BAB 2 LANDASAN TEORI
|
|
- Hadi Suharto Darmadi
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 7 BAB 2 LANDASAN TEORI Dalam membuat model simulasi, perlu diketahui mengenai beberapa teori yang berhubungan dengan pembuatan model dan teori yang berguna untuk menverfikasi model. Beberapa teori tersebut akan di bahas pada bab ini. 2.1 Pemodelan Sistem Transportasi dengan Simulasi Kejadian Diskrit Sistem transportasi adalah salah satu sistem yang sangat kompleks. Kompleksitas ini terjadi karena banyak sekali komponen-komponen yang terlihat didalamnya seperti infrastruktur transportasi, sistem sosial dan ekonomi, dan pemakai sistem transportasi. Oleh karena itu sangat sulit untuk dapat memodelkan suatu sistem transportasi secara komprehensif. Sumber: Cascetta (2009) Gambar 2.1 Berbagai Hubungan dalam Sistem Transportasi dan Hubungan Sistem Transportasi dengan Sistem Lainnya
2 8 Berdasarkan Gambar 2.1, dapat diketahui bahwa sistem transportasi ditemukan elemen-elemen dan interaksi antara permintaan perjalanan didalam area dan pelayanan transportasi yang mampu memuaskan permintaan. Terdapat 2 sub sistem dalam sistem transportai. Sub sistem yang pertama yaitu aktivitas didalam sistem. Sub sistem ini terdiri atas individu, sosial, dan gaya hidup dan interaksi yang mampu meningkatkan permintaan. Aktivitas sistem dapat dijabarkan kedalam 3 sub sistem yang terdiri atas: 1. Didalam zona lingkungan hidup yang terdiri atas faktor pendapatan dan gaya hidup, 2. Aktivitas ekonomi yang terdiri atas kehidupan sosial ekonomi, 3. Sistem tempat tinggal, karakteristik dari ketersediaannya lahan tanah. Sub sistem yang lain adalah sistem transportasi yang terdiri atas 2 komponen yaitu: 1. Permintaan perjalanan dimana terdapat fungsi urbanisasi dan pelayanan didalam tempat yang berbeda. Ini disesuaikan dengan distribusi rumah tanggan dan aktivitas didalam area. Hasil dari proses permintaan perjalanan dapat berbeda-beda. Sehingga, didalam penerapan, aktivitas ekomoni didalam transportasi dapat berjalan dengan baik yang membutuhkan aktivitas yang lain. Baik mobilitas dan perjalanan menjadi pilihan sesuai dengankarakteristik dari pelayanan transportasi yang tersedia sesuai dengan mode ketersediaan perjalanan., 2. Ketersediaan komponen transportasi yang terdiri atas jalan, tempat parkir, jalur perjalanan, dan jalur transit. Perjlanan dari satu lokasi ke lokasi yang lain dilakukan secara berturut-turut untuk menghubungkan fasilitas ataupun pelyananan. Dan pada akhirnya aktivitas transportasi dipengaruhi oleh kemudahan untuk dihubungkan dari zona yang berbeda seperti meratakan harga untuk menuji ke zona berbeda (kemudahan dihubungi secara aktif) ataupun kemudahan pencapaian dari zona yang lain (kemudahan dihubungi secara pasif). Penelitian ini bertujuan untuk membuat model komputasi suatu sistem transportasi Bus Rapid Transit (BRT). Salah satu dari sistem ini, yang dinamai TransJakarta, beroperasi di ibukota negara Indonesia, Jakarta. Model komputasi ini akan dikembangkan berdasarkan pada pendekatan kejadian diskrit. Pendekatan ini dipilih karena beberapa sub-sistem dalam sistem BRT
3 9 terlihat dengan jelas adalah sistem kejadian diskrit, sebagai contoh: kedatangan bus dan penumpang di halte-halte, antrean penumpang menunggu kedatangan bus, dan antrean bus di belakang bus lainnya di suatu perempatan dengan lampu tanda pengatur lalu-lintas. Jelas sekali bahwa pendekatan kejadian diskrit cocok untuk memodelkan sistem BRT Konsep-konsep Simulasi Kejadian Diskrit Konsep-konsep penting dalam simulasi kejadian diskrit dapat dilihat sebagai berikut. Entitas (entity) merupakan obyek atau komponen yang ada di dalam sistem yang dibutuhkan secara eksplisit untuk membuat sebuah model. Sistem merupakan kumpulan dari entitas baik orang ataupun mesin yang saling bekerja sama untuk mencapai satu atau beberapa tujuan. Model merupakan sebuah sistem yang terdiri dari struktur, logika, ataupun hubungan matematika yang menyatakan suatu sistem yang terdiri atas entitas, atribut, proses, dan aktivitas. Atribut ialah informasi atau data yang melekat pada entitas. Event merupakan kejadian sesaat yang mempengaruhi suatu sistem. Aktivitas merupakan pekerjaan yang dilakukan selama durasi tertentu Keuntungan dan Kerugian Simulasi Berikut ini diberikan penjelasan secara singkat keuntungan dan kerugian dalam simulasi. Kelebihan-kelebihan pendekatan simulasi jika dibandingkan dengan pendekatan lainnya seperti pendekatan matematika dan pendekatan eksperimen adalah: 1. Pendekatan simulasi seringkali menjadi satu-satunya pendekatan yang tersedia karena sulitnya pendekatan matematis dan mahalnya pendekatan eksperimen. 2. Pendekatan simulasi, seperti halnya pendekatan matematika, bisa digunakan untuk melakukan studi jangka panjang dalam waktu yang relatif pendek. Hal ini sulit untuk dilakukan dengan pendekatan eksperimen. 3. Pendekatan simulasi dapat digunakan dengan mudah untuk memodelkan sistem pada banyak kondisi yang dikehendaki dan mengevaluasi berbagai alternatif desain.
4 10 Di samping keuntungan-keuntungan di atas, model simulasi memiliki cukup banyak kekurangan, diantaranya adalah: 1. Pendekatan simulasi seringkali membutuhkan pengetahuan yang dalam mengenai obyek studi. Di samping itu, juga dibutuhkan pengetahuan yang dalam mengenai metode numerik, dan bidang-bidang pendukung lainnya seperti probabilitas dan statistik. 2. Simulasi pada dasarnya adalah pendekatan yang memanfaatkan kecepatan komputer untuk menghitung angka-angka dalam waktu yang sangat pendek. Dengan demikian, hasil keluaran yang diperoleh sangat tergantung pada input data yang diberikan. Memberikan input data yang benar merupakan tahapan yang sangat krusial dalam simulasi. Istilah garbage-in garbage-out sepenuhnya berlaku dalam simulasi SimEvents Tool Banyak sekali perangkat lunak yang bisa digunakan untuk melakukan simulasi kejadian diskrit. Perangkat-perangkat lunak tersebut bisa dilihat di List of discrete event simulation sofware (Wikipedia, 2012). Walaupun demikian, perangkat-perangkat lunak yang ada umumnya hanya memberikan komponen-komponen dasar untuk memodelkan fenomena dasar kejadian diskrit. Sehingga, komponen-komponen ini tidak bisa langsung digunakan untuk memodelkan sistem BRT. Perlu upaya, waktu, dan kreatifitas yang tinggi untuk mengkombinasikan komponen-komponen dasar tersebut membentuk komponen baru yang bisa menggambarkan keadaan sistem BRT. Dalam tugas akhir ini, sistem BRT dimodelkan dengan menggunakan Simulink SimEvents yaitu sistem kejadian diskrit yang menjadi bagian atau toolbox di Matlab. Hal ini dilakukan karena beberapa pertimbangan. Pertama, perangkat ini telah digunakan oleh Valigura et.al. (2009) untuk memodelkan sistem transportasi kereta api. Sistem kereta ini memiliki beberapa persamaan dengan sistem BRT; sehingga, studi Valigura tersebut bisa digunakan untuk menjadi dasar dari pengembangan sekarang ini. Pertimbangan lainnya adalah SimEvents terintegrasi dengan baik dengan Matlab sehingga fenomena transportasi yang cukup kompleks bisa dengan mudah dievaluasi.
5 Pengembangan Komponen-komponen Dasar Sistem BRT Sistem BRT umumnya dibuat dengan mengikuti skema yang diperlihatkan pada Gambar 2.2. Bus-bus meninggalkan pool bus dalam rentang waktu tertentu, dan bergerak dari satu halte ke halte berikut dalam waktu yang relatif pendek, umumnya kurang dari 5 menit. Setiap halte umumnya dibangun di median dari jalan sehingga satu halte bisa digunakan oleh bus-bus BRT di dua-arah yang dilayani. Dari Gambar 2.2 tersebut dapat diidentifikasi tiga komponen dasar sistem BRT: pool bus, segmen jalan antar halte, dan halte bus. Gambar 2.2 Contoh Koridor Sistem BRT Sub-sistem Pool Bus. Sub-sistem ini didesain untuk menjadi sumber bus-bus yang melayani suatu koridor. Pool bus diasumsikan berada pada ujung-ujung suatu koridor. Bus-bus meninggalkan pool bus pada rentang waktu yang ditentukan. Dengan demikian, entitas dalam pemodelan ini adalah bus-bus BRT. Dalam desain sekarang ini, bus-bus diberikan beberapa atribut, yaitu: jumlah penumpang dan nomor bus. Jadi, informasi jumlah penumpang setiap bus disimpan sebagai data atribut. Spesifikasi dan desain, lebih jelasnya, diperlihatkan pada Tabel 2.1 dan Gambar 2.3. Pertama digunakan blok kejadian berdasarkan urutan (Event-Based Sequence) untuk memerintahkan blok berikutnya, waktu berbasis badan generator (Time-Based Entity Generator), untuk mengirim bus. Blok pertama ini menerima input variabel waktu antar-kedatangan. Berikutnya, blok waktu berbasis badan generator (Time-Based Entity Generator) akan mengirim bus mengikuti signal yang diterima. Blok ketiga, waktu mulai (Start Time), digunakan untuk menandai waktu bus meninggalkan pool. Blok keempat, penghitung entitas (Entity Counter), untuk menghitung dan memberi nomor bus-bus yang telah
6 12 diberangkatkan. Blok berikutnya, mengatur atribut (Set Attribute), bertujuan untuk menambahkan atribut NOP (number of passengers) untuk menyimpan informasi jumlah penumpang pada bus yang saling terintegrasi. Tabel 2.1 Definisi Kelas Sub-sistem Pool Bus Sumber: Gunawan (2012) Sumber: Gunawan (2012) Gambar 2.3 Blok Komponen SimEvents untuk Sub-sistem Pool Bus Sub-sistem Halte Bus. Bagian ini sangat penting karena merupakan kegiatan utama bus BRT. Bus BRT harus berhenti di sebuah halte untuk menaikkan dan menurunkan penumpang. Waktu sebuah bus BRT berhenti di halte biasanya lebih pendek dibandingkan dengan bus bukan BRT. Hal ini dicapai dengan tiga pertimbangan desain BRT: kesejajaran lantai halte dan lantai bus, pembayaran tiket di luar bus, dan menggunakan bus yang memiliki pintu yang lebar (Annie Weinstock; Walter Hook; Michael Replogle; Ramon Cruz, 2011). Selain itu, bagian dari sistem ini juga harus mengakomodasi penumpukan bus-bus yang sering terjadi di terminal bus BRT. Tabel 2.2 dan Gambar 2.4 memberikan spesifikasi dan desain sub-sistem ini. Sub-sistem ini dimulai dengan blok antrean FIFO (First In First Out) yang memfasilitasi terjadinya rangkaian bus. Kemudian, blok server tunggal (Single Server) yang ditandai dengan waktu yang dibutuhkan bagi penumpang untuk naik dan turun bus. Blok penting berikutnya adalah Attribute Function yang bertujuan untuk menghitung jumlah penumpang yang datang dan turun di suatu halte, dan merubah data NOP. Akhirnya, tiga blok secara berurutan akan
7 13 memudahkan pengguna untuk mendapatkan status jumlah penumpang, nomor bus, dan waktu perjalanan bus. Tabel 2.2 Definisi Kelas Sub-sistem Halte Bus Sumber: Gunawan (2012) Sumber: Gunawan (2012) Gambar 2.4 Blok Komponen SimEvents untuk Sub-sistem Halte Bus Sub-sistem Segmen Jalan. Sub-sistem jalan ini digunakan untuk mensimulasikan perjalanan sebuah bus BRT di sepanjang koridor dalam suatu segmen jalan yang menghubungkan dua halte yang berdekatan. Sub-sistem ini ditandai dengan waktu tempuh bus dan jumlah bus yang tersedia oleh segmen jalan tersebut. Oleh karena itu, sub-sistem ini juga dimodelkan dengan sistem antrean sederhana FIFO (lihat Tabel 2.3 dan Gambar 2.5). Pendekatan ini tepat mengingat fakta bahwa sebagian besar jalur TransJakarta adalah jalur tunggal, maka bus dibelakang tidak akan mendahului bus di depannya. Sub-sistem ini menerima 2 masukan, yaitu lamanya waktu perjalanan dan maksimum panjang bus-bus yang menumpuk. Variabel pertama bersifat acak dan mengikuti distribusi statistik tertentu. Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa waktu perjalanan seringkali mengikuti fungsi distribusi eksponensial dengan satu parameter kontrol yaitu kecepatan perjalanan ratarata bus. Selain itu, sub-sistem ini dirancang untuk memberikan data banyaknya jumlah kendaraan di sepanjang ruas jalan, nomor identitas bus, dan waktu perjalanan bus sebenarnya.
8 14 Tabel 2.3 Definisi Kelas Sub-sistem Segmen Jalan Sumber: Gunawan (2012) Sumber: Gunawan (2012) Gambar 2.5 Blok Komponen SimEvents untuk Sub-sistem Segmen Jalan Verifikasi Model Model sistem BRT yang dibuat dalam penelitian ini dievaluasi dengan dua prosedur sederhana. Pertama ialah menggunakan model yang sangat sederhana dengan model parameter yang terkendali. Model kedua melibatkan model yang cukup besar dengan data yang dikumpulkan pada salah satu koridor TransJakarta. Pada model kedua ini, hasil estimasi model akan dibandingkan dengan hasil pengukuran di lapangan. 2.2 Analisis yang Relevan Terhadap Statistik dan Model Probabilistik Dalam menganalisis dan mengolah model simulasi yang dibuat, data dapat diuji dan di analisis menggunakan model statistik dan probabilistik, di antaranya sebagai berikut: Boxplot Boxplot adalah alat sederhana namun kuat untuk menampilkan sekumpulan data. Sebagai alat analisis data yang dapat mengeksplorasi data dengan fleksibel. Kegunaan boxplot yaitu untuk menampilkan data, untuk mempelajari simetri, untuk memperlihatkan longtailedness, untuk
9 15 memperlihatkan asumsi distribusi, untuk membandingkan sekumpulan data paralel, dan untuk melengkapi tampilan yang lebih lengkap dengan informasi univariate (Benjamini, 2012). Sifat-sifat dari boxplot yang sangat berguna dalam menampilkan data ataupun dalam menganalisis data (Benjamini, 2012): 1. Lima ringkasan dari data grafis dapat dipresentasikan dengan cara membuat informasi tentang lokasi, penyebaran, kemiringan, dan longtailedness dari kumpulan yang tersedia dengan sekilas. Untuk lebih spesifik, lokasi yang ditampilkan oleh garis potong di median (garis pada pertengahan kotak), disebarkan oleh panjang kotak (garis pada jarak antara ujung-ujung jumlah yang paling sedikit dan jangkauan), kemiringan oleh deviasi dari garis tengah hingga pusat kotak relatif terhadap panjang kotak (dan juga oleh panjang jumlah yang paling sedikit atas relatif terhadap panjang yang lebih rendah, dan dengan jumlah pengamatan individu ditampilkan di setiap sisi), dan longtailedness oleh jarak antara ujung-ujung jumlah yang paling sedikit relatif terhadap panjang kotak (dan juga dengan jumlah pengamatan khusus yang ditandai). 2. Boxplot menampilkan informasi rinci tentang pengamatan di akhir. Jika ada suatu kepentingan nilai observasi, biasanya ada di bagian akhir. Bahkan boxplot adalah kompromi antara penjelasan rinci tentang sekumpulan data seperti plot line, batang, ataupun daun dengan ringkasan tampilan saja. 3. Distribusi setiap kumpulan data yang banyak dapat dengan mudah dibandingkan dengan menampilkan sisi boxplot mereka secara berdampingan. 4. Boxplot ini mudah untuk menghitung. Ia dirancang sebagai bagian belakang dari envelope graphical method, dan dengan mudah untuk diimplementasikan pada perangkat komputer tanpa kemampuan grafis khusus, sehingga printer baris saja sudah cukup. 5. Makna boxplot dapat dengan mudah dijelaskan kepada pengguna statistik. Plotting satu boxplot dengan tangan oleh seorang ilmuwan dalam banyak kasus semua penjelasan yang dibutuhkan. Biasanya pengguna kemudian menarik boxplot diri mereka sendiri dan menggabungkannya ke dalam publikasi mereka.
10 16 Dalam statistik deskriptif, boxplot (juga dikenal sebagai diagram kotak atau plot) adalah cara yang nyaman untuk grafis dengan menggambarkan kelompok data numerik melalui lima jumlah ringkasan (dapat dilihat pada Gambar 2.6) antara lain: pengamatan terkecil (minimum sampel), lebih rendah kuartil bawah (Q1), median (Q2), kuartil atas (Q3), dan observasi terbesar (maksimum sampel). Boxplot juga bisa menunjukkan data pengamatan jika ada atau mungkin data yang dianggap di luar dari range. Gambar 2.6 Contoh Boxplot Data Statistikal Data yang didapat diolah menggunakan distribusi eksponensial, dan di uji menggunakan Distribusi Eksponensial dan Distribusi Monte Carlo Distribusi Eksponensial Banyak sekali literatur yang menjelaskan waktu antar kedatangan di halte mengikuti distribusi eksponensial. Untuk menyederhanakan itu semua, diasumsikan bahwa tingkat kedatangan di wakili dengan distribsusi exponensial. Fungsi eksponensial selalu harus positif, oleh karena itu digunakan distribusi eksponensial untuk inter-arrival dan service time karena nilainya tidak pernah negatif.
11 17 Distribusi Eksponensial mempunyai probability density fuction (pdf) dan grafiknya dapat dilihat pada Gambar 2.7, pdf dengan rumus sebagai berikut: Dan ada pula cumulative distribution function (cdf) dan grafiknya dapat dilihat pada Gambar 2.8, cdf dengan rumus sebagai berikut: Idenya adalah untuk memecahkan untuk x dimana y terdistribusi secara seragam pada (0,1) karena merupakan cdf. Maka x berdistribusi eksponensial. Sumber: Gambar 2.7 Grafik PDF Gambar 2.8 Grafik CDF Metode ini dapat digunakan untuk distribusi di teori. Tapi ini sangat berguna untuk variabel acak yang fungsi invers mereka dapat dengan mudah dipecahkan. Gambar di atas memperlihatkan fungsi cdf dan pdf. Beberapa fenomena yang mengikuti eksponensial. Aplikasi distribusi eksponensial antara lain: Dalam teori antrean, jarak antar kedatangan pelanggan di fasilitas pelayanan (seperti bank, loket kereta api, tukang cukur, dsb) memenuhi distribusi eksponensial.
12 18 Lama waktu mulai dipakai sampai rusaknya suatu suku cadang dan alat listrik memenuhi distribusi eksponensial Simulasi Monte Carlo Sistem yang memiliki variabel acak, perlu di analisis berkali-kali, karena kalau hanya sekali running data yang dihasilkan akan tidak valid. Untuk mengetahui hasil yang sesuai dan valid, maka perlu dilakukan replikasi secara berkali-kali. Simulasi Monte Carlo merupakan salah satu teknik dari simulasi yang menggunakan random number untuk mengestimasi distribusi dari variabel input yang bergantung pada beberapa variabel input yang probabilistik dengan menggunakan historis data. Simulasi Monte Carlo digunakan apabila menghendaki model simulasi yang mengikutsertakan random dan sampling dengan distribusi probabilitas yang dapat diketahui dan ditentukan (Kakiay, 2004). Membuat simulasi untuk membuat model respon logistik darurat dapat menggunakan simulasi Monte Carlo. (Banomyong; Sopadang, 2010). Dalam mengembangkan model simulasi untuk logistik darurat, penggunaan simulasi Monte Carlo dapat dipilih untuk mensimulasikan output dari setiap model respon logistik. Simulasi Monte Carlo adalah teknik matematika komputerisasi yang memungkinkan orang untuk memperhitungkan risiko nilai yang terjadi dalam analisis kuantitatif dan pengambilan keputusan. Metode Monte Carlo adalah metode yang mengevaluasi model deterministik menggunakan nomor acak. Simulasi Monte Carlo menyediakan pembuatan keputusan dengan beberapa hasil yang mungkin terjadi dan probabilitas kemungkinan tersebut akan terjadi. Hasil ini sangat diperlukan untuk pengambilan keputusan dalam untuk logistik darurat. Menurut Jay Heizer (2005, p. 717) teknik simulasi Monte Carlo terbagi atas lima langkah sederhana yaitu: 1. Menetapkan sebuah distribusi probabilitas bagi variabel penting. 2. Membuat distribusi probabilitas kumulatif bagi setiap variabel. 3. Menetapkan sebuah interval angka acak bagi setiap variabel. 4. Membangkitkan angka acak. 5. Mensimulasikan serangkaian percobaan.
BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN, DAN ANALISIS DATA
22 BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN, DAN ANALISIS DATA Bab ini mendiskusikan implementasi simulasi kejadian diskrit untuk memodelkan Bus Rapid Transit (BRT). Pemodelan dibatasi pada dua kasus BRT. Yang pertama
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. 2.2 Klasifikasi Model Simulasi
SIMULASI SISTEM ANTRIAN DI KANTOR BPJS MENGGUNAKAN MATLAB Bella Nurbaitty Shafira 1), Risdawati Hutabarat 2), Winal Prawira 3) Jurusan Teknik Elektro, Universitas Lampung BNShafira@gmail.com, Risdawatihtb@gmail.com,
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Antrian Sistem antrian adalah merupakan keseluruhan dari proses para pelanggan atau barang yang berdatangan dan memasuki barisan antrian yang seterusnya memerlukan pelayanan
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
6 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kemacetan 2.1.1 Pengertian Kemacetan Kemacetan adalah keadaan di mana kendaraan mengalami berbagai jenis kendala yang mengakibatkan turunnya kecepatan kendaraan di bawah keadaan
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
17 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengantar Fenomena menunggu untuk kemudian mendapatkan pelayanan, seperti halnya nasabah yang menunggu pada loket bank, kendaraan yang menunggu pada lampu merah, produk yang
Lebih terperinciSIMULASI TRANSJAKARTA BRT DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KEJADIAN DISKRIT: STUDI KASUS PADA KORIDOR 9
SIMULASI TRANSJAKARTA BRT DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KEJADIAN DISKRIT: STUDI KASUS PADA KORIDOR 9 Bau Risfiani Puspasari Binus University, Komp BPPT Jl. Teknologi VII H15/B26, risfianipuspasari@yahoo.com
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. digunakan untuk mendukung penyusunan laporan tugas akhir. Landasan teori
BAB II LANDASAN TEORI Dalam bab ini akan dijelaskan berbagai macam landasan teori yang digunakan untuk mendukung penyusunan laporan tugas akhir. Landasan teori yang dibahas meliputi permasalahan-permasalahan
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Bus Rapid Transit (BRT)
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Bus Rapid Transit (BRT) Bus Rapid Transit atau lebih sering disingkat menjadi BRT adalah sebuah sistem transportasi berbasis bus yang beroperasi dalam suatu koridor dengan memanfaatkan
Lebih terperinci2.1 Pengantar Model Simulasi Sistem Diskrit
Pokok Bahasan Pendahuluan Sistem, Model dan Simulasi Keuntungan dan Kerugian Simulasi Jenis-jenis Simulasi Simulasi Komputer Bahasa Simulasi Tahapan Pemodelan Simulasi 19 20 PENGANTAR PEMODELAN & SIMULASI
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pelayanan Yang dimaksud pelayanan pada area anti karat adalah banyaknya output pallet yang dapat dihasilkan per hari pada area tersebut. Peningkatan pelayanan dapat dilihat dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. siapa saja. Contoh kongkrit yang dapat dilihat dalam kegiatan sehari-hari seperti
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah antrian adalah masalah umum yang pernah dan akan dialami oleh siapa saja. Contoh kongkrit yang dapat dilihat dalam kegiatan sehari-hari seperti antrian kendaraan
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Antrian Suatu antrian ialah suatu garis tunggu dari nasabah yang memerlukan layanan dari satu atau lebih fasilitas pelayanan. Kejadian garis tunggu timbul disebabkan oleh
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Dasar Teori Antrian Dalam kehidupan sehari-hari, antrian (queueing) sangat sering ditemukan. Mengantri sering harus dilakukan jika kita menunggu giliran misalnya mengambil
Lebih terperinciTEKNIK SIMULASI. Nova Nur Hidayati TI 5F
TEKNIK SIMULASI Nova Nur Hidayati TI 5F 10530982 PENDAHULUAN TUJUAN MEMPELAJARI SIMULASI Melalui kuliah ini diharapkan kita dapat mempelajari suatu sistem dengan memanfaatkan komputer untuk meniru (to
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Pada zaman sekarang, transportasi merupakan hal yang penting bagi masyarakat, terutama masyarakat yang tinggal di kota besar seperti DKI Jakarta. Bagi
Lebih terperinciSISTEM TRANSPORTASI BUS KAMPUS UNAND
SISTEM TRANSPORTASI BUS KAMPUS UNAND Aro Manis, Siti Tri Susiati Hutami Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Andalas Abstrak Pada umumnya, bus kampus beroperasi untuk mengantarkan mahasiswa
Lebih terperinciBAB 3 PEMBANGUNAN MODEL SIMULASI MONTE CARLO. Simulasi Monte Carlo merupakan salah satu metode simulasi sederhana yang
BAB 3 PEMBANGUNAN MODEL SIMULASI MONTE CARLO 3. Simulasi Monte Carlo Simulasi Monte Carlo merupakan salah satu metode simulasi sederhana yang dapat dibangun secara cepat menggunakan spreadsheet. Penggunaan
Lebih terperinciSimulasi Antrian Kantor Pos M/M/3 dengan MATLAB
Simulasi Antrian Kantor Pos M/M/3 dengan MATLAB Abstrak Pemodelan dan simulasi banyak dijumpai dalam berbagai bidang kehidupan, terutama untuk mengetahui dampak perubahan yang terjadi pada suatu sistem
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
14 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pendahuluan Antrian adalah kejadian yang sering dijumpai dalam kehidupan seharihari. Menunggu di depan loket untuk mendapatakan tiket kereta api, menunggu pengisian bahan bakar,
Lebih terperinciBAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN, DAN ANALISIS DATA
BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN, DAN ANALISIS DATA 4.1. Pengumpulan Data Proses pengumpulan data kedatangan pengguna TransJakarta dilakukan sejak tanggal 12 Maret 2012 hingga 29 Juni 2012. Data waktu kedatangan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA Peranan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Peranan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Menurut Munawar, A. (2004), angkutan dapat didefinikan sebagai pemindahan orang dan atau barang dari suatu tempat ke tempat lain dengan
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Antrian 2.1.1 Definisi Antrian Antrian adalah suatu garis tunggu dari nasabah yang memerlukan layanan dari satu atau lebih pelayanan. Kejadian garis tunggu timbul disebabkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pesawat terbang merupakan moda transportasi tercepat yang ada saat ini. Dengan kecepatan berkisar 500-900 km/jam, transportasi udara menggunakan pesawat terbang merupakan
Lebih terperinciSIMULASI SISTEM ANTRIAN SINGLE SERVER. Sistem: himpunan entitas yang terdefinisi dengan jelas. Atribut: nilai data yang mengkarakterisasi entitas.
SIMULASI SISTEM ANTRIAN SINGLE SERVER Sistem: himpunan entitas yang terdefinisi dengan jelas. Atribut: nilai data yang mengkarakterisasi entitas. List/file/set: entitas-entitas dengan properti yang sama.
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. antrian (queuing theory), merupakan sebuah bagian penting dan juga alat yang
6 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Antrian Ilmu pengetahuan tentang bentuk antrian yang sering disebut dengan teori antrian (queuing theory), merupakan sebuah bagian penting dan juga alat yang sangat berharga
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Perkembangan teori statistika telah mempengaruhi hampir semua aspek. Dalam teori statistika dan peluang, distribusi gamma (
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang dan Masalah Perkembangan teori statistika telah mempengaruhi hampir semua aspek kehidupan. Hal ini disebabkan statistika merupakan salah satu disiplin ilmu yang berperan
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Metode Pengambilan Sampling 2.1.1. Populasi Populasi adalah kelompok elemen yang lengkap, yang biasanya berupa orang, objek, transaksi, atau kejadian dimana kita tertarik untuk
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Metode Simulasi 2.1.1 Pengertian Metode Simulasi Simulasi ialah suatu metodologi untuk melaksanakan percobaan dengan menggunakan model dari suatu sistem nyata (Siagian, 1987).
Lebih terperinciANALISIS SISTEM ANTRIAN TRANSPORTASI BUSWAY DI HALTE PULOGADUNG DAN DUKUH ATAS
ANALISIS SISTEM ANTRIAN TRANSPORTASI BUSWAY DI HALTE PULOGADUNG DAN DUKUH ATAS Umi Marfuah 1), Anita Syarifah 2) Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jakarta Email: umi.marfuah1@yahoo.co.id
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
6 BAB ANDASAN TEORI. Teori Antrian Sistim ekonomi dan dunia usaha (bisnis) sebagian besar beroperasi dengan sumber daya yang relatif terbatas.sering terjadi pada orang, barang, dan komponen harus menunggu
Lebih terperinciLABORATORIUM SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DAN INTELIGENSIA BISNIS
LABORATORIUM SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DAN INTELIGENSIA BISNIS Latar Belakang Pelayanan terpusat di satu tempat Antrian pemohon SIM yg cukup panjang (bottleneck) Loket berjauhan Sumber daya terbatas Lamanya
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
19 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Persediaan 2.1.1 Pengertian Persediaan Persediaan meliputi semua barang dan bahan yang dimiliki oleh perusahaan dan dipergunakan dalam proses produksi atau dalam memberikan
Lebih terperinciMata Kuliah Pemodelan & Simulasi
Mata Kuliah Pemodelan & Simulasi Riani Lubis Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia 1 Pendahuluan (1) Sifat probabilitistik pada sistem nyata mempunyai pola distribusi probabilistik
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI Teori antrian pertama kali dikemukakan oleh A.K.Erlang, yang menggambarkan model antrian untuk menentukan jumlah optimal dari fasilitas telepon switching yang digunakan untuk melayani
Lebih terperinciAnalisis Model dan Simulasi. Hanna Lestari, M.Eng
Analisis Model dan Simulasi Hanna Lestari, M.Eng Simulasi dan Pemodelan Klasifikasi Model preskriptif deskriptif diskret kontinu probabilistik deterministik statik dinamik loop terbuka - tertutup Simulasi
Lebih terperinciDasar-dasar Simulasi
Bab 3: Dasar-dasar Simulasi PEMODELAN DAN SIMULASI SISTEM M O N I C A A. K A P P I A N T A R I - 2 0 0 9 Sumber: Harrell, C., B.K. Ghosh and R.O. Bowden, Jr., Simulation Using Promodel, 2 nd ed., McGraw-
Lebih terperinciTOOLS SIMULASI INVENTORI PADA SUPERMARKET
TOOLS SIMULASI INVENTORI PADA SUPERMARKET 1) Benny Santoso 2) Liliana 3) Imelda Yapitro Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknik Universitas Surabaya Raya Kalirungkut Surabaya 60293 (031) 298 1395 email
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN. pertanyaan pada perumusan masalah. Hal-hal yang dijelaskan dalam bab ini
BAB IV PEMBAHASAN Bab ini menguraikan hasil penelitian dan pembahasan untuk menjawab pertanyaan pada perumusan masalah. Hal-hal yang dijelaskan dalam bab ini mencakup pemeriksaan steady state, uji distribusi,
Lebih terperinciSimulasi Sistem Antrian Dengan Menggunakan Model SCSP dan MCSP dengan menggunakan MATLAB Gunawan 1), Saiful rahman 2 1)
Simulasi Sistem Antrian Dengan Menggunakan Model SCSP dan MCSP dengan menggunakan MATLAB Gunawan ), Saiful rahman ) Teknik Informatika STMIK Balikpapan, ) Teknik informatika Jl AMD Manunggal No 9 Balikpapan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sistem antrian adalah masalah yang biasa terjadi dalam sistem kejadian diskrit, sistem komputer, sistem komunikasi, dan sistem transportasi. Sebagai akibat
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Peranan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. pemindahan orang dan atau barang dari suatu tempat ke tempat lain dengan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Peranan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Menurut Munawar, A. (2004), angkutan dapat didefinisikan sebagai pemindahan orang dan atau barang dari suatu tempat ke tempat lain dengan
Lebih terperinciDISTRIBUSI VARIABEL RANDOM
DISTRIBUSI VARIABEL RANDM Distribusi Variabel Diskrit Distribusi variabel diskrit adalah salah satu variabel acak yang diasumsikan memiliki bilangan terbatas dari nilai-nilai yang berbeda. Contoh : Waktu
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Teori Antrian 2.1.1. Sejarah Teori Antrian. Teori antrian adalah teori yang menyangkut studi matematis dari antrian atau baris-baris penungguan. Teori antrian berkenaan dengan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Antrian Suatu antrian ialah suatu garis tunggu dari nasabah yang memerlukan layanan dari satu atau lebih fasilitas pelayanan. Kejadian garis tunggu timbul disebabkan oleh
Lebih terperinciMata Kuliah Pemodelan & Simulasi. Riani Lubis. Universitas Komputer Indonesia
Mata Kuliah Pemodelan & Simulasi Riani Lubis Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia Sistem Antrian Antrian ialah suatu garis tunggu pelanggan yang memerlukan layanan dari satu/lebih
Lebih terperinciMengolah dan Menganalisis Data
Mengolah dan Menganalisis Data Dr. Eko Pujiyanto, S.Si., M.T. Materi Data Mengolah dan analisis data Memilih alat analisis yang tepat Data Data 1 Jamak dari DATUM artinya informasi yang diperoleh dari
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Antrian Teori antrian adalah teori yang menyangkut studi sistematis dari antrian atau baris-baris penungguan. Formasi baris-baris penungguan ini tentu saja merupakan suatu
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. perubahan dalam semua bidang kehidupan. Perkembangan yang berorientasi kepada
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ilmu pengetahuan dan Teknologi Informasi yang selalu berkembang menuntut perubahan dalam semua bidang kehidupan. Perkembangan yang berorientasi kepada teknologi komputerisasi
Lebih terperinciANALISIS ANTRIAN PADA MCDONALD PUSAT GROSIR CILILITAN (PGC) (Untuk Memenuhi Tugas Operational Research)
2013 ANALISIS ANTRIAN PADA MCDONALD PUSAT GROSIR CILILITAN (PGC) (Untuk Memenuhi Tugas Operational Research) Disusun oleh: Dian Fitriana Arthati (09.5934), Dede Firmansyah (09.5918), Eka Fauziah Rahmawati
Lebih terperinciBAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM
BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM III.1. Analisis Sistem pelayanan multiple (multiple-server system) atau biasa disebut multiserver single queue merupakan baris antrian tunggal yang dilayani
Lebih terperinci#12 SIMULASI MONTE CARLO
#12 SIMULASI MONTE CARLO 12.1. Konsep Simulasi Metode evaluasi secara analitis sangat dimungkinkan untuk sistem dengan konfigurasi yang sederhana. Untuk sistem yang kompleks, Bridges [1974] menyarankan
Lebih terperinciModul 13. PENELITIAN OPERASIONAL TEORI ANTRIAN. Oleh : Eliyani PROGRAM KELAS KARYAWAN PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
Modul 13. Oleh : Eliyani PROGRAM KELAS KARYAWAN PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA 2007 1. PENGANTAR Antri adalah kejadian yang biasa dalam kehidupan
Lebih terperinciPEMBANGKIT RANDOM VARIATE
PEMBANGKIT RANDOM VARIATE Mata Kuliah Pemodelan & Simulasi JurusanTeknik Informatika Universitas Komputer Indonesia 1 Pendahuluan (1) Sifat probalitistik pada sistem nyata mempunyai pola distribusi probabilistik
Lebih terperinci6/15/2015. Simulasi dan Pemodelan. Keuntungan dan Kerugian. Elemen Analisis Simulasi. Formulasi Masalah. dan Simulasi
Simulasi dan Pemodelan Analisis lii Model dan Simulasi Klasifikasi Model preskriptif deskriptif diskret kontinu probabilistik deterministik statik dinamik loop terbuka - tertutup Hanna Lestari, M.Eng Simulasi
Lebih terperinciBab V Hasil dan Pembahasan
Bab V Hasil dan Pembahasan V.1 Hasil Pengujian Model Dari pengujian model dengan simulasi yang dilakukan sebanyak 10.000 iterasi yang merupakan iterasi terpilih, diperoleh hasil-hasil sebagai berikut:
Lebih terperinciBAB 4 PENGOLAHAN DATA
BAB 4 PENGOLAHAN DATA 4.1 Penentuan Sample dari Populasi dan Pengolahan Dalam mencapai tujuan utama dari perancangan materi ini, yakni meningkatkan efisiensi Shuttle Bus Binus Square, beberapa variabel
Lebih terperinciMetoda Simulasi Bagi Perhitungan Kebutuhan Jumlah Tempat Duduk Pada Fasilitas Reservasi Tiket
Metoda Simulasi Bagi Perhitungan Kebutuhan Jumlah Tempat Duduk Pada Fasilitas Reservasi Tiket Simulation Method for Calculating Number of Seat Needed for Ticket Reservation Facilities Anita Susanti 1,a),
Lebih terperinciSimulasi Event-Diskrit (Discrete-Event Simulation)
Bab 4: Simulasi Event-Diskrit (Discrete-Event Simulation) Sumber: Harrell, C., B.K. Ghosh and R.O. Bowden, Jr., Simulation Using Promodel, 2 nd ed., McGraw-Hill, Singapore, 2003. Bab 4: Simulasi Event-Diskrit
Lebih terperinciSATIN Sains dan Teknologi Informasi
SATIN - Sains dan Teknologi Informasi, Vol. 2, No. 1, Juni 2016 SATIN Sains dan Teknologi Informasi journal homepage : http://jurnal.stmik-amik-riau.ac.id Optimasi Persediaan Sparepart Menggunakan Model
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Dalam Kamus Bahasa Inggris dari Oxford [13] menjelaskan simulasi : The
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teknik Simulasi Dalam Kamus Bahasa Inggris dari Oxford [13] menjelaskan simulasi : The Technique of imitating then behaviour of some situation or system (economic, mechanical,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam kehidupan sehari-hari, antrian, queuing atau waiting line sangat sering dijumpai. Dalam hal ini antrian terjadi pada saat ada pihak yang harus menunggu
Lebih terperinciSIMULASI ANTRIAN PELAYANAN BONGKAR MUAT KAPAL
SEMINAR TUGAS AKHIR SIMULASI ANTRIAN PELAYANAN BONGKAR MUAT KAPAL (STUDI KASUS TERMINAL MIRAH PELABUHAN TANJUNG PERAK SURABAYA) Oleh : Risky Abadi 1203.109.004 Latar Belakang Pelabuhan Tanjung Perak sebagai
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. X(t) disebut ruang keadaan (state space). Satu nilai t dari T disebut indeks atau
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proses Stokastik Menurut Gross (2008), proses stokastik adalah himpunan variabel acak Semua kemungkinan nilai yang dapat terjadi pada variabel acak X(t) disebut ruang keadaan
Lebih terperinciSimulasi antrian pelayanan kasir swalayan citra di Bandar Buat, Padang
Simulasi antrian pelayanan kasir swalayan citra di Bandar Buat, Padang Dewi Rahmadani, Fitri Julasmasari Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Andalas Abstrak Antrian merupakan salah satu
Lebih terperinci1/14/2010. Riani L. Jurusan Teknik Informatika
Riani L. Jurusan Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia 1 PreTest 1. Apa yang dimaksud dengan simulasi? 2. Berikan contoh simulasi yang saudara ketahui (minimal i 3)! 2 2 Definisi Simulasi (1)
Lebih terperinciTeori Antrian. Prihantoosa Pendahuluan. Teori Antrian : Intro p : 1
Pendahuluan Teori Antrian Prihantoosa pht854@yahoo.com toosa@staff.gunadarma.ac.id Last update : 14 November 2009 version 1.0 http://openstat.wordpress.com Teori Antrian : Intro p : 1 Tujuan Tujuan : Meneliti
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Simulasi 2.1.1 Pengertian Simulasi Banyak para ahli yang memberikan definisi tentang simulasi. Beberapa diantaranya adalah sebagai berikut: Emshoff dan Simun (1970), simulasi didefinisikan
Lebih terperinciTENTANG UTS. Penentuan Cadangan, hal. 1
TENTANG UTS Soal 1: Jawaban umumnya tidak fokus atau straight ke pertanyaan/ masalah yang diajukan. Key words dalam pertanyaan di atas tekanan saturasi, sedangkan dalam banyak jawaban di bawah tekanan
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI. instasi pemerintah berdasarkan indikator indikator teknis, administrasif dan
BAB III LANDASAN TEORI A. Standar Operasional Prosedur ( SOP ) Standar Operasional Prosedur adalah pedoman atau acuan untuk melaksanakan tugas pekerjaan sesuai dengan fungsi dan alat penilaian kinerja
Lebih terperinciBAB 8 TEORI ANTRIAN (QUEUEING THEORY)
BAB 8 TEORI ANTRIAN (QUEUEING THEORY) Analisis pertama kali diperkenalkan oleh A.K. Erlang (93) yang mempelajari fluktuasi permintaan fasilitas telepon dan keterlambatan annya. Saat ini analisis banyak
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Antrian sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari contohnya dalam
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Antrian (Queue) Antrian sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari contohnya dalam sistem pembelian karcis kereta api atau bioskop, dimana orang yang datang pertama akan diberi
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Analisis survival (survival analysis) atau analisis kelangsungan hidup bertujuan
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Analisis Survival Analisis survival (survival analysis) atau analisis kelangsungan hidup bertujuan menduga probabilitas kelangsungan hidup, kekambuhan, kematian, dan peristiwaperistiwa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1. Kedatangan, populasi yang akan dilayani (calling population)
BAB I PENDAHULUAN Antrian yang panjang sering kali kita lihat di bank saat nasabah mengantri di teller untuk melakukan transaksi, airport saat para calon penumpang melakukan check-in, di super market saat
Lebih terperinciPengembangan Model Simulasi, oleh Hotniar Siringoringo 1
Simulasi kejadian diskrit memodelkan sistem yang berubah sesuai waktu melalui suatu representasi dimana variabel status berubah secara langsung pada titik terpisah dalam waktu. Titik terpisah dalam waktu
Lebih terperinciPENGATURAN LAMPU LALU LINTAS PEREMPATAN PINGIT YOGYAKARTA DENGAN SIMULASI ARENA
PENGATURAN LAMPU LALU LINTAS PEREMPATAN PINGIT YOGYAKARTA DENGAN SIMULASI ARENA Masrul Indrayana Teknik Industri, FT, Universitas Widya Mataram Yogyakarta Email: masrul_indrayana@yahoo.com ABSTRAK Pertumbuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Antrian adalah suatu bentuk barisan yang dilakukan oleh orang-orang pada
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Antrian adalah suatu bentuk barisan yang dilakukan oleh orang-orang pada suatu waktu tertentu untuk melakukan suatu kegiata. Antrian merupakan salah satu pengalaman
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Memodelkan Antrian Analisis atas sistem antrian serta penentuan tingkat kapasitas (teller) yang optimal (seimbang antara kebutuhan nasabah dengan kapasitas perusahaan)
Lebih terperinciLAMPIRAN Kajian Kebijakan Standar Pelayanan Angkutan Umum di Indonesia (Menurut SK. Dirjen 687/2002)
LAMPIRAN Kajian Kebijakan Standar Pelayanan Angkutan Umum di Indonesia (Menurut SK. Dirjen 687/2002) 1. Prasyarat Umum : a) Waktu tunggu rata-rata 5-10 menit dan maksimum 10-20 menit. b) Jarak pencapaian
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Herjanto (2008:2) mengemukakan bahwa manajemen operasi merupakan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Manajemen Operasi 2.1.1.1 Pengertian Manajemen Operasi Herjanto (2008:2) mengemukakan bahwa manajemen operasi merupakan kegiatan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Reliability (Keandalan) Keandalan menurut L.C Kapoor dan L. R Lamberson didefinisikan sebagai probabilitas suatu item (sistem) untuk memiliki performansi sesuai dengan fungsi
Lebih terperinciK ports. Gambar 5. Sistem komputer time-shared
Perhatikan sistem komputer time-shared, dimana pemakai dihubungkan ke sistem melalui jaringan telepon. Hanya ada sedikit jumlah port untuk koneksi seperti ini, dan ketika semua port digunakan saat panggilan
Lebih terperinciMata Kuliah Pemodelan & Simulasi. Riani Lubis. Universitas Komputer Indonesia
Mata Kuliah Pemodelan & Simulasi Riani Lubis Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia Sistem Antrian Antrian ialah suatu garis tunggu pelanggan yang memerlukan layanan dari satu/lebih
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Jalan Perkotaan Menurut MKJI 1997, jalan perkotaan merupakan segmen jalan yang mempunyai perkembangan secara permanen dan menerus sepanjang seluruh atau hampir seluruh jalan,
Lebih terperinciANALISIS SISTEM ANTREAN PADA PELAYANAN PASIEN BPJS RUMAH SAKIT MATA DR. YAP YOGYAKARTA SKRIPSI
ANALISIS SISTEM ANTREAN PADA PELAYANAN PASIEN BPJS RUMAH SAKIT MATA DR. YAP YOGYAKARTA SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi
Lebih terperinciDAFTAR ISI HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERSEMBAHAN KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR SINGKATAN. Intisari BAB I.
DAFTAR ISI HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERSEMBAHAN KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR SINGKATAN Intisari Abstract i ii iii vii xi xiii xviii xx xxi BAB I. PENDAHULUAN 1 1.1 Latar
Lebih terperinciSTUDI OPERASI WAKTU TEMPUH DAN LOAD FACTOR PADA TIAP HALTE BUSWAY TRANSJAKARTA TRAYEK KOTA BLOK M
STUDI OPERASI WAKTU TEMPUH DAN LOAD FACTOR PADA TIAP HALTE BUSWAY TRANSJAKARTA TRAYEK KOTA BLOK M ERWIN WAHAB Nrp 0121100 Pembimbing : Ir. V. Hartanto, M.Sc FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Big data merupakan data yang tidak dapat diproses menggunakan alat pengolahan data tradisional karena berukuran sangat besar dan rumit [1]. Pada era digital ini, data
Lebih terperinciSimulasi dan Pemodelan. Kuliah I Ricky Maulana Fajri, M.Sc
Simulasi dan Pemodelan Kuliah I Ricky Maulana Fajri, M.Sc Who Am I? SDN 146 Palembang (1997) SMPN 33 Palembang (2000) SMA 11 Palembang (2003) S.Kom, M.Sc and in Software Engineering from Universitas Bina
Lebih terperinciTeknik Simulasi. Eksperimen pada umumnya menggunakan model yg dapat dilakukan melalui pendekatan model fisik atau model matametika.
Teknik Simulasi Dalam mempelajari sistem dapat dilakukan dengan pendekatan eksperimental, baik dengan menggunakan sistem aktual, maupun menggunakan model dari suatu sistem. Eksperimen pada umumnya menggunakan
Lebih terperinci6.6 Rantai Markov Kontinu pada State Berhingga
6.6 Rantai Markov Kontinu pada State Berhingga Markov chain kontinu 0 adalah proses markov pada state 0, 1, 2,.... Diasumsikan bahwa probabilitas transisi adalah stasioner, pada persamaan, (6.53) Pada
Lebih terperinciMata Kuliah Pemodelan & Simulasi. Universitas Komputer Indonesia
MODEL INVENTORY Mata Kuliah Pemodelan & Simulasi Jurusan Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia Pendahuluan Inventory merupakan pengumpulan atau penyimpanan komoditas yang akan digunakan untuk
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Antrian Teori antrian pertama kali disusun oleh Agner Krarup Erlang yang hidup pada periode 1878-1929. Dia merupakan seorang insinyur Demark yang bekerja di industri telepon.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan kota sebagai perwujudan aktivitas manusia senantiasa mengalami perkembangan dari waktu ke waktu.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan kota sebagai perwujudan aktivitas manusia senantiasa mengalami perkembangan dari waktu ke waktu. Aktivitas kota menjadi daya tarik bagi masyarakat sehingga
Lebih terperinciSeminar Hasil Tugas Akhir
Seminar Hasil Tugas Akhir FALAH EGY SUJANA (1209100050) JURUSAN MATEMATIKA FMIPA-ITS SIMULASI ANTRIAN SISTEM PELAYANAN NASABAH (STUDI KASUS : BANK X) Pembimbing : Drs. Soetrisno, MI.Komp. LATAR BELAKANG
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN UMUM 2.1. Gambaran Umum Proyek Nama Proyek Kategori Proyek Sifat Proyek Pemilik Luas Lahan : Transportasi Antar Moda : Fasilitas Transportasi : Fiktif : Negri : ± 4 Ha KDB (%) : 60 % KLB
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Antrian Siapapun yang pernah pergi berbelanja ke supermarket atau ke bioskop mengalami ketidaknyamanan dalam mengantri. Dalam hal mengantri, tidak hanya manusia saja
Lebih terperinciRENCANA PENGEMBANGAN SISTEM JARINGAN TRANSPORTASI JANGKA PENDEK
JANGKA PENDEK Meningkatkan dan memperluas pelayanan angkutan umum dengan sistem pembelian pelayanan oleh pemerintah (buy the service system). Penataan trayek dengan rute langsung sehingga memperpendek
Lebih terperinciPENENTUAN MODEL ANTRIAN BUS ANTAR KOTA DI TERMINAL MANGKANG. Dwi Ispriyanti 1, Sugito 1. Abstract
PENENTUAN MODEL ANTRIAN BUS ANTAR KOTA DI TERMINAL MANGKANG Dwi Ispriyanti 1, Sugito 1 1 Staf Pengajar Jurusan Statistika FMIPA UNDIP Abstract In daily activities, we often face in a situation of queueing.
Lebih terperinciDasar-dasar Statistika Pemodelan Sistem
Dasar-dasar Statistika Pemodelan Sistem Kuliah Pemodelan Sistem Semester Genap 2015-2016 MZI Fakultas Informatika Telkom University FIF Tel-U Januari 2016 MZI (FIF Tel-U) Statistika Pemodelan Januari 2016
Lebih terperinci