Is progesteron receptor status really a prognostic factor for intracranial meningiomas?

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Tumor otak mendapatkan banyak perhatian karena. ditemukan merupakan penyebab kematian kedua setelah

BAB I PENDAHULUAN. Karsinoma payudara adalah keganasan pada payudara. yang berasal dari sel epitel kelenjar payudara.

PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. dikalangan wanita sedunia, meliputi 16% dari semua jenis kanker yang diderita

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Staging tumor, nodus, metastasis (TNM) Semakin dini semakin baik. di bandingkan dengan karsinoma yang sudah invasif.

BAB 1 PENDAHULUAN. yang berasal dari sel meningothelial (arachnoid) leptomeningen. Tumor ini dapat

HUBUNGAN ANTARA RESEPTOR PROGESTERON DENGAN Ki-67 LABELING INDEX PADA MENINGIOMA

2.3.2 Faktor Risiko Prognosis...16 BAB III KERANGKA BERPIKIR DAN KONSEP PENELITIAN Kerangka Berpikir

I. PENDAHULUAN. Kanker payudara adalah salah satu keganasan terbanyak dan memiliki angka

BAB I PENDAHULUAN. kanker yang paling sering ditemukan pada wanita, setelah kanker mulut

BAB I PENDAHULUAN. Kanker payudara merupakan jenis keganasan terbanyak pada wanita

BAB I PENDAHULUAN. Karsinoma payudara merupakan penyakit keganasan yang paling sering

BAB III KERANGKA TEORI, KERANGKA KONSEP, DAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. dibanding kasus). Kematian akibat kanker payudara menduduki peringkat

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB V HASIL PENELITIAN. Selama periode penelitian mulai Januari 2013 sampai September 2013

BAB I PENDAHULUAN. jutaan wanita di seluruh dunia terkena kanker payudara tiap tahunnya. Walaupun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sebagian besar meningioma berlokasi di kavitas intra kranial, diikuti

(PR), serta human epidermal growth factor receptor 2 (HER2) kanker payudara tersebut. (Shenkier, 2004) Keberhasilan dalam penatalaksanaan kanker

BAB I PENDAHULUAN. Karsinoma sel basal (KSB) merupakan kelompok tumor ganas kulit yang ditandai dengan

PENDAHULUAN METODE HASIL

BAB I PENDAHULUAN. Kanker masih menjadi masalah besar dalam dunia. kesehatan. Di Indonesia tumor/kanker memiliki jumlah

marker inflamasi belum pernah dilakukan di Indonesia.

BAB 1 PENDAHULUAN. kardiovaskular dan infeksi (Hauptman, et.al., 2013). Berdasarkan Global Health

BAB 1 PENDAHULUAN. Papilloma sinonasal diperkenalkan oleh Ward sejak tahun 1854, hanya mewakili

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana terkandung dalam Al Baqarah ayat 233: "Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh,.

III. METODE PENELITIAN. bebas ( ER, PR, dan HER 2) dan variabel terikat ( derajat keganasan)

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Karsinoma payudara merupakan karsinoma terbanyak. pada wanita di dunia. Menurut World Health Organization

BAB I PENDAHULUAN. I. 1. Latar Belakang Penelitian. Karsinoma payudara merupakan keganasan paling banyak

Progesterone Receptor Expression in Histopathological Subtypes of Beningn Orbitocranial Meningiomas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Meningioma merupakan neoplasma intracranial extraaxial yang paling banyak

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kanker merupakan penyebab kematian utama yang memberikan kontribusi

BAB I PENDAHULUAN. Diperkirakan terdapat kasus baru kanker ovarium dan kasus meninggal

BAB I. PENDAHULUAN. Meningioma merupakan tumor otak primer yang berasal jaringan. meninges dan merupakan salah satu tumor primer yang cukup sering

BAB I. PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. adanya heterogenitas pada perubahan genetik. Kanker payudara menjadi penyebab

BAB I PENDAHULUAN. Karsinoma payudara merupakan kanker yang paling. sering pada wanita di negara maju dan berkembang, dan

BAB I PENDAHULUAN. Karsinoma payudara pada wanita masih menjadi masalah kesehatan yang utama

HUBUNGAN USIA TERHADAP DERAJAT DIFERENSIASI KANKER PAYUDARA PADA WANITA LAPORAN HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH

HUBUNGAN EKSPRESI HER-2/NEU DAN HORMONAL RESEPTOR DENGAN GRADING HISTOPATOLOGI PADA PENDERITA KANKER PAYUDARA WANITA USIA MUDA

BAB 3 KERANGKA TEORI, KERANGKA KONSEP, DAN HIPOTESIS

drg. Muhammad Hamka Maha Putra

BAB I PENDAHULUAN. Karsinoma nasofaring (KNF) adalah suatu karsinoma epitel skuamosa yang timbul

BAB 1 PENDAHULUAN. wanita dan merupakan kanker kelima paling sering pada wanita di seluruh dunia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang Masalah. merupakan jenis kanker yang paling sering terdiagnosis pada wanita (Dizon et al.,

BAB 5 HASIL PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan sampel 24 ekor mencit jantan strain Swiss, setelah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

I. BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian Pada penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan desain cross

BAB I PENDAHULUAN. paling umum terjadi dan paling banyak menyebabkan. kematian pada perempuan setelah karsinoma paru-paru

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dunia. Pada tahun 2012 sekitar 8,2 juta kematian diakibatkan oleh kanker. Kanker

BAB I PENDAHULUAN. merupakan penyebab kematian pada wanita setelah kanker payudara. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. Kanker payudara merupakan kanker tersering pada wanita di seluruh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. maju maupun di negara berkembang. Di Indonesia, karsinoma payudara

BAB 4 HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Keganasan ini dapat menunjukkan pola folikular yang tidak jarang dikelirukan

BAB I PENDAHULUAN. mengalami mutasi, diperkirakan 80% disebabkan oleh faktor lingkungan,

BAB 1 PENDAHULUAN. mencapai stadium lanjut dan mempunyai prognosis yang jelek. 1,2

BAB I PENDAHULUAN. Karsinoma kolorektal (KKR) merupakan masalah kesehatan serius yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Kanker adalah pertumbuhan yang tidak terkendali dari sel-sel, yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. Kanker ovarium adalah suatu massa atau jaringan baru yang. abnormal yang terbentuk pada jaringan ovarium serta mempunyai sifat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia insiden karsinoma tiroid mengalami peningkatan setiap tahun (Sudoyo,

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL. Gambar 3.1 Kerangka Konsep Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian Pada penelitian ini digunakan desain cross sectional. Cross

PETANDA TUMOR (Tumor marker) ELLYZA NASRUL Bagian Patologi Klinik FK Unand/RS.dr.M.Djamil Padang

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang. nonhodgkin dan limfoma Hodgkin. Perbedaan limfoma Hodgkin dan limfoma

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia dan di Bali khususnya insiden karsinoma tiroid sangat tinggi sejalan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dunia, dimana saat ini merupakan peringkat kedua penyakit kanker setelah kanker

BAB I PENDAHULUAN. keganasan epitel tersebut berupa Karsinoma Sel Skuamosa Kepala dan Leher (KSSKL)

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dari jaringan organ yang tidak mengalami diferensiasi membentuk .

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB VI PEMBAHASAN. Pemeriksaan tumor pada kolon secara makroskopis, berhasil tumbuh 100%

BAB 4 HASIL. Korelasi stadium..., Nurul Nadia H.W.L., FK UI., Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Limfoma dibagi menjadi dua kelompok besar, yaitu. Non Hodgkin Lymphoma (NHL) dan Hodgkin Lymphoma (HL).

BAB I PENDAHULUAN. Meningioma adalah tumor jinak pada CNS yang. berasal dari selubung meninges pada otak dan korda

Hubungan Ekspresi Reseptor Progesteron dengan Derajat Diferensiasi Carsinoma Mammae

I. PENDAHULUAN. pada wanita dengan penyakit payudara. Insidensi benjolan payudara yang

STUDI KASUS LEIOMIOSARKOMA PADA ANJING : POTENSIAL METASTATIK HANI FITRIANI

BAB I PENDAHULUAN. Kanker Ovarium Epitel (KEO) merupakan kanker ginekologi yang. mematikan. Dari seluruh kanker ovarium, secara histopatologi dijumpai

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian survei analitik dengan pendekatan cross sectional, yaitu dengan

BAB III METODE PENELITIAN. sectional untuk menilai hubungan ekspresi HER-2/neu dengan ukuran tumor pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. penyebab yang kompleks. Angka kejadian KNF tidak sering ditemukan di dunia barat

HALAMAN PENGESAHAN KTI HUBUNGAN OVEREKSPRESI HUMAN EPIDERMAL GROWTH FACTOR RECEPTOR 2 (HER-2) DENGAN GRADE HISTOLOGI PADA PASIEN KANKER PAYUDARA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. karena penderitanya sebagian besar orang muda, sehat dan produktif (Ropper &

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. kepala leher dan paling sering ditemukan di Indonesia dan sampai saat ini belum

BAB 1 PENDAHULUAN. tumor dengan bentuk dan susunan serabut-serabut yang bervariasi, dan oleh Mallory

BAB 1 PENDAHULUAN. berkembang memalui serangkaian fase yang disebut siklus sel. 1

BAB I PENDAHULUAN. Kanker payudara merupakan salah satu masalah kesehatan penting di dunia,

BAB 6 PEMBAHASAN. Telah dilakukan penelitian pada 45 penderita karsinoma epidermoid serviks uteri

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Benjolan pada payudara biasanya didefinisikan. sebagai massa yang teraba pada payudara.

Gambaran pewarnaan imunohistokimia p53 pada meningioma di Rumah Sakit Umum Pusat H. Adam Malik Medan

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... LEMBAR PENGESAHAN... SURAT PERNYATAAN... PRAKATA... DAFTAR ISI... DAFTAR SINGKATAN... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL...

BAB 3 METODE PENELITIAN. Semarang, Laboratorium Sentral Fakultas Kedokteran Universitas

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Karsinoma Payudara Duktal Invasif Tipe Tidak Spesifik. Karsinoma payudara adalah salah satu keganasan yang sering dijumpai

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 2012(25% dari semua kasus kanker). Angka ini mampu menyumbang

BAB I PENDAHULUAN. angka kejadian paling tinggi di dunia. Berdasarkan data dari GLOBOCAN di

Transkripsi:

Is progesteron receptor status really a prognostic factor for intracranial meningiomas? A.Celal Iplikcioglu et al. Oleh : Anugerah Pembimbing : dr. Hanis Setyono Sp.BS 1

1. Pendahuluan Meningioma adalah tumor intrakranial.hampir 20% dari semua tumor intrakranial. biasanya jinak, hingga 15% tumor memiliki perilaku agresif dengan fitur histologis atipikal atau ganas Insiden lebih tinggi pada wanita Seks steroid memainkan peran penting dalam pertumbuhan meningioma 2

Banyak penelitian mengevaluasi reseptor progesteron (PR) dan reseptor estrogen (ER) Studi ini gagal untuk memberikan konstan hasil. Ekspresi PR ditemukan 50-85% meningioma, tingkat ER biasanya tidak terdeteksi. Ekspresi PR negatif berkorelasi dengan tingginya indeks mitosis, nilai tumor, indeks Proliferasi seluler, dan kekambuhan tumor 3

menilai korelasi ekspresi PR dengan MIB-1, mitosis Indeks dan kelas tumor ekspresi PR tidak berkorelasi dengan MIB-1 dan mitosis Indeks misevaluation ekspresi PR negatif telah diusulkan menjadi faktor prognostik yang buruk meningioma jinak dan non-jinak dievaluasi bersama-sama untuk analisis statistik 4

Tujuan penelitian : untuk menilai hubungan antara ekspresi PR dan perilaku meningioma. Untuk tujuan ini, korelasi antara ekspresi PR dan indeks MIB-1 dan indeks mitosis dicari pada kelompok meningioma jinak dan non-jinak, secara terpisah. 5

2. Subjek dan metode 2.1. Populasi pasien Pasien operasi meningioma intrakranial di Okmeydani,Rumah Sakit Penelitian Januari 2002 - Desember 2004 secara retrospektif Kelompok 1: pasien dengan meningioma jinak (WHO Grade I) dan Kelompok 2: pasien dengan meningioma non-jinak (WHO Kelas II dan III) 6

2.2. Histopatologi 1. Spesimen tumor dg formalin 4,5% selama 24 jam dalam blok parafin. jaringan tertanam tebal 3 mm digunakan untuk pewarnaan. 2. Hematoksilin dan Eosin untuk diagnosis histologis. 3. Subtipe histologis diklasifikasikan menurut klasifikasi WHO oleh ahli patologi tunggal. 4. Indeks mitosis ditentukan dengan menghitung jumlah sel yg mitosis. 7

2.3. Analisa Imunohistokimia Penilaian PR, ER dan MIB-1 (Ki-67) penanda proliferasi dilakukan dengan menggunakan penunjuk neomarkers untuk antibodi primer. ER (SP1) RB-9101-R untuk ER, PR (SP2) RM-9102-R1 untuk PR dan Ki-67 (SP6) RM-9106R1 untuk Ki-67 penanda proliferasi. 8

2.4.Analisa Statistik 1. Tes t, Mann-Whitney U test dan chisquare tes untuk perbandingan 2 kelompok. 2. Analisis statistik dengan software (SPSS) versi 15.0. 3. Nilai p 0,05 dianggap signifikan. 9

3. Hasil 10

3.1. Patient population 11

3.2. Progesterone receptor status 12

4. Discussion 13

Dalam penelitian ini, Mean MIB-1 Indeks, (Tabel 3) Mean mitosis Indeks dan ekspresi PR negatif ditemukan lebih tinggi pada pasien dg kelompok meningioma non-jinak. Namun, tidak ada perbedaan berarti ditemukan dalam mean MIB-1 Indeks dan mitosis indeks antara tumor dg PR positif dan PR negatif ketika kelompok meningioma jinak dan non-jinak dinilai secara terpisah. 14

Sebagai contoh, jika ekspresi PR merupakan prediktor penting bagi perilaku meningioma, MIB-1 indeks dan mitosis indeks diperkirakan akan lebih tinggi pada PR negatif dibandingkan dengan PR positif pada kelompok meningioma nonjinak. Namun, tidak ada perbedaan statistik dicapai. Hal ini menunjukkan bahwa ekspresi PR mungkin bukan prediktor untuk perilaku meningioma. 15

PR muncul pada 2/3 meningioma,48% -88%, adanya ER di meningioma masih kontroversial. Ekspresi PR ditemukan 73% pasien kelompok meningioma jinak sedangkan PR positif pada 36% pasien kelompok meningioma non-jinak. 16

Meningioma biasanya terjadi pada wanita, rasio dg laki-laki 2/1. Pd penelitian ini rasio perempuan / laki-laki 1,7 / 1. kejadian ekspresi PR pd meningioma jinak dan meningioma non-jinak lebih tinggi pada wanita. beberapa penelitian melaporkan secara signifikan lebih tinggi kejadian meningioma dengan ekspresi PR pada pasien wanita. 17

Temuan paling konsisten : insiden yang lebih tinggi ekspresi PR ditemukan dalam meningioma jinak dibandingkan dengan meningioma ganas Selanjutnya, meningioma dg gambaran atypical cenderung memiliki ekspresi PR negatif. Markwalder et al dan Perrot-Applanat et al, ekspresi PR tidak ditemukan terkait dengan mitosis Indeks dan MIB-1 Indeks. Wolfsberger et al. PR negatif memiliki indeks MIB- 1 tinggi dibanding PR positif, meskipun hasilnya tidak signifikan secara statistik. 18

Ekspresi PR, mitosis Index, proliferatif Indeks,MIB-1 dan prolif antigen inti sel (PCNA) telah digunakan untuk memprediksi perilaku meningioma. MIB-1 antibodi ditargetkan terhadap antigen Ki-67 selama fase aktif dari siklus sel. Mitosis Indeks dan MIB-1 merupakan prediktor prognostik yang sangat signifikan untuk meningioma. Dalam penelitian ini, kami menggunakan Indeks mitosis dan MIB-1 untuk menentukan laju proliferasi sel. 19

Temuan pada indeks proliferasi juga ditemukan secara signifikan berkorelasi dengan grade histologis tumor yang konsisten dengan temuan Nagashima et al. dan Hsu et al. Pravdenkova et al tingkat yang lebih tinggi di PCNA PR kelompok negatif dibandingkan kelompok yang positif, meskipun perbedaan indeks Ki-67 antara kelompok ini tidak signifikan secara statistik. 20

Beberapa studi : ekspresi PR indikator prognosis yang baik bagi pasien dengan meningioma. Namun, dalam penelitian ini korelasi antara ekspresi PR dan indeks proliferasi sel tidak diselidiki pd grade tumor yang berbeda. Untuk mengatasi keterbatasan ini, kami menguji korelasi antara status PR dan indeks proliferatif pd kelompok jinak dan non-jinak secara terpisah. 21

Nagashima et al 95% dari PR positif pd meningioma adl jinak, sedangkan 55% dari PR negatif meningioma adl non-jinak. Hsu et al, 94% dari meningioma jinak adl PR positif dan 60% dari malignant meningioma adl PR negatif. dalam laporan hasil ini mencerminkan perbandingan antara kelompok meningioma jinak dan ganas. Untuk menunjukkan hubungan antara ekspresi PR dan perilaku meningioma, ekspresi PR harus dinilai dalam kelompok meningioma jinak dan ganas secara terpisah. 22

Fewings et al. ekspresi PR sebagai indikator prognostik kekambuhan. Menemukan bahwa PR negatif pd meningioma mengungkapkan tingkat kekambuhan lebih tinggi pd 60 pasien dengan meningioma jinak. 23

Temuan kami menunjukkan bahwa ekspresi PR tidak terkait dengan grade meningioma, sedangkan kelas tumor menunjukkan korelasi lebih baik dengan perilaku tumor. Kami selanjutnya berspekulasi bahwa Ekspresi PR harus dievaluasi pada meningioma jinak dan non-jinak, secara terpisah untuk mengidentifikasi makna prognostik nya. Studi dengan seri yang lebih besar diperlukan untuk mengidentifikasi nilai prognostik PR pada pasien meningioma 24

5. Kesimpulan Tingkat ekspresi PR lebih rendah pada kelompok meningioma non-jinak dibandingkan dengan kelompok meningioma jinak. Tidak ada korelasi antara ekspresi PR dan Mean MIB-1 Indeks dan antara ekspresi PR dan Mean mitosis Index, ketika kelompok meningioma jinak dan non-jinak dievaluasi secara terpisah. Hasil penelitian kami menunjukkan bahwa kelas tumor berkorelasi dengan perilaku meningioma, sedangkan ekspresi PR tidak berkorelasi dengan perilaku meningioma. 25

TERIMA KASIH 26