RELIABILITAS WAKTU PERJALANAN TRANSJAKARTA SECARA EMPIRIS

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN, DAN ANALISIS DATA

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN, DAN ANALISIS DATA

ANALISIS FREKUENSI KEDATANGAN BUS TRANSJAKARTA DI WAKTU SIBUK DAN TIDAK SIBUK

ANALISIS TINGKAT PELAYANAN DAN TINGKAT KEPUASAN 8 KORIDOR TRANSJAKARTA

NILAI WAKTU PENGGUNA TRANSJAKARTA

LOKASI MIX TRAFFIC PADA KORIDOR BUSWAY

PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 103 TAHUN 2007 TENTANG POLA TRANSPORTASI MAKRO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI SISTEM Spesifikasi Perangkat Keras dan Piranti Lunak

SIMULASI TRANSJAKARTA BRT DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KEJADIAN DISKRIT: STUDI KASUS PADA KORIDOR 9

Aplikasi Teori Graf dalam Optimasi Pembangunan Trayek Transjakarta

Kertas Kerja Audit Auditee : BLU Transjakarta

PENDAHULUAN. Pada umumnya, manusia merupakan makhluk sosial dimana mereka selalu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam mengevaluasi travel time dan headway, tidak akan terlepas dari

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

Halte yang dilalui bus Transjakarta koridor 1 adalah:

STUDI OPERASI WAKTU TEMPUH DAN LOAD FACTOR PADA TIAP HALTE BUSWAY TRANSJAKARTA TRAYEK KOTA BLOK M

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Halte Bus Transjakarta koridor 1 Blok M-Kota,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Fenomena

BAB I PENDAHULUAN. yaitu angkutan/kendaraan pribadi dan angkutan umum atau publik.

I. Busway: Halte RS.Sumber Waras Terminal Kalideres

BAB I PENDAHULUAN. kerugian di berbagai bidang. Di bidang ekonomi, Integrated. menambahkan bahwa kemacetan menimbulkan kerugian dalam

ANALISIS ANTRIAN PADA PENGGUNA JASA ANGKUTAN UMUM TRANSJAKARTA KORIDOR 9 DI SHELTER SEMANGGI JAKARTA SELATAN

Indikator pengukuran kinerja jalan perkotaan

BAB V. SIMPULAN dan SARAN. Berdasarkan hasil yang telah diperoleh, maka terdapat beberapa simpulan sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Tingginya populasi masyarakat Indonesia berimbas pada tingkat

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Bus Rapid Transit (BRT)

BAB IV TINJAUAN TERMINAL TIPE B DI KAWASAN STASIUN DEPOK BARU

UNIT PENGELOLA TERMINAL ANGKUTAN JALAN PENGENALAN UP. TERMINAL OLEH : KEPALA UP. TERMINAL ANGKUTAN JALAN RENNY DWI ATUTI, ST. MT

Peningkatan Pelayanan Bus Transjakarta Berdasarkan Preferensi Pengguna (Studi Kasus: Koridor I Blok M Kota, Jakarta)

PENGARUH BIAYA NGETEM TERHADAP PELAYANAN DAN EFISIENSI OPERASIONAL ANGKUTAN UMUM

Saat ini sudah beroperasi 12 koridor

BAB I: PENDAHULUAN Latar Belakang.

STUDI ABILITY TO PAY (ATP) DAN WILLINGNESS TO PAY (WTP) TRANSJAKARTA

KECEPATAN BUS TRANS METRO BANDUNG KORIDOR ELANG - CIBIRU ABSTRAK

EVALUASI STANDAR PELAYANAN MINIMAL OPERASIONAL TRANSJAKARTA KORIDOR 9 DAN KORIDOR 12

Merumuskan pola penggunaan/pemilihan moda penduduk Jakarta. Merumuskan peluang perpindahan penggunaan moda dari kendaraan pribadi ke BRT di Jakarta.

PENGEMBANGAN ADVANCED TRAVELER INFORMATION SYSTEMS UNTUK BUS RAPID TRANSIT MENGGUNAKAN METODE FLOATING CAR DATA

EVALUASI KINERJA TRANSJAKARTA BERDASARKAN STANDAR BUS RAPID TRANSIT (BRT)

PERBANDINGAN WAKTU TUNGGU PENUMPANG ANTAR WAKTU PADA SHELTER DI KORIDOR II TRANS METRO BANDUNG ABSTRAK

1. PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Kajian Potensi..., Agus Rustanto, Program Pascasarjana, 2008

FOKE-NARA ADJI-RIZA JOKOWI-AHOK HIDAYAT-DIDIK FAISAL-BIEM ALEX-NONO

Penerapan Graf pada Peta Jaringan Transjakarta (Moda Transportasi Bis di DKI Jakarta)

BAB 1 PENDAHULUAN. simpang merupakan faktor penting dalam menentukan penanganan yang paling tepat

DIV TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG BAB I PENDAHULUAN

DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT USULAN MASTERPLAN ANGKUTAN MASSAL JABODETABEK

LAMPIRAN Kajian Kebijakan Standar Pelayanan Angkutan Umum di Indonesia (Menurut SK. Dirjen 687/2002)

EVALUASI PENERAPAN BRT (BUS RAPID TRANSIT) Fitra Hapsari ( ) Jurusan Teknik Sipil Bidang Keahlian Manajemen Rekayasa Transportasi

Aditya Putrantono Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil Dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember

KINERJA OPERASI TRANS METRO BANDUNG KORIDOR III CICAHEUM-SARIJADI DITINJAU DARI WAKTU PERJALANAN DAN FAKTOR MUAT

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian khususnya perkotaan. Hal tersebut dikarenakan transportasi

Ketika MRT Urai Kemacetan Jakarta

Departemen Perhubungan Direktorat Jenderal Perhubungan Darat

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perkembangan kehidupan manusia di seluruh dunia tidak terlepas dari yang

SISTEM BUS RAPID TRANSIT TRANSJAKARTA DALAM STUDI REKAYASA SOSIAL

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Mirna Lusiani

BAB III. tahapan penelitian yang dilakukan sebagai pendekatan permasalahan yang ada. MULAI SURVEY

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB III GAMBARAN UMUM BADAN LAYANAN UMUM

BAB 1 PENDAHULUAN. tertundanya waktu perjalanan. Transportasi memainkan peran yang sangan penting

Ragam Faktor Penentu Metode Keandalan Waktu Perjalanan (Travel Time Reliability)

Kabupaten/Kota Luas (Km2) Persentase DKI Jakarta 662, Kepadatan Penduduk Kabupaten/Kota per km DKI Jakarta ,38

DIRECTION CHANGE DAN STERILISASI JALUR BUSWAY: SEBAGAI SOLUSI ALTERNATIF MENGURANGI ANGKA KECELAKAAN DAN MENERTIBKAN LALU LINTAS DI JALUR BUSWAY

Bab IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Berikut adalah data kedatangan yang didapat dari pihak manajemen (Tabel yang lebih

BAB 2 LANDASAN TEORI

PERBANDINGAN WAKTU SIKLUS PERJALANAN ANTAR WAKTU TRANS METRO BANDUNG KORIDOR II ABSTRAK

ANALISIS PENERAPAN BRT (BUS RAPID TRANSIT) DENGAN PEMBANGUNAN BUSLANE PARSIAL PADA KORIDOR UTARA-SELATAN KOTA SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. tarik tersendiri bagi penduduk untuk melakukan migrasi ke daerah tertentu. Migrasi

USAHA PENINGKATAN PELAYANAN TRANS JAKARTA DENGAN PEMBANGUNAN FLY OVER PADA PERSIMPANGAN STUDI KASUS PADA KORIDOR BLOK M - KOTA

Perencanaan Trase Tram Sebagai Moda Transportasi Terintegrasi Untuk Surabaya Pusat

I. PENDAHULUAN. Permasalahan di sektor transportasi merupakan permasalahan yang banyak terjadi

EVALUASI TINGKAT PELAYANAN DI HALTE ELANG TRANS METRO BANDUNG (TMB) ABSTRAK

Gambar 5.30 Peta Jalur Transportasi Publik Kawasan Manggarai Gambar 5.31 Peta rencana Jalur Transportasi Publik Kawasan Manggarai...

KARAKTERISTIK PENGGUNA JASA JALAN DALAM PENGELOLAAN KEHANDALAN WAKTU PERJALANAN

ANALISIS SISTEM ANTRIAN TRANSPORTASI BUSWAY DI HALTE PULOGADUNG DAN DUKUH ATAS

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Salah satu kota tersibuk yang ada di Indonesia adalah Jakarta (Toppa, 2015), ibu

BAB IV PEMBAHASAN. operasional suatu perusahaan ataupun badan pelayanan sektor publik dibutuhkan

Perkembangan Jumlah Armada Bus Sekolah

BAB 2 LATAR BELAKANG dan PERUMUSAN PERMASALAHAN

MIKROKONTROLER AT89S51

BAB V PEMBAHASAN. Kota Surakarta

Ir. BAMBANG PRIHARTONO,MSCE JAKARTA, 4 JANUARI 2018

Studi Perencanaan Rute LRT (Light Rail Transit) Sebagai Moda Pengumpan (Feeder) MRT Jakarta

BAB I PENDAHULUAN. Depok, Tangerang dan Bekasi (Bodetabek) yang semakin berkembang.

BAB 4 METODE PENELITIAN

MASTERPLAN PERKERETAAPIAN JABODETABEK 2020

LAPORAN PERANCANGAN ARSITEKTUR AKHIR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Jasa transportasi merupakan salah satu dari kebutuhan manusia. Untuk

INOVASI PENGELOLAAN KEHANDALAN WAKTU PERJALANAN (TRAVEL TIME RELIABILITY)

PENGADAAN PORTAL OTOMATIS BERUPA SENSOR DI JALUR BUSWAY DALAM MENGATASI PENYALAHGUNAAN JALUR BUSWAY OLEH PENGENDARA UMUM DI DKI JAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Jakarta merupakan ibu kota Republik Indonesia, dikenal juga sebagai kota

Manajemen Angkutan Umum Perkotaan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

Tingkat Kepuasan Pengguna Bus Trans Jakarta

Transkripsi:

RELIABILITAS WAKTU PERJALANAN TRANSJAKARTA SECARA EMPIRIS Ferdy L Pranolo Mahasiswa Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Bina Nusantara Jl. K.H. Syahdan No. 9, Kemanggisan, Palmerah, Indonesia Barat, 11480 Telephone : (021) 534 5830 Tehdy Hartono Mahasiswa Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Bina Nusantara Jl. K.H. Syahdan No. 9, Kemanggisan, Palmerah, Indonesia Barat, 11480 Telephone : (021) 534 5830 Victor Pangestu Mahasiswa Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Bina Nusantara Jl. K.H. Syahdan No. 9, Kemanggisan, Palmerah, Indonesia Barat, 11480 Telephone : (021) 534 5830 Fergyanto E Gunawan Dosen Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Bina Nusantara Jl. K.H. Syahdan No. 9, Kemanggisan, Palmerah, Indonesia Barat, 11480 Telephone : (021) 534 5830 ABSTACT This paper reports the travel time of TransJakarta buses, a mass transportation system on the basis of Bus Rapid Transit system operating in the capital Indonesia, Jakarta. This system was introduced in 2004, and expected to be able to lessen the level of congestion faced by the city. We understand that the travel time reliability is very important for a public transportation system and a highly reliable transportation system will greatly help its passengers in managing their departure time. Data of this research were recorded by riding TransJakarta buses during rush hours in all 11 TransJakarta corridors. Recorded data were focused on travel time and waiting time of TransJakarta buses. The results indicate that 85% of the travel time between two adjacent stations are below 5 minutes, an operating standard set by TransJakarta authority. Only 65% of the travel time are below 3 minutes, another standard set by Institute of Transportation and Development Policy. The delays were mainly due to the uncoordinated traffic signal besides the mixed traffic, which overtook the dedicated busway when the traffic congestion became unbearable. Keywords: congestion, travel time, travel time reliability, travel time variation, buffer time index.

ABSTRAK Penelitian ini menjelaskan tentang bus TransJakarta, yaitu sistem transportasi massal berbasis BRT (Bus Rapid Transit) yang beroperasi di Jakarta. Sistem ini pertama kali diperkenalkan tahun 2004 dan diharapkan dapat mengurangi tingkat kemacetan di kota Jakarta. Reliabilitas waktu perjalanan sangat penting bagi sistem transportasi publik, dan suatu sistem transportasi yang mempunyai reliabilitas tinggi akan sangat membantu penggunanya dalam mengatur waktu perjalanan mereka. Data dalam penelitian ini diperoleh dengan cara merekam waktu bus-bus TransJakarta di 11 koridor, dan pada jam sibuk arus transportasi yaitu pukul 07.00 sampai 10.00 WIB. Pengukuran data difokuskan pada waktu perjalanan dan waktu bufer dari bus-bus TransJakarta. Hasil memperlihatkan bahwa 85% waktu perjalanan bus TransJakarta dalam halte yang berdekatan berada pada kurun waktu di bawah 5 menit, sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh BLU TransJakarta. Namun hanya 65% waktu perjalanan yang berada di bawah 3 menit, yaitu standar lain yang ditetapkan oleh ITPD (Institute of Transportation and Development Policy). Keterlambatan bus-bus TransJakarta umumnya disebabkan oleh lampu lalu lintas yang tidak terkoordinasi dan banyaknya kendaraan lain yang masuk ke dalam jalur busway ketika kemacetan tidak dapat dihindari. Kata kunci: kemacetan, waktu perjalanan, reliabilitas waktu perjalanan, variasi waktu perjalanan, indeks waktu menunggu. 1. Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Permasalahan Kemacetan yang terjadi di ibukota Jakarta merupakan permasalahan yang ingin diselesaikan oleh pemerintah. Salah satu penyebab terjadinya kemacetan adalah tingginya tingkat penggunaan kendaraan pribadi tanpa didukung dengan kondisi jalan yang memadai. Berdasarkan hasil sensus yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (2011), jumlah penduduk pada wilayah DKI Jakarta pada tahun 2010 adalah 9.607.787 jiwa dan angka tersebut terus meningkat setiap tahunnya. Hal ini disebabkan karena Jakarta merupakan pusat perekonomian dan pemerintahan yang membuat banyak masyarakat dari luar Jakarta ingin meningkatkan perekonomian mereka di Jakarta. Kedatangan masyarakat dari luar Jakarta tidak didukung dengan sarana transportasi kendaraan umum yang memadai sehingga masyarakat terpaksa menggunakan kendaraan pribadi. Untuk mengurangi tingkat kemacetan yang ada di Jakarta, BLU TransJakarta menyediakan sistem transportasi massal yang dinamakan TransJakarta. TransJakarta memiliki jalur khusus di jalan raya yang disebut jalur busway. Tujuan dari adanya busway adalah untuk memperlancar perjalanan TransJakarta dari satu halte ke halte berikutnya. Hingga bulan Mei 2012, TransJakarta telah memiliki 11 koridor yang beroperasi pada beberapa lokasi di Jakarta yang dapat dilihat pada Tabel 1.1. Tabel 1.1 Asal dan Tujuan dari 11 Koridor TransJakarta Koridor Asal Tujuan 1 Blok M Stasiun Kota 2 Harmoni Pulo Gadung 3 Kalideres Pasar Baru 4 Dukuh Atas 2 Pulo Gadung 5 Kampung Melayu Ancol 6 Dukuh Atas 2 Ragunan 7 Kampung Melayu Kampung Rambutan 8 Harmoni Lebak Bulus 9 Pinang Ranti Pluit 10 PGC Cililitan Tanjung Priok 11 Kampung Melayu Walikota Jakarta Timur

Tingkat kemacetan sering kali sulit diprediksi harinya, hal ini menyebabkan pengguna jalan tidak dapat menentukan waktu yang pasti untuk sampai tepat waktu di tujuan. Setiap orang memiliki toleransi yang berbeda-beda terhadap kemacetan, yaitu tergantung pada tingkat kemacetan yang dihadapi sehari-hari. Para pengguna jalan sangat menginginkan konsistensi dalam waktu perjalanan setiap harinya. Mereka ingin mengetahui waktu yang perlu disediakan untuk sampai pada tujuan dengan tepat waktu, dan untuk kebutuhan ini data reliabilitas waktu perjalanan akan sangat membantu para pengguna jalan untuk mengetahui apa yang mereka harapkan (Federal Highway Administration, 2005). 1.2 Rumusan Masalah Permasalahan yang ingin dianalisis pada penelitian ini adalah: 1. Bagaimana prestasi bus-bus TransJakarta dibandingkan terhadap standar yang ditetapkan BLU, ITDP, dan waktu perjalanan subway. 2. Bagaimana distribusi waktu perjalanan (travel time) pada 11 koridor? 3. Bagaimana variasi waktu perjalanan (travel time variation) pada 11 koridor? 4. Bagaimana indeks waktu bufer (buffer time index) pada 11 koridor? 5. Faktor apa saja yang menyebabkan tingginya waktu perjalanan? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Mengetahui prestasi bus-bus TransJakarta dibandingkan terhadap standar yang ditetapkan BLU, ITDP, dan waktu perjalanan subway. 2. Mengetahui distribusi waktu perjalanan pada 11 koridor. 3. Mengetahui variasi waktu perjalanan pada 11 koridor. 4. Mengetahui indeks waktu bufer pada 11 koridor. 5. Mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan tingginya waktu perjalanan pada setiap koridor. 2. Metode Penelitian 2.1 Diagram Alir Metodologi penelitian yang digunakan pada penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 2.1. Mulai Perumusan Masalah Studi Pustaka Hipotesis Pengumpulan Data T T Penentuan Koridor Pengumpulan Data Travel Time Pengolahan Data Data Cukup? Y Semua Koridor? Analisis Data Laporan Selesai Gambar 2.1 Diagram Alir

2.2 Langkah-Langkah Penelitian Langkah-langkah penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut: 1. Perumusan Masalah: Perumusan masalah dilakukan untuk menentukan masalah-masalah yang berhubungan dengan reliabilitas waktu perjalanan bus TransJakarta. Data yang dikumpulkan dapat bermanfaat bagi pihak otoritas TransJakarta dalam menangani masalah yang ada. 2. Studi Pustaka: Telah banyak publikasi tentang travel time reliability. Sebagai contoh: Susilawati (2010) yang berjudul "Travel Time Reliability Measurement for Selected Corridors in the Adelaide Metropolitan Area", Federal Highway Administration (2005) yang berjudul "Traffic Congestion and Reliability: Trends and Advanced Strategies for Congestion Mitigation", Federal Highway Administration (2004) yang berjudul " Traffic Congestion and Reliability: Linking Solutions to Problems", Tim Lomax (2003) yang berjudul "Selecting Travel Reliability Measures". Walaupun demikian, acuan utama studi ini mengikuti penelitian yang dilakukan oleh Susilawati, Michael, dan Sekhar (2010) yang berjudul "Travel Time Reliability Measurement for Selected Corridors in the Adelaide Metropolitan Area". 3. Hipotesis: Hipotesis penelitian ini adalah waktu perjalanan pada bus TransJakarta tidak reliable. Hal ini disebabkan karena tingkat kemacetan yang tidak dapat diprediksi. Selain itu, TransJakarta juga tidak memiliki data reliabilitas waktu perjalanan sehingga masyarakat tidak dapat merencanakan waktu perjalanan mereka dengan baik. 4. Pengumpulan Data: Mengumpulkan data waktu perjalanan pada setiap koridor bus TransJakarta yang berjumlah 11 koridor. Data yang dikumpulkan seperti mencatat lama perjalanan dan waktu menunggu dari bus TransJakarta. Selain mencatat tentang waktu perjalanan, faktor-faktor penyebab bus berhenti dan keadaan jalan pada saat itu juga dicatat. Pengumpulan data dilakukan secara bertahap yaitu: a) Penentuan Koridor: Menentukan koridor yang akan diamati dan lokasi koridor tersebut. b) Pengumpulan Data Waktu Perjalanan: Mengumpulkan data waktu perjalanan pada busbus TransJakarta. c) Pengolahan Data: Data waktu perjalanan digunakan untuk menghitung rata-rata waktu perjalanan, persentase variasi, waktu menunggu, indeks waktu bufer, dan standar deviasi. Setelah menghitung data-data tersebut, kemudian hasilnya ditampilkan dalam bentuk boxplot. 5. Analisis Data: Dari hasil pengolahan data kemudian dianalisis dan dibuat dalam bentuk boxplot untuk setiap koridor untuk menentukan tingkat variasi dan menentukan apakah rute tersebut reliable atau tidak. Setelah mengetahui variasi-variasi setiap koridor, kemudian ditentukan 10 data rata-rata waktu perjalanan tertinggi dan diidentifikasi penyebab masalahnya. 6. Laporan: Setelah menyelesaikan tahap-tahap diatas, langkah selanjutnya adalah pembuatan laporan. 2.3 Observasi dan Pengumpulan Data Observasi dilakukan langsung pada semua koridor TransJakarta, yaitu sebanyak 11 koridor dalam kurun waktu kurang lebih selama 3 bulan dari bulan Februari sampai awal bulan Mei 2012. Observasi yang dilakukan antara lain: 1. Mengukur waktu perjalanan yang diperlukan bus-bus TransJakarta dari satu halte ke halte berikutnya. 2. Mengamati penyebab-penyebab terhambatnya laju perjalanan bus-bus TransJakarta. 2.4 Pengolahan Data Data waktu perjalanan dari semua koridor berjumlah 4059 data. Selanjutnya, data-data tersebut diolah dan dipresentasikan dalam kurva kumulatif frekuensi, kurva frekuensi, dan boxplot. Presentasi yang terakhir diberikan untuk data-data pada level koridor dan segmen jalan pada setiap koridor. 2.5 Hasil Pengamatan dan Analisis Data Data-data hasil pengamatan dan analisisnya diberikan dalam bagian ini dengan urutan sebagai berikut. Pertama, semua data waktu perjalanan dijadikan satu kesatuan dan dianalisis

untuk mendapatkan prestasi menyeluruh TransJakarta. Selanjutnya, data-data tersebut dikelompokkan berdasarkan koridornya untuk memahami karakteristik waktu perjalanan setiap koridor. Pada bagian akhir, analisis dilakukan pada tingkat yang lebih detail yaitu pada tingkat segmen jalan. Hal terakhir ini dilakukan untuk memahami hal-hal khusus yang berhubungan dengan keterlambatan bus-bus TransJakarta. 3. Hasil dan Bahasan 3.1 Prestasi Global TransJakarta Untuk memahami karakteristik waktu perjalanan bus-bus TransJakarta secara umum, seluruh data waktu perjalanan dikumpulkan dalam satu kurva frekuensi kumulatif. Kurva ini diperlihatkan pada Gambar 3.1. Gambar 3.1 Kumulatif Frekuensi Travel Time TransJakarta dan Standar yang Ditetapkan Selain data-data waktu perjalanan hasil pengamatan, Gambar 3.1 juga memperlihatkan data waktu perjalanan yang ditetapkan oleh otoritas TransJakarta, data waktu perjalanan standar yang ditetapkan oleh Institute of Transportation and Development Policy (ITDP) (Weinstock et.al., 2011), dan data waktu perjalanan yang dibutuhkan oleh sistem subway (Morichi, 2005). Perlu dipahami bahwa BRT bisa dianggap sekelas dengan subway karena keduanya berfungsi sebagai sistem transportasi transit massal. Prestasi subway secara umum diketahui lebih baik jika dibandingkan dengan prestasi BRT. Walaupun demikian, sistem BRT membutuhkan biaya yang lebih murah dan waktu pembangunan yang jauh lebih pendek jika dibandingkan dengan sistem subway. Prof. Morichi memberi catatan bahwa sistem subway bisa beroperasi pada kisaran kecepatan 30 35 km/jam. Dengan demikian, Gambar 3.1 memberikan gambaran seberapa jauh prestasi TransJakarta dibandingkan dengan standar-standar dan sistem lainnya, dan memberikan batas atas prestasi yang bisa dicapai oleh TransJakarta. Data-data yang diperlihatkan pada Gambar 3.1 memperlihatkan tiga temuan berikut ini. Temuan pertama, hanya 85% waktu perjalanan antar halte TransJakarta yang memenuhi standar yang diberikan oleh otoritas TransJakarta, dalam hal ini adalah Badan Layanan Umum TransJakarta. Temuan kedua, hanya sekitar 65% waktu perjalanan yang memenuhi standar yang ditentukan oleh ITDP. Perlu dicatat bahwa ITDP Indonesia terlibat aktif dalam pembangunan TransJakarta. Temuan terakhir, prestasi bus-bus TransJakarta jauh lebih rendah jika dibandingkan dengan prestasi subway. Data-data hasil observasi memperlihatkan bahwa hanya 45% waktu perjalanan yang menyamai waktu perjalanan subway. Secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa masih banyak bus-bus TransJakarta yang perlu mengurangi waktu perjalanan antar haltenya. Hal ini sangatlah krusial dalam memenuhi fungsinya sebagai sistem transportasi transit massal.

Di samping Gambar 3.1 di mana data-data waktu perjalanan diperlihatkan dalam bentuk frekuensi kumulatif, data-data tersebut juga ditampilkan dalam bentuk distribusi frekuensi pada Gambar 3.2. Data frekuensi perjalanan pada Gambar 3.2 kelihatannya mengikuti suatu fungsi eksponensial. Banyak publikasi, seperti Richardson dan Taylor (1978) dan Susilawati (2010), menyatakan bahwa seringkali data-data waktu perjalanan mengikuti fungsi eksponensial. Lebih jauh lagi, publikasi-publikasi tersebut menyatakan bahwa ada juga data-data waktu perjalanan yang mengikuti distribusi normal dan distribusi log-normal. Walaupun distribusi pada Gambar 3.2 sangat mirip dengan distribusi exponensial, uji kesesuaian (goodness-of-fit test) dengan metode Kolmogorov-Smirnov menolak hipotesis ini pada tingkat kepentingan 0.05. Terlepas dari kenyataan ini, rata-rata waktu perjalanan antar halte adalah 2 menit 59 detik. Gambar 3.2 Distribusi Frekuensi Waktu Perjalanan Antar Halte Bus-Bus TransJakarta 3.2 Prestasi di 11 Koridor TransJakarta Di bagian ini diberikan distribusi data-data waktu perjalanan di 11 koridor TransJakarta, lihat Gambar 3.3 dalam bentuk boxplot. Gambar 3.3 Distribusi Waktu Perjalanan Bus-Bus TransJakarta di 11 Koridor

Distribusi waktu-waktu perjalanan Gambar 3.3 memperlihatkan median waktu-waktu perjalanan adalah kurang dari 5 menit, angka ini adalah standar yang ditentukan oleh otoritas TransJakarta, untuk semua koridor yang ada. Gambar yang sama juga menunjukkan bahwa waktuwaktu perjalanan terdistribusi sangat luas. Distribusi waktu perjalanan di koridor 1, 3, 5, 10, dan 11 relatif lebih sempit jika dibandingkan dengan distribusi di koridor 2, 7, dan 9. Walaupun data-data waktu perjalanan terdistribusi luas pada koridor 7 dan 9, penyebab-penyebabnya kelihatannya sangat berbeda. Outlier pada koridor 9 kelihatannya cukup dominan dan persistent. Sementara di koridor 7, hanya dua data yang berada sangat jauh dari mediannya. Hal ini mengindikasikan bahwa keterlambatan di koridor 9 umumnya disebabkan oleh recurrent congestion, sedangkan di koridor 7 disebabkan oleh non-recurrent congestion. 3.3 Prestasi di Setiap Koridor TransJakarta Kinerja TranJakarta pada umumnya sudah cukup baik, hal ini terlihat dari sekitar 85% total data waktu perjalanan (travel time) yang dilakukan telah memenuhi standar yang ditetapkan oleh Badan Layanan Umum (BLU). Tetapi, masih terdapat waktu perjalanan yang tidak memenuhi standar yaitu sekitar 15%. Dari data waktu perjalanan yang tidak memenuhi standar tersebut ternyata terdapat waktu perjalanan yang sangat besar, bahkan hampir 5 kali lipat lebih besar dari yang ditetapkan. Berdasarkan data yang didapat, terdapat 10 waktu perjalanan terbesar dari 11 koridor TransJakarta dapat dilihat pada Tabel 3.1. Tabel 3.1 10 Waktu Perjalanan Terbesar dari 11 Koridor TransJakarta Segmen Jalan No Koridor Asal Tujuan Median 1 9 Taman Mini Garuda Cawang UKI 0:24:12 2 8 Harmoni Grogol Trisakti 0:14:48 3 8 Kedoya Green Garden Grogol Trisakti 0:14:27 4 2 Galur Senen 0:14:23 5 4 Matraman Manggarai 0:13:30 6 8 Grogol Trisakti Harmoni 0:13:17 7 3 RS Sumber Waras Harmoni 0:10:25 8 7 Ps Induk Keramat Jati Pasar Keramat Jati 0:10:14 9 8 Pondok Indah 2 Tanah Kusir Kodim 0:09:55 10 3 Jembatan Gantung Taman Kota 0:09:24 Berikut penjelasan secara mendalam mengenai penyebab tingginya travel time pada Tabel 4.2. 1. Pada koridor 9 yaitu dari Pinang Ranti Pluit. Waktu perjalanan terbesar pada koridor ini terdapat pada rute Taman Mini Garuda menuju Cawang UKI yaitu selama 24 menit 12 detik. Hal tersebut disebabkan oleh tidak adanya jalur khusus busway di jalan tol dan padatnya kendaraan yang disebabkan oleh bus berada dalam lalu lintas campuran. 2. Pada koridor 8 yaitu dari Harmoni Lebak Bulus. Waktu perjalanan terbesar pada koridor ini terdapat pada rute Harmoni menuju Grogol Trisakti yaitu selama 14 menit 48 detik. Penyebabnya adalah jarak antar halte yang jauh, karena bus tidak berhenti pada halte RS Sumber Waras dan sering terkena lampu merah. 3. Pada koridor 8 yaitu dari Lebak Bulus Harmoni. Waktu perjalanan terbesar terjadi pada rute Kedoya Green Garden menuju Grogol Trisakti yaitu selama 14 menit 27 detik. Penyebabnya adalah bus banyak berhenti di lampu merah dan segmen jalan yang sempit. Segmen jalan yang sempit tersebut menyebabkan banyaknya kendaraan yang menggunakan jalur busway. Selain disebabkan oleh kemacetan, bus TransJakarta juga tidak berhenti di halte Jelambar sehingga jarak tempuhnya menjadi lebih lama. 4. Pada koridor 2 yaitu dari Pulo Gadung Harmoni. Waktu perjalanan terbesar terjadi pada rute Galur menuju Senen yaitu selama 14 menit 23 detik. Penyebabnya adalah kondisi jalan cukup padat, sehingga bus bergerak dengan kecepatan yang rendah. Selain itu bus juga sering berhenti di lampu merah karena halte pemberhentian berada di dekat lampu merah.

5. Pada koridor 4 yaitu dari Pulo Gadung Dukuh Atas 2. Waktu perjalanan terbesar terjadi pada rute Matraman menuju Manggarai yaitu selama 13 menit 30 detik. Penyebabnya adalah bus banyak berhenti di lampu merah, segmen jalan yang sempit, dan padatnya kendaraan sehingga mengakibatkan bus tidak dapat melaju dengan lancar. 6. Pada koridor 8 yaitu dari Lebak Bulus Harmoni. Waktu perjalanan terbesar terjadi pada rute Grogol Trisakti menuju Harmoni yaitu selama 13 menit 17 detik. Penyebabnya adalah jarak tempuh yang jauh karena bus tidak berhenti di halte RS Sumber Waras, bus banyak berhenti di lampu merah, dan terjadi bunching pada saat tiba di halte Harmoni. 7. Pada koridor 3 yaitu dari Kalideres Pasar Baru. Waktu perjalanan terbesar terjadi pada rute RS Sumber Waras menuju Harmoni yaitu selama 10 menit 25 detik. Penyebabnya dikarenakan oleh kemacetan disekitar daerah roxy yang tepatnya pada jembatan roxy, selain itu bus banyak berhenti di lampu merah, dan terjadi bunching pada saat tiba di halte Harmoni. 8. Pada koridor 7 yaitu Kp.Rambutan Kp.Melayu. Waktu perjalanan terbesar terjadi pada rute Pasar Induk Keramat Jati menuju Pasar Keramat Jati yaitu selama 10 menit 14 detik. Hal tersebut dikarenakan segmen jalan yang panjang sehingga bus memerlukan waktu yang cukup lama untuk sampai ke halte Pasar Keramat Jati. Secara keseluruhan, tidak ada hambatan yang menyebabkan bus berjalan lambat atau berhenti, masalah utama hanya terletak pada segmen jalan yang panjang. 9. Pada koridor 8 yaitu Lebak Bulus Harmoni. Waktu perjalanan terbesar terjadi pada rute Pondok Indah 2 menuju Tanah Kusir Kodim yaitu selama 9 menit 55 detik. Hal ini disebabkan karena terjadi kemacetan yang tidak terduga pada hari rabu dan kamis, sedangkan pada hari selasa dan jumat kondisi jalan normal, tidak terjadi kemacetan. 10. Pada koridor 3 yaitu Kalideres Pasar Baru. Waktu perjalanan terbesar terjadi pada rute Jembatan Gantung menuju Taman Kota yaitu selama 9 menit 24 detik. Penyebabnya dikarenakan oleh segmen jalan yang cukup sempit yang menyebabkan arus kendaraan menjadi padat dan bus berjalan sangat pelan. Selain itu, terdapat banyak persimpangan jalan yang menyebabkan kemacetan kecil. 3.3 Analisis Variasi Waktu Perjalanan di 11 koridor TransJakarta Gambar 3.4 memperlihatkan distribusi variasi waktu perjalanan di 11 koridor Transjakarta. Secara keseluruhan, dapat dilihat bahwa 75% perjalanan yang dilakukan bus-bus TransJakarta berada di bawah 40% untuk variasi waktu perjalanannya. Koridor 4 merupakan pengecualian dengan waktu perjalanan yang singkat. Waktu perjalanan pada koridor ini memiliki variasi yang rendah dan hampir dari seluruh perjalanan yang dilakukan hanya membutuhkan waktu kurang dari 2 menit. Dari analisa yang dilakukan, didapatkan variasi waktu perjalanan tertinggi terjadi pada koridor 2 yang hampir mencapai 40% disertai dengan banyak data-data outlier pada koridor ini. Hal ini membuktikan bahwa perjalanan bus-bus Transjakarta pada koridor 2 tidak sepenuhnya konsisten, banyak terjadi gangguan selama perjalanan. Sama halnya dengan variasi yang terjadi pada koridor 7, 9, dan 11 yang mempunyai beberapa outlier. Dapat disimpulkan bahwa variasi waktu perjalanan TransJakarta masih cukup tinggi, sehingga kinerja TransJakarta masih belum tergolong kategori yang baik sebagai angkutan transportasi massal.

Gambar 3.4 Travel Time Variation Bus-Bus TransJakarta di 11 Koridor 3.4 Analisis Indeks Waktu Bufer (Buffer Time Index) dari 11 Koridor TransJakarta Data hasil pengolahan indeks waktu bufer kemudian akan ditampilkan dalam bentuk boxplot yang dapat dilihat pada gambar 3.5. Gambar 3.5 memperlihatkan bahwa waktu bufer dari 11 koridor TransJakarta masih tergolong uniform. Kecuali pada koridor 2, yaitu variasi dari waktu bufernya sangat jauh berbeda dari beberapa kali pengukuran. Hal tersebut menyebabkan para pengguna TransJakarta pada koridor 2 harus menyediakan waktu yang lebih banyak agar tidak terlambat. Selain koridor 2, koridor 9 juga terdapat beberapa data yang outlier. Data outlier tersebut kemungkinan disebabkan oleh suatu kejadian dari pengukuran yang dilakukan. Gambar 3.5 Distribusi Buffer Time Index dari 11 Koridor TransJakarta

4. Simpulan dan Saran 4.1 Simpulan 4.2 Saran Dari penelitian yang dilakukan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Hanya sekitar 85% dari seluruh waktu perjalanan bus-bus TransJakarta mampu memenuhi standar yang ditetapkan oleh pihak Badan Layanan Umum (BLU) TransJakarta. Dan jika dilihat pencapaian untuk standar Institute for Transportation and Development Policy (ITDP) dan waktu perjalanan subway, maka pencapaian waktu perjalanan bus-bus TransJakarta masih tergolong rendah. Hanya sekitar 65% waktu perjalanan yang memenuhi standar dari ITDP dan sekitar 45% waktu perjalanan yang menyamai waktu perjalanan subway. 2. Waktu perjalalan bus-bus TransJakarta di 11 koridor terdistribusi cukup bervariasi. Distribusi untuk koridor 1, 3, 5, 10, dan 11 relatif lebih konsisten dibandingkan dengan distribusi di koridor 2, 7, dan 9. 3. Waktu perjalanan yang dilakukan oleh bus-bus TransJakarta masih sangat bervariasi, karena sekitar 25% dari semua data-data yang diperoleh masih berada di atas 40% dari seluruh variasi waktu perjalanan. 4. Indeks waktu bufer pada 11 koridor TransJakarta masih tergolong seragam, tetapi masih terdapat beberapa koridor yang waktu bufernya masih tinggi yaitu pada koridor 2 dan 9. 5. Faktor-faktor yang menyebabkan tingginya waktu perjalanan antara lain lampu merah, jalur busway yang digunakan oleh kendaraan lain, sempitnya jalan, padatnya kendaraan pada segmen jalan tertentu, jalur kereta api, proyek konstruksi, acara khusus, dan antrian bus-bus pada saat tiba di halte tujuan. Saran yang dapat diberikan dari hasil penelitian ini antara lain: 1. Perlu adanya pembenahan pada koridor 9, khususnya untuk rute tujuan dari halte Taman Mini Garuda menuju halte Cawang UKI, karena rata-rata waktu perjalanan yang dibutuhkan sangat lama yaitu sekitar 30 menit. 2. Sebaiknya pihak BLU lebih memperketat tindakan dalam mensterilkan jalur busway dari kendaraan lain selain bus-bus TransJakarta. Dengan sterilnya jalur busway, maka waktu perjalanan akan lebih konsisten dan dapat meningkatkan prestasi TransJakarta. 3. Sebaiknya rute perjalanan yang tertera di buku profil TransJakarta 2012 dan poster yang ada di halte sesuai dengan kenyataan di lapangan. Karena selama melakukan observasi masih terdapat beberapa perbedaan. 4. Sebaiknya pihak BLU lebih memperhatikan pintu masuk dan keluarnya penumpang untuk menghindari waktu mengantri bus-bus saat tiba di halte tujuan. 4. Referensi Susilawati, S., Taylor, M.A.P., Somenahalli, S.V.C. (2010). Travel Time Reliability Measurement for Selected Corridors in the Adelaide Metropolitan Area. Journal of the Eastern Asia Society for Transportation Studies, 8, 86 102. Morichi, S., (2005). Long-Term Strategy for Transport System in Asian Megacities. Journal of the Eastern Asia Society for Transportation Studies, 6, 1 22. Benjamini, Y. (1988). Opening the Box of a Boxplot. The American Statistician, 42, 257 262. Noland, R.B., and Polak, J.W. (2002). Travel Time Variability: A review of Theoretical and Empirical Issues. Transport Reviews, 22, 39 54. Arezoumandi Mahdi, A. (2011) Estimation of Travel Time Reliability of Freeways Using Mean and Standard Deviation of Travel Time. Journal of Transportation Systems Engineering and Information Technology, 11, 74 84. Susilawati, S., Taylor, M.A.P., Somenahalli, S.V.C. (2011). Modelling Urban Travel Time Variability with The Burr Regression Technique. In Proceeding of Australasian Transport Research Forum 2011, Adelaide, Australia, September 28 30, 1 18. Weinstock, A., Hook, W., Replogle, M., Cruz, R. (2011). Recapturing Global Leadership in Bus Rapid Transit: A Survey of Select U.S. Cities. Technical Report, Institute for Transportation and Development Policy.

Lomax, T., Schrank, D., Turner, S., Margiotta, R. (2003). Selecting Travel Reliability Measures. Technical Report, Texas Transportation Institute and Cambridge Systematics Inc. Cambridge Systemics Inc and Texas Transportation Institute. (2005). Traffic Congestion and Reliability: Trends and Advanced Strategies for Congestion Mitigation. Technical Report, Federal Highway Administration U.S. Department of Transportation. Cambridge Systemics Inc and Texas Transportation Institute. (2004). Traffic Congestion and Reliability:Linking Solutions to Problems. Technical Report, Federal Highway Administration U.S. Department of Transportation. Taylor, R. (2010). Urban Congestion Trends: Enhancing System Reliability with Operations. Technical Report FHWA HOP 11 024, Federal Highway Administration U.S. Department of Transportation. TransJakarta. (2011). Buku Profil TransJakarta 2012. Jakarta: Unit Pengelola Jakarta Busway Badan Pusat Statistik. (2011). Tabel Hasil Sensus Penduduk 2010. (Tanggal akses: 06 15 2012). http://dds.bps.go.id/eng/aboutus.php?sp=0. Suhendi, A. (2011). Polda Serahkan Kebijakan Pembatasan Kendaraan ke Bakorlantas. (Tanggal akses: 01 19 2012). http://www.tribunnews.com/2011/08/02/polda-serahkan-kebijakanpembatasan-kendaraan-ke-bakorlantas. Junaidi. (2010). Mengenal Boxplot. (Tanggal akses: 06 02 2012). http://junaidichaniago.com/2010/02/02/mengenal-boxplot/ 5. Riwayat Penulis 1. Nama : Ferdy L Pranolo. Lahir : Ketapang (Kalimantan Barat), 16 September 1990. Menamatkan : Pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantara, Mahasiswa Teknik Industri, Fakultas Teknik. Bekerja : - Organisasi : - 2. Nama : Tehdy Hartono. Lahir : Jambi, 24 November 1988. Menamatkan : Pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantara, Mahasiswa Teknik Industri, Fakultas Teknik. Bekerja : - Organisasi : - 3. Nama : Victor Pangestu Lahir : Siak Sri Indrapura (Riau). 30 mei 1990. Menamatkan : Pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantara, Mahasiswa Teknik Industri, Fakultas Teknik. Bekerja : - Organisasi : -