Dokumen nomor : CCRC Tanggal : 23 April 2013 Mengganti nomor : CCRC Tanggal : 26 Februari 2009

dokumen-dokumen yang mirip
CANCER CHEMOPREVENTION RESEARCH CENTER FAKULTAS FARMASI UGM

CANCER CHEMOPREVENTION RESEARCH CENTER FAKULTAS FARMASI UGM. Dokumen nomor : CCRC Tanggal : Mengganti nomor : - Tanggal : -

CANCER CHEMOPREVENTION RESEARCH CENTER FAKULTAS FARMASI UGM

PROSEDUR TETAP UJI KOMBINASI DENGAN AGEN KEMOTERAPI

CANCER CHEMOPREVENTION RESEARCH CENTER FAKULTAS FARMASI UGM

PROSEDUR TETAP UJI PENGAMATAN PROLIFERASI SEL (DOUBLING TIME)

CANCER CHEMOPREVENTION RESEARCH CENTER FARMASI UGM

Dokumen nomor : CCRC Tanggal : 23 April 2014 Mengganti nomor : CCRC Tanggal : 26 April 2012

CANCER CHEMOPREVENTION RESEARCH CENTER FAKULTAS FARMASI UGM

PROSEDUR TETAP PENGAMATAN APOPTOSIS DENGAN METODE DOUBLE STAINING

PROSEDUR TETAP PENGAMATAN EKSPRESI PROTEIN DENGAN METODE IMUNOSITOKIMIA

PROSEDUR TETAP PERSIAPAN KERJA IN VITRO DI LABORATORIUM

PROSEDUR TETAP PERSIAPAN KERJA IN VITRO DI LABORATORIUM

PROTOKOL IN VITRO NO. JENIS PROTOKOL SUMBER TGL. DIBUAT 1 PERSIAPAN KERJA IN VITRO DI LABORATORIUM 2 PEMBUATAN MEDIA KULTUR LENGKAP (MK) 28/02/08

CANCER CHEMOPREVENTION RESEARCH CENTER FAKULTAS FARMASI UGM

Uji Sitotoksik Analisis Statistik HASIL DAN PEMBAHASAN Uji Sitotoksik Analisis Siklus Sel dengan Flow Cytometry

Lampiran 1. Hasil identifikasi tumbuhan andaliman (Zanthoxylum acanthopodium DC.)

II. MATERI DAN METODE PENELITIAN. 1.Materi, Lokasi, dan Waktu Penelitian

Lampiran 1. Hasil identifikasi tumbuhan poguntano (Picria fel-terrae Lour.)

CANCER CHEMOPREVENTION RESEARCH CENTER FAKULTAS FARMASI UGM

UJI AKTIVITAS PENGHAMBATAN FRAKSI NON POLAR EKSTRAK KLIKA ANAK DARA (Croton oblongus BURM F.) TERHADAP SEL KANKER HELA

BAB 4 METODE PENELITIAN

II. MATERI DAN METODE PENELITIAN. 1.Materi, Lokasi dan Waktu Penelitian

Aktivitas Sitototoksik Fraksi Polar Umbi Bawang Putih (Allium sativum L.) Terhadap Sel T47D

Sitotoksisitas Ekstrak Spons Laut Aaptos suberitoides Terhadap Siklus Sel Kanker HeLa

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

dan tiga juta di antaranya ditemukan di negara sedang berkembang. Di Indonesia diperkirakan

UJI SITOTOKSIK EKSTRAK N-HEKSAN DAUN BOTTO -BOTTO (Chromolaena odorata L.) TERHADAP CELL LINE KANKER KOLON WiDr

UJI ANTIKARSINOGENESIS IN VIVO

EFEK SITOTOKSIK EKSTRAK ETANOL KULIT BATANG TANJUNG (Mimusopsi cortex) TERHADAP SEL T47D

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB VI PEMBAHASAN. Rimpang temu putih yang sudah dipotong kecil-kecil didestilasi dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker merupakan penyakit penyebab kematian utama di dunia setelah penyakit jantung (Baratawidjaya & Rengganis,

AKTIVITAS SITOTOKSIK FRAKSI NONPOLAR EKSTRAK ETANOL DAUN SRIKAYA (Annona squamosa Linn.) TERHADAP SEL T47D SKRIPSI

EKSTRAK ETANOL AKAR DAN DAUN DARI TANAMAN Calotropis gigantea AKTIF MENGHAMBAT PERTUMBUHAN SEL KANKER KOLON WiDr SECARA IN VITRO.

CANCER CHEMOPREVENTION RESEARCH CENTER FAKULTAS FARMASI UGM. Dokumen nomor : CCRC Tanggal : 21 Mei 2015 Mengganti nomor : - Tanggal : -

DAFTAR ISI. Halaman. viii. PDF created with pdffactory Pro trial version

UJI SITOTOKSISITAS EKSTRAK PETROLEUM ETER BIJI JALI ( Coix lacryma jobi, L. ) DAN HERBA BANDOTAN ( Ageratum conyzoides ) PADA SEL HELA SECARA IN VITRO

AKTIVITAS SITOTOKSIK FRAKSI POLAR, SEMIPOLAR, DAN NON POLAR EKSTRAK ETANOL DAUN TUMBUHAN SALA (Cynometra ramiflora Linn.) TERHADAP SEL T47D SKRIPSI

III. METODOLOGI PENELITIAN

AKTIVITAS ANTIKANKER EKSTRAK n-heksana DAN EKSTRAK METANOL HERBA PACAR AIR (Impatiens balsamina Linn) TERHADAP SEL KANKER PAYUDARA T47D

BAB III METODE PENELITIAN

SITOTOKSISITAS FRAKSI PROTEIN DAUN MIMBA

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan dua rancangan penelitian, yaitu : deskriptif

AKTIVITAS SITOTOKSIK FRAKSI POLAR EKSTRAK ETANOL BIJI SRIKAYA (Annona squamosa L.) TERHADAP SEL T47D SKRIPSI

LAPORAN PRAKTIKUM METABOLISME GLUKOSA, UREA, DAN PROTEIN (TEKNIK SPEKTROFOTOMETRI) Yuliandriani Wannur ( )

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN. 4.1 Jenis Penelitian Penelitian ini adalah eksperimental laboratorik. Penanaman sel ke 96-wells plate. Uji Viabilitas Sel

BAB III METODE PENELITIAN. asiatica L.) terhadap Pertumbuhan Sel Hepar Baby hamster yang Dipapar 7.12-

Abstract. Abstrak. Pendahuluan. Isparnaning, et al, Uji Sitotoksisitas Ekstrak Etanol Daun Arcangelisia flava...

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. (medicinal mushroom) adalah Ganoderma lucidum. Jamur ini telah digunakan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan April sampai dengan Juni 2013 di

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Pengambilan sampel buah Debregeasia longifolia dilakukan di Gunung

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Uji Sitotoksisitas Ekstrak Spons Laut Aaptos suberitoides Terhadap Sel Kanker Serviks (HeLa) Secara In Vitro

EFEK SITOTOKSIK DAN PENGHAMBATAN KINETIKA PROLIFERASI FRAKSI ETIL ASETAT EKSTRAK ETANOLIK TANAMAN CEPLUKAN (Physalis angulata Linn.) TERHADAP SEL HeLa

Utami, et al, Uji Sitotoksisitas Ekstrak Etanol Terpurifikasi Arcangelisia flava...

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dengan rancang bangun penelitian

UJI SITOTOKSISITAS SENYAWA HASIL ISOLASI AKAR PASAK BUMI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Uji Sitotoksisitas Senyawa Golongan Poliketida terhadap Sel HeLa

POTENSI SITOTOKSIK TANAMAN CEPLUKAN (Physalis angulata L) TERHADAP SEL HeLa. CYTOTOXIC EFFECTS OF Physallis angulata PLANT On HeLa CELL LINE

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen.

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

AKTIVITAS SITOTOKSIK EKSTRAK ETANOL UMBI UBI JALAR UNGU DAN UMBI UBI JALAR ORANYE (Ipomoea batatas L.) TERHADAP SEL KANKER PAYUDARA MCF-7 SKRIPSI

Efek Sitotoksik dan Pemacuan Apoptosis Fraksi Petroleum Eter ekstrak... (Yeni Listyowati, dkk) 1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Uji Sitotoksisitas Ekstrak Spons Laut Aaptos suberitoides terhadap Sel Kanker Kolon Widr secara In Vitro

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 METODE PENELITIAN. 4.1 Jenis Penelitian Penelitian ini adalah eksperimental laboratorik.

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan April sampai Juni 2013 di Laboratorium

I. PENDAHULUAN. Ganoderma spp. sebagai jamur dengan genus paling besar. Menurut Bhosle (2010),

SITOTOKSISITAS EKSTRAK ETANOL Aloe vera TERHADAP SEL FIBROBLAS SEBAGAI BAHAN MEDIKAMEN SALURAN AKAR SECARA IN VITRO

BAB III METODE PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian. Pada metode difusi, digunakan 5 perlakuan dengan masing-masing 3

BAB III METODE PENELITIAN. pengaruh ekstrak daun sirsak (Annona muricata Linn) terhadap kultur primer sel

BAB IV METODE PENELITIAN. identifikasi, sedangkan penelitian eksperimental meliputi uji toksisitas dan

III. METODOLOGI A. BAHAN DAN ALAT C. METODE PENELITIAN

BAB 5 HASIL PENELITIAN

EFEK SITOTOKSIK DAN PENGHAMBATAN KINETIKA PROLIFERASI FRAKSI KLOROFORM EKSTRAK ETANOLIK TANAMAN CEPLUKAN (Physalis angulata Linn.) TERHADAP SEL HeLa

BAB III METODE PENELITIAN. di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Laboratorium Kimia Analitik

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. MIPA dan Laboratorium Universitas Setia Budi Surakarta. B.

UJI ANTIKANKER EKSTRAK METANOL JAMUR YANG DIISOLASI DARI TANAH DAERAH WONOGIRI TERHADAP SEL KANKER PAYUDARA MCF-7 SECARA IN VITRO SKRIPSI

LAMPIRAN. Lampiran 1. Foto Lokasi Pengambilan Sampel Air Panas Pacet Mojokerto

BAB III METODE PENELITIAN. Subjek penelitian ini adalah ekstrak etanol daun pandan wangi.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen.

LAMPIRAN. Dilakukan fraksinasi 800 ml ekstrak dengan 800 ml klorform, dihasilkan:

EFEK SITOTOKSIK EKSTRAK ETANOL DAUN AFRIKA (Vernonia amygdalina Del.) TERHADAP SEL HELA DAN VERO SKRIPSI

Gambar 2. Daun Tempuyung

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian Pengaruh Vitamin E (α-tocoferol) Terhadap Kerusakan,

BAB III METODE PENELITIAN. adalah variasi jenis kapang yaitu Penicillium sp. dan Trichoderma sp. dan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai September 2014 di Green

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. menunjukan perbandingan kondisi fibroblas yang didapat dari dua produsen

Dokumen nomor : CCRC Tanggal : 14 Mei 2014 Mengganti nomor : - Tanggal : -

Lampiran 1. Surat Keterangan Determinasi

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Termasuk

UJI EFEK SITOTOKSIK HASIL FRAKSINASI EKSTRAK ETANOL AKAR ASAM KANDIS (Garcinia cowa Roxb.) TERHADAP SEL KANKER PAYUDARA T47D DENGAN METODA MTT

Air Panas. Isolat Murni Bakteri. Isolat Bakteri Selulolitik. Isolat Terpilih Bakteri Selulolitik. Kuantitatif

Transkripsi:

Hal. 1 dari 8 URAIAN DIBUAT OLEH DIPERIKSA OLEH DIPERIKSA OLEH DISETUJU OLEH Jabatan Staf Staf Supervisor Pimpinan Paraf Nama Herwandhani Putri Edy Meiyanto Tanggal 23 April 2013 PROTOKOL UJI SITOTOKSIK METODE MTT DAFTAR ISI HALAMAN DAFTAR ISI 1 A. RIWAYAT REVISI DOKUMEN 2 B. TUJUAN 2 C. PENDAHULUAN 2 D. OPERASIONAL 3

Hal. 2 dari 8 A. RIWAYAT REVISI DOKUMEN No Tanggal Dibuat oleh Diperiksa oleh Diperiksa oleh Disetujui oleh Dokumen - Endah P Septi Riris Istighfari J Edy Meiyanto Supervisor Pimpinan Isi Menggunakan format lama Belum ada penomoran dokumen Belum ada gambar tentang prosedur kerja dan contoh perhitungan IC 50 No Tanggal Dibuat oleh Diperiksa oleh Diperiksa oleh Disetujui oleh Dokumen -02-010-00 26 Februari 2009 Sendy Junedi Adam Hermawan Muthi Ikawati Edy Meiyanto Supervisor Pimpinan Isi Menggunakan format baru Sudah ada penomoran dokumen Sudah dicantumkan gambar tentang prosedur kerja dan contoh perhitungan IC 50-03- Sendy Junedi Dyaningtyas Dewi Muthi Edy Meiyanto 009-01 Ikawati Supervisor Pimpinan Isi Menggunakan penomoran baru, lama inkubasi setelah panen minimal 4 jam, pemisahan tahapan cara kerja -03-23 April 2014 Herwandhani Putri Edy Meiyanto 010-02 Supervisor Pimpinan Isi Ganti logo Larutan stopper : 100 µl SDS 10% dalam 0,01 N HCl B. TUJUAN Memberikan panduan secara bertahap dan detail mengenai uji sitotoksik dengan metode MTT. C. PENDAHULUAN Dalam pengembangan obat antikanker baru sebagai agen-agen kemoterapi kanker, evaluasi preklinik merupakan salah satu hal yang penting untuk mengetahui potensi aktivitas neoplastiknya. Evaluasi ini tidak hanya digunakan untuk obat-obat antikanker, tetapi juga untuk obat-obat lainnya, kosmetik, zat tambahan makanan, pestisida dan lainnya. Evaluasi yang telah terstandarisasi untuk menentukan apakah suatu material mengandung bahan yang berbahaya (toksik) secara biologis disebut uji sitotoksisitas. Syarat yang harus dipenuhi untuk sistem uji sitotoksisitas diantaranya adalah sistem pengujian harus dapat menghasilkan kurva dosis-respon yang reprodusibel dengan variabilitas yang rendah, kriteria respon harus menunjukan hubungan linier dengan jumlah sel serta informasi yang didapat dari kurva dosis-respon harus sejalan dengan efek yang muncul pada in vivo. Salah satu metode yang umum digunakan untuk menetapkan jumlah sel adalah metode MTT. Prinsip dari metode MTT adalah terjadinya reduksi garam kuning tetrazolium MTT (3-(4,5- dimetiltiazol-2-il)-2,5-difeniltetrazolium bromid) oleh sistem reduktase. Suksinat tetrazolium yang termasuk

Hal. 3 dari 8 dalam rantai respirasi dalam mitokondria sel-sel yang hidup membentuk kristal formazan berwarna ungu dan tidak larut air. Penambahan reagen stopper (bersifat detergenik) akan melarutkan kristal berwarna ini yang kemudian diukur absorbansinya menggunakan ELISA reader. Intensitas warna ungu yang terbentuk proporsional dengan jumlah sel hidup. Sehingga jika intensitas warna ungu semakin besar, maka berarti jumlah sel hidup semakin banyak. D. OPERASIONAL 1. Alat: Mikropipet 200, 1000 µl Tabung reaksi kecil Rak tabung kecil 96-well plate Conical tube ELISA reader 2. Bahan: PBS MK (DMEM/RPMI) DMSO MTT 5mg/mL PBS (50 mg MTT and 10 ml PBS) SDS 10% dalam 0,01 N HCl (larutan stopper) Aluminium foil 3. Penanaman Sel No Prosedur Kerja Perhatian 1. Ambil sel dari inkubator CO2, amati kondisi sel. Gunakan kultur sel dalam kondisi 80% konfluen untuk dipanen. 2. Lakukan panen sel sesuai Protokol Panen Sel - 3. Lakukan perhitungan sel sesuai Protokol Perhitungan Sel Jumlah sel yang dibutuhkan untuk uji sitotoksik dengan metode MTT adalah 5x10 4 sel/sumuran. 4. Transfer sel ke dalam sumuran, masing-masing 100 µl. Setiap kali mengisi 12 sumuran, resuspensi kembali sel agar tetap homogen. 5. Sisakan 3 sumuran kosong (jangan diisi sel). Untuk kontrol media. 6. Amati keadaan sel di mikroskop inverted untuk melihat distribusi sel dan dokumentasikan. 7. Inkubasi sel di dalam inkubator selama minimal 4 jam (agar sel attach kembali setelah panen). 8. Perlakuan sel dengan sampel dilakukan setelah sel kembali dalam keadaan normal - Jika sel belum attach, maksimal waktu inkubasi adalah 24 jam Selalu amati kondisi sel sebelum perlakuan.

Hal. 4 dari 8 4. Perlakuan Sampel pada Sel No Prosedur Kerja Perhatian 1. Cek kondisi sel, jika sudah siap buat seri konsentrasi sampel untuk perlakuan Lihat Protokol Preparasi Sampel. Buat peta perlakuan terlebih dahulu 2. Ambil plate dari inkubator CO2 untuk di bawa ke LAF. - 3. Buang media sel (balikkan plate 180 ) di atas tempat - buangan dengan jarak 10 cm, kemudian tekan plate secara perlahan di atas tisu makan untuk meniriskan sisa cairan. 4. Masukkan 100 µl PBS ke dalam semua sumuran yang - terisi sel, kemudian buang PBS dengan cara membalik plate seperti point 3 Tiriskan sisa cairan dengan tisu. 5. Masukkan seri konsentrasi sampel ke dalam sumuran (triplo). Dimulai dari konsentrasi sampel paling rendah sesuai peta perlakuan 6. Inkubasi di dalam inkubator CO2. Lama inkubasi tergantung pada efek perlakuan terhadap sel. Jika dalam waktu 24 jam belum terlihat efek sitotoksik, inkubasi kembali selama 24 jam (waktu inkubasi total: 24-48 jam). - 5. MTT dan Stopper No Prosedur Kerja Perhatian 1. Menjelang akhir waktu inkubasi, dokumentasikan kondisi sel untuk setiap perlakuan Semua kelompok perlakuan difoto kecuali kontrol media 2. Siapkan reaagen MTT untuk perlakuan (0,5 mg/ml) Stok MTT dibuat dengan cara: dengan cara ambil 1 ml stok MTT dalam PBS (5mg/mL), encerkan dengan MK ad 10 ml (untuk 1 buah 96 well plate). timbang 50 mg serbuk MTT, larutkan dalam PBS ad 10 ml. Simpan dalam freezer tertutup aluminium foil Gunakan sarung tangan saat menggunakan reagen MTT (bersifat 3. Buang media sel, cuci PBS (seperti pada point 3 perlakuan sampel pada sel), dan tambahkan reagen MTT 100 µl ke setiap sumuran, termasuk kontrol media (tanpa sel). 4. Inkubasi sel selama 2-4 jam di dalam inkubator CO2. - 5. Periksa kondisi sel dengan mikroskop inverted. Jika formazan telah jelas terbentuk, tambahkan stopper 100 µl SDS 10% dalam 0,01 N HCl. karsinogen). Inkubasi dilakukan sampai terbentuk formazan Pekerjaan tidak perlu dilakukan di dalam LAF hood.

Hal. 5 dari 8 6. Bungkus plate dengan kertas atau alumunium foil dan inkubasikan di tempat gelap pada temperatur kamar selama semalam Plate yang telah dibungkus jangan diletakkan di inkubator. 6. ELISA Reader No Prosedur Kerja Perhatian 1. Hidupkan ELISA reader, tunggu proses progressing Cek apakah kertas print masih ada hingga selesai. 2. Buka pembungkus plate dan tutup plate. Masukkan ke dalam ELISA reader Baca absorbansi masing-masing sumuran dengan ELISA reader dengan λ=550-600 nm (595 nm, tekan tombol START). Pastikan posisi plate pada ELISA redaer tidak terbalik. 3. Matikan kembali ELISA reader. Simpan dan tempel kertas hasil ELISA pada LOG BOOK. Setiap kali pembacaan di ELISA reader, catat di buku catatan pemakaian ELISA READER. 4. Buat grafik absorbansi (setelah dikurangi kontrol media) vs konsentrasi. 5. Hitung prosentase sel hidup dan analisis harga IC 50 dengan Excell (Regresi linear dari log konsentrasi) atau SPSS (Probit/Logit). Segera fotokopi hasil ELISA karena tinta cepat luntur Konsentrasi sampel TIDAK dalam log untuk melihat profil sel hidup. Lihat Cara perhitungan IC 50 7. Cara Perhitungan IC50 Pada percobaan diperoleh absorbansi 3 macam kontrol dan senyawa uji meliputi : a. Kontrol sel : berisi media kultur + sel b. Kontrol pelarut : berisi media kultur + sel + DMSO dengan konsentrasi terbesar pada seri konsentrasi) % DMSO terbesar dilihat dari konsentrasi DMSO dalam seri konsentrasi sampel yang paling pekat. c. Kontrol media : berisi media kultur d. Senyawa uji berisi : media kultur + sel + senyawa uji.

Hal. 6 dari 8 Langkah-langkah perhitungan IC50 : 1. Lihat apakah absorbansi kontrol pelarut lebih rendah dari kontrol sel atau sama dengan kontrol sel. Jika absorbansi kontrol pelarut sama dengan kontrol sel maka hitung prosentase sel hidup dengan rumus berikut : Prosentase sel hidup = ( perlakuan kontrol media) x 100% ( kontrol sel kontrol media) Jika absorbansi kontrol pelarut lebih rendah dari absorbansi kontrol sel maka hitung prosentase sel hidup dengan rumus berikut : Prosentase sel hidup = ( perlakuan kontrol media) x 100% ( kontrol pelarut kontrol media) 2. Buat grafik log konsentrasi vs prosentase sel hidup dengan chart type scatter dan chart subtype compare pairs of values. 3. Cari persamaan regresi linier dari grafik tersebut dengan menambilkan add trendline-regresi linier. 4. Lihat parameter r pada persamaan regresi linier. Jika r lebih besar dari r tabel maka persamaan regresi linier memenuhi standar untuk mencari IC50. 5. Masukan y = 50% pada persamaan regresi linier dan cari x nya kemudian dihitung antilog dari konsentrasi tersebut sehingga diperoleh IC 50. Contoh perhitungan: Data Hasil Uji Sitotoksik Ekstrak Etanolik Daun X terhadap Sel Kanker Payudara T47D 1. Kontrol sel dan kontrol media kontrol sel Rata-rata absorbansi kontrol sel kontrol media Rata-rata absorbansi kontrol media kontrol sel dikurangi kontrol media 0.290 0.113 0.318 0.111 0.307 0.304 0.132 0.118 0.186 0.286 0.115 0.317 0.120 0.305 0.117

Hal. 7 dari 8 2. Ekstrak etanolik daun X Kadar (µg/ml) * % Sel hidup 500 0.103 0.105 0.107-8.06-6.99-5.91-6.98 1.07 400 0.109 0.104 0.108-4.84-7.53-5.38-5.91 1.42 300 0.096 0.101 0.107-11.83-9.14-5.91-8.96 2.96 200 0.110 0.126 0.130-4.30 4.30 6.45 2.15 5.69 100 0.194 0.210 0.204 40.86 49.46 46.24 45.52 4.34 50 0.270 0.261 0.264 81.72 76.88 78.49 79.03 2.46 10 0.284 0.310 0.327 89.25 103.22 112.36 101.61 11.64 * data diperoleh dari replikasi sebanyak tiga kali untuk masing-masing kadar SD 3. Kontrol pelarut kontrol pelarut kadar 0,125 % Rata-rata absorbansi % sel hidup % Sel hidup ratarata Ratarata % sel hidup kontrol pelarut kadar 0,025% Rata-rata absorbansi % sel hidup Ratarata % sel hidup 0.277 81.18 0.269 85.483 0.292 97.31 0.299 93.54 0.305 0.303 89.25 92.29 0.284 0.28 100.53 94.98 0.306 94.62 0.294 101.07 0.299 96.23 0.297 97.31 0.289 95.16 0.295 91.93 A = 184.2549088 B = -72.67280501 R = -0.935840465 R 2 = 0.875797376 Persamaan : y = -72.067x + 184.255 Dimasukkan pada y nilai 50 %, cari antilog ketemu hasil 70 µ g/ml.

Hal. 8 dari 8 120 100 80 % sel hidup 60 40 20 0 0 50 100 150 200 250-20 Konsentrasi (ug/m l) Profil efek sitotoksik ekstrak etanolik daun X terhadap sel T47D dengan metode MTT. Sel T47D diletakkan pada 96 well-plate kemudian diperlakukan dengan ekstrak dengan kadar (10; 50; 100; 200; 300; 400; 500) µ g/ml dilanjutkan dengan pembacaan dengan ELISA reader pada ג 595 nm setelah inkubasi 24 jam. Sitotoksisitas ekstrak dinyatakan dengan % kehidupan yang ditampilkan sebagai rata-rata ± SD dari tiga eksperimen. Semakin tinggi konsentrasi larutan uji semakin rendah persentase kehidupan yang terjadi