BAB II DASAR TEORI 2.1. Kajian Pustaka a. Implementasi Dynamic Walking pada Humanoid Robot Soccer

dokumen-dokumen yang mirip
GERAKAN BERJALAN OMNIDIRECTIONAL UNTUK ROBOT HUMANOID PEMAIN BOLA

Pengembangan Algoritma untuk Penyempurnaan Gerakan dan Kestabilan Robot Humanoid berbasis Kondo KHR 3HV

BAB II DASAR TEORI. Pada bab ini akan dibahas teori-teori pendukung yang digunakan sebagai acuan dalam merancang sistem.

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS

BAB II DASAR TEORI 2.1. Metode Trial and Error

Penyempurnaan Gerakan dan Kestabilan Robot

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1. Letak CoM dan poros putar robot pada sumbu kartesian.

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ROBOT HUMANOID SOCCER DENGAN PEMROGRAMAN MOTION. Abstrak

ROBOT HUMANOID PEMAIN BOLA SOCCER HUMANOID ROBOT

1 Asimetri Kemampuan usia 4 bulan. selalu meletakkan pipi ke alas secara. kedua lengan dan kepala tegak, dan dapat

BAB III PERANCANGAN Sistem Kontrol Robot. Gambar 3.1. Blok Diagram Sistem

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1. Smartphone Android Sony Xperia Mini st15i

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB IV HASIL PENGUJIAN DAN ANALISIS

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 3 METODE PENELITIAN. Bab ini membahas perancangan sistem yang digunakan pada robot hexapod.

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

TITIK BERAT DAN STABILITAS (CENTER OF GRAVITY DAN STABILITY)

1. Sebuah benda diam ditarik oleh 3 gaya seperti gambar.

INSTRUMEN OBSERVASI PENILAIAN FUNGSI KESEIMBANGAN (SKALA KESEIMBANGAN BERG) Deskripsi Tes Skor (0-4) 1. Berdiri dari posisi duduk

Optimalisasi dan Perancangan Algoritma Pergerakan dan Komunikasi pada Robot Penyerang Humanoid Soccer

BAB II DASAR TEORI Kajian Pustaka a. Algoritma Pengambilan Keputusan Pada Kiper Robot Sepak Bola [1]

SISTEM PERENCANAAN GERAKAN BERJALAN ROBOT HUMANOID R2C- R9 BIOLOID GP MENGGUNAKAN METODE PROYEKSI BIDANG KARTESIAN

BAB III PERANCANGAN. Gambar 3.1. Sistem instruksi dan kontrol robot.

BAB IV HASIL PENGUJIAN DAN ANALISIS

DAFTAR ISI. HALAMAN PENGESAHAN... i. PERNYATAAN... ii. HALAMAN PERSEMBAHAN... iii. KATA PENGANTAR...iv. DAFTAR ISI...vi. DAFTAR TABEL...

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

A. Pendahuluan. Dalam cabang ilmu fisika kita mengenal MEKANIKA. Mekanika ini dibagi dalam 3 cabang ilmu yaitu :

PERMODELAN MATEMATIS LINTASAN BOLA YANG BERGERAK DENGAN TOP SPIN PADA OLAH RAGA SEPAK BOLA

REALISASI ROBOT BIPEDAL BERBASIS AVR YANG MAMPU MENAIKI DAN MENURUNI ANAK TANGGA. Disusun oleh : : Yohanes Budi Kurnianto NRP :

K13 Revisi Antiremed Kelas 10 Fisika

Perancangan dan Implementasi Sistem Pola Berjalan Pada Robot Humanoid Menggunakan Metode Inverse Kinematic

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

PERANCANGAN KAKI ROBOT HUMANOID UNTUK PENARI GAMBYONG BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA8535

ANALISIS MATERI. Pentingnya meningkatkan perkembangan motorik, diantaranya :

BAB II KAJIAN LITERATUR...

TUJUAN :Mahasiswa memahami konsep ilmu fisika, penerapan besaran dan satuan, pengukuran serta mekanika fisika.

bab 1 gerak dasar kata kunci berjalan memutar melempar berlari mengayun menangkap melompat menekuk menendang

Permainan Bola Voli. 1. Sejarah Permainan Bola Voli. 2. Pengertian Bola Voli. 3. Lapangan Bola Voli

Pilihlah jawaban yang paling benar!

Implementasi OpenCV pada Robot Humanoid Pemain Bola Berbasis Single Board Computer

PENERAPAN ALGORITMA PENGENDALI LANGKAH ROBOT HUMANOID R2C-R9 KONDO KHR-3HV BERBASIS KINEMATIKA BALIK. Oleh Bangkit Meirediansyah NIM:

Penggunaan Sensor Kesetimbangan Accelerometer dan Sensor Halangan Ultrasonic pada Aplikasi Robot Berkaki Dua

Lampiran 1. Tabel rangkuman hasil dan analisa. 16% siswa hanya mengulang soal saja.

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB 4 ANALISA DAN BAHASAN. Tahap pengujian adalah sebagai berikut : Trajectory planning jalan lurus: dengan mengambil sample dari track KRCI

Latihan I IMPULS MOMENTUM DAN ROTASI

Implementasi Sistem Navigasi Behavior Based Robotic dan Kontroler Fuzzy pada Manuver Robot Cerdas Pemadam Api

Bab IV. Pengujian dan Analisis

Penalaan Parameter Walk Tuner pada Robot Humanoid untuk Berjalan pada Rumput Sintetis

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA

BIOMEKANika olahraga. dr. Hamidie Ronald, M.Pd, AIFO. Biomekanika/ikun/2003 1

BAB 1 GERAK DASAR KATA KUNCI BERJALAN MEMUTAR MELEMPAR BERLARI MENGAYUN MENANGKAP MELOMPAT MENEKUK MENENDANG

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN. Gambar 3.1 Blok Diagram Sistem

BAB III PERANCANGAN 3.1. Bagian Perangkat Keras Robot Humanoid Kondo KHR-3HV

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS

4. HASIL DAN PEMBAHASAN. Lengan robot yang dibuat penulis diberi nama RAMCES -5 singkatan dari

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dengan manusia membuat para peneliti berpikir bahwa industry robot

Tarikan/dorongan yang bekerja pada suatu benda akibat interaksi benda tersebut dengan benda lain. benda + gaya = gerak?????

FISIKA XI SMA 3

Robot Humanoid. Andi Susilo,

Latihan Kuatkan Otot Seluruh Badan

BENTUK-BENTUK LATIHAN MULTILATERAL

BAB 2 Sweet Spot Raket Tenis

MEKANIKA UNIT. Pengukuran, Besaran & Vektor. Kumpulan Soal Latihan UN

JURUSAN FISIKA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

GULAT (WRESTLING) Sebuah pengantar: Biomekanika Dasar Untuk para Pelatih Gulat. Drs. Yadi Sunaryadi, MPd

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

DINAMIKA (HKM GRK NEWTON) Fisika Dasar / Fisika Terapan Program Studi Teknik Sipil Salmani, ST., MS., MT.

LAMPIRAN 1. INSTRUMEN PENELITIAN Test of Gross Motor Development 2 (TGMD-2)

BAB I PENDAHULUAN. Anggota gerak pada manusia terdiri dari anggota gerak atas dan anggota gerak bawah,

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS

BAB 2 LANDASAN TEORI

Dinamika Rotasi, Statika dan Titik Berat 1 MOMEN GAYA DAN MOMEN INERSIA

Melatih Kebugaran. Kecepatan gerak Loncat katak

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Pada Bab IV ini menjelaskan tentang spesifikasi sistem, rancang bangun

Keseimbangan Robot Humanoid Menggunakan Sensor Gyro GS-12 dan Accelerometer DE-ACCM3D

BAB I PENDAHULUAN. Inggris, Jepang, Perancis) berlomba-lomba untuk menciptakan robot-robot

Angkat kedua dumbbell ke depan dengan memutar pergelangan tangan (twist) hingga bertemu satu sama lain.

KESEIMBANGAN BENDA TEGAR

BAB 3 PERANCANGAN. 3.1 Desain Alur Penentuan Keputusan Robot

14/12/2012. Metoda penyelesaian :

BAB IV PENGUJIAN SISTEM DAN ANALISIS

PENGERTIAN Cara yg digunakan untuk mempelajari suatu keterampilan motorik sangat berpengaruh terhadap kualitas keterampilan yg dipelajari. Meskipun se

GAYA DAN HUKUM NEWTON

Materi Permainan Bola Basket Lengkap

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Atmel (

BAB I Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

BAB III PERANCANGAN SISTEM

Pelatihan Ulangan Semester Gasal

Contoh Soal dan Pembahasan Dinamika Rotasi, Materi Fisika kelas 2 SMA. Pembahasan. a) percepatan gerak turunnya benda m.

Bagaimana Sebuah Pesawat Bisa Terbang? - Fisika

Transkripsi:

BAB II DASAR TEORI Pada bab ini akan dibahas beberapa teori pendukung yang digunakan sebagai acuan dalam merealisasikan sistem. Teori-teori yang digunakan dalam pembuatan skripsi ini terdiri dari 2.1. Kajian Pustaka a. Implementasi Dynamic Walking pada Humanoid Robot Soccer [1] (Donny Suryawan, Feri Apriyanto, dan Faisal Arif Nurgesang 2013) Pada jurnal ini penulis merancang sebuah robot pemain sepak bola dengan menggunakan metode dynamic walking. Metode dynamic walking adalah metode berjalan dimana robot berjalan secara tegap dan menyerupai manusia. Metode ini membuat robot dapat berjalan lebih cepat dibandingkan metode berjalan static walking karena dengan berjalan dengan postur tegap, robot akan memiliki langkah yang lebih lebar. Kelebihan lain yang ditemukan penulis dari penggunaan metode dynamic walking adalah kecepatan berjalan robot tidak lagi tergantung pada surface pijakan, karena friksi atau gesekan akan dikurangi dengan mengatur tinggi langkah robot saat berjalan. Kekurangan metode berjalan secara dynamic walking yang sampai saat ini masih menjadi kendala adalah kestabilan robot mudah terganggu, dimana langkah yang lebar dan cukup tinggi akan menghasilkan momentum yang membuat keseimbangan robot terganggu, untuk itu perlu penelitian lebih lanjut agar robot mampu menjaga keseimbangan saat mengalami gangguan kestabilan. Kompensasi yang harus di tanggung dalam penggunaan metode dynamic walking adalah robot cenderung kurang stabil dan mudah jatuh, untuk itu pengendalian aktuator harus dilakukan secara cermat dengan memperhatikan faktor-faktor lain yang membuat robot kehilangan kestabilan. Kendala yang muncul dalam pengujian adalah sampai saat ini belum ada rumus umum untuk membuat sebuah robot bisa berjalan dengan stabil 5

menggunakan metode dynamic walking. Sehingga pengujian harus dilakukan secara trial and error pada robot. Pengujian secara trial and error jelas membutuhkan waktu yang cukup lama untuk mencapai tingkat kestabilan robot yang baik. b. Robot Humanoid Pemain Bola [2] (Muliady ST.,MT., Drs. Zaenal Abidin, M.Eng, Christian Hadinata, dan Mario Kusuma 2012) Pada jurnal ini penulis merancang sebuah robot humanoid yang mempunyai 20 sendi dengan sensor CMUCam3 yang digunakan untuk sistem penglihatan robot. Sensor percepatan DE-ACCM3D yang digunakan untuk mengetahui kondisi robot ketika terjatuh. Otak dari robot menggunakan pengontrol mikro ATMEGA128 dan pengontrol servo SSC-32 untuk mengatur pergerakan servo. Setiap gerakan pada robot humanoid diatur secara manual dengan memperhatikan posisi COG (Center of Gravity) yang harus selalu berada pada support polygon. Dengan gerakan omnidirectional, robot humanoid dapat mengatur arah dari setiap langkah sehingga pada saat akan menendang bola, letak bola dapat searah dengan letak gawang. Robot humanoid ini gagal menendang bola ke gawang ketika posisi bola dipindahkan ke area yang berbeda terhadap gawang. Kelancaran robot humanoid pada saat berjalan lurus adalah 100% dengan waktu rata rata pada saat menempuh jarak 100 cm adalah 112.8 detik, kelancaran robot pada saat berjalan arah kanan sejauh 100 cm adalah 100% dengan waktu rata rata 139.4 detik, kelancaran robot pada saat berjalan arah kiri sejauh 100 cm adalah 90% dengan waktu rata rata 137.2 detik. 2.2. Humanoid Robot Robot humanoid adalah robot yang penampilan keseluruhannya dibentuk berdasarkan tubuh manusia, mampu melakukan interaksi dengan peralatan maupun lingkungan yang dibuat untuk manusia. Secara umum robot humanoid memiliki tubuh dengan kepala, dua buah lengan dan dua kaki, meskipun ada pula beberapa bentuk robot humanoid yang hanya 6

berupa sebagian dari tubuh manusia, misalnya dari pinggang ke atas. Beberapa robot humanoid juga memiliki wajah, lengkap dengan mata dan mulut. Robot humanoid digunakan sebagai alat riset pada beberapa area ilmu pengetahuan. Periset perlu mengetahui struktur dan perilaku tubuh manusia (biomekanik) agar dapat membangun dan mempelajari robot humanoid. Di sisi lain, upaya mensimulasikan tubuh manusia mengarahkan pada pemahaman yang lebih baik mengenai hal tersebut. Kognisi manusia adalah bidang studi yang berfokus kepada bagaimana manusia belajar melalui informasi sensori dalam rangka memperoleh keterampilan persepsi dan motorik. Pengetahuan ini digunakan untuk mengembangkan model komputasi dari perilaku manusia dan hal ini telah berkembang terus sepanjang waktu [3]. Robot humanoid yang digunakan R2C adalah robot versi KHR-3HV. Robot ini adalah robot dari jepang. R2C menggunakan robot ini karena harga robot ini masih terjangkau meskipun masih memiliki banyak kekurangan. KHR-3HV memiliki 16 degree of freedom, dengan rincian 5 di setiap kaki dan 3 di setiap lengan. Servo yang dipilih adalah servo yang memiliki torsi tinggi dengan gear berbahan metal dan yang mampu untuk mengembalikan nilai, seperti sudut, beban, torsi, dll. Kesulitan memprogram robot ini dikarenakan software yang digunakan untuk memprogram robot ini masih berbahasa jepang sehingga hal ini membuat pemrogram kesulitan karena tidak semua orang di Indonesia dapat memahami bahasa jepang. Gambar 2.1. Robot Humanoid Kondo KHR-3HV [4] 7

Faktor penting dalam merancang robot humanoid adalah faktor keseimbangan. Secara sederhana kestabilan dapat dicapai dengan menyeimbangkan (membuat jadi nol) semua gaya - gaya yang bekerja. Titik pada posisi jumlah semua gaya - gaya yang bekerja menjadi nol disebut titik keseimbangan atau center of gravity. Keseimbangan dicapai dengan merancang postur stabil dari setiap gerakan robot humanoid. Kestabilan robot paling banyak dipengaruhi oleh bagian kaki. Salah satu teknik yang baik untuk membuat robot seimbang ketika berjalan adalah teknik support polygon. Support polygon adalah daerah berbentuk segi banyak yang merupakan daerah di antara kedua kaki dengan bantuan garis lurus yang ditarik dari siku luar masing-masing kaki. Prinsip dari teknik ini adalah menempatkan proyeksi vertikal dari titik keseimbangan dari robot humanoid untuk selalu berada di dalam support polygon ditunjukan pada Gambar 2.2. Gambar 2.2. Support Polygon [2] Terdapat 2 macam support polygon yang dapat terbentuk pada robot humanoid, yaitu : - Double Support Polygon Double Support Polygon adalah kondisi pada saat robot bertumpu pada kedua kaki nya tetapi tidak harus kedua permukaan kaki nya menempel penuh pada dasar. Gambaran Double Support Polygon ini dapat dilihat pada Gambar 2.3(a) dan 2.3(b). - Single Support Polygon Single Support Polygon adalah kondisi pada saat robot hanya bertumpu pada salah satu telapak kaki seperti pada Gambar 2.3(c). 8

Gambar 2.3. Support Polygon dengan warna abu-abu: (a) Double Support Polygon, (b) Double Support Polygon (Pre-Swing), (c) Single Support Polygon [2] 2.3. Gerakan Omnidirectional Gerakan omnidirectional pada pemain bola sangatlah penting karena pemain bola selalu mengejar letak bola yang senantiasa berubah posisi. Pola gerakan yang pada umumnya terdapat pada robot humanoid pemain bola adalah gerakan berjalan lurus, bergerak ke samping dan memutar tetapi tidak dapat mengkombinasikan ketiga gerakan tersebut. Gerakan omnidirectional adalah bentuk gerakan ke segala arah seperti gerakan kurva yang mengkombinasikan ketiga gerakan tersebut. Gerakan omnidirectional dalam robot humanoid ini ada pada gerakan kaki sehingga robot dapat menentukan arah dan jarak langkah ketika berjalan. Pola langkah kaki dari gerakan omnidirectional ini dapat dilihat pada Gambar 2.4. Gambar 2.4. Pola Langkah Kaki Gerakan Omnidirectional [5] 9

Terdapat banyak teknik untuk dapat melakukan gerakan omnidirectional dengan mempertimbangkan keseimbangan dari robot humanoid seperti teknik kontrol Fuzzy dan Preview Controller dengan kriteria kestabilan ZMP (Zero Moment Point). ZMP adalah titik yang memiliki keseimbangan antara momentum yang bekerja pada robot dengan momentum yang dilawan oleh dasar tumpuan. Jika titik ini berada pada support polygon robot maka dapat dipastikan robot tidak akan jatuh. Semua teknik kontrol yang digunakan selalu mengutamakan pada keseimbangan robot agar dapat bertumpu pada single support polygon sehingga rotasi pada kaki lain dapat dilakukan [5]. 2.4. Metode Static Walking Metode berjalan static walking adalah metode yang paling umum digunakan dalam robot humanoid. Pola dasar dari metode ini adalah berjalan dengan memposisikan robot sedikit menjongkok. Metode ini banyak digunakan karena memiliki keunggulan dimana kestabilan robot akan lebih terjaga karena mekanisme langkah kakinya cukup kecil dan mengangkat kakinya cenderung rendah. Namun hal tersebut menyebabkan metode berjalan secara static walking tampak kaku dan terlihat seperti hanya menggesek-gesek lantai atau surface pijakan. Dengan metode berjalan seperti itu tentunya pergerakan robot akan sangat tergantung dengan surface tempat robot berjalan, dimana perbedaan surface akan menghasilkan kecepatan berjalan yang berbeda, juga kestabilan robot tentunya akan berbeda saat berada dalam surface yang halus dan kasar. Selain dua hal tersebut, kekurangan dari metode berjalan secara static walking adalah langkah robot yang terbatas, dimana sudut langkah yang dihasilkan terlalu kecil untuk bisa berjalan cepat, sehingga untuk mempercepat langkah perlu menaikkan kecepatan aktuator, sehingga metode jalan secara static walking kurang effisien [6]. 10

Gambar 2.5. Pola Dasar Static Walking [6] 2.5. Metode Dynamic Walking Metode berjalan yang sampai saat ini masih dalam tahap pengembangan untuk memperbaiki mekanisme berjalan static walking adalah metode dynamic walking, dimana pergerakan robot dibuat menyerupai gerakan berjalan manusia. Yaitu dengan berjalan secara tegap. Dengan metode ini sudut langkah yang dihasilkan saat berjalan lebih besar daripada mekanisme static walking. Sudut langkah yang dihasilkan saat berjalan menjadi lebih maksimal sehingga langkah kaki robot bisa dibuat lebih lebar dan lebih tinggi dibandingkan dengan metode static walking. Dengan langkah yang lebih lebar tentunya robot akan bergerak lebih jauh di tiap langkahnya sehingga menjadi lebih cepat saat berjalan dengan kecepatan aktuator yang kecil. Kelebihan lain dari penggunaan metode dynamic walking adalah kecepatan berjalan robot tidak lagi tergantung pada surface pijakan, karena friksi atau gesekan akan dikurangi dengan mengatur tinggi langkah robot saat berjalan. Kekurangan metode ini yang sampai saat ini masih menjadi kendala adalah kestabilan robot mudah terganggu, dimana langkah yang lebar dan cukup tinggi akan menghasilkan momentum yang membuat kestabilan robot 11

terganggu, untuk itu perlu penelitian lebih lanjut agar robot mampu menjaga keseimbangan saat mengalami gangguan kestabilan. Pola dasar dari metode dynamic walking dibuat berdasarkan pola berjalan pada manusia. Pola berjalan dengan kaki tegap, berbeda dengan pola berjalan dari metode static walking yang memposisikan robot agak jongkok saat berjalan. Pada pola berjalan dynamic walking, tinggi atau panjang kaki akan sangat berpengaruh terhadap jangkauan maksimal yang dapat dicapai dalam setiap langkah, sedangkan pada pola static walking, tinggi atau panjang kaki hampir tidak akan berpengaruh terhadap jangkauan langkah saat berjalan. Hal itu disebabkan oleh keterbatasan dari pola static walking untuk membentuk sudut langkah yang besar saat berjalan. Kompensasi yang harus di tanggung dalam penggunaan metode dynamic walking adalah robot cenderung kurang stabil dan mudah jatuh, untuk itu pengendalian aktuator harus dilakukan secara cermat dengan memperhatikan faktor-faktor lain yang membuat robot kehilangan kestabilan [6]. Gambar 2.6. Pola Dasar Dynamic Walking [6] 12