BAB 2 LANDASAN TEORI

dokumen-dokumen yang mirip
Bab 2. Tinjauan Pustaka

Bab 2. Landasan Teori. dasar analisis yang akan diuraikan pada bab selanjutnya.

BAB IV KESIMPULAN. Penulis berkesimpulan bahwa di dalam penerjemahan kata tanya doko dan

ABSTRAK. lambang tertentu ada yang dilambangkan. Maka yang dilambangkan disini yaitu

BAB 2 LANDASAN TEORI. Ilmu bahasa pragmatik adalah ilmu yang mempelajari makna dari sebuah komunikasi

BAB 2. Tinjauan Pustaka

ABSTRAK. Kata Kunci : tindak tutur tidak langsung literal, perubahan fungsi kalimat, deklaratif, imperatif, interogatif

PERLUASAN MAKNA PARTIKEL DE UNTUK MENYATAKAN BAHAN DASAR PRODUKSI DALAM MAJALAH KYOU NO RYOURI ABSTRAK

ANALISIS KONTRASTIF PENGGUNAAN KONJUNGSI /-TARA/ BAHASA JEPANG DENGAN KONJUNGSI /KALAU/ BAHASA INDONESIA

Bab 2. Landasan Teori. Menurut Minami dalam Hinata ( 1990: 1 ), danwa dapat disebut juga discourse

ABSTRAK. tujuan. Ketika kita berbahasa, orang lain dapat mengerti apa maksud, ide, pesan,

TINDAK TUTUR ILOKUSI KOMISIF DALAM ANIME SENGOKU BASARA: JUDGE END EPISODE 1-12 SKRIPSI OLEH: FAUZIAH AINI NIM

Bab 2. Landasan Teori. Mengenai definisi kelas kata Jepang (hinshi) Noda (1991 : 38) mengatakan :

SATUAN ACARA PERKULIAHAN JITSUYO KAIWA I (JP 301) SEMESTER 6 /TINGKAT III

BAB 1 PENDAHULUAN. terciptanya interaksi antara manusia dengan sesamanya. Tanpa bahasa, manusia tidak

映画 野ブタをプロデュース における社会的 現象 苛め の分析

Bab 2. Landasan Teori. Istilah sintaksis dalam bahasa Jepang disebut dengan togoron 続語論 atau

Dikerjakan O L E H SUNITA BR

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN PERCAKAPAN BAGI PENGAJAR BAHASA JEPANG

KEMAMPUAN DALAM MENGGUNAKAN VERBA MEMAKAI PADA SISWA KELAS XI BAHASA SMA NEGERI 3 PROBOLINGGO TAHUN AJARAN 2013/2014 SKRIPSI

3. Dimasa mendatang, saya bermaksud menjadi pelukis terkenal. ~ つもりです. 4. Sekarang, pertandingan baseball dapat ditonton di televisi.

ビナ ヌサンタラ大学日本語科三年生にみられる ~ てある と ~ ておく という動詞の使用能力の分析

Bab 2. Landasan Teori. Dalam penelitian Analisis Fungsi Kata Doumo dalam Komik Detektif Conan seri

BAB 2. Landasan Teori

Bab 2. Landasan Teori. Teori yang akan digunakan adalah konsep kanji, rikusho, konsep bushu, dan teori

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Seperti yang diketahui komunikasi adalah sesuatu yang telah dilakukan

Bab 1. Pendahuluan. hasrat, dan keinginan (Sutedi, 2003:2). Selain bahasa tentunya dalam, berkomunikasi

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Alat komunikasi paling sederhana dan bersifat universal yang

BAB I PENDAHULUAN. secara lisan maupun tertulis. Dalam komunikasi secara lisan, makna yang

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sistem informasi dan sistem komunikasi. Dengan

PENGGUNAAN FUKUSHI DALAM SURAT KABAR ONLINE ASAHI SHIMBUN EDISI 9 DAN 10 FEBRUARI 2015

BJ システムについて Mengenai BJ System

PROGRAM TAHUNAN. Kompetensi Dasar Materi Pokok Alokasi Waktu. Salam. Mengucapkan salam : おはようございます こんにちは こんばんは. Mengucapkan salam ketika berpisah :

Keyword : Speech Act, Refusal,Keigo

GISEIGO PADA KOMIK YU-GI-OH! Vol. 38 KARYA KAZUKI TAKAHASHI SKRIPSI. OLEH : Chandra Maulanna NIM

ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN VERBA BAHASA JEPANG YANG BERMAKNA MEMAKAI PADA MAHASISWA TINGKAT II DPBJ FPBS UPI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

MAKNA IMPLIKATUR AKIBAT PELANGGARAN PRINSIP KERJA SAMA DALAM KOMIK KIMI NI TODOKE KARYA SHIINA KARUHO (KAJIAN PRAGMATIK)

PENGGUNAAN SHUUJOSHI RAGAM BAHASA WANITA DALAM DRAMA SHOKOJO SEIRA EPISODE 1,2,3 SKRIPSI OLEH: ANINDYA PURI PRIMASWARI NIM

Bab 2. Landasan Teori. perubahan dan dengan sendirinya dapat menjadi predikat. Contoh : 歩く 倒れる 話す.

KENDALA YANG DIHADAPI TENAGA KERJA ASING ORANG JEPANG YANG TINGGAL DI INDONESIA (KHUSUSNYA DI WILAYAH JAKARTA DAN BEKASI)

Bab 1. Pendahuluan. Bahasa adalah identitas diri dari suatu negara. Suatu negara dapat kita identifikasikan

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2006/2007

BAB I PENDAHULUAN. Manusia tidak pernah lepas dari apa yang dinamakan interaksi atau

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2007/2008

Bab 2. Landasan Teori. Pada bab ini akan menjelaskan teori-teori yang akan digunakan. Teori yang akan

membahas dari penggunaan dan arti tiga kata kerja tersebut,...ok,...he,.,he,.,he,.,.

PENGGUNAAN SHUUJOSHI JOSEIGO DAN DANSEIGO DALAM KOMIK NIHONJIN NO SHIRANAI NIHONGO VOLUME 1 DAN 2 KARYA HEBIZOU DAN UMINO NAGIKO SKRIPSI

SKRIPSI KOMPONEN DAN JENIS-JENIS TINDAK TUTUR "STAF RECEPTION" DENGAN TAMU JEPANG DI SAKURA BALI ESTHETICS SPA

BAB 2 LANDASAN TEORI

ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN PRONOMINA DEMONSTRATIVA SISWA KELAS XII BAHASA TAHUN AJARAN 2013/2014 DI SMA NEGERI 1 BATU SKRIPSI

Bab 2. Landasan Teori. Pada bab ini penulis akan menjabarkan teori-teori yang akan digunakan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu bahasa yang cukup diminati oleh pembelajar bahasa asing di

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA JEPANG

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah perilaku mengekspresikan, menyampaikan, dan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan suatu komponen yang digunakan antara satu manusia

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sosial, manusia tidak terlepas dari aktivitas komunikasi untuk

BAB I PENDAHULUAN. kata sifat, kata kerja bantu, partikel, dan kata keterangan.

SILABUS PERKULIAHAN CHUKYU BUNPO I (JP 201) SEMESTER 3 /TINGKAT II

BAB 1 PENDAHULUAN. Sutedi (2003:2) mengatakan, Bahasa digunakan sebagai alat untuk

PENGGUNAAN KANJOU HYOUGEN KATA TANOSHII, URESHII, DAN YOROKOBU DALAM SERIAL DRAMA ITAZURA NA KISS LOVE IN TOKYO KARYA TADA KAORU SKRIPSI

Bab 2. Landasan Teori. tersebut digunakan untuk menganalisis korpus data.

ぽん ぼん. Morfem. Kata. Alomorf adalah. morfem. Morfem Bebas. Morfem Terikat 形態素 自由形態素 拘束形態素. Contoh. bagan. Definisi. Alomorf. Contoh.

Bab 2. Landasan Teori. Menurut Davies dan Osamu Ikeno (2002:95), giri merupakan kunci dalam

BAB I PENDAHULUAN. yang menjadi modal dasar manusia untuk memenuhi kebutuhan sosial di lingkungan

PEMBENTUKAN IDENTITAS ANAK MUDA PADA TOKOH KOYUKI DALAM FILM BECK KARYA SHIORI KUTSUNA SKRIPSI. Oleh ALFA RODHY E.S NIM

BAB I PENDAHULUAN. ide, atau perasaan tersebut dapat secara harfiah atau metaforis, secara langsung atau tidak

BAB I PENDAHULUAN. nomina abstrak yang dalam bahasa Jepang disebut 形式名詞 (keishikimeishi).

BAB I PENDAHULUAN. pikiran dan keinginan kepada seseorang. Secara garis besar bahasa yang. 日常の言語生活で 実際に話される言葉 (Kindaichi, 1989:1045)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. dipelajari sebagai ilmu dasar bagi ilmu-ilmu lain seperti kesusastraan, filologi,

BAB I PENDAHULUAN. lingkungannya. Bahasa digunakan untuk berkomunikasi secara lisan maupun

PELESAPAN SUBJEK DAN OBJEK TINJAUAN MAKNA PREDIKAT DALAM DRAMA HUNGRY! KARYA MOTOHASHI KEITA SKRIPSI OLEH: PUTRI NUZULAILI

PENGGUNAAN SUFIKS KA, SHA, IN DAN SHI YANG BERMAKNA PROFESI DALAM YOMIURI SHINBUN SKRIPSI. Oleh David Setyawan

Bab 2. Landasan Teori. Dalam metode pengajaran, perlu diketahui konsep yang melatarbelakangi

KARAOKE SEBAGAI MEDIA UNTUK DEALING BISNIS DAN RELAKSASI BAGI PELAKU BISNIS DAN WISATAWAN ASING DI JUN EXECUTIVE KARAOKE HOTEL SAVOY HOMANN

BAB I PENDAHULUAN. Orang cenderung mengenal realisasi wacana dalam bentuk teks tulis yang

BAB I PENDAHULUAN. struktur inilah menjadikan struktur bahasa Jepang menarik. Salah satunya disebabkan

ABSTRAK JUDUL: PEMAKAIAN GAIRAIGO DALAM TEXT BACAAN BUKU. INTERMEDIATE JAPANESE, bahasa adalah alat komunikasi antar anggota

CARA EFEKTIF DALAM PEMEROLEHAN DAN PENGUASAAN GOI DALAM MATA KULIAH KAIWA ABSTRAK

(Asari-chan buku no: 28, halaman: 40) あさり ガンバレ! bersemangat. Berusaha Asari! Pada situasi di atas, penggunaan katakana ada pada kata ガンバレ.

BAB 2. Landasan Teori

GAIRAIGO DI KALANGAN BAHASA ANAK MUDA JEPANG DALAM FILM KAMEN RIDER GAIM EPISODE 01-12

LEMBAR PENGESAHAN TIM PENGUJI. Skripsi Sarjana yang berjudul : Telah diuji dan diterima baik pada : hari selasa tanggal 23 Agustus 2016

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam suatu bahasa terdapat bermacam macam jenis kata, di antaranya,

MAKNA LAGU HIMAWARI KARYA KAWASAKI FUTOSHI DAN AKIMOTO YASUSHI

SILABUS MATA KULIAH. Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat berupa pikiran, gagasan, maksud, perasaan, maupun emosi. bahasa harus dimulai dari pengkajian tindak tutur.

BAB I PENDAHULUAN. sehingga dapat dimengerti oleh lawan bicara. Kata-kata tersebut terkadang

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi, atau berkomunikasi satu sama lain. Dengan demikian bahasa

BAB 2. Landasan Teori

PENERAPAN STUDENT CENTERED LEARNING PADA MATA KULIAH DOKKAI SEMESTER 5 Riri Hendriati Fakultas Sastra / Jurusan Sastra Jepang.

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan salah satu alat komunikasi yang penting dalam kontak

ANALISIS KESALAHAN PENGUCAPAN INTONASI JODOUSHI でしょう PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI SASTRA JEPANG ANGKATAN 2010 UNIVERSITAS BRAWIJAYA KARYA ILMIAH

STRATEGI UNGKAPAN PENOLAKAN BAHASA JEPANG DALAM DRAMA SERIAL NIHONJIN NO SHIRANAI NIHONGO EPISODE 1-12 SKRIPSI

Bab 2. Landasan Teori. Dalam penelitian ini, penulis akan menganalisis kosakata huruf kanji dalam buku

Bab 2. Landasan Teori

STRATEGI PENGGUNAAN TUTURAN MEMINTA MAAF DALAM BAHASA JEPANG PADA FILM KIMI NI TODOKE KARYA NAOTO KUMAZAWA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. para anggota kelompok sosial untuk bekerja sama, berkomunikasi, dan

Transkripsi:

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Pragmatik Menurut Levinson dalam Kusniati (2014:669) pragmatik adalah studi bahasa yang mempelajari relasi bahasa dengan konteksnya. Pidato kampanye yang dilakukan oleh berbagai kontestan memiliki maksud dan tujuan yang sama yaitu ajakan untuk memilih penutur kampanye. Namun terkadang makna teks ujarannya sulit dipahami jika konteks tuturannya tidak diketahui dengan jelas. Karena itu teori pragmatik ini digunakan untuk mengkaji makna tindak tutur yang digunakan dalam kampanye. Selanjutnya seorang pakar pragmatik bernama Leech (1983:2) menyatakan pragmatik dalam arti luas, dapat digunakan untuk mengkaji bahasa, dari segi bentuk (form), makna (meaning) dan konteks (context). Makna dalam suatu tindak-tutur, tidak hanya dilihat dari bentuk tindak-tuturnya, tetapi juga konteksnya. Menurut pandangan ahli linguistik Jepang (Hayashi, 1990) definisi pragmatik atau goyouron ( 語用論 ) adalah : 言語とそれが使われる場面 状況との関連を理論的に扱うのが語用論と言える Gengo to sore ga tsukawareru bamen, jokyou to no kanren wo riron teki ni atsukau no ga goyouron to ieru. Terjemahan : Yang disebut dengan pragmatik adalah ilmu yang mengurusi secara teoritis hubungan bahasa dengan situasi atau kondisi yang digunakan oleh bahasa tersebut. 2.2 Teori Tindak Tutur Teori tindak-tutur atau speech act pertama kali dikemukakan oleh Austin (1962), seorang filsuf senior berkebangsaan Inggris. Menurut Austin dalam bukunya yang berjudul How to Do Things with Words bahwa pada dasarnya ketika orang mengatakan ujaran, dia juga melakukan tindakan. 7

8 Karena itu, ketika seseorang mengatakan Saya berjanji bahwa saya akan membantumu, Saya minta maaf karena tidak hadir dalam rapat, Saya menamakan anjing baru saya Bonny maka orang tersebut tidak hanya mengucapkan suatu ujaran, tetapi juga melakukan tindakan berjanji, meminta maaf, dan memberi nama. Austin dalam Fujibayashi (2001) mengemukakan bahwa setiap kesempatan, tindak yang dilakukan dalam memproduksi suatu ucapan akan terdiri dari tiga macam tindak-tutur. Tiga macam tindakan tersebut adalah tindak lokusi atau hatsuwa koui ( 発話行為 ), tindak ilokusi atau hatsuwanai koui ( 発話内行為 ), dan tindak perlokusi atau hatsuwa baikai koui ( 発話媒介行為 ). Tindak lokusi atau hatsuwa koui ( 発話行為 ) adalah tindak tutur untuk menyatakan sesuatu. Austin dalam Fujibayashi (2001) mengemukakan sebagai berikut. コミュニケーションを行うために遂行される行為であり 一定の音声や文法上の語句 一定の意味を持つ文を発する行為のことである Komunikeshon wo okonau tameni suikou sareru koui de ari, ittei no onsei ya bunpou jou no goku, ittei no imi wo motsu bun wo hassuru koui no koto de aru. Terjemahan : Tindak tutur dengan suara yang konstan, frasa gramatikal dan juga memiliki arti yang sesungguhnya untuk membuat sebuah komunikasi. Tindak ilokusi atau hatsuwanai koui ( 発話内行為 ) adalah tindak tutur oleh mitra tutur yang menangkap isi penutur. Austin dalam Fujibayashi (2001) mengemukakan sebagai berikut. 発話が成立させる行為 ( 何かを言いつつ遂行する行為 ) である. Terjemahan : Hatsuwa ga seiritsu saseru koui (nanika wo iitsustsu suikousuru koui) de aru. Aksi berupa reaksi petutur sehingga komunikasi berjalan. Tindak perlokusi atau hatsuwa baikai koui ( 発話媒介行為 ) adalah tindak tutur yang mampu membentuk sikap mitra tutur sesuai dengan keinginan penutur. Austin dalam Fujibayashi (2001) mengemukakan sebagai berikut. 発話することにより 何らかの効力を結果として生み出す行為であり いわばコミュニケーション行為の副産物である. Hatsuwa suru koto ni yori, nanraka no kouryoku wo kekka toshite umidasu koui de ari, iwaba komunikeshion koui no fukusanbutsu de aru.

9 Terjemahan : Komunikasi yang memberi efek akhir atau hasil pada pendengar pada tuturan yang diuturkan penutur. 2.2.1 Tindak Tutur Persuasif Tindak tutur persuasif adalah tuturan yang disampaikan oleh penutur kepada mitratutur sebagai upaya mempengaruhi orang lain agar mengikuti keinginan atau kehendak penutur. Austin berpendapat bahwa pesan persuasif dirancang dengan memanipulasi motif-motif kearah tujuan yang telah ditetapkan. Menurut Rahardi (2005) dalam buku Pragmatik:Kesantunan Imperatif Bahasa Indonesia, Tindak tutur persuasif diistilahkan dengan imperatif karena cakupan makna lebih luas yang mendasarkan pada fungsi tuturan dan pelibatan konteks yang lebih kompleks. Ia menambahkan bahwa imperatif digolongkan dalam 17 macam, yakni imperatif perintah, imperatif suruhan, imperatif permintaan, imperatif permohonan, imperatif desakan, imperatif bujukan, imperatif himbauan, imperatif persilaan, imperatif ajakan, imperatif permintaan ijin, imperatif mengijinkan, imperatif larangan, imperatif harapan, imperatif umpatan, imperatif ucapan selamat, imeratif anjuran, dan imperatif ngelulu. Tuturan persuasif dalam kegiatan kampanye memegang peranan penting dalam rangka meraih simpati calon pemilih dalam pemilihan. Kampanye dalam pemilihan umum selain untuk memberikan informasi, penutur memiliki tujuan untuk menggerakan hati khalayak untuk mendukung penutur untuk memperoleh jabatan atau kedudukan. Karena itu, tindak tutur dalam kampanye termasuk dalam tindak tutur persuasif. Menurut Searle dalam buku Speech Act (1969) tindak tutur diklasifikasi menjadi 5 jenis, yaitu : tindak asertif atau representatif (assertives / representatives), tindak komisif (commissives), tindak ekspresif ( expressives ), tindak deklaratif ( declarative ), dan tindak direktif ( directives ). Tindak tutur asertif atau representatif ( 断定型 ), yaitu tindak tutur untuk menyampaikan proposisi yang benar. Wujud dari tindak tutur asertif berupa mengingatkan, menyatakan atau menyampaikan, mengklaim, membantah, melaporkan, mengeluh, menyarankan dan mengecam.

10 Searle memaparkan bahwa tindak tutur asertif adalah tindak tutur yang mengikat penuturnya terhadap kebenaran proposisi yang dikatakan. Huang (Bong Lee, 2014) memberi contoh tindak tutur asertif sebagai berikut. 中国の漢字は 特に 日本語 韓国語 ベトナム語のような他の言葉を書くために取り入れられた. Huruf Cina dipinjam untuk menulis bahasa lain seperti bahasa Jepang, Korea dan Vietnam. 軍人たちは雪を押し分けて進んでいる. Para prajurit tetap bertahan saat salju. Tindak tutur direktif ( 指示型 ) yaitu tindak dimaksudkan agar mitra tutur melakukan tindakan yang terdapat di dalam tuturannya. Wujud dari tindak tutur direktif berupa mengajak, meminta atau memohon, menyuruh, menyilahkan dan melarang. Searle mengatakan bahwa tindak tutur direktif adalah tuturan yang mengandung ilokusi-ilokusi perintah, suruhan, permintaan atau permohonan. Huang (Bong Lee, 2014) memberi contoh tindak tutur direktif sebagai berikut. 私の電気シェーバーを使わないでください. Tolong jangan gunakan pencukur liskrik milikku. テレビの音を小さくしてください. Tolong kecilkan suara TVnya. Tindak tutur komisif ( 拘束型 ) yaitu tindak yang mengharuskan penutur melakukan tindakan yang terdapat di dalam tuturannya. Wujud dari tindak tutur komisif berupa bersumpah, menawarkan dan berjanji. Searle mengungkapkan tindak tutur komisif adalah tuturan yang mengandung ungkapan janji, kaul, tawaran, perbuatan, kontrak, ancaman, dan sumpah. Huang (Bong Lee, 2014) memberi contoh tindak tutur komisif seperti berikut. 私はあなたに絶対 他のパソコンゲームを買ってあげないつもりだ. Aku tidak akan membelikanmu game computer yang lain. 私は 5 分以内に戻ってくるつもりだ Aku akan kembali dalam waktu kurang dari 5 menit.

11 Tindak tutur ekspresif ( 表現型 ) yaitu tindak tutur yang mengekspresikan perasaan penutur sehubungan dengan keadaan tertentu. Wujud dari tindak tutur ekspresif berupa bersyukur dan berterima kasih, pujian, ucapan selamat, permohonan maaf, kekecewaan, keprihatinan, dan kekaguman. Dengan kata lain, tindak tutur ekspresif merupakan ungkapan emosional seorang penutur. Huang (Bong Lee, 2014) memberi contoh tindak tutur ekspresif seperti berikut. よくできた エリザベス! Bagus sekali, Elizabeth! わー すごい! Wow, hebat! Tindak tutur deklaratif ( 宣言型 ) yaitu suatu pernyataan yang dapat mengubah kondisi atau kenyataan yang berbeda dengan keadaan sebelumnya. Wujud dari tindak tutur deklaratif adalah mengundurkan diri, membabtis, memecat, memberi nama, menjatuhkan hukuman, mengucilkan atau membuang, menceraikan, membuka misalnya dalam acara pameran, mengabdi, mengangkat pegawai dan sebagainya. Huang (Bong Lee, 2014) memberi contoh tindak tutur deklaratif seperti berikut. 大統領 : 私は国家非常事態であることを宣言します. Presiden : saya mendeklarasikan bahwa ini merupakan keadaan darurat nasional 陪審員 : 私たちは被告人が有罪ではないことを下します. Juri : saya menyatakan bahwa terdakwa tidak bersalah. 2.2.2 Prinsip Persuasi Cialdini (1984) mengemukakan bahwa ada tujuh prinsip kekuatan yang dapat digunakan untuk mempengaruhi seseorang agar mau membeli, memberikan sumbangan, konsesi, suara, dukungan dan lain sebagainya. Dalam kegiatan kampanye pemilihan umum, untuk mendapat suara dan kata ya dari orang lain dapat menggunakan prinsip-prinsip yang dimaksud antara lain:

12 1. Prinsip Kontras Prinsip kontras adalah prinsip persepsi (sudut pandang) manusia terhadap suatu hal dengan hal lain sebagai pembandingnya. Persepsi tersebut mempengaruhi cara seseorang memandang perbedaan antara dua hal yang ditampilkan kepada orang tersebut satu per satu. 2. Prinsip konsistensi Sikap konsisten sangat penting untuk meningkatkan kredibilitas penuturnya dan mengandung nilai-nilai yang sangat berharga dalam kultur suatu masyarakat. Konsistensi merupakan kunci utama dalam meraih kesusksesan karena dapat dijadikan motif yang sangat kuat dalam meraih tujuan. Cialdini (1984) mengungkapkan bahwa kekuatan dari sikap konsisten sangat dominan dalam rangka mengarahkan perilaku manusia. 3. Prinsip hubungan timbal balik Tindakan ini akan membangun keakraban satu sama lain. Bila seseorang pernah berjasa terhadap orang lain maka orang yang menerima jasa akan sulit menolak apa yang dibutuhkan pemberi jasa tersebut. 4. Prinsip otoritas Prinsip ini digunakan untuk mempengaruhi orang lain melakukan tindakan dengan cara menggunakan kekuasaan menyuruh, meminta, dan memerintah. Melalui prinsip ini, penutur bisa tampil di depan publik dengan figur yang meyakinkan dan menarik. Prinsip otoritas juga bisa tercermin dari cara berpakaian dan gaya bicara penutur yang menggambarkan dirinya sebagai orang yang memliki kelebihan dalam bidang yang menjadi programnya. 5. Prinsip kelangkaan Prinsip persuasif ini mengubah atau menciptakan sesuatu menjadi langka dan sangat berharga. 6. Prinsip rasa suka Prinsip ini dilakukan dengan cara mencari orang dekat atau kolega yang sama-sama menyukai sesuatu yang diminatinya. Cara ini dapat dilakukan dengan membentuk jaringan peminat atau anggota baru secara berantai.anggota baru diwajibkan mencari anggota baru lainnya sehingga dapat membentuk satu kesatuan yang utuh untuk menggunakan produk atau memilih pasangan calon tertentu.

13 7. Prinsip pembuktian sosial Prinsip ini mengandalkan bukti atau pernyataan sosial (masyarakat), atau orang lain akan kebenaran sesuatu. Dengan mengandalkan bukti, ada kecenderungan seseorang untuk memercayai hal tersebut. Sebab, kepercayaan terhadap suatu hal akan semakin kuat bila orang lain yang membenarkan hal tersebut. 2.3 Teori Montase Minderop (2005) dalam bukunya Metode Karakterisasi Telaah Fiksi menyatakan bahwa teknik montase di bidang perfilman mengacu pada kelompok unsur yang digunakan untuk memperlihatkan antar hubungan atau asosiasi gagasan, misalnya pengalihan gambar yang mendadak atau gambar yang tumpang tindih satu dan lainnya. Masih dari sumber yang sama, istilah montase berasal dari perfilman yang berarti memilah-milah, memotong-memotong, serta menyambungnyambung (pengambilan) gambar sehingga menjadi satu keutuhan. Menurut Minderop (2005), teknik ini kerap digunakan untuk menciptakan suasana melalui serangkaian impresi dan observasi yang diatur secara tepat. Teknik montase dapat pula menyajikan kesibukan latar (misalnya hiruk pikuk kota besar) atau suatu kekalutan (misalnya kekalutan pikiran) atau aneka tugas seorang tokoh (secara simultan dan dinamis). Melalui teknik ini dapat direkam sikap kaotis (kekacauan) yang menguasai kehidupan kota besar yang dirasakan oleh penghuninya.

14