BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejumlah penyakit penting dan serius dapat bermanifestasi sebagai ulser di mukosa rongga mulut. Beberapa merupakan penyakit infeksius seperti sifilis, tuberkulosis, dan histoplasmosis dan yang lain merupakan penyakit ganas seperti karsinoma sel skuamosa dan limpoma. 1 Lebih dari 90% neoplasma malignan yang terjadi di rongga mulut adalah tipe karsinoma sel skuamosa yang berasal dari permukaan epitel rongga mulut. 2,3 Karsinoma sel skuamosa menduduki posisi keenam dari kanker yang paling sering terjadi di dunia, lebih dari 300,000 kasus didiagnosa setiap tahunnya. 4 Karsinoma sel skuamosa umumnya ditemukan pada tempat-tempat seperti bibir bawah, lidah, dan dasar mulut. 1 Selama 140 tahun, inflamasi kronis telah dikenal sebagai faktor penting dalam perkembangan kanker. Dalam perjalanannya suatu patogenesis lesi normal menjadi karsinoma membutuhkan waktu yang lama yaitu dengan adanya suatu karsinogenik yang mengiritasi secara kronis, sehingga sel epitel mengalami proliferasi secara abnormal. 4 Paparan kronis karsinogen seperti tembakau, alkohol, virus-virus onkogen, dan inflamasi dapat merusak gen seseorang pada kromosom sebagai bagian dari materi genetik. Akumulasi dari perubahan genetik tersebut dapat memicu perkembangan lesi-lesi premalignan dan diikuti dengan terjadinya karsinoma invasif. 5 Alasan hubungan antara inflamasi dan kanker merupakan suatu hal yang kompleks. Setelah adanya jejas, sel-sel inflamatori melepaskan sitokin dan faktor-faktor yang
mempengaruhi pertumbuhan dan kelangsungan hidup sel yang akan menstimulasi proliferasi sel lokal, pertumbuhan vaskular, dan penyembuhan luka. Pada inflamasi kronis, faktor-faktor ini bergabung dan terjadilah proliferasi yang terus-menerus hingga sel jaringan epitel mengalami displasia dan akhirnya menjadi karsinoma. 5 Inflamasi merupakan respon kompleks biologis dari jaringan vaskular terhadap stimulus yang berbahaya, seperti patogen, sel-sel yang rusak ataupun iritan. Inflamasi dapat diklasifikasikan menjadi dua yakni akut dan kronis. Inflamasi kronis menuju pada perubahan progresif pada tipe sel yang hadir pada tempat inflamasi dan dikarakteristikkan oleh destruksi yang simultan dan penyembuhan jaringan dari proses inflamasi. Bentuk spesifik inflamasi terlibat selama situasi yang khas muncul pada tubuh, seperti ketika inflamasi terjadi pada permukaan epitel, atau piogenik terlibat, yakni inflamasi granulomatosa, inflamasi fibrinosa, inflamasi purulen, inflamasi serosa dan inflamasi ulseratif. 6 Ulserasi merupakan kondisi terjadi putusnya permukaan epitelium mukosa rongga mulut yang menyebabkan terbukanya ujung saraf yang terletak di lamina propria. 7 Ulser mungkin merupakan lesi jaringan lunak yang paling sering terjadi dan dapat bersifat akut maupun kronis. Walaupun kebanyakan ulser rongga mulut memiliki gambaran klinis yang mirip, akan tetapi etiologinya bervariasi mulai dari reaktif sampai neoplastik dan dapat juga merupakan manifestasi oral dari penyakit dermatologis. Ulser reaktif kronis ditutupi oleh membran kuning dan dikelilingi oleh pinggiran yang dapat diangkat yang menunjukkan hiperkeratosis. Lamanya ulser tergantung pada luka dan infiltrasi sel inflamatori kronis. 8
Salah satu gambaran klinis dari karsinoma sel skuamosa adalah ulser yang tidak sembuh, 6 maka ulser yang tidak sembuh dalam waktu 14 harus hari dicurigai dengan melakukan biopsi karena kemungkinan dapat menimbulkan malignansi. 1,8 Hodgson et.al, pada penelitiannya mengenai penyakit-penyakit yang berpotensi menjadi malignan, dari 75 pasien yang menderita ulserasi yang persisten, didapati empat pasien (5.3%) mengalami malignansi, lima pasien (6.7%) mengalami lesi displasia dan 39 pasien (52 %) mengalami ulserasi kronis non spesifik. Berdasarkan penelitian maka UK National Cancer Referral Guidelines for Suspected Oral Mucosal Malignancies menyimpulkan bahwa kurang dapat membedakan antara penyakit rongga mulut yang berpotensi menjadi malignan dengan penyakit rongga mulut lainnya dengan baik. 9 Hirota et.al melaporkan pasien perempuan berusia 25 tahun mengeluhkan rasa nyeri yang terus-menerus yang berkaitan dengan lesi di lidah yang sudah berlangsung selama dua bulan. Pada saat serangan nyeri, pasien mendatangi rumah sakit umum, dimana setelah dilakukan pemeriksaan pada lesi dan biopsi didapati hasil bahwa terjadi proses inflamasi kronis non spesifik. Setelah dilakukan pemeriksaan biopsi lebih lanjut didapati hasil bahwa lesi tersebut merupakan karsinoma sel skuamosa. 10 Pada skripsi ini akan dibahas mengenai perubahan karsinoma sel skuamosa yang didahului oleh proses inflamasi kronis non spesifik yang bermanifestasi sebagai ulser di rongga mulut. Untuk mencegah terjadinya KSS maka perlu diketahui bagaimana patogenesis perkembangan proses inflamasi kronis non spesifik menjadi KSS
1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas dapat dirumuskan masalah yaitu bagaimana perkembangan dan patogenesis proses inflamasi kronis yang non spesifik menjadi karsinoma sel skuamosa. 1.3 Tujuan dan Manfaat a. Tujuan Tujuan dari penulisan skripsi ini adalah untuk membahas patogenesis proses inflamasi kronis non spesifik menjadi karsinoma sel skuamosa. b. Manfaat Manfaat penulisan skripsi ini adalah: 1. Memberikan informasi dan pengetahuan kepada pihak-pihak pengelola kesehatan gigi dan mulut tentang patogenesis proses inflamasi kronis non spesifik menjadi karsinoma sel skuamosa sehingga dapat mewaspadai apabila terjadi reaksi inflamasi pada rongga mulut pasien yang biasanya bermanifestasi sebagai ulser. 2. Dokter gigi dapat melakukan pencegahan KSS dengan deteksi dini pada lesi rongga mulut yamg mencurigakan sehingga dapat memberikan perawatan yang tepat dan perkiraan perawatan selanjutnya jika ternyata dijumpai adanya tanda-tanda keganasan pada lesi. 3. Memberikan pengetahuan kepada masyarakat bahwa inflamasi kronis pada rongga mulut, yang biasanya bermanifestasi sebagai ulser, berhubungan erat dengan proses terjadinya KSS sehingga
masyarakat dapat lebih waspada jika terjadi suatu proses inflamasi pada rongga mulutnya. 1.4 Ruang Lingkup Skripsi ini menjelaskan mengenai karsinoma sel skuamosa dan inflamasi kronis non spesifik, yaitu mencakup defenisi, etiologi, patogenesis, gambaran klinis, diagnosis, dan perawatan serta hubungannya dengan proses inflamasi kronis non spesifik dimana proses inflamasi kronis non spesifik dapat berkembang menjadi KSS.