BAB 2 LANDASAN TEORI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 2 LANDASAN TEORI"

Transkripsi

1 7 BAB 2 LANDASAN TEORI Dalam membuat model simulasi, perlu diketahui mengenai beberapa teori yang berhubungan dengan pembuatan model dan teori yang berguna untuk menverfikasi model. Beberapa teori tersebut akan di bahas pada bab ini. 2.1 Pemodelan Sistem Transportasi dengan Simulasi Kejadian Diskrit Sistem transportasi adalah salah satu sistem yang sangat kompleks. Kompleksitas ini terjadi karena banyak sekali komponen-komponen yang terlihat didalamnya seperti infrastruktur transportasi, sistem sosial dan ekonomi, dan pemakai sistem transportasi. Oleh karena itu sangat sulit untuk dapat memodelkan suatu sistem transportasi secara komprehensif. Sumber: Cascetta (2009) Gambar 2.1 Berbagai Hubungan dalam Sistem Transportasi dan Hubungan Sistem Transportasi dengan Sistem Lainnya

2 8 Berdasarkan Gambar 2.1, dapat diketahui bahwa sistem transportasi ditemukan elemen-elemen dan interaksi antara permintaan perjalanan didalam area dan pelayanan transportasi yang mampu memuaskan permintaan. Terdapat 2 sub sistem dalam sistem transportai. Sub sistem yang pertama yaitu aktivitas didalam sistem. Sub sistem ini terdiri atas individu, sosial, dan gaya hidup dan interaksi yang mampu meningkatkan permintaan. Aktivitas sistem dapat dijabarkan kedalam 3 sub sistem yang terdiri atas: 1. Didalam zona lingkungan hidup yang terdiri atas faktor pendapatan dan gaya hidup, 2. Aktivitas ekonomi yang terdiri atas kehidupan sosial ekonomi, 3. Sistem tempat tinggal, karakteristik dari ketersediaannya lahan tanah. Sub sistem yang lain adalah sistem transportasi yang terdiri atas 2 komponen yaitu: 1. Permintaan perjalanan dimana terdapat fungsi urbanisasi dan pelayanan didalam tempat yang berbeda. Ini disesuaikan dengan distribusi rumah tanggan dan aktivitas didalam area. Hasil dari proses permintaan perjalanan dapat berbeda-beda. Sehingga, didalam penerapan, aktivitas ekomoni didalam transportasi dapat berjalan dengan baik yang membutuhkan aktivitas yang lain. Baik mobilitas dan perjalanan menjadi pilihan sesuai dengankarakteristik dari pelayanan transportasi yang tersedia sesuai dengan mode ketersediaan perjalanan., 2. Ketersediaan komponen transportasi yang terdiri atas jalan, tempat parkir, jalur perjalanan, dan jalur transit. Perjlanan dari satu lokasi ke lokasi yang lain dilakukan secara berturut-turut untuk menghubungkan fasilitas ataupun pelyananan. Dan pada akhirnya aktivitas transportasi dipengaruhi oleh kemudahan untuk dihubungkan dari zona yang berbeda seperti meratakan harga untuk menuji ke zona berbeda (kemudahan dihubungi secara aktif) ataupun kemudahan pencapaian dari zona yang lain (kemudahan dihubungi secara pasif). Penelitian ini bertujuan untuk membuat model komputasi suatu sistem transportasi Bus Rapid Transit (BRT). Salah satu dari sistem ini, yang dinamai TransJakarta, beroperasi di ibukota negara Indonesia, Jakarta. Model komputasi ini akan dikembangkan berdasarkan pada pendekatan kejadian diskrit. Pendekatan ini dipilih karena beberapa sub-sistem dalam sistem BRT

3 9 terlihat dengan jelas adalah sistem kejadian diskrit, sebagai contoh: kedatangan bus dan penumpang di halte-halte, antrean penumpang menunggu kedatangan bus, dan antrean bus di belakang bus lainnya di suatu perempatan dengan lampu tanda pengatur lalu-lintas. Jelas sekali bahwa pendekatan kejadian diskrit cocok untuk memodelkan sistem BRT Konsep-konsep Simulasi Kejadian Diskrit Konsep-konsep penting dalam simulasi kejadian diskrit dapat dilihat sebagai berikut. Entitas (entity) merupakan obyek atau komponen yang ada di dalam sistem yang dibutuhkan secara eksplisit untuk membuat sebuah model. Sistem merupakan kumpulan dari entitas baik orang ataupun mesin yang saling bekerja sama untuk mencapai satu atau beberapa tujuan. Model merupakan sebuah sistem yang terdiri dari struktur, logika, ataupun hubungan matematika yang menyatakan suatu sistem yang terdiri atas entitas, atribut, proses, dan aktivitas. Atribut ialah informasi atau data yang melekat pada entitas. Event merupakan kejadian sesaat yang mempengaruhi suatu sistem. Aktivitas merupakan pekerjaan yang dilakukan selama durasi tertentu Keuntungan dan Kerugian Simulasi Berikut ini diberikan penjelasan secara singkat keuntungan dan kerugian dalam simulasi. Kelebihan-kelebihan pendekatan simulasi jika dibandingkan dengan pendekatan lainnya seperti pendekatan matematika dan pendekatan eksperimen adalah: 1. Pendekatan simulasi seringkali menjadi satu-satunya pendekatan yang tersedia karena sulitnya pendekatan matematis dan mahalnya pendekatan eksperimen. 2. Pendekatan simulasi, seperti halnya pendekatan matematika, bisa digunakan untuk melakukan studi jangka panjang dalam waktu yang relatif pendek. Hal ini sulit untuk dilakukan dengan pendekatan eksperimen. 3. Pendekatan simulasi dapat digunakan dengan mudah untuk memodelkan sistem pada banyak kondisi yang dikehendaki dan mengevaluasi berbagai alternatif desain.

4 10 Di samping keuntungan-keuntungan di atas, model simulasi memiliki cukup banyak kekurangan, diantaranya adalah: 1. Pendekatan simulasi seringkali membutuhkan pengetahuan yang dalam mengenai obyek studi. Di samping itu, juga dibutuhkan pengetahuan yang dalam mengenai metode numerik, dan bidang-bidang pendukung lainnya seperti probabilitas dan statistik. 2. Simulasi pada dasarnya adalah pendekatan yang memanfaatkan kecepatan komputer untuk menghitung angka-angka dalam waktu yang sangat pendek. Dengan demikian, hasil keluaran yang diperoleh sangat tergantung pada input data yang diberikan. Memberikan input data yang benar merupakan tahapan yang sangat krusial dalam simulasi. Istilah garbage-in garbage-out sepenuhnya berlaku dalam simulasi SimEvents Tool Banyak sekali perangkat lunak yang bisa digunakan untuk melakukan simulasi kejadian diskrit. Perangkat-perangkat lunak tersebut bisa dilihat di List of discrete event simulation sofware (Wikipedia, 2012). Walaupun demikian, perangkat-perangkat lunak yang ada umumnya hanya memberikan komponen-komponen dasar untuk memodelkan fenomena dasar kejadian diskrit. Sehingga, komponen-komponen ini tidak bisa langsung digunakan untuk memodelkan sistem BRT. Perlu upaya, waktu, dan kreatifitas yang tinggi untuk mengkombinasikan komponen-komponen dasar tersebut membentuk komponen baru yang bisa menggambarkan keadaan sistem BRT. Dalam tugas akhir ini, sistem BRT dimodelkan dengan menggunakan Simulink SimEvents yaitu sistem kejadian diskrit yang menjadi bagian atau toolbox di Matlab. Hal ini dilakukan karena beberapa pertimbangan. Pertama, perangkat ini telah digunakan oleh Valigura et.al. (2009) untuk memodelkan sistem transportasi kereta api. Sistem kereta ini memiliki beberapa persamaan dengan sistem BRT; sehingga, studi Valigura tersebut bisa digunakan untuk menjadi dasar dari pengembangan sekarang ini. Pertimbangan lainnya adalah SimEvents terintegrasi dengan baik dengan Matlab sehingga fenomena transportasi yang cukup kompleks bisa dengan mudah dievaluasi.

5 Pengembangan Komponen-komponen Dasar Sistem BRT Sistem BRT umumnya dibuat dengan mengikuti skema yang diperlihatkan pada Gambar 2.2. Bus-bus meninggalkan pool bus dalam rentang waktu tertentu, dan bergerak dari satu halte ke halte berikut dalam waktu yang relatif pendek, umumnya kurang dari 5 menit. Setiap halte umumnya dibangun di median dari jalan sehingga satu halte bisa digunakan oleh bus-bus BRT di dua-arah yang dilayani. Dari Gambar 2.2 tersebut dapat diidentifikasi tiga komponen dasar sistem BRT: pool bus, segmen jalan antar halte, dan halte bus. Gambar 2.2 Contoh Koridor Sistem BRT Sub-sistem Pool Bus. Sub-sistem ini didesain untuk menjadi sumber bus-bus yang melayani suatu koridor. Pool bus diasumsikan berada pada ujung-ujung suatu koridor. Bus-bus meninggalkan pool bus pada rentang waktu yang ditentukan. Dengan demikian, entitas dalam pemodelan ini adalah bus-bus BRT. Dalam desain sekarang ini, bus-bus diberikan beberapa atribut, yaitu: jumlah penumpang dan nomor bus. Jadi, informasi jumlah penumpang setiap bus disimpan sebagai data atribut. Spesifikasi dan desain, lebih jelasnya, diperlihatkan pada Tabel 2.1 dan Gambar 2.3. Pertama digunakan blok kejadian berdasarkan urutan (Event-Based Sequence) untuk memerintahkan blok berikutnya, waktu berbasis badan generator (Time-Based Entity Generator), untuk mengirim bus. Blok pertama ini menerima input variabel waktu antar-kedatangan. Berikutnya, blok waktu berbasis badan generator (Time-Based Entity Generator) akan mengirim bus mengikuti signal yang diterima. Blok ketiga, waktu mulai (Start Time), digunakan untuk menandai waktu bus meninggalkan pool. Blok keempat, penghitung entitas (Entity Counter), untuk menghitung dan memberi nomor bus-bus yang telah

6 12 diberangkatkan. Blok berikutnya, mengatur atribut (Set Attribute), bertujuan untuk menambahkan atribut NOP (number of passengers) untuk menyimpan informasi jumlah penumpang pada bus yang saling terintegrasi. Tabel 2.1 Definisi Kelas Sub-sistem Pool Bus Sumber: Gunawan (2012) Sumber: Gunawan (2012) Gambar 2.3 Blok Komponen SimEvents untuk Sub-sistem Pool Bus Sub-sistem Halte Bus. Bagian ini sangat penting karena merupakan kegiatan utama bus BRT. Bus BRT harus berhenti di sebuah halte untuk menaikkan dan menurunkan penumpang. Waktu sebuah bus BRT berhenti di halte biasanya lebih pendek dibandingkan dengan bus bukan BRT. Hal ini dicapai dengan tiga pertimbangan desain BRT: kesejajaran lantai halte dan lantai bus, pembayaran tiket di luar bus, dan menggunakan bus yang memiliki pintu yang lebar (Annie Weinstock; Walter Hook; Michael Replogle; Ramon Cruz, 2011). Selain itu, bagian dari sistem ini juga harus mengakomodasi penumpukan bus-bus yang sering terjadi di terminal bus BRT. Tabel 2.2 dan Gambar 2.4 memberikan spesifikasi dan desain sub-sistem ini. Sub-sistem ini dimulai dengan blok antrean FIFO (First In First Out) yang memfasilitasi terjadinya rangkaian bus. Kemudian, blok server tunggal (Single Server) yang ditandai dengan waktu yang dibutuhkan bagi penumpang untuk naik dan turun bus. Blok penting berikutnya adalah Attribute Function yang bertujuan untuk menghitung jumlah penumpang yang datang dan turun di suatu halte, dan merubah data NOP. Akhirnya, tiga blok secara berurutan akan

7 13 memudahkan pengguna untuk mendapatkan status jumlah penumpang, nomor bus, dan waktu perjalanan bus. Tabel 2.2 Definisi Kelas Sub-sistem Halte Bus Sumber: Gunawan (2012) Sumber: Gunawan (2012) Gambar 2.4 Blok Komponen SimEvents untuk Sub-sistem Halte Bus Sub-sistem Segmen Jalan. Sub-sistem jalan ini digunakan untuk mensimulasikan perjalanan sebuah bus BRT di sepanjang koridor dalam suatu segmen jalan yang menghubungkan dua halte yang berdekatan. Sub-sistem ini ditandai dengan waktu tempuh bus dan jumlah bus yang tersedia oleh segmen jalan tersebut. Oleh karena itu, sub-sistem ini juga dimodelkan dengan sistem antrean sederhana FIFO (lihat Tabel 2.3 dan Gambar 2.5). Pendekatan ini tepat mengingat fakta bahwa sebagian besar jalur TransJakarta adalah jalur tunggal, maka bus dibelakang tidak akan mendahului bus di depannya. Sub-sistem ini menerima 2 masukan, yaitu lamanya waktu perjalanan dan maksimum panjang bus-bus yang menumpuk. Variabel pertama bersifat acak dan mengikuti distribusi statistik tertentu. Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa waktu perjalanan seringkali mengikuti fungsi distribusi eksponensial dengan satu parameter kontrol yaitu kecepatan perjalanan ratarata bus. Selain itu, sub-sistem ini dirancang untuk memberikan data banyaknya jumlah kendaraan di sepanjang ruas jalan, nomor identitas bus, dan waktu perjalanan bus sebenarnya.

8 14 Tabel 2.3 Definisi Kelas Sub-sistem Segmen Jalan Sumber: Gunawan (2012) Sumber: Gunawan (2012) Gambar 2.5 Blok Komponen SimEvents untuk Sub-sistem Segmen Jalan Verifikasi Model Model sistem BRT yang dibuat dalam penelitian ini dievaluasi dengan dua prosedur sederhana. Pertama ialah menggunakan model yang sangat sederhana dengan model parameter yang terkendali. Model kedua melibatkan model yang cukup besar dengan data yang dikumpulkan pada salah satu koridor TransJakarta. Pada model kedua ini, hasil estimasi model akan dibandingkan dengan hasil pengukuran di lapangan. 2.2 Analisis yang Relevan Terhadap Statistik dan Model Probabilistik Dalam menganalisis dan mengolah model simulasi yang dibuat, data dapat diuji dan di analisis menggunakan model statistik dan probabilistik, di antaranya sebagai berikut: Boxplot Boxplot adalah alat sederhana namun kuat untuk menampilkan sekumpulan data. Sebagai alat analisis data yang dapat mengeksplorasi data dengan fleksibel. Kegunaan boxplot yaitu untuk menampilkan data, untuk mempelajari simetri, untuk memperlihatkan longtailedness, untuk

9 15 memperlihatkan asumsi distribusi, untuk membandingkan sekumpulan data paralel, dan untuk melengkapi tampilan yang lebih lengkap dengan informasi univariate (Benjamini, 2012). Sifat-sifat dari boxplot yang sangat berguna dalam menampilkan data ataupun dalam menganalisis data (Benjamini, 2012): 1. Lima ringkasan dari data grafis dapat dipresentasikan dengan cara membuat informasi tentang lokasi, penyebaran, kemiringan, dan longtailedness dari kumpulan yang tersedia dengan sekilas. Untuk lebih spesifik, lokasi yang ditampilkan oleh garis potong di median (garis pada pertengahan kotak), disebarkan oleh panjang kotak (garis pada jarak antara ujung-ujung jumlah yang paling sedikit dan jangkauan), kemiringan oleh deviasi dari garis tengah hingga pusat kotak relatif terhadap panjang kotak (dan juga oleh panjang jumlah yang paling sedikit atas relatif terhadap panjang yang lebih rendah, dan dengan jumlah pengamatan individu ditampilkan di setiap sisi), dan longtailedness oleh jarak antara ujung-ujung jumlah yang paling sedikit relatif terhadap panjang kotak (dan juga dengan jumlah pengamatan khusus yang ditandai). 2. Boxplot menampilkan informasi rinci tentang pengamatan di akhir. Jika ada suatu kepentingan nilai observasi, biasanya ada di bagian akhir. Bahkan boxplot adalah kompromi antara penjelasan rinci tentang sekumpulan data seperti plot line, batang, ataupun daun dengan ringkasan tampilan saja. 3. Distribusi setiap kumpulan data yang banyak dapat dengan mudah dibandingkan dengan menampilkan sisi boxplot mereka secara berdampingan. 4. Boxplot ini mudah untuk menghitung. Ia dirancang sebagai bagian belakang dari envelope graphical method, dan dengan mudah untuk diimplementasikan pada perangkat komputer tanpa kemampuan grafis khusus, sehingga printer baris saja sudah cukup. 5. Makna boxplot dapat dengan mudah dijelaskan kepada pengguna statistik. Plotting satu boxplot dengan tangan oleh seorang ilmuwan dalam banyak kasus semua penjelasan yang dibutuhkan. Biasanya pengguna kemudian menarik boxplot diri mereka sendiri dan menggabungkannya ke dalam publikasi mereka.

10 16 Dalam statistik deskriptif, boxplot (juga dikenal sebagai diagram kotak atau plot) adalah cara yang nyaman untuk grafis dengan menggambarkan kelompok data numerik melalui lima jumlah ringkasan (dapat dilihat pada Gambar 2.6) antara lain: pengamatan terkecil (minimum sampel), lebih rendah kuartil bawah (Q1), median (Q2), kuartil atas (Q3), dan observasi terbesar (maksimum sampel). Boxplot juga bisa menunjukkan data pengamatan jika ada atau mungkin data yang dianggap di luar dari range. Gambar 2.6 Contoh Boxplot Data Statistikal Data yang didapat diolah menggunakan distribusi eksponensial, dan di uji menggunakan Distribusi Eksponensial dan Distribusi Monte Carlo Distribusi Eksponensial Banyak sekali literatur yang menjelaskan waktu antar kedatangan di halte mengikuti distribusi eksponensial. Untuk menyederhanakan itu semua, diasumsikan bahwa tingkat kedatangan di wakili dengan distribsusi exponensial. Fungsi eksponensial selalu harus positif, oleh karena itu digunakan distribusi eksponensial untuk inter-arrival dan service time karena nilainya tidak pernah negatif.

11 17 Distribusi Eksponensial mempunyai probability density fuction (pdf) dan grafiknya dapat dilihat pada Gambar 2.7, pdf dengan rumus sebagai berikut: Dan ada pula cumulative distribution function (cdf) dan grafiknya dapat dilihat pada Gambar 2.8, cdf dengan rumus sebagai berikut: Idenya adalah untuk memecahkan untuk x dimana y terdistribusi secara seragam pada (0,1) karena merupakan cdf. Maka x berdistribusi eksponensial. Sumber: Gambar 2.7 Grafik PDF Gambar 2.8 Grafik CDF Metode ini dapat digunakan untuk distribusi di teori. Tapi ini sangat berguna untuk variabel acak yang fungsi invers mereka dapat dengan mudah dipecahkan. Gambar di atas memperlihatkan fungsi cdf dan pdf. Beberapa fenomena yang mengikuti eksponensial. Aplikasi distribusi eksponensial antara lain: Dalam teori antrean, jarak antar kedatangan pelanggan di fasilitas pelayanan (seperti bank, loket kereta api, tukang cukur, dsb) memenuhi distribusi eksponensial.

12 18 Lama waktu mulai dipakai sampai rusaknya suatu suku cadang dan alat listrik memenuhi distribusi eksponensial Simulasi Monte Carlo Sistem yang memiliki variabel acak, perlu di analisis berkali-kali, karena kalau hanya sekali running data yang dihasilkan akan tidak valid. Untuk mengetahui hasil yang sesuai dan valid, maka perlu dilakukan replikasi secara berkali-kali. Simulasi Monte Carlo merupakan salah satu teknik dari simulasi yang menggunakan random number untuk mengestimasi distribusi dari variabel input yang bergantung pada beberapa variabel input yang probabilistik dengan menggunakan historis data. Simulasi Monte Carlo digunakan apabila menghendaki model simulasi yang mengikutsertakan random dan sampling dengan distribusi probabilitas yang dapat diketahui dan ditentukan (Kakiay, 2004). Membuat simulasi untuk membuat model respon logistik darurat dapat menggunakan simulasi Monte Carlo. (Banomyong; Sopadang, 2010). Dalam mengembangkan model simulasi untuk logistik darurat, penggunaan simulasi Monte Carlo dapat dipilih untuk mensimulasikan output dari setiap model respon logistik. Simulasi Monte Carlo adalah teknik matematika komputerisasi yang memungkinkan orang untuk memperhitungkan risiko nilai yang terjadi dalam analisis kuantitatif dan pengambilan keputusan. Metode Monte Carlo adalah metode yang mengevaluasi model deterministik menggunakan nomor acak. Simulasi Monte Carlo menyediakan pembuatan keputusan dengan beberapa hasil yang mungkin terjadi dan probabilitas kemungkinan tersebut akan terjadi. Hasil ini sangat diperlukan untuk pengambilan keputusan dalam untuk logistik darurat. Menurut Jay Heizer (2005, p. 717) teknik simulasi Monte Carlo terbagi atas lima langkah sederhana yaitu: 1. Menetapkan sebuah distribusi probabilitas bagi variabel penting. 2. Membuat distribusi probabilitas kumulatif bagi setiap variabel. 3. Menetapkan sebuah interval angka acak bagi setiap variabel. 4. Membangkitkan angka acak. 5. Mensimulasikan serangkaian percobaan.

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN, DAN ANALISIS DATA

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN, DAN ANALISIS DATA 22 BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN, DAN ANALISIS DATA Bab ini mendiskusikan implementasi simulasi kejadian diskrit untuk memodelkan Bus Rapid Transit (BRT). Pemodelan dibatasi pada dua kasus BRT. Yang pertama

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. 2.2 Klasifikasi Model Simulasi

I. PENDAHULUAN. 2.2 Klasifikasi Model Simulasi SIMULASI SISTEM ANTRIAN DI KANTOR BPJS MENGGUNAKAN MATLAB Bella Nurbaitty Shafira 1), Risdawati Hutabarat 2), Winal Prawira 3) Jurusan Teknik Elektro, Universitas Lampung BNShafira@gmail.com, Risdawatihtb@gmail.com,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Antrian Sistem antrian adalah merupakan keseluruhan dari proses para pelanggan atau barang yang berdatangan dan memasuki barisan antrian yang seterusnya memerlukan pelayanan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 6 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kemacetan 2.1.1 Pengertian Kemacetan Kemacetan adalah keadaan di mana kendaraan mengalami berbagai jenis kendala yang mengakibatkan turunnya kecepatan kendaraan di bawah keadaan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 17 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengantar Fenomena menunggu untuk kemudian mendapatkan pelayanan, seperti halnya nasabah yang menunggu pada loket bank, kendaraan yang menunggu pada lampu merah, produk yang

Lebih terperinci

SIMULASI TRANSJAKARTA BRT DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KEJADIAN DISKRIT: STUDI KASUS PADA KORIDOR 9

SIMULASI TRANSJAKARTA BRT DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KEJADIAN DISKRIT: STUDI KASUS PADA KORIDOR 9 SIMULASI TRANSJAKARTA BRT DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KEJADIAN DISKRIT: STUDI KASUS PADA KORIDOR 9 Bau Risfiani Puspasari Binus University, Komp BPPT Jl. Teknologi VII H15/B26, risfianipuspasari@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. digunakan untuk mendukung penyusunan laporan tugas akhir. Landasan teori

BAB II LANDASAN TEORI. digunakan untuk mendukung penyusunan laporan tugas akhir. Landasan teori BAB II LANDASAN TEORI Dalam bab ini akan dijelaskan berbagai macam landasan teori yang digunakan untuk mendukung penyusunan laporan tugas akhir. Landasan teori yang dibahas meliputi permasalahan-permasalahan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Bus Rapid Transit (BRT)

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Bus Rapid Transit (BRT) BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Bus Rapid Transit (BRT) Bus Rapid Transit atau lebih sering disingkat menjadi BRT adalah sebuah sistem transportasi berbasis bus yang beroperasi dalam suatu koridor dengan memanfaatkan

Lebih terperinci

2.1 Pengantar Model Simulasi Sistem Diskrit

2.1 Pengantar Model Simulasi Sistem Diskrit Pokok Bahasan Pendahuluan Sistem, Model dan Simulasi Keuntungan dan Kerugian Simulasi Jenis-jenis Simulasi Simulasi Komputer Bahasa Simulasi Tahapan Pemodelan Simulasi 19 20 PENGANTAR PEMODELAN & SIMULASI

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pelayanan Yang dimaksud pelayanan pada area anti karat adalah banyaknya output pallet yang dapat dihasilkan per hari pada area tersebut. Peningkatan pelayanan dapat dilihat dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. siapa saja. Contoh kongkrit yang dapat dilihat dalam kegiatan sehari-hari seperti

BAB I PENDAHULUAN. siapa saja. Contoh kongkrit yang dapat dilihat dalam kegiatan sehari-hari seperti BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah antrian adalah masalah umum yang pernah dan akan dialami oleh siapa saja. Contoh kongkrit yang dapat dilihat dalam kegiatan sehari-hari seperti antrian kendaraan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Antrian Suatu antrian ialah suatu garis tunggu dari nasabah yang memerlukan layanan dari satu atau lebih fasilitas pelayanan. Kejadian garis tunggu timbul disebabkan oleh

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Dasar Teori Antrian Dalam kehidupan sehari-hari, antrian (queueing) sangat sering ditemukan. Mengantri sering harus dilakukan jika kita menunggu giliran misalnya mengambil

Lebih terperinci

TEKNIK SIMULASI. Nova Nur Hidayati TI 5F

TEKNIK SIMULASI. Nova Nur Hidayati TI 5F TEKNIK SIMULASI Nova Nur Hidayati TI 5F 10530982 PENDAHULUAN TUJUAN MEMPELAJARI SIMULASI Melalui kuliah ini diharapkan kita dapat mempelajari suatu sistem dengan memanfaatkan komputer untuk meniru (to

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Pada zaman sekarang, transportasi merupakan hal yang penting bagi masyarakat, terutama masyarakat yang tinggal di kota besar seperti DKI Jakarta. Bagi

Lebih terperinci

SISTEM TRANSPORTASI BUS KAMPUS UNAND

SISTEM TRANSPORTASI BUS KAMPUS UNAND SISTEM TRANSPORTASI BUS KAMPUS UNAND Aro Manis, Siti Tri Susiati Hutami Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Andalas Abstrak Pada umumnya, bus kampus beroperasi untuk mengantarkan mahasiswa

Lebih terperinci

BAB 3 PEMBANGUNAN MODEL SIMULASI MONTE CARLO. Simulasi Monte Carlo merupakan salah satu metode simulasi sederhana yang

BAB 3 PEMBANGUNAN MODEL SIMULASI MONTE CARLO. Simulasi Monte Carlo merupakan salah satu metode simulasi sederhana yang BAB 3 PEMBANGUNAN MODEL SIMULASI MONTE CARLO 3. Simulasi Monte Carlo Simulasi Monte Carlo merupakan salah satu metode simulasi sederhana yang dapat dibangun secara cepat menggunakan spreadsheet. Penggunaan

Lebih terperinci

Simulasi Antrian Kantor Pos M/M/3 dengan MATLAB

Simulasi Antrian Kantor Pos M/M/3 dengan MATLAB Simulasi Antrian Kantor Pos M/M/3 dengan MATLAB Abstrak Pemodelan dan simulasi banyak dijumpai dalam berbagai bidang kehidupan, terutama untuk mengetahui dampak perubahan yang terjadi pada suatu sistem

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 14 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pendahuluan Antrian adalah kejadian yang sering dijumpai dalam kehidupan seharihari. Menunggu di depan loket untuk mendapatakan tiket kereta api, menunggu pengisian bahan bakar,

Lebih terperinci

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN, DAN ANALISIS DATA

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN, DAN ANALISIS DATA BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN, DAN ANALISIS DATA 4.1. Pengumpulan Data Proses pengumpulan data kedatangan pengguna TransJakarta dilakukan sejak tanggal 12 Maret 2012 hingga 29 Juni 2012. Data waktu kedatangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Peranan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Peranan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Peranan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Menurut Munawar, A. (2004), angkutan dapat didefinikan sebagai pemindahan orang dan atau barang dari suatu tempat ke tempat lain dengan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Antrian 2.1.1 Definisi Antrian Antrian adalah suatu garis tunggu dari nasabah yang memerlukan layanan dari satu atau lebih pelayanan. Kejadian garis tunggu timbul disebabkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pesawat terbang merupakan moda transportasi tercepat yang ada saat ini. Dengan kecepatan berkisar 500-900 km/jam, transportasi udara menggunakan pesawat terbang merupakan

Lebih terperinci

SIMULASI SISTEM ANTRIAN SINGLE SERVER. Sistem: himpunan entitas yang terdefinisi dengan jelas. Atribut: nilai data yang mengkarakterisasi entitas.

SIMULASI SISTEM ANTRIAN SINGLE SERVER. Sistem: himpunan entitas yang terdefinisi dengan jelas. Atribut: nilai data yang mengkarakterisasi entitas. SIMULASI SISTEM ANTRIAN SINGLE SERVER Sistem: himpunan entitas yang terdefinisi dengan jelas. Atribut: nilai data yang mengkarakterisasi entitas. List/file/set: entitas-entitas dengan properti yang sama.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. antrian (queuing theory), merupakan sebuah bagian penting dan juga alat yang

BAB 2 LANDASAN TEORI. antrian (queuing theory), merupakan sebuah bagian penting dan juga alat yang 6 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Antrian Ilmu pengetahuan tentang bentuk antrian yang sering disebut dengan teori antrian (queuing theory), merupakan sebuah bagian penting dan juga alat yang sangat berharga

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Perkembangan teori statistika telah mempengaruhi hampir semua aspek. Dalam teori statistika dan peluang, distribusi gamma (

I. PENDAHULUAN. Perkembangan teori statistika telah mempengaruhi hampir semua aspek. Dalam teori statistika dan peluang, distribusi gamma ( I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang dan Masalah Perkembangan teori statistika telah mempengaruhi hampir semua aspek kehidupan. Hal ini disebabkan statistika merupakan salah satu disiplin ilmu yang berperan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Metode Pengambilan Sampling 2.1.1. Populasi Populasi adalah kelompok elemen yang lengkap, yang biasanya berupa orang, objek, transaksi, atau kejadian dimana kita tertarik untuk

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Metode Simulasi 2.1.1 Pengertian Metode Simulasi Simulasi ialah suatu metodologi untuk melaksanakan percobaan dengan menggunakan model dari suatu sistem nyata (Siagian, 1987).

Lebih terperinci

ANALISIS SISTEM ANTRIAN TRANSPORTASI BUSWAY DI HALTE PULOGADUNG DAN DUKUH ATAS

ANALISIS SISTEM ANTRIAN TRANSPORTASI BUSWAY DI HALTE PULOGADUNG DAN DUKUH ATAS ANALISIS SISTEM ANTRIAN TRANSPORTASI BUSWAY DI HALTE PULOGADUNG DAN DUKUH ATAS Umi Marfuah 1), Anita Syarifah 2) Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jakarta Email: umi.marfuah1@yahoo.co.id

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 6 BAB ANDASAN TEORI. Teori Antrian Sistim ekonomi dan dunia usaha (bisnis) sebagian besar beroperasi dengan sumber daya yang relatif terbatas.sering terjadi pada orang, barang, dan komponen harus menunggu

Lebih terperinci

LABORATORIUM SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DAN INTELIGENSIA BISNIS

LABORATORIUM SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DAN INTELIGENSIA BISNIS LABORATORIUM SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DAN INTELIGENSIA BISNIS Latar Belakang Pelayanan terpusat di satu tempat Antrian pemohon SIM yg cukup panjang (bottleneck) Loket berjauhan Sumber daya terbatas Lamanya

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 19 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Persediaan 2.1.1 Pengertian Persediaan Persediaan meliputi semua barang dan bahan yang dimiliki oleh perusahaan dan dipergunakan dalam proses produksi atau dalam memberikan

Lebih terperinci

Mata Kuliah Pemodelan & Simulasi

Mata Kuliah Pemodelan & Simulasi Mata Kuliah Pemodelan & Simulasi Riani Lubis Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia 1 Pendahuluan (1) Sifat probabilitistik pada sistem nyata mempunyai pola distribusi probabilistik

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Teori antrian pertama kali dikemukakan oleh A.K.Erlang, yang menggambarkan model antrian untuk menentukan jumlah optimal dari fasilitas telepon switching yang digunakan untuk melayani

Lebih terperinci

Analisis Model dan Simulasi. Hanna Lestari, M.Eng

Analisis Model dan Simulasi. Hanna Lestari, M.Eng Analisis Model dan Simulasi Hanna Lestari, M.Eng Simulasi dan Pemodelan Klasifikasi Model preskriptif deskriptif diskret kontinu probabilistik deterministik statik dinamik loop terbuka - tertutup Simulasi

Lebih terperinci

Dasar-dasar Simulasi

Dasar-dasar Simulasi Bab 3: Dasar-dasar Simulasi PEMODELAN DAN SIMULASI SISTEM M O N I C A A. K A P P I A N T A R I - 2 0 0 9 Sumber: Harrell, C., B.K. Ghosh and R.O. Bowden, Jr., Simulation Using Promodel, 2 nd ed., McGraw-

Lebih terperinci

TOOLS SIMULASI INVENTORI PADA SUPERMARKET

TOOLS SIMULASI INVENTORI PADA SUPERMARKET TOOLS SIMULASI INVENTORI PADA SUPERMARKET 1) Benny Santoso 2) Liliana 3) Imelda Yapitro Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknik Universitas Surabaya Raya Kalirungkut Surabaya 60293 (031) 298 1395 email

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. pertanyaan pada perumusan masalah. Hal-hal yang dijelaskan dalam bab ini

BAB IV PEMBAHASAN. pertanyaan pada perumusan masalah. Hal-hal yang dijelaskan dalam bab ini BAB IV PEMBAHASAN Bab ini menguraikan hasil penelitian dan pembahasan untuk menjawab pertanyaan pada perumusan masalah. Hal-hal yang dijelaskan dalam bab ini mencakup pemeriksaan steady state, uji distribusi,

Lebih terperinci

Simulasi Sistem Antrian Dengan Menggunakan Model SCSP dan MCSP dengan menggunakan MATLAB Gunawan 1), Saiful rahman 2 1)

Simulasi Sistem Antrian Dengan Menggunakan Model SCSP dan MCSP dengan menggunakan MATLAB Gunawan 1), Saiful rahman 2 1) Simulasi Sistem Antrian Dengan Menggunakan Model SCSP dan MCSP dengan menggunakan MATLAB Gunawan ), Saiful rahman ) Teknik Informatika STMIK Balikpapan, ) Teknik informatika Jl AMD Manunggal No 9 Balikpapan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sistem antrian adalah masalah yang biasa terjadi dalam sistem kejadian diskrit, sistem komputer, sistem komunikasi, dan sistem transportasi. Sebagai akibat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Peranan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. pemindahan orang dan atau barang dari suatu tempat ke tempat lain dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Peranan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. pemindahan orang dan atau barang dari suatu tempat ke tempat lain dengan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Peranan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Menurut Munawar, A. (2004), angkutan dapat didefinisikan sebagai pemindahan orang dan atau barang dari suatu tempat ke tempat lain dengan

Lebih terperinci

DISTRIBUSI VARIABEL RANDOM

DISTRIBUSI VARIABEL RANDOM DISTRIBUSI VARIABEL RANDM Distribusi Variabel Diskrit Distribusi variabel diskrit adalah salah satu variabel acak yang diasumsikan memiliki bilangan terbatas dari nilai-nilai yang berbeda. Contoh : Waktu

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Teori Antrian 2.1.1. Sejarah Teori Antrian. Teori antrian adalah teori yang menyangkut studi matematis dari antrian atau baris-baris penungguan. Teori antrian berkenaan dengan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Antrian Suatu antrian ialah suatu garis tunggu dari nasabah yang memerlukan layanan dari satu atau lebih fasilitas pelayanan. Kejadian garis tunggu timbul disebabkan oleh

Lebih terperinci

Mata Kuliah Pemodelan & Simulasi. Riani Lubis. Universitas Komputer Indonesia

Mata Kuliah Pemodelan & Simulasi. Riani Lubis. Universitas Komputer Indonesia Mata Kuliah Pemodelan & Simulasi Riani Lubis Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia Sistem Antrian Antrian ialah suatu garis tunggu pelanggan yang memerlukan layanan dari satu/lebih

Lebih terperinci

Mengolah dan Menganalisis Data

Mengolah dan Menganalisis Data Mengolah dan Menganalisis Data Dr. Eko Pujiyanto, S.Si., M.T. Materi Data Mengolah dan analisis data Memilih alat analisis yang tepat Data Data 1 Jamak dari DATUM artinya informasi yang diperoleh dari

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Antrian Teori antrian adalah teori yang menyangkut studi sistematis dari antrian atau baris-baris penungguan. Formasi baris-baris penungguan ini tentu saja merupakan suatu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. perubahan dalam semua bidang kehidupan. Perkembangan yang berorientasi kepada

BAB 1 PENDAHULUAN. perubahan dalam semua bidang kehidupan. Perkembangan yang berorientasi kepada BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ilmu pengetahuan dan Teknologi Informasi yang selalu berkembang menuntut perubahan dalam semua bidang kehidupan. Perkembangan yang berorientasi kepada teknologi komputerisasi

Lebih terperinci

ANALISIS ANTRIAN PADA MCDONALD PUSAT GROSIR CILILITAN (PGC) (Untuk Memenuhi Tugas Operational Research)

ANALISIS ANTRIAN PADA MCDONALD PUSAT GROSIR CILILITAN (PGC) (Untuk Memenuhi Tugas Operational Research) 2013 ANALISIS ANTRIAN PADA MCDONALD PUSAT GROSIR CILILITAN (PGC) (Untuk Memenuhi Tugas Operational Research) Disusun oleh: Dian Fitriana Arthati (09.5934), Dede Firmansyah (09.5918), Eka Fauziah Rahmawati

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM III.1. Analisis Sistem pelayanan multiple (multiple-server system) atau biasa disebut multiserver single queue merupakan baris antrian tunggal yang dilayani

Lebih terperinci

#12 SIMULASI MONTE CARLO

#12 SIMULASI MONTE CARLO #12 SIMULASI MONTE CARLO 12.1. Konsep Simulasi Metode evaluasi secara analitis sangat dimungkinkan untuk sistem dengan konfigurasi yang sederhana. Untuk sistem yang kompleks, Bridges [1974] menyarankan

Lebih terperinci

Modul 13. PENELITIAN OPERASIONAL TEORI ANTRIAN. Oleh : Eliyani PROGRAM KELAS KARYAWAN PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

Modul 13. PENELITIAN OPERASIONAL TEORI ANTRIAN. Oleh : Eliyani PROGRAM KELAS KARYAWAN PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI Modul 13. Oleh : Eliyani PROGRAM KELAS KARYAWAN PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA 2007 1. PENGANTAR Antri adalah kejadian yang biasa dalam kehidupan

Lebih terperinci

PEMBANGKIT RANDOM VARIATE

PEMBANGKIT RANDOM VARIATE PEMBANGKIT RANDOM VARIATE Mata Kuliah Pemodelan & Simulasi JurusanTeknik Informatika Universitas Komputer Indonesia 1 Pendahuluan (1) Sifat probalitistik pada sistem nyata mempunyai pola distribusi probabilistik

Lebih terperinci

6/15/2015. Simulasi dan Pemodelan. Keuntungan dan Kerugian. Elemen Analisis Simulasi. Formulasi Masalah. dan Simulasi

6/15/2015. Simulasi dan Pemodelan. Keuntungan dan Kerugian. Elemen Analisis Simulasi. Formulasi Masalah. dan Simulasi Simulasi dan Pemodelan Analisis lii Model dan Simulasi Klasifikasi Model preskriptif deskriptif diskret kontinu probabilistik deterministik statik dinamik loop terbuka - tertutup Hanna Lestari, M.Eng Simulasi

Lebih terperinci

Bab V Hasil dan Pembahasan

Bab V Hasil dan Pembahasan Bab V Hasil dan Pembahasan V.1 Hasil Pengujian Model Dari pengujian model dengan simulasi yang dilakukan sebanyak 10.000 iterasi yang merupakan iterasi terpilih, diperoleh hasil-hasil sebagai berikut:

Lebih terperinci

BAB 4 PENGOLAHAN DATA

BAB 4 PENGOLAHAN DATA BAB 4 PENGOLAHAN DATA 4.1 Penentuan Sample dari Populasi dan Pengolahan Dalam mencapai tujuan utama dari perancangan materi ini, yakni meningkatkan efisiensi Shuttle Bus Binus Square, beberapa variabel

Lebih terperinci

Metoda Simulasi Bagi Perhitungan Kebutuhan Jumlah Tempat Duduk Pada Fasilitas Reservasi Tiket

Metoda Simulasi Bagi Perhitungan Kebutuhan Jumlah Tempat Duduk Pada Fasilitas Reservasi Tiket Metoda Simulasi Bagi Perhitungan Kebutuhan Jumlah Tempat Duduk Pada Fasilitas Reservasi Tiket Simulation Method for Calculating Number of Seat Needed for Ticket Reservation Facilities Anita Susanti 1,a),

Lebih terperinci

Simulasi Event-Diskrit (Discrete-Event Simulation)

Simulasi Event-Diskrit (Discrete-Event Simulation) Bab 4: Simulasi Event-Diskrit (Discrete-Event Simulation) Sumber: Harrell, C., B.K. Ghosh and R.O. Bowden, Jr., Simulation Using Promodel, 2 nd ed., McGraw-Hill, Singapore, 2003. Bab 4: Simulasi Event-Diskrit

Lebih terperinci

SATIN Sains dan Teknologi Informasi

SATIN Sains dan Teknologi Informasi SATIN - Sains dan Teknologi Informasi, Vol. 2, No. 1, Juni 2016 SATIN Sains dan Teknologi Informasi journal homepage : http://jurnal.stmik-amik-riau.ac.id Optimasi Persediaan Sparepart Menggunakan Model

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam Kamus Bahasa Inggris dari Oxford [13] menjelaskan simulasi : The

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam Kamus Bahasa Inggris dari Oxford [13] menjelaskan simulasi : The BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teknik Simulasi Dalam Kamus Bahasa Inggris dari Oxford [13] menjelaskan simulasi : The Technique of imitating then behaviour of some situation or system (economic, mechanical,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam kehidupan sehari-hari, antrian, queuing atau waiting line sangat sering dijumpai. Dalam hal ini antrian terjadi pada saat ada pihak yang harus menunggu

Lebih terperinci

SIMULASI ANTRIAN PELAYANAN BONGKAR MUAT KAPAL

SIMULASI ANTRIAN PELAYANAN BONGKAR MUAT KAPAL SEMINAR TUGAS AKHIR SIMULASI ANTRIAN PELAYANAN BONGKAR MUAT KAPAL (STUDI KASUS TERMINAL MIRAH PELABUHAN TANJUNG PERAK SURABAYA) Oleh : Risky Abadi 1203.109.004 Latar Belakang Pelabuhan Tanjung Perak sebagai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. X(t) disebut ruang keadaan (state space). Satu nilai t dari T disebut indeks atau

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. X(t) disebut ruang keadaan (state space). Satu nilai t dari T disebut indeks atau BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proses Stokastik Menurut Gross (2008), proses stokastik adalah himpunan variabel acak Semua kemungkinan nilai yang dapat terjadi pada variabel acak X(t) disebut ruang keadaan

Lebih terperinci

Simulasi antrian pelayanan kasir swalayan citra di Bandar Buat, Padang

Simulasi antrian pelayanan kasir swalayan citra di Bandar Buat, Padang Simulasi antrian pelayanan kasir swalayan citra di Bandar Buat, Padang Dewi Rahmadani, Fitri Julasmasari Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Andalas Abstrak Antrian merupakan salah satu

Lebih terperinci

1/14/2010. Riani L. Jurusan Teknik Informatika

1/14/2010. Riani L. Jurusan Teknik Informatika Riani L. Jurusan Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia 1 PreTest 1. Apa yang dimaksud dengan simulasi? 2. Berikan contoh simulasi yang saudara ketahui (minimal i 3)! 2 2 Definisi Simulasi (1)

Lebih terperinci

Teori Antrian. Prihantoosa Pendahuluan. Teori Antrian : Intro p : 1

Teori Antrian. Prihantoosa  Pendahuluan.  Teori Antrian : Intro p : 1 Pendahuluan Teori Antrian Prihantoosa pht854@yahoo.com toosa@staff.gunadarma.ac.id Last update : 14 November 2009 version 1.0 http://openstat.wordpress.com Teori Antrian : Intro p : 1 Tujuan Tujuan : Meneliti

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Simulasi 2.1.1 Pengertian Simulasi Banyak para ahli yang memberikan definisi tentang simulasi. Beberapa diantaranya adalah sebagai berikut: Emshoff dan Simun (1970), simulasi didefinisikan

Lebih terperinci

TENTANG UTS. Penentuan Cadangan, hal. 1

TENTANG UTS. Penentuan Cadangan, hal. 1 TENTANG UTS Soal 1: Jawaban umumnya tidak fokus atau straight ke pertanyaan/ masalah yang diajukan. Key words dalam pertanyaan di atas tekanan saturasi, sedangkan dalam banyak jawaban di bawah tekanan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. instasi pemerintah berdasarkan indikator indikator teknis, administrasif dan

BAB III LANDASAN TEORI. instasi pemerintah berdasarkan indikator indikator teknis, administrasif dan BAB III LANDASAN TEORI A. Standar Operasional Prosedur ( SOP ) Standar Operasional Prosedur adalah pedoman atau acuan untuk melaksanakan tugas pekerjaan sesuai dengan fungsi dan alat penilaian kinerja

Lebih terperinci

BAB 8 TEORI ANTRIAN (QUEUEING THEORY)

BAB 8 TEORI ANTRIAN (QUEUEING THEORY) BAB 8 TEORI ANTRIAN (QUEUEING THEORY) Analisis pertama kali diperkenalkan oleh A.K. Erlang (93) yang mempelajari fluktuasi permintaan fasilitas telepon dan keterlambatan annya. Saat ini analisis banyak

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Antrian sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari contohnya dalam

BAB II LANDASAN TEORI. Antrian sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari contohnya dalam BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Antrian (Queue) Antrian sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari contohnya dalam sistem pembelian karcis kereta api atau bioskop, dimana orang yang datang pertama akan diberi

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Analisis survival (survival analysis) atau analisis kelangsungan hidup bertujuan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Analisis survival (survival analysis) atau analisis kelangsungan hidup bertujuan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Analisis Survival Analisis survival (survival analysis) atau analisis kelangsungan hidup bertujuan menduga probabilitas kelangsungan hidup, kekambuhan, kematian, dan peristiwaperistiwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1. Kedatangan, populasi yang akan dilayani (calling population)

BAB I PENDAHULUAN. 1. Kedatangan, populasi yang akan dilayani (calling population) BAB I PENDAHULUAN Antrian yang panjang sering kali kita lihat di bank saat nasabah mengantri di teller untuk melakukan transaksi, airport saat para calon penumpang melakukan check-in, di super market saat

Lebih terperinci

Pengembangan Model Simulasi, oleh Hotniar Siringoringo 1

Pengembangan Model Simulasi, oleh Hotniar Siringoringo 1 Simulasi kejadian diskrit memodelkan sistem yang berubah sesuai waktu melalui suatu representasi dimana variabel status berubah secara langsung pada titik terpisah dalam waktu. Titik terpisah dalam waktu

Lebih terperinci

PENGATURAN LAMPU LALU LINTAS PEREMPATAN PINGIT YOGYAKARTA DENGAN SIMULASI ARENA

PENGATURAN LAMPU LALU LINTAS PEREMPATAN PINGIT YOGYAKARTA DENGAN SIMULASI ARENA PENGATURAN LAMPU LALU LINTAS PEREMPATAN PINGIT YOGYAKARTA DENGAN SIMULASI ARENA Masrul Indrayana Teknik Industri, FT, Universitas Widya Mataram Yogyakarta Email: masrul_indrayana@yahoo.com ABSTRAK Pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Antrian adalah suatu bentuk barisan yang dilakukan oleh orang-orang pada

BAB I PENDAHULUAN. Antrian adalah suatu bentuk barisan yang dilakukan oleh orang-orang pada 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Antrian adalah suatu bentuk barisan yang dilakukan oleh orang-orang pada suatu waktu tertentu untuk melakukan suatu kegiata. Antrian merupakan salah satu pengalaman

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Memodelkan Antrian Analisis atas sistem antrian serta penentuan tingkat kapasitas (teller) yang optimal (seimbang antara kebutuhan nasabah dengan kapasitas perusahaan)

Lebih terperinci

LAMPIRAN Kajian Kebijakan Standar Pelayanan Angkutan Umum di Indonesia (Menurut SK. Dirjen 687/2002)

LAMPIRAN Kajian Kebijakan Standar Pelayanan Angkutan Umum di Indonesia (Menurut SK. Dirjen 687/2002) LAMPIRAN Kajian Kebijakan Standar Pelayanan Angkutan Umum di Indonesia (Menurut SK. Dirjen 687/2002) 1. Prasyarat Umum : a) Waktu tunggu rata-rata 5-10 menit dan maksimum 10-20 menit. b) Jarak pencapaian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Herjanto (2008:2) mengemukakan bahwa manajemen operasi merupakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Herjanto (2008:2) mengemukakan bahwa manajemen operasi merupakan BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Manajemen Operasi 2.1.1.1 Pengertian Manajemen Operasi Herjanto (2008:2) mengemukakan bahwa manajemen operasi merupakan kegiatan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Reliability (Keandalan) Keandalan menurut L.C Kapoor dan L. R Lamberson didefinisikan sebagai probabilitas suatu item (sistem) untuk memiliki performansi sesuai dengan fungsi

Lebih terperinci

K ports. Gambar 5. Sistem komputer time-shared

K ports. Gambar 5. Sistem komputer time-shared Perhatikan sistem komputer time-shared, dimana pemakai dihubungkan ke sistem melalui jaringan telepon. Hanya ada sedikit jumlah port untuk koneksi seperti ini, dan ketika semua port digunakan saat panggilan

Lebih terperinci

Mata Kuliah Pemodelan & Simulasi. Riani Lubis. Universitas Komputer Indonesia

Mata Kuliah Pemodelan & Simulasi. Riani Lubis. Universitas Komputer Indonesia Mata Kuliah Pemodelan & Simulasi Riani Lubis Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia Sistem Antrian Antrian ialah suatu garis tunggu pelanggan yang memerlukan layanan dari satu/lebih

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Jalan Perkotaan Menurut MKJI 1997, jalan perkotaan merupakan segmen jalan yang mempunyai perkembangan secara permanen dan menerus sepanjang seluruh atau hampir seluruh jalan,

Lebih terperinci

ANALISIS SISTEM ANTREAN PADA PELAYANAN PASIEN BPJS RUMAH SAKIT MATA DR. YAP YOGYAKARTA SKRIPSI

ANALISIS SISTEM ANTREAN PADA PELAYANAN PASIEN BPJS RUMAH SAKIT MATA DR. YAP YOGYAKARTA SKRIPSI ANALISIS SISTEM ANTREAN PADA PELAYANAN PASIEN BPJS RUMAH SAKIT MATA DR. YAP YOGYAKARTA SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERSEMBAHAN KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR SINGKATAN. Intisari BAB I.

DAFTAR ISI HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERSEMBAHAN KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR SINGKATAN. Intisari BAB I. DAFTAR ISI HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERSEMBAHAN KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR SINGKATAN Intisari Abstract i ii iii vii xi xiii xviii xx xxi BAB I. PENDAHULUAN 1 1.1 Latar

Lebih terperinci

STUDI OPERASI WAKTU TEMPUH DAN LOAD FACTOR PADA TIAP HALTE BUSWAY TRANSJAKARTA TRAYEK KOTA BLOK M

STUDI OPERASI WAKTU TEMPUH DAN LOAD FACTOR PADA TIAP HALTE BUSWAY TRANSJAKARTA TRAYEK KOTA BLOK M STUDI OPERASI WAKTU TEMPUH DAN LOAD FACTOR PADA TIAP HALTE BUSWAY TRANSJAKARTA TRAYEK KOTA BLOK M ERWIN WAHAB Nrp 0121100 Pembimbing : Ir. V. Hartanto, M.Sc FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Big data merupakan data yang tidak dapat diproses menggunakan alat pengolahan data tradisional karena berukuran sangat besar dan rumit [1]. Pada era digital ini, data

Lebih terperinci

Simulasi dan Pemodelan. Kuliah I Ricky Maulana Fajri, M.Sc

Simulasi dan Pemodelan. Kuliah I Ricky Maulana Fajri, M.Sc Simulasi dan Pemodelan Kuliah I Ricky Maulana Fajri, M.Sc Who Am I? SDN 146 Palembang (1997) SMPN 33 Palembang (2000) SMA 11 Palembang (2003) S.Kom, M.Sc and in Software Engineering from Universitas Bina

Lebih terperinci

Teknik Simulasi. Eksperimen pada umumnya menggunakan model yg dapat dilakukan melalui pendekatan model fisik atau model matametika.

Teknik Simulasi. Eksperimen pada umumnya menggunakan model yg dapat dilakukan melalui pendekatan model fisik atau model matametika. Teknik Simulasi Dalam mempelajari sistem dapat dilakukan dengan pendekatan eksperimental, baik dengan menggunakan sistem aktual, maupun menggunakan model dari suatu sistem. Eksperimen pada umumnya menggunakan

Lebih terperinci

6.6 Rantai Markov Kontinu pada State Berhingga

6.6 Rantai Markov Kontinu pada State Berhingga 6.6 Rantai Markov Kontinu pada State Berhingga Markov chain kontinu 0 adalah proses markov pada state 0, 1, 2,.... Diasumsikan bahwa probabilitas transisi adalah stasioner, pada persamaan, (6.53) Pada

Lebih terperinci

Mata Kuliah Pemodelan & Simulasi. Universitas Komputer Indonesia

Mata Kuliah Pemodelan & Simulasi. Universitas Komputer Indonesia MODEL INVENTORY Mata Kuliah Pemodelan & Simulasi Jurusan Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia Pendahuluan Inventory merupakan pengumpulan atau penyimpanan komoditas yang akan digunakan untuk

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Antrian Teori antrian pertama kali disusun oleh Agner Krarup Erlang yang hidup pada periode 1878-1929. Dia merupakan seorang insinyur Demark yang bekerja di industri telepon.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan kota sebagai perwujudan aktivitas manusia senantiasa mengalami perkembangan dari waktu ke waktu.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan kota sebagai perwujudan aktivitas manusia senantiasa mengalami perkembangan dari waktu ke waktu. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan kota sebagai perwujudan aktivitas manusia senantiasa mengalami perkembangan dari waktu ke waktu. Aktivitas kota menjadi daya tarik bagi masyarakat sehingga

Lebih terperinci

Seminar Hasil Tugas Akhir

Seminar Hasil Tugas Akhir Seminar Hasil Tugas Akhir FALAH EGY SUJANA (1209100050) JURUSAN MATEMATIKA FMIPA-ITS SIMULASI ANTRIAN SISTEM PELAYANAN NASABAH (STUDI KASUS : BANK X) Pembimbing : Drs. Soetrisno, MI.Komp. LATAR BELAKANG

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN UMUM 2.1. Gambaran Umum Proyek Nama Proyek Kategori Proyek Sifat Proyek Pemilik Luas Lahan : Transportasi Antar Moda : Fasilitas Transportasi : Fiktif : Negri : ± 4 Ha KDB (%) : 60 % KLB

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Antrian Siapapun yang pernah pergi berbelanja ke supermarket atau ke bioskop mengalami ketidaknyamanan dalam mengantri. Dalam hal mengantri, tidak hanya manusia saja

Lebih terperinci

RENCANA PENGEMBANGAN SISTEM JARINGAN TRANSPORTASI JANGKA PENDEK

RENCANA PENGEMBANGAN SISTEM JARINGAN TRANSPORTASI JANGKA PENDEK JANGKA PENDEK Meningkatkan dan memperluas pelayanan angkutan umum dengan sistem pembelian pelayanan oleh pemerintah (buy the service system). Penataan trayek dengan rute langsung sehingga memperpendek

Lebih terperinci

PENENTUAN MODEL ANTRIAN BUS ANTAR KOTA DI TERMINAL MANGKANG. Dwi Ispriyanti 1, Sugito 1. Abstract

PENENTUAN MODEL ANTRIAN BUS ANTAR KOTA DI TERMINAL MANGKANG. Dwi Ispriyanti 1, Sugito 1. Abstract PENENTUAN MODEL ANTRIAN BUS ANTAR KOTA DI TERMINAL MANGKANG Dwi Ispriyanti 1, Sugito 1 1 Staf Pengajar Jurusan Statistika FMIPA UNDIP Abstract In daily activities, we often face in a situation of queueing.

Lebih terperinci

Dasar-dasar Statistika Pemodelan Sistem

Dasar-dasar Statistika Pemodelan Sistem Dasar-dasar Statistika Pemodelan Sistem Kuliah Pemodelan Sistem Semester Genap 2015-2016 MZI Fakultas Informatika Telkom University FIF Tel-U Januari 2016 MZI (FIF Tel-U) Statistika Pemodelan Januari 2016

Lebih terperinci