BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. ada diluar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal lain

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal lain ( Kridalaksana,

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Unsur sintaksis yang terkecil adalah frasa. Menurut pandangan seorang

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. jawaban suatu permasalahan. Atau konsep adalah gambaran mental diri objek, proses, atau

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. kategori leksikal, komplemen, keterangan, spesifier, dan kaidah struktur frasa.

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Menurut KBBI (2002:588) konsep adalah gambaran mental dari suatu objek, proses,

BAB I PENDAHULUAN. Linguistik adalah ilmu tentang bahasa; penyelidikan bahasa secara ilmiah (Kridalaksana,

STRUKTUR FRASA VERBA BAHASA PAKPAK DAIRI ANALISIS X-BAR

BAB I PENDAHULUAN. Masalah preposisi selalu mendapat perhatian di dalam buku-buku tata

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah mahluk sosial yang sempurna dibandingkan dengan mahluk ciptaan

BAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia merupakan negara kesatuan yang terdiri atas beribu pulau, yang

FRASE VERBA DALAM BAHASA BATAK TOBA (ANALISIS TEORI X-BAR) SKRIPSI OLEH IRMA F.K SIHOMBING NIM

FRASA NOMINA BAHASA BATAK TOBA : ANALISIS TEORI X-BAR SKRIPSI. Oleh NOVA SABAR MENANTI SITUMORANG NIM

STRUKTUR FRASA ADJEKTIVAL DALAM BAHASA INDONESIA

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSATAKA. frasa pemerlengkap. Konsep-konsep tersebut perlu dibatasi untuk menghindari

ANALISIS FRASE NOMINAL BAHASA JEPANG BERDASARKAN TEORI X BAR (SUATU KAJIAN SINTAKSIS)

DEPARTEMEN SASTRA INDONESIA FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2012

BAB I PENDAHULUAN. gramatikal dalam bahasa berkaitan dengan telaah struktur bahasa yang berkaitan. dengan sistem kata, frasa, klausa, dan kalimat.

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. di luar bahasa, dan yang dipergunakan akal budi untuk memahami hal-hal tersebut

BAB II KONSEP,LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. ekstrinsik; unsur dan hubungan itu bersifat abstrak dan bebas dari isi yang

STRUKTUR FRASA NUMERALIA DALAM BAHASA PESISIR SIBOLGA : ANALISIS TEORI X-BAR SKRIPSI OLEH ASMIRA RAHMA SARI LUBIS

04/10/2016. Dengan bangga, kami mempersembahkan KALIMAT. Pertemuan 6

Alat Sintaksis. Kata Tugas (Partikel) Intonasi. Peran. Alat SINTAKSIS. Bahasan dalam Sintaksis. Morfologi. Sintaksis URUTAN KATA 03/01/2015

FRASA ADJEKTIVA BAHASA JEPANG: ANALISIS X-BAR

BAB I PENDAHULUAN. Kemiripan makna dalam suatu bentuk kebahasaan dapat menimbulkan

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. yang ada di luar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal

Jenis Verba Jenis Verba ada tiga, yaitu: Indikatif (kalimat berita) Imperatif (kalimat perintah) Interogatif (kalimat tanya) Slot (fungsi)

BAB 11 KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. bahasa yang digunakan akal budi memahami hal-hal lain ( KBBI,2007:588).

BAB I PENDAHULUAN. sebab kalimat tanya tidak pernah lepas dari penggunaan bahasa sehari-hari

BAB I PENDAHULUAN. orang lain, karena dalam menjalani kehidupan sosial manusia selalu membutuhkan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Menurut KBBI (2003 : 588), konsep adalah gambaran mental dari suatu objek,

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN TEORI

KALIMAT. Menu SK DAN KD. Pengantar: Bahasa bersifat Hierarki 01/08/2017. Oleh: Kompetensi Dasar: 3. Mahasiwa dapat menjelaskan kalimat

BAB 5 SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. Berdasarkan analisis dokumen, analisis kebutuhan, uji coba I, uji coba II,

BAB 6 SINTAKSIS. Nama : CANDRA JULIANSYAH NIM :

BAB I PENDAHULUAN. sintaksis,fungsi semantis dan fungsi pragmatis.fungsi sintaksis adalah hubungan

RELASI SUBJEK DAN PREDIKAT DALAM KLAUSA BAHASA GORONTALO SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. dalam pesebab (Payne, 2002: 175). Ketiga, konstruksi tersebut menunjukkan

KONSTRUKSI OBJEK GANDA DALAM BAHASA INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. yang terus meninggi, ragam inovasi media terus bermunculan. Berbagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. kejadian, komponen semantis, kategorisasi, dan makna.

BAB I PENDAHULUAN. yang belum mengecap ilmu pengetahuan di sekolah atau perguruan tinggi

BAB II. KONSEP, LANDASAN TEORI, dan TINJAUAN PUSTAKA

KAJIAN FRASA NOMINA BERATRIBRUT PADA TEKS TERJEMAHAN AL QURAN SURAT AL-AHZAB NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA

BAB V P E N U T U P. Ketika kita membaca semua tulisan dalam tesis yang berjudul Kalimat

FRASA DALAM BAHASA INDONESIA. Surastina STKIP PGRI Bandar Lampung ABSTRAK

BAB 2 LANDASAN TEORETIS

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional digunakan oleh sebagian besar

FRASE PREPOSISI DALAM KUMPULAN CERPEN ANAK LET S SMILE, DELIA! KARYA WANDA AMYRA MAYSHARA SKRIPSI

BAB 2 LANDASAN TEORI. Dalam penelitian ini, dijelaskan konsep bentuk, khususnya afiksasi, dan

BAB 4 UNSUR-UNSUR BAHASA INGGRIS YANG MUNCUL DALAM CAMPUR KODE

BAB I PENDAHULUAN. yang ada di wilayah Sulawesi Tenggara, tepatnya di Pulau Buton. Pada masa

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA

YAYASAN WIDYA BHAKTI SEKOLAH MENENGAH ATAS SANTA ANGELA TERAKREDITASI A

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan salah satu alat komunikasi yang digunakan oleh manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pengulangan unsur harus dihindari. Salah satu cara untuk mengurangi

BAB I PENDAHULUAN. atau sebuah konstruksi tata bahasa yang terdiri atas dua kata atau lebih.

5 Universitas Indonesia

Bahasa sebagai Sistem. Bayu Dwi Nurwicaksono, M.Pd. Dosen Penerbitan Politeknik Negeri Media Kreatif

FRASA NOMINAL DALAM BAHASA BANJAR SAMARINDA (Suatu Kajian Konseptual Morfo-Sintaksis)

Jurnal Ilmiah Komputer dan Informatika (KOMPUTA) Edisi Volume Bulan20.. ISSN :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI

Fenomena Kalimat Transformasi Tunggal Bahasa Angkola (Kajian Teori Pendeskripsian Sintaksis) Husniah Ramadhani Pulungan 1 Sumarlam 2

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. ada di luar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal lain

FUNGSI DAN KATEGORI KALIMAT SEDERHANA DALAM JURNAL ENGLISH TEACHING FORUM (SUATU ANALISIS SINTAKSIS) JURNAL SKRIPSI MARDHATILLAH

BAB I PENDAHULUAN. (KBBI:2005). Sebagai kitab suci, Alquran terjamin akan. sebagaimana yang terdapat di dalam Alquran surat Al-Baqarah ayat kedua

FRASA VERBAL DAN FUNGSINYA DALAM KALIMAT BAHASA BATAK TOBA

PERILAKU SINTAKSIS FRASA ADJEKTIVA SEBAGAI PENGUAT JATI DIRI BAHASA INDONESIA

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. bahasa, yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal lain (Kridalaksana,

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian

KLAUSA VERBAL BAHASA MENUI. Ekawati A1D

KLASIFIKASI EMOSIONAL DALAM UNGKAPAN BAHASA INDONESIA YANG MENGGUNAKAN KATA HATI

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep adalah ide-ide, penggambaran hal-hal atau benda-benda ataupun

REDUPLIKASI NOMINA DALAM BAHASA INDONESIA: KAJIAN SINTAKSIS DAN SEMANTIK

BAB I PENDAHULUAN. Kridalaksana (1983: 107) menjelaskan modalitas memiliki beberapa arti.

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sosial budaya masyarakat pemakainya (periksa Kartini et al., 1982:1).

KATA SAJA DALAM BAHASA INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Analisis Fungsi Sintaksis Kata Apa dan Mana dalam Bahasa Indonesia

HUBUNGAN FUNGSIONAL ANTARUNSUR DALAM FRASE BAHASA INDONESIA

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. A. Kajian Pustaka

BASINDO Jurnal Kajian Bahasa, Sastra Indonesia, dan Pembelajarannya Vol 1 No 1 - April 2017 (14-24)

MORFOSINTAKSIS BAHASA MELAYU BATUBARA (Kajian Pada Verba Persepsi: Teŋok (lihat) dan doŋo (dengar)

BAB I PENDAHULUAN. menerangkan nomina dalam bahasa Indonesia. Sementara itu, kategori yang dapat

lsi 5E ii.'l- 'Pewatas (Atributif)'... -tjci! 'Keterangan (Adverbial)'... ~ i! 'Objek' ~ j1;. 1 J)E_)( 'Definisi Sintaksis'... :...

ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA DALAM TATARAN SINTAKSIS PADA PIDATO SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 TIGANDERKET TAHUN PEMBELAJARAN 2016/2017

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi adalah aspek penting dalam interaksi manusia. Ini berarti

PENDAHULUAN. kelaziman penggunaannya dalam komunikasi sering terdapat kesalahan-kesalahan dianggap

TATA KATA DAN TATA ISTILAH BAHASA INDONESIA

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA

BAB 3 JENIS-JENIS CAMPUR KODE DALAM ACARA WELCOME TO BCA DI METRO TV

BAB IV PENUTUP. untuk mendeskripsikan KVA/KAV dalam kalimat bahasa Indonesia. Deskripsi ini

Artikel Publikasi Ilmiah KATEGORI DAN WUJUD CAMPUR KODE PADA BAHASA IKLAN LOWONGAN KERJA KE LUAR NEGERI: KAJIAN SOSIOLINGUISTIK

BAB I PENDAHULUAN. dulunya pernah menjadi bagian dari Republik Indonesia, yaitu provinsi ke-27

AGEN DALAM KALIMAT PASIF BAHASA INDONESIA

BENTUK KATA DAN MAKNA

Transkripsi:

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep adalah gambaran mental dari suatu objek, proses atau apapun yang ada diluar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal lain (KBBI 2003:588). 2.1.1 Frasa Menurut aliran struktural frasa adalah gabungan dua kata atau lebih yang berpotensi menduduki satu jabatan kalimat.menurut pandangan seorang penganut sintaksis generatif, (Radford dalam Mulyadi, 2008: 23), mengatakan bahwa frasa adalah perangkat elemen yang membentuk suatu konstituen tanpa dibatasi oleh jumlah elemen.menurut Keraf (1984:138) frasa adalah sutu konstruksi yang terdiri dari dua kata atau lebih yang membentuk suatu kesatuan. Sementara itu Bahasa menurut Chomsky, disusun melalui frasa dan kata, sementara frasa itu sendiri terdiri lagi atas kata dan frasa.setiap frasa dapat diturunkan dengan kata atau frasa susunannya.penurunan frasa demikian dilakukan terus sehingga terjadi kalimat yang seluruhnya terdiri atas kata. Frasa terdiri dari dua komponen yaitu inti (sebuah kategori leksikal) dan proyeksi (sebuah kategori frasa).inti dari kategori frasa adalah kategori leksikal.dalam tata bahasa generatif ada empat macam kategori frasa, yaitu: a. Frasa nomina (FN) adalah frasa yang intinya nomina (N) atau didominasi oleh nomina. b. Frasa verba (FV) didominasi oleh verba. 7

c. Frasa adjektiva (FA) didominasi oleh adjektiva. d. Frasa preposisi (FP) didominasi oleh preposisi. 2.1.2 Frasa Verba (FV) Frasa verba adalah konstituen bahasa yang intinya adalah verba atau kata kerja. Inti terletak satu level lebih rendah dalam hirarki X-bar. Kata kerja adalah kata yang menggambarkan proses, pembuatan, keadaan, yang bukan sifat atau kualitas. Struktur frasa dalam BBT analisis X-bar bertalian dengan tiga fungsi gramatikal, yaitu komplemen (komp), keterangan (ket) dan specifier (spec). Frasa verba adalah frasa yang mempunyai fungsi sama dengan kata kerja biasanya menjadi predikat dalam sebuah kalimat. Misalnya : 1. Adik mencuci piring 2. Ibu memasak nasi Terlihat jelas bahwa mencuci pada kalimat (1) dan memasak pada kalimat (2), sebagai frasa verba (FV) berfungsi sebagai predikat dalam kalimat. 2.2.2 Struktur Frasa Verba dalam Bahasa Indonesia Frasa verba adalah struktur bahasa yang intinya adalah verba (V). Inti terletak satu level rendah dalam hirarki X-bar. Verba adalah kata yang menyatakan tindakan (Ramlan, 1991).Kaidah struktur frasa verba dalam BBT, berhubungan dengan tiga fungsi gramatikal, yaitu komplemen (komp), keterangan (ket), dan specifier (spec). Komplemen adalah argumen internal yang posisinya dibawahi langsung oleh V-bar (V ), keterangan (ket) juga terletak di bawah V-bar (V ), namun terletak pada tingkatan yang berbeda, yaitu satu tingkat di atas 8

komplemen, dan specifier (spec) sebagai satuan argumen yang di bawahi langsung oleh V-bar ganda (FV) maka hubungan ketiganya sebagai berikut: Komplemen memperluas V menjadi V-bar (V ) Keterangan memperluas V-bar menjadi V-bar (V ) yang lebih tinggi Specifier memperluas V-bar menjadi V-bar ganda (FV) Rumusan ini bermakna leksikal V bersama dengan komplemen membentuk konstituen V-bar berikutnya.proyeksi maksimalnya adalah kalau specifier muncul pada frasa tersebut. Adapun contoh kaidah struktur frasa verba dalam BBT adalah sebagai berikut : FV V V V V Mangaloppa Memasak Frasa verba yang mendominasi V dan inti leksikalnya tidak bercabang.frasa verba dapat langsung menurunkan V tanpa komplemen, keterangan dan specifier. 9

2.2 Landasan Teori 2.2.1 Teori X-bar Setiap penelitian pasti membutuhkan landasan teori sebagai kerangka dasar. Landasan teori yang digunakan adalah sesuatu yang berkaitan dan diharapkan mampu menjadi acuan semua pembahasan masalah dalam penelitian yang dilakukan. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori X-bar. Dalam teori X-bar, semua frasa memiliki sebuah inti leksikal. Inti adalah sebuah simpul akhir yang mendominasi kata atau proyeksi leksikal dari sebuah kategori kata (Napoli, 1996 dalam Mulyadi, 2008:23). Maksudnya, inti dari frasa nomina (FN) ialah nomina, inti dari frasa Adjektiva (FA) ialah adjektiva, inti dari frasa verba (FV) ialah Verba, dan begitu pula seterusnya. Dalam hierarki X-bar, inti terletak satu level lebih rendah daripada konstituen yang menjadi inti tersebut. Jadi, dalam hirearki X-bar, Verba sebagai inti dari Frasa Verba terletak satu level lebih rendah dari frasanya. Misalnya, Mr. Jhont [return] Tuan Jhont kembali FV V V V Return kembali 10

Kata return kembali merupakan inti verba atau kategori leksikal dari kategori frasa verba di atas. Dalam (Haegeman, 1992:08) dijelaskan bahwa hubungan antara kategori leksikal dan ketegori frasa dapat digambarkan dalam dua tataran proyeksi, yaitu proyeksi X (kategori Bar) dan proyeksi maksimal X (kategori Bar tertinggi). Diantara kedua kategori tersebut terdapat proyeksi menengah (intermediate projection). Proyeksi menengah (proyeksi antara) tersebut lebih besar daripada kategori leksikal, tetapi lebih kecil daripada kategori frasa. Artinya, antara kategori leksikal [V] dan kategori frasa [FV] terdapat [V ] sebagai penengah atau perantara keduanya. Kategori inilah yang menjadi dasar munculnya teori X-bar. Frasa verba terbentuk oleh tiga fungsi gramatikal, yakni komplemen, keterangan, dan specifier. Komplemen (komp.) adalah sebuah argumen internal yang posisinya dibawahi langsung oleh X-bar pertama (kategori leksikal) (Haegeman, 1992:09). Contoh: Mr. Jhont [read the megazine] FV Tuan Jhont membaca koran V V V N Read the megazine membaca koran 11

Frasa verba diatas terdiri dari inti frasa read membaca ditambahkan nomina the megazine koran yang berperilaku sebagai komplemen. Keterangan (ket.) adalah konstituen opsional dan dapat berulang atau bersifat pariferal (pilihan) yang dibawahi langsung oleh X-bar, tetapi posisinya setingkat diatas komplemen (Haegeman, 1992:09). Contoh: a. Mr. Jhont [read the megazine in the office]. Tuan Jhont membaca koran di kantor b. Mr. Jhont [read the megazine in this morning]. Tuan Jhont membaca koran pagi ini Frasa verba diatas terdiri atas inti frasa read membaca ditambahkan nomina the megazine koran sebagai keterangan, serta frasa preposisi in the office dikantor dan frasa nomina this morning pagi ini. Frasa preposisi dan frasa nomina tersebut berperilaku sebagai keterangan. FV V V FP V N Read the megazine in the office Read the megazine in this morning membaca koran membaca koran di kantor pagi ini 12

Specifier (spec) adalah sebuah argumen yang sifatnya eskternal dan posisinya setingkat di atas keterangan, yakni langsung dibawahi oleh X-bar ganda atau frasa X (FX). Specifier berkategori penjumlah dan penunjuk ini/itu (haegeman, 1992:10). Contoh: [All read the megazine in the office] Semua membaca koran di kantor FV Spec V V FP V FN All read the megazine in the office Semua membaca koran di kantor Frasa verba diatas terdiri atas inti frasa read membaca ditambah frasa nomina the megazine koran sebagai komplemen, frasa preposisi in the office di kantor sebagai keterangan, dan penjumlah all semua yang bertindak sebagai specifier. 13

Hubungan hierarkis dari struktur frasa tersebut dapat digambarkan dibawah ini: V (FV)... V...... V... Apabila skema itu dilengkapi dengan komplemen, keterangan, dan specifier, maka strukturnya akan menjadi skema berikut: V =Spec : V V =V : Ket. V = V : Komp. Jadi, sebuah komplemen berkombinasi dengan V untuk membentuk V, keterangan berkombinasi dengan V untuk membentuk V yang lebih tinggi sehingga sebuah proyeksi dapat memuat beberapa simpul V, dan specifier berkombinasi dengan V tertinggi untuk membentuk V atau proyeksi maksimal dari verba (Haegeman, 1992: 11). Selanjutnya dalam teori X-bar, frasa adalah suatu konstruksi yang dibentuk dengan atau tanpa atribut sebagai pendamping dan memiliki inti leksikal (Radford dalam Asmira, 2010). Artinya, sebuah leksikal dari suatu kategori kata seperti verba, nomina, adjektiva, dan preposisi yang belum diubah atau dilekatkan dengan kata lain, yaitu elemen-elemen yang menjadi pewatasnya, maka kedudukannya akan sama dengan kategori frasanya apabila didistribusikan. Contohnya: a. Mr. Jhont [meeting] Tuan Jhont rapat 14

b.mr. Jhont [will meet] Tuan Jhont akan Rapat Verba [meeting] rapat pada contoh di atas sama distribusinya dengan frasa verba (FV) [will meeting] akan rapat. Status kedua kategori ini sama. Kesimpulannya, sebuah frasa verba dapat dibatasi sebagai sebuah frasa yang memuat inti verba dengan atau tanpa elemen-elemen lain sebagai pewatasnya. 2.3 Tinjauan Pustaka Tinjauan adalah hasil meninjau, pandangan, pendapat ssesudah menyelidiki atau mempelajari (KBBI, 2003:1198).Pustaka adalah kitab, buku, buku primbon (KBBI, 2003:912). Torong (1999) dalam skripsinya Frasa Adjektiva Bahasa Karo : Analisis Teori X-Bar menjelaskan bahwa struktur internal frasa adjektiva bahasa Karo dibentuk oleh komplemen (komp), keterangan (ket), dan specifier (spec). Struktur mendasar FA ialah adjektiva plus komplemen yang berkategori adverbia, adjektiva dan preposisi.struktur FA dapat diperluas dengan keterangan yang berkategori FP. Keterangan dapat terletak di kiri atau kanan inti leksikal dalam skema X-bar. Hasil penelitian ini bermanfaat bagi penulis dalam menerapkan teori X-bar dalam mengkaji Frasa Verba dalam Bahasa Batak Toba. Menurut Mulyadi (2002) dalam jurnal ilmiahnya yang berjudul Frasa Nomina Bahasa Indonesia: Analisis teori X-bar, menjelaskan bahwa dalam teori X-bar, semua frasa memiliki sebuah inti leksikal. Inti adalah simpul akhir yang mendominasi kata. Inti mempunyai dua ciri yaitu, pertama inti memarkahi ciri kategorinya, misalnya inti dari FN adalah N. Kedua, inti terletak satu level lebih rendah dalam hierarki X-bar daripada konstituen yang menjadi inti tersebut. Jadi, 15

dalam hierarki X-bar nomina sebagai inti dari FN terletak satu level lebih rendah daripada frasanya. Kategori ini mempunyai bar kosong atau bisa pula dikatakan tanpa bar. Cara kerja teorix-bar dalam tulisan ini menjadi gambaran bagi penulis untuk menerapkan teori X-bar pada Frasa Verba dalam bahasa Batak Toba. Siagian (2007) dalam skripsinya Struktur frasa Adjektiva dalam Bahasa Batak Toba Analisis Teori X-bar menyatakan bahwa perilaku frasa adjektiva bahasa Batak Toba terbatas pada kategori-kategori yang hanya dapat berkombinasi dengan adjektiva saja. Kategori tersebut adalah kategori Adverbia, frasa Preposisi, dan Adjektiva. Kategori yang mendampingi inti leksikal tidak terbatas hanya berupa kategori kata, tetapi juga kategori frasa yaitu Frasa Preposisi. Selain itu, inti leksikal pada Frasa Adjektiva bahasa Batak Toba bukan hanya terdiri dari satu kata melainkan dapat juga terdiri dari dua kata. Siagian menemukan dua belas kaidah Frasa Adjektiva bahasa Batak Toba. Penelitian ini memberikan sumbangan untuk menerapkan teori X-bar yang diaplikasikan dalam FA bahasa Batak Toba. Situmorang (2007) dalam skripsinya Frasa Nomina Bahasa Batak Toba : Analisis Teori X-bar menjabarkan empat belas struktur kaidah FN bahasa Batak Toba yang dibentuk oleh nomina sebagai inti leksikal. FN dalam bahasa Batak Toba dapat dibentuk dengan adanya perilaku komplemen (komp), keteragan (ket), dan Specifier (spec). 16

Lubis (2007) dalam skripsinya Struktur Frasa Numeralia Dalam Bahasa Pesisir Sibolga : Analisis Teori X-Bar menjabarkan lima belas struktur kaidah FNum bahasa pesisir Sibolga yang dapat dibentuk oleh numeralia sebagai intil leksikal. Frasa numeralia dalam bahasa Pesisir Sibolga dapat dibentuk dengan adanya perilaku komplemen (komp), keterangan (ket), dan specifier. Struktur mendasar Frasa Numeralia adalah Numeralia plus komplemen. Komplemen dalam bahasa Pesisir Sibolga tidak terbatas pada kategori Nomina saja, melainkan juga pada kategori Numeralia. Hasil penelitian ini bermanfaat dalam memahami penggunaan teori X-bar. Menurut Mulyadi (2010) dalam artikelnya yang berjudul Frasa Preposisi Bahasa Indonesia: Analisis teori X-bar menjelaskan struktur internal FNum bahasa Indonesia dibentuk oleh komplemen, keterangan dan specifier. Posisi komplemen dalam FNum dalam bahasa Indonesia, specifier terjadi berulang, sehingga dalam skema X-bar ada dua proyeksi yang dibentuknya. Tulisan ini memberikan sumbangan bagi penulis untuk memahami analisis teori X-bar. Pasaribu (2012) dalam skripsinya yang berjudul Struktur Frasa Verba bahasa Pakpak Dairi Analisis Teori X-Bar menjelaskan bahwa, struktur internal frasa bahasa Pakpak Dairi dibentuk oleh ketiga fungsi gramatikal, yaitu specifier, keterangan, dan komplemen. Komplemen dalam frasa verba bahasa Pakpak Dairi hanya berkategori nomina. Kemudian, frasa verba bahasa Pakpak Dairi diperluas oleh kehadiran keterangan. Keterangan dalam struktur frasa verba bahasa Pakpak Dairi tidak terbatas, yaitu dapat berupa aspek, FN, FP, dan FAdj. Spesifier yang melengkapi frasa verba bahasa Pakpak Dairi berkategori penjumlah dan kata penunjuk. 17

Simamora (2013) dalam skripsinya yang berjudul Frasa Preposisi bahasa Batak Toba (Analisis Teori X-bar) menjelaskan bahwa fungsi gramatikal komplemen, keterangan, dan specifier memiliki perilaku yang berbeda dalam membentuk struktur FP dalam bahasa Batak Toba. Komplemen bersifat wajib, sedangkan keterangan dan specifier bersifat opsional. Struktur mendasar Frasa Preposisi dalam bahasa Batak Toba adalah preposisi plus komplemen. Keterangan dan specifier, karena bersifat opsional, tidak selalu muncul pasa struktur Frasa Preposisi. Akibatnya, tidak ada slot yang dibuat untuk keduanya pada diagram pohon. Penelitian ini memberi sumbangan bagi penulis sebagai gambaran dalam menerapkan teori X-bar pada Frasa Verba dalam bahasa Batak Toba. Selanjutnya, teori X-bar sudah digunakan oleh Saragih (2014) dalam skripsinya Frasa Adjektiva bahasa Simalungun: Analisis Teori X-bar menjelaskan perilaku Frasa Adjektiva bahasa Simalungun terbatas pada kategori-kategori yang hanya dapat berkombinasi dengan adjektiva saja. Kategori tersebut adalah kategori adverbia, frasa preposisi, dan adjektiva. Saragih menyebutkan sembilan struktur kaidah FA bahasa Simalungun yang dapat dibentuk oleh adjektiva sebagai inti leksikal. Penelitian ini memberi sumbangan dalam mempelajari teori X-bar yang diaplikasikan dalam FA bahasa Simalungun. 18