KONTRIBUSI INDUSTRI PENGOLAHAN KAYU DI PROPINSI SUMATERA SELATAN ERNIES

Transkripsi

1 KONTRIBUSI INDUSTRI PENGOLAHAN KAYU DI PROPINSI SUMATERA SELATAN ERNIES DEPARTEMEN HASIL HUTAN FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008

2 KONTRIBUSI INDUSTRI PENGOLAHAN KAYU DI PROPINSI SUMATERA SELATAN Oleh : Ernies E SKRIPSI Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar SARJANA KEHUTANAN Pada Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor DEPARTEMEN HASIL HUTAN FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008

3 RINGKASAN Ernies. E Kontribusi Industri Pengolahan Kayu di Propinsi Sumatera Selatan. Dibawah bimbingan Ir. Bintang C.H. Simangunsong, MS, Ph.D. Peranan industri perkayuan yang sangat penting terhadap perolehan devisa dan pembangunan ekonomi, serta dengan perkembangannya yang sangat pesat selama ini telah menimbulkan permasalahan-permasalahan yang sangat kompleks bagi pemerintah dan rakyat Indonesia. Permasalahan utama yang dihadapi oleh industri perkayuan Indonesia saat ini adalah: pasokan bahan baku kayu tidak cukup, over kapasitas, inefisiensi industri, daya saing produk rendah, pangsa pasar turun, dan produk kayu olahan bernilai tambah rendah. Permasalahan tersebut berdampak negatif terhadap perekonomian baik di tingkat mikro maupun makro. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sampai sejauh mana sumbangan industri pengolahan kayu dan mengetahui secara rasional persepsi dari stakeholders tentang kebijakan strategis yang paling penting untuk meningkatkan sumbangan industri pengolahan kayu. Penelitian ini menggunakan analisis shift share, analisis Location Quotient (LQ), analisis multiplier effect, dan Analytical Hierarchy Proses (AHP). Data yang digunakan adalah data primer dan sekunder. Data primer diperoleh dari wawancara dengan kuisioner sedangkan data sekunder diperoleh dari literatur dari instansi terkait. Nilai LQ per sektor dari masing-masing lapangan usaha menunjukkan bahwa sejak tahun 2000 ada tiga sektor yang telah menjadi sektor basis (LQ>1) di Propinsi Sumatera Selatan, yaitu sektor pertanian, sektor penggalian, dan sektor bangunan. Sedangkan sektor industri pengolahan dan lima sektor lainnya bukan merupakan sektor basis. Nilai LQ masing-masing sub sektor industri pengolahan di Propinsi Sumatera Selatan menunjukkan Industri pengolahan kayu Propinsi Sumatera Selatan sejak tahun 2000 sudah merupakan sektor penggerak utama bagi perekonomian wilayah tersebut. Hal ini ditunjukkan oleh nilai LQ>1 yaitu sektor tersebut menjadi basis atau menjadi sumber pertumbuhan. Nilai LQ industri pengolahan kayu Propinsi Sumatera Selatan berturut-turut adalah : tahun 2000 sebesar 2.0, tahun 2001 sebesar 2.1, tahun 2002 sebesar 2.1, tahun 2003 sebesar 2.2, tahun 2004 sebesar 2.2, tahun 2005 sebesar 2.2, dan tahun 2006 sebesar 2.2. Perhitungan nilai multiplier effect pendapatan dilakukan setelah perhitungan LQ. Nilai multiplier effect industri pengolahan kayu yang diperoleh dari perhitungan dalam kurun waktu secara berturut-turut adalah : tahun 2000 sebesar 9.4, tahun 2001 sebesar 9.5, tahun 2002 sebesar 9.6, tahun 2003 sebesar 9.8, tahun 2004 sebesar 10.4, tahun 2005 sebesar 10.9, tahun 2006 sebesar Kontribusi industri pengolahan kayu terhadap industri pengolahan cenderung turun dari tahun ke tahun. Pada tahun 2000 kontribusi industri pengolahan kayu sebesar 10.7% menurun menjadi sebesar 8.6% pada tahun Kontribusi industri pengolahan kayu terhadap PDRB Propinsi Sumatera Selatan juga cenderung menurun. Pada tahun 2000, kontribusi industri pengolahan kayu sebesar 1.9% dari total PDRB Propinsi Sumatera Selatan menurun menjadi 1.5% pada tahun Ada empat alternatif kebijakan yang menjadi elemen-elemen dari level tujuan pada hierarki utama untuk meningkatkan kontribusi industri pengolahan

4 kayu. Alternatif kebijakan tersebut adalah pembangunan hutan tanaman industri, menciptakan iklim usaha yang kondusif, rehabilitasi hutan dan lahan, dan efisiensi pengolahan kayu. Pengisian kuisioner dilakukan oleh aktor yang mewakili 4 lingkungan yang berbeda yaitu : Dinas Kehutanan, Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), dan dari lingkungan perusahaan/industri. Setelah uji konsistensi pendapat, hanya 13 aktor yang memiliki pendapat yang konsisten dari 27 aktor yang mengisi kuisioner. Mayoritas aktor memilih kebijakan pembangunan hutan tanaman industri sebagai kebijakan yang terpenting Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pada periode , industri pengolahan kayu merupakan salah satu sektor penggerak utama perekonomian di Propinsi Sumatera Selatan. Hal ini ditunjukkan oleh nilai Location Quotient (LQ) yang berkisar dari pada periode tersebut. Disamping itu, nilai multiplier effect dari sektor tersebut berkisar dari pada periode yang sama. Industri pengolahan kayu menyumbang sekitar Rp milyar Rp milyar (harga konstan 2000) kepada PAD. Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa sebagian besar stakeholders menganggap kebijakan pembangunan hutan tanaman industri merupakan prioritas utama didalam meningkatkan peranan industri pengolahan kayu di Propinsi Sumatera Selatan.

5 PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Kontribusi Industri Pengolahan Kayu di Propinsi Sumatera Selatan adalah benar-benar hasil karya saya sendiri dengan bimbingan dosen pembimbing dan belum pernah digunakan sebagai karya ilmiah pada perguruan tinggi atau lembaga manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan manapun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Bogor, Mei 2008 Ernies E

6 Judul : Konstribusi Industri Pengolahan Kayu di Propinsi Sumatera Selatan Nama NIM : : Ernies E Menyetujui : Dosen Pembimbing Ir. Bintang C.H. Simangunsong, MS, Ph.D NIP Mengetahui : Dekan Fakultas Kehutanan IPB, Dr. Ir. Hendrayanto, M.Agr NIP Tanggal Lulus:

7 KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-nya sehingga penulis memperoleh kekuatan dan kemudahan dalam menyelesaikan karya ilmiah yang berjudul Kontribusi Industri Pengolahan Kayu di Propinsi Sumatera Selatan ini dengan baik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar peran industri pengolahan kayu dalam menggerakkan roda perkonomian. Peranan tersebut dapat dilihat dari besarnya jumlah tenaga kerja yang dapat diserap, yang mana hal ini langsung berpengaruh terhadap gairah ekonomi masyarakat sekitar lokasi industri, disamping itu peranan lainnya adalah seperti dari pendapatan pemerintah dan PDRB. Melalui karya ilmiah ini, penulis berharap dapat bermanfaat bagi para pengambil keputusan/stakeholders dalam hal menentukan kebijakan yang terpenting guna meningkatkan kontribusi dari industri pengolahan kayu khususnya di Propinsi Sumatera Selatan. Bogor, Mei 2008 Penulis

8 RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Pendopo Muara Enim, Sumatera Selatan pada tanggal 25 Oktober Penulis merupakan anak pertama dari lima bersaudara, dari Ayah Eddy Oklan dan Ibu Zanibar. Penulis menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar di SD YKPP Pendopo, Sumatera Selatan pada tahun 1997, Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama di SLTP YKPP Pendopo, Sumatera Selatan pada tahun 2000, dan Sekolah Lanjutan Tingkat Atas di SLTA YKPP Pendopo, Sumatera Selatan pada tahun Pada tahun 2003 penulis diterima di Fakultas Kehutanan, Jurusan Teknologi Hasil Hutan Institut Pertanian Bogor melalui jalur USMI (Undangan Seleksi Masuk IPB). Selama menjalani perkuliahan, penulis sempat aktif di organisasi Ikatan Keluarga Mahasiswa Bumi Sriwijaya (IKAMUSI) periode , peserta seminar dan pelatihan. Penulis juga mengikuti Praktek Pengenalan dan Pengelolaan Hutan (P3H) pada bulan Juli-Agustus 2006 di Perum Perhutani Unit II Jawa Timur (BKPH Getas, KPH Ngawi) dan Perum Perhutani Unit I (BKPH Rawa Timur, KPH Banyumas Barat dan BKPH Gunung Slamet Barat, KPH Banyumas Timur). Selain itu penulis menyelesaikan Praktek Kerja Lapang di PT. Tanjungenim Lestari Pulp and Paper di Muara Enim, Sumatera Selatan pada bulan Maret-Mei Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan Institut Pertanian Bogor penulis melakukan penelitian yang berjudul Kontribusi Industri Pengolahan Kayu di Propinsi Sumatera Selatan dibawah bimbingan Ir. Bintang C. H. Simangunsong, MS, Ph.D

9 UCAPAN TERIMA KASIH Dalam penyelesaian penelitian dan penyusunan skripsi ini tak lepas dari dukungan oleh berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis ungkapan rasa terima kasih penulis kepada : 1. Allah SWT yang telah mencurahkan rahmat, taufik, hidayah, petunjuk dan segala nikmat-nya hingga penulis mampu menyelasaikan skripsi ini. 2. Kedua Orang Tua tercinta terima kasih banyak atas doa, kasih sayang, dan semangatnya, bantuan secara moril dan materil. Saudara-saudaraku tersayang (Endres, Erres, Eltesar, dan Terrin Eliska) serta seluruh keluarga saya yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu. 3. Dosen pembimbing skripsi, Bapak Ir. Bintang C.H. Simangunsong, MS, Ph.D yang telah dengan sabar dan ikhlas meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, membagikan ilmu, motivasi, saran dan pengarahan kepada penulis. 4. Ibu Dr. Ir. Leti Sundawati, MSc sebagai dosen penguji dari Departemen Managemen Hutan dan Bapak Ir. Nyoto Santoso, MS sebagai dosen penguji dari Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata. 5. Bapak Dodi Supriadi selaku kepala Dinas Kehutanan, Bapak Atmojo, Ibu Yani dari Kantor Dinas Kehutanan. Bapak Marwan dari Kantor Dinas Perindustrian dan Perdagangan, dan semua pihak yang telah ikut membantu saya selama melaksanakan penelitian di Propinsi Sumatera Selatan. 6. Rekan-rekan di Lab. Ekonomi Industri atas semangat dan motivasinya 7. Teman-teman Fakultas Kehutanan khususnya THH angkatan 40 atas persaudaraan, bimbingan, dan semangatnya yang telah diberikan kepada penulis. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, karena keterbatasan pengetahuan dan kemampuan penulis. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan untuk hasil yang lebih baik lagi. Bogor, Mei 2008 Penulis

10 DAFTAR ISI i Halaman DAFTAR ISI i DAFTAR TABEL iii DAFTAR GAMBAR iv DAFTAR LAMPIRAN v BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Industri Pengolahan Kayu di Indonesia Perekonomian Wilayah Pendapatan Daerah Analytical Hierarchy Process (AHP) BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Jenis Data dan Sumber Data Cara Pengumpulan Data Analisis Data Analisis Shift Share Analisis Location Quotient (LQ) Multiplier Effect Analytical Hierarchy Proses (AHP) BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Kondisi Wilayah Geografis Penduduk Kondisi Industri Pengolahan Kayu BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Kontribusi Industri Pengolahan Kayu Strategi Kebijakan Untuk Meningkatkan Kontribusi Industri Pengolahan Kayu