BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA

dokumen-dokumen yang mirip
IMPROVEMENT COMMON RAIL SYSTEM PADA UNIT UD TRUCKS CWM 330 PT. ASTRA INTERNATIONAL UD TRUCKS

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 Landasan Teori 2.1 Total Quality Management

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN Gambaran Umum Objek Penelitian Sejarah PT. Astra International Tbk. UD Trucks Cabang Bandung

Nama : Gema Mahardhika NIM : Kelas : A PDCA. a) Pengertian

BAB II LANDASAN TEORI

Mesin Diesel. Mesin Diesel

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

ABSTRAK. iii. Universitas Kristen Maranatha

SKRIPSI. Hak Cipta milik UPN "Veteran" Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

LUBRICATING SYSTEM. Fungsi Pelumas Pada Engine: 1. Sebagai Pelumas ( Lubricant )

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK DALAM UPAYA MENURUNKAN TINGKAT KEGAGALAN PRODUK JADI

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI MOTOR DIESEL PERAWATAN MESIN DIESEL 1 SILINDER

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan dari dunia industri menimbulkan persaingan yang kompetitif

BAB 1 PENDAHULUAN. berhubungan erat dengan kepuasan pelanggan, dan akhirnya, mempengaruhi kesuksesan

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN

RPKPS (RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER)

ABSTRAK UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Rumusan Masalah

Gerak translasi ini diteruskan ke batang penghubung ( connectiing road) dengan proses engkol ( crank shaft ) sehingga menghasilkan gerak berputar

BAB IV HASIL DAN ANALISA DATA PENGUJIAN

BAB V ANALISA PEMBAHASAN

TROUBLE SHOOTING SISTEM INJEKSI MESIN DIESEL MITSUBISHI L300 DAN CARA MENGATASINYA

DIGITAL FUEL FLOW CONSUMPTION METER BERBASIS µc AT89C4051

BAB III METODE PENELITIAN

KERJA PEAKTEK BAB III MANAJEMEN PEMELIHARAN SISTEM KERJA POMPA OLI PADA PESAWAT PISTON ENGINE TIPE TOBAGO TB-10

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. 125 pada tahun 2005 untuk menggantikan Honda Karisma. Honda Supra X

BAB III BAGIAN BAGIAN DASAR PADA EXCAVATOR TYPE JS 200

BAB I PENDAHULUAN. kunci yang membawa keberhasilan bisnis, pertumbuhan dan peningkatan posisi

PROSEDUR PEMBELIAN BARANG DAN PERLAKUAN HUTANG PADA PT. ANDALAN SURYA KENCANA : TIFANNY SYAM NPM :

BAB 2 LANDASAN TEORI

TES PENGETAHUAN PRODUK DYNA 2013 WIRANIAGA TOYOTA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Pemeriksaan & Penggantian Oli Mesin

UPAYA PENINGKATAN KUALITAS PRODUK MELALUI ANALISIS JENIS CACAT DENGAN MENGGUNAKAN METODE FMEA PADA PT XYZ

1 BAB 1 PENDAHULUAN. kompetitif. Banyaknya pemain baru bermunculan yang handal dan kompeten di

Penurunan Tingkat Kecacatan dan Analisa Biaya Rework (Studi Kasus di Sebuah Perusahaan Plastik, Semarang)

BAB 2 LANDASAN TEORI. karena apabila diterapkan secara rinci antara produsen dan konsumen akan terjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewasa ini teknologi informasi sudah diterapkan dalam semua sisi kehidupan

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA

ANALISA PENGURANGAN DEFECT

UJI KERJA INJEKTOR TERHADAP PUTARAN DAN JENIS SEMPROTAN MENGGUNAKAN ALAT UJI INJEKTOR ABSTRAK

ANALISA PERBANDINGAN OLI BERBAHAN DASAR PETROLEUM DENGAN OLI BERBAHAN DASAR NABATI DALAM MENGURANGI TINGKAT KEAUSAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada beberapa perusahaan, apakah ini perusahaan jasa maupun perusahaan

SISTEM ALIRAN BAHAN BAKAR PADA MESIN DIESEL MELALUI PENGATURAN M DEC ( MONITORING AND CONTROL SYSTEM )

BAB 2 Landasan Teori

ANALISIS TERJADINYA HIGH OIL CONSUMPTION PADA LUBRICATION SYSTEM PESAWAT BOEING PK-GGF

BAB III PROSES PERAKITAN KOMPRESOR SHARK L.1/2 HP. mesin dan metode. Sistem manufaktur terbagi menjadi 2, yaitu :

PRAKTIKUM DAC HIDROLIK

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. PT. Citra Tunas Baru Gramindo adalah sebuah perusahaan garmen yang

BAB I PENDAHULUAN. manajemen pemasaran. Salah satu jenis perubahan besar yang terjadi adalah

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang Penelitian

PRESS RELEASE NO: KTB PR MFTBC/REL-006/III/ March Mitsubishi New Fuso FI1217 Andalan Baru Tanpa Lawan

Rencana Pembelajaran Kegiatan Mingguan (RPKPM).

BAB II HASIL SURVEY. seperti Stamping, Casting, Engine dan Assembly di area industri Sunter Jakarta.

KUALITAS, PENDEKATAN INPUT- PROSES-OUTPUT NUR HADI WIJAYA, STP, MM

BAB V ANALISA. pengambilan keputusan untuk menyelesaikan permasalahan.

BAB IV SISTEM BAHAN BAKAR MESIN DIESEL LOKOMOTIF

PERENCANAAN PERAWATAN PREVENTIVE DAN CORRECTIVE PADA KOMPONEN SISTEM HIDROLIK EXCAVATOR KOMATSU PC200-8

Terbakar spontan pada 350 C, sedikit dibawah temperatur bensin yang terbakar sendiri sekitar 500 C.


BAB IX POMPA BAHAN BAKAR (FUEL PUMP)

BAB VI TOTAL QUALITY CONTROL

BAB III LANDASAN TEORI

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. PT. TRIJAYA BAN adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan dan persaingan global. Dengan ketatnya persaingan dalam dunia global

BAB IV METODE PENELITIAN. Perspektif pendekatan penelitian yang digunakan adalah dengan metode

BAB II DESKRIPSI UMUM OBYEK PENELITIAN

BAB 4. ANALISIS dan HASIL PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. PT United Tractors Tbk (PTUT) merupakan salah satu distributor alat-alat berat

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Listrik merupakan salah satu sumber energi yang sangat dibutuhkan oleh

Sumber : PQM Consultant QC Tools Workshop module.

BAB V ANALISA HASIL. membandingkan jumlah kecacatan produk proses produksi Lightening Day Cream

BAB I PENDAHULUAN. terus menciptakan berbagai inovasi-inovasi baru untuk tetap dapat unggul dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB V PEMBAHASAN. perkecil ukurannya sebesar ton per bulan. Sedangkan kemampuan

BAB III METODE PENULISAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Teknik Industri Skripsi Sarjana Semester Genap Tahun 2005/2006

BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. pada tahun 2003 sebagai perusahaan joint venture antara Indonesia Belanda.

BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISA DATA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Pratama Akbar Jurusan Teknik Sistem Perkapalan FTK ITS

BAB III LANDASAN TEORI

1. OVERLOADING ( MUATAN BERLEBIH )

BAB II HASIL SURVEY. Toyota Motor Corporation (saham 49%), Jepang. Selama 30 tahun, PT. Toyota-

Transkripsi:

30 BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA 4.1 Sejarah Perusahaan Sejalan dengan bergantinya merek Nissan Diesel menjadi UD Trucks maka sejak Oktober 2010 PT. Astra Nissan Diesel Indonesia berganti nama menjadi PT. Astra Multi Trucks Indonesia dan Nissan Diesel Sales Operation berganti nama menjadi UD Trucks Sales Operation pada Januari 2011. Untuk pasar Indonesia, PT. Astra Multi Trucks Indonesia (AMT Indonesia) merupakan produsen dan agen tunggal penjualan UD Trucks, termasuk menangani produk - produk pendukungnya. PT. Astra International memiliki 75% saham AMT Indonesia. PT. Astra Multi Trucks Indonesia (AMT Indonesia) merupakan produsen, agen tunggal, dan penyedia produk pendukung untuk UD Trucks di Indonesia. AMT Indonesia secara ekslusif bekerjasama dengan UD Trucks Sales Operation, unit operasional penjualan di dalam Astra International yang menjual dan mendistribusikan UD Trucks di dalam negeri, dan komponen - komponen untuk pasar domestik dan internasional serta layanan purna jual melalui 13 cabang dan jaringan 12 dealer-nya. 30

31 4.2 Hasil Observasi Lapangan Dalam skripsi ini data - data yang dibutuhkan sebagai berikut : 4.2.1 Data Unit CWM 330 Mogok Gambar 4.1 Unit CWM 330 Mogok Dari gambar di atas menjelaskan bahwa produk truk terbaru CWM 330 yang dikeluarkan oleh PT. Astra Internasional UD Trucks masih mengalami kekurangan, yaitu dimana masih ada pelanggan dari PT. Astra Internasional UD Trucks yang menggunakan unit CWM 330 mengalami break down (mogok) pada kondisi truk masih terbilang baru atau baru pemakaian 2 bulan yang terjadi pada bulan Juli 2012 sebanyak 2 unit dari 3 penjualan unit pada bulan Mei 2012 yang terlampir pada LIT (laporan informasi teknik) dari tim servis departemen PT. Astra International UD Trucks. 4.3 Analisis Hasil Pengolahan Data Analisis hasil pengolahan data dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa metode sebagai berikut :

32 1. Metode Siklus PDCA 2. 7 QC Tools (diagram sebab akibat) 4.3.1 Metode Siklus PDCA dan 7 QC Tools Metode siklus PDCA menurut (Sugianto, 2009), menyatakan bahwa siklus PDCA efektif digunakan dalam melakukan pekerjaan dan mengelola program kerja. Di dalam siklus PDCA memungkinkan untuk melakukan dua jenis tindakan perbaikan yaitu perbaikan yang bersifat sementara dan permanen. Tindakan sementara untuk bertujuan mengatasi dan memperbaiki masalah secara praktis. Sedangkan tindakan perbaikan permanen, yang terdiri dari analisis dan menghilangkan akar penyebab untuk mencapai target proses perbaikan terusmenerus. Sesuai dengan istilahnya, terdapat 4 langkah proses, yaitu : 1. Plan, mengacu pada aktivitas identifikasi peluang perbaikan atau identifikasi terhadap cara-cara mencapai peningkatan dan perbaikan. 2. Do, mengacu pada penerapan dan pelaksanaan aktivitas yang direncanakan, yaitu dimana mengumpulkan semua data data yang dibutuhkan untuk dapat dianalisa. 3. Check, mengacu pada verifikasi apakah penerapan tersebut sesuai dengan rencana peningkatan dan perbaikan yang diinginkan. 4. Act, merupakan respon terhadap hasil verifikasi tersebut. Tabel 4.1 Hubungan antara 7 QC Tools dengan siklus PDCA Sumber : Paliska, G., Pavletic, D., Sokovic, M. (2008) Aplication Of Quality Engineering Tools In Process Industri. Dari tabel 4.1 menjelaskan untuk proses Plan dapat dilakukan dengan menggunakan tools histogram, dan flow chart, kemudian untuk proses Do, Check, dan Action dapat dilakukan dengan menggunakan diagram sebab akibat.

33 1. Plan, proses ini dapat dilakukan dengan menggunakan tools histogram, terutama apabila terjadi penyimpangan, maka data tersebut harus dikelompokkan untuk satu jenis pengamatan yang sama sebab distribusi data yang satu mungkin akan berbeda dengan distribusi data lainnya. Dengan pengelompokan data ini, maka analisa akan lebih mudah dibuat. Gambar 4.2 Diagram Histogram Banyak Dan Jenis Kerusakan Pada CWM 330 Dari gambar 4.8 menunjukan bahwa jenis kerusakan yang sering terjadi yaitu pada keadaan unit CWM 330 mogok (break down), dimana terlihat terjadi 2 kerusakan pada keadaan unit CWM 330 mogok (break down), dan terlampir pada LIT (laporan informasi teknik) PT. Astra International UD Trucks, sehingga dengan demikian dapat dilakukan analisis mengapa sering terjadi kerusakan pada fuel system unit CWM 330. 2. Do, proses ini dapat dilakukan dengan menggunakan tools diagram sebab akibat (fishbone diagram), untuk penerapan dan pelaksanaan aktivitas yang direncanakan, serta mengumpulkan semua data data yang dibutuhkan untuk dapat dianalisa.

34 Mesin Material Terawat dengan baik Supply pump kuat terhadap pekerjaaan berat Rutin melakukan penggantian oli Selalu mengontrol kualitas unit Oli yang digunakan bagus Unit CWM 330 Mogok Manusia Bahan Bahan bakar yang digunakan kotor, serta menyaringan solar kurang optimal Gambar 4.3 Diagram Sebab Akibat Dari gambar diagram sebab akibat diatas menjelaskan masalah apa saja yang dapat menyebabkan unit CWM 330 mogok, dari semua aspek diatas sangat mungkin dapat mengakibatkan unit CWM 330 mogok, tetapi dengan menggunakan diagram sebab akibat (fishbone diagram) dapat mengetahui lebih terperinci masalah yang sebenarnya terjadi yang mengakibatkan unit CWM 330 mogok. 3. Check, proses ini dilakukan untuk menganalisa terhadap masalah masalah yang dapat memungkinkan unit CWM 330 mogok, pada gambar 4.9 diagram sebab akibat (fishbone) menjelaskan masalah apa saja yang dapat memungkinkan unit CWM 330 mogok, yaitu terdiri dari : 1. Mesin Dari aspek mesin, penggantian oli sudah dilakukan oleh customer pada km. 896, mesin pun masih dalam keadaan baik. 2. Material Dari aspek material supply pump mengalami kerusakan pada gear pumpnya, gear pump mengalami pecah, sehingga membuat unit CWM 330 mogok. 3. Manusia Dari aspek manusia mekanik dari customer selalu mengecek keadaan unit CWM 330 sebelum beroperasi, baik dari keadaan mesin, ban, transmisi, dan

35 sebagainya, dengan begitu customer selalu memperhatikan keadaan unit CWM 330. 4. Bahan Dari aspek bahan oli yang digunakan oleh customer bagus, dan tidak kotor, berbeda dengan bahan bakar solar yang digunakan terdapat kotoran serta keruh, sehingga faktor ini juga dapat memungkinkan supply pump CWM 330 mengalami kerusakan, dan terlampir pada hasil tes bahan bakar solar dari laboratorium. 4. Action, proses ini dilakukan untuk membuat perbaikan terhadap masalah masalah yang membuat kerusakan pada supply pump yang membuat unit CWM 330 mogok. Dari hasil analisa dengan menggunakan diagram sebab akibat (fishbone) dapat diambil kesimpulan bahwa masalah yang menyebabkan unit CWM 330 mogok adalah dikarenakan penggunaan bahan bakar solar yang tidak bagus, serta penggunaan saringan bahan bakar yang kurang optimal, sehingga mengikis material dari gear pump pada supply pump, karena bahan bakar solar bukan hanya sebagai bahan bakar tetapi juga sebagai pelumas terhadap gear pump pada supply pump, sehingga material pada gear pump dapat terkikis. Unit ini mengalami kerusakan pada bulan juli 2012 bermasalah pada sistem bahan bakar dan terlampir dalam LIT (laporan informasi teknik) dari tim servis departemen PT. Astra International UD Trucks. Sehingga dengan adanya permasalahan tersebut para pelanggan PT. Astra Internasional UD Trucks menyebut CWM 330 dengan menggunakan mesin diesel common rail adalah produk gagal. Penyebab - penyebab kerusakan yang menyebabkan unit CWM 330 mogok yaitu: 1. Kualitas solar di Indonesia yang kurang bagus 2. Penggunaan saringan bahan bakar yang kurang optimal

36 4.3.1.1 Kualitas Solar Kurang Baik Gambar 4.4 Solar Kotor Pada gambar diatas menunjukan bahwa kualitas solar di Jakarta kurang bagus untuk digunakan pada truk - truk di Indonesia yang menggunakan common rail system, pada gambar diatas juga terlihat keadaan solar kotor dan keruh, sehingga terlihat sangat tidak layak untuk digunakan pada truk truk di Indonesia yang menggunakan common rail system, serta dapat memungkinkan terjadinya pembakaran tidak sempurna pada unit CWM 330. Faktor - faktor inilah yang menjadi pengaruh terjadinya unit WM 330 mogok.

37 4.3.1.2 Penggunaan Saringan Bahan Bakar Kurang Optimal Gambar 4.5 Filter Bahan Bakar Unit CWM 330 Gambar diatas menunjukan saringan bahan bakar yang digunakan untuk unit CWM 330, filter bahan bakar tersebut terbilang kurang optimal dalam menyaring kotoran kotoran yang terdapat didalam bahan bakar solar, sehingga menyebabkan terjadinya pembakaran tidak sempurna, serta unit CWM 330 mengalami mogok. 4.3.2 Letak Kerusakan Common Rail System CWM 330 Sumber : Judiyuk. (2009). Diesel Engine Gambar 4.6 Common Rail System

38 Letak kerusakan common rail system pada unit CWM 330 yang menyebabkan mogok ada pada supply pumpnya terlihat pada Gambar 4.4, dimana supply pump unit CWM 330 mengalami kerusakan pada gear pumpnya yang pecah, sehingga supply pump pada unit CWM 330 tidak dapat berputar dan tidak dapat juga menyediakan bahan bakar kepada injektor yang membuat tidak terjadinya pemakaran, sehingga engine dari unit CWM 330 tidak dapat menyala. 4.3.3 Data Kerusakan Supply Pump CWM 330 Gambar 4.7 Gear Pump Supply Pump Pecah Gambar diatas menunjukan kerusakan pada supply pump yang mengalami pecah pada gear pumpnya, kejadian seperti ini dapat terjadi apabila bahan bakar solar yang dihisap dari tangki oleh supply pump kotor, sehingga dapat mengikis gear pump pada supply pump dan membuatnya pecah. 4.4 Pengumpulan dan Pengolahan Data Dari data data yang didapat pada hasil observasi lapangan adalah sebagai berikut : 1. Kualitas solar di Indonesia yang kurang bagus 2. Penggunaan saringan bahan bakar yang kurang optimal 3. Terjadinya kerusakan pada gear pump supply pump

39 Sumber : PT. Astra International Trucks Gambar 4.6 Hasil Observari Lapangan Gambar 4.8 Hasil Observasi Lapangan Dari data data diatas dapat diberikan kesimpulan bahwa penyebab kerusakan gear pump pada supply pump akibat bahan bakar solar yang tidak bagus atau kotor, serta dengan penggunaan saringan bahan bakar yang kurang optimal dalam menyaring kotoran pada bahan bakar solar juga dapat merusak gear pump pada supply pump. Penyebab penyebab kerusakan supply pump ini harus segera di analisa secepat mungkin agar pemakaian supply pump itu sendiri menjadi lebih lama, dan unit unit CWM 330 yang baru tidak akan mengalami masalah yang sama.

40 4.4.1 Data Terjadinya Kerusakan Gear Pump Pada Supply Pump Gambar 4.9 Aliran Supply Pump Gambar diatas menjelaskan bahwa supply pump berfungsi untuk menghisap bahan bakar dari tangki bahan bakar solar melalui fuel filter dan mengirimkannya ke ruang bakar dengan menggunakan gear pump pada supply pump. Dengan demikian dari penjelasan tersebut bahwa selain menghisap bahan bakar solar gear pump pada supply pump juga mengandalkan aliran bahan bakar solar sebagai pelumasan, sehingga apabila bahan bakar solar yang digunakan atau yang dihisap kotor atau tidak layak digunakan akan mengakibatkan gear pump pada supply pump rusak. Dari data data hasil observasi sudah jelas terlihat bahwa bahan bakar solar yang digunakan tidak bagus atau kotor sehingga jelas dapat mengikis material dari gear pump dapa supply pump, serta penyaringan bahan bakar solar kurang optimal sehingga kotoran kotoran yang terdapat didalam bahan bakar solar akan masuk ke supply pump.

41 4.4.2 Sebelum Adanya Perbaikan Pada Common Rail System Gambar 4.10 Filter Bahan Bakar Unit CWM 330 Gambar 4.11 Aliran Supply Pump Kondisi sebelum perbaikan pada common rail system dimana proses penyaringan bahan bakar solar hanya menggunakan satu filter, karena bahan bakar

42 solar bukan hanya sebagai bahan bakar tetapi juga sebagai pelumas terhadap gear pump pada supply pump, maka penyaringan bahan bakar solar harus sangat baik agar material pada gear pump dapat bekerja dengan baik serta tahan lama, dan tidak mudah terkikis atau cepat rusak. Common rail system sebelum perbaikan hanya menggunakan satu filter, dengan hanya menggunakan satu filter unit CWM 330 banyak mengalami mogok dikarenakan bermasalah pada gear pump supply pump, dengan kata lain dengan hanya menggunakan satu filter penyaringan terhadap bahan bakar solar kurang optimal dikarenakan masih ada kotoran didalam bahan bakar solar tidak tersaring oleh filter, sehingga ikut terhisap oleh gear pump, dan membuatnya terkikis sehingga mengalami kerusakan pada gear pump. 4.4.3 Setelah Adanya Perbaikan Pada Common Rail System Kondisi setelah adanya perbaikan pada common rail system dimana proses penyaringan bahan bakar solar dengan menggunakan dua filter, filter tambahan itu sendiri memiliki lubang penyaringan sebesar 5 mikron lebih kecil dibandingkan filter yang lama hanya memiliki lubang penyaringan sebesar 10 mikron, sehingga diharapkan dapat sangat optimal dalam menyaring kotoran kotoran yang ada didalam bahan bakar solar. Gambar 4.12 Filter Tambahan Pada Unit CWM 330

43 Gambar 4.13 Aliran Supply Pump Dengan Dua Filter Gambar 4.13 menjelaskan common rail system dengan menggunakan filter tambahan menjadi dua filter, sehingga bahan bakar solar dapat tersaring dengan sangat baik, dan gear pump terlumasi dengan baik. Filter tambahan sudah dipasang di unit CWM 330 milik customer pada tanggal 5 Oktober 2012, dan sudah mulai beroperasi hingga 15 Januari 2013, lain halnya dengan sebelum dipasang filter tambahan unit CWM 330 mengalami mogok baru pemakaian 2 bulan yaitu di bulan Juli sampai dengan Mei 2012, unit CWM 330 yang sudah terpasang filter tambahan tidak mengalami kendala pada mesinnya yang menggunakan common rail system, dan berhasil beroperasi lebih dari 2 bulan, serta conplaint customer untuk unit CWM 330 dari 2 unit menjadi 0, dengan menggunakan filter tambahan bahan bakar solar yang dihisap oleh supply pump adalah bahan bakar solar yang bersih, dan baik untuk pembakaran mesin serta baik juga untuk pelumasan pada gear pump supply pump, sehingga gear pump pada supply pump dapat terawat dengan baik, dan tahan lama.

44 4.4.4 Filter Tambahan Dipasang Di Unit CWM 330 Baru Filter tambahan telah menunjukan keadaan yang baik pada unit CWM 330, dengan beroperasi lebih dari 2 bulan filter tambahan telah berhasil meningkatkan kualitas dari unit CWM 330 yang tadinya hanya dapat beroperasi 2 bulan. Gambar 4.14 Filter Tambahan Di Unit Baru CWM 330 Gambar diatas menunjukan filter tambahan telah dipasang di unit CWM 330 yang baru sebagai uji coba untuk penjualan di bulan Januari 2013 apakah performa dari unit CWM 330 lebih baik atau tidak, serta conplaint customer dari 2 menjadi 0 atau bertambah banyak.