Abstract. Keywords: Translation, vulgar language, manga

dokumen-dokumen yang mirip
PROSEDUR DAN METODE PENERJEMAHAN BAHASA SLANG DALAM KOMIK CRAYON SHINCHAN KARYA YOSHITO USUI

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia selain musik, drama, anime dan lain-lain, untuk mempelajari dan

BAB I PENDAHULUAN. adalah alat komunikasi, manusia dapat saling memahami satu sama lain sebagai

BAB 1. Pendahuluan. Bahasa di dalam wacana linguistik diberi pengertian sebagai sistem simbol bunyi

Bab 5. Ringkasan. negeri sakura, Jepang. Dewasa ini, manga tidak hanya dikenal di Jepang. Saat ini manga

PDF created with FinePrint pdffactory trial version YUK BELAJAR NIHONGO

BAB I PENDAHULUAN. Kurang lebih 30 mahasiswa dan mahasiswi masuk program studi Jepang

BAB II SOFTWERE JLOOK UP. Softwere kamus Jlook up adalah softwere kamus Jepang yang cukup

Bab 4. Simpulan dan Saran. Pada bab ini penulis akan memberikan Simpulan dari hasil analisis mengenai makna

3. Dimasa mendatang, saya bermaksud menjadi pelukis terkenal. ~ つもりです. 4. Sekarang, pertandingan baseball dapat ditonton di televisi.

MAKNA PENERJEMAHAN IDIOM BAHASA JEPANG PADA KOMIK DORAEMON EDISI SEBELAS

Bab 1. Pendahuluan. Bahasa digunakan sebagai alat untuk menyampaikan sesuatu ide, pikiran, hasrat, dan

Bab 5. Ringkasan. Bahasa merupakan media untuk menyampaikan ( 伝達 ) suatu makna kepada

(Asari-chan buku no: 28, halaman: 40) あさり ガンバレ! bersemangat. Berusaha Asari! Pada situasi di atas, penggunaan katakana ada pada kata ガンバレ.

Penerjemahan Buku Manual Peralatan Elektronik Oleh: Dina Nurma Selly 1 Anggota: 1. Arza Aibonotika 2 2. Nana Rahayu 3 No.

PENERJEMAHAN LIRIK LAGU SEPASANG MATA BOLA KARYA ISMAIL MARZUKI

Bab 2. Landasan Teori. Pada bab ini, penulis akan mengemukakan beberapa teori mengenai pengertian

BAB I PENDAHULUAN. secara lisan maupun tertulis. Dalam komunikasi secara lisan, makna yang

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam teks yang sepadan dengan bahasa sasaran. Munday (2001) mendefinisikan

PROGRAM TAHUNAN. Kompetensi Dasar Materi Pokok Alokasi Waktu. Salam. Mengucapkan salam : おはようございます こんにちは こんばんは. Mengucapkan salam ketika berpisah :

BAB I PENDAHULUAN. seperti fabel yang menceritakan tentang binatang, hikayat yang merupakan cerita

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2007/2008

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN KERANGKA TEORI. Shuujoshi Danseigo Pada Komik One Piece Volume 1 Karya Eiichiro Oda

BAB I PENDAHULUAN. Membaca buku bermanfaat bagi manusia, mulai dari anak-anak hingga

BAB 1 PENDAHULUAN. Sebagai alat berkomunikasi, manusia menggunakan bahasa sebagai sarananya.

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG PARTIKEL GURAI DAN GORO. Menurut Drs. Sugihartono ( 2001:178 ), joshi adalah jenis kata yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. membedakannya dengan bahasa lain. Sehingga tidaklah mengherankan jika

BAB I PENDAHULUAN. orang lain, manusia akan melakukan sebuah komunikasi. Saat berkomunikasi

BAB 1 PENDAHULUAN. membutuhkan mitra tutur. Melalui bahasa, pikiran, perasaan, dan keinginan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sistem informasi dan sistem komunikasi. Dengan

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN KERANGKA TEORI. Berdasarkan data-data yang dikumpulkan baik berupa penelitian, jurnal

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN KERANGKA TEORI. Pada kajian pustaka dicantumkan beberapa penelitian terdahulu yang

Bab 2. Landasan Teori. Dalam KBBI, definisi dari tanda baca adalah tan da n 1 yang menjadi alamat

BAB 1 PENDAHULUAN. dipelajari sebagai ilmu dasar bagi ilmu-ilmu lain seperti kesusastraan, filologi,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. maksud hati yang tersembunyi (Grice, 1975) Grice (1975:41-47) dalam bukunya Logic and Conversation menyatakan

BAB I PENDAHULUAN. Jodoushi dantei terdiri dari dua buah kata yaitu jodoushi dan dantei. Sudjianto

BAB II RAGAM KESANTUNAN MEMOHON BAHASA JEPANG DAN KURIKULUM B. RAGAM KESANTUNAN DALAM MEMOHON BAHASA JEPANG

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN PERCAKAPAN BAGI PENGAJAR BAHASA JEPANG

BAB I PENDAHULUAN. bahasa dari tingkat kata, frasa hingga teks untuk menyampaikan makna teks

PENERJEMAHAN KATA DAN KALIMAT PADA KOMIK NUSANTARANGER KE DALAM BAHASA JEPANG

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Setiap bahasa terdiri dari unsur kalimat, klausa, frase dan kata. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN. bahasa mempunyai kaidah-kaidah ataupun aturan-aturan masing-masing yang baik dan

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Setiap bahasa yang ada di dunia ini pasti memiliki perbedaan tersendiri jika dibandingkan

BAB 1 PENDAHULUAN. sosial tidak dapat hidup tanpa adanya komunikasi dengan sesama. seseorang dengan status sosial dan budaya dalam masyarakat itu

Pergi kemana? どこへ行きますか

BAB IV PENGGUNAAN DIALEK OSAKA PADA KOMIK YOZAKURA QUARTET JILID KE-1 KARYA YASUDA SUZUHITO

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa itu beragam, artinya meskipun sebuah bahasa mempunyai kaidah atau pola

BAB 2 KONSEP IDIOM DAN PENERJEMAHAN

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG JOSHI

BAB I PENDAHULUAN. Jepang maupun luar negeri, mulai dari anak-anak hingga orang tua.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Mirharatulisa Dyah Amoendria, 2013

BAB I PENDAHULUAN. speaks), dengan siapa (with whom), dimana (where), kapan (when), dan untuk

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyampaikan informasi yang ingin disampaikan kepada orang. salah satunya adalah mempelajari bahasa Asing.

BAB 2 TINJAUAN LITERATUR. 2.1 Aspek Dalam Bahasa Jepang Berdasarkan Konsep Ken Machida

TEKNIK DAN METODE PENERJEMAHAN NONOSHIRI KOTOBA (KATA UMPATAN) PADA MANGA BEELZEBUB KARYA RYUHEI TAMURA. Abstract

BAB 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Penerjemahan merupakan suatu kegiatan transformasi bentuk yakni

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kemampuan memproduksi tuturan dengan tepat secara kontekstual

BAB I PENDAHULUAN. banyaknya teknologi yang telah diciptakan. Berbagai macam alat-alat teknologi yang

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Jepang adalah salah satu bahasa yang banyak dipelajari di

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut Larson (1984: 3), dalam bukunya Meaning-Based Translation: A

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Jepang banyak diminati, karena memiliki keunikan tersendiri. Sama

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Yanagita Kunio (via Danandjaja, 1997: 35-36) salah satu cara

SILABUS MATA PELAJARAN:BAHASA DAN SASTRA JEPANG (PEMINATAN)

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2006/2007

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai pembelajar bahasa asing pada pendidikan formal, sudah sewajarnya

BAB I PENDAHULUAN. bernama Hamuro Rin. Pria kelahiran Kitakyushu, Jepang ini memulai debutnya

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi dan berinteraksi dalam kehidupan sehari-hari. Menurut Kridalaksana

BAB I PENDAHULUAN. Pesan yang disampaikan dapat melalui karya sastra.

BAB 3 PENGGUNAAN KATA HAI DALAM KOMIK KOBO-CHAN

Bab 2. Landasan Teori. Pada bab ini Penulis akan menjabarkan tentang teori yang digunakan Penulis

ANALISIS PEMAKAIAN PARTIKEL ~NI DAN ~DE DALAM BAHASA JEPANG (Studi kasus pada Mahasiswa Semester III)

BAB I PENDAHULUAN. hubungan baik dengan mitra tutur saat melakukan tuturan. Maka pada saat

ABSTRACT. Keywords : error anlyze, the fucntion of joshi wa ( は ) and ga ( が ), sakubun I. PENDAHULUAN

membahas dari penggunaan dan arti tiga kata kerja tersebut,...ok,...he,.,he,.,he,.,.

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian adalah tatacara bagaimana suatu penelitian dilaksanakan. (method =

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) : X MIA 6 (kelas Eksperimen)

SILABUS. Kegiatan Pembelajaran

Fitria Sanimah Rahmawati*Sri Wahyu Widiati**Merri Silvia Basri*** Program Studi Pendidikan Bahasa Jepang

BAB I PENDAHULUAN. Dedi Sutedi, bahasa adalah alat pengungkap pikiran maupun perasaan. Melalui

BAB I PENDAHULUAN. karena setiap bahasa di dunia ini pasti memilikinya. Meskipun suatu kata mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan salah satu alat komunikasi yang penting dalam kontak

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengertian bahasa dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989) adalah sistem

Bab 1. Pendahuluan. digunakan dalam berkomunikasi pada saat bersosialisasi dengan orang lain sehingga

Keywords: Aizuchi, Sentence Conversation, The Japan Society I. PENDAHULUAN

Bab 5. Ringkasan. Saat ini banyak orang yang mempelajari bahasa Jepang dan mulai tertarik dengan

BAB IV KESIMPULAN. Penulis berkesimpulan bahwa di dalam penerjemahan kata tanya doko dan

BAB 4 SIMPULAN DAN SARAN

Bab 2. Landasan Teori. teori Needs Analysis, dan teori Relativitas dalam penerjemahan.

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Jepang seperti layaknya bahasa lain pada umumnya, memiliki

PROSEDUR DAN METODE PENERJEMAHAN BAHASA SLANG DALAM KOMIK CRAYON SHINCHAN KARYA YOSHITO USUI

Contoh: (1) Tsu : A, a kibun onsenyado da ne korya. (CMCJ. Tsa Wah, nikmatnya scpcrti scdang berlibur ke pemandian air paiias saja (CMCI5:42)

1. Identitas a. Nama Mata Pelajaran : Bahasa Jepang b. Semester : 1 c. Kompetensi Dasar : 3.3 dan 4.3

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pratamawati, 2014

BAB I PENDAHULUAN. ringan biasa disebut raito noberu dan disingkat menjadi ranob. Salah satu penulis

ABSTRACT. Keywords: refusal speech acts, pragmatics, language politeness I.PENDAHULUAN

Transkripsi:

Penerjemahan Bahasa Vulgar Manga Crayon Shinchan Oleh: Yora Meta Leonelsi 1 Anggota: 1. Arza Aibonotika 2 2. Nana Rahayu 3 Email: yora_kawaii@ymail.com, Handphone: 085376390191 Abstract This research is concerned with the translation of Japanese Vulgar Language into Indonesian Language which had made use of the Japanese Comic Story (manga) Crayon Shinchan as the primary data. This is a descriptive research that take in to account translation theories. The primary concern of this research is what efforts and difficulties encountering the translator when transfering the inapropriate utterances of the target language into the readers first language. The findings discusses how the translator with the utmost effort try to translate the vulgar languages from Japanese to Indonesian. Keywords: Translation, vulgar language, manga I. PENDAHULUAN Manga (baca: maɴŋa) merupakan istilah untuk kata komik dalam bahasa Jepang. Untuk selanjutnya penulis akan menggunakan istilah manga dalam penulisan skripsi ini. Di Jepang, manga merupakan bacaan untuk berbagai variasi umur. Ada manga yang diperuntukkan bagi anak-anak, remaja dan kalangan dewasa. Isi atau materinya juga disesuaikan dengan tingkatan umur pembacanya. Sementara di Indonesia manga lebih identik sebagai bacaan bagi anak-anak dan kalangan remaja. Selain itu, tokoh utama dalam manga pun bervariasi, ada manga yang tokoh utamanya sesuai dengan tingkatan umur pembacanya, ada juga yang tidak. Adakalanya meskipun tokoh utamanya anak-anak, tetapi belum tentu manga itu diperuntukkan bagi anak-anak, bisa jadi isinya diperuntukkan bagi kalangan dewasa. Dalam artikel yang berjudul Manga dalam Wikipedia bahasa Indonesia http://id.wikipedia.org/wiki/manga, berdasarkan jenis pembacanya, manga dibagi menjadi: 1. Kodomo ( 子供 ), yaitu manga yang khusus ditujukan untuk anak-anak. 2. Shoujo ( 少女 ), yaitu manga yang khusus ditujukan untuk remaja perempuan. 3. Shounen ( 少年 ), yaitu manga yang khusus ditujukan untuk remaja laki-laki. 4. Josei ( 女性 ), yaitu manga yang khusus ditujukan untuk wanita dewasa. 5. Seinen ( 青年 ), yaitu manga yang khusus ditujukan untuk pria dewasa. Crayon Shinchan atau dalam bahasa Jepangnya クレヨンしんちゃん Kureyon Shinchan adalah sebuah seri manga karya Yoshito Usui. Crayon Shinchan pertama kali muncul pada tahun 1990 secara mingguan di majalah Weekly Manga 1 Mahasiswa Pend. Bahasa Jepang FKIP Universitas Riau 2 Pembimbing I Dosen Pend. Bahasa Jepang FKIP Universitas Riau 3 Pembimbing II Dosen Pend. Bahasa Jepang FKIP Universitas Riau 1

Action, yang diterbitkan oleh Futabasha. Di Jepang, Crayon Shinchan mulai ditayangkan di TV Asahi pada 13 April 1992. Sementara di Indonesia anime Crayon Shinchan ini ditayangkan oleh stasiun Televisi RCTI. Tokoh utama manga ini adalah seorang murid TK berusia lima tahun yang bernama Shinnosuke Nohara atau biasa di panggil Shinchan. Crayon Shincan sendiri mengisahkan tentang seorang anak laki-laki yang masih berusia 5 tahun tetapi memiliki kelakuan seperti orang dewasa. Shinchan pada dasarnya memiliki karakter diluar karakter anak seusianya. Jadi, meskipun tokoh utamanya adalah bocah lima tahun, tetapi pada kenyataannya isi cerita manga ini sebenarnya diperuntukkan bagi kalangan dewasa. Karena banyak terdapat unsurunsur yang sebenarnya hanya layak di konsumsi oleh orang dewasa baik itu dari segi gambar maupun bahasa yang terkandung di dalam manga ini. Dalam menikmati karya tulis, suatu karya tulis bahasa asing tidak akan dapat kita nikmati apabila tidak menguasai bahasa asing tersebut, kecuali bila telah dialihbahasakan ke dalam bahasa yang kita kuasai. Di sini peran seorang penerjemah dibutuhkan. Penerjemah bertugas mencari padanan yang cocok untuk bahasa yang diterjemahkan sehingga khalayak dapat memahami suatu teks itu (Machali 2009). Translation atau penerjemahan selalu didefinisikan melalui berbagai cara dengan latar belakang teori dan pendekatan yang berbeda. Catford dalam Machali (2009) menggunakan pendekatan kebahasaan dalam melihat kegiatan penerjemahan dan mendefinisikannya sebagai the replacement of textual material in one language (SL) by equivalent textual material in another language (TL) (mengganti bahan teks dalam bahasa sumber dengan bahan teks yang sepadan dalam bahasa sasaran). Newmark (1988) memperjelas definisi ini rendering the meaning of a text into another language in the way that tha author intended the text (menerjemahkan makna suatu teks ke dalam bahasa lain sesuai dengan yang dimaksud pengarang). Menurut Machali (2009), dari dua definisi ini dapat diketahui bahwa penerjemahan adalah upaya mengganti teks bahasa sumber dengan teks yang sepadan dalam bahasa sasaran, sedangkan yang diterjemahkan adalah makna sebagaimana yang dimaksud pengarang. Kata, frasa dan kalimat, semuanya mempunyai potensi untuk mengandung beberapa makna, tergantung lingkungan atau konteksnya. Oleh karena itu, seorang penerjemah harus selalu dapat melihat konteks kata agar dia dapat mengartikannya dengan tepat dan mencari padanannya dalam bahasa sasaran. Mengingat manga Crayon Shinchan versi asli bahasa Jepang merupakan manga yang diperuntukkan bagi kalangan dewasa dan banyak kata-kata atau kalimat vulgar yang terdapat didalamnya, sementara hasil terjemahannya dalam bahasa Indonesia diperuntukkan bagi remaja, maka penulis ingin melihat bagaimana penerjemah menerjemahkan katakata atau kalimat vulgar tersebut. Berdasarkan uraian di atas, maka penulis bermaksud untuk menulis penelitian dengan judul Penerjemahan Bahasa Vulgar Manga Crayon Shinchan. Berdasarkan latar belakang masalah, maka permasalahan dalam penelitian ini yaitu bagaimanakah menerjemahkan kata atau kalimat vulgar manga Crayon Shinchan ke dalam bahasa Indonesia dan kesulitan-kesulitan apa sajakah yang dialami penerjemah. Sementara tujuan dari penelitian ini adalah: (1)Untuk 2

mengetahui metode dan prosedur apakah yang digunakan penerjemah dalam proses penerjemahan kata atau kalimat vulgar manga Crayon Shinchan bahasa Jepang ke dalam bahasa Indonesia; (2)Untuk mengetahui kesulitan-kesulitan apa sajakah yang dialami penerjemah. II. METODOLOGI PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kalitatif yang sifatnya deskriptif, yaitu mendeskripsikan prosedur penerjemahan bahasa vulgar bahasa Jepang ke dalam bahasa Indonesia. Dalam metode ini tidak dipermasalahkan benar atau tidaknya penerjemahan yang dilakukan oleh penerjemah. Jadi, sumber data asli maupun terjemahannya diperlakukan apa adanya. Adapun langkah-langkah kerjanya adalah sebagai berikut: 1. Membaca Langkah pertama dimulai dengan membaca TSu dan TSa yaitu manga Crayon Shinchan versi asli bahasa Jepang dan terjemahannya dalam bahasa Indonesia. Selain itu, penulis juga membaca hasil terjemahan asli dari penerjemah sebelum mengalami editan dari bagian editor. Langkah ini bertujuan untuk memahami maksud sebenarnya dari TSu dan membandingkannya dengan hasil terjemahannya. 2. Menyusun data korpus Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2003), korpus data yaitu data yang dipakai sebagai sumber bahan penelitian. Jadi, setelah memahami isi dari TSu, barulah penulis mencari kata-kata atau kalimat vulgar yang terdapat dalam TSu dan terjemahannya dalam TSa. Kata-kata atau kalimat vulgar inilah yang menjadi data dalam penelitian ini. Yang dikategorikan vulgar disini yaitu sesuatu yang tidak pantas dibaca oleh remaja ataupun istilah-istilah yang sebetulnya hanya layak dikonsumsi oleh kalangan dewasa. Setelah di pilah-pilah mana data yang dikategorikan vulgar dan yang tidak, langkah selanjutnya yaitu mencatat semua kata-kata atau kalimat yang dikategorikan vulgar yang terdapat dalam TSu dan TSa tersebut. 3. Menganalisis Setelah semua data didapatkan, maka langkah selanjutnya adalah menganalisis data tersebut berdasarkan teori penerjemahan. III. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam menganalisis data, data yang telah dikumpulkan akan dianalisis makna dan prosedur penerjemahannya. Sebelumnya data yang akan dianalisis tersebut dikelompokkan terlebih dahulu. Klasifikasi data ini dilakukan untuk mendapatkan data-data yang sejenis sehingga diharapkan akan dapat mempermudah proses analisis data dan mempermudah proses penyusunan kesimpulan. Klasifikasi data tersebut dilakukan dengan cara sebagai berikut: 3

Tuturan yang mengandung kata mune atau oppai yang berarti dada wanita. Mune mo nai zo ムネもないぞ Konteks Situasi: Shinchan meniru papanya yang sedang memarahi mamanya. Papanya mengatakan omae no shitsuke ga nattenai kara da, lalu Shinchan juga ikut menimpali dengan mengatakan kalimat yang juga berpola ~nai yaitu mune mo nai zo. Makna TSu: Papa Shinchan memarahi mamanya dengan mengatakan omae no shitsuke ga nattenai kara da/ itu karena didikanmu tidak bagus, kemudian Shinchan ikut menimpali dengan mengatakan mune mo nai zo. Secara leksikal kata mune berarti dada dalam arti yang netral, tetapi kata mune yang dimaksudkan di sini mengacu pada dada wanita (payudara). Makna sebenarnya dari kalimat ini yaitu dadanya juga tidak ada. Maksud Shinchan mengatakan demikian karena menurutnya dada mamanya memiliki ukuran yang sangat kecil. Terjemahan : Mama juga sama saja! Analisis: Dalam kasus ini penerjemah menerjemahkan kalimat dengan metode yang memberikan penekanan pada bahasa sasaran (TL emphasis) yaitu metode penerjemahan bebas (free translation). Tetapi jika dilihat dari prosedur penerjemahannya, penerjemah tidak mengikuti prosedur untuk mendapatkan kesepadanan makna, karena kalimat mune mo nai zo yang berarti dadanya juga tidak ada dinilai terlalu vulgar bagi target pembaca BSa yaitu remaja. Sehingga penerjemah hanya fokus kepada tujuan daripada menerjemahkan kalimat vulgar tersebut. Adapun tujuan Shinchan berkata demikian yaitu untuk ikut memarahi mamanya seperti yang dilakukan papanya. Jadi, 4

meskipun kalimat mama juga sama saja sebagai hasil terjemahan tidak sepadan dari segi makna, tetapi tujuan penulis untuk menunjukkan bahwa Shinchan ikut memarahi mamanya tetap tersampaikan kepada pembaca. Tuturan yang mengandung kata Chinchin yang berarti alat genital pria. Chinchin mieru zo チンチン見えるぞ Konteks situasi: Shinchan yang sedang berada di kolam renang, secara tidak sengaja melihat alat genital penjaga kolam renang tersebut. Makna TSu: Ketika melihat Shinchan yang akan memasuki kolam renang di saat jam istirahat, penjaga kolam renang mengatakan Oraaa, kyuukeichuu wa ashi irecha dame dayo/ hei, dilarang memasukkan kaki saat waktu istirahat. Lalu dia juga mengatakan kepada gadis cantik di sebelahnya gaki o shitsukeru no wa taihen da ze/ mendidik anak-anak memang susah. Kemudian Shinchan yang secara tidak sengaja melihat alat genital penjaga kolam renang tersebut akhirnya berlalu sambil mengatakan chinchin mieru zo yang berarti alat genitalnya kelihatan. Terjemahan : Paman, duduknya yang rapi, dong! Analisis: Penerjemah menggunakan metode penerjemahan bebas dengan prosedur pergeseran makna (modulasi). Pergeseran makna terjadi dari makna spesifik ke makna generik. Pada kasus ini terdapat istilah chinchin yang dinilai terlalu vulgar, sehingga penerjemah lebih fokus kepada tujuan dan mencari kalimat lain yang lebih sopan tetapi masih memiliki tujuan yang sama yaitu untuk memberitahukan kepada penjaga kolam renang bahwa alat genitalnya kelihatan. Kalimat paman, duduknya yang rapi dong sebagai kalimat pengganti dinilai tepat. Karena lebih sopan dan masih dalam tujuan 5

yang sama dengan TSu. Selain itu, jika dilihat dari konteks gambar, setelah Shinchan mengatakan paman, duduknya yang rapi dong, penjaga kolam renang tersebut terlihat kaget dan membetulkan celananya. Dengan adanya konteks gambar ini, penerjemah tetap dapat menyampaikan maksud sebenarnya dari penulis tanpa harus menjelaskannya dengan kalimat vulgar seperti pada teks aslinya. Tuturan yang mengandung kata omata yang berarti selangkangan. Omata kayui no wa ora da yo おまたかゆいのはオラだよ Konteks situasi: Ketika mama Shinchan sedang dicuci rambutnya pada sebuah salon, dan saat pelayan salonnya menanyakan apakah ada yang gatal? (di bagian kepala), Shinchan yang bersembunyi di sebelah mamanya menjawab omata (selangkangan). Makna TSu: Pelayan salon yang sedang mencuci rambut mama Shinchan menanyakan kayui tokoro gozaimasuka/ apa ada yang gatal? kepada mama Shinchan. Lalu Shinchan yang bersembunyi di sebelah mamanya menjawab omata yang berarti selangkangan. Meskipun terkejut mendengar jawaban tersebut, tetapi pelayan salon itu tetap menjawab wa, wakarimashita/ baiklah sambil mulai menggaruk selangkangan mama Shinchan. Mama Shinchan yang terkejut, cepat-cepat menyela ittemasen!!ittemasen!!/ itu bukan aku yang bicara, bukan aku. Kemudian Shinchan dengan polosnya mengatakan omata kayui no wa ora dayo yang berarti yang selangkangannya gatal itu aku. Terjemahan : Yang pahanya gatal, aku. 6

Analisis: Penerjemah menggunakan metode penerjemahan bebas dengan prosedur pergeseran makna (modulasi bebas). Pada kasus ini pergeseran makna dilakukan karena pertimbangan target pembaca hasil terjemahan ini (audience design) adalah remaja, sementara kata omata yang berarti selangkangan dinilai terlalu vulgar untuk target pembaca tersebut. Sehingga kata selangkangan pada TSu diganti menjadi paha pada TSa. Penerjemah memilih menggunakan kata paha karena penggunaan kata ini masih bisa diterima oleh orang Indonesia. Hal ini dilakukan untuk mengurangi derajat vulgar dari kalimat tersebut karena pertimbangan target pembaca BSa. Tuturan yang mengandung kata omata no ohige yang berarti rambut kemaluan. Oo, omata no ohige shiroi no ga aru おお おまたのおひげ白いのがある Konteks situasi: Shinchan mandi bersama kakeknya. Dan pada saat itu Shinchan melihat ada rambut berwarna putih di bagian alat genital kakeknya. Makna TSu: Saat Shinchan melihat ada rambut yang berwarna putih di bagian alat genital kakeknya, Shinchan mengatakan oo, omata no ohige shiroi no ga 7

aru. Makna sebenarnya dari kalimat ini yaitu wah, rambut kemaluannya ada yang berwarna putih. Lalu kakeknya menjawab shiraga da/ itu uban. Terjemahan : Wah, putih. Analisis: Penerjemah menggunakan metode penerjemahan bebas (free translation) dengan prosedur pemadanan berkonteks (contextual conditioning). Istilah omata no ohige yang berarti rambut kemaluan tidak diterjemahkan oleh penerjemah, sehingga terjemahan pada Bsa menjadi wah, putih saja. Meskipun ada istilah vulgar yang tidak diterjemahkan, tetapi jika dilihat dari konteks gambar, Shinchan menyebutkan wah, putih sambil menunjuk ke arah kemaluan kakeknya. Dan selanjutnya kakeknya pun menjawab itu uban. Dengan begitu, meskipun ada istilah vulgar yang tidak diterjemahkan, tetapi dengan adanya konteks juga ikut membantu dalam menjelaskan hal sebenarnya yang dimaksud oleh Shinchan tanpa harus menerjemahkan istilah vulgar tersebut. Tuturan yang mengandung istilah vulgar lainnya Surii saizu スリーサイズ Konteks situasi: Shinchan yang terpisah dari ibunya pada saat berbelanja di sebuah pusat perbelanjaan akhirnya di bawa ke bagian anak hilang. Pada saat Shinchan ditanyai nama oleh karyawan itu, Shinchan malah balik bertanya nama dan tiga ukuran utama karyawan tersebut. Makna TSu: Saat Shinchan ditanyai nama oleh karyawan tersebut, Shinchan mengatakan onamae wa hito ni kiku mae ni, jibun kara iimashoutte Yoshinaga sensei ga itteta/ bu guru Yoshinaga bilang kita harus menyebutkan nama kita dulu sebelum tanya nama orang lain. Karena Shinchan berkata demikian, karyawan tersebut menjawab hai hai, watashi no namae wa 8

Koshitani Junko yo/ ya ya, namaku Junko Koshitani. Kemudian Shinchan malah melanjutkan bertanya mengenai hal lain dengan mengatakan suri saizu wa?. Istilah tersebut berasal dari bahasa inggris Three Size yaitu tiga ukuran untuk lingkar dada, pinggang dan pinggul wanita. Terjemahan : Tiga ukuran utama Analisis: Penerjemah menggunakan metode penerjemahan bebas (free translation) dengan prosedur pemadanan berkonteks (contextual conditioning). Penempatan konteks dalam kasus ini terletak pada kalimat selanjutnya yang merupakan jawaban dari pertanyaan yang diajukan Shinchan. Karyawan tersebut menjawab ee, dada 82, pinggul.... jika melihat dari jawaban tersebut, pembaca dapat memahami bahwa maksud pertanyaan Shinchan tiga ukuran utama tersebut adalah tiga ukuran pada tubuh wanita. IV. KESIMPULAN Seperti yang telah disebutkan pada bab pendahuluan bahwa tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana penerjemah menerjemahkan bahasa vulgar manga Crayon Shinchan ke dalam bahasa Indonesia serta untuk mengetahui kesulitan yang dialami oleh penerjemah. Setelah menganalisis korpus data, diketahui bahwa terdapat satu metode yaitu metode penerjemahan bebas (free translation) dan tiga prosedur penerjemahan yang digunakan oleh penerjemah dalam menerjemahkan bahasa vulgar manga Crayon Shinchan ke dalam bahasa Indonesia yaitu pergeseran bentuk, pergeseran makna dan pemadanan berkonteks. Dalam analisis ditemukan kasus dimana penerjemah tidak mengikuti prosedur penerjemahan Newmark untuk mencari kesepadanan makna karena makna TSu yang dinilai terlalu vulgar. Pada kasus seperti ini, penerjemah memilih fokus untuk menyampaikan tujuan dari pada menerjemahkan kalimat vulgar tersebut. V. UCAPAN TERIMA KASIH Puji syukur kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat-nya penulis dapat menyelesaikan penulisan jurnal ini. Penulis juga ingin mengucapkan terima kasih bagi seluruh pihak yang telah membantu dalam pembuatan jurnal ini dan berbagai sumber yang telah penulis gunakan sebagai data dalam penelitian ini. Dengan menyelesaikan penelitian ini penulis mengharapkan banyak manfaat yang dapat dipetik dan diambil dari skripsi ini. Semoga dengan adanya karya jurnal ini dapat membuka wawasan tentang metodologi penerjemahan, khususnya metodologi penerjemahan bahasa vulgar. Dalam penulisan jurnal ini, penulis telah banyak menerima bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu tidak berlebihan kiranya jika dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa hormat dan terima kasih kepada: 1. Bapak Arza Aibonotika, S.S, M.Si selaku Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa Jepang sekaligus dosen pembimbing I yang telah banyak membantu serta meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 2. Ibu Nana Rahayu B.Com, M.Si selaku dosen pembimbing II yang juga telah membantu dan membimbing selama pengerjaan skripsi ini. 9

3. Seluruh dosen Program Studi Pendidikan Bahasa Jepang yang telah membekali penulis dengan ilmu pengetahuan yang bermanfaat selama mengikuti perkuliahan. 4. Untuk keluarga tercinta yang selalu mendoakan kesuksesan penulis dalam memperoleh sarjana. 5. Semua pihak yang telah membantu yang tidak dapat penulis sebutkan satupersatu, terima kasih atas dukungannya selama ini. VI. DAFTAR PUSTAKA Hoed, B.H.2006. Penerjemahan dan kebudayaan. Jakarta: Pustaka Jaya Larson, Mildred L. 1984. Meaning-Based Translation. A Guide to Cross-Language Equivalence. Newyork: University Press of America Inc. Machali, R. 2009. Pedoman Bagi Penerjemah. Bandung: Mizan Pustaka Matsuura, Kenji. 2005. Kamus Jepang-Indonesia. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama Newmark, P. 1988. A Textbook of Translation. London: Prentice Hall Parera, J.D. 2004. Teori Semantik. Jakarta: Erlangga Simatupang, Maurits. 2000. Pengantar Teori Terjemahan. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional: Universitas Indonesia Suryawinata, Zuchridin dan Sugeng H. 2003. Translation. Bahasan Teori & Penuntun Praktis Menerjemahkan. Yogyakarta: Kanisius Tanaka, Yone dkk. 2006. Minna No Nihongo Shokyuu I Honyaku Kaisetsu Indonesiago Ban (minna no nihongo dasar I terjemahan dan keterangan tata bahasa). Tokyo. Surie Network Tanaka, Yone dkk. 2001. Minna No Nihongo Shokyuu II Honyaku Kaisetsu Indonesiago Ban (minna no nihongo dasar II terjemahan dan keterangan tata bahasa). Tokyo. Surie Network http://id.wikipedia.org/wiki/manga. Akses tanggal 2 Agustus 2012, pukul 14:20 http://id.wikipedia.org/wiki/crayon_shin-chan. Akses tanggal 17 Agustus 2012, pukul 20:05 10