BAB 1 PENDAHULUAN. mukosa rongga mulut. Beberapa merupakan penyakit infeksius seperti sifilis,

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. di negara maju terlebih lagi bagi negara berkembang. Angka kematian akibat

BAB I PENDAHULUAN. Kanker kulit terbagi 2 kelompok yaitu melanoma dan kelompok non

SUHARTO WIJANARKO PERTEMUAN ILMIAH TAHUNAN (PIT) KE-21 TAHUN 2016 PERHIMPUNAN DOKTER SPESIALIS BEDAH INDONESIA (IKABI) MEDAN, 12 AGUSTUS 2016

BAB I PENDAHULUAN. meluas ke rongga mulut. Penyakit-penyakit didalam rongga mulut telah menjadi perhatian

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. Papilloma sinonasal diperkenalkan oleh Ward sejak tahun 1854, hanya mewakili

BAB II TINJAUAN TEORI

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dikatakan sebagai mukosa mastikasi yang meliputi gingiva dan palatum keras.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Karsinoma sel skuamosa merupakan tumur ganas yang berasal dari sel-sel

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kanker adalah penyakit keganasan yang ditandai dengan pembelahan sel

BAB 2 TUMOR. semua jaringan tubuh manusia pada berbagai keadaan sel untuk berkembang biak.

BAB I PENDAHULUAN. kompleks, mencakup faktor genetik, infeksi Epstein-Barr Virus (EBV) dan

BAB I PENDAHULUAN BAB II ISI

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 4 HASIL. Korelasi stadium..., Nurul Nadia H.W.L., FK UI., Universitas Indonesia

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. Perawatan orthodonti cekat pada periode gigi bercampur bertujuan untuk

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. A. Latar belakang Masalah. sempurna jika tubuh mampu mengeliminasi penyebabnya, tetapi jika tubuh tidak

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Rongga mulut merupakan gambaran dari kesehatan seluruh tubuh, karena

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

ABSTRAK. Kata kunci : karsinoma sel skuamosa, rongga mulut, prevalensi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. diagnosis (Melrose dkk., 2007 sit. Avon dan Klieb, 2012). Biopsi merupakan

BAB I PENDAHULUAN. dan akhirnya bibit penyakit. Apabila ketiga faktor tersebut terjadi

BAB I PENDAHULUAN. Karsinoma nasofaring (KNF) merupakan tumor ganas yang berasal dari epitel

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dasar dari setiap manusia yang ada di bumi ini. Hak untuk hidup sehat bukan

Penatalaksanaan Ulser Kronis pada Kedua Lateral Lidah. Laporan Kasus. Dosen dan Mahasiswa FKG UHT, Jl Arif Rahman Hakim 150, Surabaya 60111

BAB 1 PENDAHULUAN. pada kesehatan umum dan kualitas hidup (WHO, 2012). Kesehatan gigi dan mulut

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. tubuh yang penting. Rongga mulut mencerminkan kesehatan tubuh seseorang karena

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Karsinoma larings merupakan keganasan yang cukup sering dan bahkan

BAB 2 DESKRIPSI SINGKAT PEMBESARAN GINGIVA. jaringan periodonsium yang dapat terlihat secara langsung sehingga mempengaruhi

BAB 1 PENDAHULUAN. Karsinoma servik merupakan penyakit kedua terbanyak pada perempuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Karsinoma sel skuamosa di laring (KSSL) menempati. urutan kedua dariseluruhkarsinomadi saluran

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dipengaruhi oleh berbagai kondisi sistemik maupun non-sistemik (Coulthard dkk.,

BAB I PENDAHULUAN. stomatitis apthosa, infeksi virus, seperti herpes simpleks, variola (small pox),

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah. Streptococcus sanguis merupakan bakteri kokus gram positif dan ditemukan

LAPORAN PENDAHULUAN Soft Tissue Tumor

BAB 4 HASIL PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 PENGERTIAN, ETIOLOGI, TANDA DAN GEJALA OSTEOSARKOMA. Osteosarkoma adalah suatu lesi ganas pada sel mesenkim yang mempunyai

HEMANGIOMA KAVERNOSA PADA BIBIR DAN MUKOSA BUKAL PASIEN BERUSIA 40 TAHUN (LAPORAN KASUS)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Usage and Attitude Urban Indonesia oleh Research International (2008),

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. kepala leher dan paling sering ditemukan di Indonesia dan sampai saat ini belum

BAB I PENDAHULUAN. ortodontik berdasarkan kebutuhan fungsional dan estetik. Penggunaan alat

I. PENDAHULUAN. sehingga berpengaruh pada kondisi kesehatan dan kemungkinan mengakibatkan. berbagai penyakit-penyakit yang dapat dialaminya.

I. PENDAHULUAN. terutama pada daerah transformasi epitel gepeng serviks. Sebagian besar

BAB I PENDAHULUAN. keganasan epitel tersebut berupa Karsinoma Sel Skuamosa Kepala dan Leher (KSSKL)

Bagi pria, kewaspadaan juga harus diterapkan karena kanker payudara bisa menyerang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bahan bakar bensin merupakan produk komersial dengan volume terbesar di

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dry cleaning. Pada tahun 1980 Indonesia mulai mengenal dry cleaning seiring

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Epstein-Barr Virus (EBV) menginfeksi lebih dari. 90% populasi dunia. Di negara berkembang, infeksi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

MODUL 3 SKENARIO 3 : HARUSKAH DIAMPUTASI?

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Penyakit periodontal adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit kanker yang sering terjadi pada anak adalah leukemia, mencapai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sering ditemukan pada wanita usia reproduksi berupa implantasi jaringan

BAB 5 HASIL PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Karsinoma laring adalah keganasan pada laring yang berasal dari sel epitel laring.

BAB I PENDAHULUAN. penyakit kanker. Paru, prostat, kolorektal, lambung, dan hati merupakan 5 organ

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Karsinoma nasofaring (KNF) adalah suatu karsinoma epitel skuamosa yang timbul

BAB 1 PENDAHULUAN. dunia kanker payudara merupakan penyakit kanker dengan. presentase kasus baru tertinggi sebesar 43,3%, dan penyebab

Postherpetic Neuralgia Setelah Menderita Herpes Zoster Oris (Laporan Kasus)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan mengelilingi gigi. Gingiva terbagi menjadi gingiva tepi, gingiva cekat dan

Diagnosis Diferensial

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. imunitas gingiva yang salah satu penyebabnya adalah infeksi. Infeksi disebabkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dibawahnya terbuka yang disebabkan oleh peradangan yang menembus membran

BAB II TINJUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Jumlah perokok di Indonesia terus meningkat setiap tahunnya.

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Luka adalah kasus yang paling sering dialami oleh manusia, angka kejadian luka

REINFORECEMENT BLOK 11 Pemicu 2. DR.Harum Sasanti, drg, SpPM KaDep. Ilmu Penyakit Mulut FKGUI

BAB I PENDAHULUAN. trisomi kromosom 21. Anak dengan Down Syndrome memiliki gangguan

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit periodontal adalah penyakit yang umum terjadi dan dapat ditemukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

LAPORAN PRAKTIKUM. Oleh : Ichda Nabiela Amiria Asykarie J Dosen Pembimbing : Drg. Nilasary Rochmanita FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Kanker Rahim - Gejala, Tahap, Pengobatan, dan Resiko

b. Tumor: massa jaringan abnormal yg tumbuh berlebihan, terus-menerus meskipun rangsang yang menimbulkannya telah hilang.

Awal Kanker Rongga Mulut; Jangan Sepelekan Sariawan

BAB 1 PENDAHULUAN. Mukosa mulut memiliki salah satu fungsi sebagai pelindung atau

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

ABSTRAK GAMBARAN KOMPLIKASI PASIEN KANKER KEPALA DAN LEHER PASCA RADIOTERAPI/KEMOTERAPI DI RSUP SANGLAH TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. Karsinoma kolorektal (KKR) merupakan masalah kesehatan serius yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dunia. Pada tahun 2012 sekitar 8,2 juta kematian diakibatkan oleh kanker. Kanker

BAB 2 OSTEOMIELITIS KRONIS PADA RAHANG. infeksi yang terjadi dapat disebabkan oleh infeksi odontogenik. Osteomielitis dibagi

BAB II LANDASAN TEORI. penyakit dimana sel-sel abnormal membelah tanpa kontrol dan. (adenokarsinoma) (Kumar, 2007 ; American Cancer Society, 2011 ;

PROSEDUR DETEKSI DINI DAN DIAGNOSIS KANKER RONGA MULUT SAYUTI HASIBUAN. Bagian Ilmu Penyakit Mulut Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. menurunnya sistem kekebalan tubuh. AIDS yang merupakan singkatan dari Acquired

DAFTAR ISI PENDAHULUAN

Pengetahuan dan Sikap Wanita Mengenai Kanker Serviks dan Pap Smear Di RSU. Hermana Lembean Bulan November- Desember Tahun 2013

Tahap-tahap penegakan diagnosis :

BAB 1 PENDAHULUAN. Inflamasi adalah respons protektif jaringan terhadap jejas yang tujuannya

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Paradigma mengenai kanker bagi masyarakat umum. merupakan penyakit yang mengerikan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. siklus sel yang khas yang menimbulkan kemampuan sel untuk tumbuh tidak

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejumlah penyakit penting dan serius dapat bermanifestasi sebagai ulser di mukosa rongga mulut. Beberapa merupakan penyakit infeksius seperti sifilis, tuberkulosis, dan histoplasmosis dan yang lain merupakan penyakit ganas seperti karsinoma sel skuamosa dan limpoma. 1 Lebih dari 90% neoplasma malignan yang terjadi di rongga mulut adalah tipe karsinoma sel skuamosa yang berasal dari permukaan epitel rongga mulut. 2,3 Karsinoma sel skuamosa menduduki posisi keenam dari kanker yang paling sering terjadi di dunia, lebih dari 300,000 kasus didiagnosa setiap tahunnya. 4 Karsinoma sel skuamosa umumnya ditemukan pada tempat-tempat seperti bibir bawah, lidah, dan dasar mulut. 1 Selama 140 tahun, inflamasi kronis telah dikenal sebagai faktor penting dalam perkembangan kanker. Dalam perjalanannya suatu patogenesis lesi normal menjadi karsinoma membutuhkan waktu yang lama yaitu dengan adanya suatu karsinogenik yang mengiritasi secara kronis, sehingga sel epitel mengalami proliferasi secara abnormal. 4 Paparan kronis karsinogen seperti tembakau, alkohol, virus-virus onkogen, dan inflamasi dapat merusak gen seseorang pada kromosom sebagai bagian dari materi genetik. Akumulasi dari perubahan genetik tersebut dapat memicu perkembangan lesi-lesi premalignan dan diikuti dengan terjadinya karsinoma invasif. 5 Alasan hubungan antara inflamasi dan kanker merupakan suatu hal yang kompleks. Setelah adanya jejas, sel-sel inflamatori melepaskan sitokin dan faktor-faktor yang

mempengaruhi pertumbuhan dan kelangsungan hidup sel yang akan menstimulasi proliferasi sel lokal, pertumbuhan vaskular, dan penyembuhan luka. Pada inflamasi kronis, faktor-faktor ini bergabung dan terjadilah proliferasi yang terus-menerus hingga sel jaringan epitel mengalami displasia dan akhirnya menjadi karsinoma. 5 Inflamasi merupakan respon kompleks biologis dari jaringan vaskular terhadap stimulus yang berbahaya, seperti patogen, sel-sel yang rusak ataupun iritan. Inflamasi dapat diklasifikasikan menjadi dua yakni akut dan kronis. Inflamasi kronis menuju pada perubahan progresif pada tipe sel yang hadir pada tempat inflamasi dan dikarakteristikkan oleh destruksi yang simultan dan penyembuhan jaringan dari proses inflamasi. Bentuk spesifik inflamasi terlibat selama situasi yang khas muncul pada tubuh, seperti ketika inflamasi terjadi pada permukaan epitel, atau piogenik terlibat, yakni inflamasi granulomatosa, inflamasi fibrinosa, inflamasi purulen, inflamasi serosa dan inflamasi ulseratif. 6 Ulserasi merupakan kondisi terjadi putusnya permukaan epitelium mukosa rongga mulut yang menyebabkan terbukanya ujung saraf yang terletak di lamina propria. 7 Ulser mungkin merupakan lesi jaringan lunak yang paling sering terjadi dan dapat bersifat akut maupun kronis. Walaupun kebanyakan ulser rongga mulut memiliki gambaran klinis yang mirip, akan tetapi etiologinya bervariasi mulai dari reaktif sampai neoplastik dan dapat juga merupakan manifestasi oral dari penyakit dermatologis. Ulser reaktif kronis ditutupi oleh membran kuning dan dikelilingi oleh pinggiran yang dapat diangkat yang menunjukkan hiperkeratosis. Lamanya ulser tergantung pada luka dan infiltrasi sel inflamatori kronis. 8

Salah satu gambaran klinis dari karsinoma sel skuamosa adalah ulser yang tidak sembuh, 6 maka ulser yang tidak sembuh dalam waktu 14 harus hari dicurigai dengan melakukan biopsi karena kemungkinan dapat menimbulkan malignansi. 1,8 Hodgson et.al, pada penelitiannya mengenai penyakit-penyakit yang berpotensi menjadi malignan, dari 75 pasien yang menderita ulserasi yang persisten, didapati empat pasien (5.3%) mengalami malignansi, lima pasien (6.7%) mengalami lesi displasia dan 39 pasien (52 %) mengalami ulserasi kronis non spesifik. Berdasarkan penelitian maka UK National Cancer Referral Guidelines for Suspected Oral Mucosal Malignancies menyimpulkan bahwa kurang dapat membedakan antara penyakit rongga mulut yang berpotensi menjadi malignan dengan penyakit rongga mulut lainnya dengan baik. 9 Hirota et.al melaporkan pasien perempuan berusia 25 tahun mengeluhkan rasa nyeri yang terus-menerus yang berkaitan dengan lesi di lidah yang sudah berlangsung selama dua bulan. Pada saat serangan nyeri, pasien mendatangi rumah sakit umum, dimana setelah dilakukan pemeriksaan pada lesi dan biopsi didapati hasil bahwa terjadi proses inflamasi kronis non spesifik. Setelah dilakukan pemeriksaan biopsi lebih lanjut didapati hasil bahwa lesi tersebut merupakan karsinoma sel skuamosa. 10 Pada skripsi ini akan dibahas mengenai perubahan karsinoma sel skuamosa yang didahului oleh proses inflamasi kronis non spesifik yang bermanifestasi sebagai ulser di rongga mulut. Untuk mencegah terjadinya KSS maka perlu diketahui bagaimana patogenesis perkembangan proses inflamasi kronis non spesifik menjadi KSS

1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas dapat dirumuskan masalah yaitu bagaimana perkembangan dan patogenesis proses inflamasi kronis yang non spesifik menjadi karsinoma sel skuamosa. 1.3 Tujuan dan Manfaat a. Tujuan Tujuan dari penulisan skripsi ini adalah untuk membahas patogenesis proses inflamasi kronis non spesifik menjadi karsinoma sel skuamosa. b. Manfaat Manfaat penulisan skripsi ini adalah: 1. Memberikan informasi dan pengetahuan kepada pihak-pihak pengelola kesehatan gigi dan mulut tentang patogenesis proses inflamasi kronis non spesifik menjadi karsinoma sel skuamosa sehingga dapat mewaspadai apabila terjadi reaksi inflamasi pada rongga mulut pasien yang biasanya bermanifestasi sebagai ulser. 2. Dokter gigi dapat melakukan pencegahan KSS dengan deteksi dini pada lesi rongga mulut yamg mencurigakan sehingga dapat memberikan perawatan yang tepat dan perkiraan perawatan selanjutnya jika ternyata dijumpai adanya tanda-tanda keganasan pada lesi. 3. Memberikan pengetahuan kepada masyarakat bahwa inflamasi kronis pada rongga mulut, yang biasanya bermanifestasi sebagai ulser, berhubungan erat dengan proses terjadinya KSS sehingga

masyarakat dapat lebih waspada jika terjadi suatu proses inflamasi pada rongga mulutnya. 1.4 Ruang Lingkup Skripsi ini menjelaskan mengenai karsinoma sel skuamosa dan inflamasi kronis non spesifik, yaitu mencakup defenisi, etiologi, patogenesis, gambaran klinis, diagnosis, dan perawatan serta hubungannya dengan proses inflamasi kronis non spesifik dimana proses inflamasi kronis non spesifik dapat berkembang menjadi KSS.