BAB III METODOLOGI PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Perusahaan farmasi atau perusahaan obat-obatan adalah perusahaan bisnis

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tujuan yang telah ditetapkan perusahaan. Tujuan akhir yang ingin dicapai suatu

BAB 1 PENDAHULUAN. sesuai untuk mendapatkan modal yaitu dengan melalui pasar modal.

METODE PENELITIAN. diolah, dianalisis, dan diproses berdasarkan teori yang relevan sehingga diperoleh

Rasio Rentabilitas Ekonomi Perusahaan Farmasi yang Terdaftar di BEI

METODE PENELITIAN. Metode penelitian adalah suatu kegiatan yang menggunakan metode yang. 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel

ANALISIS KEBANGKRUTAN PADA PT. KIMIA FARMA Tbk DENGAN METODE ALTMAN UNTUK PERIODE TAHUN : DINO FAJAR C.R.

ANALISIS PENGGUNAAN Z- SCORE UNTUK MEMPREDIKSI POTENSI KEBANGKRUTAN PADA PT PYRIDAM FARMA, TBK PERIODE

BAB 3 METODE PENELITIAN. Desain penelitian meliputi: tujuan studi, tipe hubungan variabel, setting penelitian,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. lokal dan sisanya merupakan perusahaan penanaman modal asing.

Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi. Universitas Pembangunan Nasional Veteran jawa timur. Untuk Menyusun Skripsi S-1 Jurusan Manajemen

METODE PENELITIAN. Secara umum, jenis penelitan terbagi menjadi dua jenis, yaitu penelitian dasar

ANALISIS PREDIKSI KEBANGKRUTAN DENGAN METODE ALTMAN Z-SCORE PADA PT. INDOFOOD SUKSES MAKMUR, TBK. Nama NPM Jurusan Pembimbing

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Perusahaan yang menjadi obyek penelitian dalam skripsi ini adalah

BAB I PENDAHULUAN. suatu perusahaan. Semua hasil kegiatan dari perusahaan diringkas. didalamnya. Laporan keuangan menjadi penting karena memberikan

BAB I PENDAHULUAN Gambaran Umum Objek Penelitian

III METODE PENELITIAN. ini merupakan penelitian yang bersifat korelasional yaitu metode penelitian yang

BAB I PENDAHULUAN. Di era sekarang ini investasi dan pasar modal sudah tidak asing lagi bagi

MEIDI PRATAMA Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma

BAB III METODE PENELITIAN

Daftar Populasi Sampel Perusahaan Farmasi yang Terdaftar di BEI selama Periode Populasi Kode Nama Perusahaan

BAB III METODE PENELITIAN. Indonesia periode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Tabel Kondisi Perkembangan Kebijakan Hutang (DER) pada Perusahaan Sektor Farmasi periode DVLA INAF KAEF KLBF MERK PYFA

BAB I PENDAHULUAN. berpengaruh pada sektor riil di tingkat lokal, karena kekuatan akumulasi modal

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

ANALISIS PREDIKSI KEBANGKRUTAN DENGAN METODE SPRINGATE KONVENSIONAL DAN METODE FUZZY SPRINGATE PADA PERUSAHAAN INDUSTRI FARMASI Cahaya Santika Taqwa/

BAB II LANDASAN TEORI

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. penelitian yang ingin dicapai sehingga penulis dapat memperoleh hasil

Nama : Putri Wulan Sari Kosnadi NPM : Jurusan : Akuntansi Pembimbing: Rini Dwiastutiningsih.,SE.,MMSI

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan untuk mempertahankan hidup perusahaan semakin beraneka ragam.

BAB I PENDAHULUAN. dapat menjadi perusahaan yang mampu bersaing dengan perusahaan yang lain.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN

Adapun kriteria perusahaan manufaktur yang dijadikan sampel antara lain :

ANALISIS POTENSI KEBANGKRUTAN PADA PT INDOSAT TBK PERIODE DENGAN METODE ALTMAN Z-SCORE

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV. ANALISA dan PEMBAHASAN. 4.1 Kinerja dan Posisi Keuangan PT. BAKRIE TELECOM Tbk beserta

BAB I PENDAHULUAN. kebangkrutan itu sendiri. Menurut Marcelinda et al. (2014), perusahaan bisa

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB II TINJAUAN TEORITIS. a. Pengertian Laporan Keuangan. mempunyai arti yang sangat penting terutama bagi pihak-pihak yang

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai industri yang berkembang pesat dan memiliki kegiatan usaha yang

BAB I PENDAHULUAN. bertambah ketat. Perusahaan yang tidak mampu bersaing maka tidak akan

ANALISIS KONSISTENSI TINGKAT PROFITABILITAS PERUSAHAAN PADA INDUSTRI FARMASI DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2009

BAB IV PEMBAHASAN. kewajiban lancar. Rasio ini menunjukkan sampai sejauh mana tagihan-tagihan jangka

I. PENDAHULUAN. Situasi perekonomian yang tidak menentu dan sulit diramalkan dewasa ini

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

PENDAHULUAN Selama kurun waktu belakangan ini dunia ekonomi dan bisnis berkembang dengan pesat. Perusahaaan-perusahaan telah berkembang menjadi semaki

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Munculnya globalisasi perekonomian yang merupakan suatu proses kegiatan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Analisis Penggunaan Metode Altman Z-score untuk Mengetahui Potensi Kebangkrutan pada PT Mayora Indah,Tbk Periode

BAB I PENDAHULUAN. berkembang serta mampu menghadapi persaingan. penjualan, total aktiva maupun modal sendiri disebut profitabilitas (Sartono,

BAB III KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan yang didirikan harus memiliki tujuan yang jelas. Harjito dan

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Pada umumnya perusahaan yang go public memanfaatkan keberadaan pasar

BAB 3 METODE PENELITIAN. consumer goods yang tedaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2009.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB-I. mengalir ke dalam perbankan, juga melimpahnya jenis tabungan yang di. fungsi kebijakan moneter. Bank sebagai institusi yang bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. menjalankan atau mengontrol kegiatan operasional berjalan secara efektif.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. merupakan ringkasan dari transaksi-transaksi. keuangan yang terjadi selama tahun buku bersangkutan menggambarkan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada laporan keuangan PT.

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. perannya yang tidak dapat dipisahkan dari fungsi kesehatan. Industri farmasi di

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. maupun teknologi yang digunakan untuk menyampaikan informasi.

BAB I PENDAHULUAN. merupakan sarana yang mempertemukan pihak-pihak yang kelebihan dana dengan

ANALISIS STRUKTUR MODAL PERUSAHAAN PHARMACEUTICALS YANG GO PUBLIC DI BURSA EFEK INDONESIA SKRIPSI. Diajukan Oleh : ZAINUL ARIFIN / FE / EM

ANALISIS RESIKO KEUANGAN PADA PT. BANK CENTRAL ASIA TBK DENGAN MENGGUNAKANMETODE ALTMAN Z-SCORE

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penulis akan melakukan penelitian terhadap PT. Mobile-8 Telecom Tbk

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas perekonomian menjadi meningkat karena pasar modal menjalankan dua

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. model ALTMAN (z-score) dalam mengukur kinerja keuangan dan memprediksikan

BAB 1 PENDAHULUAN. pasar dunia mengalami keruntuhan / degresi dan mempengaruhi sektor lainnya di

BAB II LANDASAN TEORI Pengertian Rasio dan Analisis Rasio Keuangan

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini menggunakan data sekunder yaitu data yang telah

BAB I PENDAHULUAN. atau sekelompok orang atau badan lain yang kegiatannya adalah

BAB I PENDAHULUAN. kebangkrutan tersebut yaitu terjadinya pemutusan hubungan kerja (PHK) yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. perusahaan textil dan garmen yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Pembangunan perekonomian suatu negara dibutuhkan biaya atau dana

mafia pasar dalam proses ekonomi di Indonesia.

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. PT Martina Berto Tbk dan PT Mustika Ratu Tbk bergerak dalam bidang industri

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. misi tersebut merupakan pernyataan tertulis tentang tujuan-tujuan kegiatan

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Strategi dan keputusan yang tepat dapat menunjang tingkat laba yang

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya perekonomian dan daya beli masyarakat yang masih cukup

BAB III METODE PENELITIAN. Data yang dikumpulkan dari penelitian ini adalah data sekunder yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. perhatian banyak pihak, khususnya masyarakat bisnis.

Transkripsi:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Obyek Penelitian Penelitian ini menggunakan obyek penelitian perusahaan perusahaan sektor farmasi yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia ( BEI ). Dalam penelitian ini, penulis mengadakan penelitian dan pengambilan data pada Pojok Bursa Universitas Mercu Buana yang bertempat di Gedung A Universitas Mercu Buana, Jalan Meruya Selatan, Kembangan, Jakarta. Tabel 3.1 Nama Perusahaan Sektor Farmasi yang dijadikan Obyek Penelitian No Perusahaan Emiten Kode 1 PT. Bristol Myers Squibb Indonesia Tbk SQBI 2 PT. Darya Varia Laboratoria Tbk DVLA 3 PT. Indofarma Tbk INAF 4 PT. Kalbe Farma Tbk KLBF 5 PT. Kimia Farma Tbk KAEF 6 PT. Merck Tbk MERK 7 PT. Pyridam Farma Tbk PYFA 8 PT. Schering Plough Indonesia Tbk SCPI 9 PT. Tempo Scan Pacifik Tbk TSPC 3.1.1 PT. Bristol Myers Squibb Indonesia Tbk Pada tahun 1983, perusahaan melakukan penawaran umum perdana ( IPO ). Saham perusahaan telah dicatatkan pada Bursa Efek Jakarta pada tanggal 29 Maret 1983 dan pada Bursa Efek Surabaya pada tanggal 16 Juni 1983. xliv

Produk utama yang menggunakan resep dokter adalah Capoten, Corgard, Capozide, Kenacort, kenacomb, Mycostatin, Azactam dan Velosef dan 36 macam antibiotik lainnya. Dan produk yang tanpa resep dokter diantaranya adalah Engran, Counterpain, Vi-grans, Theragran-M dan Squibb B- Complex. 3.1.2 PT. Darya Varia Laboratoria Tbk Kegiatan utama perusahaan ini adalah produksi dan distribusi obat obatan dan terkait bahan kimia dan produk produk kesehatan. Meliputi produk Nature-E, Stop Cold, Degirol, dan Supertin. 3.1.3 PT. Indofarma Tbk Perusahaan yang beroperasi di Indonesia ini, kegiatan utamanya yaitu produksi, distribusi, pemasaran, perdagangan obat obatan. Kegiatan lain meliputi distribusi alat alat medis, produksi dan distribusi mesin farmasi dan kosmetik, produksi bahan pengemas, infrastruktur yang berkaitan dengan farmasi dan pelayanan perawatan kesehatan umum. Produk farmasi yang termasuk esensial, generik, bermerek, dan obat obatan tradisional, jamu, makanan bayi, diagnostik dan alat kontrasepsi. 3.1.4 PT. Kalbe Farma Tbk Kegiatan utama perusahaan meliputi bidang usaha produksi, distribusi, pemasaran, dan kemasan obat obatan, kesehatan makanan, dan produk konsumen lainnya. Dalam rangka untuk memudahkan aktivitas xlv

tersebut, saat ini megoperasikan empat divisi utama yaitu : farmasi, makanan kesehatan, kemasan dan distribusi. 3.1.5 PT. Kimia Farma Tbk Kegiatan utamanya adalah manufaktur, menjual dan mendistribusikan produk kimia dan farmasi untuk biokimia dan sektor kesehatan. Hal ini juga terlibat dalam penelitian dan pengembangan produk baru. Perusahaan beroperasi di Indonesia dan menjual produk produknya secara lokal dan di daerah lain termasuk Eropa, Afrika, Australia dan Selandia Baru. 3.1.6 PT. Merck Tbk Kegiatan utama perusahaan ini yaitu memproduksi dan menjual produk farmasi dan produk kimia. Produknya dijual di pasar lokal dan luar negeri, termasuk Malaysia, Filipina, Singapura, Hongkong dan Vietnam. 3.1.7 PT. Pyridam Farma Tbk Memproduksi dan mengembangkan produk farmasi dan perdagangan peralatan medis merupakan kegiatan utama perusahaan. Hal ini juga terlibat dalam perdagangan, termasuk eksport-import, serta bertindak sebagai agen, grosir, distributor dan pemasok berbagai barang. 3.1.8 PT. Schering Plough Indonesia Tbk Kegiatan utama perusahaan adalah pengembangan, pembuatan dan pemasaran produk produk farmasi dan perawatan kesehatan. Divisi perawatan terlibat dalam menjual produk perawatan kulit, antibiotik, alergi obat obatan, dan produk produk terkait lainnya. xlvi

3.1.9 PT. Tempo Scan Pacific Tbk Perusahaan berdiri tanggal 20 Mei 1970 dibawah nama asli PT. Scan Chemie. PT. Tempo merupakan salah satu perusahaan yang berada dibawah naungan grup Tempo. Produk perusahaan yang terkenal untuk jenis obat-obatan seperti Bodrex, Hemaviton dan Neo-Rheumacyl. Selain itu, perusahaan juga membuat produk jenis kosmetik meliputi Barclay Prothodent, Revlon, dll. Pada tanggal 28 Februari 1998, perusahaan go public dengan mendaftarkan 450.000.000. Pada bulan Maret 2000, perusahaan melakukan join venture dengan perusahaan yang berasal dari Singapura yakni PT. Pharmacia dan Upjohn. 3.2 Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam skripsi ini berupa metode penelitian deskriptif, dimana metode ini dalam melakukan penelitiannya yaitu dapat memberikan gambaran tentang keadaan objek yang diteliti dan kemudian dianalisa dengan menggunakan altman s bankruptcy prediction mode ( z-score ), yang bertujuan untuk memprediksi kebangkrutan perusahaan. 3.3 Variabel dan Skala Pengukurannya Variabel penelitian adalah variabel variabel yang dapat dianalisis untuk mewujudkan tujuan penelitian yang telah ditetapkan. Variabel dalam penelitian ini dari model yang digunakan yaitu yang dikemukakan oleh xlvii

Adnan M & Taufik M, jurnal ekonomi dan Auditing. ( 2005, p189-190). yaitu : Variabel X ( X1...X5 ) X1...X5 merupakan rasio keuangan yang dipergunakan dalam perhitungan Z-Score, dimana rasio keuangan terdiri dari : 1. X1 = Net Working Capital to Total Asset Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan modal kerja bersih dari keseluruhan total aktiva yang dimilikinya. Rasio ini dihitung dengan membagi modal kerja bersih dengan total aktiva. Modal kerja bersih diperoleh dengan cara aktiva lancar dikurangi dengan kewajiban lancar. Modal kerja bersih yang negatif kemungkinan besar akan menghadapi masalah dalam menutupi kewajiban jangka pendeknya karena tidak tersedianya aktiva lancar yang cukup untuk menutupi kewajiban tersebut. Sebaliknya, perusahaan dengan modal kerja bersih yang bernilai positif jarang sekali menghadapi kesulitan dalam melunasi kewajibannya. 2. X 2 = Retained Earnings To Total Asset Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba ditahan dari total aktiva perusahaan. Laba ditahan merupakan laba yang tidak dibagikan kepada para pemegang saham. Dengan kata lain, laba ditahan menunjukkan berapa banyak pendapatan perusahaan yang tidak dibayarkan dalam bentuk deviden kepada para pemegang saham. Laba ditahan menunjukkan klaim terhadap aktiva, bukan aktiva per xlviii

ekuitas pemegang saham. Perusahaan laba ditahan terjadi dikarenakan pemegang saham biasa mengizinkan perusahaan untuk menginvestasikan kembali laba yang tidak didistribusikan sebagai deviden. Dengan demikian, laba ditahan yang dilaporkan dalam neraca bukan merupakan kas dan tidak tersedia untuk pembayaran deviden atau yang lain. 3. X 3 = Earnings Before Interest and Tax to Total Asset Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dari aktiva perusahaan, sebelum pembayaran bunga dan pajak. 4. X 4 = Market Value of Equity to Book Value Debt Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban kewajiban dari nilai pasar modal sendiri ( saham biasa ). Nilai pasar modal sendiri diperoleh dengan mengalikan jumlah lembar saham biasa yang beredar dengan harga pasar per lembar saham biasa. Nilai buku hutang diperoleh dengan menjumlahkan kewajiban lancar dengan kewajiban jangka panjang. 5. X 5 = Sales to Total Asset Rasio ini menunjukkan apakah perusahaan menghasilkan volume bisnis yang cukup dibandingkan investasi dalam total aktivanya. Rasio ini mencerminkan efisiensi manajemen dalam menggunakan keseluruhan aktiva perusahaan untuk menghasilkan penjualan dan mendapatkan laba. xlix

3.4 Definisi Operasional Variabel Adapun definisi operasional yang digunakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut : 3.4.1 Modal Kerja Yaitu dimaksudkan semua aktiva ( assets harta harta ) yang hanya satu kali terpakai didalam proses produksi yang termasuk ke dalam modal kerja antara lain bahan baku, produk setengah jadi dan produk jadi serta piutang piutang yang seketika ditagih. Modal kerja = Aktiva Lancar Hutang lancar 3.4.2 Laba Ditahan Merupakan pendapatan yang tidak dibagikan sebagai deviden. Karena merupakan bentuk pembiayaan intern, laba ditahan biasanya digunakan untuk pembiayaan investasi dimasa mendatang dalam rangka pertumbuhan perusahaan. Perkiraan ini menunjukkan jumlah laba yang ditahan oleh perusahaan. Perusahaan setiap tahun jika menghasilkan laba diharapkan dapat membayar deviden tunai pada pemiliknya. Jika tidak semua diumumkan untuk dibagikan sebagai deviden berarti ada sebagian laba yang ditahan. Laba yang ditahan biasanya oleh perusahaan untuk pengembangan usaha misalnya digunakan untuk membeli aktiva baru tanpa perlu meminjam atau menjual saham baru. Laba Ditahan = Laba Bersih - Deviden l

3.4.3 Laba Sebelum Bunga dan Pajak Laba sebelum bunga dan pajak merupakan laba setelah dikurangi biaya biaya operasi atau pendapatan sebelum pajak diperoleh sesudah semua biaya operasi dikurangi dari total penerimaan. 3.4.4 Total Aktiva Adalah rasio untuk mengukur sejauh mana kemampuan perusahaan menghasilkan penjualan berdasarkan total aktiva yang dimiliki perusahaan. Perputaran total aktiva = Penjualan/Total aktiva rata rata Total Aktiva rata rata = ( total aktiva awal + TA akhir ) /2 3.4.5 Total Hutang Hutang yang dimaksud adalah semua hutang yang dimiliki oleh perusahaan baik yang jangka pendek maupun berjangka panjang. Kreditor cenderung lebih menyukai debt ratio yang rendah sebab tingkat keamanan dananya menjadi semakin baik. 3.4.6 Penjualan Adalah penerimaan yang diperoleh dari pengiriman barang dagangan atau dari penyerahan pelayanan dalam bursa sebagai barang pertimbangan. Pertimbangan ini dapat dalam bentuk tunai peralatan kas atau harta lainnya. Pendapatan dapat diperoleh pada saat penjualan, karena terjadi pertukaran, harga jual dapat ditetapkan dan bebannya diketahui. Dalam kegiatan ini penjualan akan melibatkan debitur atau disebut juga pembeli serta barang barang atau jasa yang diberikan dan dibayar oleh dibitur li

tersebut dengan cara tunai ataupun kredit. Penjualan barang dagang oleh sebuah perusahaan dagang biasanya hanya disebut penjualan, jumlah transaksi yang terjadi biasanya cukup besar dibandingkan jenis transaksi lainnya. 3.4.7 Harga Pasar dari ekuitas pemilik Harga pasar sama dengan harga yang berlaku untuk setiap emiten ekuitas biasanya tergantung dari perkembangan permintaan dan penawaran terhadap suatu ekuitas ( saham ). Nilai Pasar Modal sendiri = Jumlah lembar Saham yang Beredar x Harga Pasar Per Lembar Saham Biasa Metode Pengumpulan Data 3.5 Metode Pengumpulan Data Semua data dalam penelitian ini diperoleh dari situs resmi Indonesia Stock Exchange ( www.idx.co.id ) dan IDX Statistic. Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data sekunder. Dimana data merupakan data primer yang telah diolah lebih lanjut dan disajikan baik oleh pihak pengumpul atau pihak lain misalnya dalam bentuk tabel tabel atau diagram diagram. Metode yang diterapkan pada penelitian ini adalah penelitian kepustakaan ( Library Research ). Penelitian kepustakaan yaitu pengumpulan data yang dilakukan dengan cara studi literatur yaitu membaca, mempelajari literatur literatur, meneliti dan lii

mengkaji serta mengumpulkan data tentang laporan keuangan dari perusahaan sektor farmasi yang terdaftar di BEI pada tahun 2006 2008. 3.6 Data Penelitian Dalam penelitian ini, penulis menggunakan jenis data sekunder. Dimana data merupakan data primer yang telah diolah lebih lanjut dan disajikan baik oleh pihak pengumpul atau pihak lain misalnya dalam bentuk tabel tabel atau diagram diagram. Keseluruhan perusahaan di sektor farmasi yang terdaftar di BEI dijadikan obyek penelitian. 3.7 Metode Analisis Data Penelitian ini akan menggunakan analisa potensi kebangkrutan perusahaan dengan menggunakan metode Altman sebagai alat analisis datanya. Untuk analisis potensi kebangkrutan atau untuk memprediksi kemungkinan kebangkrutan pada perusahaan sektor farmasi menggunakan metode yang ditemukan Altman yang dikenal dengan Z-Score. Dengan menggunakan metode Altman ini maka kita akan dapat memprediksi kemungkinan terjadinya kebangkrutan pada perusahaan farmasi di BEI. Z-Score adalah skor yang ditentukan dari hitungan standar dikalikan rasio rasio keuangan yang akan menunjukkan tingkat kemungkinan kebangkrutan perusahaan. Perhitungan Z-score dapat ditulis dengan rumus sebagai berikut : Z-Score = 0,012 X1 + 0,014 X2 + 0,033 X3 + 0,006 X4 + 0,999 X5 liii

X1 = Modal Kerja / Total Aktiva ( dalam % ) X2 = Laba Ditahan / Total Aktiva ( dalam % ) X3 = Laba Sebelum Bunga dan Pajak / Total Aktiva ( dalam % ) X4 = Nilai Pasar Modal Sendiri / Nilai Buku Hutang ( dalam % ) X5 = Penjualan / Total aktiva ( kali ) Kondisi ini dapat dilihat dari nilai Z-score nya. Jika : 1. Z < 1,81, berarti perusahaan mengalami kesulitan keuangan dan resiko tinggi. 2. Z 1,81 2,99, maka perusahaan dianggap berada pada daerah abu abu ( Grey Area ). Jadi pada grey area ini ada kemungkinan perusahaan bangkrut dan ada pula yang tidak. 3. Z > 2,99, perusahaan berada dalam keadaan yang sangat sehat sehingga kemungkinan kebangkrutan sangat kecil. liv