1. Sinyal adalah besaran fisis yang berubah menurut. 2. X(z) = 1/(1 1,5z 1 + 0,5z 2 ) memiliki solusi gabungan causal dan anti causal pada

dokumen-dokumen yang mirip
MATERI PENGOLAHAN SINYAL :

SINYAL SISTEM SEMESTER GENAP S1 SISTEM KOMPUTER BY : MUSAYYANAH, MT

Tujuan Belajar 1. Peserta mengetahui definisi, representasi matematis, dan pengertian dasar tentang sinyal, sistem, dan pemrosesan sinyal

BAB II PENCUPLIKAN DAN KUANTISASI

MODUL 2 PEMBANGKITKAN SINYAL

BAB III SINYAL DAN SISTEM WAKTU DISKRIT

Analog to Digital Converter (ADC)

SINYAL DISKRIT. DUM 1 September 2014

SINYAL DISKRIT. DUM 1 September 2014

PENGOLAHAN SINYAL DAN SISTEM DISKRIT. Pengolahan Sinyal Analog adalah Pemrosesan Sinyal. bentuk m dan manipulasi dari sisi sinyal dan informasi.

SINYAL DAN SISTEM DALAM KEHIDUPAN

Digital to Analog Conversion dan Rekonstruksi Sinyal Tujuan Belajar 1

KONSEP FREKUENSI SINYAL WAKTU KUNTINYU & WAKTU DISKRIT

BAB III SINYAL DAN SISTEM WAKTU DISKRIT

BAB II LANDASAN TEORI

Bab 1 Pengenalan Dasar Sinyal

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA & KOMPUTER JAKARTA STI&K SATUAN ACARA PERKULIAHAN

KOMPUTASI SINYAL DIGITAL SINYAL DAN SISTEM. GEMBONG EDHI SETYAWAN, S.T., M.T. -

KOMPUTASI SINYAL DIGITAL SINYAL DAN SISTEM

Karena deret tersebut konvergen pada garis luarnya, kita dapat menukar orde integrasi dan penjumlahan pada ruas kanan.

SIMULASI HASIL PERANCANGAN LPF (LOW PASS FILTER) DIGITAL MENGGUNAKAN PROTOTIP FILTER ANALOG BUTTERWORTH

Invers Transformasi Laplace

MODUL I SINYAL WAKTU DISKRIT. X(n) 2 1,7 1,5

Untai Elektrik I. Waveforms & Signals. Dr. Iwan Setyawan. Fakultas Teknik Universitas Kristen Satya Wacana. Untai 1. I. Setyawan.

Design FIR Filter. Oleh: Tri Budi Santoso Group Sinyal, EEPIS-ITS

SISTEM WAKTU DISKRIT, KONVOLUSI, PERSAMAAN BEDA. Pengolahan Sinyal Digital

ANALISA SINYAL DAN SISTEM TE 4230

HAND OUT EK. 353 PENGOLAHAN SINYAL DIGITAL

BAB II DASAR TEORI. sebagian besar masalahnya timbul dikarenakan interface sub-part yang berbeda.

KOMPUTASI SINYAL DIGITAL SINYAL DAN SISTEM. GEMBONG EDHI SETYAWAN, S.T., M.T. -

DERET FOURIER. 1. Pendahuluan

TE Sistem Linier

KONSEP SINYAL. Asep Najmurrokhman Jurusan Teknik Elektro Universitas Jenderal Achmad Yani February EL2032 Sinyal dan Sistem

MODUL 4 SAMPLING DAN ALIASING

Tanggapan Frekuensi Pendahuluan

Ikhtisar Sinyal dan Sistem Linier

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2. Sinyal Waktu-Diskret dan Sistemnya

1.4 KONVERSI ANALOG-KE DIGITAL DAN DIGITAL-KE-ANALOG. Sinyal-sinyal analog di alam:

PRAKTIKUM ISYARAT DAN SISTEM TOPIK 2 SISTEM LINEAR TIME-INVARIANT (LTI)

BAB IV SINYAL DAN MODULASI

SATUAN ACARA PERKULIAHAN EK.353 PENGOLAHAN SINYAL DIGITAL

MODUL 4 SAMPLING SINYAL

MODUL 7 TRANSFORMASI FOURIER DISKRIT

FUNGSI DAN GRAFIK FUNGSI

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. perangkat pendukung yang berupa piranti lunak dan perangkat keras. Adapun

BAB II DASAR TEORI. Dalam bab ini penulis akan menjelaskan teori teori yang diperlukan untuk

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

s(t) = C (2.39) } (2.42) atau, dengan menempatkan + )(2.44)

1.4 KONVERSI ANALOG-KE DIGITAL DAN DIGITAL-KE-ANALOG. Sinyal-sinyal analog di alam:

BAB III METODE PENGAMBILAN DAN PENGOLAHAN DATA SEISMOELEKTRIK. palu. Dari referensi pengukuran seismoelektrik di antaranya yang dilakukan oleh

MODUL 1 Nama Percobaan

(2) dengan adalah komponen normal dari suatu kecepatan partikel yang berhubungan langsung dengan tekanan yang diakibatkan oleh suara dengan persamaan

Aplikasi Fungsi Sinus Sebagai Pembangkit Sinyal Suara

Deret Fourier untuk Sinyal Periodik

PRAKTIKUM ISYARAT DAN SISTEM TOPIK 1 ISYARAT DAN SISTEM

MODUL 2 SINYAL DAN SUARA

PENDAHULUAN. Latar Belakang

KOMUNIKASI DATA SUSMINI INDRIANI LESTARININGATI, M.T

BAB II DIGITISASI DAN TRANSMISI SUARA. 16Hz 20 khz, yang dikenal sebagai frekwensi audio. Suara menghasilkan

Pengolahan Sinyal Elektronik (PENDAHULUAN)

TKE 3105 ISYARAT DAN SISTEM. Kuliah 5 Sistem LTI. Indah Susilawati, S.T., M.Eng.

KULIAH 9 FILTER DIGITAL

Bab Persamaan Beda dan Operasi Konvolusi

SATUAN ACARA PERKULIAHAN UNIVERSITAS GUNADARMA

MATERI 4 MATEMATIKA TEKNIK 1 DERET FOURIER

BAB III METODE PENELITIAN

Signal Models {Rangkaian Elektrik} By: Gutama Indra Gandha, M.Eng Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Dian Nuswantoro

SATUAN ACARA PERKULIAHAN UNIVERSITAS GUNADARMA

REPRESENTASI ISYARAT ISYARAT FOURIER

Pengolahan Sinyal Digital

BAB 2 LANDASAN TEORI

PRINSIP UMUM. Bagian dari komunikasi. Bentuk gelombang sinyal analog sebagai fungsi waktu

2.1. Filter. Gambar 1. Bagian dasar konverter analog ke digital

penulisan ini dengan Perancangan Anti-Aliasing Filter Dengan Menggunakan Metode Perhitungan Butterworth. LANDASAN TEORI 2.1 Teori Sampling Teori Sampl

MODUL PRAKTIKUM SISTEM KOMUNIKASI DIGITAL

Respons Sistem dalam Domain Waktu. Dasar Sistem Kontrol, Kuliah 4

Departemen Teknik Elektro dan Teknologi Informasi, Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta

Spektrum dan Domain Sinyal

Simulasi Control System Design dengan Scilab dan Scicos

PERANCANGAN DAN SIMULASI LOW PASS FINITE IMPULSE RESPONSE DENGAN METODE WINDOWING

MODUL 1 PROSES PEREKAMAN DAN PENGEDITAN SINYAL WICARA

BAB II NOISE. Dalam sistem komunikasi, keberhasilan penyampaian informasi dari pengirim

Implementasi Filter FIR secara Real Time pada TMS 32C5402

BAB 2 LANDASAN TEORI

KOMUNIKASI DATA SUSMINI INDRIANI LESTARININGATI, M.T

SISTEM PENYAMA ADAPTIF DENGAN ALGORITMA GALAT KUADRAT TERKECIL TERNORMALISASI

Jaringan Syaraf Tiruan pada Robot

PENGENALAN KONSEP DASAR SINYAL S1 TEKNIK TELEKOMUNIKASI SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI TELEMATIKA TELKOM PURWOKERTO 2015

BAB VI FILTER DIGITAL

SOAL UAS PENGOLAHAN SINYAL DIGITAL WADARMAN JAYA TELAUMBANUA

BAB 5 SIMULASI INVERTER PWM LIMA-FASA

ANALISIS SISTEM KENDALI

GETARAN DAN GELOMBANG

PENGENALAN NADA SULING REKORDER MENGGUNAKAN FUNGSI JARAK CHEBYSHEV

SIMULASI KONVERTER A/D DELTA-SIGMA TINGKAT-1 DENGAN MENGGUNAKAN SIMULINK MATLAB

[TTG4J3] KODING DAN KOMPRESI. Oleh : Ledya Novamizanti Astri Novianty. Prodi S1 Teknik Telekomunikasi Fakultas Teknik Elektro Universitas Telkom

LEMBAR EVALUASI (Pilihan Ganda)

By : MUSAYYANAH, S.ST, MT

BAB VI FILTER DIGITAL

Transkripsi:

1. Sinyal adalah besaran fisis yang berubah menurut 2. X(z) = 1/(1 1,5z 1 + 0,5z 2 ) memiliki solusi gabungan causal dan anti causal pada 3. X + (z) mempunyai sifat sifat seperti yang disebutkan di bawah ini, kecuali 4. Contoh contoh sinyal disebutkan di bawah ini, kecuali 5. Dalam persamaan gelombang berikut x a (t) = Acos(Ω t + θ) maka Ω memiliki satuan 6. Dalam persamaan gelombang berikut x a (t) = Acos(Ω t + θ) maka θ memiliki satuan 7. Jika T adalah periode sinyal x a (t) maka berlaku 8. Dalam persamaan gelombang sinusoidal waktu diskrit x(n) = Acos(2πfn + θ) berlaku sifat sifat di bawah ini, kecuali 9. Sekumpulan sinyal s k (t) = e jkω 0t = e j2πkf 0t ; k = 0,1,2,... memiliki sifat sifat yang disebutkan di bawah ini, kecuali 10.Jika diketahui sinyal x(n) = sin [2π n + θ], di mana θ = 2πq/N dan q,n integer N sinyal yang terhubung secara harmonis dengan fase sama adalah 11.Diketahui sinyal x 1 (t) = cos 2π10t di sampling dengan menggunakan frekuensi 40 Hz. Dengan menggunakan frekuensi sampling yang sama maka alias sinyal x 1 (t) tersebut adalah 12.Diketahui sinyal x(n) = 3 cos 2 πn yang diperoleh dengan menggunakan frekuensi 3 sampling sebesar 75 Hz. Sinyal waktu kontinyu yang di sampling adalah 13.Jika 1, 2, 5, 7, 0, 1} maka X(z) adalah

14.Untuk x(n) = δ(n k), k > 0 maka ROC nya adalah 15.Couchy countour integral z z k n k 1 dz untuk k = n bernilai 16.X(z) = (1 + z 1 )/(1 z 1 + 0,5z 2 ) mempunyai dua buah zero yaitu 17.Untuk X(z) = 1/[(1 + z 1 )(1 z 1 ) 2 ] jika dinyatakan sebagai X(z)/z = A 1 /(z + 1) + A 2 /(z 1) + A 3 /(z 1) 2 maka A 1, A 2 dan A 3 berturut turut bernilai 18.X(z) = 1/(1 1,5z 1 + 0,5z 2 ) memiliki solusi causal pada 19.Jika 1, 0 n N 1 0, elsewhere x(n) = x 1 (n) + x 2 (n) dengan 20.Jika diketahui sinyal analog x a (t) = 3 cos 50πt + sin 300πt cos 100πt Nyquist rate sinyal tersebut adalah 21.Jika diketahui sinyal analog x a (t) = 5 cos 2000πt + 3 sin 6000πt + 10 cos 12000πt Bila F s = 5000 Hz maka 22.Error kuantisasi terjadi karena 23.Apabila kita menyediakan 4 buah bit untuk kebutuhan setiap sampel maka step kuantisasi yang terjadi sebanyak 24.Couchy countour integral z z k n k 1 dz untuk k n bernilai 25.Couchy countour integral digunakan untuk menghitung 26.ROC untuk sinyal berdurasi tak hingga causal berada di 27.ROC untuk sinyal berdurasi hingga, anti causal berada di

28.Sinyal x(n) = 6,35cos(πn/10). Jumlah bit per sampel yang diperlukan jika step kuantisasinya sebesar 0,5 adalah 29.Cara merepresentasikan sinyal, selain dengan menggunakan grafik dapat dilakukan dengan menggunakan cara cara yang disebutkan di bawah ini, kecuali 30.Sinyal yang merupakan fungsi dari lebih daripada satu variabel independen adalah 31.Pole dari X(z) adalah nilai nilai z yang menyebabkan X(z) bernilai 32.X(z) = 1/(1 z 1 ) memiliki 33.Dalam kasus pole real (double) berarti bahwa 34.Permodelan sinyal mengubah besaran fisis menjadi 35.Untuk memproses sinyal analog maka DSP membutuhkan komponen 36.Keuntungan pemrosesan secara digital disebutkan di bawah ini, kecuali 37.Di antara sinyal sinyal yang diperlihatkan di bawah ini, yang dapat dikatakan sinyal kompleks adalah 38.Sinyal dasar yang didefinisikan sebagai 1, n = 0 δ(n) = { 0, n 0 dikatakan A. eksponensial B. unit ramp C. unit step D. unit sample (impulse) 39.Sinyal dasar yang didefinisikan sebagai 1, n 0 u(n) = { 0, n < 0 dikatakan 40.Jika x(n) memiliki bentuk simetrik x e (n) dan bentuk asimetrik x o (n) maka berlaku hubungan

41.Dengan mengganti n dalam x(n) menjadi (n k) akan membuat 42.Misalkan input n, 2 n 2 0, otherwise Respon y(n) = (1/3 )(x(n+1) + x(n) + x(n 1)) adalah 43.Bentuk umum persamaan I/O untuk akumulator adalah 44.Untuk akumulator, jika n n 0, dengan memberi input x(n 0 ) untuk n n 0. Kondisi initially relaxed pada keadaan ini berarti bahwa 45.Akumulator y(n) = y(n 1) + x(n) dieksitasi oleh deret x(n) = nu(n). Output bila kondisi awal y( 1) = 1 adalah 46.Representasi secara diagram blok dari sistem y(n) = ¼ y(n 1) + ½ x(n) + ½ x(n 1) akan memiliki blok blok dasar sebagai berikut, kecuali 47.Jika y(n) = ½ y(n 1) + 2 x(n) maka h(n) 48.Jika X(z) = 1/(1 1,5z 1 + 0,5z 2 ) dinyatakan sebagai X(z)/z = A 1 /(z 1) + A 2 /(z 0,5) maka A 1 dan A 2 berturut turut adalah 49.X(z) = (1 + z 1 )/(1 z 1 + 0,5z 2 ) mempunyai dua buah pole yaitu 50.Sistem y(n) = x(n) + 3x(n 1) dikatakan 51.Jika 2, 4, 0, 3}diuraikan ke dalam penjumlahan weighting impulse sequence maka akan didapatkan 52.Untuk x(n) = δ(n+k), k > 0 maka ROC nya adalah 53.Jika n, 2 n 2 0, otherwise Akumulator menjadi 54.Bila y(n) hanya bergantung kepada input input x(n), x(n 1), x(n 2),... tetapi tidak bergantung kepada input input x(n+1), x(n+2),..., maka y(n) dikatakan

55.Jika y(n) = y 2 (n 1) + x(n), dengan mengambil x(n) = Cδ(n) dengan C adalah konstanta, maka y(2) adalah 56.Bentuk umum solusi langsung y(n) = F[y(n 1), y(n 2),..., y(n M), x(n), x(n 1),..., x(n N)] adalah 57.Transformasi z dari x(n) = (½) n u(n) adalah 58.Jika x(n) = α n u(n) maka X(z) adalah 59.Tahapan konvolusi melalui langkah langkah yang disebutkan di bawah ini 1. multiplication x(k)h(n 0 k) 2. folding h(k) h( k) 3. summation v 4. shifting h( k) h(n 0 k) Urutan langkah langkah yang benar adalah 60.Dalam konvolusi jika diketahui h(n) = {1, 2, 1, 1} 1, 2, 3, 1} maka y(n) adalah 61.Untuk sistem atau sinyal causal berlaku h(n) untuk 62.Respon terhadap sistem yang pada saat inisialisasi dalam keadaan non relaxed dan isi memori (yang berisi past output) dalam keadaan tidak kosong (y( 1) 0), jika diberi masukan bernilai 0 dikatakan 63.Jika 1, 0 n N 1 0, elsewhere maka X (z) adalah 64.Transformasi z dari a n x(n) identik dengan

65.Transformasi z dari x(n) = u( n) adalah 66.Jika x(n) = na n u(n) maka X(z) adalah 67.Konvolusi dua sinyal di domain waktu dapat menghasilkan 68.Jika x 1 (n) = {1, 2, 1} 1, 0 n 5 dan x 2 (n) = { 0, elsewhere maka x(n) = x 1 (n) * x 2 (n) adalah 69.Zero dari X(z) adalah nilai nilai z yang menyebabkan X(z) bernilai 70.Jika x(n) = cos(ω 0 n)u(n) maka X(z) adalah 71.Jika x(n) = sin(ω 0 n)u(n) maka X(z) adalah 72.Sinyal dengan pole yang berada di dalam unit circle selalu memiliki amplitudo yang 73.Decay yang cepat menunjukkan sistem yang 74.Untuk H(z) = n= hnz h = Y(z)/X(z) maka untuk sistem LCCDE dengan kondisi semua zero didapat H(z) 75.Jika y(n) = ½ y(n 1) + 2 x(n) maka H(z)