BAB I PENDAHULUAN. Bahasa digunakan sebagai alat untuk menyampaikan suatu ide, pikiran,

dokumen-dokumen yang mirip
Bab 2. Landasan Teori. Mengenai definisi kelas kata Jepang (hinshi) Noda (1991 : 38) mengatakan :

ぽん ぼん. Morfem. Kata. Alomorf adalah. morfem. Morfem Bebas. Morfem Terikat 形態素 自由形態素 拘束形態素. Contoh. bagan. Definisi. Alomorf. Contoh.

BAB 3 ANALISIS DATA. instrumen. Dan kemudian akan dilanjutkan dengan pemaparan hasil jawaban setiap soal

3. Dimasa mendatang, saya bermaksud menjadi pelukis terkenal. ~ つもりです. 4. Sekarang, pertandingan baseball dapat ditonton di televisi.

BAB I PENDAHULUAN. termasuk bahasa Jepang. Salah satu keunikan bahasa Jepang ialah adanya. 助詞は 単独で用いられず 名詞や動詞などの他の語に後接する 活用のない語です (Iori, 2000 : 345)

Bab 2. Landasan Teori. perubahan dan dengan sendirinya dapat menjadi predikat. Contoh : 歩く 倒れる 話す.

Bab 2. Landasan Teori. Istilah sintaksis dalam bahasa Jepang disebut dengan togoron 続語論 atau

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam suatu bahasa terdapat bermacam macam jenis kata, di antaranya,

BAB I PENDAHULUAN. Untuk berkomunikasi, masyarakat sebagai makhluk sosial membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. Setiap bahasa terdiri dari unsur kalimat, klausa, frase dan kata. Salah satu

PROGRAM TAHUNAN. Kompetensi Dasar Materi Pokok Alokasi Waktu. Salam. Mengucapkan salam : おはようございます こんにちは こんばんは. Mengucapkan salam ketika berpisah :

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2006/2007

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2007/2008

MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA JEPANG

BAB 1 PENDAHULUAN. dipelajari sebagai ilmu dasar bagi ilmu-ilmu lain seperti kesusastraan, filologi,

BAB 2. Landasan Teori

ANALISIS KONTRASTIF PENGGUNAAN KONJUNGSI /-TARA/ BAHASA JEPANG DENGAN KONJUNGSI /KALAU/ BAHASA INDONESIA

BAB II SOFTWERE JLOOK UP. Softwere kamus Jlook up adalah softwere kamus Jepang yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan salah satu alat komunikasi yang penting dalam kontak

BAB I PENDAHULUAN. manusia dikenal sebagai makhluk sosial. Seperti yang dikatakan oleh P.W.J

BAB I PENDAHULUAN. hal ini disebabkan karena keunikan dari bahasa-bahasa tersebut.

BAB IV KESIMPULAN. Penulis berkesimpulan bahwa di dalam penerjemahan kata tanya doko dan

BAB I PENDAHULUAN. kata sifat, kata kerja bantu, partikel, dan kata keterangan.

BAB I PENDAHULUAN. secara lisan maupun tertulis. Dalam komunikasi secara lisan, makna yang

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sistem informasi dan sistem komunikasi. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. sehingga pesan dimaksud dapat dipahami. (KBBI:1998:445) dengan adanya penggunaan joshi atau kata bantu dalam kalimat.

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN PERCAKAPAN BAGI PENGAJAR BAHASA JEPANG

Bab 2. Landasan Teori. Dalam KBBI, definisi dari tanda baca adalah tan da n 1 yang menjadi alamat

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. tteyuuka~, yabai~, mecha~, sugoi~, maji~, dan zenzen~ semuanya

Bab 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyampaikan informasi yang ingin disampaikan kepada orang. salah satunya adalah mempelajari bahasa Asing.

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Jepang terbagi dalam 10 jenis kelas kata. Partikel merupakan salah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan manusia, bahasa merupakan salah satu unsur yang

membahas dari penggunaan dan arti tiga kata kerja tersebut,...ok,...he,.,he,.,he,.,.

BAB I PENDAHULUAN. nomina abstrak yang dalam bahasa Jepang disebut 形式名詞 (keishikimeishi).

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengertian bahasa dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989) adalah sistem

PENERAPAN STUDENT CENTERED LEARNING PADA MATA KULIAH DOKKAI SEMESTER 5 Riri Hendriati Fakultas Sastra / Jurusan Sastra Jepang.

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan kutipan di atas, dapat dikatakan bahwa たび tabi beberapa

Bab 2 Landasan Teori

SILABUS PERKULIAHAN CHUKYU BUNPO I (JP 201) SEMESTER 3 /TINGKAT II

BAB I PENDAHULUAN. sehingga dapat dimengerti oleh lawan bicara. Kata-kata tersebut terkadang

ANALISIS PEMAKAIAN PARTIKEL ~NI DAN ~DE DALAM BAHASA JEPANG (Studi kasus pada Mahasiswa Semester III)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

SILABUS MATA KULIAH PROGRAM STUDI MANAJEMEN RESORT & LEISURE

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Hasil Technical Meeting Lomba Benron Umum Nihongo no Hi 2018

DIKTAT KULIAH. Penjelasan Pemakaian Tata Kalimat 日本語研究者教材開発室

Bab 2. Landasan Teori. dasar analisis yang akan diuraikan pada bab selanjutnya.

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu bahasa yang cukup diminati oleh pembelajar bahasa asing di

Bab 2. Landasan Teori. Istilah sintaksis dalam bahasa Jepang disebut dengan togoron 続語論 atau

BAB I PENDAHULUAN. pemikirannya, maka manusia menciptakan bahasa. Bahasa adalah sistem lambang

映画 野ブタをプロデュース における社会的 現象 苛め の分析

Bab 2. Landasan Teori

ビナ ヌサンタラ大学日本語科三年生にみられる ~ てある と ~ ておく という動詞の使用能力の分析

SILABUS. Kegiatan Pembelajaran

Bab 2. Landasan Teori. Pada bab ini penulis akan menjabarkan teori-teori yang akan digunakan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Setiap negara memiliki bahasa yang berbeda-beda, serta memiliki

(Asari-chan buku no: 28, halaman: 40) あさり ガンバレ! bersemangat. Berusaha Asari! Pada situasi di atas, penggunaan katakana ada pada kata ガンバレ.

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari. Salah satu fungsi bahasa yaitu dengan berbahasa manusia dapat

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG PARTIKEL GURAI DAN GORO. Menurut Drs. Sugihartono ( 2001:178 ), joshi adalah jenis kata yang tidak

PERLUASAN MAKNA PARTIKEL DE UNTUK MENYATAKAN BAHAN DASAR PRODUKSI DALAM MAJALAH KYOU NO RYOURI ABSTRAK

SILABUS MATA KULIAH PROGRAM STUDI MANAJEMEN RESORT & LEISURE

ABSTRACT. Keywords : error anlyze, the fucntion of joshi wa ( は ) and ga ( が ), sakubun I. PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Sutedi (2003:2) mengatakan, Bahasa digunakan sebagai alat untuk

KARAOKE SEBAGAI MEDIA UNTUK DEALING BISNIS DAN RELAKSASI BAGI PELAKU BISNIS DAN WISATAWAN ASING DI JUN EXECUTIVE KARAOKE HOTEL SAVOY HOMANN

BAB I PENDAHULUAN. sendiri. Definisi bahasa menurut Kridalaksana (2001 : 27) adalah sistem lambang

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang digunakan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Setiap bahasa mempunyai keunikannya masing-masing. Baik dari segi penulisan,

BAB I PENDAHULUAN. pikiran dan keinginan kepada seseorang. Secara garis besar bahasa yang. 日常の言語生活で 実際に話される言葉 (Kindaichi, 1989:1045)

BAB I PENDAHULUAN. Setiap bahasa di dunia memiliki ciri khas masing-masing. Salah satunya

BAB 4 KESIMPULAN. Universitas Indonesia

BAB 3. Analisis Data. Pada bab ini, peneliti akan melakukan analisis dalam kalimat yang menggunakan verba bantu

BAB I PENDAHULUAN. Belajar bahasa lain mungkin menjadi penting dalam aktivitas intelektual manusia

BAB I PENDAHULUAN. bantu, atau postposisi termasuk dalam kelompok fuzokugo. Menurut Sudjianto

BAB I PENDAHULUAN. Setiap bahasa memiliki nuansa makna yang berbeda pada setiap struktur

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sosial masyarakat yang digunakan di berbagai negara sangat beragam.

PENGGUNAAN FUKUSHI DALAM SURAT KABAR ONLINE ASAHI SHIMBUN EDISI 9 DAN 10 FEBRUARI 2015

Bab 2. Landasan Teori. Masuoka dan Takubo (1992, hal.8), mengungkapkan bahwa Hinshi 品詞 atau. kelas kata dibagi menjadi sebelas jenis, diantaranya:

BAB IV KESIMPULAN. Dari analisis kontrastif verba tingkat tutur dalam 敬語 bahasa Jepang dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Meirina Andreany, 2014

Bab 2. Landasan Teori. Dalam bab ini penulis akan menjelaskan mengenai definisi hinshi beserta

BAB III METODE PENELITIAN DAN ANALISIS DATA

BAB I PENDAHULUAN. satu keunikan bahasa Jepang adalah penggunaan partikel sebagai pemarkah yang

Bab 1. Pendahuluan. semua ahli yang bergerak dalam bidang pengetahuan yang lain semakin memperdalam

BAB 1 PENDAHULUAN. sosial tidak dapat hidup tanpa adanya komunikasi dengan sesama. seseorang dengan status sosial dan budaya dalam masyarakat itu

BAB I PENDAHULUAN. di seluruh dunia. Melalui bahasa, manusia dapat saling berinteraksi dan

BAB I PENDAHULUAN. Manusia menggunakan bahasa sebagai alat untuk berkomunikasi. Untuk

TEMA 5 JADWAL PELAJARAN じかんわり

PENGGUNAAN JODOUSHI ~ たい DAN KEIYOUSHI ほしい DALAM KALIMAT PADA KOMIK DORAEMON SERI 25-35

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG PARTIKEL BAHASA JEPANG (JOSHI) disebut hinshi bunrui. Hinshi berarti jenis kata atau kelas kata, sedangkan bunrui

ABSTRAK. tujuan. Ketika kita berbahasa, orang lain dapat mengerti apa maksud, ide, pesan,

BAB I PENDAHULUAN. ide, atau perasaan tersebut dapat secara harfiah atau metaforis, secara langsung atau tidak

Bab 3. Analisis Data. Sebagaimana yang telah diceritakan secara singkat mengenai dongeng Urashima

SOAL PRE TEST. A. Pilihlah jawaban yang tepat untuk melengkapi kalimat di bawah ini! は に を ) やすみですか

BAB I PENDAHULUAN. dan informasi serta kebutuhan komunikasi dengan negara Jepang, bahasa Jepang

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini penulis akan mendekripsikan hasil analisis data mengenai kesalahan

Bab 2. Landasan Teori. dengan sendirinya dapat menjadi predikat, contoh : suatu kalimat. Keiyoushi memiliki beberapa perubahan bentuk.

Bab 1. Pendahuluan. hasrat, dan keinginan (Sutedi, 2003:2). Selain bahasa tentunya dalam, berkomunikasi

BAB II TINJAUAN UMUM TERHADAP VERBA BANTU -TAI DAN -TAGARU. Dalam tata bahasa Jepang, kata diklasifikasikan menjadi 10 jenis.

PDF created with FinePrint pdffactory trial version YUK BELAJAR NIHONGO

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa digunakan sebagai alat untuk menyampaikan suatu ide, pikiran, hasrat dan keinginan kepada orang lain. Bahasa pun bersifat unik, dalam arti setiap bahasa mempunyai sistem yang khas yang berbeda dengan bahasa lain. Salah satu keunikan bahasa Jepang terletak pada pola kalimat yang digunakannya, bahasa Jepang menggunakan pola kalimat SOP sedangkan bahasa Indonesia dan bahasa Inggris menggunakan pola kalimat SPO. Semakin sulit lagi karena bahasa Jepang menggunakan 3 huruf sekaligus, yaitu hiragana, katakana dan kanji. Keunikan lainnya yang terdapat dalam bahasa Jepang terletak pada bentuk negasi atau 否定形 hiteikei atau bisa juga disebut dengan 打消し uchikeshi (penyangkalan) yang ditunjukan oleh beberapa macam bentuk seperti; ない, ません, ぬ, ず ( に ), まい yang mempunyai cara-cara tertentu dalam penggunaannya. Dalam penulisan kanji pun terdapat kanji yang berfungsi menegatifkan makna kanji tersebut, yaitu berupa prefiks yang menyatakan bentuk negatif (uchikeshi), misalnya 不 ( 不便 = tidak praktis), 未 ( 未定 = belum diputuskan), 無 ( 無力 = tidak berkompeten) dan 非 ( 非常識 = tidak punya akal sehat). Bentuk negasi yang sering digunakan dalam struktur kalimat bahasa Jepang adalah ません dan ない, sementara bentuk negasi ぬ, ず ( に ) dan まい 1

adalah bentuk negasi yang sangat jarang digunakan. Ketiga bentuk negasi ini tergolong ke dalam 助動詞 / jodoushi, yaitu verba bantu. Tetapi, walaupun ketiganya sama-sama merupakan bentuk negasi namun memiliki perbedaan dalam nuansa makna dan penggunaannya. Perhatikan beberapa contoh kalimat negasi berikut ini: (1.a) この小説はおもしろくない (Namatame, 1994:47) Kono shousetsu wa omoshirokunai Novel ini tidak menarik Bentuk negasi dalam kalimat 1(a) adalah ない memiliki arti tidak dan pada kalimat tersebut ない menempel kata sifat I / イ形容詞 (i-keiyoushi) yaitu おもしろい dengan aturan sebagai berikut Adj-い + く + ない. Dengan demikian kalimat tersebut memiliki makna Novel ini tidak menarik. Bentuk negasi ない selain dapat berkonjugasi dengan イ形容詞 (i-keiyoushi) dapat berkonjugasi pula dengan kata sifat II / ナ形容詞 (na-keiyoushi), kata kerja / 動詞 (doushi), dan kata benda / 名詞 (meishi). Contoh: (1.b) 永田 : 金井さんは飼わないんですか 金井 : まさか 家内が好きじゃないんです それに私は猫アレルギーなんですよ (Yukiko, 2003:150) Sueda Kanai Sueda Kanai : Kanai san wa kawanaindesuka? : Masaka Kanai ga sukijanaindesu. Soreni watashi wa neko arerugi nan desuyo. : Apakah Kanai san tidak memeliharanya? : Masa iya Keluarga saya tidak menyukainya. Lagi pula saya kan alergi kucing. 2

Pada contoh kalimat 1(b) di atas ない memiliki makna tidak dan menempel pada kata kerja / 動詞 (doushi), yaitu 飼う / kau yang berarti memelihara dengan aturan V+ ない. Dengan demikian kalimat tersebut memiliki arti Apakah Kanai san tidak memeliharanya (kucing). Dan bentuk negasi じゃ ない pada kalimat 1(b) juga menempel pada kata sifat II / ナ形容詞 (na-keiyoushi) yaitu 好き dengan aturan sebagai berikut Adj- な + じゃない. Dengan demikian kalimat tersebut memiliki makna Keluarga saya tidak menyukainya. (1.c) 彼は医者ではない (Namatame, 1994:48) Kare wa isha dewanai Dia bukan seorang dokter Pada contoh kalimat 1(c) bentuk negasi ない memiliki makna bukan dan menempel pada kata benda / 名詞 (meishi) yaitu 医者 / isha dengan aturan N+ で はない. Dengan demikian kalimat tersebut memiliki makna Dia bukan seorang dokter. Selain dengan bentuk ない, bentuk negasi dalam bahasa Jepang diungkapkan pula dengan bentuk-bentuk ぬ, ず ( に ) dan まい seperti contoh berikut ini: (2). それは神を恐れぬ行為だ (Tomita, 1993:66) Sore wa kami o osorenu kouida Itu adalah perbuatan yang tidak takut Tuhan Bentuk negasi dalam kalimat (2) yaitu ぬ memiliki arti tidak dan pada kalimat tersebut ぬ menempel pada kata kerja / 動詞 (doushi) yaitu 恐れる / 3

osoreru dengan aturan V ない + ぬ. Dengan demikian kalimat tersebut memiliki makna Itu adalah perbuatan yang tidak takut Tuhan. (3.a). 今日は雨が降るまいと思って 傘を持ってきませんでした (Takayuki;1993:67) Kyou wa ame ga furumai to omotte, kassa o motte kimasendeshita Saya pikir hari ini tidak akan turun hujan, maka saya tidak membawa payung Bentuk negasi dalam kalimat 3(a) yaitu まい memiliki arti tidak dan menyatakan perkiraan negatif (uchikeshi no suiryou). Pada kalimat tersebut まい menempel pada kata kerja golongan I / godan doushi yaitu 降る dengan aturan 動詞 I 辞書の形 + まい. Dengan demikian kalimat tersebut memiliki makna saya pikir hari ini tidak akan turun hujan, maka saya tidak membawa payung. (3.b). わたしは もう二度とここへは来まいと思って 外へ出ました (Takayuki;1993:67) Watashi wa mou nido to koko e wa komai to omotte, soto e demashita Saya pikir saya tidak akan datang untuk kedua kalinya ke tempat itu, karena saya sudah keluar Bentuk negasi まい dalam kalimat 3(b) memiliki arti tidak dan subjeknya adalah orang pertama, まい menyatakan kemauan negatif (uchikeshi no ishi) dapat dilihat dari subjek yang tidak ingin melangkahkan kaki/datang untuk kedua kalinya ke tempat itu. Pada kalimat tersebut まい menempel pada kata kerja III / henkaku doushi yaitu 来る dengan aturan 動詞 III ない形 + まい. Dengan demikian kalimat tersebut memiliki makna Saya pikir saya tidak akan datang untuk kedua kalinya ke tempat itu, karena saya sudah keluar. 4

Pada contoh kalimat 3(a) di atas まい jika berkonjugasi dengan kata kerja golongan I (godan doushi) maka まい menempel pada kata kerja bentuk kamus ( 降る + まい ), sedangkan pada contoh kalimat 3(b) まい berkonjugasi dengan kata kerja golongan III (henkaku doushi) maka akan menempel pada ない形 dengan aturan 動詞 III ない + まい (Takayuki, 1993:66). (4.a). 寝坊したので 朝ごはんを食べずに学校へ行きました (Akira, 2001:227) Nebou shita node, asagohan o tabezuni gakkou e ikimashita Karena bangun kesiangan, pergi ke sekolah tanpa sarapan (4.b). 付近の人に聞いても そんあ自動車の音も聞かず 見てもいないという証言ばかりだ (Saji; 1997:189) Fukin no hito ni kiitemo, sonna jidousha no oto mo kikazu, mitemo inai to iu shougen bakarida Sekalipun bertanya kepada orang sekitar, dari kesaksian dikatakan bahwa tidak ada yang melihat dan juga tidak mendengar suara mobil tersebut Bentuk negasi dalam kalimat (4) yaitu ず dan ず ( に ) memiliki arti tidak atau tanpa dan pada kalimat tersebut ず dan ず ( に ) menempel pada kata kerja bentuk negatif dengan aturan V- ない + ず ( に ). Jadi, walaupun ぬ, ず ( に ) dan まい memiliki makna negasi yang sama, tetapi memiliki nuansa semantis yang berbeda, selain itu bentuk tersebut mempunyai perbedaan dalam penggunaannya. Hal inilah yang membuat penulis tertarik untuk meneliti tentang hal ini. Dan sepengetahuan penulis belum ada penelitian sebelumnya yang membahas tentang hal ini. 5

1.2 Rumusan Masalah Adapun perumusan masalah yang akan diteliti adalah : 1. Bagaimana penggunaan jodoushi ぬ, ず ( に ) dan まい dalam kalimat bahasa Jepang. 2. Bagaimana makna jodoushi ぬ, ず ( に ) dan まい dalam kalimat bahasa Jepang. 1.3 Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk : 1. Mendeskripsikan penggunaan serta perbedaan jodoushi ぬ, ず ( に ) dan まい dalam kalimat bahasa Jepang. 2. Mendeskripsikan makna dari jodoushi ぬ, ず ( に ) dan まい. 1.4 Metode Penelitian dan Teknik Kajian 1.4.1 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penulisan ini adalah metode deskriptif, yaitu metode yang berusaha menuturkan, menganalisis dan mengklasifikasikan data sehingga pada akhirnya dapat ditarik suatu kesimpulan. Deskriptif atau pemerian merupakan sebuah bentuk tulisan yang bertalian dengan usaha penulis untuk memberikan perincian-perincian dari objek yang sedang dibicarakan (Keraf, 1982:93). 6

1.4.2 Teknik Kajian Sementara untuk menganalisis data, penulis menggunakan teknik catat dan studi pustaka. Setelah data terkumpul penulis memilah dan mengelompokkan data berdasarkan kategori yang hendak diinterpretasikan. Untuk menganalisis data terkumpul, penulis menggunakan butir secara detail. Sedangkan untuk membandingkan antara jodoushi ぬ, ず ( に ) dan まい agar mengetahui persamaan dan perbedaan ketiga verba tersebut maka teknik penelitian yang digunakan penulis adalah teknik substitusi, yaitu teknik yang dilakukan dengan menggantikan unsur tertentu dengan unsur yang lainnya. Secara garis besar penelitian ini dilakukan melalui langkah-langkah sebagai berikut, : 1. Studi kepustakaan, yaitu mengumpulkan data-data serta menentukan teori yang akan digunakan. 2. Menganalisis data. 3. Menarik kesimpulan berdasarkan hasil analisis. 1.5 Organisasi Penelitian Berdasarkan sistematika penelitian ini dibagi ke dalam empat bab, yaitu: Bab pertama berisi latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian, metode penelitian dan organisasi penelitian. Bab kedua yang merupakan Landasan Teori, akan diuraikan teori dasar yang mendukung penelitian ini, yaitu teori morfosintaksis dan teori semantik yang akan menjadi tinjauan dalam penelitian ini. Definisi morfosintaksis, perubahan serta proses pembentuk kata dan struktur / 7

unsur-unsur pembentuk sebuah kalimat negatif akan dibahas lebih lanjut dalam bab ini. Selain itu akan diperkenalkan definisi semantik dan hubungan antara makna dan kata. Dalam bab ini juga akan diperkenalkan tentang jodoushi, bentuk negasi (uchikeshi / hiteikei) yang mencakup ぬ, ず ( に ) dan まい dan kalimat negasi (hiteibun) Pada bab ketiga akan dibahas tentang bentuk negasi ぬ, ず ( に ) dan まい. Analisis dilakukan dengan memaparkan bagaimana penggunaan dan makna jodoushi ぬ, ず ( に ) dan まい serta bentuk kata apa saja yang mengikutinya. Akan dibahas juga tentang perbedaan penggunaan ketiga bentuk negasi tersebut. Sedangkan pada bab ke empat berisi kesimpulan yang ditarik dari pembahasan bab tiga serta lampiran, riwayat hidup dan daftar pustaka. Demikian rangkaian organisasi penulisan penelitian ini dibuat dengan harapan agar pembaca dapat dengan jelas memahami alur pikiran penulis dalam menyelesaikan tulisan ini. 8