BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sumber daya manusia merupakan faktor dominan dalam penentuan jalannya

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Fenomena yang sering terjadi di perusahaan, baik secara langsung maupun

BAB I PENDAHULUAN. gigi. Setiap roda gigi mempenyuai tugas masing masing, tetapi harus saling

BAB I PENDAHULUAN. Menurut werther (2002:5). Yang menyatakan bahwa Kunci memenangkan. senantiasa melakukan investasi untuk merekrut, menyeleksi dan

BAB I PENDAHULUAN. kualitas dan mengendalikan biaya ketenagakerjaan.

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan bisa bersumber dari tabungan nasional dan pinjaman luar

BAB I PENDAHULUAN. bisnis dengan tujuan utama untuk mencari keuntungan semaksimal. keuntungan yang lebih besar. Akan tetapi permasalahan-permasalahan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. organisasi (Arthur, 1994). Menurut Samad (2006) bahwa karakteristik pekerjaan

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan yang sudah ada. Disinilah dituntut adanya peranan. stratejik dan koheren untuk mengelola aset paling berharga milik

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini kondisi ekonomi yang tidak stabil dan semakin maraknya

HUBUNGAN KOMITMEN ORGANISASI DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP INTENSI KELUAR KARYAWAN PADA PT. PURNA GRAHA ABADI TASIKMALAYA. Oleh: Reza Rizky Aditya

HUBUNGAN ANTARA KEPUASAN KERJA DENGAN INTENSI TURNOVER PADA KARYAWAN NASKAH PUBLIKASI

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan. Oleh karena itu pengelolaan sumber daya yang mencakup. penyedia tenaga kerja yang bermutu, mempertahankan kualitas dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. umumnya mempunyai harapan untuk dapat memenuhi kebutuhan kebutuhannya.

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. organisasi juga dapat dikatakan sebagai suatu koordinasi rasional kegiatan sejumlah

BAB I PENDAHULUAN. apabila ditunjang oleh sumber daya manusia yang berkualitas. serta biaya baru dalam merekrut karyawan baru.

BAB I PENDAHULUAN. terpangkas dan kurang diperhatikan, hal ini tentu akan menimbulkan dampak

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia (SDM) merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam suatu

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Teori motivasi Vroom (1964) tentang cognitive of motivation menjelaskan mengapa

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat Indonesia mengalami peningkatan. Hal ini disebabkan masyarakat

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu upaya untuk menciptakan suasana bekerja yang aman, nyaman,

BAB I PENDAHULUAN. mendukung upaya kesehatan puskesmas (Andini, 2006). Suatu Rumah Sakit akan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. organisasi secara efektif dan efisien. Namun, untuk mencapai tujuan itu tentu

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Organisasi adalah sarana atau alat dalam pencapaian tujuan, sebagai wadah

Daniel Andries Binus University, Jakarta, DKI Jakarta Indonesia. Abstrak

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Merujuk pada penelitian yang dilakukan dan hasil-hasil analisana seperti

BAB I PENDAHULUAN. laba semaksimal mungkin (disamping misi lainnya) harus siap untuk

BAB I PENDAHULUAN. mesin, metode, dan informasi. Keenam poin ini saling terintegrasi dan membantu

PENGARUH KETIDAKAMANAN KERJA, KEPUASAN KERJA DAN KOMITMEN ORGANISASIONAL TERHADAP PENGUNDURAN DIRI PEKERJA

BAB I PENDAHULUAN. Peranan sumber daya manusia semakin penting artinya di dalam menentukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peran sumber daya manusia dalam suatu organisasi merupakan penentu yang

2016 PENGARUH IKLIM ORGANISASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan perusahaan atau organisasi. Sumber Daya Manusia merupakan

BAB II LANDASAN TEORI. Peninjauan kembali pustaka-pustaka yang terkait (review of related

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Karyawan merupakan makhluk sosial yang menjadi kekayaan utama bagi

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

PENGARUH KETIDAKAMANAN KERJA, KEPUASAN KERJA, DAN KOMITMEN ORGANISASIONAL TERHADAP PENGUNDURAN DIRI PEKERJA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mempunyai komitmen pada organisasi biasanya mereka menunjukan sikap kerja

BAB I PENDAHULUAN. tujuannya adalah tersedianya karyawan/sumber daya manusia (SDM) yang

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan untuk mencapai tujuannya. Menurut Waspodo dan Minadaniati (2012),

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Harman et al. (2009) mengemukakan teori tradisional turnover ini menunjukkan

PENGARUH KOMITMEN ORGANISASI DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP KEINGINAN BERPINDAH KERJA (Survey pada Kantor Akuntan Publik di Wilayah Surakarta)

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Kepuasan kerja merupakan hal yang penting yang dimiliki oleh setiap

DAFTAR ISI... HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... PERNYATAAN ORISINALITAS... KATA PENGANTAR... ABSTRAK...

BAB I PENDAHULUAN. yang terdapat di dalam diri mereka. Sumber daya manusia juga harus

HUBUNGAN ANTARA KEPUASAN KERJA DENGAN INTENSI TURNOVER PADA KARYAWAN PT DAN LIRIS SUKOHARJO NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. operasional manajemen yang berisi kegiatan-kegiatan untuk memelihara dan

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia merupakan aset penting bagi sebuah perusahaan, dan merupakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian mengenai hubungan kepuasan kerja terhadap turnover intention

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Karir sebagai akuntan publik merupakan profesi yang menarik untuk dipilih,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sumber Daya Manusia (SDM) menjadi kunci utama dari sekian banyak

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan dengan semakin tingginya tuntutan peningkatan Pelayanan kesehatan

PENDAHULUAN. terhadap efisiensi dan efektifitas organisasi (Simamora, 2006). Mesin-mesin atau

BAB I PENDAHULUAN. Di era persaingan bisnis yang makin ketat seperti dewasa ini, sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. tantangan-tantangan yang berkaitan dengan down-sizing, restrukturisasi,

BAB I PENDAHULUAN. Ibid., hlm. 176

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tujuan-tujuan organisasi melalui pengaturan orang-orang lain untuk melaksanakan

Judul : Pengaruh Persepsi Dukungan Organisasi Terhadap Komitmen Organisasional dan Turnover Intention

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan untuk mengoptimalkan fungsi manajemennya melalui sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan.oleh karena itu, sumber daya manusia adalah aset yang tak ternilai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Intensi Turnover. Definisi Intensi turnover menurut Harnoto (2002) adalah kadar atau

BAB III KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN, HIPOTESA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Di era globalisasi yang modern sekarang ini, sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dalam menggerakkan roda perkembangan dan laju produktivitas perusahaan,

BAB I PENDAHULUAN. Jumlah tenaga kerja yang berlebih di Indonesia, membuat beberapa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia. Hal ini sangat mendesak dalam

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. karyawan memihak organisasi tertentu beserta tujuan-tujuannya dan adanya

BAB 1 PENDAHULUAN. Manajemen sumber daya manusia merupakan salah satu aspek yang sangat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PENGARUH KOMITMEN ORGANISASI DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP KEINGINAN BERPINDAH KERJA PADA RUMAH SAKIT DI SURAKARTA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. penting yang harus terbentuk di lingkungan kerja. Sebab, kepuasa kerja akan

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas, suatu perusahaan akan memiliki peluang yang relatif kecil untuk dapat

BAB I PENDAHULUAN. Di era global saat ini terutama dalam memasuki tahun Masyarakat. Ekonomi ASEAN, perusahaan dituntut untuk dapat bersaing ditengah

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sumber daya manusia (SDM) merupakan salah satu aset penting dalam

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. ketidakpuasannya akan pekerjaannya saat ini. Keinginanan keluar atau turnover

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan aset terpenting dalam sebuah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI. mengoreksi apakah sebelumnya ada peneliti yang pernah menulis

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. organisasi adalah sumber daya manusia. Sumber daya manusia merupakan suatu

BAB I PENDAHULUAN. kali pemimpin memberikan tambahan penerimaan yang lain sebagai upaya lebih menghargai

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sumber daya manusia merupakan faktor dominan dalam penentuan jalannya roda usaha suatu perusahaan, karena manusia adalah faktor pendukung yang utama dalam berlangsungnya proses atau kegiatan produksi guna mencapai tujuan sebuah perusahaan. Pencapaian sebuah tujuan perusahaan tidak akan lepas dari suatu masalah, baik masalah yang berhubungan dengan pihak di luar organisasi perusahaan maupun masalah-masalah yang berhubungan di dalam perusahaan. Salah satu masalah yang ada dalam perusahaan adalah yang berhubungan dengan karyawan. Fenomena yang sering terjadi adalah manakala kinerja perusahaan telah baik dapat rusak baik secara langsung maupun tidak langsung oleh berbagai perilaku karyawan. Salah satu bentuk perilaku karyawan tersebut adalah sebuah intensi melakukan suatu pekerjaan. Seseorang akan melakukan pekerjaannya sebagai usaha yang disadari untuk mencapai suatu tujuan dari hasil kerja yang dilakukan yaitu memperoleh penghasilan. Akan tetapi dalam kenyataannya intensi yang dilakukan karyawan tidak selamanya berjalan baik, dimana saat berada di perusahaan seorang karyawan merasakan ketidaknyamanan maka dalam diri karyawan timbul keinginan yang disadari untuk keluar dari pekerjaan (turnover intentions) yang dapat berujung pada keputusan karyawan meninggalkan pekerjaannya. 1

2 Turnover intention telah menjadi persoalan yang serius bagi banyak perusahaan. Menurut Harnoto (2002:2) turnover intentions adalah kadar atau intensitas dari keinginan untuk keluar dari perusahaan, banyak alasan yang menyebabkan timbulnya turnover intentions ini dan diantaranya adalah keinginan untuk mendapatkan pekerjaan yang lebih baik. Turnover intention harus disikapi sebagai suatu fenomena dan perilaku manusia yang penting dalam kehidupan organisasi dari sudut pandang individu maupun sosial, mengingat bahwa tingkat keinginan berpindah karyawan akan mempunyai dampak yang cukup signifikan bagi perusahaan dan individu yang bersangkutan. Keinginan keluar dapat mengarah langsung pada turnover intention, individu memutuskan untuk meninggalkan pekerjaan meskipun alternatif pekerjaan lain tidak tersedia atau secara langsung menyebabkan individu mencari pekerjaan lain yang lebih disukai. Turnover intentions atau keinginan pindah kerja ditandai oleh berbagai hal yang menyangkut perilaku karyawan. Menurut Gecko dan Fly (2010), indikasi keinginan pindah kerja meliputi absensi yang meningkat, mulai malas bekerja, naiknya keberanian untuk melanggar tata tertib kerja, keberanian untuk menentang atau protes kepada atasan, maupun keseriusan untuk menyelesaikan semua tanggung jawab karyawan yang berbeda dari biasanya. Turnover terjadi hampir di semua perusahaan. Fenomena yang mengindikasikan turnover terjadi pada PT Cemara Citra Indogarmindo dimana ratusan karyawan berunjuk rasa karena sejak agustus 2007 upah karyawan sebesar Rp.900.000,00 pembayarannya dicicil dua sampai empat kali pembayaran, serta upah pokok dan upah lembur yang sering terlambat atau menunggak. Hal ini membuat karyawan berani untuk protes. Termasuk pada YLBHI dimana terlihat secara nyata perilaku keluarnya sebelas karyawan dengan

3 alasan para karyawan sering dituntut untuk mencari dana tambahan dan keluarnya karyawan dari YLBHI merupakan akibat dari PHK terselubung yang dilakukan Badan Pengurus YLBHI yang diketuai Patra M. Zen. PHK terselubung itu dibuktikan dengan adanya SK Badan Pengurus No. 022/SKEP/YLBHI/X/2007. Fenomena Turnover juga terjadi pada salah satu perusahaan di kawasan Klaten yang bergerak dibidang industri kecil. Perusahaan tersebut adalah CV. Liberty Glove. Data absensi kerja selama 6 bulan terakhir tahun 2010 / 2011 menunjukan bahwa ada 57 karyawan yang keluar dari perusahaan. Setiap bulannya ada 5-10 karyawan yang keluar dari perusahaan, dan ada 1 5 karyawan saat training pun juga mengundurkan diri atau keluar dari perusahaan. Kenyataannya pada perusahaan tersebut dalam proses rekrutment, pelamar yang diterima oleh perusahaan tidak mampu menutupi atau mengganti karyawan yang keluar. Keadaan ini mengakibatkan perusahaan mengalami kerugian pada biaya bahkan berdampak juga pada penurunan hasil produksi sehingga perusahaan menemui masalah turnover yang cukup tinggi sehingga berdampak pada hasil produksi perusahaan. Tingginya tingkat keluar atau pindah kerja merupakan suatu masalah yang sering dihadapi oleh suatu perusahaan. Peristiwa pindah kerja atau turnover karyawan yang terjadi ada kalanya memiliki dampak positif, namun sebagian besar pergantian karyawan membawa pengaruh yang kurang baik terhadap organisasi, baik dari segi biaya, motivasi kerja, ketidakstabilan kondisi kerja maupun dari segi hilangnya waktu dan kesempatan untuk memanfaatkan peluang. Biaya personal adalah akibat yang sering dibicarakan. Perputaran karyawan akibat dari keinginan karyawan untuk keluar dari perusahaan merupakan hal yang sangat penting untuk dihindari perusahaan agar

4 tidak menimbulkan kerugian. Sehubungan dengan masalah turnover terutama pergantian karyawan secara suka rela dalam perusahaan, secara empiris ukuranukuran perilaku niat atau intensi untuk keluar merupakan salah satu peramal pergantian karyawan yang terbaik pada tingkat individu (Mobley, 1998). Usaha untuk mengurangi perilaku tersebut perusahaan harus memahami dan mengetahui apa yang terjadi pada karyawan sehingga perusahaan mampu lebih awal dalam mengerti perilaku yang mengindikasikan keinginan pindah kerja sehingga perilaku pindah kerja dapat dikurangi. Turnover intention dalam organisasi biasanya disebabkan oleh keinginan individu itu sendiri yang disebabkan oleh berbagai faktor. Maertz dan Campion (dalam Samad, 2006) proses identifikasi terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi niat untuk pindah (turnover intention) menjadi suatu hal yang penting untuk dipertimbangkan dan menjadi suatu yang efektif untuk menurunkan angka turnover yang sebenarnya. Faktor yang perlu menjadi perhatian perusahaan untuk mengurangi angka turnover karyawan adalah bagaimana perusahaan mengelola iklim yang baik dan kondusif dalam aktivitas kerja karyawan dan adanya upaya untuk mengelola sumber daya manusia yang baik dan berkesinambungan. Faktor faktor tersebut diantaranya dapat berupa faktor organisasional (kondisi kerja) maupun faktor personal (kondisi psikologis individu). Kondisi psikologis seperti faktor kepribadian, motivasi, kepuasan, tekanan kerja, dan lainnya, akan sangat berpengaruh pada perilaku. Dewasa ini banyak penelitian yang mengkaitkan aspek aspek psikologi dalam mempengaruhi perilaku karyawan. Berbagai penelitian mengenai perilaku keinginan berpindah kerja karyawan (turnover intention), telah mengkaji pengaruh aspek aspek kepribadian terhadap turnover intention. Salah satu

5 karakteristik yang secara konsisten mempengaruhi keinginan berpindah adalah kepuasan kerja. Para peneliti telah menggali berbagai faktor yang mempengaruhi turnover intention tersebut, diantaranya Sebuah survei majalah Fortune (dalam Admin, 2008) mengungkap bahwa manajer merupakan alasan pertama karyawan keluar dari perusahaan. Survei ini menemukan hampir 75% karyawan telah menderita di tangan para atasan yang buruk. Para atasan bertindak menekan bawahan melalui beragam cara. Misalnya dengan mengontrol bawahan secara berlebihan, curiga, menekan, terlalu kritis, bawel dan sebagainya. Hal ini langsung berdampak pada kesehatan emosional dan produktivitas karyawan. Apabila ini terus berlanjut, maka pada kesempatan pertama, seorang karyawan mungkin tidak pergi, tetapi dalam pikirannya telah tertanam untuk melakukan perilaku tersebut. Pada saat yang kedua, pikiran tersebut diperkuat. Saat ketiga kalinya, dia mulai mencari pekerjaan yang lain dan melakukan perilaku pindah kerja. Cotton, dkk (dalam Moynihan dan Pandey, 2007) mengemukakan yang paling sering digunakan indikator keinginan untuk keluar adalah kepuasan kerja, dengan karyawan yang mengekspresikan kepuasan kerja tinggi akan tetap bertahan, tidak mungkin untuk meninggalkan perusahaan. Penelitian lain yang dilakukan oleh Suwandi dan Indriantoro (1999) yang menguji model turnover pasewark dan strawser pada lingkungan akuntansi publik. Hasil studi mendukung hipotesis tentang arti penting berbagai variabel terhadap keinginan untuk berpindah dari perusahaan. Hasilnya ditunjukan oleh koefisien korelasi antara variabel keinginan berpindah dengan determinan variabel komitmen organisasional, kepuasan kerja, dan kepercayaan organisasional masing-masing

6 adalah sebesar -0,484; -0,328; dan -0,342 pada tingkat signifikan 0,000. Hasilnya konsisten dengan hasil studi pasewark dan Strawser. Studi lain yang dilakukan oleh Igbaria dan Greenhaus (1992) mengindikasikan bahwa kepuasan kerja dan komitmen organisasi mempunyai pengaruh yang paling besar terhadap turnover intention. Hasil penelitian-penelitian tersebut menunjukkan bahwa kepuasan kerja merupakan prediktor tunggal yang paling dapat diandalkan untuk niat pindah kerja. Kunci Kepuasan kerja pada dasarnya merupakan perasaan seseorang terhadap pekerjaannya, seperti merasa dihargai, bangga, senang atau jenuh sebagai hasil dari penilaian individu yang bersangkutan terhadap pekerjaan yang dilakukannya. Kepuasan kerja merupakan suatu sikap yang positif dan menyangkut penyesuaian diri yang sehat dari para karyawan terhadap kondisi kerja dan situasi kerja, termasuk didalamnya masalah finansial, kondisi sosial, kondisi fisik, dan kondisi psikologis (As ad, 2001). Manusia bekerja karena banyak kebutuhan yang harus dipenuhi. Seseorang yang akan menjadi karyawan dalam sebuah perusahaan pada umumnya mempunyai harapan, impian untuk mendapatkan kepuasan terhadap semua kebutuhankebutuhannya. Karyawan bekerja bukan hanya mencari dan mengejar upah yang tinggi saja melainkan juga kebutuhan psikologis dan kebutuhan untuk dihargai dan dihormati oleh orang lain sehingga merasakan kepuasan. Karyawan yang memiliki kepuasan kerja akan lebih produktif, memberikan kontribusi terhadap sasaran dan tujuan organisasi, dan pada umumnya memiliki keinginan yang rendah untuk keluar dari perusahaan, tetapi saat kebutuhan - kebutuhannya sebagai makhluk sosial untuk berinteraksi dan bekerja secara wajar tersebut tidak didapatkan dari tempat kerjanya,

7 maka akan memunculkan rasa ketidaknyamanan dan ketidakpuasan kerja sehingga mengakibatkan praktek tingkah laku penarikan diri dari perusahaan atau besarnya keinginan untuk keluar atau pindah kerja ke perusahaan lain dan mempertimbangkan kesempatan memperoleh pekerjaan yang lain. Pada kenyataannya banyak karyawan yang masih tetap bertahan di perusahaan tempat mereka bekerja dengan menerima kondisi-kondisi yang kurang sesuai dengan kebutuhan-kebutuhannya, baik kebutuhan material, fisik maupun psikologis. Hal tersebut di atas dapat menggambarkan bahwa karyawan yang merasa cukup dan puas akan tetap bertahan tempat bekerja, tetapi bagi karyawan yang merasa tidak puas akan meninggalkan perusahaan. Berdasarkan uraian dan peristiwa di atas dapat diketahui bahwa masalah turnover intentions sering dialami oleh perusahaan merupakan masalah yang harus cepat diselesaikan karena mengganggu proses produksi dan kelanjutan perkembangan perusahaan. Di sisi lain, banyak perusahaan belum memperhatikan kepuasan kerja karyawan. Kepuasan kerja yang dirasakan dapat mempengaruhi pemikiran seseorang untuk keluar. Atas dasar permasalahan tersebut, maka penulis dapat merumuskan masalah dalam penelitian ini yaitu: Apakah ada hubungan antara kepuasan kerja dengan intensi turnover?. Berdasarkan rumusan masalah tersebut maka penulis ingin membuktikan secara empirik dengan mengambil judul penelitian: Hubungan antara Kepuasan Kerja dengan Intensi Turnover. B. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian yang ingin dicapai adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui hubungan antara kepuasan kerja dengan intensi turnover.

8 2. Untuk mengetahui tingkat kepuasan kerja yang dirasakan oleh setiap karyawan. 3. Untuk mengetahui tingkat intensi karyawan untuk melakukan turnover atau pindah kerja. 4. Untuk mengetahui indeks besaran kepuasan kerja terhadap intensi turnover. C. Manfaat Penelitian Manfaat yang ingin di ambil dari penelitian adalah : 1. Bagi pimpinan perusahaan Hasil penelitian nantinya dapat memberi informasi pada pimpinan perusahaan tentang pengaruh kepuasan kerja karyawannya terhadap intensi pindah kerja, sehingga pimpinan sejak dini bisa mempertahankan karyawannya dengan memperhatikan kebutuhan dan kepuasan kerja karyawannya. 2. Bagi Karyawan Diharapkan mampu memberikan umpan balik pada karyawan, supaya karyawan bisa bersosialisasi dan memberi umpan balik terhadap semua anggota organisasi sehingga tercipta kepuasan kerja yang tinggi, yang dapat mengurangi tingkat pindah kerja. 3. Bagi peneliti lainnya Bagi peneliti lain yang ingin mengadakan penelitian tentang hubungan kepuasan kerja terhadap intensi turnover, penelitian ini nantinya mampu menjadi sumber acuan dan memberi sumbangan agar hasil nantinya lebih maksimal.