METODE SIMPLEKS MATAKULIAH RISET OPERASIONAL Pertemuan Ke-5

dokumen-dokumen yang mirip
METODE SIMPLEKS MATAKULIAH RISET OPERASIONAL Pertemuan Ke-3. Riani Lubis Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia

Team Dosen Riset Operasional Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia

Pengubahan Model Ketidaksamaan Persamaan

TEORI DUALITAS. Pertemuan Ke-9. Riani Lubis JurusanTeknik Informatika Universitas Komputer Indonesia

Metode Simpleks M U H L I S T A H I R

PROGRAM LINEAR: METODE SIMPLEX

BAB 2 LANDASAN TEORI

kita menggunakan variabel semu untuk memulai pemecahan, dan meninggalkannya setelah misi terpenuhi

Riset Operasional LINEAR PROGRAMMING

Teknik Riset Operasi. Oleh : A. AfrinaRamadhani H. Teknik Riset Operasi

Metode Simpleks dalam Bentuk Tabel (Simplex Method in Tabular Form) Materi Bahasan

Taufiqurrahman 1

METODE dan TABEL SIMPLEX

Bab 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Pengantar Proses Stokastik

Fungsi kendala tidak hanya dibentuk oleh pertidaksamaan tetapi juga oleh pertidaksamaan dan/atau persamaan =. Fungsi kendala dengan pertidaksamaan

BAB VI PROGRAMA LINIER : DUALITAS DAN ANALISIS SENSITIVITAS

contoh soal metode simplex dengan minimum

BAB II METODE SIMPLEKS

Danang Triagus Setiyawan ST.,MT

Ada beberapa kasus khusus dalam simpleks. Kadangkala kita akan menemukan bahwa iterasi tidak berhenti, karena syarat optimalitas atau syarat

Konsep Primal - Dual

Perhatikan model matematika berikut ini. dapat dibuat tabel

MATA KULIAH RISET OPERASIONAL

BAB 2 LANDASAN TEORI

ALGORITMA METODE SIMPLEKS (PRIMAL)

ANALISIS SENSITIVITAS MATAKULIAH RISET OPERASIONAL Pertemuan Ke-11. Riani Lubis Jurusan Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia

Pemrograman Linier (3)

BAB IV. METODE SIMPLEKS

BahanKuliahKe-3 Penelitian Operasional VARIABEL ARTIFISIAL. (Metode Penalty & Teknik Dua Fase) Oleh: Darmansyah Tjitradi, MT.

BAB V PROGRAMA LINIER : METODE SIMPLEKS

METODE BIG M. Metode Simpleks, oleh Hotniar Siringoringo, 1

PEMROGRAMAN LINIER. Metode Simpleks

METODE SIMPLEKS DALAM PROGRAM LINIER

BAB 2 LANDASAN TEORI

Z = 5X1 + 6X2 + 0S1 + 0S2 + MA1 + MA2. Persoalan Primal (asli) Persoalan Dual (kebalikan dari primal)

METODE SIMPLEKS DALAM PROGRAM LINIER

METODE SIMPLEKS. Obyektif 1. Memahami cara menyelesaikan permasalahan menggunakan solusi grafik 2. Mengetahui fungsi kendala dan fungsi tujuan

MODEL TRANSPORTASI - I MATAKULIAH RISET OPERASIONAL Pertemuan Ke-7. Riani Lubis Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia

Algoritma Simplex. Algoritma Simplex adalah algoritma yang digunakan untuk mengoptimalkan fungsi objektif dan memperhatikan semua persamaan

ANALISIS SENSITIVITAS MATAKULIAH RISET OPERASIONAL Pertemuan Ke-11. Riani Lubis Jurusan Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia

BAB III. METODE SIMPLEKS

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

Model umum metode simpleks

PROGRAM LINIER METODE SIMPLEKS

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB III SOLUSI GRAFIK DAN METODE PRIMAL SIMPLEKS

Metode Simpleks Dengan Tabel. Tabel simpleks bentuk umum

mempunyai tak berhingga banyak solusi.

PROGRAM LINEAR DENGAN METODE SIMPLEX

BEBERAPA FORMULA PENTING DALAM solusi PROGRAM LINEAR FITRIANI AGUSTINA, MATH, UPI

METODE GEOMETRIS (METODE GRAFIS)

Metode Simpleks Dengan Tabel. Tabel metode simpleks Tabel metode simpleks bentuk standar

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Metode Simpleks dengan Big M dan 2 Phase

BAB I PENDAHULUAN. besar dan mampu membantu pemerintah dalam mengurangi tingkat pengangguran.

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERANGKAT PEMBELAJARAN

METODE GEOMETRIS (METODE GRAFIS)

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI. A. Sistem Persamaan Linear dan Sistem Pertidaksamaan Linear

Minimumkan: Z = 4X 1 + X 2 Batasan: 3X 1 + X 2 = 3 4X 1 + 3X 2 6 X 1 + 2X 2 4

Metode Simpleks (Simplex Method) Materi Bahasan

MODEL TRANSPORTASI MATAKULIAH RISET OPERASIONAL Pertemuan Ke-11

METODE SIMPLEKS DALAM PROGRAM LINIER

BAB II LANDASAN TEORI

METODE SIMPLEKS DALAM PROGRAM LINIER

BAB I PENGANTAR PROGRAM LINIER

Metode Simpleks. Program linier bentuk standar Pengantar metode simpleks

ASSIGNMENT MODEL MATAKULIAH RISET OPERASIONAL Pertemuan Ke-12

RENCANA PROGRAM KEGIATAN PERKULIAHAN SEMESTER (RPKPS)

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN, UNIVERSITAS ANDALAS BAHAN AJAR. Simpleks

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Team Dosen Riset Operasional Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia

MODEL TRANSPORTASI - I MATAKULIAH RISET OPERASIONAL Pertemuan Ke-6

BAB II KAJIAN TEORI. yang diapit oleh dua kurung siku sehingga berbentuk empat persegi panjang atau

OPTIMALISASI PRODUKSI MENGGUNAKAN MODEL LINEAR PROGRAMMING (Studi Kasus : Usaha Kecil Menengah Kue Semprong)

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Perencanaan Produksi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pemrograman Linier (2)

PRAKTIKUM II PEMROGRAMAN LINIER (METODE SIMPLEKS)

MODEL TRANSPORTASI MATAKULIAH RISET OPERASIONAL Pertemuan Ke-12 & 13. Riani Lubis Jurusan Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia

1) Formulasikan dan standarisasikan modelnya 2) Bentuk tabel awal simpleks berdasarkan informasi model di atas 3) Tentukan kolom kunci di antara

BAB II KAJIAN TEORI. maupun kronik, penulis akan menguraikan perencanaan diet DM di RS PKU

MODEL TRANSPORTASI - II MATAKULIAH RISET OPERASIONAL Pertemuan Ke-9. Riani Lubis Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia

Bab 2 LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pemrograman nonlinear, fungsi konveks dan konkaf, pengali lagrange, dan

Pemrograman Linier (4)

BAB 2 LANDASAN TEORI

Pengambilan Keputusan dalam keadaan ada kepastian. IRA PRASETYANINGRUM, S.Si,M.T

ASSIGNMENT MODEL. Pertemuan Ke-10. Riani Lubis. Universitas Komputer Indonesia

Manajemen Sains. Pemrograman Linier (Metode Simpleks) Eko Prasetyo Teknik Informatika Univ. Muhammadiyah Gresik 2011

Analisis Sensitivitas (2)

PROGRAMA INTEGER 10/31/2012 1

Bentuk Standar. max. min

BAB 2 PROGRAM LINEAR

PENERAPAN METODE BRANCH AND BOUND DALAM PENYELESAIAN MASALAH PADA INTEGER PROGRAMMING

BAB II LANDASAN TEORI

contoh soal metode simplex dengan minimum

TRANSPORTATION PROBLEM

Transkripsi:

METODE SIMPLEKS MATAKULIAH RISET OPERASIONAL Pertemuan Ke-5 Riani Lubis JurusanTeknik Informatika Universitas Komputer Indonesia 1

Pendahuluan (1) Metode simpleks merupakan sebuah prosedur matematis berulang untuk menemukan penyelesaian optimal soal programa linier. Digunakan jika variabel iblkeputusan lbihb lebih besar dari dua (karena sulit menggambarkan grafik berdimensi banyak) Dirancang untuk menyelesaikan masalah PL yang melibatkan dua variabel atau lebih Prinsipnya metode ini menyelesaikan masalah PL melalui perhitungan ulang (iterasi) dimana langkah-langkah g perhitungan yang sama diulang berkali-kali sampai solusi optimum diperoleh. 2

Pendahuluan (2) Model PL harus diubah ke dalam bentuk umum (standar form) )yang memiliki sifat-sifat : 1. Semua pembatas harus berbentuk persamaan(=) dengan ruas kanan non-negatif 2. Semua variabel non-negatifnegatif 3. Fungsi tujuan dapat maksimum/minimum 3

Terminologi Penting dalam Simpleks Variabel Slack : Membuat nilai ruas kiri sama dengan ruas kanan pada kendala yang berupa pembatas Menampung sisa kapasitas/kapasitas yang tidak digunakan pada kendala yang berupa pembatas Variabel Surplus : Membuat nilai ruas kiri sama dengan nilai ruas kanan pada kendala yang berupa syarat. Menampung kelebihan nilai ruas kiri pada kendala yang berupa syarat. Variabel artifisial berfungsi untuk memperluas daerah fisibel Variabel non-basis adalah variabel yang bernilai nol. Variabel basis adalah variabel yang bernilai positif 4

Bentuk Standar PL FungsiTujuan : Maks/Min Z = c 1 x 1 + c 2 x 2 + + c n x n Fungsi Pembatas : a 11 x 1 + a 12 x 2 + + a 1n x n b 1 a 21 x 1 + a 22 x 2 + + a 2n x n b 2. a m1 x 1 + a m2 x 2 + + a mn x n b m x 1, x 2,, x n 0 dimana ; c n : cost/profit x n : variabel keputusan a mn : parameter pembatas b m : pembatas 5

Cara Transformasi Bentuk Formulasi 1. Pembatas/Constrain Pembatas/kendala menunjukkan keterbatasan penggunaan suatu sumber daya. Pembatas bertanda atau diubah jadi persamaan (=) dengan menambahkan suatu variabel slack atau mengurangkan suatu variabel surplus di ruas kiri pembatas. Contoh : X 1 + X 2 15 ditambahkan variabel slack S 1 0 pada ruas kiri sehingga diperoleh persamaan ; X 1 + X 2 + S 1 =15 6

Contoh : 3X 1 + 2X 2 3X 3 15 dikurangkan surplus variabel S 1 0 dan ditambahkan variabel dummy (variabel artifisial/r) R 1 0 pada ruas kiri sehingga diperoleh persamaan ; 3X 1 + 2X 2 3X 3 S 1 + R 1 = 15 Contoh : 3X 1 + 2X 2 = 18 ditambahkan variabel dummy (variabel artifisial/r) R 1 0 pada ruas kiri sehingga diperoleh persamaan ; 3X 1 + 2X 2 + R 1 = 18 7

Ruas kanan pada persamaan yang bersifat/bernilai negatif dapat diubah jadi positif dengan mengalikan ruas kiri & ruas kanan dengan (-1) Contoh : -5X 1 + X 2 = -25 5X 1 - X 2 = 25 Pertidaksamaan fungsi pembatas dapat berubah arah dengan mengalikan ruas kiri i & ruas kanan dengan (-1) Contoh : -5X 1 + X 2-25 5X 1 -X 2 25 Jika fungsi pembatas mempunyai bentuk : a 11 x 1 + a 12 x 2 b 1 maka nilainya i : a 11 x 1 + a 12 x 2 b 1 dan -a 11 x 1 -a 12 x 2 b 1 8

2. Variabel Jika suatu variabel keputusan tidak terbatas dalam tanda, maka akan mempunyai dua nilai berdasarkan pada persamaan : y i = y i y i dimana y i dan y i 0 3. Fungsi Tujuan Fungsi tujuan yang pada mulanya maksimasi dapat diubah jadi minimasi dengan mengalikan ruas kiri dan ruas kanan dengan negatif. Contoh : maksimumkan Z = 5X 1 + 2X 2 + 3X 3 sama artinya dengan, 9 minimumkan -Z Z = -5X 1-2X 2-3X 3

Contoh : Kasus diambil berdasarkan kasus perusahaan kaca WYNDOR GLASS. Fungsi Tujuan : Maksimasi z = 3 X 1 + 5 X 2 Pembatas : X 1 4 2X 2 12 3 X 1 + 2 X 2 18 X 1 0 X 2 0 Maka penyelesaianya adalah sebagai berikut : 10

1. Konversikan formulasi matematik awal ke bentuk standar PL Formulasi matematik awal : Formulasi Bentuk Standar PL : Fungsi Tujuan : Fungsi Tujuan : Maksimasi Z= 3 X 1 + 5 X 2 Maksimasi Z = 3 X 1 + 5 X 2 Z 3 X 1 5 X 2 = 0 Fungsi Pembatas : X 1 4 2X 2 12 3 X 1 + 2 X 2 18 X 1 0 1 X 2 0 1 2 Fungsi Pembatas : X 1 + S 1 =4 2X 2 + S 2 =12 3 X 1 + 2 X 2 + S 3 =18 X 1, X 2, S 1, S 2, S 3 0 11

2. Nilai-nilai dalam bentuk standar dimasukkan ke dalam tabel simpleks Formulasi Bentuk Standar PL : Pers. (0) Z 3 X 1 5 X 2 = 0 (1) X 1 + S 1 =4 (2) 2X 2 + S 2 = 12 (3) 3 X 1 + 2 X 2 + S 3 =18 12 Jika berada pada pusat koordinat (0,0), 0) maka nilai X 1 = 0 dan X 2 = 0, sedangkan nilai S 1 = 4, S 2 = 12, dan S 3 = 18. Maka dalam hal ini, X 1 dan X 2 disebut variabel non-basis karena bernilai nol. Sedangkan S 1, S 2, dan S 3 disebut variabel basis karena bernilai positip.

Formulasi Bentuk Standar PL : Pers. (0) Z 3 X 1 5 X 2 = 0 (1) X 1 + S 1 =4 (2) 2X 2 + S 2 = 12 (3) 3 X 1 + 2 X 2 + S 3 =18 Tabel Simpleks : 13

3. Tentukan Entering Variable (EV) Memilih variabel non-basis yang akan memasuki variabel basis dengan cara : F. Tj Tujuan maksimasi ki i pilih variabel iblnon-basis yang mempunyai nilai negatif terbesar F. Tujuan minimasi pilih variabel non-basis yang mempunyai nilai positif terbesar 14

4. Tentukan Leaving Variable (LV) Memilih rasio yang mempunyai nilai i positif iifterkecil yang akan meninggalkan variabel basis. Rasio = Solusi (RHS) /EV Titik temu dari LV dengan EV disebut Elemen Poros ITERASI 0 15

5. Hitung nilai pada baris LV (baris kunci) Menghitung persamaan elemen poros baru dengan cara : Pers. El. Poros = Pers. El. Poros Lama / El. Poros 16

6. Hitung nilai baris baru selain baris LV (baris kunci) Menentukan persamaan baris baru selain persamaan elemen poros, dengan cara : Pers. Baru = Pers. Lama (El. Kolom Entering) X (Pers. El. Poros Baru) 17

7. Ulangi langkah 4 s/d 7, sampai tidak ada variabel non- basis yang bertanda : F. Tujuan maksimasi bertanda negatif (-) F. Tujuan minimasi bertanda positif (+) 18

Karena variabel non-basis 0 semua, maka diperoleh nilai optimal : X 1 = 2 X 2 = 6 Z = 36 X $1000 = $ 36000 19

Penyelesaian PL Jika semua persamaan fungsi pembatas bertanda, maka diselesaikan ik dengan metode simpleks biasa Jika satu/lebih persamaan fungsi pembatas bertanda atau =, maka diselesaikan dengan metoda Big M atau metoda Dua Phasa 20

21 Contoh Dengan Simpleks Biasa : F. Tujuan : min Z = 2X 1-3X 2 F. Pembatas : X 1 + X 2 4 X 1 - X 2 6 X 1, X 2 0 Konversi ke dalam bentuk standar/kanonik F. Tujuan : min Z = 2X 1-3X 2 + 0S 1 + 0S 2 Z - 2X 1 + 3X 2-0S 1-0S 2 = 0 F. Pembatas : X 1 + X 2 + S 1 = 4 X 1 -X 2 + S 2 = 6 X 1, X 2, S 1, S 2 0 1 2 1 2

Solusi Optimal : X 1 = 0 X 2 = 4 Z = -12 22

Kasus-Kasus Khusus 1. Degenerasi 23 Persoalan ini timbul jika variabel basis mempunyai nilai nol (0) atau ruas kanan mempunyai nilai nol (0) Pada kasus ini kemungkinan muncul 2 hal : 1. Pemilihan LV kembali ke langkah awal dan nilai yang dihasilkan oleh variabel keputusan & fungsi tujuan adalah sama terjadi loop/cycling 2. Degenerasi temporer ; pada ruas kanan mengandung nilai nol (0) tetapi hasil yang diperoleh pada langkah berikutnya akan menghilangkan nilai nol sehingga variabel keputusan mungkin akan berubah nilainya dan nilai fungsi tujuan akan sama dengan langkah sebelumnya Bila pada variabel non-basis yang telah berharga nol (0) kemudian pada iterasi berikutnya, kembali bernilai negatif (-). Maka optimalnya yang diambil adalah yang sebelumnya

Contoh Degenerasi : F. Tujuan : maks Z = 3X 1 + 9X 2 F. Pembatas : X 1 + 4X 2 8 X 1 + 2X 2 4 X 1, X 2 0 Konversi ke dalam bentuk standar/kanonik F. Tujuan : maks Z = 3X 1 + 9X 2 + 0S 1 + 0S 2 Z - 3X 1-9X 2-0S 1-0S 2 = 0 F. Pembatas : X 1 + 4X 2 + S 1 = 8 X 1 + 2X 2 + S 2 = 4 X 1, X 2, S 1, S 2 0 24

25

Karena variabel basis X 1 = 0, maka nilai optimal : X 1 =... X 2 =... Z =... 26

27 Contoh Degenerasi Temporer : F. Tujuan : maks Z = 3X 1 + 2X 2 F. Pembatas : 4X 1 + 3X 2 12 4X 1 + X 2 8 4X 1 - X 2 8 X 1, X 2 0 Konversi ke dalam bentuk standar/kanonik F. Tujuan : maks Z = 3X 1 + 2X 2 + 0S 1 + 0S 2 + 0S 3 Z -3X 1-2X 2-0S 1-0S 2-0S 3 = 0 F. Pembatas : 4X 1 + 3X 2 + S 1 = 12 4X 1 + X 2 + S 2 = 8 4X 1 - X 2 + S 3 = 8 X 1, X 2, S 1, S 2, S 3 0

28

Nilai optimal : X 1 =... X 2 =... Z =... 29

2. Solusi Optimum Banyak Pada kasus ini tidak ada permasalahan pada pemilihan EV dan LV, tetapi nilai optimal yang dihasilkan pada langkah terakhir sama dengan nilai variabel keputusan yang berbeda Contoh : 30

3. Solusi Tak Terbatas Pada kasus ini terdapat ruang solusi yang tidak terbatas sehingga fungsi tujuan dapat meningkat (untuk maksimasi) atau menurun (untuk minimasi) secara tidak terbatas. Biasanya nilai yang dimiliki oleh elemen yang ada di bawah EV bernilai satu atau nol. 4. Tidak Ada Solusi Optimal (Pseudo Optimal) Tidak memiliki solusi optimal. Meskipun ada, solusi optimalnya bernilai semu Pada kasus ini ditunjukkan dengan adanya nilai pada fungsi tunjuan yang mengandung g M (nilai pinalti/variabel artifisial R) 31