PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF SCRIPT BERBANTUAN PETA PIKIRAN TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IV SD NEGERI BUSUNGBIU

dokumen-dokumen yang mirip
III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Way Jepara Kabupaten Lampung Timur

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di MTs Muhammadiyah 1 Natar Lampung Selatan.

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Way Jepara Kabupaten Lampung Timur

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Negeri I

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI MIA SMA Negeri 5

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 20 Bandar Lampung, dengan populasi

METODE PENELITIAN. dalam tujuh kelas dimana tingkat kemampuan belajar matematika siswa

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Seputih Agung. Populasi dalam

BAB III 1 METODE PENELITAN. Penelitian dilakukan di SMP Negeri 2 Batudaa Kab. Gorontalo dengan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan pada siswa

Pertemuan Ke-11. Teknik Analisis Komparasi (t-test)_m. Jainuri, M.Pd

III. METODOLOGI PENELITIAN. diinginkan. Menurut Arikunto (1991 : 3) penelitian eksperimen adalah suatu

Efektivitas Model Pengajaran Langsung Dalam Pembelajaran Matematika Pada Siswa Kelas VIII SMP Kristen Dende. Rubianus. Abstrak

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. kuantitatif karena bertujuan untuk mengetahui kompetensi pedagogik mahasiswa

III. METODELOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. kelas VIII semester ganjil SMP Sejahtera I Bandar Lampung tahun pelajaran 2010/2011

BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di kelas X SMA Muhammadiyah 1 Pekanbaru. semester ganjil tahun ajaran 2013/2014.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di kelas X SMA N 10 Pekanbaru, semester

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENGGUNAAN GAMBAR DALAM PENYAJIAN SOAL CERITA MATEMATIKA DI KELAS I MIN GUNUNG PANGILUN PADANG. Oleh: Nuryasni MTsN Model Padang

BAB III METODE PENELITIAN

EFEKTIVITAS MEDIA KOMIK PADA MATERI SIFAT-SIFAT BANGUN RUANG UNTUK SISWA KELAS V SD NEGERI 6I KOTA BENGKULU

Musbir dan Osita Sari, Penerapan Model...

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di kelas XI MIA SMA Negeri 1 Kampar,

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 12

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII (delapan) semester ganjil di

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. deskriptif kuantitatif bertujuan untuk menjelaskan hasil penelitian yang disajikan

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk pengampilan data dilakukan pada bulan Juli tahun 2013, tahun ajaran 2013/2014.

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini adalah penelitian diskriptif kuantitatif. Dalam hal ini peneliti akan

PENGARUH PENDEKATAN KETERAPILAN PROSES TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SMA NEGERI 1 SEUNUDDON ACEH UTARA

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan (research and

METODE PENELITIAN. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA 1 SMA Wijaya Bandar

BAB III METOE PENELITIAN. penelitian ini, hanya menggunakan kelas eksperimen tanpa adanya kelas

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang dilakukan bermaksud mengetahui Pengaruh Metode Discovery Learning

(Studi Eksperimen di SMP N 1 Minas T.A 2015/2016) *Raudhah Awal **Dian Sudarti

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian korelasi,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan

M A K A L A H. Disusun oleh : KARTOBI NIM

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

ABSTRAK. Irvan Hadi Purnomo Mahasiswa Program Studi Pendidikan Teknik Otomotif FT UNY

III. METODE PENELITIAN. Bandar Lampung Tahun Pelajaran dengan jumlah siswa 32 orang. terdiri dari 12 siswa laki-laki dan 20 siswa perempuan.

BAB V UKURAN GEJALA PUSAT (TENDENSI CENTRAL)

Ukuran Pemusatan. Pertemuan 3. Median. Quartil. 17-Mar-17. Modus

III. METODOLOGI PENELITIAN. Menurut Sukardi, (2003:17) Metodologi penelitian adalah cara yang

Siswa yang terlibat dalam proses belajar mengajar diharapkan mengalami perubahan baik

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di SMA Negeri 1 Ngemplak.Sekolah ini beralamatkan di jalan

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE PRACTICE-REHEARSAL PAIRS

III. METODELOGI PENELITIAN. Metodelogi adalah sekumpulan prosedur yang terdokumentasi. dalam penelitian. Soekidjo Notoatmodjo, (2002:29)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI DAN PELAKSANAAN PENELITIAN. Perumusan - Sasaran - Tujuan. Pengidentifikasian dan orientasi - Masalah.

BAB III METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 3 Bukit Kemuning Tahun Pelajaran

IV. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kawasan Pantai Anyer, Kabupaten Serang

PENGARUH LKS IPA TERPADU BERBASIS WEB DENGAN MENGINTEGRASIKAN NILAI KARAKTER PADA MATERI GLSTSGPS TERHADAP KOMPETENSI SISWA KELAS VIII SMPN 8 PADANG

III. METODE PENELITIAN. Subjek dari penelitian adalah siswa kelas X.B SMA Muhammadiyah 2 Bandar

METODE PENELITIAN. Ajaran dengan jumlah siswa 40 orang yang terdiri dari 19 siswa lakilaki

BAB III METODE PENELITIAN

*Ermina sari **Sri Yuliawati

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mendapat perlakuan dengan menggunakan model pembelajaran TSTS (Two Stay

BAB III METODE PENELITIAN. pre test post test with control group. Penelitian ini berupaya untuk

A. Pengertian Hipotesis

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Variabel X merupakan variabel bebas adalah kepemimpinan dan motivasi,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. objek penelitian yang penulis lakukan adalah Beban Operasional susu dan Profit

METODE PENELITIAN. Penelitian tentang Potensi Ekowisata Hutan Mangrove ini dilakukan di Desa

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH

Pedahulua Hipotesis: asumsi atau dugaa semetara megeai sesuatu hal. Ditutut utuk dilakuka pegeceka kebearaya. Jika asumsi atau dugaa dikhususka megeai

PENGENDALIAN KUALITAS STATISTIKA UNTUK MONITORING DAN EVALUASI KINERJA DOSEN DI JURUSAN MATEMATIKA FMIPA UNIVERSITAS TANJUNGPURA

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yaitu PT. Sinar Gorontalo Berlian Motor, Jl. H. B Yassin no 28

Dosen Program Studi Pendidikan Fisika Univ. Muhammadiyah Mataram (

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. kualitatif. Kerangka acuan dalam penelitian ini adalah metode penelitian

Tri Ariani 1), Winda Suanti 1) Prodi Pendidikan Fisika STKIP-PGRI Lubuklinggau

Program Studi Pendidikan Kimia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian merupakan suatu kegiatan pengumpulan, pengolahan,

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di halaman Pusat Kegiatan Olah Raga (PKOR) Way Halim Bandar Lampung pada bulan Agustus 2011.

PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERSTRUKTUR TERHADAP KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS MAHASISWA PENDIDIKAN MATEMATIKA UIN WALISONGO SEMARANG

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam melakukan penelitian, terlebih dahulu menentukan desain

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini dilakukan di Puskesmas Limba B terutama masyarakat

BAB IV. METODE PENELITlAN. Rancangan atau desain dalam penelitian ini adalah analisis komparasi, dua

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif-kuantitatif, karena

BAB III METODE PENELITIAN

Oleh: Lasri Susilawati, Gani Haryana, Hardisem Syabrus. Pendidikan Ekonomi FKIP-Universitas Riau Jalan Binawidya Km.

METODOLOGI PENELITIAN. penggunaan metode penelitian. Oleh karena itu, metode yang akan digunakan

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN MASTERY LEARNING DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMP ADABIAH PADANG

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG IMUNISASI DI PUSKESMAS PEMBANTU BATUPLAT

KONTRAK PERKULIAHAN. Disusun Oleh: Supardi Nani, SE., M.Si

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah tahun pelajaran 2011/2012, dengan jumlah

SOAL PRAPEMBELAJARAN MODEL PENILAIAN FORMATIF BERBANTUAN WEB-BASED UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP FISIKA SISWA

BAB 3 METODE PENELITIAN

PENGARUH PEMBERIAN PERMAINAN SEBAGAI BENTUK PEMANASAN TERHADAP MINAT SISWA DALAM MENGIKUTI PELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI

Transkripsi:

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF SCRIPT BERBANTUAN PETA PIKIRAN TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IV SD NEGERI BUSUNGBIU K. D. Asriyai, G. Sedaayasa, K. Pudjawa 3 Jurusa PGSD, Jurusa BK, 3 Jurusa TP, FIP Uiversitas Pedidika Gaesha Sigaraja, Idoesia Email: geckwiq@gmail.com, gede-sedaayasa@yahoo.com, ketutpudjwa@gmail.com 3 Abstrak Peelitia ii bertujua utuk megetahui () deskrpisi hasil belajar IPA siswa setelah dibelajarka dega model pembelajara, () deskripsi hasil belajar IPA siswa setelah dibelajarka dega model pembelajara kovesioal, (3) perbedaa hasil belajar IPA atara kelompok siswa yag megikuti pembelajara dega model pembelajara kooperatif script berbatua peta pikira dega kelompok siswa yag megikuti pembelajara kovesioal. Peelitia ii merupaka peelitia eksperime semu, dega desai o equivalet post test oly group cotrol desig. Populasi peelitia adalah siswa kelas IV SD Negeri Busugbiu. Sampel peelitia ditetuka dega tekik radom samplig. Dari 8 SD yag ada di desa Busugbiu diperoleh SD yaitu SD Negeri Busugbiu sebagai kelompok eksperime da SD Negeri Busugbiu sebagai kelompok kotrol. Data yag diperoleh diaalisis dega aalisis statistik deskriptif da statistik iferesial uji-t. Hasil peelitia meemuka bahwa; () hasil belajar IPA siswa yag dibelajarka dega model pembelajara kooperatif script berbatua peta pikira berada pada tigkat kategori sagat tiggi (diatas rata-rata sebesar 3,56), () hasil belajar IPA siswa yag dibelajarka dega pembelajara kovesioal berada pada tigkat kategori sedag (diatas rata-rata sebesar,97), (3) terdapat perbedaa yag sigifika hasil belajar IPA atara kelompok siswa yag megikuti pembelajara model pembelajara kooperatif script berbatua peta pikira dega kelompok siswa yag megikuti pembelajara kovesioal (t hitug = 3,84> t tabel =,00). Adaya perbedaa meujukka bahwa model pembelajara kooperatif script berbatua peta pikira lebih uggul dibadigka dega model pembelajara kovesioal terhadap hasil belajar IPA. Kata-kata kuci: kooperatif script, peta pikira, hasil belajar Abstract This research aimed to ivestigate () descriptive studets sciece learig result after learig through cooperative script learig model with mid map, () descriptive studets sciece learig result after learig through covetioal learig model, (3) studets Sciece learig result differeces betwee group of studets how followed learig process through script cooperative learig model with mid map ad group of studet who followed learig process through covetioal learig model. This research was a quasi experimetal research, with o equivalet post-test oly group cotrol desig. Research populatio was sixth grade studets of SD Negeri Busugbiu i academic year 0/03. Research sample determied by radom samplig techic. The of the 8 SD i village Busugbiu it was gaied that SD Negeri Busugbiu as experimetal group ad SD Negeri Busugbiu as cotrol group. Studets Sciece learig result data gaied through test. Data gaied was aalyzed with descriptive statistical aalysis techique ad iferetial statistic t-test. The research fidig are; () studets Sciece learig result after that learig process through cooperative script learig model with mid map was i the very high category (above the average 3.56), () studets Sciece learig result after that learig process through covetioal learig model was i the middle category (above the average.97), (3) there were sigificat differece of studets Sciece learig result betwee group of studets that followed learig process through cooperative script learig model with mid map ad group of studets who followed learig process through covetioal learig model (t cout = 3,84 > t table =.00). The sigificat differece showed that cooperative script learig model with mid map more superior to the studets sciece learig result tha covetioal learig model.

The Key Terms: Cooperative Script, Mid Map, learig result PENDAHULUAN Pedidika adalah usaha sadar da terecaa utuk mewujudka suasaa belajar da proses pembelajara, agar peserta didik secara aktif megembagka potesi diriya utuk memiliki kekuata spiritual keagamaa, pegedalia diri, kepribadia, kecerdasa, akhlak mulia, serta keterampila yag diperluka diriya da masyarakat. Salah satu sumber daya mausia pedukug yag berpera dalam peigkata kualitas mutu pedidika adalah guru. Guru sebagai peragkat yag ikut terlibat dalam peyeleggaraa pedidika ditutut profesioal sehigga dapat melaksaaka pembelajara yag releva da iovatif. Oleh karea itu, guru ditutut megguaka paradigma baru dalam pembelajara. Salah satuya yaitu pembelajara yag berpusat pada siswa (Studet Orieted). Pemahama siswa tetag materi pelajara yag diajarka dapat dilihat dari hasil belajar siswa. Kreativitas siswa aka mucul jika guru memberika kepada siswa agar mau megembagka pola pikirya, mau megemukaka ide-ide, kreatif, da iovatif dalam megelola pelajara. Mata pelajara IPA merupaka salah satu mata pelajara yag petig di SD. Meurut Iskadar (997:), Ilmu Pegetahua Alam (IPA) meawarka cara-cara utuk kita agar dapat memahami kejadia-kejadia dialam da agar dapat hidup dialam ii. Semetara itu, meurut Leo Sutriso, dkk (008) IPA merupaka usaha mausia dalam memahami alam semesta melalui pegamata yag tepat (correct) pada sasara, serta megguaka prosedur yag bear (true), da dijelaska dega pealara yag valid sehigga dihasilka kesimpula yag betul (truth). Dalam pelajara IPA, siswa tidak haya belajar utuk megigat da memahami, melaika ditutut terampil memahami kosep. Salah satu usaha utuk meaamka pemahama itu adalah melalui kegiata proses yaitu eksperime. Dalam eksperime siswa dilatih megembagka kosep-kosep IPA baik melalui kegiata kelompok ataupu peroraga. Pelaku utama yag melakuka iteraksi dalam proses pembelajara, khususya dalam mata pelajara IPA adalah guru da siswa. Iteraksi aka terjadi tergatug pada guru me-settig proses pembelajara agar siswa lebih aktif. Oleh karea itu, guru ditutut utuk memiliki pegetahua da pemahama dalam meerapka metode, pedekata da model-model pembelajara yag tepat. Saat ii, model pembelajara yag diterapka khususya dalam mata pelajara IPA masih saja bersifat kovesioal. Pembelajara di SD masih didomiasi dega pegguaa metode ceramah, taya jawab da peugasa. Hal ii sejala dega pedapat Rasaa (009:8) yaitu pembelajara kovesioal lebih bayak dilakuka melalui ceramah, taya jawab da peugasa yag berlagsug secara terus-meerus. Pembelajara kovesioal merupaka pembelajara yag bersifat ruti da berorietasi pada guru, sehigga siswa lebih cederug mejadi peerima pasif da haya terjadi trasfer ilmu oleh guru, buka karea aktivitas dari siswa itu sediri. Peerapa model pembelajara kovesioal ditadai dega peyajia pegalama-pegalama yag berkaita dega kosep yag dipelajari, dilajutka pemberia iformasi oleh guru, taya jawab da pemberia tugas oleh guru, pelaksaaa tugas oleh siswa sampai pada akhirya guru merasa bahwa apa yag telah diajarka dapat dimegerti oleh siswa. Padahal guru yag iovatif semestiya memberi kesempata kepada siswa utuk aktif, kreatif da beriovasi dalam proses pembelajara, sehigga dapat meigkatka hasil belajar siswa. Hasil belajar merupaka hasil dari perubaha tigkah laku sebagai akibat adaya iteraksi atar idividu da idividu dega ligkugaya. Meurut Dimyati & Mudjioo (006:3) hasil belajar merupaka suatu pucak proses belajar. Lebih lajut Dimyati & Mudjioo (006: 6) meyataka

bahwa hasil belajar meekaka pada tiga raah, yaitu raah kogitif, afektif, da psikomotor. Belajar berlagsug karea dega segaja utuk memperoleh kecakapa baru da membawa perbaika pada raah kogitif, afektif, da psikomotor. Didalam belajar bayak faktor yag mempegaruhi. Muhibbi Syah (007:44) bahwa, Faktor-faktor yag mempegaruhi hasil belajar siswa dapat dibedaka mejadi tiga macam, yaki: ) faktor iteral (faktor dari dalam siswa), yaki keadaa/ kodisi jasmai da rohai siswa yag meliputi aspek fisiologis (yag bersifat jasmaiah), aspek psikologis (yag bersifat rohaiah), ) faktor eksteral (faktor dari luar siswa), yaki kodisi ligkuga di sekitar siswa yag meliputi faktor ligkuga sosial da faktor ligkuga o sosial, 3) faktor pedekata belajar (approach to learig), yaki jeis upaya belajar siswa yag meliputi strategi da metode yag diguaka siswa utuk melakuka kegiata mempelajari materi-materi pelajara yag meliputi pedekata tiggi (speculative da achievig), pedekata meegah (aalitical da deep), da pedekata redah (reproductive da surface). Hasil belajar siswa ditujuka oleh kemampua siswa setelah megikuti proses pembelajara sehigga megalami perubaha dari yag tidak tahu mejadi tahu, dari yag tidak megerti mejadi megerti. Hasil belajar IPA merupaka hasil akhir yag dicapai siswa setelah megalami proses belajar IPA yag tampak dalam perbuata yag dapat diamati da diukur. Hasil belajar IPA diguaka oleh guru sebagai ukura atau kriteria pecapaia tujua pembelajara. Hasil belajar IPA dapat diwujudka dalam betuk skor. Hasil wawacara dega guru IPA di dua SD Desa Busugbiu pada awal Desember 0 diperoleh iformasi bahwa hasil belajar siswa yag telah dicapai dari dua sekolah tersebut diyataka belum tutas atau redah. Hal ii dapat dilihat pada Tabel. Tabel Rekapitulasi hasil belajar IPA siswa kelas IV semester II SD Negeri Busugbiu da SD Negeri Busugbiu tiga tahu terakhir No. Tahu Pelajara Rata-rata Hasil Belajar SD N Busugbiu SD N Busugbiu 009/00 63,46 6,37 00/0 63,5 63,56 3 0/0 63,5 6,75 Beberapa hal yag diidetifikasi sebagai faktor peyebab redahya hasil belajar IPA yag dicapai siswa diataraya () model pembelajara yag diterapka cederug bersifat kovesioal, () kuragya saraa da prasaraa yag meujag pembelajara, (3) aktifitas siswa dalam proses pembelajara masih redah, (4) iteraksi da kerjasama siswa dalam meyelesaika suatu permasalaha di dalam kelompok masih kurag. Berdasarka permasalahapermasalaha tersebut dapat diasumsika bahwa siswa memiliki kesulita dalam memahami materi pelajara IPA. Selai faktor siswa, kesulita juga dialami oleh guru dalam memilih da memahami model, metode da media pegajara yag tepat. Melihat petigya pembeaha pembelajara IPA, perlu diracag sebuah model pembelajara yag dapat megembagka pemahama siswa. Model pembelajara kooperatif merupaka model pembelajara yag meekaka pada sikap atau perilaku bersama dalam bekerja atau membatu diatara sesama dalam struktur kerja sama yag teratur dalam kelompok, yag terdiri dari dua orag atau lebih (Amri & Ahmadi, 00:90). Meurut Triato (007:4), pada pembelajara kooperatif siswa belajar bersama dalam kelompok-kelompok kecil yag terdiri dari 4-6 orag yag sederajat

tetapi heteroge, kemampua, jeis kelami, suku/ras, da satu sama lai salig membatu. Dalam pembelajara kooperatif, siswa belajar bersama sebagai suatu tim dalam meyelesaika tugas-tugas kelompok utuk mecapai tujua bersama. Model pembelajara kooperatif merupaka model pembelajara yag berfokus pada pegguaa kelompok kecil siswa utuk bekerja sama dalam memaksimalka kodisi belajar utuk mecapai tujua belajar, mulai dari keterampila dasar sampai memecahka masalah yag kompleks. Model pembelajara kooperatif script merupaka model pembelajara yag membiasaka siswa berpera aktif dalam proses pembelajara yaitu siswa bekerja berkelompok da bergatia secara lisa megikhtisarka bagia-bagia dari materi yag dipelajari. Meurut Nur da Reto Wikadari (000:35), cooperative script merupaka model belajar berkelompok da bergatia secara lisa megikhtisarka bagia-bagia dari materi yag dipelajari. Model pembelajara ii megembagka pemahama siswa pada saat meragkum da megikhtisarka materi. Model pembelajara kooperatif script bermafaat utuk melatih siswa megkostruksi kembali pegetahua yag sudah mereka miliki. Model kooperatif script ii dimulai dega pembagia kelompok, dimaa satu kelompok, terdiri dari 4-5 orag aggota da jeis kelami yag berbeda serta dega kemampua akademik yag bervariasi. Setelah memilih sub-sub topik dari sebuah pokok baha yag aka dipelajari, dilakuka pegudia sub topik, kemudia pegudia tugas yag mejadi pembicara pertama da seterusya yag lai mejadi pedegar, pembagia LKS kepada masig-masig kelompok sesuai dega sub topik yag aka dibahas, presetasi kelompok, diskusi atar kelompok tetag materi yag direpresetasika sampai semua kelompok meemuka kesimpula tetag kosep petig yag terkadug di dalam sub pokok materi tersebut. Dalam diskusi atar kelompok ii, kelompok pedegar berpera megklarifikasi kesalahakesalaha atau bagia-bagia petig yag tidak disampaika pembicara. Setelah terjadi persamaa persepsi tetag kosep yag terkadug dalam sub topik yag dibahas tersebut, selajutya terjadi pertukara pera sebagai pembicara da pedegar yag megikuti prosedur yag sama higga seluruh materi pelajara selesai dibahas. Utuk mecapai hasil belajar yag diharapka, model pembelajara kooperatif script dibatu dega megguaka peta pikira (mid mappig). Mid Mappig dalam Bahasa Idoesia serig disebut dega peta pikira atau pemetaa pikira. Meurut DePorter & Heracki (008: 53) peta pikira adalah tekik pemafaata keseluruha otak dega megguaka citra visual da prasaraa grafis laiya utuk membetuk kesa. Peta pikira megajarka utuk mecatat tidak haya megguaka tulisa tetapi juga megguaka gambar da wara. Peta pikira (mid mappig) merupaka salah satu tekik mecatat yag megembagka gaya belajar visual. Peta pikira memaduka da megembagka potesi kerja otak (otak kaa da otak kiri) yag terdapat di dalam diri seseorag. Dega adaya keterlibata kedua belaha otak maka ka memudahka seserorag utuk megatur da megigat segala betuk iformasi, baik secara tertulis maupu secara verbal. Petigya pegguaa peta pikira, karea aak pada usia SD berada pada fase operasioal kokret. Meurut Piaget (dalam Suari, 009:6), Aak pada usia 7- tahu berada tahap operasioal kokret. Peta pikira dapat membatu siswa berpikir secara kreatif sekaligus kritis, megigat dega baik materi pelajara, memahami isi bacaa, da peugasa lai yag diberika. Satu hal yag terpetig adalah peta pikira dapat membatu siswa mempersiapka presetasi dega cara megembagka ide-ide pemikiraya. Berdasarka pemapara di atas, masalah yag aka dikaji dalam peelitia ii adalah Apakah model kooperatif script berbatua peta pikira mempuyai pegaruh yag positif dibadigka model pembelajara kovesioal? Terkait dega masalah itu, maka tujua peelitia ii adalah utuk () medeskripsika hasil belajar siswa setelah

dibelajarka dega model pembelajara, () medeskripsika hasil belajar siswa setelah dibelajarka dega model pembelajara kovesioal, (3) megetahui perbedaa hasil belajar IPA atara siswa yag megikuti pembelajara model da pembelajara kovesioal. METODE PENELITIAN Peelitia ii merupaka peelitia eksperime semu, dega desai post test oly group cotrol desig. Populasi dalam peelitia ii adalah semua siswa kelas IV di SD Negeri Busugbiu yag berjumlah 8 SD, Utuk megetahui apakah kemampua siswa kelas IV masig-masig SD setara atau belum, maka terlebih dahulu dilakuka uji kesetaraa dega megguaka aalisis varias satu jalur (ANAVA A). Berdasarka hasil aalisis diperoleh bahwa H 0 yag meyataka tidak ada perbedaa yag sigifika hasil belajar ulaga tegah semester (UTS) mata pelajara IPA siswa kelas IV SD Negeri Busugbiu Kecamata Busugbiu Kabupate Buleleg tahu pelajara 0/03 diterima (F hitug =0,038 < F tabel =,036). Sampel peelitia ditetuka dega megguaka radom samplig. Dega tekik ii diperoleh sampel SD Negeri Busugbiu sebagai kelompok eksperime da SD Negeri Busugbiu sebagai kelompok kotrol. Data hasil belajar IPA dikumpulka dega megguaka metode tes da observasi. Istrume pegumpula data dalam peelitia ii terdiri atas dua jeis, yaitu tes da observasi. Tes diguaka utuk megukur hasil belajar IPA siswa pada raah kogitif. Hasil belajar IPA pada raah afektif da psikomotor diguaka lembar observasi dalam setiap pertemua. Dalam peilaia pada raah afektif da psikomotor haya diguaka sebagai pembadig saja atau utuk memperkuat deskripsi. Tes hasil belajar diguaka dalam betuk tes essay. Tes-tes yag telah disusu kemudia diujicobaka utuk medapatka gambara secara empirik tetag kelayaka tes tersebut yag diguaka sebagai istrume peelitia. Hasil uji coba diaalisis lebih lajut utuk medapatka validitas da reliabilitas tes. Data hasil belajar yag diperoleh diaalisis megguaka aalisis statistik deskriptif (mea, modus, media, da stadar deviasi) da statistik iferesial uji-t (uji ormalitas, uji homogeitas, da uji hipotesis). Deskripsi data (mea, media, modus) tetag hasil belajar IPA siswa selajutya disajika ke dalam kurva poligo. Tujua peyajia data ii adalah utuk meafsirka sebara data hasil belajar IPA siswa pada kelompok eksperime da kotrol. Hubuga atara modus (Mo), media (Md), da mea (M) dapat diguaka utuk meetuka kemiriga grafik poligo distribusi frekuesi. Utuk meetuka tiggi redahya kualitas variabel-variabel tersebut, skor rata-rata (mea) tiap-tiap variabel dikoversika dega megguaka kriteria rata-rata ideal (M i ) da stadar deviasi ideal (SD i ). Dalam melakuka uji prasyarat diguaka uji-t (polled varias) dega taraf sigifikasi 5% t-tes yag diguaka dega rumus sebagai berikut. t s X X s () Keteraga: X : rerata skor dari kelompok eksperima X : rerata skor dari kelompok kotrol : bayak subjek pada sampel : bayak subjek pada sampel s : deviasi pada sampel s : simpaga baku pada sampel s : deviasi pada sampel s : simpaga baku pada sampel Dega ketetua sebagai berikut. () Jika = da varias homoge, dapat diguaka salah satu rumus tsb di atas; dega db = +. () Jika da varias homoge, diguaka rumus polled varias; dega db = +. (3) Jika = da tidak homoge, dapat diguaka salah satu rumus di atas; dega db = atau (buka + ).

(4) Jika da tidak homoge, diguaka rumus separated varias, harga t peggati t tabel dihitug selisih dari harga t tabel; dega db = ( ) da db= ( ), dibagi dua, kemudia ditambah dega harga t yag terkecil. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Hasil uji coba istrume diaalisis megguaka Microsoft Office Excel 007. Dalam uji validitas diperoleh bahwa dari 5 soal yag diujicobaka teryata 0 soal merupaka soal yag valid. Semetara dari uji reliabilitas tes utuk soal yag valid diperoleh bahwa tigkat reliabilitas tes sagat tiggi. Data hasil belajar IPA terhadap 3 orag siswa meujukka bahwa skor tertiggi adalah 38 da skor teredah adalah. Utuk meyajika data ke dalam tabel distribusi frekuesi, terlebih dahulu ditetuka retaga skor. Deskripsi hasil belajar pada kelompok eksperime dapat dilihat pada Tabel di bawah ii. Tabel Distribusi frekuesi hasil post-test kelompok eksperime Kelas Iterval Nilai Tegah Frekuesi Frekuesi (f) (x) Kumulatif (fk) Fx -4 3 3 5-7 6 6 8-30 9 7 9 03 3-33 3 9 8 608 34-36 35 5 33 75 37-39 38 34 38 34 073 Data hasil belajar IPA kelompok kotrol meujukka bahwa skor tertiggi adalah 3 da skor teredah adalah 7. Utuk meyajika data ke dalam tabel distribusi frekuesi, terlebih dahulu ditetuka retaga skor. Deskripsi hasil belajar pada kelompok kotrol dapat dilihat pada Tabel 3 di bawah ii. Tabel 3 Distribusi frekuesi hasil post-test kelompok kotrol Frekuesi Nilai Frekuesi (f) Kumulatif Fx Tegah (x) (fk) Kelas Iterval 7-9 8 4 4 7 0-3 7 73 3-5 4 9 6 6 6-8 7 3 9 8 9-3 30 3 60 3-34 33 3 33 3 735 Data hasil belajar diaalisis dega aalisis statistik deskriptif (lihat Tabel 4). Tabel 4. Hasil aalisis data dega statistik deskriptif Statistik Deskriptif Kelompok Eksperime Kelompok Kotrol Mea 3,56,97 Media 3,76,7

Frekuesi Frekuesi Modus 3,88,57 Stadar Deviasi,93 3,48 Data hasi belajar kelompok eksperime dapat disajika dalam betuk grafik poligo seperti pada Gambar dibawah ii. 0 5 0 5 0 3 6 9 3 35 38 Nilai Tegah Eksperime IPA kelompok eksperime termasuk dalam kategori sagat tiggi. Data hasil belajar kelompok kotrol dapat disajika dalam betuk grafik poligo seperti pada Gambar. 5 0 5 0 8 4 7 30 33 Nilai Tegah Kotrol Gambar Grafik poligo data hasil posttest kelompok eksperime Berdasarka hasil perhituga da grafik poligo di atas, meujukka bahwa pada kelompok eksperime, harga statistik Mo>Md>M (3,88>3,76>3,56). Berdasarka hal tersebut dapat diiterpretasika bahwa grafik pada kelompok eksperime adalah grafik polygo julig egatif berarti kebayaka skor hasil belajar IPA cederug tiggi. Utuk meetuka tiggi redahya hasil belajar siswa pada kelompok eksperime, skor rata-rata hasil belajar IPA siswa dikoversika dega megguaka kriteria rata-rata ideal (M i ) da stadar deviasi (SD i ). Tabel 5 Kategori hasil belajar kelompok eksperime Retag Skor Kategori 30 < X 40 Sagat tiggi 3 < X 30 Tiggi 6 < X 3 Sedag 9 < X 6 Redah 0 < X 9 Sagat redah Skor rata-rata hasil belajar IPA siswa kelompok eksperime (M) adala 3,56. Berdasarka hasil koversi, dapat diyataka bahwa rata-rata hasil belajar Gambar Grafik poligo data hasil posttest kelompok kotrol Berdasarka hasil perhituga da grafik poligo di atas, meujukka bahwa harga statistik Mo<Md<M (,57<,7<,97). Berdasarka hal tersebut dapat diiterpretasika bahwa grafik pada kelompok kotrol adalah grafik poligo julig positif berarti kebayaka skor hasil belajar IPA cederug redah. Utuk meetuka tiggi redahya hasil belajar siswa pada kelompok kotrol, skor rata-rata hasil belajar IPA siswa dikoversika dega megguaka kriteria rata-rata ideal (M i ) da stadar deviasi (SD i ). Tabel 6 Kategori hasil belajar kelompok kotrol Retag Skor Kategori 30 < X 40 Sagat tiggi 3 < X 30 Tiggi 6 < X 3 Sedag 9 < X 6 Redah 0 < X 9 Sagat redah Skor rata-rata hasil belajar IPA siswa kelompok kotrol (M) adala,97. Berdasarka hasil koversi, dapat diyataka bahwa rata-rata hasil belajar IPA kelompok kotrol termasuk dalam kategori sedag. Peilaia hasil belajar siswa dilaksaaka sesuai dega hakikat IPA, yaitu IPA sebagai produk da proses.

Peilaia tidak dilaksaaka pada aspek kogitif saja, melaika pada aspek afektif da psikomotor. Ragkuma peilaia siswa dalam pembelajara dapat dilihat pada Tabel 7 dibawah ii. Tabel 7 Ragkuma peilaia siswa dalam pembelajara Pertemua Kelompok Eksperime Kelompok Kotrol Kogitif Afektif Psikomotor Kogitif Afektif Psikomotor 8,35 77,47 76,47 75,00 74,5 70,59 86,40 75,49 74,5 74,63 70,59 7,57 3 85,7 78,43 79,4 78,57 7,57 69,6 4 88,4 79,4 8,37 76,47 6,75 70,59 5 90,07 85,9 85,9 79,04 70,59 7,54 6 93,75 83,33 84,3 79,78 65,59 69,6 7 9,86 86,7 86,7 78,57 7,55 76,49 8 94,6 88,4 88,4 77,94 70,59 7,57 Rata-rata 89,5 8,47 8,99 77,50 69,85 7,54 Dari tabel di atas, dapat diketahui bahwa rata-rata ilai tes evaluasi (kogitif), afektif, da psikomotor siswa yag belajar dega model pembelajara kooperatif script berbatua peta pikira lebih tiggi daripada yag belajar dega model pembelajara kovesioal. Setelah dilakuka aalisis data dega statistik deskriptif, dilakuka uji prasyarat aalisis. Uji prasyarat aalisis meliputi uji ormalitas data da uji homogeitas varias. Uji ormalitas data dapat dilihat pada tabel dibawah ii. Tabel 8. Hasil uji ormalitas data No Sampel hitug tabel Keteraga Kelas Eksperime 7,0,07 Normal Kelas Kotrol 6,4,07 Normal Hasil uji ormalitas data hasil belajar IPA siswa pada kelompok eksperime da kelompok kotrol hitug < tabel, maka data hasil belajar IPA siswa utuk kelompok eksperime da kelompok kotrol berdistribusi ormal. Semetara itu, hasil homogeitas varias data hasil belajar IPA siswa diaalisis dega uji F dega kriteria kedua kelompok memiliki varias homoge jika F hitug < F tabel. Berdasarka aalisis data diperoleh F hitug < F tabel (,4<,84), maka hasil belajar IPA siswa pada kelompok eksperime da kelompok kotrol mempuyai varias yag homoge. Hasil uji homogeitas meujukka bahwa varias homoge da jumlah siswa pada tiap kelas berbeda, maka pegujia hipotesis ii dilakuka dega megguaka aalisis uji-t dega rumus polled varias. Hasil uji hipotesis dapat dilihat pada Tabel 9. Tabel 9 Ragkuma hasil uji hipotesis Kelompok Varias N Db t hitug t tabel Kesimpula Eksperime 8,58 34 64 Kotrol, 3 64 3,84,00 t hitug > t tabel H a diterima

Berdasarka kriteria pegujia, karea t hitug > t tabel, maka H 0 ditolak da H a diterima. Artiya, terdapat perbedaa yag sigifika hasil belajar IPA atara siswa yag belajar dega megikuti model pembelajara kooperatif script berbatua peta pikira da siswa yag belajar dega megikuti pembelajara kovesioal. Pembahasa Berdasarka aalisis data dega megguaka uji-t di atas, dapat diyataka bahwa terdapat perbedaa yag sigifika hasil belajar IPA atara kelompok siswa yag megikuti model pembelajara da siswa yag belajar dega megikuti pembelajara kovesioal. Dilihat dari hasil aalisis data secara deskriptif, meujukka bahwa pembelajara dega model pembelajara kooperatif script berbatua peta pikira lebih berpegaruh positif terhadap hasil belajar IPA pada siswa kelas IV SD Negeri Busugbiu kecamata Busugbiu kabupate Buleleg dibadigka dega pembelajara kovesioal. Perbedaa hasil belajar IPA siswa yag dibelajarka megguaka model pembelajara kooperatif script berbatua peta pikira dega pembelajara kovesioal disebabka karea adaya perbedaa proses atau perlakua pada lagkah-lagkah pembelajara da pegguaa peta pikira. Dalam model pembelajara kovesioal, pembelajara berorietasi pada tahap apersepsi, peyajia materi, latiha soal, da peutup. Pada proses pembelajara di kelas, guru cederug haya metrasfer pegetahua yag dimilikiya kepada siswa. Situasi pembelajara tersebut cederug membuat siswa pasif, sehigga daya pikir siswa tidak berkembag secara optimal. Kodisi ii cederug membuat siswa tidak termotivasi megiuti pembelajara, pemahama kosep kurag medalam, da sulit megembagka keterampila berpikir. Hal ii aka berimplikasi lagsug pada hasil belajar yag kurag maksimal. Berbeda dega model pembelajara, dalam pembelajara siswa diajak utuk salig bekerja sama atar kelompok. Model pembelajara kooperatif script merupaka suatu model pembelajara dimaa siswa bekerja secara berpasaga da secara bergatia megikhtisarka bagia-bagia dari materi yag dipelajari. Nur da Reto Wikadari (000: 36) meyataka siswa yag belajar dega megikuti model pembelajara kooperatif script ii dapat belajar da megedapka materi lebih bayak daripada siswa yag membuat ragkuma utuk diri mereka sediri atau mereka yag haya sekedar membaca materi pelajara. Model kooperatif script ii dimulai dega pembagia kelompok, dimaa satu kelompok, terdiri dari 4-5 orag aggota da jeis kelami yag berbeda serta dega kemampua akademik yag bervariasi. Setelah memilih sub-sub topik dari sebuah pokok baha yag aka dipelajari, dilakuka pegudia sub topik da pegudia tugas yag mejadi pembicara pertama da seterusya yag lai mejadi pedegar. Dilajutka dega diskusi dalam kelompok da presetasi kelompok. Dalam melakuka presetasi kelompok, siswa dibatu dega megguaka peta pikira dalam upaya meigkatka hasil belajar IPA. Peta pikira memaduka da megembagka potesi kerja otak yag terdapat di dalam diri seseorag. Dega adaya keterlibata kedua belaha otak maka aka memudahka seseorag utuk megatur da megigat segala betuk iformasi, baik secara tertulis maupu secara verbal. Peta pikira dapat membatu siswa berpikir secara kreatif sekaligus kritis, megigat dega baik materi pelajara, memahami isi bacaa, da peugasa lai yag diberika serta membatu siswa mempersiapka presetasi dega cara megembagka ide-ide pemikiraya. Peta pikira ii disajika dalam betuk gambar-gambar. Hal ii membuat siswa berimajiasi tiggi da tertarik utuk megikuti proses pembelajara, sehigga siswa aka memahami materi pelajara IPA. Dalam pembelajara dega model kooperatif sricpt berbatua peta pikira,

kelompok pedegar berpera megklarifikasi kesalaha-kesalaha atau bagia-bagia petig yag tidak disampaika pembicara. Setelah terjadi persamaa persepsi tetag kosep yag terkadug dalam sub topik yag dibahas tersebut, selajutya terjadi pertukara pera sebagai pembicara da pedegar yag megikuti prosedur yag sama higga seluruh materi pelajara selesai dibahas. Kegiata diskusi dega model, memberika kebebasa kepada siswa utuk berkreasi da bertukar pikira dalam memecahka suatu masalah dalam satu kelompok. Disampig itu, strategi pembelajara ii dapat meguragi sifat egois da idividualistik yag terjadi pada siswa karea siswa dibetuk dalam kelompok heteroge da ditutut utuk meyelesaika masalah secara bersamasama atau berkelompok. Implemetasi model pembelajara kooperatif script berbatua peta pikira juga mampu medidik siswa utuk belajar berbicara di depa kelas da belajar meghargai pedapat orag lai melalui diskusi kelas, sehigga keterampila da sikap siswa dega sediriya aka berkembag da pada akhirya aka memberika pegaruh positif terhadap hasil belajar siswa. Perbedaa cara pembelajara atara pembelajara dega model pembelajara da pembelajara dega model pembelajara kovesioal tetuya aka memberika dampak yag berbeda pula terhadap pemahama kosep siswa. Peerapa model pembelajara kooperatif script berbatua peta pikira dalam pembelajara memugkika siswa utuk tahu mafaat dari materi yag dipelajari bagi kehidupaya, aktif dalam kegiata pembelajara, meemuka sediri kosepkosep yag dipelajari tapa harus selalu tergatug pada guru, mampu memecahka masalah-masalah yag berkaita dega kosep yag dipelajari, bekerja sama dega siswa lai, megembagka pemahama yag dimiliki, meigkatka kreatifitas, berai utuk megemukaka pedapat da mampu meghargai pedapat orag lai. Siswa mejadi lebih tertatag utuk belajar da berusaha meyelesaika semua permasalaha IPA yag ditemui, sehigga pegetahua yag diperoleh aka lebih diigat oleh siswa. Dega demikia, hasil belajar IPA siswa yag diajar dega model pembelajara kooperatif script berbatua peta pikira aka lebih baik dibadigka dega siswa yag diajar dega model pembelajara kovesioal. Keberhasila model pembelajara kooperatif script sejala dega peelitia sebelumya yag dilakuka oleh Ni Made Sariasih pada tahu 009 da Kadek Widia Kusuma Dewi pada tahu 00. Kedua hasil peelitia ii meujukka adaya peigkata hasil belajar yag diperoleh siswa. Peigkata hasil belajar siswa dapat dilihat dari ilai rata-rata kelas da ketutasa klasikal dari siklus I sampai siklus III. SIMPULAN Berdasarka hasil peelitia da pembahasa dapat dikemukaka simpula: () hasil belajar IPA siswa yag dibelajarka dega model pembelajara berada pada tigkat kategori sagat tiggi (diatas rata-rata sebesar 3,56), () hasil belajar IPA siswa setelah megikuti pembelajaraag dibelajarka dega pembelajara kovesioal berada pada tigkat kategori sedag (diatas rata-rata sebesar,97), (3) terdapat perbedaa yag sigifika hasil belajar IPA atara kelompok siswa yag megikuti pembelajara dega model pembelajara da kelompok siswa yag megikuti pembelajara dega pembelajara kovesioal (t hitug = 3,84> t tabel =,00). Adaya perbedaa yag sigifika meujukka bahwa model pembelajara lebih uggul dibadigka dega model pembelajara kovesioal terhadap hasil belajar IPA. Berdasarka hasil peelitia ii, disaraka kepada; () guru diharapka mempelajari, memahami, da megaplikasika model pembelajara yag iovatif salah satuya model pembelajara.

Hal ii aka aka berimplikasi pada peigkata hasil proses da hasil pembelajara; () kepala sekolah diharapka selalu medorog para guru utuk beriovasi dalam melakuka proses pembelajara. DAFTAR RUJUKAN Amri, Sofa & Ahmadi, Lif Khoiru. 00. Kostruksi Pegembaga Pembelajara. Surabaya: Prestasi Pustaka. Deporter, Bobbi & Mike Herack. 008. Quatum Learig Membasaka Belajar Nyama da Meyeagka. Badug: Kaifa. Suari, Ni Ketut. 009. Modul Mata Kuliah Perkembaga Peserta Didi. Buku Ajar (tidak diterbitka). Fakultas Ilmu Pedidika Uiversitas Pedidika Gaesha. Sutriso, Leo, dkk. 008. Pegembaga Pembelajara IPA SD. Direktorat Jedral Pedidika Tiggi Departeme Pedidika Nasioal Syah, Muhibbi. 007. Psikologi Belajar. Jakarta: PT Raja Grafido Persada. Triato. 007. Model-model Pembelajara Iovatif Berorietasi Kostruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka. Dewi, Kadek Widia Kusama. 0. Implemetasi Model Pembelajara Kooperatif Tipe Script Dega Siklus Ace utuk Meigkatka Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas V SD Negeri Busugbiu Tahu Pelajara 00/0. Skripsi (tidak diterbitka). UNDIKSHA Dimyati & Mudjioo. 006. Belajar da Pembelajara. Jakarta: Rieka Cipta. Iskadar, Srii M. 997. Pedidika Ilmu Pegetahua Alam. Jakarta:. Direktorat Jederal Pedidika Tiggi. Nur, Muhamad da Reto Wikadari. 000. Pegajara Berpusat Kepada Siswa da Pedekata Kostruktivis dalam Pembelajara. Uiversitas Negeri Surabaya. Rasaa, I Dewa Putu Raka. 009. Modelmodel Pembelajara. Sigaraja: Uiversitas Pedidika Gaesha. Sariasih, Ni Made. 006. Peerapa Model Pembelajara Cooperative Script dalam Pembelajara Fisika Sebagai Upaya Meigkatka Hasil Belajar Siswa Kelas D SMU Negeri Baturiti. Lapora Peelitia (tidak diterbitka). UNDIKSHA