BAB 2 LANDASAN TEORI

dokumen-dokumen yang mirip
PENGUKURAN TINGKAT KEMATANGAN SISTEM OTOMASI PADA PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS KRISTEN PETRA DENGAN MENGGUNAKAN CMMI

Kesesuaian Capability Maturity Model Integration Development V1.2 (CMMI Dev. V1.2) Terhadap ISO 9001

BAB II. LANDASAN TEORI

Pengukuran Level Kematangan Proses Akademik Politeknik XYZ Menggunakan CMMI For Services (CMMI-SVC)

BAB II LANDASAN TEORI

Capability Maturity Model Integration (CMMI)

Enterprise Architecture Planning

REKAYASA PERANGKAT LUNAK

Pemanfaatan Capability Maturity Model Integration

PEMBUATAN TATA LAKSANA PROYEK PEMBANGUNAN SISTEM INFORMASI DI UNIVERSITAS X BERDASARKAN CMMI

PEMBUATA TATA LAKSA A PROYEK PEMBA GU A SISTEM I FORMASI DI U IVERSITAS X BERDASARKA CMMI

PROJECT MANAGEMENT BODY OF KNOWLEDGE (PMBOK) PMBOK dikembangkan oleh Project Management. Institute (PMI) sebuah organisasi di Amerika yang

MODEL PENILAIAN KAPABILITAS PROSES OPTIMASI RESIKO TI BERDASARKAN COBIT 5

Bab I Pendahuluan I. 1 Latar Belakang

BAB II DASAR TEORI. Strategi TI terbaik adalah strategi yang selalu baru dan sesuai

BAB VIII Control Objective for Information and related Technology (COBIT)

PENGUKURAN DAMPAK PENERAPAN CAPABILITY MATURITY MODEL INTEGRATION UNTUK PENINGKATAN PROSES PENGEMBANGAN APLIKASI PADA TELKOMSIGMA

MANUAL MUTU No. MM 7.3

Agoeng Bhimasta Yetli Oslan

MODUL KULIAH MANAJEMEN INDUSTRI SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9000

METODE UNTUK MENILAI TINGKAT KEMATANGAN MANAJEMEN KUALITAS INFORMASI. M. Rachmat Gunawan Chomsa Hidayat Ahmad Sugiana

Software Proses. Model Proses Perangkat Lunak. Pengembangan Perangkat Lunak. Framework activities 3/20/2018. System Development Life Cycle (SDLC)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. rekomendasi audit pengembangan teknologi informasi. 4.1 Evaluasi Hasil Pengujian & Laporan Audit

TATA KELOLA PENGEMBANGAN PERANGKAT LUNAK DR EAM PADA PT. PLN (PERSERO) DISTRIBUSI BALI DENGAN CMMI-DEV

Cobit memiliki 4 Cakupan Domain : 1. Perencanaan dan Organisasi (Plan and organise)

Sistem manajemen mutu Persyaratan

SAP PRODUCT LIFECYCLE MANAGEMENT

LAMPIRAN. A. Hasil kuisioner Proses TI PO2 Menentukan Arsitektur Informasi

REKOMENDASI PENGEMBANGAN IT GOVERNANCE

ISO/DIS 9001:2015 Pengenalan Revisi dan Transisi

Rekapitulasi Persyaratan (Standar) SMM ISO 9001:2008

Manajemen Integrasi Dalam Proyek Chapter 3. Heru Lestiawan, M.Kom

Q # Pertanyaan Audit Bukti Audit 4 Konteks Organisasi 4.1 Memahami Organisasi dan Konteksnya

PERSYARATAN ISO 9001 REVISI 2008 HANYA DIGUNAKAN UNTUK PELATIHAN

LAMPIRAN. Lampiran 1. A. Hasil Kuesioner Prioritas TI JUMLAH. Sangat Perlu. Tidak Perlu Perlu

ISO 9001:2000. Persyaratan-persyaratan Sistem Manajemen Mutu

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI

PERANAN TEAM SOFTWARE PROCESS PADA REKAYASA PERANGKAT LUNAK

DAFTAR ISI CHAPTER 5

Teknik Informatika S1

Audit SI/TI Berbasis Cobit

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Sejarah Organisasi. Didirikan pada tahun 1987, PT Sigma Cipta Caraka

Ratna Wardani. Department of Electronic Engineering Yogyakarta State University

MINGGU KE-9 MANAJEMEN MUTU PROYEK

COBIT COSO CMMI BS7799 BSI ITSEC/CC Control Objectives for Information and Related Technology

Catatan Kuliah Rekayasa Perangkat Lunak (Software Engineering) Bagian 1

5. TANGGUNG JAWAB MANAJEMEN 6. MANAJEMEN SUMBER DAYA 7. REALISASI PRODUK 8. PENGUKURAN,ANALISA & PERBAIKAN

BAB V HASIL PERANCANGAN AUDIT DAN REKOMENDASI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

KONVERSI SISTEM INFORMASI

Tulisan ini bersumber dari : WikiPedia dan penulis mencoba menambahkan

1.1. Dasar/ Latar Belakang Penyusunan Piagam Audit Internal

COBIT 5: ENABLING PROCESSES

PENILAIAN TINGKAT KEMATANGAN TIGA PROSES AREA LEVEL 2 CMMI VERSI 1.2 PADA SMALL INDEPENDENT SOFTWARE VENDOR DI INDONESIA (STUDI KASUS: INOVASIA)

Tugas Mata Kuliah Tata Kelola IT Maturity Attribute of COBIT AI5 Process: Procure IT Resources

-1- DOKUMEN STANDAR MANAJEMEN MUTU

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI. sesuai standar ISO 9001 di PT X. dan rekomendasi dari penulis kepada

ZAKIYAH Badan Standardisasi Nasional. Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pekerjaan Umum Bandung, 13 Juni 2007

J udul Dokumen : R IWAYAT REVISI MANUAL SISTEM MANAJEMEN K3 MANUAL K3 M - SPS - P2K3. Perubahan Dokumen : Revisi ke Tanggal Halaman Perubahan

1 BAB I PENDAHULUAN. penting bagi hampir semua organisasi perusahaan karena dipercaya dapat

SI402 Arsitektur Enterprise Pertemuan #12 Suryo Widiantoro, ST, MMSI, M.Com(IS)

Framework Penyusunan Tata Kelola TI

PENILAIAN TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI PADA APLIKASI CSBO DENGAN MENGGUNAKAN FRAMEWORK COBIT 4.0

BABI PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi informasi dan sistem informasi (TI/SI) memberikan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Checklist Audit Mutu ISO 9001:2008

BAB III METODOLOGI. Dalam penyusunan thesis ini kerangka berpikir yang akan digunakan adalah untuk

Perbedaan Pengembangan Software Dan Pengembangan Sistem Informasi

BAB III METODOLOGI. sistem guna meminimalkan risiko kegagalan yang disebabkan oleh manajemen

Bab II Tinjauan Pustaka

I. BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

ITIL (Information Technology Infrastructure Library) merupakan suatu framework yang konsisten dan komprehensif dari hasil penerapan yang teruji pada

Tujuan Perkuliahan. PENGANTAR RPL (Pert. 2 chapter 1 Pressman) Agenda. Definisi Software (Perangkat Lunak) Lunak) 23/09/2010

AUDIT MANAJEMEN TEKNOLOGI INFORMASI DENGAN MENGGUNAKAN COBIT 4.1 PADA SISTEM TRANSAKSI KEUANGAN

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB V. VALIDASI DAN ANALISA

A Layered Technology

PERANGKAT LUNAK & REKAYASA PERANGKAT LUNAK

AUDIT SISTEM INFORMASI RSUD SLEMAN UNTUK MONITORING DAN EVALUASI KINERJA SISTEM

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

Pertemuan 11 Manajemen Risiko

Manajemen Proyek Minggu 2

Tulis yang Anda lewati, Lewati yang Anda tulis..

Pertemuan 3. Manajemen Proyek Perangkat Lunak. Proses Dalam Manajemen PL

ISO Sistem Manajemen Lingkungan. MRY, Departemen Teknologi Industri Pertanian, IPB

CV. Lubersky Computer Semarang: IT Consultant, Software dan Web Development

Inititating Process Group

MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA PROYEK MATA KULIAH MANAJEMEN PROYEK PERANGKAT LUNAK

Assessment of Water Quality Information System through Measurement Framework of ISO 15504

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

3/14/16 Manajemen Proyek IT - Universitas Mercu Buana Yogyakarta

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pada bagian ini akan dipaparkan sejumlah penelitian terdahulu.

DASAR-DASAR AUDIT SI Pertemuan - 01

Pertemuan 4 Manajemen Proyek (2) Rekayasa Perangkat Lunak

Defri Kurniawan, M.Kom

Manajemen Mutu Proyek (Manajemen Kualitas)

BAB II LANDASAN TEORI

Transkripsi:

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Latar Belakang CMMI (Capability Maturity Model Integration) Menurut Dennis M. Ahern, Aaron Clouse, dan Richard Turner, dalam buku mereka yang berjudul CMMI Distilled: A Practical Introduction to Integrated Process Improvement, CMMI (Capability Maturity Model Integration) adalah suatu pendekatan yang berfungsi untuk meningkatkan proses piranti lunak (software process) di dalam organisasi agar menjadi lebih efisien dan efektif. CMMI merupakan salah satu model kematangan (maturity model) yang digunakan untuk meningkatkan proses (process improvement) dalam organisasi. Tujuan dari penerapan CMMI di dalam organisasi adalah untuk meningkatkan proses pengembangan dan perawatan produk-produk piranti lunak organisasi tersebut. Pada masa-masa kompetitif seperti sekarang, ada banyak modelmodel peningkatan proses (process improvement model) yang dikembangkan untuk menambah daya saing dari berbagai organisasi bisnis. Sebagai contoh, dengan menerapkan salah satu model peningkatan proses, maka proses pembuatan produk piranti lunak akan memakan waktu yang lebih singkat namun kualitasnya tidak menurun, bahkan bertambah 6

7 baik. Hal ini menyebabkan penggunaan model-model peningkatan proses menjadi popular di kalangan bisnis. 2.2. Penyajian CMMI (CMMI Representation) Mengacu kepada buku Process Improvement with CMMI v1.2 and ISO Standards karangan Boris Mutafelija dan Harvey Stromberg halaman 27, penyajian dari CMMI dapat dibedakan menjadi model bertingkat (staged model) dan model berkesinambungan (continuous model). Perbedaan model-model tersebut disebabkan oleh perbedaan dalam cara berkonsentrasi kepada perbaikan proses. Pemilihan model tersebut dapat didasarkan kepada pendekatan kemampuan daerah proses atau kematangan organisasi. Sudut pandang kemampuan daerah proses berkonsentrasi kepada membangun titik awal dan mengukur setiap peningkatan di tiaptiap daerah secara satu persatu. Pendekatan ini digunakan oleh penyajian model berkesinambungan dengan penggunaan kata kunci, yaitu kemampuan (capability). Di lain pihak, kematangan organisasi menekankan kepada kumpulan daerah proses yang digunakan untuk mendefinisikan tingkattingkat yang terbukti dari kematangan proses dalam organisasi. Pendekatan ini dipakai pada penyajian model bertingkat dengan kata kunci kematangan (maturity).

8 2.3. Model Bertingkat (Staged Model) Mengacu kepada panduan CMMI for Development versi 1.2, model bertingkat menyediakan suatu peta jalan (roadmap) yang telah terdefinisi sebelumnya untuk peningkatan organisasi berdasarkan pengelompokan dan pengurutan yang teruji untuk proses dan hubunganhubungan organisasi yang terkait. Istilah bertingkat (staged) berasal dari cara model untuk menjelaskan peta jalan ini sebagai rentetan tingkat dari daerah proses yang mengindikasikan dimana sebuah organisasi seharusnya berkonsentrasi untuk meningkatkan proses organisasinya. Tiap daerah proses dideskripsikan sebagai praktek-praktek yang memegang peran dalam mencapai tujuannya. Kemajuan didapatkan dengan mencapai tujuan dari semua daerah proses di dalam tingkat kematangan yang diinginkan. Daerah proses kunci pada tingkat 2 dari CMMI berkonsentrasi pada masalah-masalah proyek piranti lunak yang berguna untuk membangun kendali pengelolaan proyek dasar. Tingkat 3 mengacu kepada baik masalah proyek maupun organisasi, sebagaimana organisasi membangun sebuah infrastruktur yang menggabungkan proses pengelolaan dan perekayasaan piranti lunak yang efektif. Daerah proses kunci pada tingkat 4, berkonsentrasi kepada membangun sebuah pengertian yang kuantitatif akan proses piranti lunak dan produk piranti lunak yang dikerjakan. Tingkat 5 melingkupi masalah-masalah yang dialami oleh organisasi dan proyek dalam menerapkan peningkatan proses piranti lunak yang dapat diukur dan berkesinambungan.

9 Penyajian bertingkat menawarkan sebuah cara yang sistematis dan terstruktur dalam menerapkan peningkatan proses langkah demi langkah. Mencapai tiap tingkat memastikan bahwa peningkatan yang cukup telah dilakukan dan dapat dijadikan sebagai dasar untuk tingkat selanjutnya. Gambar 2.1 Lima Tingkat Kematangan 2.4. Lima Tingkat Kematangan (Five Maturity Levels) 2.4.1. Tahap Initial (Level 1) Pada tingkat kematangan 1, proses-proses yang ada biasanya berantakan dan sifatnya ad hoc. Organisasi biasanya tidak menyediakan lingkungan yang stabil untuk mendukung berjalannya proses. Kesuksesan pada organisasi-organisasi semacam ini bergantung pada kompetensi dan pengorbanan dari orang-orang di dalam organisasi dan bukan mengandalkan prosesproses yang telah terbukti kehandalannya.

10 2.4.2. Tahap Managed (Level 2) Pada tingkat kematangan 2, proyek-proyek organisasi telah memastikan bahwa kebutuhan-kebutuhan dikelola dengan baik dan proses-proses yang ada telah terencana, terukur, dan terkendali. Disiplin dari proses pada tahap ini membantu memastikan bahwa praktek-praktek yang dijalankan tetap dipertahankan walaupun dalam waktu tekanan yang tinggi-tingginya (peak time). Ketika praktek-praktek ini dilakukan, proyek-proyek dilaksanakan dan dikelola menurut rencana-rencana yang didokumentasi. Pada tingkat 2, status dari produk dan pelepasan layanan dapat terlihat oleh pihak manajemen pada titik-titik yang telah didefinisikan. Komitmen dibangun di antara stakeholder yang berwenang dan diperbaiki apabila diperlukan. Produk-produk dikendalikan secara tepat. Produk dan layanan memenuhi deskripsi proses, standar proses, dan prosedur proses mereka. 2.4.3. Tahap Defined (Level 3) Pada tahap ini, proses-proses telah dikarakterisasi dan dimengerti dengan baik, dan dijelaskan melalui standar, prosedur, tool, dan metode yang ada. Kumpulan proses standar dari organisasi, yang merupakan dasar dari tingkat kematangan 3, didirikan dan ditingkatkan seiring berjalannya waktu. Prosesproses standar ini digunakan untuk membangun konsistensi di dalam organisasi. Proyek membangun proses terdefinisi mereka

11 dengan mengacu kepada proses standar yang dimiliki oleh organisasi tersebut. 2.4.4. Tahap Quantatively Managed (Level 4) Pada tingkat kematangan 4, organisasi dan proyek membangun tujuan kuantitatif untuk kualitas dan kinerja proses, dan menggunakan mereka sebagai kriteria dalam pengelolaan proses. Tujuan kuantitatif didasarkan pada kebutuhan pelanggan, pengguna akhir, organisasi, dan pihak yang mengimplementasi proses. Kualitas dan kinerja proses dimengerti dalam istilah-istilah statistik dan dikelola sepanjang waktu pemakaian proses. Untuk subproses yang terpilih, pengukuran detil akan kinerja proses dikumpulkan dan dianalisa secara statistik. Pengukuran kualitas dan kinerja proses dimasukkan ke dalam penyimpanan pengukuran organisasi untuk mendukung proses pengambilan keputusan yang berdasarkan fakta. Penyebab khusus dari variasi proses diidentifikasi dan, apabila tepat, sumbernya dikoreksi untuk mencegah kejadian lagi di lain waktu. 2.4.5. Tahap Optimizing (Level 5) Pada tahap ini, sebuah organisasi secara berkesinambungan meningkatkan proses-prosesnya berdasarkan pengertian kuantitatif akan penyebab-penyebab umum dari variasi proses. Tingkat kematangan 5 mengkonsentrasikan kepada peningkatan secara

12 berkesinambungan akan kinerja proses melalui proses inkremental dan inovatif, dan juga peningkatan secara teknologi. Tujuan peningkatan proses secara kuantitatif untuk organisasi dibangun, diperbaiki secara berkesinambungan untuk menangani tujuan bisnis yang dinamis, dan digunakan sebagai kriteria dalam mengelola peningkatan proses. Akibat-akibat dari peningkatan proses yang diterapkan diukur dan dievaluasi secara berlawanan terhadap tujuan peningkatan proses kuantitatif. Baik proses terdefinisi maupun kumpulan proses standar organisasi merupakan tujuan dari aktivitas peningkatan yang dapat diukur. 2.5. Daerah Proses CMMI (CMMI Process Area) Model CMMI mencakup dua puluh dua (22) daerah proses yang mendefinisikan dimensi proses dari model. Daerah-daerah proses ini terbagi menjadi: Pengelolaan Proses (Process Management) Pengelolaan Proyek (Project Management) Perekayasaan (Engineering) Dukungan (Support) Daerah proses Pengelolaan Proses, Pengelolaan Proyek, dan Perekayasaan saling terkait satu sama lain, namun daerah proses Dukungan berdiri sendiri. Di bawah ini adalah tabel yang berisi daftar

13 daerah proses yang dikelompokkan berdasarkan kategori, dan telah dilabeli tingkat kematangannya: Tabel 2.1 Daftar Daerah Proses di dalam CMMI Kategori Daerah Proses Tingkat Kematangan Definisi Proses Organisasi (Organizational Pengelolaan Proses Process Definition) 3 Fokus Proses Organisasi (Organizational Process Focus) 3 Pelatihan Organisasi (Organizational Training) 3 Kinerja Proses Organisasi (Organizational Process Performance) 4 Penerapan dan Inovasi Organisasi (Organizational Innovation and Deployment) 5 Pengelolaan Proyek Perencanaan Proyek (Project Planning) 2 Pengendalian dan Pemantauan Proyek (Project Monitoring and Control) 2 Pengelolaan Perjanjian Pemasok (Supplier Agreement Management) 2 Pengelolaan Proyek Terintegrasi untuk PPPT (Pengembangan Proses dan Produk Terintegrasi - Integrated Project Management for IPPD (Integrated Process and Product Development)) 3

14 Pengelolaan Resiko (Risk Management) 3 Pengelolaan Proyek Kuantitatif (Quantitative Project Management) 4 Pengelolaan Kebutuhan (Requirement Perekayasaan Management) 2 Pengembangan Kebutuhan (Requirement Development) 3 Solusi Teknis (Technical Solution) 3 Integrasi Produk (Product Integration) 3 Pengujian (Verification) 3 Pengesahan (Validation) 3 Pengelolaan Konfigurasi (Configuration Dukungan Management) 2 Jaminan Kualitas Proses dan Produk (Process and Product Quality Assurance) 2 Analisa dan Pengukuran (Measurement and Analysis) 2 Resolusi dan Analisa Keputusan (Decision Analysis and Resolution) 3 Resolusi dan Analisa Sebab (Causal Analysis and Resolution) 5 Berikut merupakan penjelasan tentang dua puluh dua (22) daerah proses tersebut:

15 2.5.1. Definisi Proses Organisasi Tujuan dari Definisi Proses Organisasi adalah untuk membangun dan mempertahankan sebuah kumpulan aset proses organisasi yang dapat digunakan. Definisi Proses Organisasi dan Fokus Proses Organisasi bekerja sama dimana Definisi Proses Organisasi menyediakan panduan untuk membuat proses dan asetaset yang mendukungnya, dan Fokus Proses Organisasi menyediakan panduan untuk mengidentifikasi dan merencanakan peningkatan proses. 2.5.2. Fokus Proses Organisasi Tujuan dari Fokus Proses Organisasi adalah untuk merencanakan dan menerapkan peningkatan proses organisasi berdasarkan pengertian yang menyeluruh terhadap kekuatan dan kelemahan dari proses dan aset proses yang dimiliki oleh organisasi. 2.5.3. Pelatihan Organisasi Tujuan dari Pelatihan Organisasi ada untuk mengembankan kemampuan dan pengetahuan dari sumber daya manusia yang dimiliki organisasi agar mereka dapat melakukan peranan mereka secara efisien dan efektif. Pelatihan Organisasi memiliki dua tujuan spesifik, yaitu untuk membangun sebuah kemampuan pelatihan

16 organisasi, dan untuk menyediakan pelatihan-pelatihan yang diperlukan. 2.5.4. Kinerja Proses Organisasi Tujuan dari Kinerja Proses Organisasi adalah untuk membangun dan mempertahankan pengertian kuantitaif terhadap kinerja dari kumpulan proses standar yang dimiliki oleh organisasi untuk mendukung kualitas dan kinerja proses yang baik, dan untuk menyediakan data kinerja proses, titik awal, dan model-model untuk mengelola secara kuantitatif proyek-proyek dari organisasi. 2.5.5. Penerapan dan Inovasi Organisasi Tujuan dari Penerapan dan Inovasi Organisasi adalah untuk memilih dan menerapkan peningkatan yang inovatif secara perlahan-lahan untuk meningkatkan proses dan teknologi organisasi. Peningkatan-peningkatan yang dilakukan berguna untuk mendukung kualitas organisasi dan untuk mencapai tujuan kinerja proses sebagaimana yang telah dijelaskan di dalam tujuan bisnis. Pada intinya, Penerapan dan Inovasi Organisasi bertujuan untuk memilih peningkatan yang ingin dilakukan dan menerapkannya secara sistematis.

17 2.5.6. Perencanaan Proyek Tujuan dari Perencanaan Proyek adalah untuk membangun dan mempertahankan rencana-rencana yang mendefinisikan aktivitas-aktivitas yang dijalankan di dalam suatu proyek. Perencanaan Proyek mempunyai tiga tujuan spesifik, yaitu untuk membangun perkiraan proyek, mengembangkan sebuah rencana proyek, dan untuk memperoleh komitmen dari berbagai pihak. 2.5.7. Pengendalian dan Pemantauan Proyek Tujuan dari Pengendalian dan Pemantauan Proyek adalah untuk menyediakan pengertian akan keberlangsungan dari sebuah proyek sehingga tindakan-tindakan perbaikan yang tepat dapat diambil ketika kinerja dari proyek menurun secara pesan dari rencana semula. Dua tujuan spesifik dari Pengendalian dan Pemantauan Proyek adalah untuk memantau kinerja dan untuk mengelola tindakan-tindakan perbaikan yang tepat. Pengendalian dan Pemantauan Proyek dan Perencanaan Proyek bekerja secara bersama-sama dimana Perencanaa Proyek melibatkan pembuatan rencana proyek dan Pengendalian dan Pemantauan Proyek melibatkan berbagai hal yang bertentangan dengan jalannya proyek, sehingga memastikan proyek berjalan mulus.

18 2.5.8. Pengelolaan Perjanjian Pemasok Tujuan dari Pengelolaan Perjanjian Pemasok adalah untuk mengelola pengambilalihan produk dari pemasok yang melibatkan perjanjian formal. Dua tujuan spesifik dari Pengelolaan Perjanjian Pemasok adalah untuk membuat perjanjian dengan pemasok dan untuk memenuhi perjanjian tersebut. Daerah proses ini bekerja sama dengan daerah proses Solusi Teknis, dimana organisasi memutuskan untuk membuat atau membeli produk. Ketika keputusan untuk membuat diputuskan, Pengelolaan Perjanjian Pemasok membuat perjanjian dan mengelola keputusan tersebut dari sudut pandang si pembeli. 2.5.9. Pengelolaan Proyek Terintegrasi untuk PPPT (Pengembangan Proses dan Produk Terintegrasi IPPD (Integrated Process and Product Development)) Tujuan dari Pengelolaan Proyek Terintegrasi adalah untuk membangun dan mengelola proyek dan keterlibatan dari stakeholder dengan mengacu kepada proses yang telah terdefinisi dan terintegrasi yang dibuat dari kumpulan proses standar dari organisasi. Penambahan PPPT membawa dua tujuan spesifik sebagai tambahan dari dua tujuan spesifik yang dimiliki oleh Pengelolaan Proyek Terintegrasi, yaitu mendefinisikan konteks dari visi bersama dari proyek yang digunakan untuk membangun visi bersama proyek dan mengevaluasi penggunaan dan efektifitas

19 dari visi tersebut, dan tujuan yang kedua, adalah untuk mengorganisasikan tim-tim yang terintegrasi dengan menentukan struktur tim untuk proyek, membangun sebuah rencana untuk mendistribusikan persyaratan kepada tim dan mendirikan tim tersebut. 2.5.10. Pengelolaan Resiko Tujuan dari Pengelolaan Resiko adalah untuk mengidentifikasi masalah-masalah potensial sebelum mereka muncul, sehingga aktivitas penanganan resiko dapat direncanakan dan dipanggil sesuai kebutuhan sepanjang waktu pemakaian produk atau proyek untuk meringankan resiko-resiko berbahaya dalam meraih tujuan. Pengelolaan Resiko dibangun berdasarkan daerah proses Perencanaan Proyek, dan sebagai tindakan spesifik di dalam Perencanaan Proyek, mengidentifikasikan dan menganalisa resiko-resiko proyek, dan rencana proyek seharusnya mendokumentasikan resiko-resiko ini. Namun, Perencanaan Proyek kurang sistematik dan kurang proaktif apabila dibandingkan dengan persyaratan-persyaratan yang dicatat oleh Pengelolaan Resiko. Lebih lagi, Pengelolaan Resiko dapat diterapkan di luar konteks proyek untuk mengelola resiko-resiko organisasi yang tidak dicakup di dalam proyek.

20 2.5.11. Pengelolaan Proyek Kuantitatif Tujuan dari Pengelolaan Proyek Kuantitatif adalah untuk mengelola proses-proses terdefinisi di dalam suatu proyek secara kuantitatif untuk meraih kualitas dan tujuan kinerja proses. Pengelolaan Proyek Kuantitaf memiliki dua tujuan spesifik yang dibuat berdasarkan Perencanaan Proyek, Pengendalian dan Pemantauan Proyek, dan Pengelolaan Proyek Terintegrasi, yaitu menggunakan tujuan kinerja untuk mengelola proyek secara kuantitatif dan mengelola subproses-subproses yang terpilih secara statistik. Tujuan pertama, yaitu menggunakan tujuan kinerja untuk mengelola proyek secara kuantitatif, dicapai dengan menerapkan tindakan-tindakan spesifik yang membangun tujuan kinerja, menganalisa dan memiliki subproses, dan memantau tujuan kinerja proyek untuk menentukan apakah tujuan tersebut telah dicapai. Tujuan kedua, yaitu untuk mengelola subproses-subproses yang terpilih secara statistik, dicapai dengan melakukan pemilihan teknik-teknik pengukuran dan analitik, mengerti akan variasi, memantau subproses yang terpilih, dan merekam data-data output di dalam sebuah tempat penyimpanan (reprository) organisasi. Dengan demikian, Pengelolaan Proyek Kuantitatif dibangun berdasarkan Pengendalian dan Pemantauan Proyek dengan memastikan bahwa organisasi mempraktekkan pengelolaan secara statistik dan juga menggunakan data histori untuk menentukan

21 tujuan dan menentukan subproses yang akan dikelola secara kuantitatif. 2.5.12. Pengelolaan Kebutuhan Tujuan dari pengelolaan kebutuhan adalah untuk mengatur kebutuhan dari produk dan komponen produk yang dibuat di dalam proyek, dan juga untuk mengidentifikasikan ketidakkonsistenan antara kebutuhan-kebutuhan pada saat perencanaan proyek dengan produk jadinya. 2.5.13. Pengembangan Kebutuhan Terdapat tiga tujuan pada daerah proses Pengembangan Kebutuhan, yaitu untuk mengembangkan kebutuhan pelanggan, mengembangkan kebutuhan produk, dan menganalisa dan menguji kebutuhan untuk mendefinisikan fungsi-fungsi yang diperlukan. Daerah proses ini mengandung semua praktek yang terkait dengan definisi kebutuhan produk dan komponen produk. Daerah proses ini merupakan proses yang rekursif dengan Solusi Teknis, dengan solusi alternatif yang dikembangkan untuk membantu menentukan kebutuhan produk yang tingkatnya lebih rendah. 2.5.14. Solusi Teknis Tujuan dari Solusi Teknis adalah untuk merancang, mengembangkan, dan mengimplementasikan solusi ke kebutuhan

22 yang telah didefinisikan. Solusi, rancangan, dan implementasi menghubungkan produk, komponen produk, dan proses life cycle yang terkait dengan produk, baik itu berdiri sendiri, atau dikombinasikan dengan tepat. Pada tujuan pertama, memilih solusi komponen produk, solusi alternatif dikembangkan dan dianalisa dan yang paling memuaskan dipilih. Alternatif yang dipilih mungkin digunakan untuk mengembangkan kebutuhan yang lebih detil di daerah proses Pengembangan Kebutuhan, atau dirancang pada tujuan kedua dari Solusi Teknis. Setelah komponen produk dirancang, komponen produk diimplementasikan bersama-sama dengan dokumentasi yang mendukungnya, sebagaimana yang terdapat di tujuan ketiga Solusi Teknis. 2.5.15. Integrasi Produk Tujuan dari Integrasi Produk adalah untuk merakit produk dari komponen-komponen, memastikan bahwa fungsi-fungsi produk (setelah jadi) berjalan baik, dan melepas produk. 2.5.16. Pengujian Pengujian berfungsi untuk memastikan bahwa produk yang terpilih dapat memenuhi kebutuhan yang telah didefinisikan. Pengujian memiliki tiga tujuan spesifik, yaitu mempersiapkan untuk melakukan pengujian, melakukan peer review pada produk yang terpilih, dan menguji produk tersebut.

23 2.5.17. Pengesahan Pengesahan berfungsi untuk mendemonstrasikan bahwa sebuah produk atau komponen produk memenuhi maksud pembuatannya ketika ditempatkan di lingkungan yang semestinya. Tujuan-tujuan spesifik dari Pengujian adalah untuk mempersiapkan proses pengesahan dan mengesahkan produk dan komponen produk. Pengesahan hampir mirip dengan Pengujian, namun berbeda pada penekanan topik. Pengujian lebih menunjukkan sebuah produk memenuhi kebutuhan yang telah didefinisikan, sedangkan Pengesahan lebih terlibat di dalam aktivitas-aktivitas yang diperlukan untuk menunjukkan bahwa sebuah produk memenuhi tujuan sebuah produk itu dibuat ketika ditempatkan pada lingkungan yang memang sudah disediakan untuknya. 2.5.18. Pengelolaan Konfigurasi Pengelolaan Konfigurasi memiliki tiga tujuan spesifik, yaitu mendirikan titik awal, memantau dan mengendalikan perubahan, dan membangun integritas titik awal. 2.5.19. Jaminan Kualitas Proses dan Produk Daerah proses Jaminan Kualitas Proses dan Produk memiliki dua tujuan spesifik, yaitu untuk mengevaluasi kepatuhan atas deskripsi proses, standar proses, dan prosedur proses secara obyektif, dan untuk menyelesaikan masalah kegagalan produk.

24 Agar dapat mengevaluasi secara obyektif, organisasi sebisa mungkin berusaha memiliki pandangan yang independen untuk melihat proses dan produk, sebagai salah satu solusi, bisa dibangun departemen jaminan kualitas. 2.5.20. Analisa dan Pengukuran Analisa dan Pengukuran mempunyai tiga tujuan spesifik, yaitu untuk menyelaraskan pengukuran dengan kebutuhan informasi, dan untuk menyediakan hasil pengukuran yang memenuhi kebutuhan akan informasi tersebut. 2.5.21. Resolusi dan Analisa Keputusan Tujuan dari Resolusi dan Analisa Keputusan adalah untuk menganalisa keputusan-keputusan yang mungkin dengan menggunakan proses evaluasi formal yang mengevaluasi solusi alternatif yang bertentangan dengan kriteria yang ada. 2.5.22. Resolusi dan Analisa Sebab Tujuan dari Resolusi dan Analisa Sebab adalah untuk mengidentifikasi sebab dari cacat dan masalah-masalah lain dan untuk mengambil tindakan untuk mencegah mereka untuk terjadi lagi di kemudian hari.

25 2.6. Peta Kerangka Berpikir Peta kerangka berpikir di bawah adalah sebuah gambaran tentang apa yang akan dikerjakan di tesis ini selama kurun waktu yang telah ditetapkan, dari awal, sampai selesai. Gambar 2.2 Peta Kerangka Berpikir