BAB V HASIL PENELITIAN. Selama periode penelitian mulai Januari 2013 sampai September 2013

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian Observasional analitik (Cross-sectional

PENDAHULUAN METODE HASIL

BAB I PENDAHULUAN. jutaan wanita di seluruh dunia terkena kanker payudara tiap tahunnya. Walaupun

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Karsinoma payudara merupakan penyakit keganasan yang paling sering

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian Pada penelitian ini digunakan desain cross sectional. Cross

BAB I PENDAHULUAN. kanker yang paling sering ditemukan pada wanita, setelah kanker mulut

BAB I PENDAHULUAN. Karsinoma kolorektal (KKR) merupakan masalah kesehatan serius yang

Bab IV HASIL DAN PEMBAHASAN. jalan Dr. Soetomo No.16, Semarang, Jawa Tengahmerupakan Satuan

BAB 4 HASIL. Korelasi stadium..., Nurul Nadia H.W.L., FK UI., Universitas Indonesia

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. merupakan penyebab kematian pada wanita setelah kanker payudara. Hal ini

III. METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini ialah cross sectional

BAB III METODE PENELITIAN. sectional untuk menilai hubungan ekspresi HER-2/neu dengan ukuran tumor pada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Staging tumor, nodus, metastasis (TNM) Semakin dini semakin baik. di bandingkan dengan karsinoma yang sudah invasif.

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian survei analitik dengan pendekatan cross sectional, yaitu dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dunia. Pada tahun 2012 sekitar 8,2 juta kematian diakibatkan oleh kanker. Kanker

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian Pada penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan desain cross

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana terkandung dalam Al Baqarah ayat 233: "Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh,.

METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian observasional analitik yaitu penelitian

BAB 4 HASIL PENELITIAN

2.3.2 Faktor Risiko Prognosis...16 BAB III KERANGKA BERPIKIR DAN KONSEP PENELITIAN Kerangka Berpikir

BAB I PENDAHULUAN. dikalangan wanita sedunia, meliputi 16% dari semua jenis kanker yang diderita

III. METODE PENELITIAN. bebas ( ER, PR, dan HER 2) dan variabel terikat ( derajat keganasan)

BAB I PENDAHULUAN. kompleks, mencakup faktor genetik, infeksi Epstein-Barr Virus (EBV) dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Limfoma merupakan keganasan yang berasal dari. sistem limfatik (University of Miami Miller School of

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 2012(25% dari semua kasus kanker). Angka ini mampu menyumbang

BAB I PENDAHULUAN. Diperkirakan terdapat kasus baru kanker ovarium dan kasus meninggal

BAB 1 PENDAHULUAN. kardiovaskular dan infeksi (Hauptman, et.al., 2013). Berdasarkan Global Health

BAB I PENDAHULUAN. Kanker payudara merupakan kanker tersering pada wanita di seluruh

BAB I PENDAHULUAN. Kanker payudara merupakan jenis keganasan terbanyak pada wanita

HUBUNGAN EKSPRESI HER-2/NEU DAN HORMONAL RESEPTOR DENGAN GRADING HISTOPATOLOGI PADA PENDERITA KANKER PAYUDARA WANITA USIA MUDA

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menjalankan tugas sebagai seorang dokter, satu hal yang rutin dilakukan adalah menegakkan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian cross sectional dengan menggunakan metode

BAB I PENDAHULUAN. dibanding kasus). Kematian akibat kanker payudara menduduki peringkat

Ethical Clearance 64

BAB 1 PENDAHULUAN. mencapai stadium lanjut dan mempunyai prognosis yang jelek. 1,2

BAB III METODE PENELITIAN

KARYA TULIS ILMIAH HUBUNGAN OVEREKSPRESI HUMAN EPIDERMAL GROWTH FACTOR RECEPTOR 2 (HER-2) DENGAN USIA PADA PASIEN KANKER PAYUDARA

BAB 1 PENDAHULUAN. 5 15% wanita usia reproduktif pada populasi umum. rumah sakit pemerintah adalah sebagai berikut : di RSUD dr.

BAB III KERANGKA TEORI, KERANGKA KONSEP, DAN HIPOTESIS

Is progesteron receptor status really a prognostic factor for intracranial meningiomas?

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia dan di Bali khususnya insiden karsinoma tiroid sangat tinggi sejalan

BAB I PENDAHULUAN diantaranya meninggal akibat penyakit tersebut (Lester, 2004 ;

BAB 1 PENDAHULUAN. Papilloma sinonasal diperkenalkan oleh Ward sejak tahun 1854, hanya mewakili

Ekspresi Ki-67 dan HER-2/neu Berhubungan dengan Derajat. Histopatologik Karsinoma Payudara Invasif No Special Type (NST)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. maju maupun di negara berkembang. Di Indonesia, karsinoma payudara

BAB I PENDAHULUAN. menjadi sebuah metastasis adalah akibat kurang efektifnya manajemen

BAB I PENDAHULUAN. dengan peningkatan proliferasi selular dari trofoblas plasenta meliputi :

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorik dengan

BAB I PENDAHULUAN. I. 1. Latar Belakang Penelitian. Karsinoma payudara merupakan keganasan paling banyak

BAB I PENDAHULUAN. dunia, dimana saat ini merupakan peringkat kedua penyakit kanker setelah kanker

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL. Gambar 3.1 Kerangka Konsep Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. Karsinoma servik merupakan penyakit kedua terbanyak pada perempuan

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Karsinoma sel basal merupakan keganasan kulit. tersering, menempati kira-kira 70% dari semua keganasan

BAB 1 PENDAHULUAN. jinak dengan karakter tidak nyeri, dapat digerakkan, berbatas tegas dan

BAB I PENDAHULUAN. Kanker adalah penyakit tidak menular yang ditandai dengan pertumbuhan sel

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Kanker adalah pertumbuhan yang tidak terkendali dari sel-sel, yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. Karsinoma payudara adalah keganasan pada payudara. yang berasal dari sel epitel kelenjar payudara.

BERHUBUNGAN POSITIF DENGAN DERAJAT DIFERENSIASI, KEDALAMAN INVASI DAN METASTASIS KELENJAR GETAH BENING REGIONAL PADA ADENOKARSINOMA KOLOREKTAL DI BALI

BAB I PENDAHULUAN. Karsinoma payudara pada wanita masih menjadi masalah kesehatan yang utama

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

Majalah Kesehatan FKUB Vol 3, No 3, September 2016

BAB I PENDAHULUAN. ganas hidung dan sinus paranasal (18 %), laring (16%), dan tumor ganas. rongga mulut, tonsil, hipofaring dalam persentase rendah.

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. serviks uteri. Kanker ini menempati urutan keempat dari seluruh keganasan pada

PENELITIAN. Majalah Patologi. Nila Kurniasari, Imam Susilo Departemen Patologi Anatomik, Fakultas Kedokteran, Universitas Airlangga Surabaya

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Karsinoma payudara merupakan karsinoma terbanyak. pada wanita di dunia. Menurut World Health Organization

Kata kunci: kanker kolorektal, jenis kelamin, usia, lokasi kanker kolorektal, gejala klinis, tipe histopatologi, RSUP Sanglah.

ABSTRAK GAMBARAN PENDERITA RAWAT INAP TUMOR PAYUDARA DI RUMAH SAKIT HASAN SADIKIN PERIODE JANUARI-DESEMBER 2010

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Selama tiga dasawarsa terakhir, kanker ovarium masih merupakan masalah

I. PENDAHULUAN. saat ini menjadi permasalahan dunia, tidak hanya di negara berkembang

Hubungan Ekspresi Reseptor Progesteron dengan Derajat Diferensiasi Carsinoma Mammae

I. PENDAHULUAN. sikap yang biasa saja oleh penderita, oleh karena tidak memberikan keluhan

BAB 1 PENDAHULUAN. Karsinoma nasofaring (KNF) adalah tumor ganas yang berasal dari sel

BAB 4 METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan Randomized control

BAB I PENDAHULUAN. paling umum terjadi dan paling banyak menyebabkan. kematian pada perempuan setelah karsinoma paru-paru

BAB I PENDAHULUAN akibat kanker payudara (WHO, 2011). Sementara itu berdasar hasil penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. Karsinoma serviks uteri merupakan masalah penting dalam onkologi ginekologi di

BAB V PEMBAHASAN. Penelitian dengan analisis bivariat menggunakan Chi square test untuk

marker inflamasi belum pernah dilakukan di Indonesia.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian dengan pendekatan case control

BAB V HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Di zaman modern ini angka kejadian kanker di. masyarakat semakin meningkat.hal ini menuntut kita agar

KARAKTERISTIK PENDERITA KANKER NASOFARING DI RUMAH SAKIT H. ADAM MALIK MEDAN TAHUN Oleh: WULAN MELANI

BAB 1 PENDAHULUAN. tumor dengan bentuk dan susunan serabut-serabut yang bervariasi, dan oleh Mallory

BAB I PENDAHULUAN. Tumor secara umum merupakan sekumpulan penyakit. yang membuat sel di dalam tubuh membelah terlalu banyak

BAB I PENDAHULUAN. Karsinoma payudara merupakan kanker yang paling. sering pada wanita di negara maju dan berkembang, dan

DAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian... 4

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan

I. PENDAHULUAN. pada wanita dengan penyakit payudara. Insidensi benjolan payudara yang

BAB 3 KERANGKA TEORI, KERANGKA KONSEP, DAN HIPOTESIS

HUBUNGAN USIA TERHADAP DERAJAT DIFERENSIASI KANKER PAYUDARA PADA WANITA LAPORAN HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. morbiditas dan mortalitas. Di negara-negara barat, kanker merupakan penyebab

DAFTAR TABEL. Halaman. Tabel 1 Tabel 2 Tabel 3 Tabel 4 Tabel 5 Tabel 6 Tabel 7 Tabel 8 Tabel 9 Tabel 10

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. wanita dan merupakan kanker kelima paling sering pada wanita di seluruh dunia

Transkripsi:

BAB V HASIL PENELITIAN 5.1 Karakteristik subjek Selama periode penelitian mulai Januari 2013 sampai September 2013 berdasarkan data pasien yang sampelnya diperiksa di Laboratorium Patologi Anatomi FK UNUD/RSUP Sanglah Denpasar, didapatkan sebanyak 212 sampel pasien dengan diagnosis histopatologi karsinoma payudara invasif. Dari jumlah tersebut, 110 sampel merupakan karsinoma payudara duktal invasif tipe tidak spesifik, sedangakan 102 sampel lainya merupakan karsinoma payudara invasif dengan tipe tertentu. Dari 110 sampel karsinoma payudara duktal invasif tipe tidak spesifik tersebut, 20 sampel telah mendapat kemoterapi dan 9 sampel blok parafinya jaringan tumornya telah habis. Sehingga yang memenuhi kreteria inklusi dan eklusi sebanyak 81 sampel blok parafin karsinoma payudara duktal invasif tipe tidak spesifik. 5.2 Distribusi kasus berdasarkan data klinis umur Rentang umur pasien pada penelitian ini bervariasi, dengan umur termuda adalah 28 tahun dan tertua adalah 71 tahun. Rentang umur penderita terbanyak adalah antara 41-50 tahun (36,6%) dengan rata-rata umur pasien adalah 55,5 tahun (tabel 5.2) 45

46 Tabel 5.2 Distribusi kasus berdasarkan data klinis umur No Umur (tahun) Jumlah % 1 < 30 4 6,7 2 30 40 11 18,3 3 41 50 22 36,6 4 51 60 12 20,0 5 61 70 8 13,3 6 > 70 3 5,0 5.3 Distribusi kasus berdasarkan data klinis derajat diferensiasi tumor Berdasarkan karakteristik derajat diferensiasi tumor, didapatkan data karsinoma payudara duktal invasif tipe tidak spesifik sebanyak 29 kasus termasuk derajat rendah (low grade/48,3%), yang terdiri dari 4 kasus derajat 1 (gambar 5.3 A, kasus no.1359/pp/12) dan 25 kasus derajat 2 (gambar 5.3 B, kasus no. 0541/PP/12). Sedangkan 31 kasus (51,7%) termasuk derajat tinggi (high grade) gambar 5.3 C, kasus no. 0244/PP/12. ( tabel 5.3). A B C Gambar 5.3 Hasil pemeriksaan histopatologi konvensional karsinoma payudara duktal invasif tipe tidak spesifik. A. Derajat diferensiasi 1 (sediaan no. 1359/PP/12), B. Derajat diferensiasi 2 (sediaan no. 0541/PP/12), C. Derajat diferensiasi 3 (sediaan no. 0244/PP/12) ( pembesaran 40x).

47 Tabel 5.3 Distribusi kasus berdasarkan data klinis derajat diferensiasi tumor (grade) n % Low grade High grade Total 29 31 60 48,3 51,7 100 5.4 Distribusi kasus berdasarkan hasil pemeriksaan IHK Ki-67 dan derajat diferensiasi tumor Berdasarkan hasil pemeriksaan IHK Ki-67 pada semua kasus karsinoma payudara duktal invasif tipe tidak spesifik, didapatkan hasil pemeriksaan IHK Ki- 67 positif pada inti sel ganas sebanyak 17 kasus (28,3%) ekspresi rendah pada low grade (gambar 5.4 A, kasus no.3014/pp/12), (gambar 5.4 B, kasus no.2730/pp/12) 9 kasus (15,0%) ekspresi rendah pada high grade (gambar 5.4 C, kasus no.2629/pp/12). Terdiri dari 12 kasus (20,0%) ekspresi tinggi pada low grade dan 22 kasus (36,7%) ekspresi tinggi pada high grade. Berdasarkan perhitungan statistik menggunakan SPSS 19.0 for window, menggunakan uji Spearman, didapatkan nilai V adalah 0,650 dan p adalah 0,000. Jadi terdapat hubungan posiif yang bermakna, antara ekspresi Ki-67 dengan derajat diferensiasi karsinoma payudara duktal invasif tipe tidak spesifik.

48 A B C Gambar 5.4 Hasil pemeriksaan IHK Ki-67, hasil positif terekspresi pada inti sel tumor berwarna coklat. A. Ekspresi Ki-67 positif dengan intensitas ringan (sediaan no. 3014/PP/12), B. Ekspresi Ki-67 positif intensitas sedang (sediaan no.2730/pp/12), C. Ekspresi Ki-67 positif intensitas kuat (sediaan no.2629/pp/12) ( pembesaran 40x). Tabel 5.4 Distribusi kasus berdasarkan hasil pemeriksaan IHK Ki-67 Pemeriksaan IHK (low grade) (high grade) n Ki-67 Tinggi Ki-67 Rendah 12 17 Total % n % n % 20,0 22 36,7 34 56,7 28,3 9 15,0 26 43,3 V P 0,650 0,000

49 5.5 Distribusi kasus berdasarkan hasil pemeriksaan IHK HER-2/neu dan derajat diferensiasi tumor Berdasarkan hasil pemeriksaan IHK HER-2/neu pada semua kasus karsinoma payudara duktal invasif tipe tidak spesifik, didapatkan hasil pemeriksaan IHK HER-2/neu positif pada membran sel ganas (tabel 5.5) dengan intensitas ringan (gambar 5.5.A, kasus no.2140/pp/12), intensitas sedang (gambar 5.5.B, kasus no.1261/pp/12) dan intensitas kuat (gambar 5.5.C, kasus no.0485/pp/12). Sebanyak 39 kasus (65,0%) IHK HER-2/neu positif, yang terdiri dari 14 kasus (23,3%) derajat diferensiasi low grade dan 25 kasus (41,7%) derajat diferensiasi high grade. Sebanyak 21 kasus (35,0%) IHK HER-2/neu negatif, yang terdiri dari 15 kasus (25,0%) derajat diferensiasi low grade dan 6 kasus (10,0%) derajat diferensiasi high grade. Berdasarkan perhitungan statistik menggunakan SPSS 19.0 for window menggunakan uji Spearman didapatkan nilai V adalah 0,311 dan p adalah 0,016. Jadi terdapat hubungan positif yang bermakna, antara ekspresi HER-2/neu dengan derajat diferensiasi karsinoma payudara duktal invasif tipe tidak spesifik. A B C Gambar 5.5 Hasil pemeriksaan IHK HER-2/neu, hasil positif terekspresi pada membran sel tumor berwarna coklat. A. Ekspresi HER-2/neu positif intensitas ringan (sediaan no. 2140/PP/12), B. Ekspresi HER-2/neu positif intensitas sedang

50 (sediaan no. 1261/PP/11), C. Ekspresi HER-2/neu positif intensitas kuat (sediaan no.0485/pp/12) ( pembesaran 40x). Tabel 5.5 Distribusi kasus berdasarkan hasil pemeriksaan IHK HER-2/neu Pemeriksaan Total IHK (low grade) (high grade) V P n % n % n % HER-2/neu 14 23 25 41,7 39 65 (positif) 0,311 0,016 HER-2/neu 15 25 6 10 21 35 (negatif)