SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP)

dokumen-dokumen yang mirip
SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP)

VEKTOR GAYA. Gambar 1. Perkalian dan pembagian vektor

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER

Vektor. Vektor memiliki besaran dan arah. Beberapa besaran fisika yang dinyatakan dengan vektor seperti : perpindahan, kecepatan dan percepatan.

Rudi Susanto, M.Si VEKTOR

BAB 1 BESARAN VEKTOR. A. Representasi Besaran Vektor

BESARAN VEKTOR. Gb. 1.1 Vektor dan vektor

SATUAN ACARA PEMBELAJARAN (SAP) Rincian Kegiatan Metode Media dan Alat Durasi Output. SAP-Statika (TSP-106) Versi/Revisi : 01/00 1 dari 28

Geometri pada Bidang, Vektor

Selain besaran pokok dan turunan, besaran fisika masih dapat dibagi atas dua kelompok lain yaitu besaran skalar dan besaran vektor

Outline Vektor dan Garis Koordinat Norma Vektor Hasil Kali Titik dan Proyeksi Hasil Kali Silang. Geometri Vektor. Kusbudiono. Jurusan Matematika

Integrity, Professionalism, & Entrepreneurship. Mata Kuliah : Statika & Mekanika Bahan Kode : CIV 102. Sistem Gaya. Pertemuan - 1

VEKTOR A. Vektor Vektor B. Penjumlahan Vektor R = A + B

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

SOAL DAN PEMBAHASAN TRIGONOMETRI SUDUT BERELASI KUADRAN I

Vektor di Bidang dan di Ruang

VEKTOR. Notasi Vektor. Panjang Vektor. Penjumlahan dan Pengurangan Vektor (,, ) (,, ) di atas dapat dinyatakan dengan: Matriks = Maka = =

Analisis Vektor. Ramadoni Syahputra Jurusan Teknik Elektro FT UMY

Soal No. 1 Perhatikan gambar berikut, PQ adalah sebuah vektor dengan titik pangkal P dan titik ujung Q

M E K A N I K A R E K A Y A S A I KODE MK : SEMESTER : I / 3 SKS

Modul Sifat dan Operasi Gaya. Ir.Yoke Lestyowati, MT

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER

Respect, Professionalism, & Entrepreneurship. Pengantar Kalkulus. Pertemuan - 1

LEMBAR AKTIVITAS SISWA RUMUS TRIGONOMETRI

BESARAN SKALAR DAN VEKTOR. Besaran Skalar. Besaran Vektor. Sifat besaran fisis : Skalar Vektor

Bab 1 : Skalar dan Vektor

Siswa menyelesaikan soal-soal prasyarat pada modul.

Transformasi Geometri Sederhana

B.1. Menjumlah Beberapa Gaya Sebidang Dengan Cara Grafis

VEKTOR. Oleh : Musayyanah, S.ST, MT

Bab 1 -Pendahuluan Hitung Vektor.

9.1. Skalar dan Vektor

Program Studi Pendidikan Matematika STKIP PGRI SUMBAR

1.1. Mekanika benda tegar : Statika : mempelajari benda dalam keadaan diam. Dinamika : mempelajari benda dalam keadaan bergerak.

PERSAMAAN BIDANG RATA

Lampiran 1. Instrumen Penelitian 1.1 RPP Kelas Eksperimen Pertama 1.2 RPP Kelas Eksperimen Kedua 1.3 LKS Kelas Eksperimen Pertama 1.

Statika Struktur Selasa, 18:20 s/d 20:30, S01 oleh hadi saputra

TRIGONOMETRI 1. E. Grafik Fungsi Trigonometri 11/13/ Peta Konsep. E. Grafik Fungsi Trigonometri

PERSAMAAN GARIS LURUS

SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP)

BAHAN AJAR LEMBAR KERJA SISWA (LKS)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN NO. 09/2

Modul 10. Fungsi Trigonometri

BAB 2 PENJUMLAHAN VEKTOR

MUH1G3/ MATRIKS DAN RUANG VEKTOR

BAB 1 Vektor. Fisika. Tim Dosen Fisika 1, Ganjil 2016/2017 Program Studi S1 - Teknik Telekomunikasi Fakultas Teknik Elektro - Universitas Telkom

Pengantar Teknologi dan Aplikasi Elektromagnetik. Dr. Ramadoni Syahputra Jurusan Teknik Elektro FT UMY

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A x pada sumbu x dan. Pembina Olimpiade Fisika davitsipayung.com. 2. Vektor. 2.1 Representasi grafis sebuah vektor

Soal-Soal dan Pembahasan Matematika IPA SNMPTN 2012 Tanggal Ujian: 13 Juni 2012

Rencana Pembelajaran

TINJAUAN PUSTAKA. (statistik) dinamakan galat baku statistik, yang dinotasikan dengan

SATUAN ACARA PEMBELAJARAN (SAP)

Jika resultan dari gaya-gaya yang bekerja pada sebuah benda sama dengan nol

BAB III PENGURAIAN GAYA

Transformasi Geometri Sederhana. Farah Zakiyah Rahmanti 2014

Matematika II : Vektor. Dadang Amir Hamzah

FUNGSI TRIGONOMETRI, FUNGSI EKSPONEN, FUNGSI LOGARITMA

LEMBAR AKTIVITAS SISWA RUMUS TRIGONOMETRI

PERSIAPAN TES SKL KELAS X, MATEMATIKA IPS Page 1

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER

Arahnya diwakili oleh sudut yang dibentuk oleh A dengan ketigas umbu koordinat,

Vektor-Vektor. Ruang Berdimensi-2. Ruang Berdimensi-3

Diferensial Vektor. (Pertemuan III) Dr. AZ Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan

Ruang Vektor Euclid R 2 dan R 3

ALJABAR LINEAR DAN MATRIKS. MODUL 9 Vektor dalam Ruang Euklidian

GARIS BESAR PROGRAM PEMBELAJARAN (GBPP) UNIVERSITAS DIPONEGORO

BESARAN VEKTOR B A B B A B

TRIGONOMETRI 3. A. Aturan Sinus dan Cosinus 11/20/2015. Peta Konsep. A. Aturan Sinus dan Kosinus. Nomor W4801 Aturan Sinus

VEKTOR Matematika Industri I

TE Teknik Numerik Sistem Linear

Jika titik O bertindak sebagai titik pangkal, maka ruas-ruas garis searah mewakili

a home base to excellence Mata Kuliah : Kalkulus Kode : TSP 102 Pengantar Kalkulus Pertemuan - 1

BAB 3 DINAMIKA GERAK LURUS

VEKTOR Matematika Industri I

Medan dan Dipol Listrik

a menunjukkan jumlah satuan skala relatif terhadap nol pada sumbu X Gambar 1

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Pembahasan Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) Bidang Matematika. Kode Paket 634. Oleh : Fendi Alfi Fauzi 1. x 0 x 2.

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Penjumlahan Vektor. Edisi Kedua. Untuk SMA kelas X. (Telah disesuaikan dengan KTSP)

Mata Kuliah: Statika Struktur Satuan Acara Pengajaran:

PERBANDINGAN DAN FUNGSI TRIGONOMETRI

STANDAR KOMPETENSI. 5. Menggunakan konsep matriks, vektor, dan transformasi dalam pemecahan masalah KOMPETENSI DASAR

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS

SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

BAB V TRANSFORMASI 2D

LIMIT FUNGSI. A. Menentukan Limit Fungsi Aljabar A.1. Limit x a Contoh A.1: Contoh A.2 : 2 4)

Rencana Pelaksanaan Pemelajaran (RPP) KURIKULUM /2017

VEKTOR. Matematika Industri I

MODUL 3 BIDANG RATA. [Program Studi Pendidikan Matematika STKIP PGRI Sumatera Barat]

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. trigonometri. Tahap-tahap yang digunakan dalam pengembangan ini adalah

VEKTOR. Gambar 1.1 Gambar 1.2 Gambar 1.3. Liduina Asih Primandari, S.Si., M.Si.

Lampiran 4 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SIKLUS I : Pertemuan I

Trigonometri. G-Ed. - Dua sisi sama panjang atau dua sudut yang besarnya sama. - Dua sisi di seberang sudut-sudut yang sama besar panjangnya sama.

MA1201 MATEMATIKA 2A Hendra Gunawan

BAB II LANDASAN TEORI. A. Tinjauan Pustaka. 1. Vektor

Transkripsi:

SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) 1. Identitas Mata Kuliah Nama Mata Kuliah : Mekanika Teknik Jurusan/Prodi : Pendidikan Teknik Elektro/ Pendidikan Teknik Mekatronika Semester : 3 (tiga) Minggu ke : 2 (dua) Waktu : 100 menit Dosen : Eko Prianto, S.Pd.T., M.Eng 2. Capaian Pembelajaran Tatap Muka (CP-TM) Menganalisis Sistem Gaya 3. Indikator Capaian Pembelajaran - Mahasiswa dapat menjelaskan operasi penambahan vektor gaya - Mahasiswa dapat menjelaskan operasi penambahan vektor Cartesian - Mahasiswa dapat menganalisis berdasarkan operasi penambahan vektor gaya - Mahasiswa dapat menganalisis berdasarkan operasi pada vektor cartesian 4. Materi Ajar Perkalian dan Pembagian vektor dengan scalar Jika vektor dikalikan dengan nilai positif maka besarnya meningkat sesuai jumlah pengalinya. Perkalian dengan bilangan negatif akan mengubah besar dan arah vektor Gambar 1. Perkalian dan pembagian vektor Operasi Penambahan Vektor Gaya Operasi penambahan vektor dapat dilakukan dengan metode parallelogram law of addition. Sebagai contoh, terdapat dua buah vektor A dan B yang akan dijumlahkan sehingga mendapatkan sebuah vektor resultan R. Pada operasi ini berlaku rumus R = A + B. Berikut ilustrasinya : Gambar 2. Parallelogram law of addition Langkahnya sebagai berikut : - Hubungkan bagian ekor kedua vektor - Buatlah garis yang sejajar dengan vektor B dimulai dibagian ujung kepala vektor A, sebaliknya buatlah garis yang sejajar dengan vektor A dimulai dari ujung kepala vektor B sehingga kedua buah garis tersebut memotong satu sama lain melalui satu titik P.

- Buatlah garis dimulai dari ujung pertemuan ekor vektor A dan B ke titik P. Garis tersebut merepresentasikan vektor resultan R. Operasi penambahan vektor juga dapat dilakukan dengan metode triangle rule. Berikut ilustrasinya : Langkahnya sebagai berikut : Gambar 3. Triangle rule - Hubungkan bagian ujung kepala vektor A dengan ekor vektor B. - Vektor resultan R didapatkan dengan membuat garis dari ujung ekor vektor A ke kepala vektor B. - Bila dilakukan sebaliknya, yaitu ujung kepala vektor B dihubungkan dengan ekor vektor A, juga akan mendapatkan panjang garis yang sama dari ujung ekor vektor B ke kepala vektor A yaitu vektor resultan R. Sehingga operasi penambahan vektor juga bersifat kumulatif yaitu R = A + B = B + A Dalam kasus khusus, apabila vektor A dan B sejajar, maka operasi penambahan vektor berubah ke operasi secara scalar. Gambar 4. Operasi penambahan pada vektor yang sejajar Operasi Pengurangan Vektor Operasi pengurangan pada dua buah vektor dapat diilistrasikan sebagai berikut : Gambar 5. Operasi pengurangan pada vektor Penjelasan dari gambar diatas, apabila terdapat suatu operasi pengurangan dengan rumus R = A B yang dapat dinotasikan pula sebagai R = A + (-B). Dari rumus tersebut B berarti arah berkebalikan dengan arah B, sehingga ekor vektor B menjadi kepala vektor B dan

sebaliknya. Teknik parallelogram dan triangle dapat digunakan untuk mendapatkan resultan vektor R. Operasi penambahan vektor gaya Perhatikan gambar di bawah ini : Parallelogram law harus digunakan dalam mencari resultan gaya seperti gambar diatas. Dua buah komponen vektor gaya F 1 dan F 2 yang menarik Pin pada gambar diatas dapat dijumlahkan untuk mendapatkan nilai resultan gayanya. F R = F 1 + F 2. Dari bentuk tersebut kita dapat menggunakan parallelogram law maupun triangle rule untuk mencari besarnya vektor gaya F R. Kita dapat menggunakan hukum cosinus maupun sinus pada segitiga dalam menghitung besar dan arah vektor F R. Operasi penambahan pada lebih dari dua gaya Operasi penambahan lebih dari dua gaya dapat dilakukan dengan ilustrasi sebagai berikut : Dengan menggunakan hukum parallelogram, kita dapat menjumlahkan kegiga buah gaya tersebut dengan pertama kali kita jumlahkan dua buah gaya terlebih dahulu. Misal kita jumlahkan gaya F 1 dan F 2 dan kita beri notasi F 1 + F 2, kemudian resultan gaya F 1 + F 2 dijumlahkan dengan F 3 untuk mendapatkan resultan gaya F R, sehingga kita dapatkan rumusan F R = ( F 1 + F 2 ) + F 3. Untuk menyelesaikan operasi tersebut, kita membutuhkan hukum cosinus maupun sinus sebagai berikut :

Operasi penambahan gaya pada sistem coplanar Apabila terdapat dua buah gaya yang sejajar dengan sumbu x dan y pada sistem Cartesian. - Notasi scalar Dari gambar diatas dapat kita ketahui bahwa suatu gaya yang sejajar dengan sumbu x dan y akan memiliki komponen gaya berupa F x yang searah dengan sumbu x dan F y yang searah dengan sumbu y pada sistem koordinat Cartesian. Untuk mendapatkan nilai F x dan F y dengan mengimplementasikan hukum sinus dan cosinus didapatkan : F x = F cos Ɵ dan F y = F sin Ɵ Terkadang, notasi sudut Ɵ digantikan dengan sebuah perbandingan segitiga kecil sebagai berikut : Penyelesaian untuk gambar diatas diberlakukan rumusan sebagai berikut : atau dan

atau Untuk memberikan notasi pada nilai F x dan F y diberikan dalam bentuk unit vektor I untuk nilai F x dan j untuk nilai F y. Rumusan untuk nilai vektor gaya F adalah, Penjumlahan beberapa buah vektor gaya pada sistem coplanar dapat dijelaskan sebagai berikut : Dari gambar diatas didapat suatu persamaan : Sehingga untuk menghitung besarnya resultan gayanya, Dalam notasi scalar digunakan,

Nilai resultan gayanya dirumuskan, Untuk mendapatkan nilai sudut Ɵ yang merepresentasikan arah resultan gayanya dapat diselesaikan dengan rumus trigonometri, 5. Skenario/Kegiatan Pembelajaran a. Apersepsi : mahasiswa diminta untuk berdoa, diberikan penjelasan tentang materi sebelumnya, dijelaskan mengenai capaian pembelajaran pada pertemuan saat ini. b. Inti : - Dosen menjelaskan tentang operasi penambahan vektor gaya dan operasi penambahan vektor Cartesian. - Mahasiswa menelaah materi ajar secara individu - Mahasiswa merespon sajian materi ajar - Dosen memberi pertanyaan tentang materi yang sudah dijelaskan. - Mahasiswa menganalisis berdasarkan operasi penambahan vektor gaya, vektor Cartesian secara kelompok - Mahasiswa menjawab pertanyaan dosen tentang operasi penambahan vektor gaya dan operasi penambahan vektor Cartesian. - Dosen memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk menkonfirmasi tentang materi yang telah didiskusikan. - Mahasiswa mengerjakan tugas 2 secara kelompok. c. Penutup : - Dosen memberi kesimpulan dari materi yang telah dibahas dan aplikasinya di kehidupan sehari-hari. - Dosen menutup perkuliahan dengan berdoa. 6. Penilaian a. Pertanyaan lisan b. Tugas 2 c. Pengukuran sikap 7. Sumber Belajar - R.C. Hibbeler. 2010. Engineering Mechanics : Statics. New Jersey : Pearson Prentice Hall.