BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. imunitas gingiva yang salah satu penyebabnya adalah infeksi. Infeksi disebabkan oleh
|
|
- Fanny Setiawan
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gingivitis adalah peradangan pada gingiva, yang merupakan suatu respon imunitas gingiva yang salah satu penyebabnya adalah infeksi. Infeksi disebabkan oleh mikroorganisme oral dari plak gigi atau dari sulkus gingiva. Terdapat 2 tipe gingivitis, yaitu gingivitis akut dan gingivitis kronis. Perbedaan tipe gingivitis tersebut menimbulkan respon jaringan yang berbeda pula. (Newman dkk., 2006) Diantara 2 tipe gingivitis yang ada, tipe gingivitis yang sering dialami anakanak adalah gingivitis marginalis kronis (Califano, 2003). Prevalensi gingivitis yang terjadi pada anak usia 3 tahun dibawah 5%, sedangkan pada usia 6 tahun sebesar 50%, dan angka yang tertinggi adalah 90% pada anak dengan usia 11 tahun (Finn, 2003). Hasil penelitian di Indonesia yang dilakukan oleh Departemen Kesehatan menunjukkan persentase penderita gingivitis yang cukup tinggi, yaitu kelompok usia 8 tahun mencapai 57,79 62,79%, kelompok usia 14 tahun mencapai 62,19 68,90% (Salmiah, 2009). Jaringan gingiva pada anak-anak memiliki karakteristik antara lain sulkus gingiva lebih dalam, keratinisasi belum banyak, vaskularisasi tinggi, ruang ligamentum periodontal lebar dan mengandung sedikit jaringan fiber, serta tulang alveolar belum kompak dan mengandung ruang sum-sum yang besar (Muthu dan Sivakumar., 2009). 1
2 Gingivitis dapat terjadi karena ada ketidak seimbangan antara iritan dan sistem imunitas gingiva, selain itu juga karena karakteristik dari jaringan gingiva itu sendiri. Tahap awal proses inflamasi akut dari gingivitis ditandai dengan peningkatan cairan sulkus gingiva (CSG), migrasi neutrofil, deposisi fibrin dan destruksi kolagen. Seiring waktu, lesi menjadi kronis, ditandai dengan mulai adanya infiltrasi sel-sel limfosit, monosit dan sel-sel plasma (Stephen, 2010). Secara klinis, gingivitis ditandai dengan adanya perubahan warna gingiva menjadi merah, pembengkakan, dan gingiva mudah berdarah (Newman dkk., 2006). Rasa sakit atau nyeri jarang dirasakan, sehingga hal ini merupakan alasan utama gingivitis kronis kurang mendapatkan perhatian. Rasa sakit merupakan salah satu symptom yang membedakan antara gingivitis kronis dan gingivitis akut (Salmiah, 2009). Salah satu proses awal inflamasi akut adalah peningkatan volume cairan sulkus gingiva. Cairan sulkus gingiva merupakan eksudat dari gingiva yang mengalami inflamasi, sehingga pada gingiva normal sedikit sekali atau bahkan tidak ada cairan sulkus gingiva yang dikumpulkan (Newman dkk., 2002). Volume cairan sulkus gingiva akan meningkat dengan adanya inflamasi, pengunyahan makanan kasar, penyikatan gigi dan pemijatan gingiva serta perubahan aktivitas normal (Grant dkk., 1988). Aliran sulkus gingiva menciptakan pertahanan dengan cara mencegah masuknya bakteri serta materi asing lain ke dalam jaringan gingiva. Aliran sulkus 2
3 gingiva juga dapat mengeluarkan bakteri beserta produknya dan partikel asing dari dalam sulkus gingiva (Ramfjord dan Ash, 1989). Respon imun pada gingivitis berfungsi untuk melawan faktor penyebab gingivitis. Faktor penyebab gingivitis ada dua, yaitu faktor lokal dan faktor sistemik. Faktor utama penyebab terjadinya gingivitis adalah faktor lokal, yaitu adanya akumulasi bakteri plak, meskipun faktor sistemik merupakan faktor predisposisi yang mempengaruhi reaksi jaringan terhadap iritasi lokal (Finn, 2003). Perawatan utama gingivitis dilakukan dengan menghilangkan faktor lokal (Mc Donald, dan Every, 2004). Kontrol plak secara mekanis merupakan metode yang efektif dalam mengendalikan plak pada inflamasi gingiva. Kontrol plak secara mekanis meliputi penyikatan gigi dan penggunaan benang gigi. Penggunaan sikat gigi dan benang gigi pada anak seringkali tidak memberikan hasil yang maksimal karena kurangnya keterampilan (Sasmita, dkk., 2006). Penghilangan faktor lokal merupakan perawatan utama pada gingivitis, namun selain itu, penggunaan obat-obatan yang mengandung zat antibakteri seperti Oxyfresh Super Relief Dental Gel juga dibutuhkan untuk mengobati gingivitis. Oxyfresh Super Relief Dental Gel mengandung bahan aktif berupa chlorine dioxide, zinc acetate dan asam folat (Anonim, 2014). Chlorine dioxide merupakan bahan antibakteri yang mempunyai kemampuan menghambat bakteri dalam plak gigi melalui mekanisme perusakan membran sel bakteri dan mengoksidasi enzim-enzim bakteri. Membran sel memelihara intensitas kandungan sitoplasma secara keseluruhan dan mengontrol secara selektif transport 3
4 nutrisi ke dalam sel. Adanya perusakan membran sel oleh agen dapat mengakibatkan kematian sel bakteri tersebut (Paraskevas dkk., 2008). Chlorine dioxide mempunyai sifat sebagai agen pengoksida yang kuat dengan kapasitas redoks yang tinggi dan berfungsi paling baik pada ph netral serta konsistensi 2 ppm (Nachnani, 1997). Menurut hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Selahattin, dkk (1997), telah diketahui bahwa zinc acetate memiliki efek antibakteri pada S. aureus, S.epidermidis dan P.aeruginosa. Ada beberapa mekanisme yang mungkin untuk aksi antibakteri dari zinc acetate. Salah satu mekanismenya adalah zinc acetate mengikat membran sel mikroorganisme (Sugarman, 1983). Efek asam folat terhadap penyembuhan gingivitis telah dibuktikan melalui beberapa studi yang telah menemukan bahwa asam folat berperan besar dalam menjaga jaringan periodontal. Asam folat dapat mengurangi peradangan pada gingiva dan membuat gingiva lebih tahan terhadap plak dan bakteri anaerob yang menjadi dua penyebab utama kerusakan pada gigi, penyakit pada jaringan periodontal juga penyebab bau mulut. Asam folat juga terbukti membantu untuk mengurangi gingivitis, yang merupakan salah satu tanda yang paling umum dari penyakit gingiva (Katz dan Harold, 2013). Dari penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa kandungan Oxyfresh Super Relief Dental Gel dapat memberikan bantuan pada jaringan, membantu dalam proses penyembuhan jaringan, juga dapat berfungsi sebagai pengontrol bau mulut. (Katz dan Harold, 2013, George dkk., 2013) 4
5 Chlorine dioxide disini juga bekerja sebagai sebuah eliminator bau yang mengoksidasi senyawa sulfur volatile yang merupakan penanggung jawab utama untuk bau mulut tak sedap, zinc acetate sebagai eliminator bau lain yang mengoksidasi volatile organic compounds, yaitu produk sampingan bakteri yang paling bau dan paling resisten terhadap obat perawatan mulut topikal, dan asam folat sebagai agen anti-mikroba topical (Ventulo dan Rubino, 2006). B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dikemukakan suatu permasalahan: Bagaimana pengaruh pemakaian Oxyfresh Super Relief Dental Gel terhadap perubahan volume cairan sulkus gingiva pada anak laki-laki penderita gingivitis berusia tahun? C. Keaslian Penelitian Penelitian mengenai chlorine dioxide telah dilakukan, oleh Ahmad, Syaifi 2002, yaitu penelitian tentang Chlorine Dioxide Gel Sebagai Agenesia Pendamping Skaling dan Root Planing untuk Percepatan Penyembuhan pada Perawatan Poket Periodontal. Pada penelitian ini memiliki beberapa perbedaan dengan penelitian sebelumnya. Perbedaannya terdapat pada subjek penelitiannya. 5
6 D. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemakaian Oxyfresh Super Relief Dental Gel terhadap perubahan volume cairan sulkus gingiva pada anak laki-laki penderita gingivitis berusia tahun. E. Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini adalah: 1. Ilmu Pengetahuan Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dalam bidang kedokteran gigi mengenai pengaruh pemakaian Oxyfresh Super Relief Dental Gel terhadap perubahan volume cairan sulkus gingiva pada anak laki-laki penderita gingivitis usia tahun. 2. Untuk Masyarakat Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai pengaruh pemakaian Oxyfresh Super Relief Dental Gel terhadap penyembuhan gingivitis pada anak laki-laki usia tahun sehingga masyarakat diharapkan dapat lebih memperhatikan kesehatan rongga mulut anak. 6
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Koloni bakteri pada plak gigi merupakan faktor lokal yang mengakibatkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penyakit periodontal merupakan penyakit infeksi kronis rongga mulut dengan prevalensi 10 60% pada orang dewasa. Penyakit periodontal meliputi gingivitis dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Periodontitis adalah inflamasi dan infeksi yang terjadi pada jaringan periodontal dan tulang alveolar penyangga gigi. Periodontitis terjadi apabila inflamasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Periodontitis kronis, sebelumnya dikenal sebagai periodontitis dewasa
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Periodontitis kronis, sebelumnya dikenal sebagai periodontitis dewasa (adult periodontitis) atau periodontitis dewasa kronis (chronic adult periodontitis), adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ortodontik berdasarkan kebutuhan fungsional dan estetik. Penggunaan alat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan meningkatnya gaya hidup dan perubahan pandangan mengenai konsep estetika, masyarakat dewasa ini memilih perawatan ortodontik berdasarkan kebutuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dapat mengganggu kesehatan organ tubuh lainnya (Kemenkes, 2013).
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan gigi dan mulut merupakan investasi bagi kesehatan seumur hidup seseorang, mengingat fungsi gigi dan mulut yang sangat berpengaruh dalam fungsi pencernaan,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah kesehatan gigi dan mulut di Indonesia memerlukan perhatian yang serius dari berbagai pihak. Hal ini dibuktikan dari adanya peningkatan rerata persentase penduduk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah kesehatan gigi dan mulut semakin kompleks seiring dengan perkembangan zaman. Epidemiologi masalah kesehatan dan penyakit yang dipelajari dari beberapa populasi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) Departemen Kesehatan
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karies merupakan masalah kesehatan gigi yang umum terjadi di Indonesia. Berdasarkan hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) Departemen Kesehatan RI tahun 2004,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. semua orang tidak mengenal usia, golongan dan jenis kelamin. Orang yang sehat
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gingivitis sering ditemukan di masyarakat. Penyakit ini dapat menyerang semua orang tidak mengenal usia, golongan dan jenis kelamin. Orang yang sehat dengan kebersihan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan rongga mulut merupakan komponen esensial dari kesehatan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan rongga mulut merupakan komponen esensial dari kesehatan secara umum dan sangat mempengaruhi kualitas kehidupan. Kesehatan rongga mulut yang optimal merupakan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. kehidupan sosialnya (Monica, 2007). Perawatan ortodontik merupakan salah
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Estetika merupakan salah satu tujuan dalam perawatan ortodontik dimana seseorang dapat memperbaiki estetika wajah yang berharga dalam kehidupan sosialnya (Monica,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. upaya mencapai derajat kesehatan yang optimal (Berg, 1986). Adanya perbedaan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keadaan gizi yang baik merupakan salah satu faktor yang penting dalam upaya mencapai derajat kesehatan yang optimal (Berg, 1986). Adanya perbedaan asupan nutrisi atau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. 2006). Kanker leher kepala telah tercatat sebanyak 10% dari kanker ganas di
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kanker leher kepala merupakan kanker yang terdapat pada permukaan mukosa bagian dalam hidung dan nasofaring sampai trakhea dan esophagus, juga sering melibatkan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Subyek penelitian yang didapatkan pada penelitian ini adalah sebanyak 32
37 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Subyek penelitian yang didapatkan pada penelitian ini adalah sebanyak 32 orang yang dibagi dalam dua kelompok yaitu kelompok eksperimental
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kesehatan mulut yang buruk memiliki dampak negatif terhadap tampilan wajah,
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rongga mulut yang sehat berarti memiliki gigi yang baik dan merupakan bagian integral dari kesehatan umum yang penting untuk kesejahteraan. Kesehatan mulut yang buruk
Lebih terperinciKenali Penyakit Periodontal Pada Anjing
Kenali Penyakit Periodontal Pada Anjing Mungkin Anda sudah sering mendengar istilah "penyakit periodontal". Namun, apakah Anda sudah memahami apa arti istilah itu sebenarnya? Kata 'periodontal' berasal
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. gigi akibat akumulasi bakteri plak. Gingivitis dan periodontitis merupakan dua jenis
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit periodontal adalah peradangan yang terjadi pada jaringan pendukung gigi akibat akumulasi bakteri plak. Gingivitis dan periodontitis merupakan dua jenis penyakit
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diterapkan dalam bidang kedokteran gigi sejak ratusan tahun yang lalu. Pierre
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Konsep penggunaan bahan kimia untuk perawatan dalam rongga mulut telah diterapkan dalam bidang kedokteran gigi sejak ratusan tahun yang lalu. Pierre Fauchard
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. masih merupakan masalah di masyarakat (Wahyukundari, 2009). Penyakit
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penyakit periodontal merupakan penyakit yang diderita oleh banyak manusia di dunia dan mencapai 50% dari jumlah populasi dewasa. Di Indonesia, penyakit periodontal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Halitosis adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan nafas tidak sedap
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Halitosis adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan nafas tidak sedap pada saat nafas dihembuskan yang berasal baik dari rongga mulut maupun diluar rongga mulut.
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
mulut. 7 Gingiva pada umumnya berwarna merah muda dan diproduksi oleh pembuluh BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Penyakit periodontal adalah inflamasi yang dapat merusak jaringan melalui interaksi antara bakteri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan pendukung gigi (Daliemunthe, 2001) yang terdiri dari gingiva, tulang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jaringan periodontal secara umum merupakan tempat tertanamnya gigi dan pendukung gigi (Daliemunthe, 2001) yang terdiri dari gingiva, tulang alveolar, ligamen periodontal,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dapat menyebabkan perdarahan disertai pembengkakan, kemerahan, eksudat,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gingivitis merupakan suatu penyakit berupa kelainan pada gingiva yang dapat menyebabkan perdarahan disertai pembengkakan, kemerahan, eksudat, perubahan kontur normal.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kesehatan rongga mulut merupakan salah satu bagian yang tidak dapat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan rongga mulut merupakan salah satu bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kesehatan tubuh secara keseluruhan, untuk itu dalam memperoleh kesehatan rongga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kanker adalah penyakit keganasan yang ditandai dengan pembelahan sel
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kanker adalah penyakit keganasan yang ditandai dengan pembelahan sel yang tak terkendali dan kemampuan sel-sel tersebut untuk menyerang jaringan lainnya, baik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit periodontal merupakan penyakit yang terjadi pada jaringan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit periodontal merupakan penyakit yang terjadi pada jaringan pendukung gigi disebabkan oleh infeksi bakteri dan dapat mengakibatkan kerusakan jaringan periodontal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penyakit periodontal adalah penyakit yang umum terjadi dan dapat ditemukan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit periodontal adalah penyakit yang umum terjadi dan dapat ditemukan pada 90% dari populasi dunia. Penyakit periodontal merupakan salah satu penyakit gigi dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Usia harapan hidup perempuan Indonesia semakin meningkat dari waktu ke
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Usia harapan hidup perempuan Indonesia semakin meningkat dari waktu ke waktu. Menurut sensus penduduk tahun 2000 oleh Badan Pusat Statistik, usia harapan hidup
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. merupakan penyebab terbesar kehilangan gigi di usia 30 tahun. (Situmorang,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penyakit periodontal banyak diderita oleh manusia hampir di seluruh dunia. Di Indonesia, penyakit periodontal menduduki urutan kedua dan merupakan penyebab terbesar
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. menimbulkan masalah kesehatan gigi dan mulut. Penyakit periodontal yang sering
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit periodontal merupakan salah satu penyakit yang sering terjadi dan menimbulkan masalah kesehatan gigi dan mulut. Penyakit periodontal yang sering terjadi adalah
Lebih terperinciBAB 2 DAMPAK MEROKOK TERHADAP PERIODONSIUM. penyakit periodontal. Zat dalam asap rokok seperti; nikotin, tar, karbon monoksida
BAB 2 DAMPAK MEROKOK TERHADAP PERIODONSIUM Kebiasaan merokok sejak lama telah diasosiasikan sebagai penyebab berbagai macam perubahan dalam rongga mulut, seperti kaitannya dengan kanker mulut dan penyakit
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. sering ditemukan pada orang dewasa, merupakan penyakit inflamasi akibat
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit periodontal merupakan salah satu penyakit infeksi bakteri yang sering ditemukan pada orang dewasa, merupakan penyakit inflamasi akibat bakteri pada jaringan pendukung
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendukung gigi. Penyakit periodontal secara luas diyakini sebagai masalah
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penyakit periodontal merupakan suatu keadaan patologis pada jaringan pendukung gigi. Penyakit periodontal secara luas diyakini sebagai masalah kesehatan utama
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perubahan mukosa rongga mulut dapat disebabkan oleh banyak hal, antara lain
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perubahan mukosa rongga mulut dapat disebabkan oleh banyak hal, antara lain perubahan kadar hormon seksual yang terjadi pada saat pubertas, kehamilan, menstruasi dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terhadap kesehatan dan mempunyai faktor risiko terjadinya beberapa jenis
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Merokok merupakan kebiasaan yang memiliki daya merusak cukup besar terhadap kesehatan dan mempunyai faktor risiko terjadinya beberapa jenis penyakit, baik lokal seperti
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. masih cukup tinggi (Pintauli dan Taizo, 2008). Penyakit periodontal dimulai dari
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penyakit periodontal merupakan masalah kesehatan gigi dan mulut yang masih memerlukan perhatian serius. Walaupun prevalensi penyakit gigi ini dilaporkan sudah menurun
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada permukaan basis gigi tiruan dapat terjadi penimbunan sisa makanan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada permukaan basis gigi tiruan dapat terjadi penimbunan sisa makanan dan plak, terutama pada daerah sayap bukal atau bagian-bagian yang sukar dibersihkan (David dan MacGregor,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. lunak dan tulang penyangga gigi dengan prevalensi dan intensitas yang masih
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit periodontal merupakan suatu peradangan, degenerasi jaringan lunak dan tulang penyangga gigi dengan prevalensi dan intensitas yang masih tinggi. Menurut WHO
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tindakan pencabutan gigi merupakan salah satu jenis perawatan gigi yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tindakan pencabutan gigi merupakan salah satu jenis perawatan gigi yang dilaksanakan di Poli Gigi dan Mulut Puskesmas. 1 Pencabutan gigi merupakan suatu tindakan mengeluarkan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. pada kesehatan umum dan kualitas hidup (WHO, 2012). Kesehatan gigi dan mulut
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan mulut merupakan hal yang sangat penting dan berpengaruh pada kesehatan umum dan kualitas hidup (WHO, 2012). Kesehatan gigi dan mulut sering kali menjadi prioritas
Lebih terperinciPERIODONTITIS Definisi Periodontitis merupakan penyakit inflamasi pada jaringan pendukung gigi yang
PERIODONTITIS Definisi Periodontitis merupakan penyakit inflamasi pada jaringan pendukung gigi yang disebabkan oleh mikroorganisme spesifik atau sekelompok mikroorganisme tertentu, menghasilkan destruksi
Lebih terperinciFakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia BAB 5 HASIL PENELITIAN
28 BAB 5 HASIL PENELITIAN Penelitian ini berlangsung pada bulan Oktober 2008. Pengambilan data dilakukan di Perumahan Bekasi Jaya Indah wilayah Bekasi dengan subjek penelitian adalah perempuan paskamenopause.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan adalah hal yang penting di kehidupan manusia. Rasulullah
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan adalah hal yang penting di kehidupan manusia. Rasulullah sallallahu alaihi wasallam bersabda, Ada dua kenikmatan yang banyak manusia tertipu, yaitu nikmat sehat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam rongga mulut terdapat fungsi perlindungan yang mempengaruhi kondisi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara anatomis sistem pencernaan manusia dimulai dari rongga mulut. Di dalam rongga mulut terdapat fungsi perlindungan yang mempengaruhi kondisi lingkungan saliva
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang predominan. Bakteri dapat dibagi menjadi bakteri aerob, bakteri anaerob dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Flora normal rongga mulut terdiri dari berbagai mikroflora termasuk bakteri, jamur, mycoplasma, protozoa dan virus; bakteri merupakan kelompok yang predominan. Bakteri
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 3,4
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Radiografi dental merupakan salah satu bagian terpenting dari diagnosis oral moderen. Dalam menentukan diagnosis yang tepat, setiap dokter harus mengetahui nilai dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mengandung mikroba normal mulut yang berkoloni dan terus bertahan dengan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rongga mulut manusia tidak pernah terbebas dari bakteri karena mengandung mikroba normal mulut yang berkoloni dan terus bertahan dengan menempel pada gigi, jaringan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Periodontitis adalah penyakit radang jaringan pendukung gigi yang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Periodontitis adalah penyakit radang jaringan pendukung gigi yang disebabkan oleh mikroorganisme atau kelompok mikroorganisme tertentu, yang mengakibatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dunia dan mencapai 50% dari jumlah populasi dewasa (Carranza & Newman,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit periodontal banyak diderita oleh manusia hampir di seluruh dunia dan mencapai 50% dari jumlah populasi dewasa (Carranza & Newman, 1996; Teronen dkk., 1997).
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Madu adalah pemanis tertua yang pertama kali dikenal dan digunakan oleh
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Madu adalah pemanis tertua yang pertama kali dikenal dan digunakan oleh manusia jauh sebelum mengenal gula. Madu baik dikonsumsi saat perut kosong (Suranto, Adji :
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Jumlah perokok di Indonesia terus meningkat setiap tahunnya.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Jumlah perokok di Indonesia terus meningkat setiap tahunnya. Berdasarkan data dari Riset Kesehatan Dasar 2013, perokok aktif mulai dari usia 15 tahun ke
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalamnya terdapat fungsi perlindungan yang mempengaruhi kondisi lingkungan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rongga mulut adalah pintu gerbang sistem pencernaan manusia yang berperan penting dalam menjaga kesehatan tubuh secara keseluruhan. Di dalamnya terdapat fungsi perlindungan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. rahim. Tidak ada metode kontrasepsi yang efektif secara menyeluruh, namun ada
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kontrasepsi merupakan pencegahan terbuahinya sel telur oleh sel sperma (konsepsi) atau pencegahan menempelnya sel telur yang telah dibuahi ke dinding rahim. Tidak ada metode
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. dengan prevalensi yang masih tinggi di dunia. Menurut WHO tahun 2006,
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Penyakit periodontal merupakan salah satu penyakit rongga mulut dengan prevalensi yang masih tinggi di dunia. Menurut WHO tahun 2006, prevalensi penyakit periodontal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masalah kesehatan terutama pada kesehatan gigi dan mulut semakin kompleks
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah kesehatan terutama pada kesehatan gigi dan mulut semakin kompleks seiring dengan perkembangan zaman. Salah satunya adalah penyakit periodontal yang merupakan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 2011, prevalensi karies di wilayah Asia Selatan-Timur mencapai 75-90% pada anakanak
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan gigi dan mulut merupakan bagian integral dari kesehatan secara keseluruhan dan tidak bisa saling dipisahkan. Masalah yang timbul pada kesehatan gigi dan mulut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan gigi dan mulut masyarakat Indonesia masih merupakan hal yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan gigi dan mulut masyarakat Indonesia masih merupakan hal yang perlu mendapat perhatian serius dari tenaga kesehatan, hal ini terlihat bahwa penyakit gigi dan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit gigi dan mulut merupakan penyakit tertinggi ke enam yang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit gigi dan mulut merupakan penyakit tertinggi ke enam yang dikeluhkan masyarakat Indonesia menurut Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT, 2001) dan menempati peringkat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dilakukan perawatan, penyakit ini dapat berlanjut dan terjadi pembentukan poket
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyakit periodontal diderita oleh manusia di seluruh dunia yang mencapai 50% dari jumlah populasi dewasa (Wahyukundari, 2009). Sebagai suatu respon terhadap bakteri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan migrasi epitel jungsional ke arah apikal, kehilangan perlekatan tulang
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Periodontitis merupakan inflamasi jaringan periodontal yang ditandai dengan migrasi epitel jungsional ke arah apikal, kehilangan perlekatan tulang dan resorpsi tulang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. baik. Kesehatan ibu harus benar-benar dijaga agar janin yang dikandungnya sehat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa kehamilan merupakan masa yang selayaknya dipersiapkan dengan baik. Kesehatan ibu harus benar-benar dijaga agar janin yang dikandungnya sehat dan tidak mengalami
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pada umumnya berkaitan dengan kebersihan gigi dan mulut. Faktor penyebab dari
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit gigi dan mulut merupakan penyakit yang tersebar luas di masyarakat Indonesia. Penyakit gigi dan mulut yang banyak diderita masyarakat di Indonesia pada umumnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengurung (sekuester) agen pencedera maupun jaringan yang cedera. Keadaan akut
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Inflamasi merupakan respon protektif setempat yang ditimbulkan oleh cedera atau kerusakan jaringan, yang berfungsi menghancurkan, mengurangi, atau mengurung (sekuester)
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. mencapai 50% dari jumlah populasi dewasa. Di Indonesia penyakit periodontal
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit periodontal banyak diderita manusia hampir diseluruh dunia dan mencapai 50% dari jumlah populasi dewasa. Di Indonesia penyakit periodontal menduduki peringkat
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. gigi, salah satunya dengan perawatan ortodontik. Kebutuhan perawatan ortodontik
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini, masyarakat mulai menyadari pentingnya merawat kesehatan gigi, salah satunya dengan perawatan ortodontik. Kebutuhan perawatan ortodontik meningkat seiring
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam perkembangan kesehatan anak, salah satunya disebabkan oleh rentannya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah kesehatan gigi dan mulut menjadi perhatian yang sangat penting dalam perkembangan kesehatan anak, salah satunya disebabkan oleh rentannya kelompok anak usia
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. karakteristik hiperglikemia (kadar gula darah yang tinggi) yang terjadi karena
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Diabetes Melitus Diabetes melitus merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia (kadar gula darah yang tinggi) yang terjadi karena
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di Indonesia penyakit periodontal menduduki urutan kedua yaitu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di Indonesia penyakit periodontal menduduki urutan kedua yaitu mencapai 96,58% (Tampubolon, 2005). Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) (2013) masalah gigi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. nyeri mulut dan nyeri wajah, trauma dan infeksi mulut, penyakit periodontal,
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Mulut mempunyai pengaruh besar dalam asupan gizi dan perlindungan dari infeksi mikroba sehingga menjaga kesehatan gigi dan mulut merupakan hal penting karena berhubungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Gigi yang sehat adalah gigi yang rapi, bersih, didukung oleh gusi yang kuat dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Kesehatan gigi dan mulut merupakan bagian integral kesehatan secara keseluruhan dan perihal hidup sehingga perlu dibudidayakan diseluruh masyarakat. Gigi yang sehat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. cepat di masa yang akan datang terutama di negara-negara berkembang, seperti
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lanjut usia (lansia) adalah proses alamiah yang pasti akan dialami oleh setiap manusia. Pertumbuhan penduduk lanjut usia (lansia) diprediksi akan meningkat cepat di
Lebih terperinciGARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (Rencana Kegiatan Belajar Mengajar)
JUDUL MATA KULIAH : Periodonsia I NOMOR KODE/ SKS : PE 142/ 2 SKS GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (Rencana Kegiatan Belajar Mengajar) A. DESKRIPSI SINGKAT : Mata Kuliah ini membahas mengenai pengenalan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Mukosa rongga mulut merupakan lapisan epitel yang meliputi dan melindungi
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Mukosa rongga mulut merupakan lapisan epitel yang meliputi dan melindungi rongga mulut. Lapisan ini terdiri dari epitel gepeng berlapis baik yang berkeratin maupun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Komplikasi yang sering terjadi pasca prosedur dental adalah infeksi yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Prosedur dental yang invasif sering diikuti dengan berbagai macam komplikasi. Komplikasi yang terjadi dapat disebabkan oleh berbagai macam faktor dan tidak semua dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendalaman sulkus gingiva ini bisa terjadi oleh karena pergerakan margin gingiva
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Poket periodontal didefinisikan sebagai pendalaman sulkus gingiva secara patologis, merupakan gejala klinis paling penting dari penyakit periodontal. Pendalaman sulkus
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Permasalahan kesehatan gigi dan mulut pada kehamilan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Permasalahan kesehatan gigi dan mulut pada kehamilan Selama kehamilan ibu membutuhkan asupan zat makanan bergizi.. Apabila ibu hamil tidak rajin kumur dan menggosok gigi maka
Lebih terperinciKomplikasi Diabetes Mellitus Pada Kesehatan Gigi
Komplikasi Diabetes Mellitus Pada Kesehatan Gigi Komplikasi diabetes mellitus pada kesehatan gigi masalah dan solusi pencegahannya. Bagi penderita diabetes tipe 2 lebih rentan dengan komplikasi kesehatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kesehatan seseorang (Sari & Suryani, 2014). Penyakit gigi dan mulut memiliki
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupakan hal yang penting bagi tubuh manusia. Upaya untuk mencapai kondisi sehat, segala aspek kesehatan harus diperhatikan termasuk kesehatan dan kebersihan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penampilan fisik berperan dalam menimbulkan kepercayaan diri
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penampilan fisik berperan dalam menimbulkan kepercayaan diri seseorang. Kepercayaan diri seseorang dapat timbul salah satunya bila memiliki senyum dengan susunan gigi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. di dunia. World Health Organization (WHO) melaporkan bahwa 10-15%
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit periodontal merupakan satu dari dua penyakit rongga mulut terbesar di dunia. World Health Organization (WHO) melaporkan bahwa 10-15% populasi di dunia menderita
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. menggunakan tumbuhan obat (Sari, 2006). Dalam industri farmasi, misalnya obatobatan
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penggunaan bahan alam (back to nature) untuk pengobatan menjadi pilihan saat ini, masyarakat kembali memanfaatkan berbagai bahan alam dalam pengobatan dengan menggunakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kualitas dan kesejahteraan hidup, sehingga diperlukan metode perawatan kebersihan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kebersihan mulut sangat penting dijaga karena memiliki pengaruh utama dari kualitas dan kesejahteraan hidup, sehingga diperlukan metode perawatan kebersihan
Lebih terperinciSISTEM IMUN (SISTEM PERTAHANAN TUBUH)
SISTEM IMUN (SISTEM PERTAHANAN TUBUH) FUNGSI SISTEM IMUN: Melindungi tubuh dari invasi penyebab penyakit; menghancurkan & menghilangkan mikroorganisme atau substansi asing (bakteri, parasit, jamur, dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. seperti kesehatan, kenyamanan, dan rasa percaya diri. Namun, perawatan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perawatan ortodontik dapat meningkatkan mastikasi, bicara dan penampilan, seperti kesehatan, kenyamanan, dan rasa percaya diri. Namun, perawatan ortodontik memiliki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penampilan mulut dan senyum dapat berperan penting dalam. penilaian daya tarik wajah dan memberikan kepercayaan diri terhadap
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penampilan mulut dan senyum dapat berperan penting dalam penilaian daya tarik wajah dan memberikan kepercayaan diri terhadap individu. Individu yang mengalami masalah
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. berupa alat cekat dan alat lepasan (Susetyo, 2000). Alat ortodontik cekat adalah
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Alat ortodontik adalah alat yang digunakan untuk menggerakkan gigi dengan memberikan tekanan ke jaringan periodontal, agar gigi bergerak sesuai dengan arah yang dikehendaki
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dari harapan. Hal ini terlihat dari penyakit gigi dan mulut masyarakat Indonesia
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gigi merupakan salah satu bagian tubuh yang memiliki fungsi yang penting bagi tubuh (Silviana dkk., 2013). Mengingat kegunaannya yang begitu penting, kesehatan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. memikirkannya sehingga dapat memahaminya. Hal ini tersirat dalam Q.S.An-
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Allah SWT mengajari manusia apa yang sebelumnya tidak diketahui. Allah SWT mengkaruniakan akal untuk memahami dan membedakan antara yang baik dan buruk, serta hati untuk
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penyakit Periodontal Jaringan periodontal adalah suatu jaringan yang mengelilingi dan mendukung gigi. Struktur jaringan periodontal terdiri dari gingiva, ligamen periodontal,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dan mulut diderita 90% dari penduduk Indonesia. Berdasarkan Survey Kesehatan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan gigi dan mulut masyarakat Indonesia merupakan hal yang perlu mendapat perhatian serius oleh tenaga kesehatan, hal ini terlihat bahwa penyakit gigi dan mulut diderita
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kedokteran gigi adalah karies dan penyakit jaringan periodontal. Penyakit tersebut
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit gigi dan mulut yang menjadi fokus penelitian utama di bidang kedokteran gigi adalah karies dan penyakit jaringan periodontal. Penyakit tersebut tersebar luas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. National Health and Nutrition Examination Survey III (NHANES III) yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gingivitis merupakan penyakit dalam rongga mulut yang memiliki tingkat insidensi tinggi dan mempengaruhi 50% populasi dewasa (Sculley dan Evans, 2003). National
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. penyangga gigi yang disebabkan oleh mikroorganisme spesifik, yang
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Periodontitis merupakan suatu penyakit inflamasi destruktif pada jaringan penyangga gigi yang disebabkan oleh mikroorganisme spesifik, yang menghasilkan kerusakan lanjut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hasil riset kesehatan dasar tahun 2013 menunjukkan sebanyak 25,9 persen
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hasil riset kesehatan dasar tahun 2013 menunjukkan sebanyak 25,9 persen penduduk Indonesia mempunyai masalah kesehatan gigi dan mulut dalam 12 bulan terakhir (Tjahja
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pada saat ini semakin meningkat. Ortodonsi adalah cabang ilmu kedokteran gigi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring kemajuan zaman, kebutuhan dan minat akan perawatan ortodonsi pada saat ini semakin meningkat. Ortodonsi adalah cabang ilmu kedokteran gigi yang mempelajari pertumbuhan,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Denture stomatitis merupakan suatu proses inflamasi pada mukosa mulut
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Denture stomatitis merupakan suatu proses inflamasi pada mukosa mulut dengan bentuk utamanya atropik dengan lesi erythematous dan hiperplastik 1. Denture Stomatitis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 25,9%, tetapi hanya 8,1% yang mendapatkan perawatan. 2
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan gigi dan mulut merupakan bagian dari kesehatan tubuh secara keseluruhan karena dapat mempengaruhi kualitas kehidupan, termasuk fungsi bicara, pengunyahan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang disebabkan oleh infeksi bakteri (Lee dkk., 2012). Periodontitis kronis sering
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Periodontitis kronis adalah penyakit inflamasi jaringan pendukung gigi yang disebabkan oleh infeksi bakteri (Lee dkk., 2012). Periodontitis kronis sering dijumpai pada
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Jaringan Peridontal Periodonsium secara harfiah artinya adalah di sekeliling gigi. Periodonsium terdiri dari jaringan-jaringan yang mengelilingi gigi yaitu: 14 1. Gingiva Gingiva
Lebih terperinci