DASAR HUKUM PERTIMBANGAN JAKSA DALAM MELAKUKAN PRAPENUNTUTAN DI KEJAKSAAN NEGERI MEDAN SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarja Hukum Pada Fakultas Hukum OLEH DANIEL S. BARUS NIM: 040200304 DEPARTEMEN HUKUM PIDANA FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2010
DASAR HUKUM PERTIMBANGAN JAKSA DALAM MELAKUKAN PRAPENUNTUTAN DI KEJAKSAAN NEGERI MEDAN SKRIPSI OLEH DANIEL S. BARUS NIM: 040200304 Disetujui oleh: KETUA DEPARTEMEN HUKUM PIDANA Abul Khair, SH, M.Hum NIP: 196107021989031001 Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II Abul Khair, SH, M.Hum Rafiqoh Lubis, SH, M.Hum NIP: 196107021989031001 NIP: 197407252002122002 FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2010
ABSTRAK Daniel S. Barus Abul Khair, SH, M.Hum** Rafiqoh Lubis, SH, M.Hum*** Kedudukan lembaga kejaksaan berdasarkan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2004 tentang Kejaksaan Republik Indonesia telah diberikan kewenangan untuk melaksanakan kekuasaan Negara di bidang penuntutan. Di samping kewenangan melakukan penuntutan, oleh undang-undang juga diberi kewenangan melakukan prapenuntutan. Kedudukan Kejaksaan ini sangat penting dalam proses penegakan hukum pidana, karena dapat tidaknya perkara pidana masuk ke pengadilan adalah tergantung sepenuhnya oleh Kejaksaan. Berdasarkan latar belakang penelitian di atas penulis menemukan permasalahan menarik, yaitu bagaimanakah kedudukan dan wewenang Kejaksaan Republik Indonesia Dalam Sistem Peradilan Pidana? Dan apakah dasar pertimbangan jaksa dalam melakukan prapenuntutan di Kejaksaan Negeri Medan? Penelitian ini bersifat deskriptif analitis, metode pendekatannya adalah yuridis normatif yang di dukung oleh yuridis empiris. Tahap penelitian berupa studi kepustakaan dan wawancara, data dianalisis secara yuridis kualitatif. Dasar pertimbangan jaksa dalam melakukan pranpenuntutan di Kejaksaan Negeri Medan mengacu kepada hukum positif yaitu Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana, HIR, dan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2004 tentang Kejaksaan Republik Indonesia. Perundang-undangan tersebut dikaitkan dengan penerapan mengenai prapenuntutan di Kejaksaan Negeri Medan. Adapun kesimpulan dalam penelitian ini adalah Pertama, Kejaksaan dalam melakukan prapenuntutan di Kejaksaan Negeri Medan dituntut untuk bersikap independen. Tanpa indepedensi dari Kejaksaan maka akan sangat sulit mengharapkan indepedensi kekuasaan peradilan pidana. Dalam praktek peradilan pidana, meskipun hakim bebas, namun harus tetap terikat dengan apa yang didakwakan oleh penuntut umum. Kedua, Kejaksaan Negeri Medan dalam melakukan prapenuntutan berdasarkan kepada adanya kesenjangan dalam BAP dari penyidik yang oleh jaksa dianggap kurang sesuai dengan fakta di lapangan. Saran dalam penelitian ini adalah diharapkan agar KUHAP direvisi khususnya mengenai rentang waktu 14 (empat belas) hari bagi penyidik untuk memperbaiki BAP karena penyidik dalam menemukan bukti-bukti sangat tidak dimungkinkan dapat dilakukan dalam waktu 14 (empat belas) hari tersebut. Kata kunci : Prapenuntutan, Penyidik, Berita Acara Pemeriksaan (BAP, Kejaksaan. * Mahasiswa Fakultas Hukum Jurusan Hukum Pidana. ** Dosen Pembimbing I. *** Dosen Pembimbing II.
KATA PENGANTAR Segala puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala kebaikan, penyertaan, berkat, dan kasih karunia-nya yang dirasakan oleh penulis sejak mengikuti proses perkuliahan sampai kepada proses penulisan skripsi, sehingga penulis dapat merampungkan penulisan skripsi ini. Skripsi merupakan salah satu syarat bagi mahasiswa pada umumnya dan mahasiswa Fakultas Hukum, pada khususnya guna memperoleh gelar Sarjana Hukum. Penulis menulis judul Dasar Hukum Pertimbangan Jaksa Dalam Melakukan Prapenuntutan Di Kejaksaaan Negeri Medan, untuk dituangkan ke dalam tulisan (skripsi). Dalam Proses penulisan skripsi ini penulis merasakan banyak bantuan yang telah diberikan oleh berbagai pihak, baik itu berupa perhatian, dorongan, bimbingan, kritik dan saran. Untuk itu penulis mengucapkan rasa terima kasih kepada : 1. Bapak Prof. Dr. Runtung, SH, M.Hum selaku Dekan Fakultas Hukum. 2. Bapak Abul Khair, SH, M.Hum selaku Ketua Departemen Hukum Pidana dan Dosen Pembimbing I. 3. Ibu Rafiqoh Lubis, SH, M.Hum selaku Dosen Pembimbing II. 4. Ibu Rosnidar Sembiring, SH, M.Hum selaku Dosen Wali 5. Bapak Prof. Dr. Suhaidi, SH, M.Hum selaku Pembantu Dekan I Fakultas Hukum. 6. Bapak M. Husni, SH, MH selaku Pembantu Dekan III Fakultas Hukum. 7. Erwin Adhanto SH. 8. Kakak dan adik-adikku, terima kasih atas dukungan kalian selama ini dan selalu menghibur saya. 9. Sahabat-sahabat ku yang tercinta yang telah membantu proses penyelesaian skripsi ini (Roy, Denny Kurnia, Abram SH, Arief Kurniawan SH).
Khususnya kepada kedua orangtuaku yang tercinta ( H. Barus, SH dan Y. Purba) dan juga saudara-saudaraku yang terkasih. Akhir kata penulis kembali mengucapkan puji syukur ke hadirat-nya, semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua. Medan, April 2010 Daniel S. Barus
DAFTAR ISI
ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... iv BAB I : PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang... 1 B. Perumusan Masalah... 9 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian... 9 D. Keaslian Penelitian... 10 E. Tinjauan Kepustakaan... 11 F. Metode Penelitian... 17 G. Sistematika Penulisan... 20 BAB II : KEDUDUKAN DAN WEWENANG KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA DALAM SISTEM PERADILAN PIDANA... 22 A. Kedudukan dan Wewenang Kejaksaan Sebelum Lahirnya Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2004 tentang Kejaksaan Republik Indonesia... 22 1. Kedudukan Penuntut Umum Pada Masa HIR... 22 2. Kedudukan Penuntut Umum Pada Masa Pemerintahan Jepang... 25 3. Keududkan Penuntut Umum Setelah Proklamasi Kemerdekaan... 26 B. Kedudukan dan Wewenang Menurut Undang-Undang Nomor 15 Tahun 1961 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Kejaksaan Republik Indonesia... 28 C. Kedudukan Penuntut Umum Menurut Undang Nomor 8 Tahun 1981 Tentang KUHAP... 31 D. Kedudukan dan Wewenang Kejaksaan Menurut Undang- Undang Nomor 16 Tahun 2004 Tentang Kejaksaan Republik Indonesia... 36 1. Tugas dan Wewenang Bagian Pertama... 38 2. Tugas dan Wewenang Bagian Kedua... 41 3. Kekuasaan Penuntut Umum Pada Tingkat Persiapan Penuntutan... 43 4. Hubungan Penyidik dan Penuntut Umum Dalam Prapenuntutan... 46 BAB III : DASAR PERTIMBANGAN JAKSA DALAM MELAKUKAN PRAPENUNTUTAN DI KEJAKSAAN NEGERI MEDAN... 51 A. Proses Penyelesaian Perkara Pidana Sejak Diserahkan oleh Penyidik Kepada Penuntut Umum Menurut Kitab Undang- Undang Hukum Acara Pidana... 51 1. Tahap Menerima Pemberitahuan Telah Dimulainya Penyidikan Oleh Penyidik... 52
2. Tahap Menerima Penyerahan Berita Acara Pemeriksaan 57 B. Dasar Hukum Pertimbangan Jaksa Penuntut Umum Dalam Melakukan Prapenuntutan... 69 C. Kendala-Kendala Dalam Prapenuntutan... 77 BAB IV : KESIMPULAN DAN SARAN... 80 A. Kesimpulan... 80 B. Saran... 82 DAFTAR PUSTAKA... 83