PENGARUH DIMENSI MOTIVASI TERKADAP KINERJA KARYAWAN PT DUNKINDO LESTASI CABANG MEDAN Oleh: Eko Wahyu Widayat Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Panca Budi Medan ABSTRAK Kinerja karyawan merupakan salah satu faktor penting dalam meningkatkan profitabilitas suatu perusahaan. Untuk menciptakan kinerja yang baik, perlu adanya motivasi yang kuat dalam bekerja. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan dimensi motivasi yang terdiri dari kebutuhan fisik, rasa aman, sosial, status dan aktualisasi diri terhadap kinerja karyawan PT Dunkindo Lestari Cabang Medan. Data diperoleh dengan cara menyebarkan kuesioner kepada 40 responden untuk selanjutnya dianalisis menggunakan teknik analisis regresi berganda dengan bantuan SPSS versi 15. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan dimensi motivasi yang terdiri dari kebutuhan fisik, kebutuhan rasa aman, kebutuhan sosial, kebutuhan status, serta kebutuhan aktualisasi diri berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan PT Dunkindo Lestari Cabang Medan. Sedangkan secara parsial dimensi motivasi yang berupa kebutuhan fisik, kebutuhan rasa aman, kebutuhan sosial serta kebutuhan status tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan PT. Dunkindo Lestari Cabang Medan. Sedangkan kebutuhan aktualisasi diri berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan PT Dunkindo Lestari Cabang Medan. Kata Kunci : Motivasi dan Kinerja Karyawan Pendahuluan Persaingan usaha akhir-akhir semakin berkembang dengan pesat. Hal ini telah menuntut setiap perusahaan untuk terus meningkatkan kinerja agar mampu bertahan dari berbagai serangan para pesaingnya sehingga perusahaan tersebut mampu mewujudkan mimpinya untuk menjadi leader market dibidangnya masing-masing. Salah satu sumber daya yang ada di perusahaan yang harus selalu meningkatkan kinerjanya adalah karyawan itu sendiri. Semakin tinggi kinerja karyawannya maka sebuah perusahaan akan semakin mudah untuk mencapai posisi leader market tersebut dan mampu mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan itu sendiri. PT Dunkindo Lestari, sebagai salah satu perusahaan di bidang fast food khususnya donuts, tentunya selalu berkeinginan untuk memiliki karyawan yang mempunyai kinerja tinggi dan terus meningkat dari waktu ke waktu. Namun, kenyataan di lapangan saat ini masih banyak dijumpai karyawan yang tingkat kinerjanya rendah atau paling tidak masih labil tergantung situasi dan kondisi
yang ada saat itu. Salah satu penyebabnya adalah rendahnya tingkat motivasi para karyawan dalam bekerja khususnya untuk menciptakan kinerja yang lebih baik lagi, dimana saat ini rata-rata mereka bekerja hanya karena factor mencari uang. Jika hal ini dibiarkan terlalu lama tentunya akan berdampak buruk terhadap kinerja karyawan secara keseluruhan dan kelangsungan hidup perusahaan di masa yang akan datang. Sesuai dengan uraian di atas, dapat dirumuskan masalah penelitian ini adalah apakah dimensi motivasi yang terdiri dari kebutuhan fisik, rasa aman, sosial, status, dan aktualisasi diri berpengaruh terhadap kinerja karyawan PT. Dunkindo Lestari Cabang Medan? Adapun tujuan penelitian ini untuk melihat pengaruh dimensi motivasi terhadap kinerja karyawan PT Dunkindo Lestari Cabang Medan. Kajian Teoretis Pengertian Motivasi Banyak ahli menyampaikan pengertian motivasi. Salah satunya Sopiah (2008:170) menyampaikan bahwa motivasi adalah keadaan dimana usaha dan kemampuan keras seseorang diarahkan kepada pencapaian hasil-hasil atau tujuan tertentu. Hasil-hasil yang dimaksud bisa berupa produktivitas, kehadiran atau perilaku kerja kreatif lainnya. Teori Maslow Sopiah (2008:173) mengatakan bahwa teori ini dikembangkan oleh Maslow pada tahun 1954. Menurut Maslow, kebutuhan manusia berjenjang atau bertingkat, mulai dari tingkatan yang paling rendah sampai yang paling tinggi. Tingkatan yang dimaksud adalah sebagai berikut: (1) Kebutuhan fisiologis (physiological needs) yaitu kebutuhan dasar manusia agar dapat tetap bertahan hidup, seperti makanan, pakaian, perumahan, (2) Kebutuhan keamanan dan keselamatan (safety needs) yaitu meliputi kebutuhan rasa aman dalam bekerja, keamanan untuk merdeka atau bebas dari ancaman, (3) Kebutuhan akan rasa memiliki, sosial dan kasih sayang (social needs), meliputi kebutuhan manusia untuk berinteraksi, berinterrelasi, dan berafiliasi dengan orang lain, (4) Kebutuhan untuk dihargai yaitu kebutuhan manusia untuk merasa dihargai, diakui keberadannya, diakui eksistensinya, prestise, kekuasaan, dan penghargaan dari orang lain, (5) Kebutuhan akan aktualisasi diri (self actualization) yaitu kebutuhan yang dirasakan oleh seseorang dengan menggunakan kemampuan, keahlian, dan potensi dirinya secara maksimal. Kinerja Para ahli manajemen sumber daya manusia dan perilaku organisasi menjelaskan konsep kinerja (performance) dengan menggunakan ungkapan bahasa dan tinjauan dari sudut pandang yang berbeda-beda namun makna yang terkandung pada hakekatnya sama, yaitu catatan outcome yang dihasilkan dari fungsi suatu pekerjaan atau kegiatan tertentu selama suatu periode waktu tertentu. Jurnal Ilmiah Abdi Ilmu 279
Rivai (2003) menyatakan bahwa kinerja adalah kontribusi yang dapat diberikan oleh suatu bagian, dalam pencapaian tujuan perusahaan. Oleh karena itu kontribusi tersebut perlu diukur seberapa besar pengaruhnya terhadap nilai yang diberikannya dalam mencapai tujuan perusahaan. Proses penilaian kinerja sangat berhubungan dengan keahlian karyawan. Dalam perkembangan yang kompetitif dan mengglobal, perusahaan membutuhkan karyawan yang berprestasi tinggi. Pada saat yang sama karyawan memerlukan umpan balik atas kinerja mereka sebagai pedoman bagi tindakan mereka di masa datang. Metodologi Peneltian Devinisi Operasional Variabel Variabel dalam penelitian ini terdiri dari lima variabel bebas dan satu variabel terikat, dengan definisi operasional variabel sebagai berikut : 1. Variabel Bebas (X) a) Kebutuhan fisik (X 1 ) merupakan persepsi karyawan mengenai kebutuhan yang diinginkan untuk memenuhi kebutuhan fisik dalam hidupnya. Indikator kebutuhan fisik meliputi rumah, sandang, pangan, dengan menggunakan pengukuran skala Likert. b) Kebutuhan rasa aman (X 2 ) merupakan persepsi karyawan mengenai keadaan yang diterima dan dialami dalam pelaksanaan pekerjaan ditempat bekerja. Indikator kebutuhan rasa aman meliputi keamanan di ruang kerja, keamanan parkir, kekokohan gedung, Satpam, fasilitas telephon darurat, dengan menggunakan pengukuran skala Likert. c) Kebutuhan sosial (X 3 ) merupakan persepsi karyawan mengenai keterkaitan sosial antar individu karyawan di lokasi kerja atau perusahaan. Indikator kebutuhan sosial meliputi hubungan dengan rekan kerja, atasan dan bawahan, keluarga rekan kerja, pelanggan, serta staff office, dengan menggunakan pengukuran skala Likert. d) Kebutuhan status (X 4 ) merupakan persepsi karyawan mengenai sikap yang diterima atas pekerjaan yang dilaksanakan serta adanya pengakuan instansi terkait. Indikator kebutuhan status meliputi kepangkatan (grade), pengakuan, jabatan, surat penunjukan dan rasa ingin dihargai, dengan menggunakan pengukuran skala Likert. e) Kebutuhan aktualisasi diri (X 5 ) merupakan persepsi karyawan mengenai pengembangan diri yang diterima sesuai dengan kemampuan dalam pelaksanaan pekerjaan. Indikator kebutuhan aktualisasi diri meliputi kesempatan pengembangan karir, kesempatan mengikuti diklat, keinginan mencapai prestasi, kesempatan untuk berkarya, dorongan untuk maju, dengan menggunakan pengukuran skala Likert. 2. Variabel Terikat (Y) Variabel terikat atau variabel dependen adalah kinerja guru, dengan definisi operasional variabel adalah pengetahuan karyawan dalam memahami bidang tugasnya, tanggung jawab dalam pencapaian tujuan, hasil kerja yang diraih, 280 Jurnal Ilmiah Abdi Ilmu
komunikasi dengan lingkungan, serta profesionalisme karyawan, dengan menggunakan pengukuran skala Likert. Populasi dan Sampel Populasi penelitian ini adalah semua karyawan PT Dunkindo Lestari Cabang Medan yang berjumlah 133 karyawan. Sampelnya sebanyak 40 karyawan. Hal ini sesuai dengan pendapat Gay dalam Hasan (2002:60), yang mengatakan bahwa untuk populasi yang relatif kecil, minimal sampel adalah 20%. Oleh sebab itu, maka penulis menggunakan sampel sebanyak 30% dari total populasi sehingga jumlah sampel yang penulis pilih sebanyak 40 karyawan (133 x 30% = 40). Metode Pengumpulan Data Penelitian ini menggunakan metode pengumpulan data berupa data primer dan data skunder. Data primer dikumpulkan dengan menggunakan angket (kuesioner), wawancara (interview), serta pengamatan (observasi). Data skunder diperoleh dengan cara mempelajari berbagai macam bahan bacaan yang memuat teori yang berhubungan dengan permasalahan yang diteliti. Pengujian Instrumen Data Sebelum data dianalisis lebih lanjut maka terlebih dahulu akan dilakukan pengujian instrument data yang meliputi: (1) uji validitas, (2) uji reliabilitas, (3) uji normalitas, dan (4) uji asumsi klasik yang meliputi: (a) uji multukolinieritas dan (b) uji heteroskedastisitas. Setelah data tersebut lolos akan uji-uji diatas, baru akan dilanjutkan ke uji hipotesis. Teknik Analisis Data Teknik analisis statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini adalah analisis regresi berganda, dengan model matematisnya: Y = a + b 1 X 1 + b 2 X 2 + b 3 X 3 + b 3 X 3 + b 4 X 4 + e Keterangan: Y = Variabel terikat (kinerja) X 3 = Kebutuhan sosial a = Intersep X 4 = Kebutuhan status b...b 5 = Koefisien regresi X 1... X 5 X 5 = Keb. aktualisasi diri X 1 = Kebutuhan fisik e = Standar erorr X 2 = Kebutuhan rasa aman Jurnal Ilmiah Abdi Ilmu 281
Hasil dan Pembahasan Uji Validitas dan Reliabilitas Hasil uji validitas menunjukkan bahwa semua nilai koefisien korelasi produk moment yang terdapat dalam kolom corrected item-total correlation SPSS versi 15 semuanya diatas 0.3, sehingga dapat dikatakan bahwa item-item pertanyaan tentang variabel kebutuhan fisik, rasa aman, sosial, status, aktualisasi diri dan kinerja adalah valid (sah). Sedangkan hasil uji reliabilitas menunjukkan bahwa nilai alpha semua variabel besarnya mencapai 0,827 dimana nilai tersebut diatas 0,6 sehingga dapat dikatakan bahwa instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah handal (reliabel) sehingga dapat digunakan untuk uji-uji selanjutnya. Uji Normalitas Hasil uji normalitas menunjukkan bahwa grafik histogram hasil olah data menggunakan SPSS versi 15 cenderung lurus dan tidak miring ke kanan maupun ke kiri sehingga dapat dikatakan bahwa model regresi mempunyai distribusi normal atau mendekati normal, sehingga model regresi layak dipakai untuk memprediksi variabel dependen yaitu kinerja. Uji Multikolinieritas Hasil analisis data menggunakan SPSS versi 15 menunjukkan bahwa nilai tolerance masih berada dibawah angka 1 serta nilai Variance Inflaction Factor (VIF) juga masih dibawah nilai 5, yang berarti bahwa koefesien korelasi antara variabel independen tidak terjadi multikolinearitas. Uji Heteroskedastisitas Hasil analisis data menggunakan SPSS versi 15 memperlihatkan bahwa pada Grafik Scatterplot, titik-titik menyebar secara acak dan tidak membentuk pola tertentu dan jelas, sehingga dapat disimpilkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas. Koefisien Determinasi Dengan menggunakan Program SPSS versi 15, di bawah ini disajikan hasil olah data untuk koefisien determinasi sebagai berikut: Model 1 a. Tabel 3. Hasil Uji Koefisien Determinasi R Model Summary Adjusted Std. Error of R Square R Square the Estimate,558 a,312,210 1,69547 Predictors: (Constant), Aktualisasi, Aman, Fisik, Sosial, Status Sumber : Hasil Penelitian (2009) 282 Jurnal Ilmiah Abdi Ilmu
Nilai Adjusted R Square yang diperoleh hanya 0,210 yang berarti bahwa 21,00% kinerja karyawan PT Dunkindo Lestari Cabang Medan dipengaruhi oleh faktor kebutuhan fisik, rasa aman, sosial, status dan aktualisasi diri sedangkan sisanya yaitu sebesar 79,00% dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Adapun persamaan regresinya dapat dirumuskan sebagai berikut: Y = 10,682 + 0,139X 1 + 0,237X 2 + 0,147X 3 + 0,274X 4 + 0,364X 5 Uji Serempak atau Simultan (Uji F) Uji simultan atau uji F bertujuan untuk menguji hipotesis pertama yaitu mengetahui apakah variabel-variabel independen secara bersama-sama (simultan) berpengaruh signifikan atau tidak terhadap variabel dependen. Dibawah ini disajikan hasil Uji F dengan menggunakan SPSS versi 15. Model 1 Tabel 4. Hasil Uji Serempak atau Simultan (Uji F) Regression Residual Total ANOVA b Sum of Squares df Mean Square F Sig. 44,263 5 8,853 3,080,021 a 97,737 34 2,875 142,000 39 a. Predictors: (Constant), Aktualisasi, Aman, Fisik, Sosial, Status b. Dependent Variable: Kinerja Sumber : Hasil Penelitian (2009) Berdasarkan data di atas dapat dilihat bahwa F hitung = 3,080 dengan tingkat signifikansi 0,021(a). Jika dibandingkan dengan F tabel pada tingkat kepercayaan 5% ( = 0,05) yang besarnya hanya 2,330 maka nilai F hitung lebih besar dari nilai F tabel {F hitung (3,080) > F tabel (2,330)} atau jika dilihat nilai probabilitas signifikansinya yaitu sebesar 0,021(a) yang berarti kurang dari 0,05 sehingga dapat dikatakan bahwa variabel bebas yang terdiri dari kebutuhan fisik, rasa aman, sosial, status dan aktualisasi secara simultan berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan PT. Dunkindo Lestari Cabang Medan. Uji Parsial (Uji t) Uji parsial atau Uji t mempunyai tujuan untuk menguji hipotesis kedua yaitu untuk mengetahui apakah variabel-variabel independen secara individu (parsial) mempunyai pengaruh yang signifikan atau tidak terhadap variabel dependen. Dibawah ini disajikan hasil Uji t dengan menggunakan Program SPSS versi 15. Jurnal Ilmiah Abdi Ilmu 283
Tabel 5. Hasil Uji Parsial (Uji t) Coefficients Unstandardized Unstandardized Collinearity Coefficients Coefficients Statistics B Std. Beta Tolerance VIF Model Error t Sig. 1 (Constant) 10,682 3,529 3,027,005 Fisik,139,154,172,902,373,554 1,804 Aman,237,124,291,1,91 1,064,875 1,142 Sosial,148,150,165,985,331,723 1,383 Status,274,155,371 1,770,086,460 2,173 Aktualisasi,364,163,416 2,231,032,583 1,715 a. Dependent Variable: Kinerja Sumber : Hasil Penelitian (2009) Untuk menentukan H o maupun H 1 ditolak atau diterima maka nilai t hitung diatas dapat dibandingkan dengan nilai t tabel pada tingkat signifikasi 5% ( = 0,05), dimana nilai t tabel pada tingkat signifikansi 5% ( = 0,05) adalah 1,993. Jika t hitung < t tabel maka H o diterima atau H 1 ditolak (tidak berpengaruh signifikan). Sedangkan jika t hitung > t tabel maka H o ditolak atau H 1 diterima (berpengaruh signifikan). Dengan melihat tabel 5 di atas dapat diambil kesimpulan bahwa secara individu (parsial) hanya variabel kebutuhan aktualisasi diri yang berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan PT Dunkindo Lestari Cabang Medan. Sedangkan variabel lainnya yaitu kebutuhan fisik, rasa aman, sosial dan status tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan PT Dunkindo Lestari Cabang Medan. Simpulan Dari penelitian yang telah dilakukan, dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1. Secara simultan dimensi motivasi yang terdiri dari kebutuhan fisik, kebutuhan rasa aman, kebutuhan sosial, kebutuhan status, serta kebutuhan aktualisasi diri berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan PT Dunkindo Lestari Cabang Medan. 2. Secara parsial dimensi motivasi yang berupa kebutuhan fisik, kebutuhan rasa aman, kebutuhan sosial serta kebutuhan status tidak berpengaruh signifikan terhadapkinerja karyawan PT Dunkindo Lestari Cabang Medan. Sedangkan kebutuhan aktualisasi diri berpengaruh signifikan terhadapkinerja karyawan PT Dunkindo Lestari Cabang Medan 284 Jurnal Ilmiah Abdi Ilmu
Pustaka Arikunto, S. 2002. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta. Penerbit Rineka Cipta. Hasan, Iqbal. 2002. Pokok-Pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya. Edisi Pertama. Bogor. Ghalia Indonesia. Rivai, Veitzal. 2003. Manajemen Sumberdaya Manusia Perusahaan. Jakarta. PT Raja Grafindo Persada. Situmorang, et.al. 2007. Analisis Data penelitian (Menggunakan Program SPSS). Medan. USU Press. Sopiah. 2008. Perilaku Organisasi. Edisi Pertama. Yogyakarta. Penerbit And Jurnal Ilmiah Abdi Ilmu 285