BAB III HASIL PENELITIAN UPAYA GURU DALAM MELATIH KEMANDIRIAN ANAK USIA DINI DI TK PERTIWI PAGUMENGANMAS. A. Gambaran Umum TK Pertiwi Pagumenganmas

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV ANALISIS UPAYA GURU DALAM MELATIH KEMANDIRIAN ANAK USIA DINI DI TK PERTIWI PAGUMENGANMAS

BAB III STRATEGI GURU DALAM MELATIH KEMANDIRIANANAK USIA DINI DI RA MUSLIMAT NU PAKISPUTIH. A. Gambaran Umum RA Muslimat NU Pakisputih Kedungwuni

Menumbuhkan Kemandirian Anak

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. memiliki misi yaitu sekolah merupakan pengembangan prestasi dan kreatif siswa

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. ini melalui Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), yaitu pendidikan yang ditujukan

BAB IV ANALISIS TENTANG IMPLEMENTASI METODE CERITA DALAM PEMBENTUKAN AKHLAK

BAB V PENUTUP. teoritis dengan hasil penelitian di lapangan dan juga mengacu pada rumusan

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Deskripsi Pra Tindakan

MENINGKATKAN KEMANDIRIAN MELALUI METODE DEMONSTRASI PADA ANAK USIA 5-6 TAHUN DI TK ABA 010 CABANG KUOK KABUPATEN KAMPAR

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III IMPLEMENTASI STRATEGI COOPERATIVE LEARNING DALAM PEMBELAJARAN MAHÃRAH QIRÃ AH. A. Gambaran Umum SD Islam Simbangwetan Pekalongan

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN METODE BEYOND CENTERS AND CIRCLES TIME (BCCT) DALAM PEMBELAJARAN MATERI IMTAK DI PLAYGROUP MASYITHOH KALIWUNGU KENDAL

Jalannya Kegiatan di Luar Maupun di Dalam Kelas. TK Tunas Rimba 3 Tangen Sragen

PEDOMAN WAWANCARA UNTUK SISWA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PEMBAHASAN PENELITIAN

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) KELOMPOK BERMAIN ARROHMAN. Alamat: Bacak, Monggol, Saptosari, Gunungkidul

KEGIATAN PEMBELAJARAN. EVALUASI I. Kegiatan awal ( ) Disiplin. Anak-anak berbaris di. Observasi Tanggung. halaman dengan tertib dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemandirian anak dalam melakukan aktivitas merupakan bagian yang teramat penting dalam upaya mendidik

tempat umum gambar 1

BAB IV ANALISIS PENGGUNAAN METODE PEMBIASAAN DALAM MENGHAFAL DOA HARIAN DI KB AL BAROKAH KURIPAN PEKALONGAN SELATAN

I. PENDAHULUAN. Usia dini merupakan masa keemasan (golden age), oleh karena itu. kemampuan kognitif, afektif, psikomotor, bahasa, sosial emosional dan

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Blimbing, Kecamatan Sambirejo, Kabupaten Sragen. TK Pertiwi II

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. anak. Usia dini juga sering disebut sebagai masa keemasan (golden age), yaitu

JURNAL PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Anak Usia Dini.

BAB I PENDAHULUAN. Baik tulis, dan jam dinding. Meja, kursi, almari, buku, televisi, dan etalase piala.

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Sisdiknas Nomor 2 Tahun Dalam Undang-Undang

BAB IV ANALISIS PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DALAM KELUARGA NELAYAN DI DESA PECAKARAN KEC.WONOKERTO KAB. PEKALONGAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskripsi Lokasi, Waktu dan Subjek Penelitian Deskripsi Lokasi dan Waktu Penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Deskripsi Lokasi Penelitian. 1. Letak Sekolah Dasar Negeri 01 Kaliwiro

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Budhi Karya Kecamatan

BAB I. Anak usia dini berada pada rentang usia 0-8 tahun. Pada masa ini proses. karakteristik yang dimiliki setiap tahapan perkembangan anak.

BAB IV ANALISIS PERAN GURU PAI BAGI PEMBENTUKAN KARAKTER SISWA DI MADRASAH TSANAWIYAH YMI WONOPRINGGO KABUPATEN PEKALONGAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. bermunculan pendidikan pra sekolah yang menyediakan pelayanan untuk anak

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. yang menyediakan pendidikan anak usia 4-6 tahun sampai memasuki

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. kolaboratif oleh peneliti dan pendidik sebagai praktisi dengan mengambil. 1. Lokasi penelitian dan waktu penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan di TK Adinda Kecamatan Tibawa Kabupaten Gorontalo.

BAB IV ANALISIS TENTANG PELAKSANAAN METODE CERITA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SOSIALISASI

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Uraian mengenai hasil penelitian sebagai jawaban dari rumusan masalah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Oktober 2016 dan Selasa, 18 Oktober Tahap pra siklus ini bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN A. ANALISIS SITUASI

BAB IV ANALISIS TENTANG UPAYA GURU PAI DALAM PEMBINAAN MENTAL KEAGAMAAN SISWA SMP N 2 WARUNGASEM BATANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah Meta Nurlaela, 2014 Meningkatkan kedisiplinan anak melalui pemberian teknik token

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PENERAPAN LATIHAN ASERTIF DALAM MENINGKATKAN RASA PERCAYA DIRI SISWA YANG MEMILIKI ORANG TUA TUNGGAL (SINGLE PARENT)

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN. 1. Sejarah Singkat Berdirinya MIS Sinar Baru Parum Kecamatan Batang Alai

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA DATA

KISI KISI ANGKET. : RAHMI YULIA : AID : Dr.Drs. H.Hendra Sofyan, MSi : Dr. K.A. Rahman, M.Pd.I

BAB IV ANALISIS PEMBIASAAN SEBAGAI PEMBENTUKAN KARAKTER SISWA-SISWI MIS NGALIAN TIRTO PEKALONGAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kabupaten Bone Bolango, merupakan lokasi strategis, aman dan nyaman untuk anak belajar. TK

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. meningkatkan sikap peduli lingkungan dan prestasi belajar siswa materi

BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS

BAB IV ANALISIS STRATEGI GURU DALAM MELATIH KEMANDIRIAN ANAK USIA DINI DI RA MUSLIMAT NU PAKISPUTIH

MANAJEMEN BUDAYA DAN LINGKUNGAN BERBASIS SEKOLAH DI SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. dimana seorang anak akan mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

MODEL PEMBELAJARAN SENTRA IBADAH DALAM MENGEMBANGKAN PRAKTEK SHALAT DI PENDIDIKAN ANAK USIA DINI ISLAM NIBRAS PADANG

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. masih jauh jarak layanan TK ini terhadap masyarakat mengingat TK ini berada di dusun IV yang

Allah Swt. menciptakan langit dan bumi beserta isinya.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV. ANALISIS PENERAPAN METODE SIMULASI DALAM MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA PADA MATERI FIQIH DI MTs RIFA IYAH WONOKERTO KABUPATEN PEKALONGAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pada anak-anak sedini mungkin agar tidak menghambat tugas-tugas perkembangan anak

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitan Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Sidorejo Lor 01

BAB I PENDAHULUAN. maka mahasiswa peserta PPL melakukan kegiatan observasi pada sekolah yang

BAB I PENDAHULUAN. berhasil dari mereka. Sebaliknya tidak ada orang tua di muka bumi ini yang

BAB II DESKRIPSI ORGANISASI. bawah naungan para Suster Kongregasi Suster-Suster Santa Bunda Maria ( SND )

VISI TK ISLAM PLUS ASSALAMAH UNGARAN. Membangun Generasi yang Cerdas,Terampil,Tangguh,Cinta Tanah Air dan Berakhlaqul Karimah

BAB I PENDAHULUAN. kasar), kecerdasan (daya pikir, daya cipta, kecerdasan emosi, kecerdasan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kemampuan menggambar bentuk geometri masih kurang diminati anak Kelompok B

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MERANGKAI HURUF MENJADI KATA MELALUI MEDIA KOTAK ALFABET PADA KELOMPOK B

BAB IV PENYAJIAN DATA DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. pikiran sikap dan perbuatan dengan menggunakan bahasa. Kemampuan

I. PENDAHULUAN. satu potensi mereka yang berkembang ialah kemampuan berbahasanya. Anak dapat

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

KARENA KITA ADALAH ORANGTUA: Percikan Cerita Pengasuhan Anak

MENINGKATKAN PENANAMAN NILAI-NILAI AGAMA MELALUI METODE BERCERITA PADA ANAK KELOMPOK A TK KARYA THAYYIBAH II SALUMBONE

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan anak usia dini merupakan salah satu upaya untuk merangsang

BAB I PENDAHULUAN. tentang Sistem Pendidikan Nasional). Masa kanak-kanak adalah masa Golden

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL

BAB IV ANALISIS ETIKA HUBUNGAN GURU DAN SISWA DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR DI SMP NEGERI 1 TIRTO PEKALONGAN

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Anak Usia Dini merupakan pendidikan yang. diselenggarakan untuk mengembangkan kepribadian, pengetahuan dan

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. a. Sejarah Singkat SMP Negeri 15 Yogyakarta. terletak di jantung kota Yogyakarta yaitu di sebelah Stasiun

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA. 1. Data Perencanaan Budaya Religius

Transkripsi:

44 BAB III HASIL PENELITIAN UPAYA GURU DALAM MELATIH KEMANDIRIAN ANAK USIA DINI DI TK PERTIWI PAGUMENGANMAS A. Gambaran Umum TK Pertiwi Pagumenganmas 1. Sejarah TK Pertiwi Pagumenganmas TK Pertiwi Pagumenganmas adalah lembaga pendidikan anak usia dini yang pertama di desa Pagumenganmas. Sekolah tersebut berdiri karena berawal dari kepedulian para masyarakat terhadap kondisi anak-anak yang pada saat itu tingkat pendidikan yang ada di desa tersebut masih rendah, masih banyak anak usia 0-6 di desa tersebut belum mengenyam pendidikan di tingkat taman kanak-kanak, hal tersebut dilatarbelakangi karena tidak tersedianya lembaga pendidikan anak usia dini di desa Pagumenganmas. Dengan latar belakang tersebut maka didirikanlah lembaga pendidikan untuk anak usia dini yang diberi nama TK Pertiwi Pagumenganmas, dengan berdirinya TK Pertiwi Pagumenganmas diharapkan agar masyarakat mampu mengenyam pendidikan di tingkat taman kanak-kanak. Dan akhirnya pada tanggal 1 Agustus 1990 didirikanlah TK Pertiwi Pagumenganmas. 1 1 Barokah, Kepala Sekolah dan guru kelas B di TK Pertiwi Pagumenganmas, Wawancara Pribadi, Pekalongan, Selasa, 11 Februari 2014.

45 2. Letak TK Pertiwi Pagumenganmas TK Pertiwi Pagumenganmas terlatak tepatnya di desa Pagumenganmas Kecamatan Karangdadap, berlokasikan di tepi jalan raya yang menghubungkan dengan kantor kecamatan Karangdadap. Dengan letak tersebut, maka TK Pertiwi Pagumenganmas menempati posisi yang strategis. Di mana sebalah barat TK Pertiwi Pagumenganmas terdapat SDN Pagumenganmas yang berjarak kirakira 100 meter, sebelah Timur terdapat rumah dinas dan SMP N 1 Karangdadap yang berjarak kira-kira 50 meter. Di sebelah selatan dan utara dibatasi oleh rumah-rumah penduduk. 2 3. Visi, Misi TK Pertiwi Pagumenganmas. Adapun dalam rangka meningkatkan kualitas dan menjalankan proses kegiatan belajar mengajar TK Pertiwi Pagumenganmas memiliki Visi dan Misi pendidikan secara spesifik sebagai berikut: a. Visi TK Pertiwi Pagumenganmas: membentuk manusia yang beriman, bertakwa dan mencerdaskan anak bangsa. b. Misi TK Pertiwi Pagumenganmas yaitu: 1) Meningkatkan prestasi dan kesadaran masyarakat dibidang pendidikan sejak usia dini. 2) Menyiapkan anak didik memiliki bekal kesiapan memasuki pendidikan dasar. 2 Observasi di TK Pertiwi Pagumenganmas, Pekalongan Senin 19 Mei 2014.

46 3) Menanamkan benih-benih akhlakul karimah pada anak didik sejak usia dini. 4. Struktur Kepengurusan berikut: 3 Struktur kepengurusan TK Pertiwi Pagumenganmas sebagai Tabel 3.1 Struktur Organisasi TK Pertiwi Pagumenganmas Tahun Pelajaran 2013/2014 PELINDUNG KEPALA DESA PEMBINA PENGAWAS TK KETUA BAROKAH GURU Barokah Endah Wahyuningrum. S.Pd.AUD Nisgumalahati Zebua. S.Pd.AUD. Rima Melati PENJAGA SEKOLAH Munadziroh 3 Dokumen TK Pertiwi Pagumenganmas Tahun Pelajaran 2013/2014.

47 5. Keadaan Guru dan Siswa a. Keadaan Guru TK Pertiwi Pagumenganmas Guru sebagai tenaga pengajar di sebuah lembaga pendidikan mempunyai peranan penting untuk memperlancar proses belajar mengajar. Guru sebagai orang yang berjasa yang mendidik, membimbing dan mengajari peserta didik banyak hal, sehingga diharapkan agar peserta didik mengalami perubahan kearah yang lebih baik. Selain itu, guru juga bertugas mempersiapkan peserta didik sebagai penerus bangsa yang berkualitas dan terdidik. Berdasarkan penelitian di lapangan, yaitu di TK Pertiwi Pagumenganmas terdapat 4 guru, terdiri dari 1 kepala sekolah dan 3 guru yang tercatat pada tahun 2013/2014. 4 Selengkapnya dapat dilihat pada table berikut ini: Tabel 3.2 Keadaan Guru di TK Pertiwi Pagumenganmas Tahun Pelajaran 2013/2014 NO NAMA GURU JABATAN 1 Barokah Kepala Sekolah dan guru 2 Nisgumalahati Zebua, S.Pd. AUD Guru 3 Endah Wahyuningrum, S.Pd. AUD Guru 4 Dokumen TK Pertiwi Pagumenganmas Tahun Pelajaran 2013/2014.

48 4 Rima Melati Guru b. Keadaan Siswa TK Pertiwi Pagumenganmas Jumlah peserta didik di tahun pelajaran 2013/2014 peneliti memperoleh data sebagai berikut 5 : Tabel 3.3 Keadaan Siswa di TK Pertiwi Pagumenganmas Tahun Pelajaran 2013/2014 Kelompok L P Jumlah A 6 16 22 B 18 22 40 Jumlah 24 38 62 6. Sarana dan Prasarana Belajar merupakan suatu bagian aktivitas yang utama bagi siswa untuk mendapatkan beberapa rangkaian informasi baru yang belum mereka ketahui. Untuk itu, agar lebih memudahkan peserta didik dalam hal belajar belajar mengajar, maka diperlukan media maupun sarana dan prasarana sebagai penunjang bagi siswa agar lebih nyaman dalam melaksanakan proses pendidikannya di sekolah. 5 Dokumen TK Pertiwi Pagumenganmas Tahun Pelajaran 2013/2014.

49 Dari hasil observasi yang didapatkan dari dokumen yang penulis lakukan di TK Pertiwi Pagumenganmas dapat diperoleh berbagai macam informasi data tentang sarana dan prasarana sekolah. Untuk lebih jelasnya penulis kelompokkan ke dalam tabel berikut 6 : Tabel 3.4 Daftar Sarana dan Prasarana di TK Pertiwi Pagumenganmas Tahun Pelajaran 2013/2014 No Nama Barang Keterangan 1 Halaman Ada 2 Alat bermaian atau APE Ada 3 Kantor 1 Ruang 4 Ruang Kelas 2 Ruang 5 Gudang 1 Ruang 6 Dapur 1 Ruang 7 Sumur atau Ledeng 1 Buah 8 Kamar Mandi 1 Ruang 9 WC 1 Ruang 10 Tempat cuci tangan (wastafel) Ada 11 Ruang Kesehatan 1 Ruang 12 Timbangan 2 Buah 6 Dokumen TK Pertiwi Pagumenganmas Tahun Pelajaran 2013/2014.

50 13 Pengukur tinggi badan 2 Buah 14 Tempat Tidur 1 Buah 15 Almari Obat 1 Buah 16 Tempat cuci tangan 1 Buah 17 Meja Kursi 70 Buah 18 Almari 4 Buah 19 Rak 2 Buah 20 Papan Tulis 2 Buah 21 Bak Pasir 3 Buah 22 Mainan luar Ada 5 Buah B. Upaya Guru dalam Melatih Kemandirian Anak Usia Dini di TK Pertiwi Pagumenganmas Guru merupakan orang yang memberikan ilmu pengetahuan kepada peserta didik. Guru juga merupakan orang tua kedua bagi peserta didik di lingkungan sekolah, selain bertugas sebagai pendidik, guru juga mempunyai tugas untuk melatih anak didik agar mampu mandiri. Untuk itu, seorang guru harus memiliki upaya atau usaha untuk melatih kemandirian peserta didik. Berdasarkan wawancara dan observasi, upaya yang dilakukan guru di TK Pertiwi Pagumenganmas untuk melatih kemandirian anak didiknya adalah sebagai berikut:

51 1. Meningkatkan rasa percaya diri dalam diri anak. Meningkatkan rasa percaya diri pada anak, dilakukan dengan memberikan reward (penghargaan), memuji dan memberi semangat sebagai bentuk dukungan terhadap usaha yang telah dilakukan anak. Dengan tumbuhnya rasa berharga, anak akan memiliki keparcayaan atas usaha yang dilakukannya dan anak terdorong untuk belajar lebih baik lagi. Sebagaimana wawancara bersama ibu Endah Wahyuningrum selaku guru TK B di TK Pertiwi Pagumenganmas bahwa: Cara meningkatkan kepercayaan diri biasanya dengan memberi penghargaan (reward), memuji, memberi semangat sebagai bentuk dukungan terhadap usaha mandiri yang dilakukan anak, terlepas dari usaha anak berhasil atau tidak, guru harus tetap memberikan pujian, penghargaan, dan memberi semangat kepada peserta didik, sehingga akan menumbuhkan perasaan berharga pada diri anak, dan anak akan memiliki kepercayaan diri yang sangat dibutuhkan dalam proses tumbuh kembang selanjutnya. 7 Contoh kegiatan: Pada saat pembelajaran, ketika anak didik mampu mengerjakan tugas yang diberikan kepadanya tanpa bantuan dari guru atau dengan sedikit bantuan, biasanya ketika setelah selesai mengerjakan anak akan diberi penghargaan oleh guru. Penghargaan tersebut bisa berbentuk pujian seperti anak pintar, kamu hebat ya dan sebagainya yang menunjukkan kalimat pujian kepada anak, atau baisanya guru juga memberikan 7 Endah Wahyuningrum, Guru kelas B TK Pertiwi Pagumenganmas, Wawancara Pribadi, Pekalongan, Senin, 19 Mei 2014.

52 penghargaan berupa gambar bintang yang menandakan bahwa anak itu hebat telah berusaha untuk mandiri. 8 2. Menumbuhkan motivasi intrinsik dari diri anak Upaya menumbuhkan motivasi intrinsik bisa dilakukan dengan memberikan kebebasan dan kepercayaan pada anak untuk melakukan tugas-tugas perkembangannya, yang dilakukan dengan metode pembiasaan. Biasanya anak terlibat dalam berbagai akivitas walaupun hasil yang didapatkan anak belum sempurna seperti yang diinginkan oleh guru maupun orang tua. Semakin banyak kesempatan yang diberikan pada anak, maka anak akan semakin terampil mengembangkan skillnya dan motivasi dalam diri anak akan terus bangkit sehingga anak akan berusaha lagi untuk terus mencoba agar hasil yang diperoleh bisa sempurna. Sebagaimana wawancara bersama ibu Endah Wahyuningrum selaku guru TK B di TK Pertiwi Pagumenganmas yang mengatakan bahwa: Seorang anak perlu mendapat kebebasan dalam melakukan tugas perkembangannya serta kesempatan berlatih secara terus menerus atau secara berulang-ulang untuk mengerjakan sesuatu sendiri atau membiasakannya melakukan sendiri tugas-tugas yang sesuai dengan tahapan usianya walaupun hasil yang dicapai anak belum sempurna. Dengan kesempatan tersebut maka anak akan terus mencoba agar mendapatkan hasil yang maksimal. Bagi anak-anak usia dini, latihan kemandirian ini bisa dilakukan dengan cara melibatkan anak dalam kegiatan praktis sehari-hari di sekolah, dan mempercayakan pada anak untuk melakukan tugas-tugas perkembangannya seperti melatih anak mengambil bekalnya sendiri, menyuap makanannya sendiri, mengambil peralatan belajar sendiri, merapikan mainannya 8 Observasi di TK Pertiwi Pagumenganmas, Pekalongan, Selasa, 20 Mei 2014

53 sendiri setelah bermain, mengerjakan tugasnya sendiri, memakai sepatunya sendiri buang air kecil sendiri dan kegiatan itu dilakukan secara terus menerus, dengan kebiasaan-kebiasaan yang dilakukan di sekolah pastinya akan terbawa oleh anak di rumah masing-masing dan anak akan memiliki sikap kemandirian. 9 Contoh kegiatan pembiasaan: Di TK Pertiwi Pagumenganmas, peserta didik diajarkan untuk dibiasakan memilih dan melakukan kegiatan sehari-hari diantaranya dibiasakan untuk berdoa sebelum dan sesudah melakukan kegiatan, mengucap salam dan berjabat tangan ketika bertemu dengan teman, dibiasakan untuk mengambil bekalnya sendiri, untuk menyuap makanannya sendiri, mengambil peralatan belajar sendiri, merapikan mainannya sendiri setelah bermain, mengerjakan tugasnya sendiri, memakai sepatunya sendiri, buang air kecil sendiri. Dengan kebebasan dan kebiasaan-kebiasaan yang dilakukan anak di sekolah, diharapkan anak juga dapat terbiasa untuk melakukan hal-hal tersebut, baik di lingkungan sekolah maupun di rumah. 10 3. Melatih anak agar mampu menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Dalam melatih kemampuan anak untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya, dilakukan dengan melatih anak untuk mensosialisasikan diri sehingga anak belajar menghadapi problem sosial yang lebih kompleks. Dalam melatih sosialisasi ini biasanya dilakukan dengan 9 Endah Wahyuningrum, Guru kelas B TK Pertiwi Pagumenganmas, Wawancara Pribadi, Pekalongan, Senin, 19 Mei 2014. 10 Observasi di TK Pertiwi Pagumenganmas, Pekalongan, Selasa 20 Mei 2014

54 metode Circle Time, Circle Time adalah metode kegiatan yang dilakukan dengan maksud untuk membangun pemahaman bersama antara guru dengan murid mengenai topik pembahasan yang dilakukan pada saat itu, dan bertujuan untuk mengembangkan kemampuan berkomunikasi anak, melatih keterampilan sosial anak dengan lingkungannya. Dengan kemampuan sosialnya anak akan mampu mandiri dan tidak harus ditemani orang tua saat belajar di sekolah. Hal tersebut sesuai dengan wawancara bersama ibu Barokah selaku kepala sekolah sekaligus guru TK B di TK Pertiwi Pagumenganmas yang mengatakan bahwa: Di TK Pertiwi Pagumenganmas dalam pembelajaan untuk melatih kemandirian dan agar anak bisa bersosialisasi dengan lingkungannya dilakukan dengan menggunakan metode Circle Time, metode ini adalah kegiatan kelompok yang dilakukan oleh sejumlah anak dan guru dengan cara duduk bersama dengan tujuan untuk membangun pemahaman bersama, dalam kegiatan ini biasanya dilakukan dengan diskusi, sehingga dengan kegiatan ini dapat mengembangkan keterampilan sosial anak, agar anak dapat menyesuaikan dengan lingkungan dan anak akan menjadi lebih pemberani. Kegiatan ini biasanya dilakukan untuk bercerita (beberapa anak disuruh untuk maju dan menyampaikan cerita mengenai tema pada hari tersebut, hal ini dilakukan agar dapat melatih keterampilan sosial anak dengan temannya), Memberikan kebebasan pada anak untuk menceritakan pengalaman pribadinya atau mengungkapkan berbagai idenya (dengan metode ini memberikan kebebasan anak untuk berekspresi, mengembangkan kemampuan berkomunikasi serta membantu anak untuk menghargai pendapat orang lain). Dengan terciptanya ketrampilan sosial yang baik dan komunikasi yang lancar dengan temannya, maka anak tersebut akan berani melepaskan diri dari orang tua sehingga berani belajar tanpa harus ditemani ibunya, sedangkan bagi anak yang memiliki jiwa sosial atau komunikasi yang kurang baik dengan temannya, maka anak tersebut cenderung malu dengan temannya, sehingga saat pembelajaran anak itu selalu minta ditemani dan tidak mau terlapas dari orang tuanya, dengan keadaan yang demikian sehingga dapat berpengaruh terhadap

55 kemandiriannya, anak tersebut akan lebih bergantung pada orang tuanya. 11 Contoh kegiatan: Saat pembelajaran telah dimulai, anak-anak telah berdoa. Ibu guru menanyakan kepada anak didik mengenai pembelajaran yang akan dipelajari pada hari tersebut yang telah disebutkan pada akhir pertemuan sebelumnya, seketika itu semua anak berebut menjawab pertanyaan guru, dan guru pun menunjuk satu persatu anak untuk menjawab pertanyaan tersebut. Dan menyuruh peserta didik untuk menceritakan pengalaman masing-masing yang berkaitan dengan tema tersebut. 12 4. Melatih agar anak tidak menggantungkan diri pada orang lain Melatih anak agar tidak menjadi anak yang bergantung dengan orang lain, diantaranya dengan pemodelan atau modeling (tentang halhal teladan) dan bekarja sama dengan orang tua murid. a. Kegiatan pembelajaran dengan menggunakan pemodelan atau modeling yaitu dilakukan dengan memberikan contoh perilaku apa yang diharapkan bisa ditirukan (teladan) oleh peserta didik. Dalam kegiatan pembelajaran ini guru lah yang mencontohkan segala perbuatan yang menjadi teladan dan hendaknya bisa dijadikan contoh untuk peserta didik, agar peserta didik mampu melakukan apa yang 11 Barokah, Kepala Sekolah sekaligus Guru kelas B TK Pertiwi Pagumenganmas, Wawancara Pribadi, Pekalongan, Senin 19 Mei 2014. 12 Observasi di TK Pertiwi Pagumenganmas, Pekalongan, Selasa 20 Mei 2014.

56 hendak dilakukannya dengan sendiri sehingga anak tidak menggantungkan diri pada orang lain. Hal tersebut sesuai dengan wawancara bersama ibu Barokah selaku kepala sekolah sekaligus guru TK B di TK Pertiwi Pagumenganmas yang mengatakan bahwa: Keteladanan ini, biasanya guru mencontohkan tentang hal-hal yang baik kepada peserta didik, atau mencontohkan hal-hal yang terkait dengan tugas sekolah misanya seperti tentang bagaimana ara mengerjakan tugas, menjawab pertanyaan dan lain-liannya, setelah itu anak diajak untuk meneladani atau meniru atas apa yang dicontohkan oleh, guru selalu memberikan contoh perilaku akhlakul karimah atau keteladanan kepada peserta didik agar anak berakhlakuk karimah sesuai dengan perintah Allah, kegiatan ini biasanya dilakukan oleh anak seperti anak diajarkan berjabat tangan sebelum kegiatan pembelajaran dimulai, anak dilatih untuk sabar dan antri ketika berjabat tangan dengan guru, berdo a sebelum dan sesudah kegiatan pembelajaran dimulai dan diakhiri, anak diajarakan do a dalam kegiatan sehari-hari dan mengamalkan langsung do a-do a harian, dan kegiatankegiatan yang lain yang sesuai dengan perkembangan usia anak. Kegiatan ini biasanya dilakukan ketika guru sudah mencontohkan kegiatan-kegiatan ketaladanan tersebut, setelah guru mencontohkan (modeling) hal-hal tersebut biasanya anak meniru dan mempraktikkan langsung kegiatan tersebut kedalam kegiatan pembelajaran. Adapun tujuan dilakukannya metode tersebut agar anak didik dapat mengamalkan kagiatan-kegiatan keteladan dalam kehidupan sehari-hari tanpa harus diperintah baik di sekolah, di keluarga, dan masyarakat. 13 Contoh modeling (pemodelan) dan keteladanan dalam kegiatan sehari-hari: Guru menyuruh anak untuk mengeluarkan bekal makanannya sendiri, kemudian guru bersama murid bersama-sama melakukan 13 Barokah, Kepala Sekolah sekaligus Guru kelas B TK Pertiwi Pagumenganmas, Wawancara Pribadi, Pekalongan, Senin 19 Mei 2014.

57 cuci tangan sebelum makan. Setelah itu, guru dan anak-anak menuju ke kamar mandi untuk mencuci tangan, sebelum masuk ke kamar mandi anak-anak berdoa sebelum masuk kamar mandi. Setelah selesai mencuci tangan, anak anak berdoa keluar kamar mandi, kemudian guru dan anak didik duduk bersama di dalam ruang kelas dengan sikap siap makan, dan berdoa terlebih dahulu sebelum makan pada saat kegiatan makan bersama. Setelah berdoa sebelum makan, anak diajarkan agar memasangkan serbet sendiri, kemudian anak memakan bekal yang dimilikinya dengan cara yang benar. Setelah anak selesai makan bersama, guru mencontohkan pada anak doa dan membereskan bekalnya dan anak menirukan untuk berdoa setelah makan dan mencuci tangan setelah makan. 14 b. Bekerja sama dengan orang tua siswa Selain metode tersebut dalam melatih anak agar tidak menggantungkan diri pada orang lain dilakukan dengan bekerja sama dengan orang tua siswa. Karena orang tua merupakan pendamping yang paling utama bagi anak dalam proses perkembangannya, sehingga cara asuh orang tua pun berpengaruh terhadap perkembangan anak, anak yang dibesarkan di lingkungan keluarga yang cenderung menekankan anak untuk mandiri, maka anak akan menjadi pribadi yang mandiri, namun jika anak dibesarkan 14 Observasi di TK Pertiwi Pagumenganmas, Pekalongan, Selasa 20 Mei 2014.

58 di lingkungan yang cenderung memanjakannya maka anak tersebut akan menjadi anak yang manja juga. Di TK Pertiwi Pagumenganmas dalam melatih kemandirian peserta didiknya juga melakukan kerja sama dengan orang tua. Hal tersebut sesuai dengan wawancara bersama ibu Endah Wahyuningrum selaku guru TK B di TK Pertiwi Pagumenganmas yang mengatakan bahwa: Selain dari segi pembelajaran, kami juga melakukan hubungan kerja sama dengan orang tua murid ini biasanya dilakukan semisal dengan cara menjalin kerjasama dengan memberikan pengertian kepada orang tua agar orang tua tidak terlalu mencemaskan anaknya, dan jangan terus menerus membantu tugas anaknya, biarkan anaknya mengerjakan tugas semampunya sebagai orang tua sebaiknya membimbing, mengarahkan dan memperhatikan apa yang dilakukan anak, jangan mengambil alih semua pekerjaan anaknya, karena jika orang tua terus membantu tugas anaknya dan terlalu mencemaskan anaknya, maka anak tersebut cenderung akan bergantung pada orang lain, dan akibatnya anak kurang bisa mengerjakan tugasnya sehingga anak menjadi kurang mandiri. Kasus yang ada di TK Pertiwi Pagumenganmas sebagaimana yang diutarakan oleh ibu Endah bahwa biasanya orang tua terlalu mencemaskan anak saat anaknya menangis entah ketika ditinggal orang tua saat pembelajaran atau menangis karena tidak bisa mengerjakan tugas yang diberikan oleh gurunya, dengan melihat keadaan yang demikian, maka gurupun mengambil alternatif, yakni memberikan pengertian kepada orang tuanya, bahwa ketika anaknya meminta sesuatu itu sebagai orang tua jangan megiyakan semua permintaan anaknya, karena jika terlalu mengiyakan semuanya keinginan anak, maka anak akan tergantung terus menerus kepada orang tuanya, sehingga si anak akan berkembang menjadi pribadi yang kurang mandiri. 15 5. Melatih anak agar mampu menentukan pilihan atau pendapatnya sendiri dan bertanggung jawab atas pilihannya. 15 Endah Wahyuningrum, Guru kelas B TK Pertiwi Pagumenganmas, Wawancara Pribadi, Pekalongan, Senin, 19 Mei 2014.

59 Salah satu cara untuk menjadikan anak mampu menentukan pilihannya sendiri dan bertanggung jawab atas pilihannya dilakukan dengan diskusi, diskusi dapat memberikan kebebasan kepada anak untuk menyampaikan pendapat atau pilihannya dan anak berlatih untuk menerima konsekuensi atau bertanggung jawab atas pilihannya. Hal tersebut sesuai dengan wawancara bersama ibu Barokah selaku kepala sekolah sekaligus guru TK B di TK Pertiwi Pagumenganmas yang mengatakan bahwa: Untuk menjadikan anak mampu untuk menentukan pilihannya dilakukan dengan mengajak anak untuk berdiskusi. Berdiskusi bertujuan agar anak mampu menyampaikan pilihannya dan mereka akan mengerti tentang konsekuensi atas setiap pilihan yang mereka ambil. Hal ini akan membuat anak-anak lebih dewasa dan bertanggung jawab dalam setiap pilihan yang mereka ambil. 16 Contoh Kegiatan: Setelah usai istirahat anak bersama guru melakukan doa bersama setelah makan, sesudah guru dan anak didik duduk melingkar sembari guru tersebut bertanya kapada semua peserta didik terkait dengan kegiatan apa saja yang dilakukan saat istirahat, dan kegiatan apa yang ingin dilakukan setelah istirahat, seketika itu ada anak yang menjawab setelah itu mau bermain dengan mainan yang ada di sekolah, saat itu pula guru memberinya kesempatan pada anak dan guru menjelaskan tentang tata aturan yang hendak ditaati oleh peserta didik saat bermain, yakni anak dapat mengambil mainan sendiri sesuai dengan yang di inginkan anak, 16 Barokah, Kepala Sekolah sekaligus Guru kelas B TK Pertiwi Pagumenganmas, Pekalongan, Senin, 19 Mei 2014.

60 anak anak harus merapikan mainan dan mengembalikan mainan yang digunakannya ditempat semula diambil. 17 C. Faktor yang Mendukung dan yang Menghambat Upaya Guru dalam Melatih Kemandirian Anak Usia Dini di TK Pertiwi Pagumenganmas 1. Faktor Pendukung dalam Melatih Kemandirian Anak Usia Dini di TK Pertiwi Pagumenganmas a. Semangat dan kesadaran guru sangat tinggi Peranan guru dalam proses belajar mengajar tentunya mempunyai peran yang sangat besar untuk memperlancar proses belajar mengajar. Guru sebagai orang yang berjasa yang mendidik, membimbing dan mengajari peserta didik banyak hal agar peserta didik mengalami perubahan ke arah yang lebih baik. Selain itu, guru juga bertugas mempersiapkan peserta didik sebagai penerus bangsa yang berkualitas dan terdidik. Dengan tugas yang di miliki seorang guru tersebut maka semangat dari seorang guru sangat berpengaruh terhadap hasil pembelajaran yang sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Hal tersebut sesuai dengan wawancara bersama ibu Endah Wahyuningrum selaku guru TK B di TK Pertiwi Pagumenganmas yang mengatakan bahwa: Faktor yang sangat mendukung dalam upaya melatih kemandirian anak didik itu adalah semangat dan kesadaran para guru dari para guru. Dengan semangat tersebut maka dapat mempermudah guru untuk mencapai tujuan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Selain semangat dari guru juga karena kesadaran guru akan kemandirian itu sangat 17 Observasi di TK Pertiwi Pagumenganmas, Pekalongan, Selasa 20 Mei 2014.

61 tinggi, dengan pengetahuan guru bahwa kemandirian itu adalah hal yang sangat penting yang harus dimiliki siswa maka hal itu menumbuhkan semangat bagi para guru untuk terus meningkatkan kemandirian dalam diri anak didik. 18 b. Sarana prasarana yang sudah cukup memadai dan suasana lingkungan yang kondusif Sarana prasarana adalah segala sesuatu yang mendukung terhadap proses pembelajaran misalnya media pembelajaran, alatalat pembelajaran, perlengkapan sekolah dan sebagainya. Dengan sarana dan prasarana yang memadai, maka dapat menciptakan suasana lingkungan yang kondusif bagi anak dalam belajar. Suasana lingkungan yang kondusif ini dapat berupa ruang belajar yang tenang, suasana kelas yang sehat secara fisik. Dengan suasana yang kondusif dapat menciptakan kenyamanan untuk peserta didik dalam kegiatan belajar. Hal tersebut sesuai dengan wawancara bersama ibu Barokah selaku kepala sekolah sekaligus guru TK B di TK Pertiwi Pagumenganmas yang mengatakan bahwa: Sarana dan prasarana merupakan hal yang sangatlah mendukung dalam kegiatan belajar mengajar, terutama dalam melatih kemandirian anak. Karena dengan sarana prasarana yang mendukung memudahkan guru dalam kegiatan belajar mengajar, sehingga akan menciptakan suasana lingkungan pembelajaran yang kondusif dan akan menjadikan peserta didik nyaman dalam belajar sehingga memudahkan guru dalam melatih kemandirian untuk peserta didik. 19 18 Endah Wahyuningrum, Guru Kelas B TK Pertiwi Pagumenganmas, Wawancara Pribadi, Pekalongan, Senin, 19 Mei 2014. 19 Barokah, Kepala Sekolah sekaligus Guru kelas B TK Pertiwi Pagumenganmas, Wawancara Pribadi, Pekalongan, Senin, 19 Mei 2014.

62 2. Faktor Penghambat dalam Melatih Kemandirian Anak Usia Dini di TK Pertiwi Pagumenganmas a. Orang tua yang overprotektif dan kesadaran orang tua yang rendah akan kemandirian anak Orang tua memiliki peran yang sangat penting dalam meningakatkan kemandirian anak didik. Mereka memiliki banyak waktu bersama anak-anaknya dibandingkan dengan guru. Sehingga mereka lebih memahami anak-anaknya. Orang tua yang peduli terhadap perkembangan kemandirian anak pasti akan membiasakan anaknya untuk bersikap mandiri sejak kecil. Kesadaran orang tua yang rendah terhadap kemandirian anak dan sikap overprotektif dari orang tua terhadap anak akan menjadikan terhambatnya kemandirian anak, sehingga mereka tidak begitu memperhatikan kemandirian anak. Hal tersebut sesuai dengan wawancara bersama ibu Endah Wahyuningrum selaku guru TK B di TK Pertiwi Pagumenganmas yang mengatakan bahwa: Kesadaran orang tua akan kemandirian anak dan sikap orang tua yang terlalu overprotektif terhadap anak adalah salah satu penghambat bagi guru dalam melatih kemandirian anak, orang tua yang kesadaran terhadap kemandirian anak masih rendah, mereka biasanya terlalu mencemaskan keadaan anaknya atau overprotektif terhadap anak, sehigga orang tua selalu menuruti apa yang diinginkan anak, atau mengambil alih pekerjaan anak. 20 20 Endah Wahyuningrum, Guru kelas B TK Pertiwi Pagumenganmas, Wawancara Pribadi, Pekalongan, Senin, 19 Mei 2014.

63 b. Tingkat pendidikan yang diperoleh anak Tingkat pendidikan yang pernah diperoleh seseorang akan berpengaruh terhadap perkembangan anak. Seseorang yang pernah mengenyam pendidikan tentunya berbeda dengan anak yang tidak pernah mengenyam pendidikan, biasanya anak yang pernah mengenyam pendidikan cenderung memiliki pengetahuan yang lebih tinggi dari pada anak yang tidak pernah mengenyam pendidikan, hal tersebut merupakan salah satu faktor penghambat bagi guru dalam melatih kemandirian anak didik. Hal tersebut sesuai dengan wawancara bersama ibu Barokah selaku kepala sekolah sekaligus guru TK B di TK Pertiwi Pagumenganmas yang mengatakan bahwa: Salah satu faktor penghambat dalam melatih kemandirian anak salah satunya yaitu tingkat pendidikan yang di lalui peserta didik, seperti kasus yang ada di TK Pertiwi Pagumenganmas bahwa di TK tersebut ada beberapa anak yang ketika masuk TK ternyata anak tersebut belum pernah mengenyam pendidikan di tingkat dasar seperti di PAUD. Dengan kondisi tersebut, anak langsung masuk ke TK menjadikan anak kadang canggung atau kurang komunikasi dengan yang lainnya sehingga cenderung anak itu malu sehingga menjadikan anak tersebut tergantung pada orang tuanya dan anak menjadi tidak mandiri, lain halnya dengan anak yang pernah mengenyam pendidikan di tingkat dasar di PAUD, anak itu sudah terbiasa berkomunikasi dengan anak yang lainnya, jadi rasa malu pada anak itu sedikit sudah bisa diatasi, sehingga anak itu mau ditinggal atau melapas diri saat belajar dari orang tuanya, dan anak itu sedikit mengerti tentang tugas-tugas yang ada di sekolah sehingga anak mampu mengerjakan tugasnya dengan sendiri. 21 21 Barokah Kepala Sekolah sekaligus Guru Kelas B TK Pertiwi Pagumenganmas, Wawancara Pribadi, Pekalongan, Senin 19 Mei 2014.