EVALUASI PENGEMBANGAN AREA UNTUK KABUPATEN SIDOARJO MENGGUNAKAN MOHAMMAD RIFAI

dokumen-dokumen yang mirip
EVALUASI PENGEMBANGAN AREA UNTUK RELOKASI PERMUKIMAN AKIBAT BENCANA LUMPUR LAPINDO MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

STUDI TENTANG IDENTIFIKASI LONGSOR DENGAN MENGGUNAKAN CITRA LANDSAT DAN ASTER (STUDI KASUS : KABUPATEN JEMBER)

Program Studi Teknik Geomatika, FTSP, ITS-Sukolilo, Surabaya, Abstrak

SEMINAR TUGAS AKHIR. Oleh: Aninda Nurry M.F ( ) Dosen Pembimbing : Ira Mutiara Anjasmara ST., M.Phil-Ph.D

PEMETAAN DAN PENYUSUNAN BASISDATA RUANG TERBUKA HIJAU (RTH) KOTA DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (STUDI KASUS DI KOTA SURABAYA)

PERHITUNGAN VOLUME DAN SEBARAN LUMPUR SIDOARJO DENGAN CITRA IKONOS MULTI TEMPORAL 2011

APLIKASI SIG UNTUK PEMBUATAN DATA POKOK EVALUASI RAWAN GENANGAN

Perumusan Masalah Bagaimana kondisi perubahan tutupan lahan yang terjadi di daerah aliran sungai Ciliwung dengan cara membandingkan citra satelit

EVALUASI KEMAMPUAN LAHAN UNTUK PENGEMBANGANN PARIWISATA DENGAN MENGGUNAKAN DATA CITRA SATELIT FELIK DWI YOGA PRASETYA

Pemetaan Pola Hidrologi Pantai Surabaya-Sidoarjo Pasca Pembangunan Jembatan Suramadu dan Peristiwa Lapindo Menggunakan Citra SPOT 4

PENGEMBANGAN POTENSI WISATA ALAM KABUPATEN TULUNGAGUNG DENGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

ANALISA PERUBAHAN TATA GUNA LAHAN WILAYAH SURABAYA BARAT MENGGUNAKAN CITRA SATELIT QUICKBIRD TAHUN 2003 DAN 2009

Ayesa Pitra Andina JURUSAN TEKNIK GEOMATIKA FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2014

ANALISA PERUBAHAN POLA DAN TATA GUNA LAHAN SUNGAI BENGAWAN SOLO dengan menggunakan citra satelit multitemporal

ANALISA TUTUPAN LAHAN TERHADAP RENCANA INVESTASI DI KECAMATAN LABANG, KABUPATEN BANGKALAN PASCA SURAMADU DENGAN CITRA SPOT-5

PEMETAAN DAERAH RAWAN LONGSOR DENGAN PENGINDERAAN JAUH DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (STUDI KASUS HUTAN LINDUNG KABUPATEN MOJOKERTO)

Jurusan Teknik Geomatika Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Aninda Nurry M.F., Ira Mutiara Anjasmara Jurusan Teknik Geomatika FTSP-ITS, Kampus ITS Sukolilo, Surabaya,

STUDI PEMBUATAN PETA BATAS DAERAH KABUPATEN MENGGUNAKAN TEKNOLOGI PENGINDERAAN JAUH DENGAN DATA CITRA LANDSAT 7 ETM DAN DEM SRTM

KAJIAN CITRA RESOLUSI TINGGI WORLDVIEW-2

PEMETAAN DAN PENYUSUNAN BASISDATA RUANG TERBUKA HIJAU (RTH) KOTA DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (STUDI KASUS KOTA SURABAYA)

EVALUASI PERENCANAAN TATA GUNA LAHAN WILAYAH PERKOTAAN (STUDI KASUS KEC.LOWOKWARU, KOTA MALANG) Fransiscus Hamonangan Hutabarat 1, Muhammad Taufik 1

EVALUASI KESESUAIAN LAHAN PERUNTUKAN KAWASAN PERMUKIMAN, INDUSTRI, MANGROVE WILAYAH PESISIR UTARA SURABAYA TAHUN 2010 DAN 2014

PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK PREDIKSI PENGGUNAAN DAN PERUBAHAN LAHAN MENGGUNAKAN CITRA IKONOS MULTISPEKTRAL

Evaluasi Kesesuaian Lahan Peruntukan Kawasan Permukiman, Industri, Mangrove Wilayah Pesisir Utara Surabaya Tahun 2010 dan 2014

EVALUASI PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN WILAYAH PERAIRAN PESISIR SURABAYA TIMUR SIDOARJO DENGAN MENGGUNAKAN CITRA SATELIT MULTITEMPORAL

JUDUL TUGAS AKHIR PEMETAAN GEOLOGI DENGAN MENGGUNAKAN DATA CITRA ALOS DI DAERAH PEGUNUNGAN SELATAN ( Kabupaten Wonogiri Jawa Tengah )

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan penelitian dengan judul Dampak Pembangunan Jalan Arteri

SeminarTugas akhir BEN PRAYOGO HILLMAN ( )

III. METODOLOGI. 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

NUR MARTIA

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. X, No. X, (XXXX) ISSN: XXXX-XXXX (XXXX-XXXX Print) 1

SEMINAR TUGAS AKHIR WIDI RESTU GINANJAR

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE

Analisa Ketelitian Geometric Citra Pleiades Sebagai Penunjang Peta Dasar RDTR (Studi Kasus: Wilayah Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur)

BAB III KEGIATAN KERJA PRAKTIK. a. Surat permohonan kerja praktik dari Fakultas Teknik Universitas. lampung kepada CV.

METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran

BAB III METODE PENILITIAN. Lokasi penelitian mengambil daerah studi di Kota Gorontalo. Secara

METODOLOGI PENELITIAN

Anita Dwijayanti, Teguh Hariyanto Jurusan Teknik Geomatika FTSP-ITS, Kampus ITS Sukolilo, Surabaya,

BAB 3 METODE PENELITIAN

IV. METODOLOGI 4.1. Waktu dan Lokasi

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 2, (2017) ISSN: ( Print) A-572

ANALISA KESEHATAN VEGETASI MANGROVE BERDASARKAN NILAI NDVI (NORMALIZED DIFFERENCE VEGETATION INDEX ) MENGGUNAKAN CITRA ALOS

SEMINAR TUGAS AKHIR INVENTARISASI WILAYAH RAWAN BENCANA BANJIR DAN LONGSOR DI JAWA TIMUR MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

Analisa Kondisi Ekosistem Mangrove Menggunakan Data Citra Satelit Multitemporal dan Multilevel (Studi Kasus: Pesisir Utara Surabaya)

STUDI TENTANG IDENTIFIKASI LONGSOR DENGAN MENGGUNAKAN CITRA LANDSAT DAN ASTER (STUDI KASUS : KABUPATEN JEMBER)

Analisis Ketelitian Geometric Citra Pleiades 1B untuk Pembuatan Peta Desa (Studi Kasus: Kelurahan Wonorejo, Surabaya)

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. X, No. X, (2013) ISSN: ( Print) 1 II. METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI. Gambar 4. Peta Lokasi Penelitian

PENGGUNAAN CITRA RESOLUSI TINGGI SEBAGAI DATA DASAR UNTUK RENCANA TATA RUANG KOTA (Studi Kasus : Kecamatan Rungkut, Surabaya)

METODE. Waktu dan Tempat

BAB III KEGIATAN KERJA PRAKTIK. Persiapan

EVALUASI PERKEMBANGAN DAN PERSEBARAN PEMBANGUNAN APARTEMEN SESUAI DENGAN RTRW SURABAYA TAHUN 2013 (Studi Kasus : Wilayah Barat Kota Surabaya)

STUDI PERUBAHAN SUHU PERMUKAAN LAUT (SPL) MENGGUNAKAN SATELIT AQUA MODIS

EVALUASI KEMAMPUAN LAHAN UNTUK MENDUKUNG PENGEMBANGAN PARIWISATA DENGAN MENGGUNAKAN DATA CITRA SATELIT

Perumusan Masalah Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana cara memperoleh

III. BAHAN DAN METODE

BAB III METODE PENELITIAN. ditentukan sesuai dengan SNI nomor :1994 yang dianalisis dengan

PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PENANGANAN KAWASAN BENCANA ALAM DI PANTAI SELATAN JAWA TENGAH

BAB III. METODE PENELITIAN

Gambar 3. Peta Orientasi Lokasi Studi

Bab III Pelaksanaan Penelitian

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB III METODE PENELITIAN. Secara astronomi Kecamatan Cipanas terletak antara 6 o LS-6 o LS

Evaluasi Produktivitas dan Perubahan Sarana dan Prasarana Pelabuhan Tanjung Perak Menggunakan Penginderaan Jauh dan SIG

Gambar 7. Lokasi Penelitian

SIDANG TUGAS AKHIR IDENTIFIKASI KERUSAKAN HUTAN DI DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) MENGGUNAKAN DATA CITRA LANDSAT 7 DAN LANDSAT

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

III. BAHAN DAN METODE

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ANALISA PERUBAHAN POLA HIDROLOGI DI DAERAH MUARA KALI PORONG PASCA PERISTIWA LAPINDO DENGAN CITRA SATELIT SPOT 4 DAN ALOS

IV. METODE PENELITIAN

PEMANFAATAN CITRA PENGINDERAAN JAUH DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK PEMETAAN LAHAN KRITIS DI DAERAH KOKAP DAN PENGASIH KABUPATEN KULONPROGO

STUDI TENTANG PENGUKURAN DAN PEMETAAN PADA PELAKSANAAN LANDREFORM DI INDONESIA. Ali Pebriadi

Perubahan Tata Guna Lahan Terhadap Kawasan Rawan Genangan Di Surabaya Utara Berbasis Sistem Informasi Geografis (SIG) dan Penginderaan Jauh (INDERAJA)

APLIKASI PJ UNTUK PENGGUNAAN TANAH. Ratna Saraswati Kuliah Aplikasi SIG 2

METODE PENELITIAN. deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu

Kata Kunci : Landreform, Pengukuran, Pemetaan

Noorlaila Hayati, Dr. Ir. M. Taufik Program Studi Teknik Geomatika, FTSP-ITS, Surabaya, 60111, Indonesia

STUDI PEMANTAUAN LINGKUNGAN EKSPLORASI GEOTHERMAL di KECAMATAN SEMPOL KABUPATEN BONDOWOSO dengan SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

BAB IV ANALISIS 4.1 Analisis Terhadap Citra Satelit yang digunakan 4.2 Analisis Terhadap Peta Rupabumi yang digunakan

ANALISIS SEBARAN TOTAL SUSPENDED SOLID (TSS) DAN PERUBAHAN GARIS PANTAI DI MUARA PERANCAK BALI DENGAN MENGGUNAKAN DATA CITRA SATELIT MULTITEMPORAL

Oleh : Eka Anggita Yuliati

Gambar 6. Peta Lokasi Kabupaten Majalengka (Sumber : PKSKL IPB 2012)

BAB II PEMBAHASAN 1. Pengertian Geogrhafic Information System (GIS) 2. Sejarah GIS

Bab III Pelaksanaan Penelitian

Norida Maryantika 1, Lalu Muhammad Jaelani 1, Andie Setiyoko 2.

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN

BAB III METODOLOGI. 3.1 Waktu dan Lokasi penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Kajian Nilai Indeks Vegetasi Di Daerah Perkotaan Menggunakan Citra FORMOSAT-2 Studi Kasus: Surabaya Timur L/O/G/O

DI SURABAYA MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

MATERI DAN METODE. Prosedur

Visualisasi Perubahan Volume Dan Elevasi Permukaan Lumpur Dengan Citra Satelit Resolusi Tinggi Temporal Untuk Monitoring Lumpur Sidoarjo

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

KAJIAN KEPEMILIKAN SUMBER DAYA ALAM NON HAYATI DALAM WILAYAH 12 MIL LAUT (STUDI KASUS : Pulau Pagerungan Besar dan Kecil, Kabupaten Sumenep) Abstrak

Transkripsi:

EVALUASI PENGEMBANGAN AREA UNTUK PERMUKIMAN DI SEBAGIAN WILAYAH KABUPATEN SIDOARJO MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS MOHAMMAD RIFAI 3505 100 032

LATAR BELAKANG Bencana lumpur lapindo yang terjadi sejak tanggal 27 Mei 2006 telah mengakibatkan menyebabkan tergenangnya kawasan permukiman, pertanian, dan perindustrian ditigakecamatan disekitarnya. Total warga yang mengungsi sebanyak 2.605 KK (9.936936 jiwa). Jumlah bangunan yang terendam lumpur sebanyak 10.590 unit dengan rincian: 10.426 tempat tinggal, 33 sekolah, 4 kantor, 31 pabrik, 65 rumah ibadah (8 masjid dan 57 musholla), 28 TPQ (termasuk 2 ponpes dan 1 panti), dan 3 lainnya tidak jelas (TPS LUSI, 2007).

LATAR BELAKANG Akibat bencana tersebut, maka Pemerintah Kabupaten Sidoarjo merekonstruksi kawasan permukiman ke wilayah kecamatan Krian, Taman, Sukodono, Buduran, Sidoarjo dan Candi. Ketepatan dalam pemilihan lokasi untuk permukiman mempunyai arti yang penting dalam aspek keruangan karena akan menentukan tingkat keawetan bangunan, nilai ekonomis, dampak permukiman terhadap lingkungan disekitarnya, atau bahkan dapat menyebabkan permukiman tersebut terkena bencana alam seperti tanah longsor, banjir dan erosi.

PERUMUSAN MASALAH Bagaimana pengaplikasian i Sistem Informasi Geografis dan pengolahan citra SPOT 4 agar bisa digunakan untuk mengevaluasi pengembangan area untuk permukiman di Kabupaten Sidoarjo.

BATASAN MASALAH Penelitian ini dilakukan di sebagian wilayah Kabupaten Sidoarjo, yaitu kecamatan Krian, Taman, Sukodono, Buduran, Sidoarjo dan Candi. Peta yang digunakan adalah peta RBI tahun 1999 dengan skala 1:25.000 terbitan BAKOSURTANAL Citra yang digunakan adalah citra SPOT 4 multispektral dan citra SPOT 4 pankromatik tahun 2009. Pengolahan data spasial dan tabular menggunakan metode SIG. Parameter yang digunakan adalah Tata Guna Lahan, Genangan Air, Ketinggian, Jaringan Jalan, Jaringan Air Bersih, Sistem Drainase dan Lumpur Lapindo. Metode yang digunakan untuk evaluasi adalah metode scoring.

Tujuan Penelitian Untuk mengetahui ikl kelas kesesuaian lahan lh terhadap pengembangan area untuk permukiman kembali akibat bencana lumpur Lapindo di sebagian wilayah Kabupaten Sidoarjo.

Manfaat Penelitian Suatu informasi i mengenai ketepatan dalam pemilihan lokasi untuk permukiman terhadap pengembangan area untuk permukiman di sebagian wilayah Kabupaten Sidoarjo.

Lokasi Penelitian

Peralatan Perangkat keras (Hardware) Notebook LENOVO Dual Core (Memori DDR 1 GB, Hardisk 160 GB) Printer Epson T20E GPS Navigasi Garmin ettrex H High Senitivity (Track log: 10.000 points, 10 saved tracks, High Senitivity receiver, Waterproof) Perangkat lunak (Software) Sistem Operasi Windows XP Profesional Version 2002 Service pack 2 Microsoft Word 2007 Microsoft Excel 2007 Autodesk Land Desktop 2004 ER Mapper 7.0 MatLab 7.0 ArcGIS 9.2

Bahan Citra satelit SPOT 4 Multispektral dan Pankromatik Kabupaten Sidoarjo tanggal 5 Juli 2009 Peta Rupa Bumi Digital Indonesia (RBI) Skala 1:25.000 tahun 1999 Peta Jaringan Jalan Kabupaten Sidoarjo skala 1:50.000 tahun 2009 sumber Bappeda KabupatenSidoarjo Peta Tata Guna Lahan Kabupaten Sidoarjo skala 1:50.000 tahun 2009 sumber Bappeda Kabupaten Sidoarjo Peta Jaringan Air Bersih Kabupaten Sidoarjo skala 1:50.000000 tahun 2009 sumber Bappeda Kabupaten Sidoarjo Peta Tinggi Kabupaten Sidoarjo skala 1:25.000 sumber RBI Bakosurtanal Peta Genangan Air Kabupaten Sidoarjoskala1:50.000 tahun 2009 sumber Dinas PU Pengairan Kabupaten Sidoarjo Peta Genangan Air Kabupaten Sidoarjo skala 1:20.000 tahun 2006 sumber Dinas PU Cipta Karya Kabupaten Sidoarjo Data Kriteria/Parameter untuk Evaluasi Pemukiman

Metodologi Penelitian Tahap pengumpulan data Pengumpulan data berupa peta peta tematik, citra satelit SPOT 4 tahun 2009 dan data tabular. Tahap pengolahan data pengolahan dari data data yang telah diambil dari lapangan dan data penunjang lain. Tahap analisa analisa dengan menggunakan fungsi spatial analyst, 3D analyst, tumpang tindih (overlay), pembobotan (weighting), pengharkatan (scoring), dan kelas (class) Pembobotan (weighting), pengharkatan (scoring), dan kelas (class) yang telah dilakukan tersusun atas 5 kl kelas yaitu S1 (sangat sesuai), S2 (cukup sesuai), S3 (sesuai marginal), N1 (tidak sesuai saat ini), dan N2 (tidak sesuai permanen). Pemberian bobot setiap parameter ditentukan sebesar 1/6. Penyusunan laporan

Hasil dan Pembahasan Titik Kontrol (Strenght of Figure) proses pansharpen Besar SoF setelah dilakukan perhitungan adalah 0,0069 proses interpretasi Besar SoF setelah dilakukan perhitungan adalah 0,00038986 Koreksi Geometrik Tahap pansharpen rata rata RMS sebesar 0,104. pergeseran rata rata = 0,104 x 20 m = 2,08 m Tahap interpretasi rata rata RMS sebesar 0,435. pergeseran rata rata = 0,435 x 10 m = 4,35 m.

Hasil dan Pembahasan Uji Ketelitian Ktliti JSL : 92 JKI : 92 17 = 75 KI = (JKI/JSL) x 100% KI = 81,52% Sehingga dengan nilai 81,52%, maka klasifikasi dianggap benar karena memiliki nilai di atas 80%. (Anderson dalam Febrianto, 2006)

Hasil dan Pembahasan Klasifikasi i Citra Terjadi perbedaan dengan luas daerah penelitian sebesar 40,59 ha. Disebabkan terjadinya penambahan luasan di wilayah pesisir terutama hutan mangrove yaitu sebesar 13,3 ha di wilayah kecamatan Buduran dan 27,56 ha di wilayah kecamatan Sidoarjo. Sedangkan untuk kecamatan yang lain disebabkan karena ada piksel dari citra yang tidak dapat diklasifikasikan secara digital oleh komputer.

Kesesuaian Lahan Untuk Permukiman

Kesesuaian Lahan Untuk Permukiman Dari tabel bl4.14 dapat diketahui i bahwa bh kelas kl kesesuaian lahan untuk permukiman per kecamatan didominasi oleh kelas S2 (cukup sesuai) dengan prosentase rata rata 57,53%. Kecamatan Ki Krian dan Taman merupakan wilayah dengan kelas kesesuaian lahan untuk permukiman yang baik.

Kesesuaian Lahan Untuk Permukiman Terkini

Kesesuaian Lahan Untuk Permukiman Terkini Dari tabel bl 4.15 dapat tdiketahui i bahwa bh luas lahan lh permukiman yang paling besar per tanggal 5 Juli 2009 terdapat di kecamatan Sidoarjo dengan kelas kesesuaian lahan untuk permukiman S1 (sangat sesuai) sebesar 46,12%. Sedangkan luas lahan permukiman yang paling rendah terdapat di kecamatan Buduran. Kecamatan Krian mempunyai kelas kesesuaian lahan permukiman terkini yang sangat baik dibandingkan lainnya

Kesesuaian Lahan Tata Guna Lahan Untuk Permukiman

Kesesuaian Lahan Tata Guna Lahan Untuk Permukiman Dari tabel 4.16 416dapat diketahui bahwa luas lahan permukiman yang paling besar terdapat di kecamatan Sukodono. Sedangkan luas lahan permukiman yang paling rendah terdapat di kecamatan Buduran Peningkatan lahan permukiman yang paling besar terjadi di kecamatan Sukodono sebesar 148,21%. Sd Sedangkan peningkatan lh lahan untuk permukiman yang paling rendah terdapat di kecamatan Taman sebesar 19,32%.

Kesimpulan Nilai SoF untuk tahap pansharpen adalah 0,0069 0069 dan 0,00038986 untuk tahap interpretasi. Nilai SoF tersebut memenuhi batas toleransi yang diberikan yaitu mendekati nol. Nilai rata rata RMS error untuk tahap pansharpen adalah 0,104 dan 0,435 untuk tahap interpretasi. Hal tersebut menunjukkan bahwa nilai pergeseran pada saat rektifikasi adalah 0,104 x 20 m = 2,08 m dan 0,435 x 10 m = 4,35 m. Nilai terebut memenuhi batas toleransi yang diberikan yaitu 1 pixel (20 m ) dan 1 pixel (10 m). Hasil uji ketelitian klasifikasi citra sebesar 81,52% sehingga klasifikasi i dianggap benar yaitu 80%.

Kesimpulan Kelas Kl kesesuaian lahan lh untuk permukiman daerah penelitian yang paling besar adalah S2 (cukup sesuai) sebesar 14108,85 ha yang merupakan 57,53% dari luas daerah penelitian. Kelas kesesuaian lahan untuk permukiman terkini daerah penelitian yang paling besar adalah dlhs S2 (cukup sesuai) sebesar 4490,95 ha yang merupakan 61,99% dari luas seluruh permukiman daerah penelitian.

Kesimpulan Kelas Kl kesesuaian lahan lh tata guna lahan lh untuk permukiman pada daerah penelitian yang terbesar adalah S2 (cukup sesuai) sebesar 8773,58 yang merupakan 71,25% dari luas seluruh permukiman daerah penelitian. Kelas kesesuaian lahan N1 (tidak sesuai saat ini) dan N2 (tidak sesuai permanen) tidak terdapat pada daerah penelitian sehingga secara umumsesuai untukpermukiman.

Saran Penggunaan citra yang tidak mengalami kerusakan/streapping akan mempermudah pengolahan citra. Pemerataan pembangunan sangat perlu dilakukan k untuk menghindari i kti ketimpangan ekonomi dan sosial.