ANALISIS BIAYA PENGOLAHAN GONDORUKEM DAN TERPENTIN DI PGT. SINDANGWANGI, KPH BANDUNG UTARA, PERUM PERHUTANI UNIT III JAWA BARAT BANTEN. Dwi Nugroho Artiyanto E 24101029 DEPARTEMEN HASIL HUTAN FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2006
ANALISIS BIAYA PENGOLAHAN GONDORUKEM DAN TERPENTIN DI PGT. SINDANGWANGI, KPH BANDUNG UTARA, PERUM PERHUTANI UNIT III JAWA BARAT BANTEN. Oleh: Dwi Nugroho Artiyanto E 24101029 Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan pada Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor DEPARTEMEN HASIL HUTAN FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2006
DWI NUGROHO ARTIYANTO (E24101029). Analisis Biaya Pengolahan Gondorukem dan Terpentin di PGT. Sindangwangi, KPH Bandung Utara, Perum Perhutani Unit III Jawa Barat Banten, dibawah bimbingan Ir. Bintang C.H. Simangunsong. MS., Ph.D. Salah satu pemanfaatan tegakan pinus yang sudah lama dilakukan adalah sebagai penghasil getah. Di Indonesia, penyadapan getah pinus pertama kali dilakukan di Aceh, pada tahun 1924. Pabrik pengolahan getah pinus pertama didirikan pada tahun 1938 di Lampahan. Pabrik pengolahan tersebut dibangun oleh pihak Prancis, namun bekerja dengan kapasitas tidak penuh ( hanya bekerja beberapa hari dalam satu bulan) karena pasokan getah pinus masih kurang. Sementara itu, di Pulau Jawa, penyadapan getah pinus dimulai di lereng-lereng Gunung Lawu dan Gunung Wilis pada tahun 1947 (Soetomo, 1972). Pabrik pengolahan getah pinus di Jawa diantaranya berada di Bandung, Pekolangan, Cilacap, Pekalongan Ponorogo dan Trenggalek. Getah pinus yang telah disadap kemudian diolah dan menghasilkan gondorukem dan terpentin. Gondorukem digunakan sebagai bahan baku yang penting bagi industri-industri batik, kulit, sabun cuci, cat, isolator, kertas dan vernis. Sedangkan terpentin digunakan untuk bahan industri cat dan vernis, ramuan semir sepatu, pelarut bahan organik, bahan pembuatan kamper sintetis serta kegunaan lainnya. Kapasitas industri gondorukem yang ada saat ini, khususnya yang dimilki Perhutani belum dapat dimanfaatkan secara optimum akibat kurangnya bahan baku getah. Di lain pihak, Perhutani saat ini sedang berusaha meningkatkan pendapatannya dari komoditas non kayu. Atas dasar ini, efesiensi produksi perlu dilakukan untuk meminimumkan biaya produksi sehingga keuntungan dapat meningkat meskipun penerimaan tetap. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses produksi pengolahan getah pinus menjadi gondorukem dan terpentin dan melakukan analisis biaya produksi gondorukem dan terpentin. Sehingga dapat dilakukan efesiensi produksi melalui pengendalian biaya Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2006-Februari 2006 di pabrik Gondorukem dan Terpentin (PGT) Sindangwangi, KPH Bandung Utara, Perum Perhutani Unit III Jawa Barat-Banten. Penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder. Data tersebut digunakan dalam perhitungan analisis biaya produksi dan anlisis rugi laba. PGT. Sindangwangi berlokasi di Desa Nagrek, Kecamatan Nagrek, Kabupaten Bandung yang masuk dalam wilayah kerja KPH Bandung Utara. Kebutuhan bahan baku PGT. Sindangwangi, diperoleh dari KPH-KPH yang ada di wilayah Perum Perhutani Unit III Jawa Barat-Banten. PGT. Sindangwangi mengolah bahan baku getah selama 5 tahun terakhir berkisar 53,6-64,5%. Hal ini menunjukkan kurangnya pasokan bahan baku. Sedangkan rendemen pengolahan getah menjadi gondorukem berkisar 59,8-78,9% dan menjadi terpentin berkisar 13,6-16,1%. Selain itu, pendapatan selama 5 tahun berkisar Rp. 10,4 milyar-rp. 23,22 milyar. Biaya produksi gondorukem dan terpentin PGT. Sindangwangi tahun 2005 adalah Rp.16,9 milyar/tahun atau Rp.4.564/kg gondorukem. Biaya tetap yang dikeluarkan adalah Rp.5,1 milyar/tahun atau Rp. 1.380/kg gondorukem. Biaya
variabel yang dikeluarkan adalah Rp.11.8 milyar/tahun atau Rp. 3.184/kg gondorukem. Biaya terbesar pada tahap persiapan bahan baku (50,5%) disusul tahap pengolahan bahan baku (32,6%) dan umum (14,7%). Harga pokok gondorukem diperhitungkan dengan memperhatikan besarnya keuntungan yang ingin diperoleh oleh perusahaan, yaitu sebesar 18% dari biaya produksi. Besarnya harga pokok gondorukem sebesar Rp 4.462/kg. Harga pokok tersebut lebih kecil dari pada harga jual dalam negeri yang besarnya Rp 4.953/kg tetapi lebih kecil lagi dari pada harga jual ekspor yang besarnya Rp 5.375kg. Sehingga apabila gondorukem tersebut dijual ekspor maka perusahaan akan mendapatkan keuntungan yang lebih besar dari pada dijual dalam negeri. Analisis rugi laba dalam penelitian ini menunjukkan besarnya produksi gondorukem adalah 3.710,6 ton dan terpentin sebesar 758,7 ton, nilai investasi sebesar Rp. 15,7 milyar, biaya produksi sebesar Rp. 16,9 milyar, BEP sebesar 2.620,76 ton atau 26,2%, ROI sebesar 40,3%, pendapatan sebesar Rp. 19,31 milyar dan laba sebesar Rp. 6,32 milyar. PGT.Sindangwangi memproduksi gondorukem diatas BEP tersebut, hal ini menunjukkan bahwa PGT. Sindangwangi tidak mengalami kerugian dalam kegiatan produksinya. Dilain pihak PGT. Sindangwangi sudah mendapatkan keuntungan dari hasil penjualan gondorukem dan terpentin. Tetapi perusahaan masih jauh berproduksi dari kapasitas terpasangnya, untuk itu perusahaan perlu menambah produksinya agar memperoleh keuntungan yang lebih besar lagi. LEMBAR PENGESAHAN
Judul Penelitian : Analisis Biaya Pengolahan Gondorukem dan Terpentin di PGT Sindangwangi, KPH Bandung Utara, Perum Perhutani Unit III Jawa Barat Banten. Nama Mahasiswa : Dwi Nugroho Artiyanto NRP : E 24101029 Program Studi : Teknologi Hasil Hutan Menyetujui : Dosen Pembimbing Ir. Bintang C. H. Simangunsong, MS., Ph.D. Tanggal: Mengetahui : Dekan Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor Prof. Dr. Ir. Cecep Kusmana, MS Tanggal: Tanggal lulus: 31 Mei 2006 RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Karanganyar pada tanggal 20 Oktober 1982 dari ayah Sugiyo dan ibu Sri Suparti. Penulis merupakan putra pertama dari dua bersaudara. Tahun 2001 penulis menyelesaikan pendidikan Sekolah Menengah Umum Majelis Tafsir Al Qur an (SMUMTA) Surakarta, Kota Madya Surakarta, Jawa Tengah. Pada tahun yang sama lulus seleksi masuk IPB melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB. Penulis memilih program studi Pengolahan Hasil Hutan, Departemen Hasil Hutan, Fakultas Kehutanan. Selama mengikuti perkuliahan, penulis tidak hanya mengikuti kegiatan akademik saja. Untuk mengasah kemampuan berorganisasi dan kepemimpinannya, penulis aktif mengikuti berbagai organisasi seperti Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Kehutanan pada tahun 2003 dan aktif dalam organisasi Himpunan Mahasiswa Teknologi Hasil Hutan pada tahun 2004. Penulis mengikuti kegiatan Praktek Pengenalan Hutan di Kesatuan Pemangkuan Hutan Banyumas dengan jalur Baturaden-Cilacap dan Praktek Umum Pengelolaan Hutan di Kesatuan Pemangkuan Hutan Cepu, Ngawi, Blora dan Madiun selama satu bulan pada tahun 2004. Penulis juga mengikuti kuliah kerja profesi di PT. Rakabu Furniture, Surakarta, selama dua bulan pada tahun 2005. Penulis menyusun karya ilmiah yang berjudul ANALISIS BIAYA PENGOLAHAN GONDORUKEM DAN TERPENTIN DI PGT. SINDANGWANGI, KPH BANDUNG UTARA, PERUM PERHUTANI UNIT III JAWA BARAT BANTEN. sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Kehutanan. KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunia-nya sehingga penelitian dan penulisan skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Shalawat serta salam semoga tetap tercurah kepada junjungan besar Nabi Muhammad SAW. Penelitian dengan judul ANALISIS BIAYA PENGOLAHAN GONDORUKEM DAN TERPENTIN DI PGT. SINDANGWANGI, KPH BANDUNG UTARA, PERUM PERHUTANI UNIT III JAWA BARAT BANTEN., ini diharapkan dapat memberikan informasi dan rujukan sehingga menjadi pertimbangan dalam penelitian lainnya. Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada : 1. Ir. Bintang C. H. Simangunsong, MS., Ph.D. Pembimbing atas berbagai masukan dan saran dalam penyusunan skripsi. 2. Ir. Edje Djamhuri selaku dosen penguji dari Departemen MNH dan Ir. Agus Priyono Kartono, M.Si. selaku dosen penguji dari Departemen KSH atas saran, nasihat, dan masukannya. 4. Kedua orang tua penulis atas segala curahan kasih sayang, doa, dan nasihat selama perkuliahan hingga penyelesaian karya ilmiah ini. 5. Teman-teman THH 38 atas segala bantuan, kebersamaan dan kerjasamanya selama ini. 6. Gongliers atas persahabatan dan dukungannya dalam suka maupun duka. Penulis menerima masukan baik saran maupun kritik membangun demi kesempurnaan karya ini. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan pembaca pada umumnya. Bogor, Juni 2006 Dwi Nugroho Artiyanto
DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI... i DAFTAR TABEL... ii DAFTAR GAMBAR... iii PENDAHULUAN Latar Belakang... 1 Tujuan... 2 TINJAUAN PUSTAKA Gondorukem dan Terpentin... 4 Proses Produksi Gondorukem... 5 Persyaratan dan Kualitas Gondorukem... 9 Produksi, Biaya, Eksport dan Harga Jual Gondorukem dan Terpentin... 12 Hutan Pinus Sebagai Penghasil Getah Pinus... 16 METODOLOGI Tempat dan Waktu Penelitian... 29 Jenis Data... 29 Metode Pengumpulan Data... 29 Analisis Data... 30 KEADAAN UMUM PERUSAHAAN Industri Pengolahan Getah Pinus... 35 HASIL DAN PEMBAHASAN Produksi dan Rendemen... 42 Biaya Produksi... 42 Analisis Harga Pokok... 46 Analisis Rugi-Laba... 47 Sistem Pemasaran... 51 KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan... 53 Saran... 53 DAFTAR PUSTAKA... 54 LAMPIRAN... 56
DAFTAR TABEL Nomor Teks Halaman 1. Persyaratan Umum Gondorukem... 10 2. Persyaratan Khusus Mutu Gondorukem... 10 3. Klasifikasi Kualitas Gondorukem... 11 4. Produksi dan Rendemen Gondorukem dan Terpentin Indonesia... 12 5. Produksi dan Rendemen Gondorukem Dan Terpentin Perhutani... 13 6. Rekapitulasi Biaya Tetap dan Biaya variabel PGT. Cimanggu... 14 7. Penjualan Luar Negeri Gondorukem dan Terpentin Tahun 1998 2002 Perhutani... 15 8. Ekspor Gondorukem Ke Berbagai Negara Tahun 2000 2003... 16 9. Daftar Harga Jual Dasar Gondorukem dan Terpentin... 16 10. Luas Hutan Pinus Menurut KPH dan Fungsi Hutannya... 18 11. Perincian Kawasan Hutan Pinus Menurut Ketinggian di atas Permukaan Laut... 19 12. Sumber Benih Pinus merkusii di Perum Perhutani... 19 13. Perincian Kawasan Hutan Pinus Menurut Jenis Tanah... 20 14. Perincian Kawasan Hutan Pinus Menurut Tipe Iklim Oldeman... 21 15. Realisasi Produksi Kayu dan Getah Pinus Perum Perhutani tahun 1999 2003 dibandingkan dengan Kapasitas Industri Pengolahan.... 25 16. Kemampuan Pengolahan Getah Pinus... 26 17. Perkembangan Produksi Getah Selama 5 Tahun (1999-2003)... 27 18. Realisasi Produksi Getah Pinus Perum Perhutani selama 5 Tahun terakhir, Berdasarkan Luas Sadapan dan Jumlah Pohon yang Disadap.... 28 19. Penerimaan Getah Pinus Tahun 2001-2005 PGT. Sindangwangi... 36 20. Rekapitulasi Produksi dan Pendapatan PGT. Sindangwangi Tahun 2001 2005... 43 21. Rekapitulasi Biaya Tetap dan Variabel (Rp Juta / tahun) Setiap Tahapan dan Komponen PGT.Sindangwangi Tahun 2005... 45 22. Rekapitulasi Biaya Tetap dan Biaya Variabel (Rp/kg gondorukem)
PGT. Sindangwangi tahun 2005... 45 23. Rekapitulasi biaya tetap dan biaya variabel PGT.Sindangwangi... 46 24. Rekapitulasi Biaya Tetap dan Biaya Variabel menurut KPH Bandung Utara, Perum Perhutani Unit III Jawa Barat-Banten 2005... 46 25. Laporan Rugi Laba... 47 26. Produksi Getah Pinus Perum Perhutani Berdasar Produktivitas Rata-rata Per Hektar dan Per Pohon... 49 Nomor Lampiran Halaman 1. Ekspor Gondorukem ke Berbagai Negara Tahun 2000 2003... 56 2. Inventaris, Penyusutan dan Bunga Modal PGT Sindangwangi... 58 3. Gaji Pegawai PGT. Sindangwangi... 62 4. Biaya Umum PGT. Sindangwangi... 63 3. Rekapitulasi Biaya Variabel setiap Tahapan Produksi PGT. Sindangwangi... 64