Pertemuan I,II I. Struktur Statis Tertentu dan Struktur Statis Tak Tentu

dokumen-dokumen yang mirip
Golongan struktur Balok ( beam Kerangka kaku ( rigid frame Rangka batang ( truss

Metode Defleksi Kemiringan (The Slope Deflection Method)

Pertemuan VI,VII III. Metode Defleksi Kemiringan (The Slope Deflection Method)

STATIKA I. Reaksi Perletakan Struktur Statis Tertentu : Balok Sederhana dan Balok Majemuk/Gerbe ACEP HIDAYAT,ST,MT. Modul ke: Fakultas FTPD

MEKANIKA REKAYASA III

STRUKTUR STATIS TERTENTU PORTAL DAN PELENGKUNG

METODE DEFORMASI KONSISTEN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Analisis Struktur. 1.2 Derajat Ketidaktentuan Statis (Degree of Statically Indeterminancy)

Pertemuan XIII VIII. Balok Elastis Statis Tak Tentu

Persamaan Tiga Momen

METODA CONSISTENT DEFORMATION

Mekanika Rekayasa III

Definisi Balok Statis Tak Tentu

Pertemuan I, II I. Gaya dan Konstruksi

STRUKTUR STATIS TAK TENTU

5- Persamaan Tiga Momen

METODE SLOPE DEFLECTION

Outline TM. XXII : METODE CROSS. TKS 4008 Analisis Struktur I 11/24/2014. Metode Distribusi Momen

Struktur Rangka Batang Statis Tertentu

Gaya. Gaya adalah suatu sebab yang mengubah sesuatu benda dari keadaan diam menjadi bergerak atau dari keadaan bergerak menjadi diam.

BAB I PENDAHULUAN. balok, dan batang yang mengalami gabungan lenturan dan beban aksial; (b) struktur

Struktur Statis Tertentu : Rangka Batang

PRINSIP DASAR MEKANIKA STRUKTUR

TUGAS MAHASISWA TENTANG

Pertemuan IX,X,XI V. Metode Defleksi Kemiringan (The Slope Deflection Method) Lanjutan

BAB I PENDAHULUAN. tersebut. Modifikasi itu dapat dilakukan dengan mengubah suatu profil baja standard menjadi

BAB I STRUKTUR STATIS TAK TENTU

ANALISA STATIS TERTENTU WINDA TRI WAHYUNINGTYAS

BAB II METODE KEKAKUAN

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembangunan prasarana fisik di Indonesia saat ini banyak pekerjaan

Besarnya defleksi ditunjukan oleh pergeseran jarak y. Besarnya defleksi y pada setiap nilai x sepanjang balok disebut persamaan kurva defleksi balok

DRAFT ANALISIS STRUKTUR Metode Integrasi Ganda (Double Integration) Suatu struktur balok sedehana yang mengalami lentur seperti pada Gambar

Bab 6 Defleksi Elastik Balok

Pertemuan V,VI III. Gaya Geser dan Momen Lentur

Menggambar Lendutan Portal Statis Tertentu

Analisis Struktur Statis Tak Tentu dengan Force Method

MODUL 3 : METODA PERSAMAAN TIGA MOMEN Judul :METODA PERSAMAAN TIGA MOMEN UNTUK MENYELESAIKAN STRUKTUR STATIS TIDAK TERTENTU

P=Beban. Bila ujung-ujung balok tersebut tumpuan jepit maka lendutannya / 192 EI. P= Beban

MAKALAH PRESENTASI DEFORMASI LENTUR BALOK. Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Mekanika Bahan Yang Dibina Oleh Bapak Tri Kuncoro ST.MT


Metode Distribusi Momen

3- Deformasi Struktur

BAB III PENGUJIAN, PENGAMBILAN DATA DAN

Sebuah benda tegar dikatakan dalam keseimbangan jika gaya gaya yang bereaksi pada benda tersebut membentuk gaya / sistem gaya ekvivalen dengan nol.

KATA PENGANTAR. karunia-nya kepada saya sebagai penulis, sehingga tersusunya makalah momen

Bab 10 BALOK ELASTIS STATIS TAK TENTU

Jenis Jenis Beban. Bahan Ajar Mekanika Bahan Mulyati, MT

sendi Gambar 5.1. Gambar konstruksi jembatan dalam Mekanika Teknik

Penerapan metode defleksi kemiringan pada kerangka kaku statis tak-tentu Tanpa Goyangan

STRUKTUR DAN KONSTRUKSI BANGUNAN IV

ANALISA STRUKTUR METODE MATRIKS (ASMM)

PENGARUH JUMLAH PLAT BESI TERHADAP DEFLEKSI PEMBEBANAN PADA PENGUJIAN SUPERPOSISI Andi Kurniawan 1),Toni Dwi Putra 2),Ahkmad Farid 3) ABSTRAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. aman secara konstruksi maka struktur tersebut haruslah memenuhi persyaratan

BAB I PENDAHULUAN. fisik menuntut perkembangan model struktur yang variatif, ekonomis, dan aman. Hal

MODUL 2 : ARTI KONSTRUKSI STATIS TERTENTU DAN CARA PENYELESAIANNYA 2.1. JUDUL : KONSTRUKSI STATIS TERTENTU

Pertemuan III,IV,V II. Metode Persamaan Tiga Momen

GAYA GESER, MOMEN LENTUR, DAN TEGANGAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

03. Semua komponen struktur diproporsikan untuk mendapatkan kekuatan yang. seimbang yang menggunakan unsur faktor beban dan faktor reduksi.

METODE CLAPEYRON. Pustaka: SOEMADIONO. Mekanika Teknik: Konstruksi Statis Tak Tentu. Jilid 1. UGM.

BAB I PENDAHULUAN Umum. Pada dasarnya dalam suatu struktur, batang akan mengalami gaya lateral

KESEIMBANGAN BENDA TEGAR

Analisis Struktur Statis Tak Tentu dengan Metode Slope-Deflection

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Pengertian rangka

A. Pendahuluan. Dalam cabang ilmu fisika kita mengenal MEKANIKA. Mekanika ini dibagi dalam 3 cabang ilmu yaitu :

Struktur Rangka Batang (Truss)

PENGARUH DAN FUNGSI BATANG NOL TERHADAP DEFLEKSI TITIK BUHUL STRUKTUR RANGKA Iwan-Indra Gunawan PENDAHULUAN

BAB III METODOLOGI PERANCANGAN. Untuk mempermudah perancangan Tugas Akhir, maka dibuat suatu alur

ANALISIS METODE ELEMEN HINGGA DAN EKSPERIMENTAL PERHITUNGAN KURVA BEBAN-LENDUTAN BALOK BAJA ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. pesat yaitu selain awet dan kuat, berat yang lebih ringan Specific Strength yang

BAB I PENDAHULUAN. yang demikian kompleks, metode eksak akan sulit digunakan. Kompleksitas

Analisis Struktur Statis Tak Tentu dengan Force Method

BAB II PELENGKUNG TIGA SENDI

II. KAJIAN PUSTAKA. gaya-gaya yang bekerja secara transversal terhadap sumbunya. Apabila

KULIAH PERTEMUAN 1. Teori dasar dalam analisa struktur mengenai hukum Hooke, teorema Betti, dan hukum timbal balik Maxwel

Metode Kekakuan Langsung (Direct Stiffness Method)

DEFORMASI BALOK SEDERHANA

BAB I PENDAHULUAN. Pada suatu konstruksi bangunan, tidak terlepas dari elemen-elemen seperti

LENDUTAN (Deflection)

STRUKTURAL FUNICULAR: KABEL DAN PELENGKUNG

Bab 9 DEFLEKSI ELASTIS BALOK

XI. BALOK ELASTIS STATIS TAK TENTU

Daftar Tabel. Rasio tegangan lentur versus tegangan Leleh (F/F y ) profil-i Momen kritis Versus Momen Plastis Profil Castella Hasil

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Samuel Layang. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Palangka Raya Kampus Unpar Tunjung Nyaho Jl. H. Timang, 73111A

PUNTIRAN. A. pengertian

ANSTRUK STATIS TAK TENTU (TKS 1315)

BAB III METODOLOGI PERENCANAAN

Pertemuan XII,XIII,XIV,XV VI. Metode Distribusi Momen (Cross) VI.1 Uraian Umum Metode Distribusi Momen

SIMULASI STRUKTUR JEMBATAN RANGKA BAJA KERETA API TERHADAP VARIASI KONFIGURASI RANGKA BATANG, MUTU MATERIAL, DAN BEBAN SUHU

Pengertian struktur. Macam-macam struktur. 1. Struktur Rangka. Pengertian :

KULIAH PERTEMUAN 1. Teori dasar dalam analisa struktur mengenai hukum Hooke, teorema Betti, dan hukum timbal balik Maxwel

Kuliah ke-6. UNIVERSITAS INDO GLOBAL MANDIRI FAKULTAS TEKNIK Jalan Sudirman No. 629 Palembang Telp: , Fax:

III. METODE KEKAKUAN

KATA PENGANTAR. telah melimpahkan nikmat dan karunia-nya kepada penulis, karena dengan seizin-

KEANDALAN STRUKTUR BALOK SEDERHANA DENGAN SIMULASI MONTE CARLO

BAB II LANDASAN TEORI

Gambar 7.1. Stabilitas benda di atas berbagai permukaan

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

KAJI NUMERIK DAN EKSPERIMENTAL LENDUTAN BALOK BAJA KARBON ST 60 DENGAN TUMPUAN ENGSEL - ROL

Transkripsi:

Pertemuan I,II I. Struktur Statis Tertentu dan Struktur Statis Tak Tentu I.1 Golongan Struktur Sebagian besar struktur dapat dimasukkan ke dalam salah satu dari tiga golongan berikut: balok, kerangka kaku, atau rangka batang. Balok (beam) adalah suatu batang struktur yang hanya menerima beban tegak saja, dan dapat dianalisa secara lengkap apabila diagram gaya geser dan diagram momennya telah diperoleh. Kerangka kaku (rigid frame ) adalah suatu struktur yang tersusun dari batang-batang yang dihubungkan dengan sambungan kaku, dan dapat dianalisa secara lengkap apabila telah diperoleh variasi gaya geser, gaya aksial dan momennya di sepanjang rentangan seluruh batang. Rangka batang (truss) adalah suatu struktur yang seluruh batangnya dianggap dihubungkan dengan sendi, sehingga gaya geser dan momen pada seluruh batangnya dihilangkan, dan dapat dianalisa secara lengkap apabila gaya aksial (axial forces) di seluruh batang telah diperoleh. I.2 Sifat Struktur Pada dasarnya suatu struktur dapat bersifat statis tertentu atau statis tak tentu. Struktur yang dapat dianalisa dengan menggunakan persamaan statika ( V = 0, H = 0, dan M = 0) disebut struktur statis tertentu. Sedangkan struktur yang tidak dapat dianalisa dengan hanya menggunakan persamaan statika saja disebut struktur statis tak tentu, untuk menganalisa struktur tersebut digunakan persamaan-persamaan bantuan lainnya berupa persamaan sudut penurunan dan persamaan penurunan (deflection). Untuk membuktikan apakah suatu struktur bersifat statis tertentu atau statis tak tentu, pada balok dan kerangka kaku ditentukan berdasarkan jumlah bilangan reaksi yang ada, sedangkan pada rangka batang ditentukan berdasarkan hubungan antara jumlah batang (m), jumlah titik buhul/joint (j) dan jumlah bilangan reaksi (r). I 1

(a) Balok Sederhana R2 (b) Balok menggantung (c) Balok kantilever P 4 (d) Balok dengan sendi-dalam Gambar 1.1 Balok Statis Tertentu I 2

Diagram gaya geser dan momen suatu balok dapat digambarkan apabila semua reaksi luarnya telah diperoleh. Dalam mempelajari keseimbangan sistem gaya-gaya sejajar yang sebidang telah dibuktikan bahwa dengan prinsip statika hanya dapat dihitung tidak lebih dari dua gaya yang tak diketahui. Untuk balok sederhana, balok menggantung dan balok kantilever seperti pada Gambar 1.1 dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan-persamaan statika, atau ketiga balok tersebut merupakan struktur statis tertentu. Meskipun demikian jika sebuah balok terletak di atas lebih dari dua penyangga atau sebagai tambahan jepitan pada satu atau kedua ujungnya, maka akan terdapat lebih dari dua reaksi luar yang harus ditentukan. P 4 (a) P 4 P 5 R 5 R 6 (b) P 4 R 5 R (c) 4 Gambar 1.2 Balok Statis Tak Tentu Statika hanya memberikan dua syarat keseimbangan untuk sistem gaya sejajar yang sebidang, dan dengan demikian hanya dua reaksi yang dapat I 3

diperoleh, semua reaksi lainnya merupakan reaksi kelebihan dan tidak dapat ditentukan dengan hanya menggunakan persamaan statika. Balok dengan reaksi kelebihan semacam ini disebut balok statis tak tentu. Derajat ketidaktentuannya ditentukan oleh jumlah rekasi kelebihan tersebut. Jadi balok pada Gambar 1.2a merupakan struktur statis tak tentu berderajat dua karena jumlah reaksi yang tidak diketahui ada empat dan statika hanya bisa memenuhi dua persamaan keseimbangan, sedangkan balok pada Gambar 1.2b merupakan struktur statis tak tentu berderajat empat, dan balok pada Gambar 1.2c bersifat statis tak tentu berderajat satu karena memiliki lima reaksi dan dua sendi dalam. (a) (b) Gambar 1.3 Kerangka Kaku Statis Tertentu Suatu kerangka kaku bertingkat-satu (single-story) akan bersifat statis tertentu jika hanaya ada tiga reaksi luar, karena statika hanya memberikan tiga syarat keseimbangan untuk system gaya sebidang umumnya. Jadi dua rangka- kaku yang terlihat pada gambar 1.3 merupakan struktur statis tertentu. Akan tetapi jika suatu rangka-kaku bertingkat-satu memiliki reaksi I 4

luar lebih dari tiga, maka kerangka tersebut bersifat statis tak tentu, dan derajat ketidaktentuannya menjadi sama dengan jumlah reaksi kelebihannya. Dengan demikian, kerangka pada Gambar 1.4a merupakan struktur statis tak tentu berderajat satu, Gambar 1.4b berderajat tiga, dan Gambar 1.4c berderajat lima. (a) (b) R 5 R 6 R 7 R 5 R 8 R 6 (c) Gambar 1.4 Kerangka Kaku Statis Tak Tentu I 5

Suatu rangka batang bersifat statis tertentu apabila jumlah gaya yang tak diketahui sekurang-kurangnya ada tiga dan jumlah batang di dalam rangka batang tersebut adalah 2j r, dimana j adalah banyaknya titik hubungnya dan r merupakan jumlah reaksinya. Jika m adalah jumlah batangnya, maka kondisi statis tertentu ditentukan dengan persamaan : m = 2j r.. (1.1a) m = 2j 3 (a) r = 3; m = 21; j = 12; m = 2j r ; stabil P 4 (b) r = 4; m = 20; j = 12; m = 2j r ; stabil (c) r = 3; m = 21; j = 12; m = 2j r ; tak-stabil Gambar 1.5 Rangka Batang Statis Tertentu I 6

Rangka batang pada Gambar 1.5a dan gambar 1.5b bersifat statis tertentu stabil. Sedangkan rangka batang pada Gambar 1.5c bersifat statis tak tentu tak stabil. Apabila suatu rangka batang memiliki sekurang-kurangnya tiga reaksi yang tak diketahui dan jumlah batangnya (m) lebih besar dari 2j- r, maka akan bersifat statis tak tentu, dengan derajat ketententuannya yakni menjadi : i = m (2j r)... (1.1b) P 4 R 5 (a) r = 5; j = 24; m = 45; i = m (2j r) = 2 ; tak stabil P 4 P 5 r = 4; j = 8; m = 15; (b i = m (2 j) = 3 ; tak stabil r = 3; j = 8; m = 16; (c) i = m (2 j) = 3 ; tak stabil Gambar 1.6 Rangka Batang Statis Tak Tentu Rangka batang statis tak tentu pada Gambar 1.6a berderajat dua, karena mempunyai empat reaksi yang tak diketahui dan hanya ada dua persamaan keseimbangan. Gambar 1.6b dan Gambar 1.6c berderajat tiga, karena ada tiga batang kelebihan (m = 3j) ditambah tiga reaksi yang tidak diketahui, sedangkan persamaan keseimbangan yang ada hanya tiga saja. Rangka batang umumnya terdiri dari serangkaian segitiga-segitiga yang berhubungan satu sama lain seperti terlihat pada Gambar 1.7. Dalam kasus I 7

ini segitiga pertama membutuhkan tiga buah titik hubung dan tiga buah batang, sedangkan setiap segitiga berikutnya membutuhkan dua batang tambahan, dan hanya satu titik hubung tambahan, sehingga: m 3 = 2(j 3) atau m = 2j 3... (1.1c) 1 2 3 Gambar 1.7 Susunan Segitiga Membentuk Rangka Batang I.3 Syarat-Syarat Bentuk Struktur Dari pembahasan sebelumnya dapat dilihat bahwa menganalisa struktur statis tak tentu diperlukan syarat-syarat tambahan yang sama banyak dengan reaksi kelebihannya sebagai tambahan untuk statika, atau banyaknya syaratsyarat tak statis harus sama dengan derajat ketidaktentuannya. Syaratsyarat tambahan tersebut pada umumnya dipenuhi oleh bentuk struktur yang terdeformasi. Misalnya balok pada Gambar 1.2a meskipun biasanya dipandang sebagai balok kontinu, dapat juga dipandang sebagai sebuah balok menggantung dan ditumpu hanya di titik A dan D serta dibebani oleh gayagaya,,, P 4, dan. Syarat-syarat bentuk yang harus dipenuhi oleh kurva elastis balok menggantung adalah bahwa lendutan di B dan C harus sama dengan nol. Kedua syarat bentuk tersebut bersama dengan syarat statika memberikan syarat-syarat yang diperlukan untuk menentukan nilai,, dan. Balok yang sama dapat juga dipandang sebagai balok menggantung yang ditumpu hanya di B dan C serta dibebani oleh gaya-gaya,,, P 4,, dan. Kemudian dan ditentukan dulu dengan syarat-syarat bentuknya, yakni lendutan di A dan D harus sama dengan nol. I 8

Kerangka kaku pada Gambar 1.4b dapat dianggap sebagai kerangka yang terjepit di A dan bebas di B, serta dibebani gaya-gaya,,, R 5 dan R 6. Syarat bentuknya adalah bahwa garis singgung pada kelengkungan elastisnya di B harus tetap vertical dan lendutan horisontal dan vertikalnya di B harus sama dengan nol. Dengan cara lain kerangka kaku ini dapat dipandang sebagai bersendi di A dan ditumpu oleh rol di B, serta dibebani gaya-gaya,,, dan R 5. Syarat bentuknya adalah bahwa garis singgung pada lengkungan elastisnya harus tetap vertikal, baik di A maupun di B, serta lendutan horisontalnya di B harus sama dengan nol. I.4 Cara-Cara Analisa Struktur Statis Tak Tentu Cara yang paling mendasar dan umum yang digunakan untuk menganalisa struktur statis tak tentu adalah metode deformasi konsisten yang disebut juga dengan metode gaya. Urutan langkahnya adalah; pertama-tama menentukan stuktur statis tak tentu dasar melalui penyesuaian struktur statis tak tentu yang diberikan dengan menghilangkan kelebihan-kelebihannya dan menganggap kelebihan-kelebihan tersebut sebagai beban-beban yang bekerja pada struktur tertentu dasar itu. Syarat-syarat bentuknya akan selalu sama banyaknya dengan banyaknya kelebihan. Suatu system yang terdiri dari i persamaan serempak, dimana i adalah derajat ketidaktentuan yang dapat ditetapkan menurut syarat-syarat bentuk ini dengan kelebihan-kelebihan tersebut sebagai besaran yang tak diketahui. Bila persamaan-persamaan ini diselesaikan dan kelebihan-kelebihan itu diperoleh, maka persamaanpersamaan ini dapat dikembalikan ke struktur tak tentu yang diberikan dan reaksi-reaksi selebihnya diselesaikan dengan persamaan-persamaan statika. Harus diingat bahwa ada beberapa cara untuk memilih struktur tertentu dasar seperti yang telah dijelaskan dalam syarat-syarat bentuk. Sebelum cara di atas digambarkan, perlu terlebih dahulu mengenal berbagai cara menentukan defleksi (rotasi garis singgung) dari balok, kerangka, dan rangka batang statis statis tertentu. Defleksi balok, kerangka I 9

dan rangka batang tergantung pada ukuran batang-batang yang terdapat pada strukturnya. Oleh karena itu sebelum menganalisa suatu struktur statis tak tentu, ukuran dari batang-batangnya harus terlebih dahulu dimisalkan, meskipun dalam kebanyakan hal yang diperlukan hanya ukuran batang relatif saja. Prosedur merancang sebuah struktur tersebut dimisalkan terlebih dahulu, kemudian dianalisa, lalu rancangannya diperbaiki, kemudian dianalisa kembali, dan seterusnya sampai struktur yang dimisalkan terakhir tidak memerlukan perbaikan lagi. Pada umumnya struktur yang dimisalkan pertama sedikit atau sama sekali tidak memerlukan perbaikan lebih lanjut sesudah sekali dianalisa. Metode deformasi konsisten merupakan satu-satunya cara untuk menganalisa rangka batang statis tak tentu atau struktur majemuk, dimana beberapa batangnya terutama mengalami tegangan tekuk. Untuk menganalisa balok atau kerangka statis tak tentu ada cara-cara lain yang agak lebih singkat dari metode deformasi konsisten, yaitu metode persamaan tiga momen yang digunakan untuk menganalisa balok statis tak tentu, metode defleksi kemiringan (slope deflection method) dan metode distribusi momen (cross) yang digunakan untuk menganalisa balok dan kerangka kaku statis tak tentu. I 10