BAB III METODE PENELITTIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Lokasi dan Waktu Penelitian

Skripsi. Untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga. Oleh MEI UTAMI

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. (Classrom Action Research). Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah salah satu

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

B. Disain Penelitian Pada penelitian ini menggunakan desain penelitian Kemmis dan Taggart (dalam Wiriaatmadja: 2008)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian. sistematis, terencana, dan dengan sikap mawas diri.

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian tindakan (action research) merupakan penelitian pada upaya

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Sanjaya (2009: 26) mengemukakan penelitian tindakan kelas merupakan proses

BAB III METODE PENELITIAN. memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa menjadi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. oleh guru dan siswa untuk melakukan perbaikan dan berdampak pada peningkatan

BAB III METODE PENELITIAN TINDAKAN KELAS. merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan

BAB III METODE PENELITIAN

Kemmis & Mc. Taggart (Basrowi, 2008: 26) memandang PTK sebagai

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas istilah dalam

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. bersama. Mulyasa (2009 : 10) mengartikan penelitian tindakan kelas

DAFTAR ISI... HALAMAN JUDUL... LEMBAR PERSETUJUAN... LEMBAR PENGESAHAN... PERNYATAAN KEASLIAN... PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH...

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III Metode Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

Bab III Metode Penelitian

METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Seting Dan Karakteristik Subjek Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. terkendali untuk menemukan dan memecahkan masalah pembelajaran di kelas.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. memperbaiki dan meningkatkan praktik pembelajaran di kelas secara

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Februari Maret April Observasi Penyusunan proposal dan 2 soal-soal untuk uji validitas 3

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan (Action

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN TINDAKAN KELAS. menawarkan cara dan prosedur baru untuk memperbaiki dan meningkatkan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Tindakan kelas (PTK), artinya penelitian ini berbasis pada masalah di kelas

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Tabel 3.1 Jadwal Penelitian Tindakan Kelas SD Negeri Mangunsari 01 Kecamatan Sidomukti Kota Salatiga Tahun Pelajaran 2013/2014

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. evaluasi dan refleksi (Aqip, 2006) seperti gambar berikut.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. No Uraian Kegiatan Bulan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Rancangan penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut : 1. Tempat Penelitian Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. 10 siswa perempuan dan 19 siswa laki-laki. Penelitian ini dilakukan di SDN 1 Kaliawi Bandar Lampung.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE DAN RENCANA PENELITIAN. kelas (PTK) dengan sifat kolaboratif yakni dengan melibatkan beberapa pihak. 27

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

17 BAB III METODE PENELITTIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian SD Negeri Weton Kulon terletak di desa Weton Kulon, Kecamatan Puring, Kabupaten Kebumen dengan letak geografis di wilayah dataran rendah. Adapun batasbatas wilayah di desa Weton Kulon adalah: utara : desa Pesuruan, selatan : desa Banjareja, barat : desa Tambakmulya, dan sebelah timur : desa Weton Wetan. Siswa SD Negeri Weton Kulon sebagian besar berasal dari lingkungan sosial ekonomi menengah. Mata pencaharian sebagian penduduk adalah petani. Pemilihan lokasi SD Negeri Weton Kulon sebagai tempat dilaksanakan penelitian didasarkan atas beberapa hal seperti berikut. a. Lokasi penelitian adalah tempat bekerja peneliti, sehingga peneliti lebih memahami keadaan, karakteristik, dan permasalahan yang dihadapi sekolah ini dibandingkan dengan mengadakan penelitian di sekolah lain, b. Penelitian yang dilaksanakan tidak akan mengganggu tugas utama peneliti selaku guru. Guru melakukan tindakan kelas untuk memperbaiki kegiatan belajar mengajar, bukan untuk mengganggu kelancaran pembelajaran di kelas. Penelitian dilaksanakanpada siswa kelas 4 SD Negeri Weton Kulon dengan jumlah siswa sebanyak 28 siswa, putra 13 siswa putri 15 siswa. Dalam pelaksanaan penelitian ini, penulis membuat sebuah rencana jadwal waktu penelitian. Pembuatan jadwal waktu penelitian bertujuan untuk memudahkan dalam proses penelitian, agar penelitian yang dilakukan dapat berjalan secara sistematis, efektif, dan efisien. Penelitian ini direncanakan akan dilaksanakan pada semester tiga dengan rincian jadwal penelitian sebagai berikut : 1) Penyusunan Proposal : Juni 2012 2) Koordinasi dan Perijinan : Januari 2013 3) Perlakuan : Februari - Maret 2013 4) Analisis dan Penyusunan : Februari - Maret 2013 5) Penulisan Laporan : Februari - Juni 2013 6) Penyerahan Laporan : Juni 2013 17

18 3.2 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Ada 2 variabel dalam penelitian ini yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini yaitu model pembelajaran kooperatif tipe TGT dan variabel terikat dalam penelitian ini yaitu hasil belajar. Yang dimaksud model pembelajaran kooperatif tipe TGT adalah model pembelajaran kooperatif yang menempatkan dalam kelompok kecil yang beranggotakan 4-5 orang atau 5-6 orang yang melibatkan aktivitas seluruh siswa dalam kelompok yang heterogen yang di dalamnya terdapat game, turnamen akademik untuk memperoleh tambahan poin untuk skor tim. Hasil Belajar adalah hasil belajar kognitif yang diperoleh dari hasil tes setelah siklus I dan siklus II. 3.3 Prosedur Penelitian Prosedur yang digunakan dalam penelitian ini adalah prosedur penelitian tindakan kelas. Menurut Suharsimi Arikunto, dkk(2008: 16-22). Secara garis besar terdapat 4 tahapan yang dilalui dalam penelitian tindakan kelas, yaitu meliputi perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Model Spiral Kemmis dan mc Taggart dapat dilihat pada gambar 2 Refleksi Perencanaan Pengamatan Pelaksanaan Refleksi Perencanaan Pengamatan Hasil Pelaksanaan Gambar 2 Alur PTK Model Spiral dari Kemmis dan Mc Taggart

19 1. Perencanaan (Planing) Perencanaan (Planing) merupakan suatu tindakan yang tersusun untuk memperbaiki situasi, mengubah, atau meningkatkan yang dilaksanakan secara khas yang mempunyai perspektif dan memandang kedepan. Perencanaan harus cukup fleksibel untuk dapat disesuaikan dengan pengaruh yang muncul tak terduga dan berbagai hambatan yang tak diperhitungkan dan tak terlihat. 2. Pelaksanaan Tindakan (Acting) Tindakan (Act) merupakan kegiatan yang dilakukan secara sadar dan terkendali yang merupakan variasi praktik secara cermat dan bijaksana. Pada pelaksanaan tindakan, guru berperan sebagai pemberdaya siswa. Tindakan yang akan dilaksanakan mengacu pada program yang telah disiapkan dan disepakati bersama dengan teman sejawat. Untuk mengetahui perubahan yang muncul dan kekurangan atau kelemahan pelaksanaan tindakan, pengamat menggunakan alat pengumpul data atau instrumen yang telah dibuat. 3. Pengamatan (Observing) Pengamatan (Observing) memiliki fungsi untuk mendokumentasikan berbagai pengaruh tindakan yang terkait. Pengamatan berorientasi ke masa yang akan datang, artinya observasi dimaksudkan untuk memperoleh berbagai keterangan yang digunakan untuk langkah-langkah yang akan datang. Hasil pengamatan yang cermat akan memberikan masukan yang digunakan pada langkah refleksi untuk memperbaiki tindakan atau mempertahankan tindakan. Perlu diperhatikan bahwa dalam pengamatan sering menemui berbagai hambatan, sebab tindakan dibatasi oleh kendala realitas dan semua kendala yang belum pernah ditemui dan dilihat pada masa lalu. Sehubungan dengan itu, observasi perlu direncanakan secara cermat, sehingga ada dasar dokumenter untuk refleksi berikutnya. Observasi dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan yang dilakukan. Obsevasi dilakukan terhadap isi tindakan, pelaksanaan tindakan, maupun akibat yang timbul dari tindakan tersebut. Obsevasi terhadap pelaksanaan tindakan, digunakan untuk menyusun rencana tindakan berikutnya. 4. Refleksi (Reflecting) Refleksi merupakan kegiatan mengingat dan merenungkan kembali suatu tindakan persis seperti yang telah dicatat. Refleksi berusaha memahami proses, masalah,

20 persoalan, dan kendala yang nyata dalam tindakan strategis. Refleksi mempertimbangkan ragam pandangan yang mungkin ada pada situasi sosial, dan memahami persoalan dan keadaan timbulnya persoalan itu. Refleksi biasanya dibantu dan dan atau dilakukan oleh seluruh anggota peneliti melalui diskusi. Rekonstruksi tindakan akan diungkap kembali, sehingga seluruh peneliti memiliki pandangan dan persepsi yang sama tentang kendala dan faktor pendukung. Berdasarkan analisis kasus dan berbagai pertimbangan dapat diputuskan berbagai rencana (revisi rencana tindakan). Refleksi ini mempunyai sifat evaluatif, sebab melalui refleksi seluruh anggota penelitian menentukan apakah tindakan yang dilakukan telah mencapai harapan atau belum, apakah tindakan perlu diadakan perbaikan atau tidak. Deskripsi per Siklus Prosedur penelitian yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini berbentuk siklus. Penelitian yang dilaksanakan terdiri dari dua siklus. Masing-masing siklus dilaksanakan dalam tiga kali pertemuan. Tahapan dalam siklus penelitian tindakan kelas berlangsung beberapa kali, karena adanya beberapa masalah atau kekurangan. Masalah dan kekurangan yang muncul tersebut selanjutnya dipecahkan dan diperbaiki pada siklus berikutnya sampai pembelajaran dinyatakan berhasil. Berikut ini adalah uraian masingmasing siklus yang dilakukan peneliti dalam penelitian. 1. Siklus I a. Perencanaan Peneliti melaksanakan tes awal sebelum diadakan tindakan siklus I, peneliti menyusun rencana penelitian berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Terkait dengan RPP, dipersiapkan berbagai instrumen yang diperlukan meliputi: alat peraga; lembar kerja siswa; lembar evaluasi dan lembar pengamatan. Bersama teman sejawat sebagai observer, terjadi kesepakatan tentang hal-hal yang berkaitan dengan lancarnya observasi dan pengumpulan data seperti: fokus observasi, kriteria observasi, jenis kegiatan yang harus diobservasi. b. Tindakan Guru melaksanakan proses kegiatan pembelajaran sesuai dengan RPP yang sudah disusun. Siswa menerima pembelajaran materi Matematika dengan penggunaan model TGT. Siklus I direncanakan pertemuan pertama dilaksanakan pada minggu ke 2

21 bulan April yaitu hari Senin, 8 April 2013. Pertemuan kedua dilaksanakan pada minggu ke 2 bulan Februari yaitu hari Kamis, 10 April 2013. Pertemuan ketiga dilaksanakan pada minggu ke 2 bulan April yaitu hari Sabtu, 13 April 2013 tiap pertemuan 2 x 35 menit. Tiap kali pertemuan dirinci menjadi kegiatan pendahuluan, inti, dan penutup. Pada kegiatan siklus I guru mengelompokkan siswa dalam beberapa kelompok dan tiap kelompok beranggotakan 4-5 siswa. Tahap evaluasi dilaksanakan pada akhir pertemuan ketiga c. Pengamatan Bersamaan dengan pelaksanaan tindakan teman sejawat mencatat hal-hal yang muncul selama proses pembelajaran berlangsung dan setelah selesai pembelajaran peneliti mengobservasikan angket langsung tertutup tentang hasil belajar Matematika siswa kelas 4 SD Negeri Weton Kulon. Pada kegiatan pengamatan ini teman sejawat mengamati aktivitas siswa saat menerima penjelasan guru dan tahap pembelajaran berlangsung. Pada akhir siklus, siswa diberi kesempatan untuk membuat jurnal tentang pendapatnya terhadap pelaksanaan model pembelajaran yang telah dilakukan guru. d. Refleksi Peneliti melakukan refeksi atas tindakan yang telah dilaksanakan untuk memperbaiki masalah-masalah yang muncul dengan penyempurnaan rencana tindakan berikutnya. Pada tahap ini dipaparkan perbandingan nilai ulangan harian kondisi awal dan nilai ulangan harian siklus I, lembar observasi siswa dan lembar pengamatan guru saat pembelajaran untuk merencanakan perbaikan tindakan pada siklus berikutnya. 2. Siklus II a. Perencanaan Setelah merefleksi hasil tindakan pada siklus I yaitu masih terdapat kekurangankekurangan dan kendala dalam menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT dalam pembelajaran Matematika tentang pecahan, peneliti membuat rancangan pembelajaran terevisi I yang merupakan rencana perbaikan terhadap pelaksanaan tindakan siklus I. Hampir sama pada perencanaan siklus I, peneliti membuat rancangan pembelajaran terevisi I yang berupa skenario pembelajaran siklus II. Pada tahap ini peneliti merencanakan perbaikan-perbaikan pembelajaran, peneliti juga menyiapkan rencana

22 pelaksanaan pembelajaran, menyiapkan lembar observasi, lembar kerja siswa dan lembar evaluasi. b. Tindakan Pada siklus II direncanakan pertemuan pertama dilaksanakan pada minggu ke 1 bulan April yaitu hari Senin, 15 April 2013. Pertemuan kedua dilaksanakan pada minggu ke 1 bulan April yaitu hari Kamis, 17 April 2013. Pertemuan ketiga dilaksanakan pada minggu ke 1 bulan April yaitu hari Sabtu, 20 April 2013. Pada tindakan siklus II peneliti melakukan pembelajaran sesuai dengan rancangan pembelajaran yang telah direvisi pada siklus sebelumnya. c. Pengamatan Selama kegiatan pelaksanaan siklus II ini peneliti dan siswa diobservasi oleh teman sejawat, dan peneliti juga mengamati proses siswa selama pembelajaran berlangsung. Pelaksanaan observasi dengan menggunakan lembar observasi siswa, lembar observasi teman sejawat dan lembar observasi guru. d. Refleksi Refleksi merupakan langkah dari suatu tindakan untuk menemukan kekurangan selama proses pembelajaran. Diskusi bersama guru dan teman sejawat tentang pelaksanaan. Dalam tindakan siklus II ini pembelajaran Matematika sudah mengalami peningkatan, kekurangan-kekurangan pada siklus sebelumnya dapat diperbaiki di siklus II ini dengan ini tindakan sudah berakhir. 3.4 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data 3.4.1 Teknik Pengumpulan Data Teknik Pengumpulan data dalam penelitian ini dengan menggunakan teknik tes tertulis dan nontes. Teknik tes tertulis yaitu pengumpulan data tentang hasil belajar siswa dengan memberikan tes kepada siswa dan hasil penilaian kegiatan siswa dengan menggunakan lembar penilaian kegiatan siswa untuk kelompok. Sedangkan teknik nontes berupa observasi/ pengamatan oleh teman sejawat. Observasi dilakukan teman sejawat untuk mengetahui partisipasi dan kreativitas siswa selama mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Jurnal dibuat teman sejawat untuk mengetahui respon siswa terhadap model pembelajaran yang dilakukan guru. Jurnal juga dibuat oleh siswa untuk mengetahui

23 hambatan-hambatan yang dialami siswa selama dalam proses pembelajaran dan pendapat siswa tentang pelaksanaan proses pembelajaran yang baru saja dilaksanakan guru. Adapun kisi kisi observasi untuk teman sejawat dan observasi untuk siswa dapat diihat pada Tabel 2 beikut ini. Tabel 2 Kisi-kisiObservasi Pelaksanaan Model TGT untuk Teman Sejawat Aspek Indikator Item Jumlah Soal Pelaksanaan Persiapan 1a, 1b, 1c, 1d, 1e, 1f 6 Pemelajaran Presentasi kelas 2a, 2b, 3c, 4d, 4e 5 Mtematika Belajar dalam tim 3a, 3b, 3c, 3d 4 model TGT Game akademik 4a, 4b, 4c, 4d 4 Turnamen 5a, 5b, 5c 3 Rekognisi tim 6a, 6b, 6c 3 Jumlah 25 Berdasarkan Tabel 2 diatas menyatakan bahwa pada indikator persiapan ada 6 pertanyaan, presentasi kelas 5 pertanyaan, belajar dalam tim 4 pertanyaan, game akademik 4 pertanyaan, turnamen 3 pertanyaan, rekognisi tim 3 pertnyaan. Sehingga jumlah semua pertanyaan observasi ada 25. Tabel 3 Kisi-kisi Observasi Pelaksanaan Model TGT untuk Siswa Aspek Indikator Item Item Soal Pelaksanaan Pemelajaran Matematika model TGT Persiapan 1a, 1b, 2 Presentasi kelas 2a, 2b, 2c, 2d, 4 Belajar dalam tim 3a, 3b, 3c, 3d 4 Game akademik 4a, 4b, 2 Turnamen 5a, 5b, 5c 3 Rekognisi tim 6a, 6b, 6c 3 Jumlah 18 Berdasarkan Tabel 3 diatas menyatakan bahwa pada indikator persiapan ada 2 pertanyaan, presentasi kelas 4 pertanyaan, belajar dalam tim 4 pertanyaan, game akademik 2 pertanyaan, turnamen 3 pertanyaan, rekognisi tim 3 pertnyaan. Sehingga jumlah semua pertanyaan observasi ada 18.

24 Standar Kompetensi 6. Menggunakan Pecahan dalam Pemecahan Masalah Tabel 4 Kisi Kisi Evaluasi Siklus I dan Siklus II Kompetensi Indikator Item Jumlah Dasar Soal 6.3 Menjumlahkan Pecahan 6.4 Mengurangkan Pecahan Menjumlahkan dua 1,2,3,4,5 5 pecahan biasa berpenyebut sama Menjumlahkan dua 1,2,3,4,5 5 pecahan biasa berpenyebut tidak sama Mengurangkan dua 1,2,3,4,5 5 pecahan biasa berpenyebut sama Mengurangkan dua 1,2,3,4,5 5 pecahan biasa berpenyebut tidak sama 3.4.2 Instrumen Pengumpulan Data Instrumen pengumpulan data pada teknik tes berupa butir soal tertulis berbentuk isian. Instrumen pengumpulan data pada teknik nontes berupa lembar observasi siswa, lembar observasi guru saat pembelajaran dan dokumentasi hasil penelitian yang berupa foto kegiatan penelitian. Untuk mendapatkan instrumen penilaian hasil belajar yang baik perlu diadakan uji validasi dan uji reliabilitas. Validasi yaitu ketepatan mengukur yang dimiliki sebutir soal yang merupakan bagian tak terpisahkan dari tes, dalam mengukur apa yang seharusnya diukur lewat butir soal. Sedangkan uji Reliabilitas adalah suatu tes yang pada hakekatnya menguji ketetapan pertanyaan tes yang didalamnya berupa seperangkat butir soal apabila diberikan berulang kali pada objek yang sama. Berikut data hasil uji validitas dan reliabilitas soal siklus 1 dan soal siklus 2 dapat dilihat melalui Tabel 5 berikut ini.

25 Tabel 5 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Soal Evaluasi Siklus 1 Nomor Soal Soal Valid Soal Tidak Valid 1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12,13,14, 15,16,17,18,19,20,21,22,23,24, 25,26,27,28,29,30,31,32,33,34,3 5,36,37,38,39,40 10,11,12,24,26,27,28,31,34, 36 1,2,3,4,5,6,7,8,9,13, 14,15,16,17,18,19,20, 21,22,23,25,29,30,32, 33,35,3,38,39,40 Berdasarkan data pada Tabel 5 diatas dapat dilihat bahwa soal yang valid berjumlah 10 soal dari 40 soal yang diujikan dan soal yang tidak valid berjumlah 30 soal dan dari hasil uji Reliabilitas soal diatas memiliki Reliabilitas Tes sebesar 0,80. Nilai Reliabilitas tes sebesar 0,80 merupakan nilai yang sudah memenuhi standar kelulusan Reliabilitas Tes yang ditentukan beradasarkan jumlah siswa. Tabel 6 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Soal Evaluasi Siklus 2 Nomor Soal Soal Valid Soal Tidak Valid 1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12,13, 14,15,16,17,18,19,20,21,22,23,24,25,26,27,28,29,30,31,32, 33,34,35,36,37,38,39,40 9,11,18,20,22,25,27,31,34, 36 1,2,3,4,5,6,7,8,10,12,13, 14,15,16,17,19,21,23,24, 26,28,29,30,32,33,35,37, 38,39,40 Berdasarkan data pada Tabel 6 diatas dapat dilihat bahwa soal yang valid berjumlah 10 dari 40 item dengan Reliabilitas Tes sebesar 0,99. 3.5 Indikator Kinerja Yang menjadi indikator keberhasilan tindakan kelas ini adalah jika terjadi perubahan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Matematika menggunakan Pembelajaran Kooperatif Tipe model TGT. Kondisi nilai ulangan harian siswa kelas 4 SD Negeri Weton Kulon semester 2 Tahun Pelajaran 2012/2013 pada mata pelajaran Matematika tentang pecahan masih jauh di bawah standar kriteria ketuntasan minimal 65. Didasarkan pada kenyataan tersebut, ditentukan target yang diharapkan yaitu 80 % siswa dapat mencapai nilai batas tuntas

26 65 sehingga ditargetkan setelah pelaksanaan 2 siklus tindakan kelas dapat naik menjadi rerata 80. 3.6 Analisis Data Analisis data yang digunakan pada penelitian ini meliputi analisis ketuntasan dan analisis komparatif hasil belajar. Analisis ketuntasan digunakan untuk mengetahui siswa yang tuntas dan tidak tuntas. Analisis komparatif digunakan untuk membandingkan data hasil belajar siswa dari pra siklus hingga siklus II.