TINJAUAN KASUS PERSAMAAN GELOMBANG DIMENSI SATU DENGAN BERBAGAI NILAI AWAL DAN SYARAT BATAS

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III PEMBAHASAN. dengan menggunakan penyelesaian analitik dan penyelesaian numerikdengan. motode beda hingga. Berikut ini penjelasan lebih lanjut.

BAB II KAJIAN TEORI. pada penulisan bab III. Materi yang diuraikan berisi tentang definisi, teorema, dan

Solusi Problem Dirichlet pada Daerah Persegi dengan Metode Pemisahan Variabel

BAB II KAJIAN TEORI. syarat batas, deret fourier, metode separasi variabel, deret taylor dan metode beda

PENYELESAIAN MASALAH DIFUSI PANAS PADA SUATU KABEL PANJANG

BAB I PENDAHULUAN. pedoman untuk menyelesaikan permasalahan sehari-hari dan juga untuk

PENERAPAN METODE ELEMEN HINGGA UNTUK SOLUSI PERSAMAAN STURM-LIOUVILLE

METODE TRANSFORMASI ELZAKI DALAM MENYELESAIKAN PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA LINEAR ORDE DUA DENGAN KOEFISIEN VARIABEL ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan bakteri, sedangkan dalam bidang teknik yaitu pemodelan

TINJAUAN KASUS PERSAMAAN PANAS DIMENSI SATU SECARA ANALITIK

SOLUSI PENYEBARAN PANAS PADA BATANG KONDUKTOR MENGGUNAKAN METODE CRANK-NICHOLSON

REFORMULASI DARI SOLUSI 3-SOLITON UNTUK PERSAMAAN KORTEWEG-de VRIES. Dian Mustikaningsih dan Sutimin Jurusan Matematika FMIPA Universitas Diponegoro

JAWABAN ANALITIK SEBAGAI VALIDASI JAWABAN NUMERIK PADA MATA KULIAH FISIKA KOMPUTASI ABSTRAK

ANALISIS KESTABILAN SISTEM GERAK PESAWAT TERBANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE NILAI EIGEN DAN ROUTH - HURWITZ (*) ABSTRAK

BAB VIII PERSAMAAN DIFERENSIAL PARSIAL

Analisa dan Sintesa Bunyi Dawai Pada Gitar Semi-Akustik

Membangun Fungsi Green dari Persamaan Difrensial Linear Non Homogen Tingkat - n

SOLUSI ANALITIK MASALAH KONDUKSI PANAS PADA TABUNG

METODE DEKOMPOSISI ADOMIAN LAPLACE UNTUK SOLUSI PERSAMAAN DIFERENSIAL NONLINIER KOEFISIEN FUNGSI

METODE ELEMEN BATAS UNTUK MASALAH TRANSPORT

Pertemuan Kesatu. Matematika III. Oleh Mohammad Edy Nurtamam, S.Pd., M.Si. Page 1.

FORMULA PENGGANTI METODE KOEFISIEN TAK TENTU ABSTRACT

FUNGSI DELTA DIRAC. Marwan Wirianto 1) dan Wono Setya Budhi 2)

Aplikasi Persamaan Bessel Orde Nol Pada Persamaan Panas Dua dimensi

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk masalah-masalah dalam kehidupan sehari-hari, diantaranya

KONSEP DASAR PERSAMAAN DIFERENSIAL

METODE FINITEDIFFERENCE INTERVAL UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN PANAS

Unnes Journal of Mathematics SOLUSI SISTEM OSILASI DUA DERAJAT KEBEBASAN PADA RANGKAIAN PEGAS GANDENG DENGAN PEREDAM DAN GAYA LUAR

Menentukan Distribusi Temperatur dengan Menggunakan Metode Crank Nicholson

DERET FOURIER DAN APLIKASINYA DALAM FISIKA

FOURIER April 2013, Vol. 2, No. 1, PENYELESAIAN PERSAMAAN TELEGRAPH DAN SIMULASINYA. Abstract

Solusi Numerik Persamaan Gelombang Dua Dimensi Menggunakan Metode Alternating Direction Implicit

KOMPUTASI NUMERIK GERAK PROYEKTIL DUA DIMENSI MEMPERHITUNGKAN GAYA HAMBATAN UDARA DENGAN METODE RUNGE-KUTTA4 DAN DIVISUALISASIKAN DI GUI MATLAB

JURNAL MATEMATIKA DAN KOMPUTER Vol. 5. No. 1, 25-31, April 2002, ISSN :

Pengantar Metode Perturbasi Bab 1. Pendahuluan

PENGANTAR MATEMATIKA TEKNIK 1. By : Suthami A

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

PENYELESAIAN PERSAMAAN DIFERENSIAL TUNDA LINIER ORDE 1 DENGAN METODE KARAKTERISTIK

BAB II PENGANTAR SOLUSI PERSOALAN FISIKA MENURUT PENDEKATAN ANALITIK DAN NUMERIK

MATERI 4 MATEMATIKA TEKNIK 1 DERET FOURIER

ANALISIS DINAMIKA MODEL KOMPETISI DUA POPULASI YANG HIDUP BERSAMA DI TITIK KESETIMBANGAN TIDAK TERDEFINISI

METODE DEKOMPOSISI ADOMIAN UNTUK MENYELESAIKAN PERMASALAHAN NILAI BATAS PADA PERSAMAAN DIFERENSIAL PARSIAL NONLINEAR ABSTRACT

Syarat Cukup Osilasi Persamaan Diferensial Linier Homogen Orde Dua Dengan Redaman

Persamaan Diferensial

GARIS BESAR PROGRAM PEMBELAJARAN (GBPP)

PENYELESAIAN PERSAMAAN POISSON 2D DENGAN MENGGUNAKAN METODE GAUSS-SEIDEL DAN CONJUGATE GRADIENT

1 BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

Penyelesaian Persamaan Poisson 2D dengan Menggunakan Metode Gauss-Seidel dan Conjugate Gradient

I. PENDAHULUAN. dan kotoran manusia atau kotoran binatang. Semua polutan tersebut masuk. ke dalam sungai dan langsung tercampur dengan air sungai.

PEMODELAN PEREMBESAN AIR DALAM TANAH

METODE ITERASI BARU BERTIPE SECANT DENGAN KEKONVERGENAN SUPER-LINEAR. Rino Martino 1 ABSTRACT

BAB III PEMODELAN PERSAMAAN INTEGRAL PADA ALIRAN FLUIDA

BAB II PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA

Contoh klasik dari persamaan hiperbolik adalah persamaan gelombang yang dinyatakan oleh

RPKPS (Rencana Program Kegiatan Pembelajaran Semester) Program Studi : S1 Matematika Jurusan/Fakultas : Matematika/FMIPA

Pertemuan 1 dan 2 KONSEP DASAR PERSAMAAN DIFERENSIAL

BAB II KAJIAN TEORI. dalam penulisan bab III. Materi yang diuraikan berisi tentang definisi, teorema,

ANALISIS DISTRIBUSI SUHU PADA PELAT DUA DIMENSI DENGAN MENGGUNAKAN METODA BEDA HINGGA

NOISE TERMS PADA SOLUSI DERET DEKOMPOSISI ADOMIAN DALAM MENYELESAIKAN PERSAMAAN DIFERENSIAL PARSIAL ABSTRACT

PDP linear orde 2 Agus Yodi Gunawan

Penyelesaian Masalah Nilai Batas Persamaan Diferensial Mathieu Hill

PEMODELAN ARUS LALU LINTAS ROUNDABOUT

PENYELESAIAN NUMERIK DARI PERSAMAAN DIFERENSIAL NONLINIER ADVANCE-DELAY

3.11 Menganalisis besaran-besaran fisis gelombang stasioner dan gelombang berjalan pada berbagai kasus nyata. Persamaan Gelombang.

METODE MODIFIKASI NEWTON DENGAN ORDE KONVERGENSI Lely Jusnita 1

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

Husna Arifah,M.Sc : Persamaan Bessel: Fungsi-fungsi Besel jenis Pertama

PENYELESAIAN MASALAH NILAI AWAL PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA ORDE DUA MENGGUNAKAN MODIFIKASI METODE DEKOMPOSISI ADOMIAN

Penyelesaian Persamaan Painleve Menggunakan Metode Dekomposisi Adomian Laplace

METODE GARIS SINGGUNG DALAM MENENTUKAN HAMPIRAN INTEGRAL TENTU SUATU FUNGSI PADA SELANG TERTUTUP [, ]

SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH KALKULUS LANJUT A (S1 / TEKNIK INFORMATIKA ) KODE / SKS KD

Penyelesaian Masalah Syarat Batas dalam Persamaan Diferensial Biasa Orde Dua dengan Menggunakan Algoritma Shooting Neural Networks

Matematika Teknik I. Prasyarat : Kalkulus I, Kalkulus II, Aljabar Vektor & Kompleks

MASALAH SYARAT BATAS (MSB)

Jurnal Matematika Integratif ISSN Volume 12 No 1, April 2016, pp 35 42

Sagita Charolina Sihombing 1, Agus Dahlia Pendahuluan

ANALISIS METODE DEKOMPOSISI SUMUDU DAN MODIFIKASINYA DALAM MENENTUKAN PENYELESAIAN PERSAMAAN DIFERENSIAL PARSIAL NONLINEAR

PENCARIAN AKAR-AKAR PERSAMAAN NONLINIER SATU VARIABEL DENGAN METODE ITERASI BARU HASIL DARI EKSPANSI TAYLOR

TUGAS MANDIRI KULIAH PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA Tahun Ajaran 2016/2017

Transformasi Laplace BDA, RYN MATERI KULIAH KALKULUS TEP FTP UB

Metode Beda Hingga untuk Penyelesaian Persamaan Diferensial Parsial

BAB V PERSAMAAN LINEAR TINGKAT TINGGI (HIGHER ORDER LINEAR EQUATIONS) Persamaan linear tingkat tinggi menarik untuk dibahas dengan 2 alasan :

Penerapan Persamaan Aljabar Riccati Pada Masalah Kendali Dengan Waktu Tak Berhingga

METODE ITERASI ORDE EMPAT DAN ORDE LIMA UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN NONLINEAR. Imaddudin ABSTRACT

BAB III KONDUKSI ALIRAN STEDI - DIMENSI BANYAK

BAB IV OSILATOR HARMONIS

PROPOSAL TUGAS AKHIR PENGARUH JUMLAH SUKU FOURIER PADA PENDEKATAN POLAR UNTUK SISTEM GEOMETRI KARTESIAN OLEH : IRMA ISLAMIYAH

FAMILI BARU METODE ITERASI BERORDE TIGA UNTUK MENEMUKAN AKAR GANDA PERSAMAAN NONLINEAR. Nurul Khoiromi ABSTRACT

METODE ITERASI BEBAS TURUNAN BERDASARKAN KOMBINASI KOEFISIEN TAK TENTU DAN FORWARD DIFFERENCE UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN NONLINEAR ABSTRACT

FUNGSI GREEN UNTUK PERSAMAAN POISSON

Aplikasi Deret Fourier (FS) Deret Fourier Aplikasi Deret Fourier

Persamaan Diferensial Biasa

Husna Arifah,M.Sc :Ayunan (osilasi) dipakai.resonansi

METODE BENTUK NORMAL PADA PENYELESAIAN PERSAMAAN RAYLEIGH

FUNGSI RASIONAL CHEBYSHEV DAN APLIKASINYA PADA APROKSIMASI FUNGSI

PENYELESAIAN PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA NONLINIER ORDE DUA DENGAN MENGGUNAKAN METODE DEKOMPOSISI ADOMIAN LAPLACE

PENGARUH PERUBAHAN NILAI PARAMETER TERHADAP NILAI ERROR PADA METODE RUNGE-KUTTA ORDE 3

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

DERET FOURIER. n = bilangan asli (1,2,3,4,5,.) L = pertemuan titik. Bilangan-bilangan untuk,,,, disebut koefisien fourier dari f(x) dalam (-L,L)

METODE BEDA HINGGA UNTUK PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA ORDE DUA LINEAR DENGAN SYARAT BATAS DIRICHLET GALUH MAHARANI

Transkripsi:

Tinjauan kasus persamaan... (Agus Supratama) 67 TINJAUAN KASUS PERSAMAAN GELOMBANG DIMENSI SATU DENGAN BERBAGAI NILAI AWAL DAN SYARAT BATAS ANALITICALLY REVIEW WAVE EQUATIONS IN ONE-DIMENSIONAL WITH VARIOUS INITIAL VALUE AND BOUNDARY CONDITIONS Oleh: Agus Supratama 1), Hartono 2) Program Studi Matematika, Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UNY agus.suptam@gmail.com 1), hartono@uny.ac.id 2) Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk-bentuk penyelesaian persamaan gelombang dimensi satu berdasarkan nilai awal syarat batas. Nilai awal yang digunakan berupa fungsi yang menyatakan simpangan awal kecepatan transversal awal. Syarat batas yang digunakan adalah Dirichlet dimana setiap permasalahan akan diberikan syarat batas yang berbeda jumlahnya. Dalam penelitian ini, terlebih dahulu dicari bentuk umum persamaan gelombang dengan pemodelan matematika. Terdapat tiga metode yang dapat digunakan untuk mencari solusi persamaan gelombang, yaitu D Alembert formula, transformasi Laplace separasi variabel. Diperoleh tiga bentuk penyelesaian yang berbeda berdasarkan metode yang digunakan. Formulasi D Alembert menghasilkan bentuk penyelesaian yang paling sederhana, segkan separasi variabel menghasilkan bentuk yang lebih rumit. Kata kunci: Persamaan gelombang, D Alembert, Laplace, Separasi variabel. Abstract This research aims to know the solution forms of one-dimensional wave equation based on initial value boundary conditions. Initial value used is a function which states the initial deviation and initial transversal velocity. Boundary Conditions used is Dirichlet with every problem will be given different number of boundary conditions. In this research, we first find the general form of the wave equation by mathematic modeling. There was three methods used to find solutions of wave equation, that was D Alembert formula, Laplace transforms and separation of variable. We get three different forms based on method we used. D Alembert formula gives a simplest solution form, while separation of variable gives a complex form. Keywords: Wave equation, D Alembert, Laplace, Separation of variabel. PENDAHULUAN Persamaan diferensial merupakan salah satu ilmu matematika yang banyak digunakan untuk menjelaskan permasalahan terutama masalah-masalah fisis. Masalah fisis yaitu permasalah yang berhubungan dengan hukumhukum fisika atau gejala alam.. Permasalahan fisis sederhana dapat dijelaskan dalam bentuk persamaan diferensial biasa, akan tetapi permasalahan fisis yang lebih kompleks harus dimodelkan dalam bentuk persamaan diferensial parsial. Salah satu masalah fisis yang sering dijumpai adalah masalah gelombang. Terdapat bermacam-macam masalah gelombang, salah satunya adalah persamaan gelombang pada dawai yang merupakan persamaan gelombang dimensi satu. Masalah gelombang yang dibahas oleh Irpan Susanto dalam skripsi berjudul Deret Fourier, Konsep Terapanya pada Persamaan Gelombang Satu Dimensi pada tahun 2011 penyelesaian persamaan gelombang dengan deret Fourier. Masalah nilai awal syarat batas menjadi penting ketika membahas persamaan gelombang. Banyaknya syarat batas yang diberikan akan mempengaruhi metode yang digunakan untuk menyelesaikan persamaan gelombang. Terdapat beberapa metode yang biasa digunakan untuk menyelesaikan persamaan

68 Jurnal Matematika Vol 6 No 1Tahun 2017 gelombang, antara lain separasi variabel, transformasi Laplace formulasi D Alembert. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk-bentuk penyelesaian persamaan gelombang berdasarkan syarat batas yang diberikan. METODE PENELITIAN Secara umum, desain penelitian ini adalah membentuk persamaan gelombang dimensi satu dengan memdelkan secara matematis. Persamaan gelombang selanjutnya dicari solusinya dengan tiga metode yaitu formulasi D Alembert, transformasi Laplace separasi variabel. Diberikan masing-masing dua contoh pada setiap metode yang disajikan pergerakan gelombang divisualisaikan dengan alat bantu program aplikasi Maple. HASIL DAN PEMBAHASAN Diberikan suatu dawai yang lentur tetapi sangat kuat. Asumsi-asumsi pada dawai sebagai berikut: 1. Masa per satuan panjangnya adalah konstan karena dawai homogen. Dawai yang homogen diharapkan dapat memberikan defleksi yang sempurna. 2. Tegangan pada dawai lebih besar dibandingkan gravitasi bumi. Jika tegangan dawai lebih kecil dari gravitasi, dawai akan kendur tak bisa bergetar dengan sempurna. 3. Penampang dawai dianggap sangat kecil sehingga volume dawai akan sebanding dengan panjang dawai itu sendiri. 4. Gerakan gelombang pada dawai hanya pada arah vertikal. Apabila dawai digetarkan akan membentuk simpangan gelombang. Untuk memodelkan persamaan gelombang, dawai dipartisi sepanjang maka akan terlihat sebagai berikut Gambar 1 Partisi dari seutas dawai yang digetarkan Pada gambar tersebut, menyatakan simpangan gelombang sehingga ( ) adalah simpangan di titik ( + ) adalah simpangan +. Diasumsikan bahwa partikel dawai hanya bergerak pada arah vertikal, maka resultan gaya yang bekerja pada sumbu horisontal adalah nol, yakni = T( + ) cos T( ) cos = 0 Tegangan pada bagian dawai adalah T( ) = T cos T( + ) = T. cos Segkan resultan gaya pada arah vertikal yaitu = T( + ) sin T( ) sin = T tan T tan. Karena akan menghitung persinggungan ketika 0, maka dinyatakan dalam bentuk parsial. Dengan demikian diperoleh = T ( +, ) (, ). Berdasarkan Hukum II Newton, =. dimana =.. Percepatan didefinisikan sebagai laju perubahan kecepatan terhadap waktu sesaat, sehingga =.. =...

Dengan demikian diperoleh hubungan = T ( +, ) (, ) Jika 0,maka berdasarkan definisi turunan parsial, diperoleh = T Atau dapat dituliskan sebagai =, = T Selanjutnya, akan dibahas mengenai penyelesaian persamaan gelombang dimensi satu pada dawai. Kasus yang dipilih adalah dawai dengan panjang berhingga, dawai dengan panjang semi-tak berhingga dawai dengan panjang tak berhingga. 1. Dawai dengan panjang berhingga (memiliki dua syarat batas) Dawai dengan panjang berhingga adalah dawai yang memiliki panjang dari = 0 hingga = merentang sepanjang sumbu. Jika divisualisasikan, akan tampak seperti berikut. Gambar 2 dawai dengan panjang berhingga Kedua ujung dawai ditetapkan terikat pada = 0 = sehingga simpangan pada kedua ujung dawai sama dengan nol, maka dipunyai dua syarat batas, yaitu (0, ) = 0 (, ) = 0. Untuk menyelesaikan masalah ini, dapat menggunakan metode separasi variabel. Diberikan persamaan gelombang (, ) = (, ).. Tinjauan kasus persamaan... (Agus Supratama) 69 Asumsikan persamaan tersebut mempunyai penyelesaian (, ) = ( ) ( ) maka, turunan kedua dari (, ) terhadap berturut-turut adalah (, ) = ( ) ( ) (, ) = ( ) ( ). Dengan melakukan substitusi ke persamaan gelombang, maka diperoleh ( ) ( ) = ( ) ( ). Karena kedua ruas masing-masing hanya bergantung pada satu variabel maka dapat dipecah menjadi persamaan diferensial biasa dengan menambahkan konstanta pemisah. Pilih sebagai konstanta pemisah, sehingga Diperoleh ( ) ( ) = ( ) ( ) = ( ) + ( ) = 0 ( ) + ( ) = 0. Terdapat tiga kemungkinan untuk nilai yaitu > 0, = 0 < 0. Yang akan digunakan adalah nilai yang tidak menghasilkan solusi trivial. Dengan melakukan substitusi kemungkinan-kemungkinan nilai juga syarat batas yang diberikan, diperoleh ( ) = sin ( ) = cos + sin Karena bergantung pada juga bergantung pada, maka fungsi juga bergantung pada. Sehingga diperoleh solusi (, ) = cos + sin sin dengan = =. Selanjutnya, dengan menerapkan prinsip superposisi diperoleh penyelesaian umum dalam bentuk

70 Jurnal Matematika Vol 6 No 1Tahun 2017 (, ) = cos + sin sin. Untuk mendapatkan penyelesaian khusus, diperlukan aya nilai awal. Dalam persamaan gelombang, nilai awal yang bekerja adalah simpangan awal kecepatan transversal awal ketika dawai bergetar. Jika dimisalkan simpangan awal dawai adalah ( ) kecepatan transversal awal adalah ( ) maka dipunyai nilai awal (,0) = ( ) (,0) = ( ). Dari nilai awal (,0) = ( ) diperoleh ( ) = sin. Dengan konversi deret Fourier sinus untuk ( ) diperoleh = 2 ( ) sin. Dari nilai awal (,0) = ( ) diperoleh ( ) = sin. Dengan konversi deret Fourier sinus untuk ( ) diperoleh = 2 ( ) sin. Sehingga diperoleh penyelesaian khusus persamaan gelombang dalam bentuk (, ) = cos contoh 1 Diberikan seutas dawai yang kedua ujungnya terikat. Dawai digetarkan dengan memberikan kecepatan transversal awal ( ) = 0 simpangan awal ( ) dimana 0, 0 4 4h 1 ( ) = 4, 4 < 2 4h 3 4, 2 < 3 4 3 0, 4 < dengan h adalah tinggi simpangan. Solusi khusus persamaan gelombang tersebut adalah dengan (, ) = cos + sin sin = 2 ( ) sin = 2 ( ) sin. Selanjutnya dengan melakukan substitusi nilai awal ( ) ( ) diperoleh = 32h ( ) sin 2 sin 8 = 2 0 sin = 0 Dengan demikian diperoleh dengan konversi + sin sin = 2 ( ) sin = 2 ( ) sin. Selanjutnya akan disajikan dua contoh terkait dengan nilai awal yang diberikan. (, ) = 32h 1 sin 2 sin 8 Untuk nilai sin cos. genap mengakibatkan sin bernilai 0 yang berdampak (, ) = 0. Agar (, ) tidak bernilai 0, maka haruslah bilangan ganjil. Ambil substitusi = 2 1 dengan = 1,2,, sehingga (2 1) sin = sin 2 2 = ( 1).

Dengan demikian penyelesaian tersebut dapat dituliskan sebagai = (, ) 32h ( 1) (2 1) sin (2 1) 8 sin (2 1) cos (2 1). Jika divisualisasikan menggunakan program Maple, dengan mengambil nilai = 1, = 1 h = 0,5 akan tampak seperti berikut Tinjauan kasus persamaan... (Agus Supratama) 71 simpangan awal yang ditentukan yaitu h = 0,5. Di kedua titik ujung yaitu di titik = 0 = 1, tidak terjadi simpangan karena dawai terikat pada kedua titik ujung. Contoh 2 Diberikan seutas dawai yang kedua ujungnya terikat. Dawai digetarkan dengan memberikan kecepatan transversal awal ( ) = ( ) simpangan awal ( ) = 0. Solusi khusus persamaan gelombang pada kasus tersebut adalah (, ) = cos + sin sin dengan = 2 ( ) sin Gambar 3 visualisasi simpangan dengan nilai awal ( ) Apabila ditampilkan dalam bentuk dua dimensi, akan terlihat seperti berikut = 2 ( ) sin. Selanjutnya dengan melakukan substitusi nilai awal ( ) ( ) diperoleh = 2 0 sin = 0 = 2( ) (1 ( 1) ). Dengan demikian diperoleh Gambar 4 Pergerakan gelombang pada berbagai waktu = 0 sampai = 0,65 Dari Gambar 14 dapat dilihat perbedaan bentuk simpangan yang terjadi pada setiap titik akibat dari perubahan waktu. Ketika = 0, bentuk simpangan yang terjadi adalah simpangan awal yang diberikan sebagai nilai awal, yang ditunjukkan oleh warna merah pada Gambar 14. Untuk 0 < 0,65,terjadi perubahan terhadap bentuk simpangan awal. Simpangan gelombang yang terjadi memiliki nilai maksimum (, ) = 0,5. Hal ini menunjukkan bahwa simpangan maksimumnya tidak melebihi tinggi maksimum (, ) = 2 (1 ( 1) ) sin sin. Untuk nilai genap mengakibatkan nilai dari (1 ( 1) ) = 0 sehingga penyelesaiannya juga akan bernilai 0. Agar (, ) tidak bernilai 0 maka haruslah bilangan ganjil. Ambil substitusi = 2 1 dengan = 1,2,, (, ) = 2 1 (2 1) 1 ( 1) ( ) sin (2 1) sin (2 1).

72 Jurnal Matematika Vol 6 No 1Tahun 2017 Jika divisualisasikan dalam program Maple, dengan mengambil nilai = 2, = 2 akan tampak seperti berikut 2. Dawai dengan panjang semi-tak berhingga (memiliki satu syarat batas) Dawai dengan panjang semi-tak berhingga adalah dawai yang memiliki panjang dari = 0 hingga = merentang sepanjang sumbu. Jika divisualisasikan, akan tampak seperti berikut. Gambar 5 visualisasi simpangan dengan nilai awal ( ) = ( ) Apabila ditampilkan dalam bentuk dua dimensi, akan terlihat seperti berikut Gambar 7 dawai dengan panjang semi-tak berhingga Dawai dengan panjang semi-tak berhingga maksudnya adalah dawai yang diberikan satu syarat batas. Syarat batas pada kondisi ini adalah (0, ) = 0. Untuk menyelesaikan kasus seperti ini, dapat menerapkan metode transformasi Laplace. Sama seperti sebelumnya, nilai awal yang diberikan adalah (,0) = ( ) (,0) = ( ). Gambar 6 Pergerakan gelombang pada berbagai waktu = 0 sampai = 1,5 Dari gambar tersebut, terlihat bahwa di titik = 0 = 2 tidak terjadi simpangan karena kedua titik tersebut merupakan titik ujung dawai yang terikat. Titik-titik pada sumbu selain titik = 0 = 2, semuanya mengalami perubahan simpangan yang ditunjukkan dengan perbedaan warna pada Gambar 16. Terlihat bahwa setiap titik pada interval 0 < < 2 menunjukkan pergerakannya menjauhi sumbu menuju searah sumbu positif ketika memberikan nilai > 0. Akan tetapi, ketika = 0,5 dawai akan mencapai simpangan terjauhnya pada sumbu positif yang ditunjukkan oleh warna biru muda. Untuk > 0,5 simpangan dawai bergerak turun searah sumbu negatif mencapai simpangan terjauh ketika = 1,5 yang diwakili oleh kurva warna hitam. Sekarang tinjau persamaan gelombang (, ) = (, ) Lakukan transformasi Laplace pada kedua ruas persamaan tersebut, sehingga L (, ) = L (, ) (, ) (,0) (,0) = (, ) Substitusikan nilai awal ke persamaan tersebut, sehingga diperoleh (, ) (, ) = h(, ) dengan h(, ) = ( ). Persamaan tersebut merupakan bentuk persamaan diferensial biasa tak-homogen sehingga penyelesaianya merupakan penjumlahan antara

solusi homogen partikularnya. Solusi homogen pada persamaan tersebut adalah = ( ) + ( ) Selanjutnya menentukan solusi partikularnya dengan menerapkan metode variasi parameter. Dengan metode variasi parameter diperoleh = 2 h(, ) h(, ) Dengan demikian,bentuk penyelesaian umum persamaan gelombang adalah (, ) = ( ) + ( ) + 2 h(, ) h(, ) Dari syarat batas (0, ) diperoleh (0, ) = ( ) + ( ) + 2 h(, ) h(, ) = 0 Diperoleh ( ) =. Selanjutnya dari lim (, ) = 0 lim (, ) = 0 + ( ) + 0 + 0 = 0 Diperoleh ( ) = 0, sehingga nilai ( ) = 0. Dengan demikian diperoleh penyelesaian (, ) = 2 Tinjauan kasus persamaan... (Agus Supratama) 73 (, ) = L 2 Selanjutnya akan disajikan dua contoh terkait dengan nilai awal yang diberikan Contoh 1 Diberikan seutas dawai yang salah satu ujungnya terikat. Dawai digetarkan dengan memberikan simpangan awal ( ) = sin( ) kecepatan transversal awal ( ) = 0. Penyelesaian khusus simpangan dawai tersebut adalah (, ) = L 2. Dengan melakukan substitusi nilai awal yang diberikan, diperoleh penyelesaian (, ) = L sin( ) + = cos( ) sin( ) Jika divisualisasikan dalam program Maple, dengan mengambil nilai = 2 akan seperti berikut Dengan melakukan invers Laplace, diperoleh penyelesaian khusus Gambar 8 visualisasi simpangan dengan nilai awal ( ) = sin( )

74 Jurnal Matematika Vol 6 No 1Tahun 2017 Apabila ditampilkan dalam bentuk dua dimensi, akan terlihat seperti berikut (, ) = L 8 sin 8 + 64 = 1 sin 8 sin 8 Jika divisualisasikan dalam program Maple, dengan mengambil nilai = 10 akan tampak seperti berikut. Gambar 9 Pergerakan gelombang pada berbagai waktu = 0 sampai = 1 Jika diperhatikan, semua bentuk gelombang pada Gambar 9 saling berpotongan pada suatu titik memotong sumbu di titik yang sama. Dari perhitungan, diperoleh titik potong tersebut adalah = 0; = = 6,28. Jika membatasi interval hanya pada 0 hal ini terlihat seolah-olah dawai memiliki dua syarat batas Dirichlet yang ditetapkan nol karena kedua titik ujung tidak memiliki simpangan untuk setiap waktu yang diberikan. Yang membedakannya adalah bahwa simpangan dawai ini hanya akan berpotongan dengan sumbu di titik = 0; = kelipatanya. Hal ini karena memilih nilai awal berupa fungsi sin( ) yang selalu memotong sumbu di titik = ( ), = 0,±1,±2,. Contoh 2 Diberikan seutas dawai yang salah satu ujungnya terikat. Dawai digetarkan dengan memberikan simpangan awal ( ) = 0 kecepatan transversal awal ( ) = sin. Penyelesaian dari simpangan dawai tersebut adalah (, ) = L 2. Dengan melakukan substitusi nilai awal yang diberikan, diperoleh penyelesaian Gambar 10 visualisasi simpangan dengan nilai awal ( ) = sin Apabila ditampilkan dalam bentuk dua dimensi, akan terlihat seperti berikut Gambar 11 Pergerakan gelombang pada berbagai waktu = 0 sampai = 2 Jika diperhatikan, pada interval 0 32 pada gambar tersebut terdapat dua perpotongan dari simpangan-simpangan dengan sumbu. Melalui perhitungan dapat diketahui bahwa titik-titik perpotonganya adalah titik = 0 = 25,12. Sama seperti sebelumnya, jika membatasi dawai pada interval 0 25,12 akan terlihat seolah-olah dawai memiliki dua syarat batas. Akan tetapi simpangan gelombang tersebut hanya berlaku jika mengambil nilai = 0, = 25,12 kelipatanya. Hal ini terjadi karena memilih nilai awal berupa fungsi sinus yang selalu memotong sumbu di titik = ( ), = 0,±1,±2,.

Segkan untuk persamaan gelombang dengan dua syarat batas akan selalu berpotongan dengan sumbu di titik = 0 = berapapun nilai yang diberikan. 3. Dawai dengan panjang tak berhingga (tidak memiliki syarat batas) Dawai dengan panjang tak berhingga adalah dawai yang memiliki panjang dari = hingga = merentang sepanjang sumbu. Jika divisualisasikan, akan tampak seperti berikut. Tinjauan kasus persamaan... (Agus Supratama) 75 = 2 + Substitusikan kedua persamaan tersebut ke persamaan gelombang sehingga diperoleh 4 = 0. Berdasarkan asumsi kedua, 0, sehingga = 0. 0 sehingga Dengan mengintegrasikan kedua ruas, maka diperoleh = ( ) + ( ) Gambar 12 dawai dengan panjang tak berhingga Dawai dengan panjang tak berhingga memiliki artian bahwa dawai tersebut tidak memiliki syarat batas. Untuk menyelesaikan persamaan gelombang yang tidak memiliki syarat batas, dapat menggunakan formulasi D Alembert. Persamaan gelombang dari pemodelan sebelumnya dapat dituliskan sebagai + = 0 Akar-akar riil dari persamaan tersebut adalah = =. Integralkan kedua akar riil tersebut sehingga diperoleh = = + Karakteristik tersebut yang akan digunakan sebagai variabel bebas baru dalam formulasi D Alembert. Pilih = + = sebagai variabel bebas baru. Dengan demikian, fungsi sekarang bergantung pada variabel. Dengan menerapkan aturan rantai diperoleh = + dengan ( ) merupakan suatu fungsi atas ( ) merupakan fungsi atas. Selanjutnya substitusikan = + = ke persamaan tersebut sehingga diperoleh penyelesaian umum (, ) = ( + ) + ( ) Untuk mendapatkan penyelesaian khusus, diperlukan aya nilai awal. Dalam persamaan gelombang, nilai awal yang bekerja adalah simpangan awal kecepatan transversal awal ketika dawai bergetar. Jika simpangan awal dawai adalah ( ) kecepatan transversal awal adalah ( ) maka dipunyai nilai awal (,0) = ( ) (,0) = ( ). Dengan melakukan substitusi nilai awal ke persamaan umum, maka diperoleh ( ) = 1 2 ( ) + 1 2 ( ) = 1 2 ( ) 1 2 ( ) ( ) Apabila ( ) ( ) disubstitusikan ke pernyelesaian umum, diperoleh bentuk (, ) = 1 2 [ ( + ) + ( )] + 1 2 ( )

76 Jurnal Matematika Vol 6 No 1Tahun 2017 yang merupakan bentuk penyelesaian khusus persamaan gelombang tanpa syarat batas. Berikut ini disajikan dua contoh terkait dengan nilai awal yang diberikan. Contoh 1 Diberikan seutas dawai yang kedua ujungnya bergerak bebas. Dawai digetarkan dengan memberikan simpangan awal ( ) = sin( ) + cos kecepatan transversal awal ( ) = 0. Karena dawai tidak memiliki syarat batas, maka penyelesaian khususnya adalah (, ) = 1 2 [ ( + ) + ( )] + 1 2 ( ). Substitusikan kedua nilai awal yang diberikan ke penyelesaian khusus sehingga diperoleh (, ) = sin( ) cos( ) + cos 2 cos Jika divisualisasikan dalam program Maple, dengan mengambil nilai = 2 akan tampak seperti berikut 2 Gambar 4 Pergerakan gelombang pada berbagai waktu = 0 sampai = 5 Dalam interval 6 6 pada gambar tersebut terdapat dua perpotongan dari simpangan-simpangan dengan sumbu. Melalui perhitungan dapat diketahui bahwa titik-titik perpotonganya adalah titik = =. Jika membatasi dawai pada interval akan terlihat seolah-olah dawai memiliki dua syarat batas karena pada kedua titik ujung interval tersebut tidak terjadi perubahan simpangan. Akan tetapi simpangan gelombang tersebut hanya berlaku jika mengambil nilai =, = kelipatanya. Yang membedakan dengan persamaan gelombang yang diberi dua syarat batas yaitu persamaan gelombang dengan dua syarat batas akan selalu berpotongan dengan sumbu di titik = 0 = berapapun nilai yang diberikan. Contoh 2 Diberikan seutas dawai yang kedua ujungnya bergerak bebas. Dawai digetarkan dengan memberikan simpangan awal ( ) = 0 kecepatan transversal awal ( ) = sin(2 ). Dengan nilai awal yang diberikan, akan dicari bentuk simpangan gelombang tersebut. adalah Penyelesaian khusus pada kasus ini (, ) = 1 2 [ ( + ) + ( )] Gambar 13 visualisasi simpangan dengan nilai awal ( ) = sin( ) + cos Apabila ditampilkan dalam bentuk dua dimensi, akan terlihat seperti berikut + 1 2 ( ). Substitusikan kedua nilai awal yang diberikan ke penyelesaian khusus tersebut sehingga diperoleh penyelesaian (, ) = 1 sin(2 ) sin(2 ). 16 Jika divisualisasikan menggunakan program Maple, dengan mengambil nilai = 1 akan tampak seperti berikut.

Tinjauan kasus persamaan... (Agus Supratama) 77 = (b) solusi persamaan gelombang dengan dua syarat batas dalam bentuk (, ) = cos + sin sin dengan substitusi Gambar 5 visualisasi simpangan dengan nilai awal ( ) = sin(2 ) Apabila ditampilkan dalam bentuk dua dimensi, akan terlihat seperti berikut = 2 ( ) sin = 2 ( ) sin (c) solusi persamaan gelombang dengan satu syarat batas dalam bentuk (, ) = L 2 + Gambar 6 Pergerakan gelombang pada berbagai waktu = 0 sampai = 3 Dalam gambar tersebut, terdapat titiktitik potong antara bentuk simpangan gelombang dengan sumbu pada interval 4 4. Melalui perhitungan diperoleh fakta bahwa perpotongan tersebut terjadi di titik = ; = ; = 0; = =. Jika interval diperpanjang maka akan ada titik-titik potong lain dengan sumbu di titik yang merupakan kelipatan dari = =. Hal ini terjadi karena penyelesaian persamaan gelombang membentuk fungsi sinus yang akan selalu berpotongan dengan sumbu di titik = ( ), = 0,±1,±2, SIMPULAN DAN SARAN 1. simpulan Dengan mendefinisikan fungsi ( ) ( ) sebagai nilai awal, diperoleh hasil: (a) bentuk umum persamaan gelombang dimensi satu yaitu + (d) solusi persamaan gelombang tanpa syarat batas dalam bentuk 2. Saran (, ) = 1 2 [ ( + ) + ( )] + 1 2 ( ) Penelitian ini membahas persamaan gelombang dimensi satu dalam bentuk homogen. Diharapkan dalam penelitian selanjutnya membahas menganalisis untuk persamaan gelombang dimensi satu dalam bentuk nonhomogen. Selain itu, juga perlu aya analisis lanjutan pada metode-metode yang telah dipaparkan tersebut untuk meninjau persamaan gelombang dengan dimensi yang lebih tinggi. DAFTAR PUSTAKA Boas, Mary L. (2006). Mathematical Methods in the Physical Sciences. Third edition. New York: John Wiley & Sons, Inc

78 Jurnal Matematika Vol 6 No 1Tahun 2017 Demang, Helmi & Evi Noviani. (2013). Penyelesaian Persamaan Gelombang dengan Metode d Alembert. Bulletin Ilmiah Mat. Stat. Terapanya, vol. 02, No 1, pp. 1-6 Duffy, Dean G. (2003). Advanced Engineering Mathematics with Matlab. Second edition. New York: A CRC Press Company Esmar Budi. (2013). Gelombang. Bandung: Remaja Rosdakarya offset Humi, Mayer & William B Miller. (1992). Boundary Value Problem and Partial Differential Equations. Boston: PWS- KENT Publishing Company Irpan Susanto. (2011). Deret Fourier, Konsep Terapanya pada Persamaan Gelombang Satu Dimensi. Skripsi. Universitas Negeri Semarang Kreyszig, E. (2011). Advanced Engineering Mathematics. Tenth edition. New York: John Wiley & Sons, Inc Strauss, W.A. (2008). Partial Differential Equation An Introduction. Second edition. New York: John Wiley & Sons, Inc Zill, Dennis G & Warren S Wright. (2013). Differential Equations with Boundary- Value Problem. Eight edition. New York. Cengage Learning