUMN 4 Karyawan Swasta 25 Penerimaan ratarata perbulan Sumber: Data diolah (2015) < Rp1 500 000 37 1 500 001-Rp2 500 000 26 2 500 001-Rp3 500 000 19 3 500 001-Rp4 500 000 7 > Rp4 500 000 11 Berdasarkan Tabel 2, diperoleh hasil di mana karakteristik konsumen Waroeng Hotplate Odon didominasi oleh perempuan sebesar 68 persen dengan usia 15-20 tahun sebesar 48 persen dan berstatus belum menikah sebesar 87 persen, berprofesi sebagai pelajar atau mahasiswa sebesar 48 persen dengan pendidikan terakhir atau yang sedang dijalani sebagai sarjana sebesar 41 persen, serta memiliki pendapatan rata-rata perbulan lebih kurang sama dengan Rp1 500 000 sebesar 37 persen. Kepuasan konsumen Penelitian ini menunjukkan bagaimana kepuasan konsumen terkait kualitas produk dan kualitas jasa. Dari hasil penelitian di dapat hasil kualitas produk dan kualitas jasa memberikan kepuasan yang baik. Kepuasan tertinggi ada pada kualitas produk. Berikut uraian kepuasan konsumen terkait kualitas produk dan kualitas jasa, dengan contoh perhitungan skor dapat dilihat pada Lampiran 2.

11 Kepuasan konsumen terkait kualitas produk Penelitian ini menunjukkan kepuasan konsumen terkait dimensi kualitas produk tersebut yaitu rasa, variasi, level pedas, kesesuaian pesanan, kesesuaian porsi, mutu produk, keamanan makanan, aroma makanan, kebersihan makanan, dan kesesuaian harga. Kepuasan konsumen terkait kualitas produk Waroeng Hotplate Odon dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3 Kepuasan konsumen terkait kualitas produk WHO No. Pernyataan Skor 1. Puas dengan rasa makanan WHO 4,13 2. Puas dengan variasi makanan WHO 4,08 3. Puas dengan level pedas WHO 4,42 4. Puas dengan kesesuaian pesanan yang disajikan WHO 4,17 5. Puas dengan kesesuaian porsi makanan WHO 4,02 6. Puas dengan mutu produk WHO 4,09 7. Puas dengan keamanan makanan WHO 4,04 8. Puas dengan aroma makanan WHO 4 9. Puas dengan kebersihan makanan WHO 4,05 10. Puas dengan kesesuaian harga terhadap kualitas produk WHO 4,06 Jumlah 41,06 Rata-rata 4,11 Sumber: Data diolah (2015) Berdasarkan hasil penelitian kepuasan konsumen, kualitas produk dikategorikan baik dengan nilai rata-rata 4,11. Keseluruhan faktor-faktor tersebut menentukan kualitas produk yang memuaskan konsumen. Kepuasan tertinggi terdapat pada level pedas WHO. Sementara kepuasan terkecil namun masih dalam kategori baik terdapat pada aroma makanan WHO. Berbagai macam level pedas yang ada pada WHO menjadikannya terlihat unik dan membedakan produknya dengan pesaing. Selain itu, berdasarkan pertanyaan terbuka, terkait kualitas produk yang dimuat dalam Lampiran 3, sebanyak 96 responden mengatakan kualitas produk memuaskan karena rasanya yang enak dan pedas, menarik, serta makanannya bersih. Sebanyak 4 responden mengatakan kualitas produk perlu ditingkatkan karena level pedas yang tidak konsisten untuk itu perlu diperhatikan kembali. Kepuasan konsumen terkait kualitas jasa Selain dimensi kualitas produk, penelitian ini juga menunjukkan kepuasan konsumen terkait kualitas jasa yaitu kecepatan mengantarkan pesanan, ketanggapan merespon keluhan, kesiapan memberi informasi, kecepatan sistem pembayaran, kemudahan menghubungi, kemampuan komunikasi, keramahan karyawan, pengetahuan karyawan, penampilan karyawan, kebersihan tempat, penataan interior dan penataan lahan parkir. Kepuasan konsumen terkait kualitas jasa dapat dilihat pada Tabel 4.

12 Tabel 4 Kepuasan konsumen terkait kualitas jasa WHO No. Pernyataan Skor 1. Puas dengan kecepatan karyawan WHO mengantarkan pesanan 4,11 2. Puas dengan ketanggapan WHO merespon keluhan konsumen 4,05 3. Puas dengan kesiapan karyawan WHO memberikan informasi 4,08 yang saya butuhkan 4. Puas dengan kecepatan dalam sistem pembayaran WHO 3,99 5. Puas dengan kemudahan menghubungi WHO 3,89 6. Puas dengan kemampuan komunikasi karyawan WHO 4,01 7. Puas dengan keramahan karyawan WHO 4,18 8. Puas dengan pengetahuan karyawan WHO terhadap produk 4 9. Puas dengan penampilan karyawan WHO 3,67 10. Puas dengan kebersihan tempat WHO 3,91 11. Puas dengan penataan interior WHO 4,05 12. Puas dengan penataan lahan parkir WHO 3,94 Jumlah 47,88 Rata-rata 3,99 Sumber: Data diolah (2015) Berdasarkan Tabel 4, kepuasan konsumen terkait kualitas jasa dikategorikan baik dengan nilai rata-rata 3,99. Kepuasan tertinggi terdapat pada keramahan karyawan WHO, sementara kepuasan terkecil terdapat pada penampilan karyawan WHO. Dari hasil pertanyaan terbuka yang dimuat dalam lampiran 3, sebanyak 79 responden mengatakan kualitas jasa memuaskan karena pelayanan yang baik dan sigap, serta karyawan yang ramah, dan sebanyak 21 responden mengharapkan pelayanan lebih diperhatikan seperti penampilan karyawan, kebersihan toilet, dan lahan parkir. Analisis PLS Analisis SEM dengan menggunakan Partial Least Square digunakan untuk mengetahui hubungan antara variabel-variabel laten serta variabel laten dengan indikator konstruknya. Dalam penelitian ini dibagi menjadi dua model, yaitu berdasarkan data pelajar dan non pelajar. Pembuatan model PLS berdasarkan karakteristik pelajar dan non pelajar sebagai pertimbangan karena karakteristik konsumen WHO di dominasi oleh pelajar. Untuk itu pengujian terhadap karakteristik ini perlu dilakukan karena konsumen WHO terbagi menjadi dua yaitu karakteristik pelajar dan non pelajar. Analisis Evaluasi Model Pengukuran (Outer Model) Evaluasi model pengukuran terlebih dahulu dilakukan pada tahap evaluasi convergent validity yang meliputi pengukuran nilai validitas (loading factor dan nilai AVE) serta pengukuran nilai realibilitas (Composite Realibility & Croanbach Alpha). Pertama, dilakukan pendropan nilai loading factor yang kurang dari 0,70. Indikator individu dianggap reliabel jika memiliki nilai korelasi di atas 0,70 (Ghozali 2014). Setelah dilakukan pendropan loading factor dilihat apakah masih

13 terdapat indikator yang loading faktornya dibawah 0,70. Jika masih terdapat loading faktor di bawah 0,70 maka dilakukan re-estimasi kembali, sampai hasil seluruh loading faktor untuk tiap indikator lebih besar dari 0,70. a. Outer Model Pelajar Awal Akhir Gambar 3 Hasil Outer Model Pelajar Berdasarkan Gambar 3, variabel kepuasan terkait kualitas produk dicerminkan oleh lima indikator utama yaitu rasa makanan (X1P1), variasi makanan (X1P2), level pedas (X1P3), kesesuaian pesanan yang disajikan (X1P4), dan kesesuaian harga terhadap kualitas produk (X1P10). Dari keseluruhan indikator, indikator rasa makanan mencerminkan kepuasan tertinggi terkait kualitas produk dengan nilai 0,784. Variabel kepuasan terkait kualitas jasa dicerminkan oleh empat indikator utama yaitu kemampuan komunikasi karyawan (X2P6), keramahan karyawan (X2P7), penataan interior (X2P11) dan penataan lahan parkir (X2P12). Dari keseluruhan indikator, indikator penataan lahan parkir mencerminkan kepuasan tertinggi terkait kualitas jasa dengan nilai 0,856. Variabel keputusan pembelian ulang dicerminkan oleh dua indikator utama yaitu tertarik untuk mengkonsumsinya kembali (YP1) dan merekomendasikannya kepada orang lain (YP2). Dari keseluruhan indikator, indikator tertarik untuk mengkonsumsinya kembali mencerminkan keputusan pembelian ulang yang paling besar yaitu 0,927.

14 b. Outer Model Non Pelajar Awal Akhir Gambar 4 Hasil Outer Model Non Pelajar Berdasarkan Gambar 4, variabel kepuasan terkait kualitas produk dicerminkan oleh empat indikator utama yaitu rasa makanan (X1P1), kesesuaian pesanan yang disajikan (X1P4), mutu produk (X1P6), dan keamanan makanan (X1P7). Dari keseluruhan indikator, indikator rasa makanan mencerminkan kepuasan tertinggi terkait kualitas produk dengan nilai 0,892. Variabel kepuasan terkait kualitas jasa dicerminkan oleh enam indikator utama yaitu ketanggapan merespon keluhan (X2P2), kesiapan karyawan memberikan informasi (X2P3), kemudahan menghubungi (X2P5), kemampuan komunikasi karyawan (X2P6), keramahan karyawan (X2P7), dan pengetahuan karyawan terhadap produk (X2P8). Dari keseluruhan indikator, indikator pengetahuan karyawan terhadap produk mencerminkan kepuasan tertinggi terkait kualitas jasa dengan nilai 0,809. Variabel keputusan pembelian ulang dicerminkan oleh dua indikator utama yaitu tertarik untuk mengkonsumsinya kembali (YP1) dan merekomendasikannya kepada orang lain (YP2). Dari keseluruhan indikator, indikator merekomendasikannya kepada orang lain mencerminkan keputusan pembelian ulang yang paling besar yaitu 0,917. Kedua, pengujian dari convergent validity adalah nilai Average Variance Extracted (AVE). Dipersyaratkan model yang baik kalau AVE masing-masing konstruk nilainya lebih besar dari 0,50. Berdasarkan hasil analisis bahwa nilai AVE semua konstruk lebih besar dari 0,50 sehingga dapat disimpulkan bahwa semua konstruk memiliki tingkat validitas yang baik.

15 Tabel 5 Nilai Average Variance Extraced (AVE) Pelajar Non Pelajar Kepuasan terkait 0,632 0,598 kualitas jasa Kepuasan terkait 0,549 0,674 kualitas produk Keputusan pembelian ulang 0,808 0,814 Sumber: Data diolah (2015) Selanjutnya pengukuran nilai realibilitas konstruk yang diukur dengan dua kriteria yaitu Composite reliability dan Cronbach alpha, dinyatakan reliable jika nilai di atas 0,70. Dari hasil output SmartPLS Overview menunjukkan bahwa semua konstruk laten kepuasan terkait kualitas produk, kepuasan terkait kualitas jasa, keputusan pembelian ulang memiliki nilai Composite reliability dan Cronbach alpha lebih dari 0,70. Tabel 6 Composite Reliability Pelajar Non Pelajar Kepuasan terkait 0,873 0,899 kualitas jasa Kepuasan terkait 0,859 0,892 kualitas produk Keputusan pembelian ulang 0,894 0,897 Sumber: Data diolah (2015) Tabel 7 Cronbach Alpha Pelajar Non Pelajar Kepuasan terkait 0,807 0,866 kualitas jasa Kepuasan terkait 0,796 0,838 kualitas produk Keputusan pembelian ulang 0,766 0,773 Sumber: Data diolah (2015) Evaluasi selanjutnya adalah evaluasi discriminant validity yang dilakukan dalam dua tahap yaitu melihat nilai cross loading dan membandingkan korelasi antar konstruk dengan akar AVE berupa hasil output SmartPLS variabel laten correlation. Pertama, kriteria cross loading adalah setiap indikator yang mengukur konstruk/variabel laten sendiri berkolerasi lebih tinggi dibandingkan dengan konstruk/variabel laten lainnya. Hasil output cross loading menunjukkan nilai korelasi indikator lebih tinggi dengan korelasi konstruk masing-masing dibandingkan korelasi dengan konstruk lainnya. Sehingga dapat disimpulkan

16 bahwa indikator pada konstruk kepuasan terkait kualitas produk, kepuasan terkait kualitas jasa, dan keputusan pembelian ulang memiliki tingkat discriminant validity yang baik. Hal ini menunjukkan bahwa indikator tersebut memiliki tingkat validitas yang baik. Kedua, membandingkan korelasi antar konstruk dengan akar AVE dengan kriteria bahwa nilai akar AVE harus lebih besar dari nilai korelasi maksimal konstruk. Perbandingan dilakukan dengan melihat akar AVE dengan korelasi tiap konstruk dibawahnya. Tabel 8 Akar AVE Pelajar Kepuasan terkait kualitas jasa Kepuasan terkait kualitas produk Keputusan pembelian ulang Sumber: Data diolah (2015) Kepuasan terkait kualitas jasa 0,795 Tabel 9 Akar AVE Non Pelajar Kepuasan terkait kualitas jasa Kepuasan 0,773 terkait kualitas jasa Kepuasan terkait kualitas produk Keputusan pembelian ulang Sumber: Data diolah (2015) Kepuasan terkait kualitas produk 0,453 0,741 Keputusan pembelian ulang 0,520 0,531 0,899 Kepuasan terkait kualitas produk 0,335 0,821 Keputusan pembelian ulang 0,439 0,514 0,902 Berdasarkan hasil output Smart PLS, semua konstruk nilai akar AVE lebih besar dari nilai korelasi maksimal konstruk sehingga dapat dikatakan bahwa konstruk kepuasan terkait kualitas produk, kepuasan terkait kualitas jasa, dan keputusan pembelian ulang memiliki tingkat discriminnat validity yang tinggi. Dengan demikian disimpulkan bahwa semua konstruk memiliki tingkat reliabilitas dan validitas yang baik dengan standar yang telah dipenuhi.

17 Analisis Evaluasi Model Struktural (Inner Model) Evaluasi model struktural menggambarkan hubungan antara konstruk/ variabel laten eksogen dengan variabel laten endogen, apakah terdapat pengaruh positif atau negatif. Pengaruh antar konstruk dapat dilihat dari nilai R square seperti pada Tabel 11. Tabel 10 Nilai R Square Pelajar Non Pelajar Keputusan Pembelian Ulang 0,380 0,345 Sumber: Data diolah (2015) Berdasarkan hasil output Smart PLS overview untuk karakteristik pelajar, kepuasan terkait kualitas produk dan kepuasan terkait kualitas jasa mampu menjelaskan konstruk keputusan pembelian ulang sebesar 38 % dan sisanya 62 % dijelaskan oleh variabel lain di luar yang diteliti. Berdasarkan karakteristik non pelajar, kepuasan terkait kualitas produk dan kepuasan terkait kualitas jasa mampu menjelaskan konstruk keputusan pembelian ulang sebesar 34,50 % dan sisanya 65,50 % dijelaskan oleh variabel lain di luar yang diteliti. Evaluasi model struktural (inner model) selanjutnya yaitu melihat signifikansi pengaruh konstruk laten dengan konstruk laten lainnya dengan melihat nilai koefisien parameter dan nilai signifikansi t statistik. Evaluasi ini melihat hasil output SmartPLS pada Path Coefficients (Mean, Stdev, T value) untuk melihat pengaruh langsung. Uji hipotesis dilakukan untuk menjawab persamaan penelitian. Pengujian hipotesis yang dilakukan, dapat dilihat dari nilai T-statistik. Batas untuk menolak atau menerima hipotesis yang diajukan adalah T-statistics 1,96 untuk p < 0.05 (two tailed). Berdasarkan Tabel 11, dapat diketahui pengaruh secara langsung antar konstruk. Tabel 11 Path Coefficient Kepuasan terkait kualitas jasa -> Keputusan pembelian ulang Kepuasan terkait kualitas produk -> Keputusan pembelian ulang Sumber: Data diolah (2015) Original Sample Pelajar T Statistic s Non Pelajar Original Sample T Statistic s 0,351 2,377 0,301 2,728 0,372 2,309 0,414 3,514 Kepuasan terkait kualitas produk berpengaruh positif langsung secara signifikan terhadap keputusan pembelian ulang berdasarkan karakteristik pelajar dan non pelajar. Dengan demikian, semakin tinggi kepuasan terkait kualitas produk maka semakin tinggi pula keputusan pembelian ulang yang berpengaruh secara signifikan.

18 Kepuasan terkait kualitas jasa berpengaruh positif langsung secara signifikan terhadap keputusan pembelian ulang berdasarkan karakteristik pelajar dan non pelajar. Dengan demikian, semakin tinggi kepuasan terkait kualitas jasa maka semakin tinggi pula keputusan pembelian ulang yang berpengaruh secara signifikan. Analisis Hasil Model Karakteristik Pelajar Berdasarkan penjelasan di atas, dapat dianalisis bahwa pada model karakteristik pelajar konstruk keputusan pembelian ulang dipengaruhi secara positif dan signifikan oleh kepuasan terkait kualitas produk dan jasa dengan nilai t hitung > t tabel yaitu 2,309 dan 2,377. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Yulianti et al (2014) & Basith et al (2014) yang menyatakan bahwa kepuasan memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas. Kepuasan terkait Kualitas Produk Kepuasan terkait Kualitas Jasa Keputusan Pembelian Ulang Berpengaruh Gambar 5 Hasil akhir PLS model pelajar Analisis Hasil Model Karakteristik Non Pelajar Berdasarkan penjelasan di atas, dapat dianalisis bahwa pada model karakteristik non pelajar konstruk keputusan pembelian ulang dipengaruhi secara positif dan signifikan oleh kepuasan terkait kualitas produk dan jasa dengan nilai t hitung > t tabel yaitu 3,514 dan 2,728. Kepuasan terkait Kualitas Produk Kepuasan terkait Kualitas Jasa Keputusan Pembelian Ulang Berpengaruh Gambar 6 Hasil akhir PLS model non pelajar Implikasi Manajerial Menurut Kim & Mauborgne dalam buku Blue Ocean Strategy, telah dikembangkan kerangka kerja empat langkah untuk memecahkan trade off antara diferensiasi dan biaya rendah dan menciptakan kurva nilai baru yaitu, raise (meningkatkan), create (menciptakan), reduce (mengurangi), eliminate (menghapuskan). Apabila dikaitkan dengan fungsi manajemen, maka raise,

19 reduce, dan eliminate termasuk ke dalam controlling (pengawasan), serta create termasuk ke dalam planning (perencanaan). Berdasarkan hasil penelitian, kepuasan terkait kualitas produk dan jasa mempengaruhi keputusan pembelian ulang pada model pelajar dan non pelajar. Kepuasan terkait kualitas produk memiliki pengaruh positif lebih besar dibandingkan kepuasan terkait kualitas jasa pada model pelajar dan non pelajar. Pada model non pelajar kepuasan terkait kualitas produk jauh lebih penting dibandingkan kepuasan terkait kualitas jasa dalam mempengaruhi keputusan pembelian ulang. Hal ini mengindikasikan bahwa kepuasan terkait kualitas produk memiliki pengaruh yang besar dan penting dalam menstimulus minat beli ulang. Dalam meningkatkan kepuasan terkait kualitas produk, WHO harus menjaga dan meningkatkan cita rasa makanannya karena indikator tersebut merupakan faktor yang paling tinggi dalam mencerminkan kepuasan terkait kualitas produk. Indikator utama lainnya yaitu variasi makanan, level pedas, kesesuaian pesanan yang disajikan, mutu produk, dan keamanan makanan. Kesesuaian harga terhadap kualitas produk harus terus diperbaiki dan ditingkatkan juga mengingat karakteristik konsumen didominasi oleh pelajar berusia muda. Peningkatan variasi makanan dapat berupa penambahan menu baru. Konsumen juga mengatakan bahwa kebersihan makanan adalah salah satu faktor yang memuaskan pelanggan, untuk itu WHO harus terus menjaga dan meningkatkan kehigienisan produknya. Namun beberapa responden mengeluh atas rasa kepedasan hotplate yang menyatakan bahwa level 0 saat ini terasa pedas dan konsumen menganggap WHO tidak konsisten terhadap tingkat kepedasan makanan. Oleh karena itu WHO harus menghilangkan rasa pedas yang saat ini mulai terasa pada level 0 tersebut. Pada model pelajar kepuasan terkait kualitas produk dan jasa memiliki keseimbangan dalam mempengaruhi keputusan pembelian ulang, untuk itu penting bagi WHO terus menjaga dan meningkatkan kualitas jasa seperti ketanggapan merespon keluhan konsumen, kesiapan memberi informasi, kemudahan menghubungi WHO, kemampuan komunikasi karyawan, keramahan dalam pelayanan, pengetahuan karyawan terhadap produk, penataan interior, serta penataan lahan parkir, yang mana hal tersebut merupakan faktor terpenting dalam menstimulus keputusan pembelian ulang. Contohnya, kemudahan menghubungi pihak manajemen jika pelanggan ingin melakukan reservasi terlebih dahulu karena mengingat banyak orang-orang dari Jakarta datang ke Bogor untuk menyantap WHO, dan penataan interior yang dianggap konsumen sesuai dengan mottonya. WHO perlu mengurangi waktu tunggu konsumen terhadap pesanan makanannya saat weekend karena pada saat weekend terjadi kepadatan pengunjung, caranya dengan menambahkan mesin produksi agar lebih efektif. Kemudian dalam penerapan SOP, sebaiknya pihak manajemen lebih meningkatkan kinerjanya lagi dan ditetapkan waktu atau perlu diciptakan sebuah jadwal rutin karyawan untuk pengecekan toilet agar kebersihan selalu terjaga mengingat terdapat beberapa responden mengeluh terhadap penampilan karyawan serta kebersihan toilet. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ini diharapkan berguna di mana saran-saran yang diberikan dapat dijadikan sebagai bahan masukan bagi WHO untuk meningkatkan keputusan pembelian ulang konsumennya.

20 SIMPULAN DAN SARAN Simpulan 1. Karakteristik konsumen WHO Pemuda didominasi oleh perempuan sebesar 68 persen dengan usia 15-20 tahun sebesar 48 persen dan berstatus belum menikah sebesar 87 persen, berprofesi sebagai pelajar atau mahasiswa sebesar 48 persen dengan pendidikan terakhir atau yang sedang dijalani sebagai sarjana sebesar 41 persen, serta memiliki pendapatan rata-rata perbulan lebih kurang sama dengan Rp1 500 000 sebesar 37 persen. 2. Seluruh konstruk laten eksogen yaitu kualitas produk dan jasa mendapatkan kepuasan yang baik. Kepuasan tertinggi jatuh kepada kualitas produk dengan nilai rata-rata 4,11. 3. Berdasarkan hasil penelitian, pada model karakteristik pelajar konstruk keputusan pembelian ulang dipengaruhi secara positif dan signifikan oleh kepuasan terkait kualitas produk dan jasa dengan nilai t hitung > t tabel yaitu 2,309 dan 2,377. Kemudian pada model karakteristik non pelajar konstruk keputusan pembelian ulang dipengaruhi secara positif dan signifikan oleh kepuasan terkait kualitas produk dan jasa dengan nilai t hitung > t tabel yaitu 3,514 dan 2,728. Hal ini mengindikasikan bahwa semakin tinggi kepuasan terkait kualitas produk dan jasa maka konsumen akan terus melakukan pembelian ulang. Saran 1. Berdasarkan hasil penelitian pada dua model, secara konsisten kepuasan terkait kualitas produk dan kepuasan terkait kualitas jasa berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian ulang. Oleh karena itu dapat dijadikan masukan bagi WHO Pemuda untuk meningkatkan kualitas produk dan kualitas jasanya. Hal ini agar tercipta keputusan pembelian ulang yang lebih tinggi. 2. Bagi peneliti selanjutnya dapat melakukan perluasan lokasi penelitian pada cabang WHO lainnya mengingat adanya kemungkinan perbedaan karakteristik dan kepuasan konsumen, dengan menggunakan alat analisis yang berbeda serta penambahan konstruk agar memperoleh hasil yang lebih mendukung. DAFTAR PUSTAKA Abdullah AH, Nento S. 2014. Pengaruh Kualitas Layanan Dan Kepuasan Pelanggan Terhadap Loyalitas Pelanggan Perpustakaan. Jurnal Manajemen Pendidikan Islam Vol 2 No 2 p.161-171.

Agustin G. 2011. Pengaruh Persepsi Kualitas Pelayanan dan Kepuasan Konsumen pada Minat Pembelian Ulang (Studi Pada Konsumen Toserba Luwes Palur) [skripsi]. Surakarta (ID): Universitas Sebelas Maret. Basith A, Kumadji S, Hidayat K. 2014. Pengaruh Kualitas Produk dan Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Pelanggan dan Loyalitas Pelanggan (Survei Pada Pelanggan De Pans Pancake and Waffle di Kota Malang. Jurnal Administrasi Bisnis (JAB) Vol 11 No 1 p.1-8. [DISPERINDAG] Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Bogor. 2014. Potensi Industri Kimia, Agro, dan Hasil Hutan di Kota Bogor [internet]. [diacu 20 April 2015]. Tersedia pada http://bappeda.kotabogor.go.id/ Fitria I. 2011. Pengaruh Kepuasan dan Kepercayaan Terhadap Keputusan Pembelian Ulang Pada Depot Air Minum Tris Water Reverse Osmosis System (RO) [skripsi]. Medan (ID): Universitas Sumatra Utara. Ghozali I. 2014. Structural Equation Modelling Metode Alternatif dengan Partial Least Squares (PLS). Edisi 4. Semarang (ID): Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Irawan D, Japarianto E. 2013. Analisa Pengaruh Kualitas Produk Terhadap Loyalitas Melalui Kepuasan Sebagai Variabel Intervening Pada Pelanggan Restoran Por Kee Surabaya. Jurnal Manajemen Pemasaran Vol 1 No 2 p.1-8. Jahanshahi AA, Gashti MAH, Mirdamadi SA, Nawaser K, Khaksar SMS. 2011. Study The Effect Of Customer Service And Product Quality On Customer Satisfaction And Loyalty. International Journal Of Humanities And Social Science Vol 1 No 7 p.253-260. Kaihatu TS. 2012. Kepuasan Konsumen yang Dipengaruhi oleh Kualitas Layanan dengan Brand Image Sebagai Variabel Perantara: Studi Kasus pada Konsumen Rumah Sakit Swasta di Kota Surabaya. Jurnal Mitra Ekonomi dan Manajemen Bisnis Vol 3 No 2 p.200-210. Kanuk LL, Schiffman LG. 2004. Perilaku Konsumen. Edisi ketujuh. Jakarta (ID): Penerbit PT Indeks. Kim WC, Mauborgne R. 2005. Blue Ocean Strategy. Boston (US): Harvard Business School. Kotler P, Armstrong G. 2008. Prinsip-Prinsip Pemasaran. Edisi kedua belas. Jilid 1. Jakarta (ID): Penerbit Erlangga. Kotler P, Keller KL. 2009. Manajemen Pemasaran. Edisi ketiga belas. Jilid 2. Jakarta (ID): Penerbit Erlangga. Kusumah RZ. 2011. Analisis Pengaruh Kualitas Produk dan Kualitas Pelayanan Terhadap Keputusan Pembelian Pada Restoran Waroeng Taman Singosari di Semarang [skripsi]. Semarang (ID): Universitas Diponegoro. Leonnard. 2014. Model Loyalitas Mahasiswa Ilmu Komunikasi Pada Perguruan Tinggi Swasta Di Jakarta [disertasi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Marselina E. 2014. Persepsi Konsumen Terkait Bauran Pemasaran dan Pengaruhnya Terhadap Keputusan Pembelian Ulang Sop Duren Lodaya [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. 21

22 Nugroho AW, Sudaryanto B. 2013. Pengaruh kinerja layanan, kepercayaan dan kepuasan terhadap loyalitas konsumen jasa pengiriman barang. Diponegoro Journal Of Management Vol 2 No 3 p.1-9. Prahastuti L. 2011. Analisis Pengaruh Kualitas Layanan dan Kualitas Produk Terhadap Kepuasan Konsumen Untuk Meningkatkan Loyalitas Konsumen Indosat (Studi Pada Pelanggan Indosat Di Wilayah Semarang) [skripsi]. Semarang (ID): Universitas Diponegoro. Puspitasari AN. 2011. Analisis Pengaruh Kualitas Produk dan Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Pelanggan Untuk Mendorong Minat Beli Ulang (Studi Pada Pengguna Nokia di Semarang) [skripsi]. Semarang (ID): Universitas Diponegoro. Rangkuti F. 2002. Measuring Customer Satisfaction Gaining Customer Relationship Strategy Teknik Mengukur dan Strategi Meningkatkan Kepuasan Pelanggan & Analisis Kasus PLN-JP. Jakarta (ID): Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama. Rizan M, Saidani B, Wicaksono S. 2011. Pengaruh Iklan dan Citra Merek Terhadap Loyalitas Merek Susu Cair Dalam Kemasan Indomilk: Survei Konsumen Indomilk di Alfamart Klender. Jurnal Ilmu Manajemen & Ekonomika Vol 1 No 1 p.1-12. Saidani B, Arifin S. 2012. Pengaruh Kualitas Produk dan Kualitas Layanan Terhadap Kepuasan Konsumen dan Minat Beli Pada Ranch Market. Jurnal Riset Manajemen Sains Indonesia (JRMSI) Vol 3 No 1 p.1-22. Suhartono GK. 2012. Analisis Kepuasan dan Pengaruhnya Terhadap Loyalitas Konsumen Jasa TX Travel Bogor [tesis]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Tjiptono F, Diana A. 2001. Total Quality Management (TQM)-Edisi Revisi. Yogyakarta (ID): Penerbit ANDI. Wiratmadja RG. 2011. Pengaruh Experiential Marketing Terhadap Minat Beli Ulang Pelanggan (Studi Kasus: Inul Vizta KTV Pejaten Village) [tesis]. Jakarta (ID): Universitas Indonesia. Yesenia. 2014. Pengaruh Kualitas Pelayanan dan Produk Terhadap Kepuasan Serta Loyalitas Pelanggan KFC di Tangerang Selatan [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Yulianti NMDR, Suprapti NWS, Yasa NNK. 2014. Pengaruh Citra Toko Terhadap Kepuasan Pelanggan Dan Niat Beli Ulang Pada Circle K di Kota Denpasar. Jurnal Manajemen strategi Bisnis dan Kewirausahaan Vol 8 No 1p.36-44.

23 Lampiran 1 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Uji Validitas Variabel Indikator R hitung R tabel Keteran gan Kualitas Produk X1P1 0,735 0,361 Valid X1P2 0,560 0,361 Valid X1P3 0,513 0,361 Valid X1P4 0,628 0,361 Valid X1P5 0,701 0,361 Valid X1P6 0,558 0,361 Valid X1P7 0,439 0,361 Valid X1P8 0,480 0,361 Valid X1P9 0,568 0,361 Valid X1P10 0,712 0,361 Valid Kualitas Jasa X2P1 0,435 0,361 Valid X2P2 0,608 0,361 Valid X2P3 0,625 0,361 Valid X2P4 0,538 0,361 Valid X2P5 0,570 0,361 Valid X2P6 0,635 0,361 Valid X2P7 0,704 0,361 Valid X2P8 0,678 0,361 Valid X2P9 0,622 0,361 Valid X2P10 0,426 0,361 Valid X2P11 0,557 0,361 Valid X2P12 0,512 0,361 Valid Keputusan Pembelian Ulang YP1 0,675 0,361 Valid YP2 0,675 0,361 Valid Uji Reliabilitas Reliabilitas Kualitas Produk Variabel Cronbach s Alpha N of Items Kualitas Produk 0,863 10 Kualitas Jasa 0,876 12 Keputusan Pembelian Ulang 0,806 2

24 Lampiran 2 Contoh Perhitungan Skor Kepuasan terkait Kualitas Produk dan Kualitas Jasa No Pernyataan Persentase Jawaban Konsumen (%) Skor STS TS KS S SS 1 Saya merasa puas dengan rasa makanan WHO - - 4 79 17 4,13 Skor = (0% x 1) + (0% x 2) + (4% x 3) + (79% x 4) + (17% x 5) = 0 + 0 + 0.12 + 3.16 + 0.85 = 4,13 Rentang Nilai Nilai Keterangan 1 1,8 Sangat Tidak Baik 1,81 2,6 Tidak Baik 2,61 3,4 Kurang Baik 3,41 4,2 Baik 4,21 5,0 Sangat Baik

25 Lampiran 3 Hasil Pertanyaan Terbuka Pertanyaan Kategori Terbuka Kualitas yang menjadi pertimbangan Kepuasan dalam pembelian Keinginan konsumsi ulang Penilaian terhadap kualitas produk Penilaian terhadap kualitas jasa Perse ntase (%) 76 Pertanyaan Kategori Perse ntase (%) Kualitas Produk Kualitas Jasa 24 Puas 98 Kesediaan Bersedia 99 Tidak 2 rekomendas Tidak 1 i Tertarik 96 Alasan Rasa pedasnya 67 enak & Harga terjangkau Produk & jasa memuaskan Menu bervariasi Unik & sesuai selera Tidak 4 Alasan Pedasnya semakin meningkat Sangat baik 57 Enak & 26 menarik Makanan 13 bersih Cukup baik 4 tetapi perlu ditingkatkan Baik, sigap, & ramah Penampilan karyawan lebih diperhatikan Kebersihan toilet lebih diperhatikan Lokasi parkir lebih diperhatikan 79 14 5 2 10 6 13 4

26 Lampiran 4 Menu dan Harga Waroeng Hotplate Odon Varian Makanan Harga (Rp) Mie Hotplate Ceker 19.000 Mie Hotplate Bakso 20.000 Mie Hotplate Sosis 20.000 Mie Hotplate Keju 20.000 Mie Hotplate Gludug Rolling Thunder 22.000 Nasi Goreng Kuning Hotplate Keju 18.000 Nasi Goreng Kambing kuning Hotplate 25.000 Nasi Goreng Kambing Huning Keju Hotplate 28.000 Nasi Goreng Kuning Ikan Asin(pete) hotplate 25.000 Nasi Goreng kuning ikan asin + keju Hotplate 28.000 Kwetiau Ayam Hotplate 18.000 Mie Yamin Bakso 16.000 Ceker Jeletot 13.000 Varian Minuman Harga (Rp) Es Kelapa 6.000 Es Kelapa Fantasi 10.000 Es Java Sexy 11.000 Sop Buah Keju 11.000 Sop Strawberry 15.000 Sop Alpukat 15.000 Es Jeruk 8.000 Fanta Susu 8.000 Sprite Susu 8.000 Coca Cola Susu 8.000 Es Jeruk Susu 10.000 Juice Harga(Rp) Juice Tomat 9.000 Juice Jambu 9.000 Juice Melon 10.000 Juice Sirsak 10.000 Juice Mangga 10.000 Juice Strawberry 10.000 Juice Nanas 10.000 Juice Alpukat 10.000

27 Lampiran 5 Kuesioner Penelitian KUESIONER PENELITIAN NO. PENGARUH KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN ULANG WAROENG HOTPLATE ODON CABANG PEMUDA BOGOR Kuesioner ini merupakan instrumen penelitian dalam rangka penulisan skripsi program sarjana dibawah bimbingan Drs. Edward H. Siregar, SE. MM yang dilakukan oleh : Nama : Riqqah Balqis Noviar NIM : H24110145 Departemen/Fakultas : Manajemen/Ekonomi dan Manajemen Universitas : Institut Pertanian Bogor Peneliti memohon kesediaan saudara/i meluangkan waktu untuk mengisi kuesioner ini secara lengkap dan benar. Informasi yang diterima dari kuesioner ini bersifat rahasia dan hanya digunakan untuk kepentingan akademis. Terimakasih atas kesediaan dan partisipasi saudara/i. A. Screening 1. Apakah anda telah membeli mie hotplate Waroeng Hotplate Odon lebih dari 1 kali? a. Ya (Lanjutkan) b. Tidak (Stop, terima kasih atas partisipasi anda) B. Karakteristik Responden 1. Nama : 2. Usia (tahun) : a. < 15 b. 15-20 c. 21-25 d. 26-30 e. > 30 3. Jenis Kelamin : a. Laki-laki b. Perempuan 4. Status : a. Menikah b. Belum menikah 5. Pendidikan terakhir / yang sedang dijalani : a. SMP c. Diploma e. Pascasarjana b. SMA d. Sarjana 6. Pekerjaan : a. Pelajar / mahasiswa c. Wiraswasta e. Lainnya,.. b. PNS d. Pegawai BUMN 7. Penerimaan rata-rata perbulan : a. < Rp 1.500.000 b. Rp 1.500.001 Rp 2.500.000 c. Rp 2.500.001 Rp 3.500.000 d. Rp 3.500.001 Rp 4.500.000 e. > Rp 4.500.000