PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN MARET 2017

dokumen-dokumen yang mirip
PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN AGUSTUS 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN JANUARI 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN MEI 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN APRIL 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN JUNI 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN DESEMBER 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN NOVEMBER 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN APRIL 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN MEI 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN AGUSTUS 2016

Perkembangan Nilai Tukar Petani dan Harga Gabah

Perkembangan Nilai Tukar Petani dan Harga Gabah

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN DESEMBER 2015

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN APRIL 2015

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN FEBRUARI 2015

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN JANUARI 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN MEI 2015

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN JULI 2017

Perkembangan Nilai Tukar Petani

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN SEPTEMBER 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN MARET 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN JULI 2014

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN MARET 2015

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN NOVEMBER 2015

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN SEPTEMBER 2014

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN JUNI 2014

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI KEPULAUAN RIAU JANUARI 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH

Tabel 1 Nilai Tukar Petani Provinsi Sumatera Utara per Subsektor Maret-April 2012 (2007=100)

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN JANUARI 2014

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN MARET 2015 SEBESAR 99,48

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN FEBRUARI 2015 SEBESAR 100,79

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN APRIL 2015 SEBESAR 98,71

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI KEPULAUAN RIAU FEBRUARI 2015

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN MARET 2014 SEBESAR 102,05

Perkembangan Nilai Tukar Petani Dan Harga Produsen Gabah Jawa Tengah

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN MEI 2015

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI KEPULAUAN RIAU SEPTEMBER 2016.

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN JANUARI 2015

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI KEPULAUAN RIAU FEBRUARI 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN DESEMBER 2014 SEBESAR 99,65

NILAI TUKAR PETANI PROVINSI D.I. YOGYAKARTA BULAN DESEMBER 2012 SEBESAR 117,59

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN AGUSTUS 2014 SEBESAR 102,18

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN AGUSTUS 2014

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN AGUSTUS 2017 SEBESAR

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN APRIL 2014

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN JUNI 2015 SEBESAR 100,36

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN DESEMBER 2015

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN JUNI 2017 SEBESAR

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN MEI 2017 SEBESAR 101,41

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI SULAWESI TENGGARA JULI 2017

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN JUNI 2014 SEBESAR 102,10

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI KEPULAUAN RIAU NOVEMBER 2015

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN OKTOBER 2015 SEBESAR 102,82

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN APRIL 2015

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI KEPULAUAN RIAU JUNI 2015

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN JULI 2014 SEBESAR 102,54

NILAI TUKAR PETANI PROVINSI LAMPUNG NAIK 0,61 PERSEN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI KEPULAUAN RIAU JUNI 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN JANUARI 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN JANUARI 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN SEPTEMBER 2016

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN JANUARI 2017 SEBESAR 102,22

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN MEI 2015 SEBESAR 99,24

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN NOVEMBER 2016

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN NOVEMBER 2015 SEBESAR 103,01

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI SULAWESI TENGGARA MARET 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN AGUSTUS 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN JUNI 2016

BPS PROVINSI ACEH PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, INFLASI PEDESAAN, DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN SEPTEMBER 2015

BPS PROVINSI ACEH PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, INFLASI PEDESAAN, DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN DESEMBER 2013

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI KEPULAUAN RIAU APRIL 2015

BERITA RESMI STATISTIK

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN FEBRUARI 2016 SEBESAR 103,90

BPS PROVINSI LAMPUNG A. PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH JAWA TENGAH BULAN FEBRUARI 2017

BPS PROVINSI ACEH PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, INFLASI PEDESAAN DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN JANUARI 2013

BPS PROVINSI ACEH PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, INFLASI PEDESAAN DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN FEBRUARI 2013

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN AGUSTUS 2015

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPULAUAN RIAU

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN MARET 2017 SEBESAR 101,32

BPS PROVINSI ACEH PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, INFLASI PEDESAAN, DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN DESEMBER 2016

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN OKTOBER 2014 SEBESAR 103,40

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI KEPULAUAN RIAU DESEMBER 2015

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN DESEMBER 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN FEBRUARI 2016

BPS PROVINSI ACEH PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, INFLASI PEDESAAN, DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN NOVEMBER 2015

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN MEI 2012

BPS PROVINSI ACEH PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, INFLASI PEDESAAN, DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN DESEMBER 2015

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN FEBRUARI 2013

Transkripsi:

No.19/04/36/ Th.XI, 3 April 2017 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN MARET 2017 A. PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI NILAI TUKAR PETANI (NTP) MARET 2017 SEBESAR 98,19 ATAU NAIK 0,27 PERSEN NTP Banten Maret 2017 sebesar 98,19 atau naik 0,27 persen dibanding NTP bulan sebelumnya. Kenaikan NTP dikarenakan laju kenaikan Indeks Harga yang Diterima Petani (It) yang naik sebesar 0,50 persen dibandingkan laju kenaikan Indeks Harga yang Dibayar Petani yang naik 0,23 persen. Pada Maret 2017 terjadi inflasi di daerah perdesaan di Provinsi Banten sebesar 0,22 persen terutama disebabkan oleh inflasinya indeks kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 1,22 persen. Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP) Banten Maret 2017 sebesar 103,37 atau naik 0,03 persen dibanding NTUP bulan sebelumnya. Pada Bulan Maret 2017 dari 33 provinsi di Indonesia sebanyak 18 provinsi yang NTP-nya berada di atas angka 100. NTP tertinggi dicapai oleh Provinsi Sulawesi Barat dengan nilai indeks sebesar 105,44 yang diikuti oleh Provinsi Bali sebesar 104,72 dan Provinsi NTB sebesar 104,71 Sedangkan Nilai Tukar Petani terendah terjadi di Provinsi Sulawesi Utara sebesar 91,65 NTP, yang diperoleh dari perbandingan indeks harga yang diterima petani (It) terhadap indeks harga yang dibayar petani (Ib), merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan/daya beli petani di perdesaan. NTP juga menunjukkan daya tukar (term of trade) dari produk pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi. Semakin tinggi NTP, secara relatif semakin kuat pula tingkat kemampuan/daya beli petani. Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) diperoleh dari perbandingan indeks harga yang diterima petani (It) terhadap indeks harga yang dibayar petani (Ib), dimana komponen Ib hanya terdiri dari Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM). Dengan dikeluarkannya konsumsi dari komponen indeks harga yang dibayar petani (Ib), NTUP dapat lebih mencerminkan kemampuan produksi petani, karena yang dibandingkan hanya produksi dengan biaya produksinya. Berdasarkan hasil pemantauan harga-harga perdesaan di 4 Kabupaten di Provinsi Banten pada Maret 2017, NTP secara umum naik 0,27 persen dibandingkan NTP Februari, yaitu dari 97,92 menjadi 98,19. Kenaikan NTP pada Maret 2017 dikarenakan laju kenaikan Indeks Harga yang Diterima Petani (It) sebesar 0,50 persen dibandingkan laju kenaikan pada Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) yang naik sebesar 0,23 persen. Berita Resmi Statistik Provinsi Banten No. 19/04/36/Th.XI, 3 April 2017 1

Tabel 1 Nilai Tukar Petani Provinsi Banten Bulan Maret 2017 (2012=100) Subsektor Februari Bulan Maret Persentase Perubahan (1) (2) 3) (4) Gabungan / Banten a. Indeks yang diterima (It) 123,12 123.74 0.50 b. Indeks yang dibayar (Ib) 125,73 126.02 0.23 c. Indeks Konsumsi Rumah Tangga 128,15 128.43 0.22 d. Indeks BPPBM 119,13 119.70 0.48 e. Nilai Tukar Petani (NTP) 97,92 98.19 0.27 Kenaikan NTP Maret 2017 disebabkan oleh naiknya NTP pada dua (2) subsektor yakni subsektor hortikultura naik 0,45 persen dan subsektor tanaman perkebunan rakyat yang naik 1,69 persen. Tiga subsektor lainnya mengalami penurunan yakni subsektor tanaman pangan yang turun 0,08 persen, subsector peternakan yang turun 0,57 persen dan subsektor perikanan yang turun 0,12 persen 1. Indeks Harga yang Diterima Petani (It) Indeks Harga yang Diterima Petani (I t ) menunjukkan fluktuasi harga beragam komoditas pertanian yang dihasilkan petani. Pada Maret 2017, It Banten mengalami kenaikan sebesar 0,50 persen dibanding It Februari, yaitu naik dari 123,12 menjadi 123,74. Kenaikan It pada Maret 2017 disebabkan naiknya It pada empat subsektor yakni subsektor tanaman pangan yang naik 0,19 persen, It subsektor hortikultura naik 0,79 persen, subsektor tanaman perkebunan rakyat naik 1,89 persen, dan It subsektor perikanan yang naik 0,10 persen. Hanya satu subsektor yang It nya mengalami penurunan yakni subsector peternakan turun 0,56 persen. Grafik 2 Perubahan Indeks Harga Yang Diterima Petani Februari - Maret 2017 2.50 2.00 1.50 1.00 0.50 0.00-0.50-1.00-1.50-2.00 Feb-17 Mar-17 1.89 0.98 0.92 0.79 0.19 0.16 0.10 0.50-0.54-0.56-0.31-1.63 T. pangan Hortikultura Perkebunan Peternakan Perikanan Gabungan 2 Berita Resmi Statistik Provinsi Banten No. 19/04/36/Th.XI, 3 April 2017

2. Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) Indeks harga yang dibayar petani terdiri dari 2 golongan yaitu konsumsi rumah tangga (KRT) dan biaya produksi dan penambahan barang modal (BPPBM). Melalui indeks harga yang dibayar petani (I b ) dapat dilihat fluktuasi harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh masyarakat perdesaan, serta fluktuasi harga barang dan jasa yang diperlukan untuk memproduksi hasil pertanian. Pada Maret 2017 indeks harga yang dibayar petani mengalami kenaikan sebesar 0,23 persen. Hal ini terjadi karena Indeks Konsumsi Rumah Tangga mengalami kenaikan 0,22 persen dan Indeks BPPBM mengalami kenaikan sebesar 0,48 persen. Kenaikan indeks BPPBM ini disebabkan naiknya seluruh kelompok yakni kelompok bibit 0,29 persen; kelompok pupuk, obat-obatan, dan pakan naik 0,24 persen; biaya sewa dan pengeluaran lain naik 0,79 persen; kelompok transportsi naik 0,84 persen; kelompok penambahan barang modal naik 0,43 persen dan kelompok upah buruh mengalami kenaikan 0,62 persen. Grafik 3 Perubahan Indeks Harga Yang Di bayar Petani Bulan Maret 2017 2.50 2.00 1.89 Ib Konsumsi RT BPPBM 1.50 1.00 0.50 0.00-0.50-1.00 0.89 0.79 0.76 0.38 0.48 0.19 0.14 0.21 0.25 0.23 0.10 0.20 0.25 0.22-0.07-0.41-0.56 T. Pangan Hortikultura Perkebunan Peternakan Perikanan Gabungan 3. Nilai Tukar Petani (NTP) Subsektor a. Subsektor Tanaman Pangan/Padi dan Palawija (NTP-P) Pada bulan Maret 2017 NTP-P mengalami penurunan indeks sebesar 0,08 persen atau turun dari 97,33 menjadi 97,26. Hal ini karena laju kenaikan Indeks Harga yang Diterima petani (It) sebesar 0,19 persen masih lebih lambat dibandingkan laju kenaikan Indeks Harga yang Dibayar petani (Ib) yang sebesar 0,27 persen. Kenaikan It pada subsektor tanaman pangan terjadi karena nsiknya indeks pada subkelompok padi sebesar 0,24 persen. Subkelompok palawija mengalami penurunan 0,80 persen sehingga menghambat laju kenaikan pada It subsektr tanaman pangan. Kenaikan indeks subkelompok padi dipengaruhi oleh naiknya harga gabah sebesar 0,24 persen. Sementara penurunan indeks pada subkelompok palawija dipengaruhi turunnya harga ketela pohon, ubi jalar, dan kacang tanah. Di sisi lain indeks harga dibayar petani (Ib) yang mengalami kenaikan sebesar 0,27 persen karena pengaruh naiknya Indeks KRT dan BPPBM masing masing sebesar 0,14 persen dan 0,89 persen. Untuk BPPBM, kenaikan indeks ini dipengaruhi oleh naiknya indeks pada seluruh kelompok yakni kelompok bibit naik 0,95 persen, kelompok pupuk dan obat-obatan naik 0,44 persen, kelompok biaya sewa dan pengeluaran lainn naik 1,58 persen, kelompok transportasi naik 1,38 persen, dan kelompok penambahan barang modal naik 0,45 persen, serta upah buruh naik 0,95 persen Berita Resmi Statistik Provinsi Banten No. 19/04/36/Th.XI, 3 April 2017 3

Tabel 2 Indeks Diterima & Dibayar Petani Banten Per Subsektor & Perubahannya Januari Maret 2017 (2012=100) Bulan Sektor, Kelompok dan Sub Kelompok Persentase perubahan Januari Februari Maret Maret 2017 thd Februari (1) (2) (3) (4) (5) 1. Tanaman Pangan a. Indeks Diterima Petani 126,37 124,31 124.54 0.19 - Padi 126,56 124,20 124.50 0.24 - Palawija 122,86 126,34 125.33-0.80 b. Indeks Dibayar Petani 126,69 127,72 128.05 0.27 - Indeks Konsumsi Rumahtangga 127,59 128,68 128.87 0.14 - Indeks BPPBM 122,22 122,92 124.02 0.89 c. Nilai Tukar Petani (NTP-P) 99,75 97.33 97.26-0.08 2. Hortikultura a. Indeks Diterima Petani 124,75 124,95 125.94 0.79 - Sayur-sayuran 124,55 126,56 128.54 1.56 - Buah-buahan 125,04 124,01 124.43 0.34 - Tanaman Obat 118,58 120,49 118.57-1.59 b. Indeks Dibayar Petani 123,42 124,29 124.72 0.35 - Indeks Konsumsi Rumahtangga 126,38 127,42 127.69 0.21 - Indeks BPPBM 115,27 115,66 116.53 0.76 c. Nilai Tukar Petani (NTP-H) 101,08 100,53 100.98 0.45 3. Tanaman Perkebunan Rakyat a. Indeks Diterima Petani 116,66 118,85 121.09 1.89 - Tanaman Perkebunan Rakyat 116,66 118,85 121.09 1.89 b. Indeks Dibayar Petani 125,23 126,34 126.60 0.20 - Indeks Konsumsi Rumahtangga 127,06 128,13 128.46 0.25 - Indeks BPPBM 116,38 117,72 117.64-0.07 c. Nilai Tukar Petani (NTP-R) 93,16 94,07 95.65 1.69 4. Peternakan a. Indeks Diterima Petani 121,15 121,35 120.68-0.56 - Termak Besar 129,02 130,88 131.31 0.32 - Ternak Kecil 127,11 128,91 129.85 0.72 - Unggas 116,38 114,73 113.08-1.44 - Hasil Ternak 115,58 116,31 114.88-1.23 b. Indeks Dibayar Petani 120,97 121,54 121.56 0.02 - Indeks Konsumsi Rumahtangga 126,51 127,57 128.06 0.38 - Indeks BPPBM 115,08 115,13 114.66-0.41 c. Nilai Tukar Petani (NTP-T) 100,16 99,85 99.27-0.57 5. Perikanan a. Indeks Diterima Petani 129,94 131,13 131.27 0.10 - Penangkapan 146,85 148,58 148.20-0.26 - Budidaya 116,76 117,54 118.07 0.45 b. Indeks Dibayar Petani 122,85 123,68 123.95 0.22 - Indeks Konsumsi Rumahtangga 127,36 128,46 128.72 0.20 - Indeks BPPBM 115,77 116,16 116.46 0.25 c. Nilai Tukar Petani (NTNP) 105,77 106,03 105.90-0.12 4 Berita Resmi Statistik Provinsi Banten No. 19/04/36/Th.XI, 3 April 2017

b. Subsektor Hortikultura (NTP-H) Nilai Tukar Petani subsektor Hortikultura (NTP-H) pada bulan Maret 2017 mengalami kenaikan sebesar 0,45 persen dari 100,53 menjadi 100,98. Hal ini terjadi karena laju kenaikan indeks harga yang diterima petani yang sebesar 0,79 persen, lebih cepat dari laju kenaikan indeks harga yang dibayar petani yang naik 0,35 persen. Kenaikan It pada subsektor hortikultura disebabkan oleh naiknya indeks pada kelompok sayur-sayuran dan kelompok tanaman buah-buahan masing-masing sebesar 1,56 persen dan 0,34 persen. Sementara kelompok tanaman obat mengalami penurunan 1,59 persen. Kenaikan indeks pada kelompok sayur-sayuran disebabkan oleh naiknya harga petai, ketimun, petsai, terung panjang, kacang panjang, bayam, melinjo dan lainnya. Kenaikan indeks pada kelompok buah-buahan disebabkan naiknya harga melon, dan pisang. Penurunan kelompok tanaman obat disebabkan oleh turunnya harga kunyit, kencur, dan jahe. Di sisi lain kenaikan indeks pada Ib dipengaruhi naiknya Indeks KRT sebesar 0,21 persen dan indeks BPPBM sebesar 0,76 persen. c. Subsektor Perkebunan Rakyat (NTP-R) Pada Bulan Maret 2017 NTP-R sebesar 95,65 atau mengalami kenaikan sebesar 1,69 persen dibanding bulan lalu yang disebabkan karena laju kenaikan pada indeks harga yang diterima petani yang sebesar 1,89 persen, lebih cepat dari laju kenaikan pada indeks harga yang dibayar petani yang naik sebesar 0,25 persen. Kenaikan It terjadi karena naiknya indeks harga pada kelompok tanaman perkebunan rakyat sebesar 1,89 persen yakni dari 118,85 menjadi 121,09 persen yang dipengaruhi oleh naiknya harga cengkeh, kelapa, karet, kopi, dan kelapa sawit. Di sisi lain kenaikan indeks harga yang dibayar petani (Ib) dipengaruhi naiknya IKRT sebesar 0,25 persen dan sedikit dihambat dengan penurunan indeks BPPBM sebesar 0,07 persen. d. Subsektor Peternakan (NTP-T) Pada bulan Maret 2017 NTP-T mengalami penurunanan sebesar 0,57 persen yang disebabkan karena indeks harga yang diterima petani mengalami penurunan sebesar 0,56 persen sementara indeks harga yang dibayar petani naik sebesar 0,38 persen. Penurunan yang terjadi pada It karena turunnya indeks pada dua kelompok peternakan, yakni kelompok unggas turun 1,44 persen dan kelompok hasil ternak turun 1,23 persen. Dua kelompok lainnya mengalami kenaikan yakni ternak besar naik 0,32 persen dan kelompok ternak kecil naik 0,72 persen. Kenaikan indeks pada kelompok ternak besar dipengaruhi oleh naiknya harga kerbau; pada kelompok ternak kecil kenaikan dipengaruhi oleh naiknya harga kambing; pada hasil ternak penurunan dipengaruhi oleh turunnya harga telur ayam buras, telur itik, telur ayam ras dan penurunan pada unggas dipengaruhi oleh turunya harga ayam ras pedaging dan ayam buras. Kenaikan indeks pada Ib yang sebesar 0,02 persen dipengaruhi oleh naiknya Indeks KRT 0,38 persen, meskipun indeks BPPBM mengalami penurunan 0,41 persen. e. Subsektor Perikanan (NTNP) NTNP pada bulan Maret 2017 mengalami penurunan sebesar 0,12 persen dari 106,03 menjadi 105,90 persen. Hal ini karena laju kenaikan indeks harga yang diterima petani yang sebesar 0,10 persen lebih lambat dibandingkan dengan laju kenaikan pada indeks harga yang dibayar petani yang naik sebesar 0,22 persen. Kenaikan yang terjadi pada It Berita Resmi Statistik Provinsi Banten No. 19/04/36/Th.XI, 3 April 2017 5

karena naiknya indeks kelompok budidaya sebesar 0,45 persen meskipun diperlambat oleh penurunan kelompok penangkapan sebesar 0,26 persen. Kenaikan Ib sebesar 0,22 persen disebabkan naiknya Indeks KRT dan BPPBM masing-masing sebesar 0,20 persen dan 0,25 persen. 1) Kelompok Penangkapan Ikan (NTN) Pada Maret 2017, NTN turun sebesar 0,44 persen dari 120,05 menjadi 119,52. Hal ini terjadi karena It mengalami penurunan sebesar 0,26 persen, sementara Ib justru mengalami kenaikan sebesar 0,19 persen. Penurunan It disebabkan oleh turunnya harga di sebagian besar ikan pada kelompok tangkap antara lain: tembang, kerapu, tenggiri, gulamah, bawal, kembung dan lainnya. Sedangkan kenaikan pada Ib disebabkan karena KRT mengalami kenaikan sebesar 0,20 persen dan BPPBM naik 0,16 persen. 2) Kelompok Budidaya Ikan (NTPi) Pada Maret 2017, NTPi naik sebesar 0,21 persen atau naik dari 95,09 persen menjadi 95,28 persen. Hal ini terjadi karena laju kenaikan It yang sebesar 0,45 persen, lebih lambat dari laju kenaikan Ib yang naik sebesar 0,24 persen. Kenaikan It disebabkan oleh naiknya harga ikan pada kelompok budidaya air tawar sebesar 0,85 persen yakni harga ikan lele, mas, dan mujair meski diperlambat dengan penurunan kelompok budidaya air payau sebesar 0,06 persen yang disebabkan turunnya harga bandeng. Sementara itu, Ib yang mengalami kenaikan karena IKRT dan BPPBM mengalami kenaikan masing-masing 0,20 persen dan 0,33 persen. 4. Indeks Harga Konsumen Pedesaan Perubahan Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) mencerminkan angka inflasi/deflasi di pedesaan. Pada bulan Maret 2017 dari pantauan di empat Kabupaten di Provinsi Banten, terjadi infllasi di perdesaan sebesar 0,22 persen. Pemicu infllasi tertinggi adalah inflasi pada makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 1,22 persen, yang dikuti kelompok sandang 1,21 persen, kelompok kesehatan 0,79 persen, kelompok perumahan 0,59 persen, kelompok transportasi dan komunikasi 0,33 persen, dan kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga 0,07 persen. Kelompok bahan makanan mengalami deflasi 0,75 persen. Tabel 3 IKRT, Inflasi Perdesaan Provinsi Banten Menurut Kelompok Pengeluaran Bulan Maret 2017 (2012=100) KELOMPOK IKRT IKRT Februari IKRT Maret Inflasi Perdesaan (persen) UMUM 128.15 128.43 0.22 1. Bahan Makanan 132.41 131.42-0.75 2. Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan Tembakau 128.09 129.65 1.22 3. Perumahan 129.98 130.75 0.59 4. Sandang 120.54 122.00 1.21 5. Kesehatan 122.24 123.21 0.79 6. Pendidikan,Rekreasi&Olah Raga 115.73 115.81 0.07 7. Transportasi & Komunikasi 122.03 122.43 0.33 6 Berita Resmi Statistik Provinsi Banten No. 19/04/36/Th.XI, 3 April 2017

5. Perbandingan antar Provinsi di Indonesia Pada Bulan Maret 2017 dari 33 provinsi di Indonesia sebanyak 16 provinsi yang NTP-nya berada di atas angka 100. NTP tertinggi dicapai oleh Provinsi Sulawesi Barat dengan nilai indeks sebesar 105,44 yang diikuti oleh Provinsi Bali sebesar 104,72 dan Provinsi Gorontalo sebesar 104,43. Sedangkan Nilai Tukar Petani terendah terjadi di Provinsi Sulawesi Utara sebesar 91,65. NTP nasional sebesar 99,95 yang mengalami penurunan sebesar 0,38 persen dari bulan sebelumnya yang tercatat sebesar 100,33. Tabel 3 Nilai Tukar Petani Seluruh Provinsi di Indonesia Maret 2017 (2012=100) Perubahan Perubahan Provinsi NTP Rangking Provinsi NTP Rangking (%) (%) Sulawesi Barat 105.44-0.91 1 DKI 98.95-1.37 18 Bali 104.72-1.01 2 Kalimantan Timur 98.25-0.74 19 NTB 104.71 0.13 3 Sumatera Barat 98.19-0.46 20 Gorontalo 104.43-0.84 4 Banten 98.19 0.27 21 Lampung 103.82-0.36 5 Kepulauan Riau 98.16-0.99 22 Riau 103.50-0.29 6 Bangka Belitung 98.14-1.03 23 Jawa Barat 102.37-0.16 7 Jawa Tengah 97.50-0.53 24 Jawa Timur 101.66-0.15 8 Kalimantan Barat 97.42-1.30 25 Papua Barat 101.33 0.58 9 Kalimantan Selatan 97.38-1.20 26 Yogyakarta 101.32-0.45 10 Sulawesi Tenggara 96.16-1.13 27 Maluku Utara 101.01-0.18 11 Papua 96.07-0.03 28 Jambi 100.99-0.77 12 Bengkulu 95.37-0.52 29 NTT 100.84-0.18 13 Sulawesi Tengah 95.36-0.96 30 Sulawesi Selatan 100.74-0.66 14 NAD 95.11-0.35 31 Maluku 100.39 0.37 15 Sumatera Selatan 94.94-0.94 32 Kalimantan Tengah 100.14-0.37 16 Sulawesi Utara 91.65-0.89 33 Sumatera Utara 99.77-0.03 17 Nasional 99,95-0.38 6. Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP) Subsektor Pada Maret 2017 terjadi kenaikan NTUP sebesar 0,27 persen. Hal ini terjadi karena laju kenaikan pada It mengalami yang naik sebesar 0,50 persen masih lebih cepat dibandingkan dengan laju kenaikan pada indeks BPBBM yang naik sebesar 0,48 persen. Jika dilihat per subsektor, kenaikan NTUP disebabkan oleh naiknya NTUP pada dua (2) subsektor yakni subsektor hortikultura naik 0,03 persen dan subsector tanaman perkebunan rakyat naik. Tiga subsektor tanaman perkebunan rakyat turun 1,96 persen. Sementara tiga (3) subsector yakni subsector tanaman pangan turun 0,70 persen, subsektor peternakan turun 0,15 persen dan subsektor perikanan yang naik sebesar 0,15 persen. Berita Resmi Statistik Provinsi Banten No. 19/04/36/Th.XI, 3 April 2017 7

Tabel 4 Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian per Subsektor dan Persentase Perubahannya, Maret 2017 (2012=100) Subsektor Februari Maret Perubahan (%) (1) (2) (3) (4) 1. Tanaman Pangan 101,13 100.42-0.70 2. Hortikultura 108,04 108.08 0.03 3. Tanaman Perkebunan Rakyat 100,95 102.94 1.96 4. Peternakan 105,40 105.25-0.15 5. Perikanan 112,89 112.72-0.15 a. Tangkap 127,52 127.00-0.41 b. Budidaya 101,42 101.55 0.13 Gabungan 103,34 103.37 0.03 8 Berita Resmi Statistik Provinsi Banten No. 19/04/36/Th.XI, 3 April 2017

B. PERKEMBANGAN HARGA PRODUSEN GABAH Rata-rata harga gabah di tingkat petani pada Maret dibandingkan keadaan Februari, untuk Gabah Kering Panen (GKP) mengalami kenaikan 1,57 persen dan untuk Gabah di luar kualitas naik sebesar 5,62 persen. Rata-rata harga gabah bulan Maret 2017 di tingkat penggilingan untuk kualitas GKP Rp. 3.999 per kg,- dan kualitas rendah Rp. 3.646,- per kg. Dari keseluruhan observasi diperoleh harga gabah terendah di tingkat petani sebesar Rp. 2.900,- per kg untuk kualitas rendah dengan varietas Ciherang dan harga tertinggi di tingkat petani sebesar Rp 4.400,- per kg untuk kualitas rendah dengan varietas ciherang Pada Maret 2017, dari seluruh observasi yang dilakukan ditemukan kualitas GKP sebanyak 73,58 persen, dan kualitas rendah/di luar kualitas 26,42 persen. Dari keseluruhan observasi diperoleh harga gabah terendah di tingkat petani sebesar Rp. 2,900,- per kg untuk kualitas rendah dengan varietas Ciherang dan harga tertinggi di tingkat petani sebesar Rp 4.400,- per kg untuk kualitas rendah dengan varietas ciherang. Tabel 5 Banyaknya Observasi Harga Gabah di Tingkat Petani dan Penggilingan, dan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) menurut Kelompok Kualitas, Maret 2017 Kelompok Kualitas Persentase Jumlah Obser-vasi Harga Gabah di Tingkat Petani (Rp./Kg.) Terendah Tertinggi Rata-Rata Rata-rata Harga Tingkat Penggilingan (RP/Kg) Harga Pembelian Pemerintah (HPP)* (Rp./Kg.) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) G K P 73,58% 3.400 4.200 3.862 3.999 Gabah Kualitas Rendah 26,42% 2.900 4.400 3.557 3.646 - Petani 3.700 Penggilingan 3.750 Keterangan: GKG: kadar air 14 persen dan kadar lain 3 persen. GKP: kadar air (14,01-25persen) dan kadar lain (3,01-15persen).Kualitas rendah: kadar air > 25 persen atau kadar lain > 15persen * HPP di tingkat penggilingan berdasarkan INPRES NOMOR 5 TAHUN 2015 TANGGAL 17 Maret 2015 2. Rata rata Komponen Mutu Untuk rata rata komponen mutu yang terdiri dari kadar air (KA) dan kadar hampa/kotoran (KH), yaitu untuk gabah dengan kualitas GKP KA nya sebesar 15,99 persen dan KH nya 5,78 persen; sedangkan untuk Kualitas rendah KA nya 21,75 persen dan KH 11,73 persen. Berita Resmi Statistik Provinsi Banten No. 19/04/36/Th.XI, 3 April 2017 9

Kelompok Kualitas Tabel 3 Rata rata Komponen Mutu Gabah menurut Kualitas Gabah Januari - Maret 2017 Kadar Air (persen) Kadar Hampa/Kotoran (persen) Januari Februari Maret Januari Februari Maret (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) GKG 13,60 - - 2,40 - - GKP 13,58 16,50 15,99 5,18 5,08 5,78 Kualitas Rendah 14,17 20,93 21,75 10,23 11,06 11,73 4. Rata rata Harga Gabah Menurut Kualitas Rata-rata harga harga gabah kualitas kering panen (GKP) di tingkat penggilingan sebesar Rp. 3.999,- per kg sementara di tingkat petani rata-rata harga gabah kualitas GKP sebesar Rp. 3.862,- per kg. Untuk gabah kualitas GKP di tingkat penggilingan mengalami kenaikan rata-rata harga sebesar 1,84 persen dan di tingkat petani juga mengalami kenaikan rata-rata harga yakni sebesar 1,57 persen. Tabel 5 Rata-rata Harga Gabah di Tingkat Petani dan Penggilingan menurut Kualitas Januari Maret 2017 T ing ka t P engg il ing an (R p / Kg ) T ing ka t P e t ani (Rp /Kg) K u al i t as J an 17 F eb 17 Maret 17 P e rs en t s se Perubahan K o l ( 4 ) t h d (3 ) Jan 17 Feb 17 Mar 17 P e rs en t a se P e rubahan K o l ( 8 ) th d ( 7 ) ( 1 ) ( 2 ) ( 3 ) ( 4 ) ( 5 ) ( 6 ) ( 7 ) ( 8 ) ( 9 ) G K G 5.050 - - - 5.000 - - - G K P 4.300 3.927 3,999 1.84 4.184 3.802 3,862 1.57 K u al i t as r end ah 3.600 3.493 3,646 4.40 3.500 3.368 3,557 5.62 10 Berita Resmi Statistik Provinsi Banten No. 19/04/36/Th.XI, 3 April 2017

C. PERKEMBANGAN UPAH BURUH UPAH NOMINAL HARIAN BURUH TANI PROVINSI BANTEN MARET 2017 SEBESAR Rp 45.240,- Upah nominal buruh tani pada Maret 2017 dibanding upah buruh tani Februari mengalami kenaikan sebesar 1,29 persen atau naik dari Rp. 45.240,- per hari menjadi Rp. 45.824,- per hari. Secara riil*) mengalami kenaikan 1,07 persen yakni naik dari Rp. 35.301- per hari menjadi Rp. 35.680,- per hari *) Upah riil = upah nominal/indeks konsumsi rumah tangga perdesaan (2012=100) Secara umum, rata-rata upah nominal buruh tani pada Maret 2017 dibanding upah buruh tani Februari mengalami kenaikan sebesar 1,29 persen atau naik dari Rp. 45.240,- per hari menjadi Rp. 45.824,- per hari. Secara riil mengalami kenaikan 1,07 persen atau naik dari Rp. 35.301,- per hari menjadi Rp. 35.680,- per hari. Tabel 6 Ringkasan Upah Buruh Tani Provinsi Banten Per Hari (rupiah) Januari - Maret 2017 Rincian Jenis Upah Bulan Januari 17 Februari 17 Maret 17 % Perubahan Maret 2017 thd Februari (1) (2) (3) (4) (5) (6) Provinsi Upah Nominal 44.287 45.240 45.824 1,29 Upah Riil *) 34.849 35.301 35.680 1,07 *) Upah riil = upah nominal/indeks konsumsi rumah tangga perdesaan (2012=100) Berita Resmi Statistik Provinsi Banten No. 19/04/36/Th.XI, 3 April 2017 11

BPS PROVINSI BANTEN Informasi lebih lanjut hubungi: Ir. AgoesSoebeno, M.Si. Kepala BPS Provinsi Banten Telepon: 0254-267027 E-mail : bps3600@bps.go.id Website : banten.bps.go.id 12 Berita Resmi Statistik Provinsi Banten No. 19/04/36/Th.XI, 3 April 2017