HUBUNGAN EKSPRESI HER-2/NEU DAN HORMONAL RESEPTOR DENGAN GRADING HISTOPATOLOGI PADA PENDERITA KANKER PAYUDARA WANITA USIA MUDA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "HUBUNGAN EKSPRESI HER-2/NEU DAN HORMONAL RESEPTOR DENGAN GRADING HISTOPATOLOGI PADA PENDERITA KANKER PAYUDARA WANITA USIA MUDA"

Transkripsi

1 HUBUNGAN EKSPRESI HER-2/NEU DAN HORMONAL RESEPTOR DENGAN GRADING HISTOPATOLOGI PADA PENDERITA KANKER PAYUDARA WANITA USIA MUDA CORRELATION BETWEEN HER-2/NEU AND HORMONAL RECEPTOR WITH HISTOPATHOLOGY GRADING ON YOUNG WOMEN BREAST CANCER Abd. Rahman, Daniel Sampepajung, William Hamdani Bagian Ilmu Bedah Fakultas Kedokteran, Universitas Hasanuddin Alamat Korespondensi: Abd. Rahman Bagian Ilmu Bedah Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin, Makassar, HP:

2 Abstrak Kanker payudara merupakan tumor ganas yang paling banyak ditemukan dengan angka kematian yang cukup tinggi pada wanita. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan ekspresi HER-2/neu, estrogen reseptor, dan progesteron reseptor dengan grading histopatologi pada penderita kanker payudara usia muda. Penelitian crosssectional dilakukan pada 32 penderita kanker payudara. Jaringan payudara diperiksa dengan metode imunuhistokimia untuk menilai hubungan ekspresi HER-2/neu, estrogen reseptor, dan progesteron reseptor dengan grading histopatologi pada penderita kanker payudara usia muda diuji dengan uji statistik chi-square. Dari 32 penderita, ekspresi Her-2/Neu didapatkan pada 18 kasus (56,2%), estrogen reseptor positif pada 12 kasus (37,5%), dan progesteron reseptor positif pada 14 kasus (43,8%). Analisis statistik menunjukkan bahwa tidak ada hubungan bermakna antara Her-2/Neu, estrogen reseptor dan progesteron reseptor dengan grading histopatologi (p>0,05). Ekspresi Her-2/Neu, estrogen reseptor dan progesteron reseptor positif umumnya dijumpai pada derajat keganasan sedang. Tidak terdapat hubungan Her-2/Neu, estrogen reseptor dan progesteron reseptor dengan grading histopatologi. Kata kunci: Kanker payudara, Her-2/Neu, estrogen reseptor, progesteron reseptor, grading histopatologi Abstract Breast cancer is a malignant type of tumor which is most frequently found and with reasonably high incidence rate among women. The aim of the study is to discover the relationship between HER-2/Neu expression, estrogen and progesterone receptors status with histopathology grading among under 40 years old women. The method of the study is a crossectional study involving 32 breast cancer patients. The breast tissue was examined with immunohistochemical method to discover the relationship between HER-2/Neu expression, estrogen and progesterone receptors status and histopathology grading of under 40 years old women tested with chi-square Test. The result of the study indicated that out of 32 patients, HER-2/Neu expressions werw indicated in 18 cases (56,2%), estrogen receptor positive in 12 cases (37,5%), and progesterone receptor positive in 14 cases (43,8%). Statistic analysis indicated that there is no significant correlation between histopathology grading and HER-2/Neu expressions, estrogen with progesterone receptors respectively. HER-2/Neu expressions, positivity of estrogen receptor and progesterone receptor were commonly found in moderate grade tumor. There is no significant correlation was found between histopathology grading and HER-2/Neu expressions, and estrogen with progesterone receptor status. Keyword : Breast carcinoma, HER-2/Neu, estrogen receptor, progesterone receptor, histologic grading 1

3 PENDAHULUAN Kanker payudara merupakan tumor ganas yang paling banyak ditemukan dengan angka kematian yang cukup tinggi pada wanita. Di Eropa Barat, Amerika Utara dan negara maju lain, insiden kanker payudara menempati peringkat pertama kanker pada wanita. Di Amerika Serikat, insiden diperkirakan 120 kasus per wanita. Menurut American Cancer Society, diperkirakan ada kasus baru kanker payudara pada tahun 2005, atau sekitar 32,1% dari seluruh kanker pada wanita, dengan kematian sekitar kasus akibat kanker payudara (Makhoul, 2006). Angka kematian ini dapat ditekan jika terdapat cara untuk memprediksi perjalanan kanker payudara dan hasil/respon terhadap terapi. Di negara barat, 10% kanker payudara disebabkan faktor gentik. Diduga diturunkan secara Autosomal dominan, artinya anggota keluarga mempunyai gen yang abnormal tapi tidak berkembang menjadi KPD. Saat ini gen KPD yang dikenal adalah: BRCA1, BRCA2, dominan pada wanita Yahudi di Eropa Timur (Askhenazi) dan 2,5% nya mengalami mutasi (Bardia et al., 2006). Di Indonesia, berdasarkan laporan Badan Registrasi Kanker-Ikatan Ahli Patologi Indonesia (BRK-IAPI) kanker payudara merupakan keganasan kedua terbanyak pada wanita setelah kanker servix dan terdapat kecenderungan insidennya meningkat dari tahun ke tahun, tercatat sebesar 16,53% pada tahun 1994, meningkat menjadi 19,18% tahun 1999, dan 19,88% di tahun 2001 (Kartika et al., 2009). KPD usia muda adalah keganasan payudara yang terjadi pada wanita berusia di bawah 35 tahun. Penelitian lain menyebutkan batasan penderita KPD usia muda pada umur di bawah 40 tahun dan di bawah 50 tahun. Wanita yang terlalu cepat menstruasi di bawah 12 tahun atau menopause di atas umur 55 tahun, meningkatkan risiko terjadinya kanker payudara (Sttersten et al., 2005). Kanker payudara memiliki perilaku biologik yang sangat heterogen, sehingga diperlukan banyak parameter untuk penentuan prognosis dan terapi yang akurat. Sebelumnya, parameter yang dipakai dalam penentuan prognosis dan terapi adalah gambaran histopatologi tumor, ukuran tumor, angka mitosis, usia penderita, adanya metastase ke kelenjar getah bening dan status hormonal. Namun dengan berkembangnya penelitian semakin banyak gen yang dilaporkan terlibat dalam karsinogenesis kanker payudara seperti p53, Ki67, cathepsin D dan HER-2/neu yang dikategorikan sebagai faktor prognostik. 2

4 HER-2/neu merupakan suatu protoonkogen yang termasuk dalam golongan epidermal growth factor receptor (EGFR). Gen HER2/neu berlokasi pada kromosom 17q21, mengkode 185 kd glikoprotein transmembran dengan aktifitas tyrosin kinase yang berperan dalam proses tranduksi sinyal untuk proliferasi dan differensiasi sel kanker. Dipermukaan sel-sel payudara normal terdapat sekitar reseptor HER-2, sedangkan pada sel KPD terdapat 1,5 juta reseptor HER-2. Pada pertumbuhan KPD terjadi amplifikasi gen, pada keadaan normal terjadi dua penggandaan gen HER2, sedangkan pada KPD terjadi penggandaan berlipat ganda, sehingga terjadi overekspresi protein HER-2 pada permukaan sel, berkaitan dengan peningkatan aktifitas sel kanker, tumor tumbuh lebih cepat, lebih agresif, kurang sensitif terhadap terapi hormonal dan kemoterapi dan berhubungan dengan prognosis jelek dan angka kekambuhan yang tinggi. Data penelitian memperlihatkan bukti yang kuat bahwa estrogen memegang peranan dalam perkembangan dan pertumbuhan kanker payudara. Sekitar 2/3 wanita penderita kanker payudara berumur <50 tahun mempunyai ekspresi ER positif, sementara sekitar 80% tumor pada wanita berusia >50 tahun adalah ER positif. Hal ini mempunyai implikasi terapeutik yang signifikan (Payne, 2008). Secara umum konsentrasi ER lebih rendah pada wanita premenopause daripada post menopause. Adanya ER berhubungan secara signifikan dengan derajat inti yang tinggi dan derajat histopatologi yang rendah, tidak adanya nekrosis, dan usia pasien yang lebih tua (Rosai, 2004). Progesteron Reseptor (PR) adalah gen yang diregulasi oleh estrogen, karena itu ekspresinya mengindikasikan adanya jalur ER yang sedang aktif. Penilaian ekspresi PR dapat membantu memprediksi respons terhadap terapi hormonal secara lebih akurat. Sejalan dengan hal ini ada beberapa fakta yang menyatakan bahwa tumor-tumor dengan ekspresi PR yang positif mempunyai respons lebih bagus terhadap tamoxifen, baik pada penderita dengan metastase dan sebagai terapi adjuvant. Sekitar 55-65% kanker payudara adalah PR+. Tumortumor PR+ menunjukkan prognosis lebih bagus daripada PR-. Dari penelitian-penelitian yang sudah ada telah dinyatakan bahwa PR+ sangat sedikit didapatkan pada tumor dengan ER-, sehingga PR yang positif kuat pada kasus dengan ER yang tampaknya negatif bisa merupakan indikator adanya ER negatif palsu. Dengan mengetahui status HER-2/neu, ER, dan PR kita dapat memperkirakan prognosis penderita, terapi yang tepat untuk penderita KPD, dan saat ini hubungan ekspresi HER-2/neu, status estrogen reseptor dan progesteron reseptor dengan grading histopatologi pada wanita usia 40 tahun belum banyak diteliti secara luas. 3

5 Berdasarkan latar belakang tersebut, maka tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan ekspresi HER-2/neu, estrogen reseptor, dan progesteron reseptor dengan grading histopatologi pada penderita kanker payudara usia muda. BAHAN DAN METODE Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di sub bagian Bedah Onkologi RS dr. Wahidin Sudirohusodo dan rumah sakit jejaring di Makassar. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan desain cross secsional untuk menilai hubungan ekspresi HER-2/Neu, estrogen reseptor, dan progesteron reseptor dengan grading histopatologi pada penderita kanker payudara wanita muda. Populasi dan Sampel Populasi penelitian adalah wanita penderita kanker payudara yang dirawat di sub bagian Bedah Onkologi RS Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar dan jejaringnya. Sampel penelitian adalah seluruh populasi terjangkau yang memenuhi kriteria penelitian, diperoleh berdasarkan urutan masuknya di rumah sakit dan setuju untuk dilakukan pemeriksaan status HER-2, ER, dan PR selama kurun waktu penelitian. Sampel penelitian diambil dari jaringan tumor pada wanita penderita kanker payudara yang telah didiagnosis sebagai kanker payudara (sesuai pemeriksaan klinis dan histopatologi). Besar sampel pada penelitian ini adalah 32 sampel. Metode Pengumpulan Data Penderita kanker payudara yang memenuhi kriteria inklusi dicatat umur, tanda vital (frekuensi nadi, pernapasan, tekanan darah, suhu dan tingkat kesadaran), gejala klinik, faktor resiko, stadium klinis, serta diagnosa klinisnya. Memberikan penjelasan kepada penderita dan keluarganya mengenai tindakan operasi dan prosedur pemeriksaan patologi anatomi yang akan dilakukan. Sampel adalah jaringan yang diambil dari jaringan kanker penderita, dengan ukuran yang disesuaikan dengan stadium klinis wanita penderita kanker payudara kemudian jaringan dibawa ke Bagian Patologi Anatomi RSWS Makassar untuk dilakukan pemeriksaan ekspresi HER-2/neu, ER, PR, dan grading histopatologinyanya. Teknik Analisis Data Data yang terkumpul dikelompokkan berdasarkan tujuan dan jenis data, kemudian dipilih metode statistik yang sesuai. Analisis data meliputi: 1). Analisis univariat yang digunakan untuk deskripsi karakteristik data dasar berupa distribusi frekuensi, yang disajikan 4

6 dalam bentuk grafik dan tabel. 2). Analisis bivariat terdiri dari: a). Uji Mann-Whitney digunakan untuk analisis data variabel bebas skala nominal dengan variabel tergantung skala ordinal (dalam bentuk nilai), yang datanya tidak terdistribusi normal dan mempunyai varians yang berbeda. b) Uji x 2 (Chi-square) digunakan untuk analisis data variabel bebas skala nominal dengan variabel tergantung skala ordinal (dalam bentuk klasifikas i), yang datanya tidak terdistribusi normal dan tidak berpasangan. Keputusan hasil pengujian hipotesis ditetapkan sebagai berikut: tidak bermakna, bila p > 0.05, bermakna, bila p HASIL Telah dilakukan penelitian observasional dengan metode penelitian crosssectional untuk mengetahui hubungan ekspresi HER-2/neu, estrogen reseptor, dan progesteron reseptor dengan grading histopatologi pada penderita kanker payudara usia muda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada hubungan bermakna antara Her-2/Neu, estrogen reseptor dan progesteron reseptor dengan grading histopatologi (p>0,05). Ekspresi Her-2/Neu, estrogen reseptor dan progesteron reseptor positif umumnya dijumpai pada derajat keganasan sedang. Tidak terdapat hubungan Her-2/Neu, estrogen reseptor dan progesteron reseptor dengan grading histopatologi. Pada penelitian ini didapatkan penderita kanker payudara wanita usia muda dengan rentang usia antara 24 tahun hingga 40 tahun. Kelompok umur tahun adalah kelompok terbanyak pada penelitian ini yaitu sebanyak 22 orang (68.75%), diikuti kelompok umur tahun, sebanyak 7 orang (21.88%), kemudian kelompok umur tahun sebanyak 2 orang (6.25%), dan yang paling sedikit yaitu kelo mpok umur tahun sebanyak 1 orang (3.13%) Berdasarkan penentuan stadium klinis penderita pada penelitian ini ditemukan yang terbanyak adalah stadium III sebanyak 17 penderita (53,1%), kemudian stadium IV berjumlah 11 penderita (34,4%), dan sisanya 4 penderita (12,5%) adalah stadium II sedangkan stadium I tidak ditemukan. Diagnosis histopatologi penderita dalam penelitian ini berdasarkan pemeriksaan patologi anatomi ditemukan seluruhnya 32 penderita (100%) adalah Invasive ductal carcinoma. Berdasarkan klasifikasi grading WHO, sekitar 20 dari 32 penderita (62.50%) dengan derajat keganasan sedang (moderate grade), 9 penderita (28.10%) dengan derajat keganasan tinggi (high grade), dan 3 penderita (9.40%) dengan derajat keganasan rendah (low grade) 5

7 Berdasarkan hasil pemeriksaan imunohistokimia (IHC) menunjukkan Her -2/Neu yang negatif adalah sebanyak 12 orang (37.50%), Her-2/Neu +1 sebanyak 2 orang (6.30%), Her-2/Neu +2 sebanyak 5 orang (15.60)%, dan Her -2/Neu +3 sebanyak 13 orang (40.6%). (Tabel 10) Penilaian - dan +1 dikategorikan negatif, dan penilaian +2 dan +3 dikategorikan positif, sehingga dengan demikian ekspresi Her-2/Neu sebanyak 18 penderita (56,20%). Hasil pemeriksaan imunohistokimia (IHC) untuk status ER negatif dipero leh 20 orang (62.50%) sedangkan status ER positif ditemukan sebanyak 12 orang (37.50%). Hasil pemeriksaan imunohistokimia (IHC) untuk status PR negatif diperoleh 18 orang (56.30%) sedangkan status PR positif ditemukan sebanyak 14 orang (43.80%). Hasil analisis hubungan ekspresi Her-2/Neu penderita kanker payudara wanita usia muda dengan grading histopatologi ditemukan penderita dengan Her-2/Neu negatif menunjukkan derajat keganasan sedang ( moderate grade) yang terbanyak sebanyak 7 orang (58,3%), diikuti derajat keganasan tinggi (high grade) sebanyak 3 orang (25,0%), dan paling sedikit derajat keganasan rendah ( low grade) sebanyak 2 orang (16,7%), penderita dengan Her-2/Neu positif 1 menunjukkan derajat keganasan sedang ( moderate grade) sebanyak 1 orang (50,0%), diikuti derajat keganasan tinggi ( high grade) sebanyak 1 orang (50,0%), dan derajat keganasan rendah ( low grade) tidak ada. Penderita dengan Her-2/Neu positif 2 menunjukkan derajat keganasan sedang (moderate grade) sebanyak 4 orang (80,0%), diikuti derajat keganasan rendah (low grade) sebanyak 1 orang (20,0%), dan derajat keganasan tinggi (high grade) tidak ada. Penderita dengan Her-2/Neu positif 3 menunjukkan derajat keganasan sedang ( moderate grade) sebanyak 8 orang (61,5%), diikuti derajat keganasan tinggi ( high grade) sebanyak 5 orang (38,5%), dan derajat keganasan rendah ( low grade) tidak ada (lampiran, Tabel 1). Hasil analisis hubungan status ER penderita kanker payudara wanita usiamuda dengan grading histopatologi ditemukan penderita dengan ER yang negatif menunjukkan derajat keganasan sedang ( moderate grade) yang terbanyak sebanyak 11 orang (55.0%), diikuti derajat keganasan tinggi ( high grade) sebanyak 7 orang (35.0%), dan paling sedikit derajat keganasan rendah (low grade) sebanyak 2 orang (10.0%), sedangkan penderita dengan ER positif menunjukkan derajat keganasan sedang ( moderate grade) juga yang terbanyak sebanyak 9 orang (75.0%), diikuti derajat keganasan tinggi ( high grade) sebanyak 2 orang (16.70%), dan paling sedikit derajat keganasan rendah (low grade) sebanyak 1 orang (8.3%) (lampiran, Tabel 2) 6

8 Hasil analisis hubungan status PR penderita kanker payudara wanita usia muda dengan grading histopatologi ditemukan penderita dengan PR yang negatif menunjukkan derajat keganasan sedang (moderate grade) yang terbanyak sebanyak 10 orang (55.6%), diikuti derajat keganasan tinggi ( high grade) sebanyak 7 orang (38.9%), dan paling sedikit derajat keganasan rendah (low grade) sebanyak 1 orang (5.6%), sedangkan penderita dengan ER positif menunjukkan derajat keganasan sedang ( moderate grade) juga yang terbanyak sebanyak 10 orang (71.4%), diikuti derajat keganasan tinggi ( high grade) sebanyak 2 orang (14.3%), dan derajat keganasan rendah (low grade) sebanyak 2 orang (14.3%), ( lampiran, Tabel 3). PEMBAHASAN Penelitian ini menunjukkan bahwa tidak ada hubungan bermakna antara Her-2/Neu, estrogen reseptor dan progesteron reseptor dengan grading histopatologi (p>0,05). Ekspresi Her-2/Neu, estrogen reseptor dan progesteron reseptor positif umumnya dijumpai pada derajat keganasan sedang. Tidak terdapat hubungan Her-2/Neu, estrogen reseptor dan progesteron reseptor dengan grading histopatologi. Banyak pasien datang berobat sudah dalam stadium lanjut, hal ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor antara lain pengetahuan yang rendah/ketidaktahuan penderita, rasa malu, rasa takut dioperasi, faktor jarak atau geografis dan masalah sosial ekonomi. Mereka menganggap bahwa mereka masih terlalu muda untuk menderita KPD. Dengan penyuluhan yang intensif masyarakat dapat mengetahui apa yang dimaksud KPD dengan segala akibatnya, bagaimana tanda-tanda KPD dan cara mendeteksi dini KPD, dalam hal ini masyarakat diajarkan cara memeriksa payudara sendiri (SADARI) dan apabila menemukan kelainan kemana mereka harus memeriksakan diri. Beberapa metode deteksi dini terus mengalami perkembangan. Kematian oleh KPD lebih sedikit pada wanita yang melakukan pemeriksaan SADARI dibandingkan yang tidak. Walaupun sensitivitas SADARI untuk mendeteksi hanya 26%, bila dikombinasikan dengan mammografi maka sensitivitas mendeteksi secara dini menjadi 75%. Secara mikroskopis, kanker payudara diklasifikasikan menjadi tipe lobular; muncul dalam lobulus pada akhir dari sistem duktus payudara, tipe duktal; muncul dari sistem duktus payudara itu sendiri. Pada karsinoma invasif, sel-sel kanker telah merusak membrana basalis. Jika semua sel-sel ganas terletak pada lumen dari duktus atau lobulus dan tidak merusak membrana basalis didiagnosis carsinona in situ. Umumnya kanker payudara yang invasif secara histologis adalah heterogen, dan kebanyakan adalah adenocarsinoma, dan terdapat 5 7

9 tipe yang paling sering secara histologis: Infiltrasi Duktal Carsinoma, ± 75% dari semua kasus kanker payudara, Infiltrasi Lobular Carsinoma, ± 5-10% dari semua kasus kanker payudara, Tubular Carsinoma, ± 2% dari semua kasus kanker payudara, Medulare Carsinoma, ± 5-7% dari semua kasus kanker payudara, Mucinous atau Colloid Carsinoma, ± 3% dari semua kasus kanker payudara (Zager et al., 2006). Angka survival rata-rata penderita kanker payudara dengan overexpresi Her-2/neu adalah 3 tahun, sedang yang tanpa Her-2/neu overekspresi adalah 6-7 tahun (Mirshahidi, 2005). Overpresi Her-2/neu pada kanker payudara berhubungan dengan penurunan angka harapan hidup secara keseluruhan, reseptor steroid yang negatif, dan peningkatan resistensi terapi anti hormonal, serta prognosis yang jelek. Yang paling penting adalah penderita kanker payudara dengan overekspresi Her-2/neu (+2 dan +3) akan berespon secara bermakna terhadap terapi yang menggunakan antibodi monoklonal anti HER-2/Neu, secara spesifik mengenali protein ini dan memberikan keuntungan tambahan dibandingkan dengan terapi sistemik yang ada sebelumnya. Dalam transformasi neoplastik, akan terjadi amplifikasi gen Her-2/neu, di mana hal ini dianggap merupakan inisiasi aktifitas onkogenik Her-2/neu. Amplifikasi yang dimaksud adalah terdapatnya minimal 5 kopi gen dalam 1 sel. Adanya amplifikasi gen akan meningkatkan transkipsi gen yang selanjutnya akan meningkatkan m-rna Her-2/neu dan akhirnya meningkatkan produksi protein Her-2/neu. Dengan bertambahnya protein Her-2/neu, maka aktifitas proliferasi akan bertambah. Status ER negatif tertinggi pada penderita dengan derajat keganasan sedang (moderate grade) dibandingkan dengan derajat keganasan rendah dan tinggi (low grade dan high grade), hal yang sama juga ditunjukkan status ER positif pada penderita dengan derajat keganasan sedang ( moderate grade) dibandingkan dengan derajat keganasan rendah dan tinggi ( low grade dan high grade) menunjukkan pada penderita kanker payudara usia muda semakin ke arah derajat keganasan sedang (moderate grade) semakin tinggi. Prinsip aktivitas biologik dari estrogen adalah mempengaruhi pertumbuhan, diferensiasi dan fungsi fisiologik pada beberapa organ reproduksi termasuk kelenjar payudara, uterus dan ovarium. Kerja estrogen pada target jaringan memerlukan ikatan dengan estrogen reseptor (ER). ER adalah suatu regulator pertumbuhan, proliferasi dan diferensiasi pada epitel payudara dimana interaksi kompleks seluler ini dimediasi oleh faktor ligand, kofaktor dan stimuli lainnya. ER sangat penting untuk perkembangan dan fungsi normal payudara tetapi juga memegang peranan dalam pertumbuhan dan progresivitas kanker payudara oleh karena protein ini berfungsi sebagai faktor transkripsi ketika berikatan dengan ligand spesifik. Aksi 8

10 ER sebagai faktor transkripsi yang bekerja pada inti ini akan meregulasi aktifitas estrogen. Selektivitas hormonal (estrogen) terhadap reseptor inti untuk bekerja pada jaringan tertentu menunjukkan perbedaan mekanisme yang spesifik yaitu pada selektivitas basis ligand, selektivitas basis reseptor dan spesifik struktur fungsional jaringan. Dengan demikian sangat mungkin terdapat kaitan yang erat antara penilaian derajat keganasan berdasarkan aktivitas biologik (fungsional) dan morfologik inti dengan penilaian aktivitas biologik ER pada inti. Karsinoma payudara yang mengekspresikan ER cenderung pada diferensiasi histologik baik hingga sedang (Fisher et al., 2005). Pemahaman kompleksitas mekanisme dan jalur (pathway) kerja dari ikatan ligand - estrogen reseptor hingga terjadinya transkripsi DNA akan semakin memperkuat penilaiaan prognosis dan prediksi respon terapi target sel. Secara klinik pasien dengan status ER positif memiliki kemungkinan terbaik terhadap respon terapi endokrin. Oleh karena itu akurasi penilaian ER sangat penting dalam penanganan penderita kanker payudara. Amplifikasi gen memainkan peranan yang penting dalam hal progresi dan inisiasi tumor, termasuk di dalamnya kanker payudara. Secara umum ada hubungan antara amplifikasi gen Her-2 dengan meningkatnya jumlah kopi kromosom 17 per sel tumor. Amplifikasi atau expresi berlebihan protein HER-2 ditemukan pada 10%-34% kasus kanker payudara (Hamdani, 2004). Hasil analisis hubungan status PR penderita kanker payudara wanita usia muda dengan grading histopatologi ditemukan penderita dengan PR yang negatif menunjukkan derajat keganasan sedang ( moderate grade) yang terbanyak sebanyak 10 orang (55.6%), diikuti derajat keganasan tinggi ( high grade) sebanyak 7 orang (38.9%), dan paling sedikit derajat keganasan rendah (low grade) sebanyak 1 orang (5.6%), sedangkan penderita dengan PR positif menunjukkan derajat keganasan sedang ( moderate grade) juga yang terbanyak sebanyak 10 orang (71.4%), diikuti derajat keganasan tinggi ( high grade) sebanyak 2 orang (14.3%), dan derajat keganasan rendah (low grade) sebanyak 2 orang (14.3%). Ekspresi PR positif tertinggi pada penderita dengan tingkat keganasan sedang dibandingkan dengan tingkat keganasan baik dan jelek hal yang sama pada ekspresi PR negatif menunjukkan tertinggi pada tingkat keganasan sedang. Dari hasil penelitian ini ditemukan hubungan yang tidak signifikan antara ekspresi PR dengan diferensiasi histologik (p=0.256). Namun terdapat kecenderungan bahwa semakin ke diferensiasi jelek maka tampak jumlah pasien dengan PR yang negatif semakin tinggi. Peranan progesteron reseptor diketahui sebagai prediktor respon yang independen dimana adanya PR menunjukkan fungsi jalur ER ( ER pathway) berlangsung baik. Perlu juga 9

11 diperhatikan bahwa dari 32 sampel penelitian ini hanya 9,40% saja tergolong tumor dengan diferensiasi baik ( low grade), sedangkan yang diferensiasi sedang ( moderate grade) dan diferensiasi jelek ( high grade) masing-masing 62,50% dan 28,10%. Hal ini menunjukkan bahwa kebanyakan penderita yang dioperasi cenderung datang dengan derajat keganasan yang sudah lanjut. KESIMPULAN DAN SARAN Peneliti menyimpulkan bahwa penderita yang mengalami ekspresi Her-2/Neu adalah sebesar 18 kasus (56,2%), sedang yang tidak mengalami ekspresi Her-2/Neu sebesar 14 kasus (43,8%). Penderita yang memiliki ER positif adalah 12 kasus (37,5%), sedang yang ER negatif sebesar 20 kasus (62,5%). Penderita yang memiliki PR positif adalah 14 kasus (43,8%), sedang yang PR negatif sebesar 18 kasus (56,3%). Penderita yang mengalami ekspresi Her-2/Neu, ER positif, dan PR positif umumnya ditemukan pada moderate grade. Tidak terdapat berhubungan yang bermakna antara Her-2/Neu, ER dan PR dengan grading histopatologi (p 0,05). Peneliti menyarankan agar dilakukan penelitian lanjutan karena penelitian ini masih jauh dari sempurna. Perlu penelitian lanjutan klinikopatologik yang berhubungan dengan pemberian terapi pada kanker payudara usia muda dan prediksi respon terapi. DAFTAR PUSTAKA Bardia et al. (2006). Recretional Physical Activity and Risk of Post Menopause Breast Cancer Based on Hormon Receptor Status. Arch Intern Med. Fisher et al. (2005). Report: Correlation of primary breast cancer histopathology and estrogen receptor content. Breast cancer research and treatment J. - Vol. 1 N 1. Hamdani. (2004). Profil Gena HER-2/NEU pada Penderita Kanker Payudara di Makassar. Karya Akhir Pendidikan Spesialisasi Bedah Onkologi FK UNHAS Makassar. Kartika et al. (2009). Ekspresi Protein HER-2/neu, Status Reseptor Estrogen dan Progesteron Pada Berbagai Derajat Keganasan karsinoma Payudara Duktal Invasif Wanita Usia Muda. Majalah Patologi. Makhoul. (2006). Breast Cancer; avialable at Mirshahidi. (2005). Breast Cancer. In Bethesda Handbook of Clinical Oncology, 2 nd edition, Lippincott Williams & Wilkins. Los Angeles. Payne. (2008). Predictive marker in breast cancer the present. Hystopatology. Rosai. (2004). Breast in Rosai and Ackerman s Surgical Pathology. 9 th Eds. Elsevier. Sttersten et al. (2005). Breast Cancer Epidemiology: Myths and Science; avialable at: Zager et al. (2006). Invasive Breast Cancer. MD Anderson Surgical Oncology Handbook, 4 th edition, Lippincott Williams & Wilkins. Los Angeles. 10

12 Tabel 1. Hubungan Antara Ekspresi Her-2/Neu dengan Grading Histopatologi Ekpresi Grading Histopatologi Jumlah Her- % Grade I Grade II Grade III n=32 2/Neu n=3 n=20 n=9 Negatif (16.7) (58.3) (25.0) (0.0) (50.0) (50.0) (20.0) (80.0) (0.0) (0.0) (61.5) (38.5) nilai p p=0.506 Tabel 2. Hubungan antara Status ER dengan Grading Histopatologi Status ER Grading Histopatologi Jumlah % Grade I Grade II Grade III n=32 n=3 n=20 n=9 Negatif (10.0) (55.0) (35.0) Positif (8.3) (75.0) (16.7) nilai p p=0.497 Tabel 3. Hubungan antara Status PR dengan Grading Histopatologi Status PR Grading Histopatologi Jumlah % Grade I Grade II Grade III n=32 n=3 n=20 n=9 Negatif (5.6) (55.6) (38.9) Positif (14.3) (71.4) (14.3) nilai p p=

BAB I PENDAHULUAN. kanker yang paling sering ditemukan pada wanita, setelah kanker mulut

BAB I PENDAHULUAN. kanker yang paling sering ditemukan pada wanita, setelah kanker mulut 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kanker payudara adalah keganasan pada jaringan payudara yang berasal dari epitel duktus atau lobulus. 1 Di Indonesia kanker payudara berada di urutan kedua sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Karsinoma payudara merupakan penyakit keganasan yang paling sering

BAB I PENDAHULUAN. Karsinoma payudara merupakan penyakit keganasan yang paling sering BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karsinoma payudara merupakan penyakit keganasan yang paling sering dijumpai pada wanita dan penyebab kematian terbanyak. Pengobatannya sangat tergantung dari stadium

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Staging tumor, nodus, metastasis (TNM) Semakin dini semakin baik. di bandingkan dengan karsinoma yang sudah invasif.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Staging tumor, nodus, metastasis (TNM) Semakin dini semakin baik. di bandingkan dengan karsinoma yang sudah invasif. 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Prognosis Kanker Payudara Prognosis dipengaruhi oleh ukuran tumor, metastasis, derajat diferensiasi, dan jenis histopatologi. Menurut Ramli (1994), prognosis kanker payudara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana terkandung dalam Al Baqarah ayat 233: "Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh,.

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana terkandung dalam Al Baqarah ayat 233: Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh,. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Payudara merupakan salah satu bagian tubuh wanita yang memiliki kedudukan istimewa baik secara lahir dan batin. Selain memiliki nilai estetika, bagian tubuh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dikalangan wanita sedunia, meliputi 16% dari semua jenis kanker yang diderita

BAB I PENDAHULUAN. dikalangan wanita sedunia, meliputi 16% dari semua jenis kanker yang diderita 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Kanker payudara merupakan jenis kanker yang paling sering ditemui dikalangan wanita sedunia, meliputi 16% dari semua jenis kanker yang diderita oleh kaum wanita dan

Lebih terperinci

HUBUNGAN OBESITAS DENGAN RESEPTOR HORMONAL DAN EKSPRESI HER-2/NEU PADA PENDERITA KANKER PAYUDARA DI MAKASSAR

HUBUNGAN OBESITAS DENGAN RESEPTOR HORMONAL DAN EKSPRESI HER-2/NEU PADA PENDERITA KANKER PAYUDARA DI MAKASSAR HUBUNGAN OBESITAS DENGAN RESEPTOR HORMONAL DAN EKSPRESI HER-2/NEU PADA PENDERITA KANKER PAYUDARA DI MAKASSAR THE RELATIONSHIP BETWEEN OBESITY AND HORMONAL RECEPTOR AS WELL AS HER-2 NEU EXPRESSION IN FEMALE

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 2012(25% dari semua kasus kanker). Angka ini mampu menyumbang

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 2012(25% dari semua kasus kanker). Angka ini mampu menyumbang BAB 1 PENDAHULUAN C. Latar Belakang Kanker payudara merupakan tumor ganas yang paling banyak ditemukan dengan angka kematian yang cukup tinggi pada wanita. Berdasarkan data Global (IARC) 2012, Kanker Payudara

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian retrospektif deskriptif untuk melihat pola ekspresi dari Ki- 67 pada pasien KPDluminal A dan luminal B. 3.2 Tempat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Karsinoma payudara adalah keganasan pada payudara. yang berasal dari sel epitel kelenjar payudara.

BAB I PENDAHULUAN. Karsinoma payudara adalah keganasan pada payudara. yang berasal dari sel epitel kelenjar payudara. 1 BAB I PENDAHULUAN I. 1. Latar Belakang Karsinoma payudara adalah keganasan pada payudara yang berasal dari sel epitel kelenjar payudara. Karsinoma merupakan penyakit yang kompleks yang dari segi klinis,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Karsinoma kolorektal (KKR) merupakan masalah kesehatan serius yang

BAB I PENDAHULUAN. Karsinoma kolorektal (KKR) merupakan masalah kesehatan serius yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karsinoma kolorektal (KKR) merupakan masalah kesehatan serius yang kejadiannya cukup sering, terutama mengenai penduduk yang tinggal di negara berkembang. Kanker ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Karsinoma payudara pada wanita masih menjadi masalah kesehatan yang utama

BAB I PENDAHULUAN. Karsinoma payudara pada wanita masih menjadi masalah kesehatan yang utama BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karsinoma payudara pada wanita masih menjadi masalah kesehatan yang utama di seluruh dunia dan menempati keganasan terbanyak pada wanita baik di negara maju

Lebih terperinci

Bab IV HASIL DAN PEMBAHASAN. jalan Dr. Soetomo No.16, Semarang, Jawa Tengahmerupakan Satuan

Bab IV HASIL DAN PEMBAHASAN. jalan Dr. Soetomo No.16, Semarang, Jawa Tengahmerupakan Satuan Bab IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil 1. Deskripsi Lokasi Penelitian Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Kariadi Semarang yang beralamat di jalan Dr. Soetomo No.16, Semarang, Jawa Tengahmerupakan Satuan Kerja atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Kanker adalah pertumbuhan yang tidak terkendali dari sel-sel, yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Kanker adalah pertumbuhan yang tidak terkendali dari sel-sel, yang dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker adalah pertumbuhan yang tidak terkendali dari sel-sel, yang dapat menyerang dan menyebar ke bagian tubuh yang jauh. Kanker dapat memiliki konsekuensi kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Diperkirakan terdapat kasus baru kanker ovarium dan kasus meninggal

BAB I PENDAHULUAN. Diperkirakan terdapat kasus baru kanker ovarium dan kasus meninggal BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Kanker ovarium merupakan penyebab kematian ketujuh pada wanita di dunia. Diperkirakan terdapat 239.000 kasus baru kanker ovarium dan 152.000 kasus meninggal dunia

Lebih terperinci

Prosiding Pendidikan Dokter ISSN: X

Prosiding Pendidikan Dokter ISSN: X Prosiding Pendidikan Dokter ISSN: 2460-657X Hubungan Usia dengan Tipe Histopatologi, Grading, dan Metastasis Kelenjar Getah Bening pada Penderita Karsinoma Payudara di Bagian Patologi Anatomi Rumah Sakit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kanker merupakan penyebab kematian utama yang memberikan kontribusi

BAB I PENDAHULUAN. Kanker merupakan penyebab kematian utama yang memberikan kontribusi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker merupakan penyebab kematian utama yang memberikan kontribusi 13% kematian dari 22% kematian akibat penyakit tidak menular utama di dunia (Shibuya et al., 2006).

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kanker adalah penyakit tidak menular yang timbul akibat pertumbuhan tidak normal sel jaringan tubuh yang berubah menjadi sel kanker. Pertumbuhan sel tersebut dapat

Lebih terperinci

HUBUNGAN USIA TERHADAP DERAJAT DIFERENSIASI KANKER PAYUDARA PADA WANITA

HUBUNGAN USIA TERHADAP DERAJAT DIFERENSIASI KANKER PAYUDARA PADA WANITA HUBUNGAN USIA TERHADAP DERAJAT DIFERENSIASI KANKER PAYUDARA PADA WANITA Ali Akbar Firasi 1, Eka Yudhanto 2 1 Mahasiswa Program Pendidikan S-1 Kedokteran Umum, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jutaan wanita di seluruh dunia terkena kanker payudara tiap tahunnya. Walaupun

BAB I PENDAHULUAN. jutaan wanita di seluruh dunia terkena kanker payudara tiap tahunnya. Walaupun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker payudara adalah keganasan paling sering pada wanita dan diperkirakan jutaan wanita di seluruh dunia terkena kanker payudara tiap tahunnya. Walaupun terdapat

Lebih terperinci

KARYA TULIS ILMIAH HUBUNGAN OVEREKSPRESI HUMAN EPIDERMAL GROWTH FACTOR RECEPTOR 2 (HER-2) DENGAN USIA PADA PASIEN KANKER PAYUDARA

KARYA TULIS ILMIAH HUBUNGAN OVEREKSPRESI HUMAN EPIDERMAL GROWTH FACTOR RECEPTOR 2 (HER-2) DENGAN USIA PADA PASIEN KANKER PAYUDARA KARYA TULIS ILMIAH HUBUNGAN OVEREKSPRESI HUMAN EPIDERMAL GROWTH FACTOR RECEPTOR 2 (HER-2) DENGAN USIA PADA PASIEN KANKER PAYUDARA Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Derajat Sarjana Kedokteran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan penyebab kematian pada wanita setelah kanker payudara. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. merupakan penyebab kematian pada wanita setelah kanker payudara. Hal ini BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker serviks uteri merupakan salah satu masalah penting pada wanita di dunia. Karsinoma serviks uteri adalah keganasan kedua yang paling sering terjadi dan merupakan

Lebih terperinci

marker inflamasi belum pernah dilakukan di Indonesia.

marker inflamasi belum pernah dilakukan di Indonesia. BAB 1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Karsinoma payudara adalah salah satu penyebab utama morbiditas terkait karsinoma dan kematian di kalangan perempuan di seluruh dunia (Zhang et al., 2013).

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN. Selama periode penelitian mulai Januari 2013 sampai September 2013

BAB V HASIL PENELITIAN. Selama periode penelitian mulai Januari 2013 sampai September 2013 BAB V HASIL PENELITIAN 5.1 Karakteristik subjek Selama periode penelitian mulai Januari 2013 sampai September 2013 berdasarkan data pasien yang sampelnya diperiksa di Laboratorium Patologi Anatomi FK UNUD/RSUP

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kanker payudara merupakan jenis keganasan terbanyak pada wanita

BAB I PENDAHULUAN. Kanker payudara merupakan jenis keganasan terbanyak pada wanita BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker payudara merupakan jenis keganasan terbanyak pada wanita diseluruh dunia dan menjadi penyebab kematian tertinggi kedua setelah kanker paru-paru. Kanker payudara

Lebih terperinci

HUBUNGAN USIA TERHADAP DERAJAT DIFERENSIASI KANKER PAYUDARA PADA WANITA LAPORAN HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH

HUBUNGAN USIA TERHADAP DERAJAT DIFERENSIASI KANKER PAYUDARA PADA WANITA LAPORAN HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH HUBUNGAN USIA TERHADAP DERAJAT DIFERENSIASI KANKER PAYUDARA PADA WANITA LAPORAN HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH Diajukan sebagai syarat untuk mengikuti ujian proposal Karya Tulis Ilmiah mahasiswa Program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kanker masih menjadi masalah besar dalam dunia. kesehatan. Di Indonesia tumor/kanker memiliki jumlah

BAB I PENDAHULUAN. Kanker masih menjadi masalah besar dalam dunia. kesehatan. Di Indonesia tumor/kanker memiliki jumlah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker masih menjadi masalah besar dalam dunia kesehatan. Di Indonesia tumor/kanker memiliki jumlah penderita sekitar 4,3 per 1000 penduduk dengan kanker payudara menjadi

Lebih terperinci

(PR), serta human epidermal growth factor receptor 2 (HER2) kanker payudara tersebut. (Shenkier, 2004) Keberhasilan dalam penatalaksanaan kanker

(PR), serta human epidermal growth factor receptor 2 (HER2) kanker payudara tersebut. (Shenkier, 2004) Keberhasilan dalam penatalaksanaan kanker BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker payudara masih merupakan masalah kesehatan masyarakat yang besar. Kanker payudara menjadi penyebab kematian kedua terbanyak bagi wanita Amerika pada tahun 2013

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Karsinoma Payudara Duktal Invasif Tipe Tidak Spesifik. Karsinoma payudara adalah salah satu keganasan yang sering dijumpai

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Karsinoma Payudara Duktal Invasif Tipe Tidak Spesifik. Karsinoma payudara adalah salah satu keganasan yang sering dijumpai BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Karsinoma Payudara Duktal Invasif Tipe Tidak Spesifik Karsinoma payudara adalah salah satu keganasan yang sering dijumpai diantara kasus keganasan pada wanita. Sampai saat ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Karsinoma payudara merupakan kanker yang paling. sering pada wanita di negara maju dan berkembang, dan

BAB I PENDAHULUAN. Karsinoma payudara merupakan kanker yang paling. sering pada wanita di negara maju dan berkembang, dan BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Karsinoma payudara merupakan kanker yang paling sering pada wanita di negara maju dan berkembang, dan merupakan penyebab kematian kedua pada wanita setelah kanker

Lebih terperinci

Hubungan Ekspresi Reseptor Progesteron dengan Derajat Diferensiasi Carsinoma Mammae

Hubungan Ekspresi Reseptor Progesteron dengan Derajat Diferensiasi Carsinoma Mammae 1 Hubungan Ekspresi Reseptor Progesteron dengan Derajat Diferensiasi Carsinoma Mammae Noor Yazid, Afiana Rohmani, Vina Noviyanti Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Semarang ABSTRAK Latar Belakang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dibanding kasus). Kematian akibat kanker payudara menduduki peringkat

BAB I PENDAHULUAN. dibanding kasus). Kematian akibat kanker payudara menduduki peringkat BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Kanker payudara merupakan salah satu masalah kesehatan penting di dunia, dimana saat ini merupakan peringkat kedua penyakit kanker setelah kanker paru-paru dan telah

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian... 4

DAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian... 4 DAFTAR ISI Halaman SAMPUL DALAM.. i LEMBAR PERSETUJUAN ii PENETAPAN PANITIA PENGUJI... iii UCAPAN TERIMAKASIH iv PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI.. v ABSTRAK.. vi ABSTRACT... vii RINGKASAN.. viii

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Retinoblastoma merupakan keganasan intraokular paling sering pada anak, yang timbul dari retinoblas immature pada perkembangan retina. Keganasan ini adalah keganasan

Lebih terperinci

Majalah Kesehatan FKUB Vol 3, No 3, September 2016

Majalah Kesehatan FKUB Vol 3, No 3, September 2016 Korelasi Pemeriksaan Human Epidermal Growth Factor Receptor-2 (Her-2) dengan Stadium Klinis TNM pada Pasien Kanker Payudara di Instalasi Patologi Anatomi RS dr. Saiful Anwar Periode Januari 2010-Desember

Lebih terperinci

ABSTRAK. Angka Kejadian Karsinoma Mammae di Rumah Sakit Immanuel Bandung Periode Januari 2007 Desember 2009

ABSTRAK. Angka Kejadian Karsinoma Mammae di Rumah Sakit Immanuel Bandung Periode Januari 2007 Desember 2009 ABSTRAK Angka Kejadian Karsinoma Mammae di Rumah Sakit Immanuel Bandung Periode Januari 2007 Desember 2009 Fifi, 2010. Pembimbing I: Laella Kinghua Liana, dr., Sp.PA, M.Kes Pembimbing II: Evi Yuniawati,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Karsinoma nasofaring (KNF) merupakan tumor ganas epitel nasofaring. Etiologi tumor ganas ini bersifat multifaktorial, faktor etnik dan geografi mempengaruhi risiko

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. wanita dan merupakan kanker kelima paling sering pada wanita di seluruh dunia

BAB 1 PENDAHULUAN. wanita dan merupakan kanker kelima paling sering pada wanita di seluruh dunia BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker endometrium adalah kanker paling sering pada saluran genitalia wanita dan merupakan kanker kelima paling sering pada wanita di seluruh dunia setelah payudara,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kanker payudara adalah salah satu keganasan terbanyak dan memiliki angka

I. PENDAHULUAN. Kanker payudara adalah salah satu keganasan terbanyak dan memiliki angka I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker payudara adalah salah satu keganasan terbanyak dan memiliki angka kematian cukup tinggi pada wanita. Setiap tahun terdapat 7 juta penderita kanker payudara dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang Masalah. merupakan jenis kanker yang paling sering terdiagnosis pada wanita (Dizon et al.,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang Masalah. merupakan jenis kanker yang paling sering terdiagnosis pada wanita (Dizon et al., BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah Kanker payudara merupakan masalah besar di seluruh dunia dan merupakan jenis kanker yang paling sering terdiagnosis pada wanita (Dizon et al., 2009). Di Amerika

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. maju maupun di negara berkembang. Di Indonesia, karsinoma payudara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. maju maupun di negara berkembang. Di Indonesia, karsinoma payudara BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karsinoma payudara merupakan masalah kesehatan baik di negara maju maupun di negara berkembang. Di Indonesia, karsinoma payudara menduduki ranking kedua setelah kanker

Lebih terperinci

KARYA TULIS ILMIAH. Oleh: ALIEF ELIT JOHAN BIN ALANG WAHI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2014

KARYA TULIS ILMIAH. Oleh: ALIEF ELIT JOHAN BIN ALANG WAHI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2014 KARYA TULIS ILMIAH KARAKTERISTIK KLINIS PENDERITA KANKER PAYUDARA DENGAN TAMPILAN IMUNOHISTOKIMIA TRIPLE NEGATIVE (TNBC) DI RSUP HAJI ADAM MALIK DAN DEPARTEMEN PATOLOGI ANATOMI FK USU MEDAN PADA PERIODE

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Lokasi Penelitian Rumah Sakit Umum Pemerintah Dr. Kariadi Semarang yang beralamat di jalan Dr. Soetomo No.16, Semarang, Jawa Tengah

Lebih terperinci

Keywords: Expression, ER, HER2, PR

Keywords: Expression, ER, HER2, PR IMMUNOEXPRESSION OF ESTROGEN RECEPTORS, PROGESTERONE RECEPTORS AND HER2 IN BREAST CANCER IN BANDAR LAMPUNG Rizki Hanriko 1, Indri Windarti 1, Muhartono 1 Department of Anatomical Pathology, Faculty of

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kanker payudara merupakan salah satu masalah kesehatan penting di dunia,

BAB I PENDAHULUAN. Kanker payudara merupakan salah satu masalah kesehatan penting di dunia, BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Kanker payudara merupakan salah satu masalah kesehatan penting di dunia, dimana saat ini merupakan peringkat kedua penyakit kanker setelah kanker paru-paru

Lebih terperinci

Karakteristik Penderita Kanker Payudara Berdasarkan Gambaran Histopatologi di RSUD Al-Ihsan Bandung Periode

Karakteristik Penderita Kanker Payudara Berdasarkan Gambaran Histopatologi di RSUD Al-Ihsan Bandung Periode Prosiding Pendidikan Dokter ISSN: 2460-657X Karakteristik Penderita Kanker Payudara Berdasarkan Gambaran Histopatologi di RSUD Al-Ihsan Bandung Periode 2011-2014 1 Mohammad Syafri, 2 Meike Rachmawati,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kanker Ovarium Epitel (KEO) merupakan kanker ginekologi yang. mematikan. Dari seluruh kanker ovarium, secara histopatologi dijumpai

BAB I PENDAHULUAN. Kanker Ovarium Epitel (KEO) merupakan kanker ginekologi yang. mematikan. Dari seluruh kanker ovarium, secara histopatologi dijumpai BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kanker Ovarium Epitel (KEO) merupakan kanker ginekologi yang mematikan. Dari seluruh kanker ovarium, secara histopatologi dijumpai 85-90% adalah kanker ovarium epitel.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dari semua kanker pada organ reproduksi. Diantara kanker yang ditemukan pada

BAB 1 PENDAHULUAN. dari semua kanker pada organ reproduksi. Diantara kanker yang ditemukan pada 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Kanker ovarium adalah kanker ginekologi yang dijumpai hampir 30% dari semua kanker pada organ reproduksi. Diantara kanker yang ditemukan pada perempuan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dunia, dimana saat ini merupakan peringkat kedua penyakit kanker setelah kanker

BAB I PENDAHULUAN. dunia, dimana saat ini merupakan peringkat kedua penyakit kanker setelah kanker 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kanker payudara merupakan salah satu masalah kesehatan penting di dunia, dimana saat ini merupakan peringkat kedua penyakit kanker setelah kanker paru-paru

Lebih terperinci

ABSTRAK GAMBARAN PENDERITA CARCINOMA MAMMAE DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI 2012-DESEMBER 2013

ABSTRAK GAMBARAN PENDERITA CARCINOMA MAMMAE DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI 2012-DESEMBER 2013 ABSTRAK GAMBARAN PENDERITA CARCINOMA MAMMAE DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI 2012-DESEMBER 2013 Bram Adhitama, 2014 Pembimbing I : July Ivone, dr, MKK.MPd.Ked Pembimbing II : Cherry Azaria,dr.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. saat ini menjadi permasalahan dunia, tidak hanya di negara berkembang

I. PENDAHULUAN. saat ini menjadi permasalahan dunia, tidak hanya di negara berkembang 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini pemerintah disibukkan dengan penyakit kanker payudara yang saat ini menjadi permasalahan dunia, tidak hanya di negara berkembang tetapi juga di negara maju.

Lebih terperinci

Is progesteron receptor status really a prognostic factor for intracranial meningiomas?

Is progesteron receptor status really a prognostic factor for intracranial meningiomas? Is progesteron receptor status really a prognostic factor for intracranial meningiomas? A.Celal Iplikcioglu et al. Oleh : Anugerah Pembimbing : dr. Hanis Setyono Sp.BS 1 1. Pendahuluan Meningioma adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Selama tiga dasawarsa terakhir, kanker ovarium masih merupakan masalah

BAB I PENDAHULUAN. Selama tiga dasawarsa terakhir, kanker ovarium masih merupakan masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Selama tiga dasawarsa terakhir, kanker ovarium masih merupakan masalah kesehatan perempuan di dunia, termasuk Indonesia. Hal ini terkait dengan tingginya

Lebih terperinci

2.3.2 Faktor Risiko Prognosis...16 BAB III KERANGKA BERPIKIR DAN KONSEP PENELITIAN Kerangka Berpikir

2.3.2 Faktor Risiko Prognosis...16 BAB III KERANGKA BERPIKIR DAN KONSEP PENELITIAN Kerangka Berpikir DAFTAR ISI SAMPUL DALAM... i LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING.... ii PENETAPAN PANITIA PENGUJI... iii PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN... iv ABSTRAK...v ABSTRACT... vi RINGKASAN... vii SUMMARY... viii KATA

Lebih terperinci

Bagi pria, kewaspadaan juga harus diterapkan karena kanker payudara bisa menyerang

Bagi pria, kewaspadaan juga harus diterapkan karena kanker payudara bisa menyerang Gejala Kanker Payudara dan Penyebabnya Pada wanita khususnya, payudara adalah salah satu organ paling pribadi. Penting artinya memeriksa kondisi payudara secara berkala. Benjolan, penebalan, dan perubahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kanker ovarium merupakan keganasan yang paling. mematikan di bidang ginekologi. Setiap tahunnya 200.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kanker ovarium merupakan keganasan yang paling. mematikan di bidang ginekologi. Setiap tahunnya 200. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker ovarium merupakan keganasan yang paling mematikan di bidang ginekologi. Setiap tahunnya 200.000 wanita didiagnosa dengan kanker ovarium di seluruh dunia dan 125.000

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kardiovaskular dan infeksi (Hauptman, et.al., 2013). Berdasarkan Global Health

BAB 1 PENDAHULUAN. kardiovaskular dan infeksi (Hauptman, et.al., 2013). Berdasarkan Global Health BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker merupakan penyebab kematian ketiga di dunia setelah penyakit kardiovaskular dan infeksi (Hauptman, et.al., 2013). Berdasarkan Global Health Estimates, WHO 2013

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian survei analitik dengan pendekatan cross sectional, yaitu dengan

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian survei analitik dengan pendekatan cross sectional, yaitu dengan 38 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Metode penelitian yang digunakan di dalam penelitian ini adalah metode penelitian survei analitik dengan pendekatan cross sectional, yaitu dengan cara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kanker payudara merupakan kanker tersering pada wanita di seluruh

BAB I PENDAHULUAN. Kanker payudara merupakan kanker tersering pada wanita di seluruh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker payudara merupakan kanker tersering pada wanita di seluruh dunia. Berbeda dengan negara maju dengan insiden kanker payudara yang stagnan atau malah semakin menurun

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL. Korelasi stadium..., Nurul Nadia H.W.L., FK UI., Universitas Indonesia

BAB 4 HASIL. Korelasi stadium..., Nurul Nadia H.W.L., FK UI., Universitas Indonesia BAB 4 HASIL 4.1 Pengambilan Data Data didapatkan dari rekam medik penderita kanker serviks Departemen Patologi Anatomi RSCM pada tahun 2007. Data yang didapatkan adalah sebanyak 675 kasus. Setelah disaring

Lebih terperinci

BAB 6 PEMBAHASAN. Telah dilakukan penelitian pada 45 penderita karsinoma epidermoid serviks uteri

BAB 6 PEMBAHASAN. Telah dilakukan penelitian pada 45 penderita karsinoma epidermoid serviks uteri 78 BAB 6 PEMBAHASAN Telah dilakukan penelitian pada 45 penderita karsinoma epidermoid serviks uteri stadium lanjut yaitu stadium IIB dan IIIB. Pada penelitian dijumpai penderita dengan stadium IIIB adalah

Lebih terperinci

JST Kesehatan, Oktober 2012, Vol. 2 No. 4 : ISSN

JST Kesehatan, Oktober 2012, Vol. 2 No. 4 : ISSN JST Kesehatan, Oktober 2012, Vol. 2 No. 4 : 382 389 ISSN 2252-5416 HUBUNGAN EKSPRESI GATA-3 DENGAN DERAJAT HISTOPATOLOGI KARSINOMA PAYUDARA INVASIF DUKTAL The Corellation Between The Expression of GATA-3

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Kanker payudara merupakan salah satu masalah kesehatan penting di dunia, dimana saat ini menduduki peringkat kedua terbanyak penyakit kanker setelah kanker

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sectional untuk menilai hubungan ekspresi HER-2/neu dengan ukuran tumor pada

BAB III METODE PENELITIAN. sectional untuk menilai hubungan ekspresi HER-2/neu dengan ukuran tumor pada BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Pada penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan desain cross sectional untuk menilai hubungan ekspresi HER-2/neu dengan ukuran tumor pada pasien

Lebih terperinci

GAMBARAN KANKER PAYUDARA BERDASARKAN STADIUM DAN KLASIFIKASI HISTOPATOLOGI DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT HAJI ADAM MALIK MEDAN TAHUN

GAMBARAN KANKER PAYUDARA BERDASARKAN STADIUM DAN KLASIFIKASI HISTOPATOLOGI DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT HAJI ADAM MALIK MEDAN TAHUN GAMBARAN KANKER PAYUDARA BERDASARKAN STADIUM DAN KLASIFIKASI HISTOPATOLOGI DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT HAJI ADAM MALIK MEDAN TAHUN 2012-2013 Oleh : IKKE PRIHATANTI 110100013 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

ABSTRAK KARAKTERISTIK PASIEN KANKER PAYUDARA DAN PENANGANANNYA DI RSUD ARIFIN ACHMAD PEKANBARU PERIODE JANUARI 2010 DESEMBER 2012

ABSTRAK KARAKTERISTIK PASIEN KANKER PAYUDARA DAN PENANGANANNYA DI RSUD ARIFIN ACHMAD PEKANBARU PERIODE JANUARI 2010 DESEMBER 2012 ABSTRAK KARAKTERISTIK PASIEN KANKER PAYUDARA DAN PENANGANANNYA DI RSUD ARIFIN ACHMAD PEKANBARU PERIODE JANUARI 2010 DESEMBER 2012 Fajri Lirauka, 2015. Pembimbing : dr. Laella Kinghua Liana, Sp.PA, M.Kes.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I. 1. Latar Belakang Penelitian. Karsinoma payudara merupakan keganasan paling banyak

BAB I PENDAHULUAN. I. 1. Latar Belakang Penelitian. Karsinoma payudara merupakan keganasan paling banyak BAB I PENDAHULUAN I. 1. Latar Belakang Penelitian Karsinoma payudara merupakan keganasan paling banyak pada wanita. Karsinoma payudara merupakan penyakit heterogen dengan kemiripan secara histologis namun

Lebih terperinci

HALAMAN PENGESAHAN KTI HUBUNGAN OVEREKSPRESI HUMAN EPIDERMAL GROWTH FACTOR RECEPTOR 2 (HER-2) DENGAN GRADE HISTOLOGI PADA PASIEN KANKER PAYUDARA

HALAMAN PENGESAHAN KTI HUBUNGAN OVEREKSPRESI HUMAN EPIDERMAL GROWTH FACTOR RECEPTOR 2 (HER-2) DENGAN GRADE HISTOLOGI PADA PASIEN KANKER PAYUDARA HALAMAN PENGESAHAN KTI HUBUNGAN OVEREKSPRESI HUMAN EPIDERMAL GROWTH FACTOR RECEPTOR 2 (HER-2) DENGAN GRADE HISTOLOGI PADA PASIEN KANKER PAYUDARA Disusun Oleh: AFIF ARIYANWAR 20130310063 Telah disetujui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker Ovarium merupakan penyebab utama kematian dari kanker ginekologi. Selama tahun 2012 terdapat 239.000 kasus baru di seluruh dunia dengan insiden yang bervariasi

Lebih terperinci

ABSTRAK GAMBARAN PENDERITA RAWAT INAP TUMOR PAYUDARA DI RUMAH SAKIT HASAN SADIKIN PERIODE JANUARI-DESEMBER 2010

ABSTRAK GAMBARAN PENDERITA RAWAT INAP TUMOR PAYUDARA DI RUMAH SAKIT HASAN SADIKIN PERIODE JANUARI-DESEMBER 2010 ABSTRAK GAMBARAN PENDERITA RAWAT INAP TUMOR PAYUDARA DI RUMAH SAKIT HASAN SADIKIN PERIODE JANUARI-DESEMBER 2010 Sielvyana Sie, 2011 Pembimbing I : July Ivone, dr., MKK. MPd. Ked. Pembimbing II : Sri Nadya

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK PEMERIKSAAN IMUNOHISTOKIMIA PADA PASIEN KANKER PAYUDARA DI RSUP SANGLAH PERIODE

KARAKTERISTIK PEMERIKSAAN IMUNOHISTOKIMIA PADA PASIEN KANKER PAYUDARA DI RSUP SANGLAH PERIODE KARAKTERISTIK PEMERIKSAAN IMUNOHISTOKIMIA PADA PASIEN KANKER PAYUDARA DI RSUP SANGLAH PERIODE 2003-2012 Nyoman Intan Permatahati Wiguna 1, IB Tjakra Wibawa Manuaba 2 1 Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kasus diantaranya menyebabkan kematian (Li et al., 2012; Hamdi and Saleem,

BAB 1 PENDAHULUAN. kasus diantaranya menyebabkan kematian (Li et al., 2012; Hamdi and Saleem, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker ovarium merupakan peringkat keenam keganasan terbanyak di dunia, dan merupakan penyebab kematian ketujuh akibat kanker. Kanker ovarium didiagnosis pada 225.500

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. angka kejadian paling tinggi di dunia. Berdasarkan data dari GLOBOCAN di

BAB I PENDAHULUAN. angka kejadian paling tinggi di dunia. Berdasarkan data dari GLOBOCAN di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker payudara sampai saat ini merupakan kanker pada wanita dengan angka kejadian paling tinggi di dunia. Berdasarkan data dari GLOBOCAN di tahun 2008, insiden kanker

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. bebas ( ER, PR, dan HER 2) dan variabel terikat ( derajat keganasan)

III. METODE PENELITIAN. bebas ( ER, PR, dan HER 2) dan variabel terikat ( derajat keganasan) III. METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan rancangan cross sectional, yaitu dengan cara pengumpulan data sekaligus pada suatu waktu dengan

Lebih terperinci

ABSTRAK PREVALENSI KARSINOMA MAMAE DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE 1 JANUARI 31 DESEMBER 2008

ABSTRAK PREVALENSI KARSINOMA MAMAE DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE 1 JANUARI 31 DESEMBER 2008 ABSTRAK PREVALENSI KARSINOMA MAMAE DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE 1 JANUARI 31 DESEMBER 2008 Cory Primaturia, 2009, Pembimbing I : dr.freddy Tumewu A.,M.S Pembimbing II : dr. Hartini Tiono Karsinoma

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii PENETAPAN PANITIA PENGUJI... iii

DAFTAR ISI. LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii PENETAPAN PANITIA PENGUJI... iii DAFTAR ISI Halaman SAMPUL DALAM... i LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING.... ii PENETAPAN PANITIA PENGUJI... iii PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN... iv ABSTRAK...v ABSTRACT... vi KATA PENGANTAR... vii DAFTAR ISI...

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL PENELITIAN

BAB 4 HASIL PENELITIAN 20 BAB 4 HASIL PENELITIAN 4.1 Pengambilan Data Data didapatkan dari rekam medik penderita kanker serviks Departemen Patologi Anatomi RSCM Jakarta periode tahun 2004. Data yang didapatkan adalah sebanyak

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. adanya heterogenitas pada perubahan genetik. Kanker payudara menjadi penyebab

BAB I. PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. adanya heterogenitas pada perubahan genetik. Kanker payudara menjadi penyebab BAB I. PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Kanker payudara merupakan penyakit kompleks yang ditandai dengan adanya heterogenitas pada perubahan genetik. Kanker payudara menjadi penyebab utama kematian di dunia.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kanker Payudara 1. Pengertian a. Payudara Payudara yang dalam bahasa latin disebut mamma adalah organ tubuh bagian atas dada dari spesies mamalia berjenis kelamin betina, termasuk

Lebih terperinci

ABSTRAK. Insidensi Fibroadenoma di Rumah Sakit Immanuel Bandung Periode Siti Fitria Dewi, Pembimbing : Sri Nadya J. Saanin.,dr,Mkes.

ABSTRAK. Insidensi Fibroadenoma di Rumah Sakit Immanuel Bandung Periode Siti Fitria Dewi, Pembimbing : Sri Nadya J. Saanin.,dr,Mkes. ABSTRAK Insidensi Fibroadenoma di Rumah Sakit Immanuel Bandung Periode 2005 2006 Siti Fitria Dewi, 2008. Pembimbing : Sri Nadya J. Saanin.,dr,Mkes. Tumor jinak payudara sering terjadi pada wanita paling

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang. banyak pada wanita dan frekuensi paling sering kedua yang menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang. banyak pada wanita dan frekuensi paling sering kedua yang menyebabkan 1 BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Kanker payudara merupakan masalah kesehatan pada wanita di seluruh dunia. Di Amerika, kanker payudara merupakan kanker dengan frekuensi paling banyak pada wanita dan

Lebih terperinci

KANKER PAYUDARA dan KANKER SERVIKS

KANKER PAYUDARA dan KANKER SERVIKS KANKER PAYUDARA dan KANKER SERVIKS OLEH : Dr. EMI RACHMAWATI. CH PUSAT KLINIK DETEKSI DINI KANKER GRAHA YAYASAN KANKER INDONESIA WILAYAH DKI JL.SUNTER PERMAI RAYA No.2 JAKARTA UTARA 14340 Pendahuluan Kanker

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Kanker adalah penyakit yang ditandai karena adanya pergeseran pada mekanisme kontrol yang mengatur jalannya kelangsungan hidup, proliferasi, dan diferensiasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengalami mutasi, diperkirakan 80% disebabkan oleh faktor lingkungan,

BAB I PENDAHULUAN. mengalami mutasi, diperkirakan 80% disebabkan oleh faktor lingkungan, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker merupakan penyakit yang memiliki karakteristik proliferasi atau pembelahan yang tidak terkontrol dan sering menyebabkan terjadinya massa atau tumor (sel abnormal).

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. sehingga berpengaruh pada kondisi kesehatan dan kemungkinan mengakibatkan. berbagai penyakit-penyakit yang dapat dialaminya.

I. PENDAHULUAN. sehingga berpengaruh pada kondisi kesehatan dan kemungkinan mengakibatkan. berbagai penyakit-penyakit yang dapat dialaminya. I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan faktor penting dalam menunjang segala aktifitas hidup seseorang. Namun banyak orang yang menganggap remeh sehingga mengabaikan kesehatan dengan berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dunia. Pada tahun 2012 sekitar 8,2 juta kematian diakibatkan oleh kanker. Kanker

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dunia. Pada tahun 2012 sekitar 8,2 juta kematian diakibatkan oleh kanker. Kanker BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kanker merupakan salah satu penyebab kematian terbesar di seluruh dunia. Pada tahun 2012 sekitar 8,2 juta kematian diakibatkan oleh kanker. Kanker merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Karsinoma ovarium adalah keganasan yang berasal. dari jaringan ovarium. Ovarian Cancer Report mencatat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Karsinoma ovarium adalah keganasan yang berasal. dari jaringan ovarium. Ovarian Cancer Report mencatat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karsinoma ovarium adalah keganasan yang berasal dari jaringan ovarium. Ovarian Cancer Report mencatat pada tahun 2014 karsinoma ovarium adalah karsinoma peringkat tujuh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian Pada penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan desain cross

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian Pada penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan desain cross BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Pada ini merupakan analitik dengan desain cross sectional untuk menilai hubungan oekspresi HER-2 dengan grade histologi pada pasien kanker payudara. Cross

Lebih terperinci

I. BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

I. BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang I. BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Tumor ovarium dapat berasal dari salah satu dari tiga komponen berikut: epitel permukaan, sel germinal, dan stroma ovarium itu sendiri. Terdapat pula kasus yang

Lebih terperinci

ABSTRAK GAMBARAN KANKER SERVIKS DI RUMAH SAKIT PIRNGADI MEDAN PERIODE 1 JANUARI DESEMBER 2013

ABSTRAK GAMBARAN KANKER SERVIKS DI RUMAH SAKIT PIRNGADI MEDAN PERIODE 1 JANUARI DESEMBER 2013 ABSTRAK GAMBARAN KANKER SERVIKS DI RUMAH SAKIT PIRNGADI MEDAN PERIODE 1 JANUARI 2012-31 DESEMBER 2013 Indra Josua M. Tambunan, 2014 Pembimbing : Dr. Iwan Budiman, dr, MS, MM, M.Kes, AIF.. Kanker serviks

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Kanker payudara merupakan kanker yang paling sering. terjadi di dunia dan kejadiannya bertambah terutama pada

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Kanker payudara merupakan kanker yang paling sering. terjadi di dunia dan kejadiannya bertambah terutama pada BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Kanker payudara merupakan kanker yang paling sering terjadi di dunia dan kejadiannya bertambah terutama pada negara berkembang. Kanker payudara sendiri adalah kanker

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. penyakit dimana sel-sel abnormal membelah tanpa kontrol dan. (adenokarsinoma) (Kumar, 2007 ; American Cancer Society, 2011 ;

BAB II LANDASAN TEORI. penyakit dimana sel-sel abnormal membelah tanpa kontrol dan. (adenokarsinoma) (Kumar, 2007 ; American Cancer Society, 2011 ; 4 BAB II LANDASAN TEORI A. TinjauanPustaka 1. Kanker Payudara a. Definisi Kanker atau neoplasma adalah istilah yang digunakan untuk penyakit dimana sel-sel abnormal membelah tanpa kontrol dan mampu menyerang

Lebih terperinci

Penyebab, Gejala, dan Pengobatan Kanker Payudara Thursday, 14 August :15

Penyebab, Gejala, dan Pengobatan Kanker Payudara Thursday, 14 August :15 Kanker payudara adalah penyakit dimana selsel kanker tumbuh di dalam jaringan payudara, biasanya pada ductus (saluran yang mengalirkan ASI ke puting) dan lobulus (kelenjar yang membuat susu). Kanker atau

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Karsinoma servik merupakan penyakit kedua terbanyak pada perempuan

BAB 1 PENDAHULUAN. Karsinoma servik merupakan penyakit kedua terbanyak pada perempuan 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karsinoma servik merupakan penyakit kedua terbanyak pada perempuan dengan usia rata-rata 55 tahun (Stoler, 2014). Diperkirakan terdapat 500.000 kasus baru setiap

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Meningioma merupakan tumor otak jinak pada jaringan pembungkus otak atau meningens. Meningioma tumbuh dari sel arachnoid cap yang berasal dari arachnoid villi atau lapisan

Lebih terperinci

ABSTRAK GAMBARAN PENYAKIT KANKER OVARIUM DI RUMAH SAKIT HASAN SADIKIN BANDUNG PERIODE JANUARI 2011-DESEMBER 2011

ABSTRAK GAMBARAN PENYAKIT KANKER OVARIUM DI RUMAH SAKIT HASAN SADIKIN BANDUNG PERIODE JANUARI 2011-DESEMBER 2011 ABSTRAK GAMBARAN PENYAKIT KANKER OVARIUM DI RUMAH SAKIT HASAN SADIKIN BANDUNG PERIODE JANUARI 2011-DESEMBER 2011 Adindha, 2012; Pembimbing I : Laella K. Liana, dr., Sp. PA., M. Kes. Pembimbing II : Rimonta

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Kata kanker berasal dari kata Yunani, karnikos, yang berarti udang-karang dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Kata kanker berasal dari kata Yunani, karnikos, yang berarti udang-karang dan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kata kanker berasal dari kata Yunani, karnikos, yang berarti udang-karang dan merupakan istilah umum untuk ratusan tumor ganas yang masing-masing sangat berbeda satu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker adalah sekelompok penyakit yang terjadi akibat adanya perubahan sel tubuh menjadi sel yang abnormal dan membelah diri di luar kendali yang dikenali sebagai sel

Lebih terperinci

ABSTRAK PERBEDAAN KADAR CANCER ANTIGEN 125 DAN HUMAN EPIDIDIMIS PROTEIN 4 PADA PASIEN KANKER OVARIUM EPITELIAL TIPE I DAN TIPE II

ABSTRAK PERBEDAAN KADAR CANCER ANTIGEN 125 DAN HUMAN EPIDIDIMIS PROTEIN 4 PADA PASIEN KANKER OVARIUM EPITELIAL TIPE I DAN TIPE II ABSTRAK PERBEDAAN KADAR CANCER ANTIGEN 125 DAN HUMAN EPIDIDIMIS PROTEIN 4 PADA PASIEN KANKER OVARIUM EPITELIAL TIPE I DAN TIPE II Pande Made Angger Parameswara Bagian Obstetri & Ginekologi Fakultas Kedokteran

Lebih terperinci

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran. Oleh :

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran. Oleh : HUBUNGAN ANTARA BODY MASS INDEX (BMI) DENGAN FENOTIPE MOLEKULER HUMAN EPIDERMAL GROWTH FACTOR RECEPTOR 2 (HER2) PADA PASIEN INVASIVE BREAST CARCINOMA OF NO SPECIAL TYPE (NST) DI RS PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kompleks, mencakup faktor genetik, infeksi Epstein-Barr Virus (EBV) dan

BAB I PENDAHULUAN. kompleks, mencakup faktor genetik, infeksi Epstein-Barr Virus (EBV) dan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karsinoma nasofaring (KNF) adalah tumor ganas yang cenderung didiagnosis pada stadium lanjut dan merupakan penyakit dengan angka kejadian tertinggi serta menjadi

Lebih terperinci