NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN JULI 2016 SEBESAR 104,57

dokumen-dokumen yang mirip
NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN MARET 2016 SEBESAR 102,57

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN OKTOBER 2016 SEBESAR 105,26

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN AGUSTUS 2016 SEBESAR 105,47

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN APRIL 2016 SEBESAR 102,90

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN JANUARI 2017 SEBESAR 102,22

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN NOVEMBER 2016 SEBESAR 104,23

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN MEI 2017 SEBESAR 101,41

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN JUNI 2017 SEBESAR

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN MARET 2017 SEBESAR 101,32

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN AGUSTUS 2017 SEBESAR

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN MEI 2016 SEBESAR 103,21

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN APRIL 2017 SEBESAR 101,64

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN MARET 2015 SEBESAR 99,48

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN APRIL 2015 SEBESAR 98,71

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN OKTOBER 2015 SEBESAR 102,82

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN AGUSTUS 2014 SEBESAR 102,18

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN JUNI 2015 SEBESAR 100,36

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN FEBRUARI 2016 SEBESAR 103,90

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN DESEMBER 2014 SEBESAR 99,65

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN MEI 2015 SEBESAR 99,24

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN JUNI 2014 SEBESAR 102,10

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN NOVEMBER 2015 SEBESAR 103,01

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN OKTOBER 2014 SEBESAR 103,40

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN FEBRUARI 2015 SEBESAR 100,79

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN MARET 2014 SEBESAR 102,05

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN JANUARI 2016 SEBESAR 103,94

BERITA RESMI STATISTIK

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN JULI 2014 SEBESAR 102,54

NILAI TUKAR PETANI PROVINSI D.I. YOGYAKARTA BULAN DESEMBER 2012 SEBESAR 117,59

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN FEBRUARI 2014 SEBESAR 102,63

NILAI TUKAR PETANI PROVINSI D.I. YOGYAKARTA BULAN JUNI 2013 SEBESAR 117,68

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN AGUSTUS 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH JAWA TENGAH BULAN JULI 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN AGUSTUS 2015

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN JANUARI 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN DESEMBER 2015

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN MEI 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN MEI 2015

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH JAWA TENGAH BULAN FEBRUARI 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH JAWA TENGAH BULAN AGUSTUS 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN JUNI 2014

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN SEPTEMBER 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN AGUSTUS 2014

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH JAWA TENGAH BULAN MEI 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN JANUARI 2015

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN JUNI 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN APRIL 2015

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN JANUARI 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN APRIL 2014

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN FEBRUARI 2013

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH JAWA TENGAH BULAN MARET 2015

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN DESEMBER 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN MEI 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH JAWA TENGAH BULAN MARET 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN NOVEMBER 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH JAWA TENGAH BULAN JULI 2015

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN APRIL 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP) PROVINSI PAPUA BULAN FEBRUARI 2014

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN AGUSTUS 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH JAWA TENGAH BULAN APRIL 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN APRIL 2013

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN MARET 2017

Perkembangan Nilai Tukar Petani dan Harga Produsen Gabah Jawa Tengah Bulan September 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH JAWA TENGAH BULAN JANUARI 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH JAWA TENGAH BULAN DESEMBER 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN FEBRUARI 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN JUNI 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH JAWA TENGAH BULAN MARET 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH JAWA TENGAH BULAN JULI 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN FEBRUARI 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH JAWA TENGAH BULAN JUNI 2015

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH JAWA TENGAH BULAN AGUSTUS 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN APRIL 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH JAWA TENGAH BULAN APRIL 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN MARET 2015

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH JAWA TENGAH BULAN JUNI 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH JAWA TENGAH BULAN OKTOBER 2015

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH JAWA TENGAH BULAN SEPTEMBER 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH JAWA TENGAH BULAN AGUSTUS 2015

BPS PROVINSI ACEH PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, INFLASI PEDESAAN, DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN NOVEMBER 2015

BPS PROVINSI ACEH PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, INFLASI PEDESAAN, DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN SEPTEMBER 2015

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN JULI 2013

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH JAWA TENGAH BULAN NOVEMBER 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI SULAWESI TENGGARA MARET 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH JAWA TENGAH BULAN DESEMBER 2015

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN MEI 2012

BPS PROVINSI ACEH PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, INFLASI PEDESAAN, DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN SEPTEMBER 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH JAWA TENGAH BULAN JANUARI 2015

BPS PROVINSI ACEH PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, INFLASI PEDESAAN, DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN DESEMBER 2016

BPS PROVINSI ACEH PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, INFLASI PEDESAAN, DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN DESEMBER 2015

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI SULAWESI TENGGARA APRIL 2016

BPS PROVINSI ACEH PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, INFLASI PEDESAAN, DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN OKTOBER 2015

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH JAWA TENGAH BULAN AGUSTUS 2013

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, DAN HARGA PRODUSEN GABAH

Perkembangan Nilai Tukar Petani Dan Harga Produsen Gabah Bulan Oktober 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN AGUSTUS 2012

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH JAWA TENGAH BULAN FEBRUARI 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN NOPEMBER 2012

Transkripsi:

No. 42/08/34/Th.XVIII, 1 Agustus 2016 NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN JULI 2016 SEBESAR 104,57 A. PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI 1. Nilai Tukar Petani (NTP) Pada Juli 2016, NTP Daerah Istimewa Yogyakarta mencapai angka 104,57 atau mengalami kenaikan sebesar 0,71 persen dibandingkan dengan indeks bulan sebelumnya yang tercatat 103,84. NTP Subsektor Tanaman Pangan (NTPP) tercatat sebesar 100,49, NTP Subsektor Hortikultura (NTPH) 100,76, NTP Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat (NTPR) 127,25, NTP Subsektor Peternakan (NTPT) 98,32, dan NTP Subsektor Perikanan (NTN) 104,10. Naiknya indeks NTP gabungan pada bulan ini disebabkan oleh naiknya indeks NTP semua subsektor kecuali subsektor perikanan. Indeks Harga Konsumen (IHK) di daerah pedesaan di Daerah Istimewa Yogyakarta pada Juli 2016 secara umum mencapai 128,61 atau mengalami inflasi sebesar 0,86 persen dibanding bulan sebelumnya yang tercatat 127,51. Kenaikan IHK bulan ini paling banyak dipengaruhi oleh naiknya indeks pada kelompok bahan makanan sebesar 1,53 persen, diikuti kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga naik sebesar 0,90 persen, kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau naik sebesar 0,88 persen, kelompok sandang naik sebesar 0,60 persen, kelompok kesehatan naik sebesar 0,39 persen, kelompok perumahan naik sebesar 0,10 persen, dan terakhir kelompok transportasi dan komunikasi naik sebesar 0,03 persen. Dari 33 provinsi yang dihitung angka NTPnya pada bulan Juli 2016 terdapat 8 provinsi mengalami kenaikan NTP, sebaliknya 25 provinsi mengalami penurunan NTP. Kenaikan NTP terbesar terjadi di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta sebesar 0,71 persen, sebaliknya penurunan NTP terbesar terjadi di Provinsi Bangka Belitung sebesar 1,67 persen. Nilai Tukar Petani (NTP) merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan/daya beli petani di pedesaan. Penghitungan indikator ini diperoleh dari perbandingan antara Indeks Harga Yang Diterima Petani (IT) dengan Indeks Harga Yang Dibayar Petani (IB) yang dinyatakan dalam persentase. NTP juga menunjukkan daya tukar (term of trade) antara produk pertanian yang dijual petani dengan barang dan jasa yang dibutuhkan petani dalam berproduksi dan konsumsi rumah tangga. Dengan membandingkan kedua perkembangan angka tersebut, maka dapat diketahui apakah peningkatan pengeluaran untuk kebutuhan petani dapat dikompensasi dengan pertambahan pendapatan petani dari hasil pertaniannya. Atau sebaliknya, apakah kenaikan harga jual produksi pertanian dapat menambah pendapatan petani yang pada gilirannya meningkatkan kesejahteraan para petani. Semakin tinggi nilai NTP, relatif semakin kuat pula tingkat kemampuan atau daya beli petani. Berita Resmi Statistik D.I. Yogyakarta No. 42/08/34/Th.XVIII, 1 Agustus 2016 1

Berdasarkan hasil pemantauan harga-harga di pedesaan di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta pada Juli 2016, NTP di Daerah Istimewa Yogyakarta mengalami kenaikan indeks sebesar 0,71 persen dibanding NTP Juni 2016, yaitu dari 103,84 menjadi 104,57. Kenaikan NTP bulan Juli 2016 ini disebabkan oleh kenaikan indeks harga produk pertanian yang diterima petani lebih besar dibanding kenaikan indeks harga barang dan jasa yang dibayar petani. Kenaikan indeks NTP yang tercatat pada bulan Juli 2016 terjadi pada semua subsektor kecuali subsektor perikanan. Subsektor peternakan mengalami kenaikan indeks terbesar yaitu 1,32 persen, diikuti subsektor tanaman perkebunan rakyat naik sebesar 0,78 persen, subsektor hortikultura naik sebesar 0,77 persen dan subsektor tanaman pangan naik sebesar 0,16 persen. Sebaliknya subsektor perikanan mengalami penurunan sebesar 0,72 persen dibanding Juni 2016. 2. Indeks Harga Yang Diterima Petani (It) Indeks Harga yang Diterima Petani (It) menunjukkan fluktuasi harga yang beragam dari komoditas pertanian yang dihasilkan petani. Pada Juli 2016, secara umum It di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta mengalami kenaikan indeks sebesar 1,39 persen dibandingkan dengan It Juni 2016, yaitu dari 127,30 menjadi 129,07. Subsektor peternakan mengalami kenaikan It terbesar yaitu mencapai 1,82 persen diikuti subsektor hortikultura naik 1,51 persen, subsektor tanaman perkebunan rakyat naik sebesar 1,50 persen dan subsektor tanaman pangan naik sebesar 0,98 persen. Sebaliknya It subsektor perikanan turun sebesar 0,24 persen dibanding Juni 2016. 3. Indeks Harga Yang Dibayar Petani (Ib) Melalui Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) dapat dilihat fluktuasi harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh masyarakat pedesaan khususnya petani yang merupakan bagian terbesar dari masyarakat pedesaan, serta fluktuasi harga barang dan jasa yang diperlukan untuk memproduksi hasil pertanian. Pada Juli 2016 Ib di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta mengalami kenaikan Ib sebesar 0,68 persen bila dibandingkan Juni 2016, yaitu dari 122,59 menjadi 123,43. Kenaikan Ib terbesar terjadi pada subsektor tanaman pangan yaitu sebesar 0,82 persen, diikuti subsektor hortikultura naik sebesar 0,74 persen, subsektor tanaman perkebunan rakyat naik sebesar 0,71 persen, subsektor peternakan naik sebesar 0,49 persen dan terakhir subsektor perikanan mengalami kenaikan Ib sebesar 0,48 persen dibanding bulan Juni 2016. Kenaikan Ib tertinggi terjadi pada subsektor tanaman pangan disebabkan oleh naiknya harga beberapa komoditi barang konsumsi rumahtangga seperti gula pasir, gula merah, beras, telur ayam ras, daging ayam ras, kelapa tua dan minyak goreng. 4. NTP Subsektor a. Subsektor Tanaman Pangan (NTPP) Pada Juli 2016 NTPP mengalami kenaikan indeks sebesar 0,16 persen. Naiknya NTPP ini disebabkan karena kenaikan indeks yang diterima petani sebesar 0,98 persen lebih besar dibanding kenaikan indeks yang dibayar petani sebesar 0,82 persen. Kenaikan indeks yang terjadi pada It disebabkan karena naiknya indeks harga subkelompok padi sebesar 0,98 persen dan subkelompok palawija naik sebesar 0,99 persen. Komoditas yang menyebabkan kenaikan It pada subsektor ini terutama karena naiknya harga beberapa komoditi terutama gabah, jagung, dan kacang tanah. Pada Ib naiknya indeks disebabkan oleh naiknya Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) sebesar 0,93 persen, dan naiknya Indeks Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM) sebesar 0,12 persen. 2 Berita Resmi Statistik D.I. Yogyakarta No. 42/08/34/Th.XVIII, 1 Agustus 2016

Tabel 1 Nilai Tukar Petani Subsektor Tanaman Pangan dan nya a. Indeks Diterima Petani (It) 127.26 128.52 0.98 - Padi 113.01 114.12 0.98 - Palawija 145.47 146.91 0.99 b. Indeks Dibayar Petani (Ib) 126.84 127.88 0.82 - Indeks Konsumsi Rumah Tangga 128.60 129.79 0.93 - Indeks BPPBM 116.35 116.49 0.12 c. Nilai Tukar Petani (NTPP) 100.33 100.49 0.16 d. Nilai Tukar Usaha Petanian 109.38 110.33 0.87 b. Subsektor Hortikultura (NTPH) Pada Juli 2016, Nilai Tukar Petani untuk subsektor hortikultura (NTPH) mengalami kenaikan indeks sebesar 0,77 persen. Hal ini terjadi karena kenaikan indeks yang diterima petani sebesar 1,51 persen lebih besar dibanding kenaikan indeks yang dibayar petani sebesar 0,74 persen. Kenaikan It disebabkan oleh naiknya harga pada beberapa komoditas utamanya bawang merah dan melon. Pada Ib kenaikan indeks disebabkan oleh naiknya IKRT sebesar 0,87 persen dan naiknya indeks BPPBM sebesar 0,15 persen. Tabel 2 Nilai Tukar Petani Subsektor Hortikultura dan nya a. Indeks Diterima Petani (It) 124.40 126.28 1.51 - Sayur-sayuran 117.45 119.54 1.78 - Buah-buahan 132.20 133.76 1.18 - Tanaman Obat 109.60 112.41 2.56 b. Indeks Dibayar Petani (Ib) 124.41 125.33 0.74 - Indeks Konsumsi Rumah Tangga 127.43 128.54 0.87 - Indeks BPPBM 111.96 112.13 0.15 c. Nilai Tukar Petani (NTPH) 99.99 100.76 0.77 d. Nilai Tukar Usaha Pertanian 111.11 112.62 1.36 c. Subsektor Perkebunan Rakyat (NTPR) Pada Juli 2016 NTPR mengalami kenaikan indeks sebesar 0,78 persen, hal ini terjadi karena kenaikan indeks yang diterima petani sebesar 1,50 persen,lebih besar dibanding kenaikan indeks yang dibayar petani sebesar 0,71 persen. Berita Resmi Statistik D.I. Yogyakarta No. 42/08/34/Th.XVIII, 1 Agustus 2016 3

Kenaikan It terjadi karena indeks subkelompok tanaman perkebunan rakyat mengalami perubahan indeks yaitu dari 153,01 menjadi 155,30. Beberapa komoditas subkelompok tanaman perkebunan rakyat yang mengalami kenaikan harga diantaranya adalah kakao, kelapa dan tebu. Kenaikan Ib pada subsektor ini dipengaruhi oleh naiknya IKRT sebesar 0,83 persen dan naiknya indeks BPPBM sebesar 0,47. Tabel 3 Nilai Tukar Petani Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat dan nya a. Indeks Diterima Petani (It) 153.01 155.30 1.50 - Tanaman Perkebunan Rakyat 153.01 155.30 1.50 b. Indeks Dibayar Petani (Ib) 121.18 122.04 0.71 - Indeks Konsumsi Rumah Tangga 127.08 128.13 0.83 - Indeks BPPBM 111.00 111.52 0.47 c. Nilai Tukar Petani (NTPR) 126.26 127.25 0.78 d. Nilai Tukar Usaha Pertanian 137.85 139.25 1.02 d. Subsektor Peternakan (NTPT) Tabel 4 Nilai Tukar Petani Subsektor Peternakan dan nya a. Indeks Diterima Petani (IT) 114.81 116.89 1.82 - Ternak Besar 112.48 114.51 1.80 - Ternak Kecil 111.70 113.81 1.89 - Unggas 128.59 130.80 1.72 - Hasil Ternak 117.60 119.87 1.94 b. Indeks Dibayar Petani (IB) 118.31 118.89 0.49 - Indeks Konsumsi Rumah Tangga 126.77 127.81 0.82 - Indeks BPPBM 110.00 110.13 0.12 c. Nilai Tukar Petani (NTPT) 97.03 98.32 1.32 d. Nilai Tukar Usaha Pertanian 104.37 106.14 1.70 Pada Juli 2016 terjadi kenaikan pada NTPT sebesar 1,32 persen. Naiknya NTPT terjadi karena kenaikan indeks harga yang diterima petani sebesar 1,82 persen, lebih besar dibanding kenaikan indeks harga yang dibayar petani sebesar 0,49 persen. Naiknya harga beberapa komoditas seperti harga sapi potong, telur ayam ras, kambing, ayam ras pedaging dan ayam buras adalah penyebab naiknya It pada subsektor peternakan di bulan ini. Sementara itu, kenaikan yang terjadi pada Ib disebabkan karena naiknya IKRT sebesar 0,82 persen dan naiknya indeks BPPBM sebesar 0,12 persen. 4 Berita Resmi Statistik D.I. Yogyakarta No. 42/08/34/Th.XVIII, 1 Agustus 2016

e. Subsektor Perikanan (NTN) Pada Juli 2016, NTN mengalami penurunan sebesar 0,72 persen, hal ini dikarenakan turunnya indeks harga yang diterima petani sebesar 0,24 persen, sebaliknya indeks yang dibayar petani mengalami kenaikan sebesar 0,48 persen. Penurunan It di subsektor ini disebabkan oleh turunnya It subkelompok ikan budidaya sebesar 0,37 persen meskipun subkelompok ikan penangkapan naik sebesar 1,77 persen. Sementara itu kenaikan yang terjadi pada Ib disebabkan karena naiknya IKRT sebesar 0,81 persen dan naiknya indeks BPPBM sebesar 0,01 persen. Tabel 5 Nilai Tukar Petani Subsektor Perikanan dan nya a. Indeks Diterima Petani 123.63 123.33-0.24 - Penangkapan 134.84 137.23 1.77 - Budidaya 123.01 122.56-0.37 b. Indeks Dibayar Petani 117.90 118.47 0.48 - Indeks Konsumsi Rumah Tangga 127.75 128.79 0.81 - Indeks BPPBM 106.47 106.48 0.01 c. Nilai Tukar Petani (NTN) 104.86 104.10-0.72 d. Nilai Tukar Usaha Pertanian 116.12 115.82-0.26 Jika dilihat lebih dalam menurut subkelompoknya, maka indeks NTP subkelompok ikan tangkap (Nilai Tukar Nelayan) pada Juli 2016 mengalami kenaikan sebesar 1,20 persen dibanding bulan sebelumnya. Hal ini disebabkan oleh kenaikan indeks yang diterima petani (nelayan) sebesar 1,77 persen, lebih besar dibanding kenaikan indeks yang dibayar petani (nelayan) sebesar 0,56 persen. Naiknya It ini sangat dipengaruhi oleh naiknya harga beberapa komoditas seperti udang, tongkol, layur, kakap, kuwe dan manyung pada bulan ini. Naiknya Ib disebabkan oleh naiknya IKRT sebesar 0,81 persen dan naiknya indeks BPPBM sebesar 0,22 persen. Tabel 6 Nilai Tukar Petani Subkelompok Ikan Tangkap dan nya Juni - Juli 2016 (2012=100) a. Indeks Diterima Petani 134.84 137.23 1.77 - Penangkapan Perairan Umum 100.00 100.00 0.00 - Penangkapan Perairan Laut 134.88 137.27 1.77 b. Indeks Dibayar Petani 121.03 121.70 0.56 - Indeks Konsumsi Rumah Tangga 127.59 128.63 0.81 - Indeks BPPBM 113.33 113.58 0.22 c. Nilai Tukar Nelayan (NTN) 111.41 112.76 1.20 d. Nilai Tukar Usaha Pertanian 118.98 120.82 1.54 Berita Resmi Statistik D.I. Yogyakarta No. 42/08/34/Th.XVIII, 1 Agustus 2016 5

Sementara itu NTP subkelompok ikan budidaya mengalami penurunan indeks sebesar 0,84 persen pada Juli 2016. Penurunan ini disebabkan oleh turunnya indeks yang diterima petani sebesar 0,37 persen, sebaliknya indeks yang dibayar petani mengalami kenaikan sebesar 0,47 persen. Penurunan It banyak disebabkan oleh turunnya harga beberapa komoditas seperti lele, tawes dan udang. Naiknya Ib disebabkan oleh naiknya IKRT sebesar 0,81 persen, sedangkan indeks BPPBM relatif tidak mengalami perubahan indeks. Tabel 7 Nilai Tukar Petani Subkelompok Ikan Budidaya dan nya a. Indeks Diterima Petani 123.01 122.56-0.37 - Budidaya Air Tawar 123.01 122.56-0.37 b. Indeks Dibayar Petani 117.73 118.29 0.47 - Indeks Konsumsi Rumah Tangga 127.76 128.79 0.81 - Indeks BPPBM 106.08 106.08 0.00 c. Nilai Tukar Pembudidaya Ikan 104.48 103.61-0.84 d. Nilai Tukar Usaha Pertanian 115.95 115.53-0.37 5. Nilai Tukar Petani tanpa Subsektor Perikanan Adanya perbedaan karakteristik yang signifikan antara petani di subsektor tanaman pangan, hortikultura, perkebunan rakyat, dan peternak dengan nelayan yang selama ini digambarkan dari subsektor perikanan, maka bisa dilihat NTP pada kedua karakteristik tersebut dengan memisahkan penghitungan NTP antar keduanya. NTP Daerah Istimewa Yogyakarta tanpa subsektor perikanan pada Juli 2016 mencapai 104,58 atau naik sebesar 0,75 persen dibanding bulan Juni 2016. Hal ini disebabkan oleh kenaikan indeks yang diterima petani yang sebesar 1,44 persen, lebih besar dibanding kenaikan indeks harga yang dibayar petani sebesar 0,69 persen. Tabel 8 Nilai Tukar Petani tanpa Subsektor Perikanan dan nya Indeks Harga yang Diterima Petani 127.41 129.24 1.44 Indeks Harga yang Dibayar Petani 122.74 123.58 0.69 Konsumsi Rumah Tangga 127.51 128.61 0.86 BPPBM 112.46 112.67 0.19 Nilai Tukar Petani 103.81 104.58 0.75 Nilai Tukar Usaha Pertanian 113.29 114.71 1.25 6 Berita Resmi Statistik D.I. Yogyakarta No. 42/08/34/Th.XVIII, 1 Agustus 2016

6. Indeks Harga Konsumen Pedesaan Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) mencerminkan angka Inflasi/Deflasi di wilayah pedesaan. Indeks Harga Konsumen (IHK) di daerah pedesaan di Daerah Istimewa Yogyakarta pada Juli 2016 secara umum mencapai 128,61 atau mengalami inflasi sebesar 0,86 persen dibanding IHK pada bulan sebelumnya yang tercatat 127,51. Kenaikan IHK bulan ini paling banyak dipengaruhi oleh naiknya indeks pada kelompok bahan makanansebesar 1,53 persen, diikuti kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga naik sebesar 0,90 persen, kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau naik sebesar 0,88 persen, kelompok sandang naik sebesar 0,60 persen, kelompok kesehatan naik sebesar 0,39 persen, kelompok perumahan naik sebesar 0,10 persen, dan terakhir kelompok transportasi dan komunikasi naik sebesar 0,03 persen. Tabel 9 Indeks Harga Konsumen dan nya Kelompok Konsumsi Rumah Tangga 127.51 128.61 0.86 - Bahan Makanan 141.80 143.98 1.53 - Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau 128.49 129.62 0.88 - Perumahan 120.60 120.72 0.10 - Sandang 124.79 125.55 0.60 - Kesehatan 115.73 116.18 0.39 - Pendidikan,Rekreasi dan Olah Raga 110.39 111.38 0.90 - Transportasi dan Komunikasi 115.51 115.55 0.03 7. Perbandingan Antar Provinsi Dari 33 provinsi yang dilaporkan, pada Juli 2016 ada sebanyak 8 provinsi yang mengalami kenaikan NTP. Kenaikan NTP terbesar terjadi di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta yaitu sebesar 0,71 persen, sedangkan kenaikan NTP terkecil sebesar 0,09 persen terjadi di Provinsi Bali. Kenaikan NTP terbesar di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta terutama disebabkan oleh naiknya NTP pada subsektor peternakan dengan naiknya harga beberapa komoditi terutama sapi potong, telur ayam ras, kambing, ayam ras pedaging dan ayam buras Sebanyak 25 provinsi pada bulan Juli 2016 ini mengalami penurunan NTP dengan Provinsi Bangka Belitung mengalami penurunan terbesar yaitu sebesar 1,67 persen, sedangkan Provinsi Sulawesi Tenggara dan Provinsi DKI Jakarta mengalami penurunan NTP terkecil yaitu masing-masing 0,01 persen. Penurunan NTP yang terjadi di Provinsi Bangka Belitung banyak disebabkan oleh turunnya harga merica dan kelapa sawit pada subsektor tanaman perkebunan rakyat. Berita Resmi Statistik D.I. Yogyakarta No. 42/08/34/Th.XVIII, 1 Agustus 2016 7

Tabel 10 NTP Provinsi dan nya Provinsi NASlONAL 101.47 101.39-0.08 YOGYAKARTA 103.84 104.57 0.71 NTB 104.14 104.71 0.55 SULSEL 104.19 104.60 0.40 JATENG 99.64 99.93 0.29 JABAR 104.08 104.32 0.24 PAPUA BARAT 100.44 100.59 0.15 MALUKU 103.01 103.14 0.13 BALI 106.58 106.67 0.09 SULTRA 100.65 100.64-0.01 DKI 101.25 101.24-0.01 SULTENG 100.62 100.59-0.02 JATIM 104.59 104.56-0.03 SULUT 97.00 96.93-0.08 KALTENG 98.12 97.92-0.20 NTT 100.67 100.46-0.21 BANTEN 101.54 101.32-0.21 GORONTALO 105.57 105.32-0.24 LAMPUNG 104.59 104.25-0.33 KALTIM 98.50 98.16-0.35 SULBAR 107.51 107.14-0.35 KALSEL 97.04 96.69-0.36 PAPUA 97.13 96.77-0.37 KEPRI 98.60 98.19-0.42 SUMBAR 97.37 96.91-0.47 NAD 95.83 95.20-0.66 RIAU 98.11 97.41-0.71 SUMUT 99.84 99.08-0.76 MALUKU UTARA 104.15 103.34-0.78 SUMSEL 93.84 93.06-0.83 KALBAR 96.02 95.21-0.84 JAMBI 99.18 98.15-1.04 BENGKULU 92.86 91.64-1.31 BABEL 103.74 102.01-1.67 8 Berita Resmi Statistik D.I. Yogyakarta No. 42/08/34/Th.XVIII, 1 Agustus 2016

Tabel 11 NTP tanpa Subsektor Perikanan Provinsi dan nya Provinsi NASIONAL 101.39 101.31-0.09 YOGYAKARTA 103.81 104.58 0.75 NTB 104.25 104.81 0.53 SULSEL 104.38 104.79 0.39 JATENG 99.55 99.85 0.30 PAPUA BARAT 100.08 100.34 0.27 JABAR 104.35 104.61 0.25 BALI 106.62 106.73 0.10 JATIM 104.55 104.52-0.03 SULTRA 99.81 99.77-0.03 MALUKU 102.93 102.89-0.04 SULTENG 100.11 100.03-0.08 SULUT 96.91 96.75-0.16 KALTENG 97.48 97.29-0.19 BANTEN 101.42 101.20-0.21 NTT 100.62 100.39-0.23 GORONTALO 105.74 105.49-0.23 LAMPUNG 104.74 104.39-0.34 PAPUA 96.66 96.28-0.39 KALSEL 95.96 95.57-0.41 KALTIM 98.33 97.92-0.41 SULBAR 107.76 107.32-0.41 SUMBAR 96.95 96.48-0.48 KEPRI 94.83 94.31-0.55 NAD 95.73 95.09-0.67 RIAU 97.40 96.71-0.71 SUMUT 99.85 99.08-0.77 SUMSEL 93.67 92.90-0.82 KALBAR 95.73 94.90-0.86 MALUKU UTARA 104.37 103.40-0.93 JAMBI 99.07 98.00-1.09 BENGKULU 92.73 91.50-1.33 BABEL 103.54 101.55-1.92 Berita Resmi Statistik D.I. Yogyakarta No. 42/08/34/Th.XVIII, 1 Agustus 2016 9

Tabel 12 Nilai Tukar Nelayan Provinsi dan nya Provinsi NASIONAL 108.42 108.89 0.42 MALUKU 103.00 104.99 1.94 SULUT 101.12 102.94 1.80 NTB 107.85 109.78 1.79 SULBAR 106.12 107.69 1.48 MALUKU UTARA 100.66 102.13 1.46 SULSEL 102.78 104.21 1.39 SUMBAR 105.07 106.43 1.30 SULTENG 115.36 116.78 1.23 YOGYAKARTA 111.41 112.76 1.20 NTT 104.50 105.74 1.19 JABAR 110.68 111.98 1.17 JATIM 112.68 113.93 1.11 BABEL 107.49 108.58 1.02 SULTRA 116.41 117.16 0.64 JAMBI 109.13 109.50 0.34 KALTIM 108.53 108.82 0.27 KALSEL 112.70 112.74 0.04 PAPUA 109.07 109.08 0.01 KEPRI 108.88 108.89 0.01 KALTENG 111.58 111.55-0.03 NAD 101.66 101.57-0.09 GORONTALO 106.78 106.69-0.09 BANTEN 119.27 119.16-0.09 BALI 112.12 111.88-0.22 DKI 108.36 108.11-0.23 KALBAR 106.35 106.07-0.26 BENGKULU 102.54 102.11-0.41 SUMUT 103.76 103.30-0.44 JATENG 110.60 109.80-0.72 PAPUA BARAT 105.09 104.30-0.75 SUMSEL 96.66 95.77-0.93 LAMPUNG 108.48 107.25-1.13 RIAU 119.60 117.67-1.61 10 Berita Resmi Statistik D.I. Yogyakarta No. 42/08/34/Th.XVIII, 1 Agustus 2016

Tabel 13 Nilai Tukar Pembudidaya Ikan Provinsi dan nya Provinsi Nasional 99.24 99.05-0.19 RIAU 101.02 101.85 0.82 JAMBI 95.69 96.28 0.62 KALSEL 102.00 102.58 0.58 LAMPUNG 96.05 96.48 0.46 SULBAR 95.95 96.22 0.28 DKI 93.79 94.04 0.26 BABEL 95.35 95.41 0.06 JATENG 101.63 101.63 0.00 SULSEL 99.22 99.18-0.04 JABAR 98.30 98.23-0.07 KALTIM 89.64 89.56-0.10 SUMUT 95.15 94.90-0.26 BANTEN 96.84 96.54-0.30 MALUKU 106.90 106.57-0.31 SULUT 93.26 92.95-0.34 MALUKU UTARA 106.86 106.47-0.36 PAPUA 88.52 88.15-0.41 JATIM 102.86 102.40-0.45 SULTENG 89.10 88.69-0.46 PAPUA BARAT 90.31 89.89-0.47 SUMBAR 107.26 106.74-0.48 NTB 89.39 88.95-0.49 BENGKULU 95.16 94.61-0.58 KEPRI 107.28 106.64-0.60 NTT 100.31 99.70-0.62 KALBAR 99.50 98.87-0.63 KALTENG 97.68 96.97-0.72 SULTRA 96.11 95.42-0.72 BALI 90.65 89.95-0.77 YOGYAKARTA 104.48 103.61-0.84 NAD 95.35 94.54-0.85 SUMSEL 99.42 98.50-0.93 GORONTALO 90.22 89.35-0.96 Berita Resmi Statistik D.I. Yogyakarta No. 42/08/34/Th.XVIII, 1 Agustus 2016 11

B. PERKEMBANGAN HARGA PRODUSEN GABAH JULI 2016 Berdasarkan hasil observasi terhadap 54 transaksi gabah di Daerah Istimewa Yogyakarta selama Juli 2016, sebanyak 50,00 persen berkualitas Gabah Kering Panen (GKP), 48,15 persen berkualitas rendah dan sisanya 1,85 persen berkualitas Gabah Kering Giling (GKG). Dibandingkan Juni 2016, rata-rata harga gabah kualitas GKP turun 0,64 persen menjadi Rp. 4.648,15 per kg di tingkat petani dan turun 0,63 persen menjadi Rp. 4.698,15 per kg di tingkat penggilingan. Sementara itu rata-rata harga gabah kualitas rendah turun sebesar 4,69 persen menjadi Rp. 4.011,54 per kg di tingkat petani dan turun 4,63 persen menjadi Rp. 4.061,54 per kg di tingkat penggilingan. Sementara itu rata-rata harga gabah kualitas GKG pada bulan Juli 2016 adalah Rp. 4.750,00 di tingkat petani dan Rp. 4.800,00 di tingkat penggilingan. Harga gabah tertinggi di tingkat petani senilai Rp. 5.350,00 per kg pada gabah kualitas GKP dengan varitas Cianjur terjadi di Kecamatan Sleman (Sleman). Sebaliknya, harga gabah terendah di tingkat petani senilai Rp. 3.750,00 per kg dengan gabah kualitas rendah varitas IR64 terjadi di wilayah Kecamatan Bambang Lipuro (Bantul). Selama Juli 2016, tidak dijumpai observasi harga gabah di bawah HPP baik di tingkat petani maupun di tingkat penggilingan. Pada Juli 2016, berdasarkan hasil Survei Harga Produsen Gabah di Daerah Istimewa Yogyakarta tercatat ada sebanyak 54 observasi transaksi gabah di tiga kabupaten yaitu Kabupaten Kulonprogo, Kabupaten Bantul, dan Kabupaten Sleman. Dilihat dari distribusinya, gabah kualitas GKP sebanyak 27 observasi, kualitas rendah sebanyak 26 observasi dan kualitas GKG sebanyak 1 observasi. Kelompok Kualitas GKG GKP Tabel 14 Jumlah Observasi, Harga Gabah di Tingkat Petani dan Penggilingan dan HPP menurut Kelompok Kualitas, Juli 2016 Jumlah Observasi (%) Harga Gabah di Tingkat Petani (Rp/Kg) Rata-rata Harga Tingkat Penggilingan (Rp/Kg) Harga* Pembelian Pemerintah (HPP) (Rp/Kg) Selisih Harga Terendah Tertinggi Rata-rata (Rp/Kg) (%) (5) (6) (7) (8) (9) 1 4.600,00 4.750,00 4.750,00 4.750,00 4.800,00 200,00 4,35 (1,85%) (penggilingan) Gabah Kualitas Rendah Total 27 (50,00%) 26 (48,15%) 54 (100,00%) 4.400,00 5.350,00 4.648,15 4.698,15 3.700,00 (petani) 3.750,00 (penggilingan) 948,15 25,63 948,15 25,28 3.750,00 4.850,00 4.011,54 4.061,54 - - - - - - - - - - 12 Berita Resmi Statistik D.I. Yogyakarta No. 42/08/34/Th.XVIII, 1 Agustus 2016

1. Kasus Harga di Bawah HPP dan Kualitas Rendah Jumlah observasi harga gabah kualitas GKG dan GKP mencapai 28 observasi atau 51,85 persen dari keseluruhan jumlah observasi selama Juli 2016. Dari sejumlah observasi tersebut, tidak ditemui kasus harga gabah baik di tingkat petani maupun di tingkat penggilingan yang berada dibawah HPP. Berdasarkan 26 observasi pada transaksi penjualan gabah kualitas rendah atau 48,15 persen dari keseluruhan observasi transaksi penjualan gabah selama Juli 2016, yang berpotensi mengalami kasus harga 37,04 persen berasal dari Kabupaten Bantul dan 11,11 persen berasal dari Kabupaten Sleman. Tabel 15 Jumlah dan Observasi Harga Gabah di Bawah, Sama Dengan, dan di Atas HPP menurut Kualitas, Juli 2016 Kelompok Kualitas Jumlah Observasi Jumlah Observasi Harga Gabah Di Bawah HPP Jumlah Observasi Harga Gabah Sama Dengan HPP Jumlah Observasi Harga Gabah Di Atas HPP Tk. Petani Tk. Penggilingan Tk. Petani Tk. Penggilingan Tk. Petani Tk. Penggilingan (5) (6) (7) (8) GKG 1-0 (0,00 %) - 0 (0,00 %) - 1 (3,57 %) GKP 27 0 (0,00 %) 0 (0,00 %) 0 (0,00 %) 0 (0,00 %) 27 (100,00 %) 27 (96,43 %) GKG dan GKP 28-0 (0,00 %) - 0 (0,00 %) - 28 (100,00 %) Kualitas Rendah 26 2. Harga Terendah, Tertinggi dan Rata-rata Komponen Mutu Harga gabah tertinggi di tingkat petani senilai Rp. 5.350,00 per kg pada gabah kualitas GKP dengan varitas Cianjur terjadi di Kecamatan Sleman (Sleman). Sebaliknya, harga gabah terendah di tingkat petani senilai Rp. 3.750,00 per kg dengan gabah kualitas rendah varitas IR64 terjadi di wilayah Kecamatan Bambang Lipuro (Bantul). Tabel 16 Rata-rata Komponen Mutu Gabah menurut Kualitas, Mei - Juli 2016 Kelompok Kualitas Kadar Air (KA) Kadar Hampa/Kotoran (KH) Mei 2016 Mei 2016 (5) (6) (7) GKG - - 9,00 - - 2,70 GKP 11,95 12,91 12,32 8,11 7,63 7,15 KualitasRendah 20,21 21,69 24,00 11,55 11,28 10,03 Berita Resmi Statistik D.I. Yogyakarta No. 42/08/34/Th.XVIII, 1 Agustus 2016 13

Rp/Kg Selama tiga bulan terakhir, komponen mutu gabah relatif berfluktuasi dari bulan ke bulan. Rata-rata KA dan KH gabah kualitas GKP masing-masing sebesar 12,32 persen dan 7,15 persen, sedangkan gabah kualitas rendah pada bulan Juli 2016 memiliki rata-rata KA dan KH masingmasing sebesar 24,00 persen dan 10,03 persen. Sementara itu rata-rata KA dan KH gabah kualitas GKG masing-masing sebesar 9,00 persen dan 2,70 persen Tabel 17 Rata-rata Harga Gabah di Tingkat Petani dan Penggilingan menurut Kualitas Mei - Juli 2016 Kelompok Kualitas Tingkat Petani (Rp / Kg) Mei 2016 Perub (4) thd (3) (%) Tingkat Penggilingan (Rp / Kg) Mei 2016 Perub (8) thd (7) (%) (5) (6) (7) (8) (9) GKG - - 4.750,00 - - - 4.800,00 - GKP 4.439,71 4.678,00 4.648,15-0,64 4.489,71 4.728,00 4.698,15-0,63 Kualitas Rendah 3.956,52 4.208,89 4.011,54-4,69 4.006,52 4.258,89 4.061,54-4,63 Dibandingkan bulan sebelumnya, rata-rata harga gabah kualitas GKP di tingkat petani turun Rp. 29,85 per kg (0,64 persen) menjadi Rp 4.648,15 per kg, demikian pula di tingkat penggilingan turun Rp. 29,85 per kg (0,63 persen) menjadi Rp. 4.698,15 per kg. Sementara itu rata-rata harga gabah kualitas rendah di tingkat petani turun sebesar Rp. 197,35 per kg (4,69 persen) menjadi Rp. 4.011,54 per kg dan turun Rp. 197,35 per kg(4,63 persen) menjadi Rp. 4.061,54 per kg di tingkat penggilingan. Gambar 1 Rata-rata Harga Gabah di Tingkat Penggilingan Daerah Istimewa Yogyakarta, Juli 2015 -Juli 2016 5600 5400 5200 5000 4800 4600 4400 4200 4000 3800 3600 3400 3200 3000 Jul-15 Aug-15 Sep-15 Oct-15 Nov-15 Dec-15 Jan-16 Feb-16 Mar-16 Apr-16 May-16 Jun-16 Jul-16 GKG GKP Kualitas Rendah HPP GKG HPP GKP 14 Berita Resmi Statistik D.I. Yogyakarta No. 42/08/34/Th.XVIII, 1 Agustus 2016