BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah asosiatif dan deskriptif. Dengan penelitian asosiatif ini dapat diketahui hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen serta variabel intervening. Sedangkan penelitian deskriptif, penelitian yang bertujuan menggambarkan atau mendeskripsikan suatu karateristik atau fungsi dari suatu hal, menentukan tindakan dimana variabel-variabel yang diteliti berhubungan satu sama lain, dan membuat prediksi. Pada umumnya penelitian deskriptif menggunakan data sekali tembak atau cross section. Penelitian ini dilakukan dengan menganalisis corporate image (X 1 ), atribut produk (X 2 ), brand trust (Y) dan dampaknya terhadap keputusan pembelian (Z) pada pelumas Pertamina Prima XP. Dalam pelaksanaannya metode penelitian yang dilakukan adalah survey. Unit analisis yang dituju adalah individu, yaitu CV. Farly Service (Olimart Pertamina Service). Tabel 3.1 Desain Penelitian Tujuan Desain Penelitian Penelitian Jenis dan Metode Unit Analisis Time Horizon Penelitian T-1 Deskriptif Asosiatif T-2 Deskriptif Asosiatif Sumber : Hasil pengolahan data, 2011 Individu Konsumen Pertamina Pelumas Prima XP Individu Konsumen Pertamina Pelumas Prima XP Cross section Cross section 50
51 Cross section adalah data yang dikumpulkan pada waktu (satu kurun waktu) dan tempat tertentu saja (Durianto, et al, 2004). Keterangan: T-1 : Untuk menganalisa pengaruh corporate image dan atribut produk terhadap brand trust pelumas Pertamina Prima XP T-2 : Untuk menganalisa pengaruh corporate image dan atribut produk terhadap brand trust serta dampaknya terhadap keputusan pembelian pelumas Pertamina Prima XP 3.2 Operasionalisasi Variabel Penelitian Dalam penelitian ini variabel yang diteliti dibagi menjadi dua kelompok besar, yaitu variabel bebas (independent variable) dan variabel terikat (dependent variable). Definisi operasional untuk masing-masing variabel adalah sebagai berikut : 1. Variabel Bebas (Independent Variable) Variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi penyebab terjadinya perubahan atau timbulnya variabel terikat (Sugiyono, 2006). Dalam penelitian ini variabel bebasnya adalah corporate image (X 1 ) dan atribut produk (X 2 ). 2. Variabel Perantara (Intervening Variable) Menurut Tuckman (dalam Sugiyono, 2006) variabel intervening adalah variabel yang secara teoritis mempengaruhi hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen menjadi hubungan yang tidak langsung dan tidak dapat diamati dan diukur. Variabel ini merupakan variabel penyela/antara variabel independen dengan variabel dependen, sehingga variabel independen tidak langsung mempengaruhi berubahnya atau timbulnya variabel dependen. Dalam penelitian ini variabel interveningnya adalah brand trust (Y).
52 3. Variabel Terikat (Dependent Variable) Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2006). Dalam penelitian ini yang digunakan sebagai variabel terikat (Z) adalah keputusan pembelian pelumas Pertamina Prima XP. Tabel 3.2 Operasionalisasi Variabel Penelitian Variabel Konseptual Indikator Atribut Variabel Ukuran Skala Variabel Variabel Pengukuran Corporate Citra Personality - Pemahaman Ordinal Likert image perusahaan responden terhadap yang baik riwayat perusahaan. Interval dimaksudkan agar perusahaan dapat tetap hidup dan orang-orang di dalamnya terus mengembangk an kreativitas bahkan memberikan manfaat yang Reputation Value - Tepat Janji - Pemahaman responden terhadap reputasi Pertamina - Rasa tanggung jawab yang tinggi terhadap konsumen - Pemahaman responden terhadap nilai inovasi yang ditawarkan Ordinal Interval Ordinal Interval Likert Likert lebih berarti - Pemahaman bagi orang lain responden akan kemampuan Pertamina dalam mengikuti perkembangan pasar
53 Corporate identity - Pemahaman Ordinal Likert responden terhadap logo perusahaan Interval - Kemudahan dalam mengingat moto Pertamina Atribut Pengembangan Kualitas produk - Kualitas pelumas Ordinal Likert produk suatu produk atau jasa melibatkan penentuan manfaat yang akan diberikan - Kualitas bahan baku - Keawetan - Keandalan Fitur/Ciri Khas - Keragaman kemasan produk - Keragaman fitur Interval Ordinal Interval Likert produk Rancangan dan - Warna kemasan Ordinal Likert gaya produk produk - Kekhasan design Interval - Design yang menarik - Kesesuaian design produk berdasarkan fungsi Brand Perasaan aman Brand realibility - Kebutuhan Ordinal Likert Trust yang dimilik berkomunikasi para pelanggan akibat dari - Memenuhi janji - Menjamin kepuasan Interval interaksinya dengan sebuah perusahaan Brand intention - Customer service memberikan informasi dengan Ordinal Interval Likert
54 baik. - Customer service mampu menjawab konsultasi dengan baik. - Customer service tanggap dengan keinginan pelanggan Keputusan Dalam proses Keputusan - Pemilihan produk Ordinal Likert pembelian keputusan pembelian, seorang konsumen akan melakukan pertimbanganpertimbangan yang melalui proses sehingga pembelian Perilaku pasca pembelian - Memutuskan membeli dengan mempertimbangkan kualitas - Menginformasikan produk kepada keluarga / teman. - Menyarankan untuk membeli produk tersebut Interval Ordinal Interval Likert melakukan pembelian Sumber : Hasil pengolahan data, 2011 3.3 Jenis dan Sumber Data Penelitian Dalam penelitian ini, berdasarkan tujuan-tujuan yang telah ditetapkan, jenis data yang digunakan adalah kuantitatif. Penelitian ini menggunakan sumber data primer yang diperoleh dari kuesioner yang dibagikan kepada para konsumen pelumas Pertamina Prima XP.
55 Tabel 3.3 Jenis dan Sumber Data TUJUAN DATA DATA JENIS SIFAT SUMBER X₁ ( Corporate Image ) Primer Kuantitatif Eksternal Responden T 1 X₂ ( Atribut Produk ) Primer Kuantitatif Eksternal Responden Y ( Brand Trust ) Primer Kuantitatif Eksternal Responden X₁ ( Corporate Image ) X₂ ( Atribut Produk ) Primer Kuantitatif Eksternal Responden T 2 Y ( Brand Trust ) Z ( Keputusan Pembelian ) Primer Kuantitatif Eksternal Responden Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2011 Keterangan: T-1 Untuk mengetahui hubungan antara corporate image dan atribut produk terhadap brand trust pelumas Pertamina Prima XP. T-2 Untuk mengetahui hubungan antara corporate image dan atribut produk terhadap brand trust serta dampaknya terhadap keputusan pembelian pelumas Pertamina Prima XP.
56 3.4 Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah: 1. Studi Kepustakaan (Library Research) Studi kepustakaan merupakan penelitian yang dilakukan dengan cara mengumpulkan data, mencatat, mempelajari text book dan buku-buku pelengkap atau referensi, seperti: jurnal dan media cetak lainnya di perpustakaan dan tempat lainnya, serta sumber data lainnya seperti fasilitas internet yang berkaitan dengan permasalahan yang akan diteliti. Studi kepustakaan ini dilakukan untuk mendapatkan informasi yang bersifat teoritis yang akan diteliti sehingga penelitian mempunyai landasan yang kuat sebagai suatu hasil ilmiah. 2. Studi Lapangan (Field Research) Studi lapangan adalah suatu penelitian yang dilakukan dengan cara mengumpulkan data secara langsung pada perusahaan yang menjadi objek penelitian. Data yang diperoleh secara langsung dari objek penelitian ini disebut data primer. Cara yang dilakukan untuk memperoleh data primer dalam penelitian ini adalah: Kuesioner Adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab. Kuesioner penelitian ini merupakan sekumpulan daftar pertanyaan yang ditujukan khususnya kepada sampel responden pertamina prima xp mengenai corporate image, atribut produk dan brand trust terhadap keputusan pembelian pada produk pelumas Pertamina Prima XP secara langsung.
57 3.5 Teknik Pengambilan Sampel Menurut definisi dari Riduwan dan Kuncoro (2007), teknik pengambilan sampel atau teknik sampling adalah suatu cara mengambil sampel yang representatif dari populasi. Pengambilan sampel ini harus dilakukan sedemikian rupa sehingga diperoleh sampel yang benar-benar dapat mewakili dan menggambarkan keadaan populasi yang sebenarnya. Dalam penelitian ini teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik probability sampling, yaitu teknik sampling yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. Karena populasinya lebih dari 100 orang, maka penarikan sampel dalam penelitian ini menggunakan sampel secara acak (random sampling). Menurut Mulyono (2006) terdapat 4 jenis utama random sampling, yaitu simple, stratified, cluster dan systematic. Dalam penelitian ini menggunakan teknik simple random sampling untuk pengambilan sampel, karena menurut Sugiyono (2005) metode ini memberikan kesempatan yang sama yang bersifat tak terbatas pada setiap elemen populasi untuk dipilih sebagai sampel. 3.6 Teknik Pengolahan Sampel Untuk mengetahui ukuran sampel dimana besar populasi sampel tidak diketahui secara pasti maka penarikan sampel dalam penelitian ini menggunakan sampel secara acak sederhana (simple random sampling). Pengambilan sampel secara simple random sampling : n i = (N i : N). n Dimana : n i n N i N = Jumlah sampel menurut stratum = Jumlah sampel seluruhnya = Jumlah populasi menurut stratum = Jumlah populasi seluruhnya Untuk mencari n dapat menggunakan rumus dari Tayo Yamane atau slovin sebagai berikut (Riduwan dan Kuncoro, 2008). Alasan menggunakan rumus ini adalah karena jumlah
58 populasi dalam penelitian ini sudah diketahui. Adapun rumus tersebut adalah sebagai berikut: n = N N. d 2 + 1 Keterangan : n = Jumlah sampel N = Jumlah populasi d 2 = Presisi = (ditetapkan 10% dengan tingkat kepercayaan 95%) Dengan data di atas, maka penghitungan sampel yang digunakan untuk penelitian ini adalah sebagai berikut : n = 14000 14000.(0.1) 1 2 + = 99.29 Perhitungan di atas menunjukkan bahwa jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 100 responden. 3.7 Skala Pengukuran Data Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok tentang kejadian atau gejala sosial, menurut definisi dari Riduwan dan Kuncoro (2007). Dengan menggunakan skala likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi dimensi, dimensi dijabarkan menjadi sub variabel, kemudian sub variabel dijabarkan lagi menjadi indikator-indikator yang dapat diukur. Akhirnya indikator-indikator yang terukur ini dapat dijadikan titik tolak untuk membuat item instrumen yang berupa pertanyaan atau pernyataan yang perlu dijawab oleh responden.
59 Skala likert pada umumnya menggunakan lima angka untuk menentukan point. Berikut merupakan contoh table pointnya: Tabel 3.4 Skala Likert Kategori Point Sangat Setuju (SS) 5 Setuju (S) 4 Netral (N) 3 Tidak Setuju (TS) 2 Sangat Tidak Setuju (STS) 1 Sumber : Riduwan dan Kuncoro (2007) 3.8 Metode Analisis Data Dalam penelitian ini terdapat beberapa metode analisis yang digunakan. Dalam pelaksanaannya, pengolahan data dilakukan dengan bantuan komputer dengan program SPSS (Statistical Product and Service Solution) versi 16.0. Setelah data dikumpulkan, maka dilakukan analisis dengan menggunakan : Tabel 3.5 Metode Analisis Data Tujuan Penelitian Jenis Penelitian Metode Analisis Teknik Analisis T-1 Deskriptif-Asosiatif Path Analysis T-2 Deskriptif-Asosiatif Path Analysis Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2011 Keterangan: T-1 : Untuk menganalisa pengaruh corporate image dan atribut produk terhadap brand trust pelumas Pertamina Prima XP.
60 T-2 : Untuk menganalisa pengaruh corporate image dan atribut produk terhadap brand trust serta dampaknya terhadap keputusan pembelian pelumas Pertamina Prima XP. 3.8.1 Transformasi Data Mentransformasi data ordinal menjadi interval berguna untuk memenuhi syarat dari analisis parametrik yang mana datanya setidaknya berskala interval. Teknik transformasi yang paling sederhana dengan menggunakan MSI (Method Of Successive Interval). Langkah transformasi data ordinal ke data interval adalah sebagai berikut : Pertama perhatikan setiap butir jawaban responden dari angket yang disebarkan. Pada setiap butir ditentukan berapa orang yang mendapat skor 1, 2, 3, 4 dan 5 yang disebut sebagai frekuensi. Setiap frekuensi dibagi dengan banyaknya responden dan hasilnya disebut proporsi. Tentukan nilai proporsi kumulatif dengan jalan menjumlahkan proporsi secara berurutan perkolom skor. Gunakan tabel distribusi normal, hitung nilai Z untuk setiap proporsi kumulatif yang diperoleh. Tentukan nilai densitas untuk setiap nilai Z yang diperoleh (dengan menggunakan tabel tinggi densitas. (Riduwan dan Kuncoro, 2007)
61 3.8.2 Uji Validitas dan Reliabilitas 1. Uji Validitas Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat keandalan atau kesahihan suatu alat ukur, dimana alat ukur dalam penelitian ini adalah kuesioner, hal ini menurut definisi dari Menurut Riduwan (2004). Suatu kuesioner dikatakan valid jika setiap butir-butir pertanyaan pada suatu kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Untuk menghitung validitas alat ukur digunakan rumus Person Product Moment. Rumusnya adalah sebagai berikut: r = { n. Σx 2 n( ΣXY ) ( ΣX )( ΣY ) ( ΣX ) 2 }{ n. ΣY 2 ( ΣY 2 ) 2 } Keterangan : r = Koefisien korelasi ΣX = Jumlah skor item X ΣY = Jumlah skor total (seluruh item) n = Jumlah responden Dasar Pengambilan Keputusan : Jika r hitung positif, dan r hitung > r tabel, maka butir atau variabel tersebut valid. Jika r hitung tidak positif, dan r hitung < r tabel, maka butir atau variabel tersebut tidak valid. Jika r hitung > r tabel, tapi bertanda negatif, maka butir atau variabel tersebut tidak valid.
62 Jika instrumen tersebut valid maka dilihat dari kriteria penafsiran mengenai indeks korelasinya ( r ) sebagai berikut : Hasil r antara 0,800 1,000 : sangat tinggi Hasil r antara 0,600 0,799 : tinggi Hasil r antara 0,400 0,599 : cukup tinggi Hasil r antara 0,200 0,399 : rendah Hasil r antara 0,000 0,199 : sangat rendah (tidak valid) 2. Uji Reliabilitas Reliabilitas artinya adalah tingkat keterpercayaan hasil suatu pengukuran. Pengukuran yang memiliki reliabilitas tinggi, yaitu pengukuran yang mampu memberikan hasil ukur yang terpercaya (reliabel). Instrumen reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama, akan menghasilkan data yang sama (Sugiyono, 2006). Reliabilitas sebenarnya adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Uji reliabilitas dilakukan untuk mendapatkan tingkat ketepatan alat pengumpul data (instrumen) yang digunakan. Uji reliabilitas instrumen dilakukan dengan rumus alpha. Metode mencari reliabilitas internal yaitu menganalisis reliabilitas alat ukur dari satu kali pengukuran, rumus yang digunakan adalah Alpha (Riduwan dan Kuncoro, 2007). Langkah-langkah yang dilakukan dalam mencari nilai reliabilitas dengan metode Alpha adalah sebagai berikut :
63 Langkah 1. Menghitung varians skor tiap-tiap item dengan rumus : 2 ( Xi S i = X i ) 2 n n Keterangan : S i 2 Xi = Varians skor tiap-tiap item = Jumlah kuadrat item Xi ( Xi) 2 = Jumlah item Xi dikuadratkan n = Jumlah responden Langkah 2. Menjumlahkan varians semua item dengan rumus : Σ Si = S + S S... Sn 1 2 + 3 Keterangan : Si = Jumlah varians semua item S 1 + S 2 + S 3 S n = Varians item ke-1,2,3..n Langkah 3. Menghitung varians total dengan rumus : 2 ( Xt S t = X t ) 2 n n Keterangan : S t = Varians total
64 2 Xt = Jumlah kuadrat X total ( Xt) 2 = Jumlah X total dikuadratkan n = Jumlah responden Langkah 4. Masukkan nilai Alpha dengan rumus : κ r 11 = 1 κ 1 Si St Keterangan : r 11 = Nilai reliabilitas Si = Jumlah varians skor tiap-tiap item S t k = Varians total = Jumlah item Dasar pengambilan keputusan : Jika r alpha positif dan r alpha > r tabel, maka butir atau variabel tersebut reliabel. Jika r alpha positif dan r alpha < r tabel, maka butir atau variabel tersebut tidak reliabel. Jika r alpha > r tabel tapi bertanda negatif, maka butir atau variabel tersebut tidak reliabel. 3.8.3 Uji Normalitas Distribusi normal merupakan salah satu distribusi yang sering digunakan dalam statistik. Distribusi ini sangat penting, karena banyak sekali uji statistik yang memerlukan data berdistribusi normal. Menguji normalitas data gunanya untuk memenuhi sebagian dari
65 syarat analisis parametrik. Normalitas suatu variabel umumnya dideteksi dengan grafik atau uji statistik. Menurut Rochaety (2007), ada plot dan statistik khusus yang lebih mudah untuk memeriksa kenormalan, yaitu dengan menggunakan Q-Q plot. Oleh karena itu, jika data berdistribusi normal, titik-titik plotnya harus berada pada suatu garis lurus, sedangkan jika titik-titik tersebut membentuk huruf S, maka menunjukkan bahwa data tersebut menjulur (skew). Uji normalitas pada penelitian ini menggunakan alat tes Kolmogorov-Smirnov yang terdapat pada SPSS 16.0 dengan tingkat signifikansi sebesar 0.05%. Dasar pengambilan keputusan pada uji normalitas ini adalah sebagai berikut : Jika nilai absolute (D) > 0.05 atau nilai Sig, maka data berdistribusi normal Jika nilai absolute (D) < 0.05 atau nilai Sig, maka data tidak berdistribusi normal Pengolahan data tersebut dilakukan untuk menjawab tujuan-tujuan penelitian sehingga dapat diperoleh kesimpulan yang akan mengarah pada pembuatan saran. 3.8.4 Analisis Korelasi Sederhana (Pearson Correlation) Berdasarkan pendapat Riduwan dan Kuncoro (2007), apabila nilai koefisien korelasi pearson (r) = +1, maka korelasi atau hubungan positif dan sempurna. Apabila koefisien korelasi pearson (r) = -1, maka korelasi atau hubungannya negatif dan sempurna. Arti positif disini, misalkan hubungan antara variabel X dan Y (r xy ) nilainya positif (+), maka hubungannya searah. Jika X naik maka Y pun akan naik, jika X turun maka Y pun akan turun, begitu juga sebaliknya. Sedangkan arti dari negatif (-) adalah hubungan antara X dan Y berbanding terbalik, jika X naik maka Y turun, jika X turun maka Y naik, begitu juga sebaliknya.
66 Menurut Riduwan dan Kuncoro (2007), arti harga r akan dikonsultasikan dengan tabel nilai interpretasi r sebagai berikut: Tabel 3.6 Intepretasi Koefisien Korelasi Nilai r Interval Koefisien Tingkat Hubungan 0,80 1,000 Sangat Kuat 0,60 0,799 Kuat 0,40 0,599 Cukup Kuat 0,20 0,399 Rendah 0,00 0,199 Sangat Rendah Sumber : Riduwan (2005) Besar kecilnya sumbangan variabel X terhadap Y ditentukan dengan rumus koefisien determinan sebagai berikut: KP = r 2 x 100% Dimana: KP= Nilai koefisien determinan r = Nilai koefisien korelasi Berdasarkan pendapat Riduwan dan Kuncoro (2007), pengujian signifikansi yang berfungsi apabila peneliti ingin mencari makna generalisasi dari hubungan variabel X terhadap Y, maka hasil korelasi PPM tersebut diuji dengan uji signifikansi sebagai berikut.
67 Hipotesis: Ho: Tidak ada hubungan yang signifikan antara variabel X dengan variabel Y Ha: Ada hubungan yang signifikan antara variabel X dengan variabel Y Dasar Pengambilan Keputusan: Jika nilai probabilitas 0,05 lebih kecil atau sama dengan nilai probabilitas sig atau [0,05 < sig], maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya tidak signifikan. Jika nilai probabilitas 0,05 lebih besar atau sama dengan nilai probabilitas sig atau [0,05 > sig], maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya signifikan. 3.8.5 Analisis Jalur (Path Analysis) Menurut Sarwono (2007), analisis jalur adalah suatu teknik untuk menganalisis hubungan sebab akibat yang terjadi pada regresi berganda jika variabel bebasnya mempengaruhi variabel tergantung tidak hanya secara langsung, tetapi juga secara tidak langsung. Analisis jalur merupakan pengembangan langsung bentuk regresi berganda dengan tujuan untuk memberikan estimasi tingkat kepetingan (magnitude) dan signifikansi (significance) hubungan sebab akibat hipotetikal dalam seperangkat variabel. Analisis jalur sebagai model perluasan regresi yang digunakan untuk menguji keselarasan matriks korelasi dengan dua atau lebih model hubungan sebab akibat yang dibandingkan oleh peneliti. Modelnya digambarkan dalam bentuk gambar lingkaran dan panah dimana anak panah tunggal menunjukkan sebagai penyebab. Regresi dikenakan pada masing-masing variabel dalam suatu model sebagai variabel tergantung (pemberi respons) sedang yang lain sebagai penyebab. Pembobotan regresi diprediksikan dalam suatu model yang dibandingkan dengan matriks korelasi yang diobservasi untuk semua variabel dan dilakukan juga perhitungan uji keselarasan statistik.
68 Jadi, dapat disimpulkan bahwa sebenarnya analisis jalur (path analysis) merupakan kepanjangan dari analisis regresi berganda. Path analysis digunakan untuk menguji besarnya kontribusi yang ditunjukkan oleh koefisien jalur pada setiap diagram jalur dari hubungan kausal antar variabel X 1 dan X 2 kepada Y dan dampaknya terhadap Z. Untuk mengetahui derajat variabel corporate image (X 1 ) dan atribut produk (X 2 ) kepada brand trust (Y) serta dampaknya terhadap keputusan pembelian (Z) dilakukan penyebaran kuesioner yang bersifat tertutup dan analisis yang menggunakan teknik korelasi yang merupakan dasar dari perhitungan koefisien jalur. Data kemudian diolah menggunakan program SPSS Windows 16.0. Berdasarkan pendapat Riduwan dan Kuncoro (2007), pengujian signifikansi yang berfungsi apabila peneliti ingin mencari makna generalisasi dari hubungan variabel X terhadap Y, maka hasil korelasi PPM tersebut diuji dengan uji signifikansi sebagai berikut : Hipotesis : Ho: Tidak ada hubungan yang signifikan antara variabel X dengan variabel Y Ha: Ada hubungan yang signifikan antara variabel X dengan variabel Y Dasar Pengambilan Keputusan : Jika nilai probabilitas 0,05 lebih kecil atau sama dengan nilai probabilitas sig atau (0,05 sig), maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya tidak signifikan Jika nilai probabilitas 0,05 lebih besar atau sama dengan nilai probabilitas sig atau (0,05 sig), maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya signifikan Berdasarkan pendapat Riduwan dan Kuncoro (2007), analisa korelasi ganda berfungsi untuk mencari besarnya hubungan antara dua variabel bebas (X) atau lebih secara simultan (bersama-sama) dengan variabel terikat (Y). Selanjutnya, untuk mengetahui signifikansi korelasi ganda, bandingkan antara probabilitas 0,05 dengan probabilitas sig sebagai berikut :
69 Hipotesis : Ho: Tidak ada pengaruh atau kontribusi secara signifikan antara variabel X dengan variabel Y terhadap Z Ha: Ada pengaruh atau kontribusi secara signifikan antara variabel X dengan variabel Y terhadap Z ε 1 ε 2 X 1 ρ zx1 ρ yx1 Y ρ zy Z X 2 ρ yx2 ρ zx2 Gambar 3.1 Model Hubungan Kausal X1, X2, dan Y ke Z Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2011 Keterangan : X 1 X 2 Y Z = Variabel corporate image = Variabel atribut produk = Variabel brand trust = Variabel keputusan pembelian 3.8.5.1 Manfaat Path Analysis Menurut Riduwan dan Kuncoro (2007) manfaat model path analysis adalah sebagai berikut : 1. Penjelasan (explanation) terhadap fenomena yang dipelajari atau permasalahan yang diteliti.
70 2. Prediksi nilai variabel terikat (Y) berdasarkan nilai variabel bebas (X) dan prediksi dengan path analysis ini bersifat kuantitatif. 3. Faktor determinan yaitu penentu variabel bebas (X) mana yang berpengaruh dominan terhadap variabel terikat (Y), juga dapat digunakan untuk menelusuri mekanisme (jalur-jalur) pengaruh variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y). 4. Pengujian model, menggunakan teori trimming, baik untuk uji reliabilitas konsep yang sudah ada ataupun uji pengembangan konsep baru. 3.8.5.2 Asumsi-asumsi Path Analysis Menurut Riduwan dan Kuncoro (2007) asumsi yang mendasari path analysis adalah sebagai berikut : 1. Pada model path analysis, hubungan antar variabel adalah bersifat linier, adaptif dan bersifat normal. 2. Hanya sistem aliran kausal ke satu arah artinya tidak ada arah kausalitas yang berbalik. 3. Variabel terikat (endogen) minimal dalam skala ukur interval dan ratio. 4. Menggunakan sampel probability sampling yaitu teknik pengambilan sampel untuk memberikan peluang yang sama pada setiap anggota populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. 5. Observed variable diukur tanpa kesalahan (instrumen pengukuran valid dan reliabel) artinya variabel yang diteliti dapat diobservasi secara langsung. 6. Model yang dianalisis dispesifikasikan (diidentifikasi) dengan benar berdasarkan teori-teori dan konsep-konsep yang relevan artinya model teori yang dikaji atau diuji dibangun berdasarkan kerangka teoritis tertentu yang mampu menjelaskan hubungan kausalitas antar variabel yang diteliti.
71 Kategori pengaruh setiap variabel independen terhadap variabel dependen dalam model ditetapkan pada Tabel 3.7 Tabel 3.7 Kategori pengaruh variabel yang akan diteliti Koefisien Path Pengaruh 0.05-0.09 Lemah 0.10-0.29 Sedang >0.30 Kuat Sumber : Haryadi dan Winda (2011) 3.8.5.3 Langkah-langkah Pengujian Path Analysis Riduwan dan Kuncoro (2007) mengatakan terdapat beberapa langkah pengujian path analysis, yaitu : 1. Merumuskan hipotesis dalam persamaan struktural Struktur : Y = ρ zx X + ρ zy Y + ρ z ε 1 2. Menghitung koefisien jalur yang didasarkan pada koefisien regresi a. Gambarkan diagram jalur lengkap, tentukan sub-sub strukturnya dan rumuskan persamaan strukturalnya yang sesuai hipotesis yang diajukan. Hipotesis : naik turunnya variabel endogen (Y) dipengaruhi secara signifikan oleh variabel eksogen (X 1 dan X 2 ) b. Menghitung koefisien regresi untuk struktur yang telah dirumuskan. c. Menghitung koefisien jalur secara keseluruhan Kaidah pengujian signifikansi secara manual: menggunakan tabel F Kaidah pengujian signifikansi: program SPSS
72 Jika nilai probabilitas 0,05 lebih kecil atau sama dengan nilai probabilitas sig atau (0,05 sig), maka H o diterima dan H a ditolak, artinya tidak signifikan. Jika nilai probabilitas 0,05 lebih besar atau sama dengan nilai probabilitas sig atau (0,05 sig), maka H o ditolak dan H a diterima, artinya signifikan. d. Menghitung koefisien jalur secara individu Secara individual uji statistik yang digunakan uji t yang dihitung dengan rumus (Schumaker dan Lomax, Kusnendi, 2008). Statistik diperoleh dari hasil komputasi SPSS 16.0 untuk analisis regresi setelah data ordinal ditransformasikan ke interval. Selanjutnya untuk mengetahui signifikansi analisis jalur bandingan antara nilai probabilitas 0,05 dengan nilai probabilitas sig dengan dasar pengambilan keputusan sebagai berikut: Jika nilai probabilitas 0,05 lebih kecil atau sama dengan nilai probabilitas sig atau (0,05 sig), maka H o diterima dan H a ditolak, artinya tidak signifikan. Jika nilai probabilitas 0,05 lebih besar atau sama dengan nilai probabilitas sig atau (0,05 sig), maka H o ditolak dan H a diterima, artinya signifikan.
73 e. Meringkas dan menyimpulkan X 1 ρ yx1 ε 1 ε 2 ρ zx1 ρ yx2 Y ρ zy Z X 2 ρ zx2 Gambar 3.2 Struktur Pengaruh X 1, X 2, Y dan Z Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2011 Persamaan hubungan diatas adalah : Y = ρ yx1 X1 + ρ yx2 X2 + ρ y ε 1 Z = ρ zx1 X1 + ρ zx2 X2 + ρ zy Y + ρ z ε 2 3.9 Rancangan Uji Hipotesis Menurut Sugiyono (2004) perumusan hipotesis penelitian merupakan langkah ketiga dalam penelitian, setelah peneliti mengemukakan landasan teori dan kerangka pemikiran. Untuk dapat diuji, suatu hipotesis haruslah dinyatakan secara kuantitatif. Pengujian hipotesis statistik ialah prosedur yang memungkinkan keputusan dapat dibuat yaitu keputusan untuk menolak atau tidak menolak hipotesis yang sedang diuji. Perhitungan yang akan digunakan adalah dengan menggunakan cara SPSS 16 yang akan menghasilkan persamaan, dimana dari output SPSS 16 akan diketahui apakah perhitungan signifikan atau tidak, serta akan menjelaskan hubungan antara 4 variabel yaitu
74 variabel corporate image (X 1 ), atribut produk (X 2 ), brand trust (Y) dan keputusan pembelian (Z). Rancangan uji hipotesis menggunakan tingkat kepercayaan 95%, dimana tingkat presisi (α ) = 5% = 0.05. Dasar Pengambilan Keputusan : Jika nilai probabilitas 0.05 lebih kecil atau sama dengan nilai probabilitas sig atau (0.05 sig), maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya tidak signifikan. Jika nilai probabilitas 0.05 lebih besar atau sama dengan nilai probabilitas sig atau (0.05 sig), maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya signifikan. Corporate image (X 1 ) ρ yx1 ε 1 Brand Trust (Y) Atribut produk (X 2 ) ρ yx2 Gambar 3.3 Sub-Struktur 1 Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2011 Tujuan 1 (Sub-Struktur 1): Hipotesis pengujian secara simultan antara X 1, X 2 dan Y Ho: Variabel corporate image dan atribut produk tidak berkontribusi secara simultan terhadap variabel brand trust Ha: Variabel corporate image dan atribut produk berkontribusi secara simultan terhadap variabel brand trust
75 Corporate image (X 1 ) ρ yx1 ε 1 ε 2 ρ zx1 ρ yx2 Brand trust (Y) ρ zy Keputusan pembelian (Z) Atribut produk (X 2 ) ρ zx2 Gambar 3.4 Sub-Struktur 2 Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2011 Tujuan 2 (Sub-Struktur 2): Hipotesis pengujian secara simultan antara X 1, X 2, Y dan Z Ho: Variabel corporate image, atribut produk, dan brand trust tidak berkontribusi secara simultan terhadap variabel keputusan pembelian Ha: Variabel corporate image, atribut produk, dan brand trust berkontribusi secara simultan terhadap variabel keputusan pembelian 3.10 Rancangan Implikasi Hasil Penelitian Rancangan implikasi hasil penelitian ini adalah hasil kuesioner yang disebar akan didapatkan bagaimana corporate image dan atribut produk mempengaruhi brand trust konsumen dan selanjutnya akan berdampak pada keputusan pembelian perusahaan. Corporate image dan atribut produk diharapkan dapat meningkatkan brand trust pelumas Pertamina Prima XP dimata konsumen, sehingga pada akhirnya akan meningkatnya keputusan pembelian oleh konsumen. Dengan hasil yang didapat inilah dapat dilihat
76 bagaimana variabel-variabel independen dapat mempengaruhi variabel dependen dan variabel bebas mana yang paling berperan dalam mempengaruhi variabel terikat. Dengan didapatnya gambaran seperti di atas, diharapkan dapat bermanfaat sebagai bahan evaluasi bagi pelumas Pertamina Prima XP dalam meningkatkan penjualannya dan mendapatkan laba, serta sebagai bahan masukan kegiatan pemasaran apa yang perlu ditingkatkan dan mana yang dapat dikurangi.