Robot Humanoid. Andi Susilo,
|
|
- Leony Halim
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Robot Humanoid Semarang, 4 Februari 2003 Andi Susilo, andi.susilo@mail.com Berkaitan dengan slogan Honda The Power of Dreams, Honda menetapkan sendiri tujuan ambisius untuk menciptakan sebuah robot yang berjalan diatas dua kaki dengan mengembangkan teknologi baru yang revolusioner. Riset yang mulai dengan memimpikan bentuk robot ideal bagi penggunaannya di lingkungan manusia. Robot diperlukan untuk bisa bermanuver diantara objek-objek di dalam ruangan, mampu menaiki dan menuruni tangga dan bisa berjalan di dasar yang tidak rata. Untuk alasan ini robot harus memiliki dua kaki persis manusia. Tahun 1986 robot dua kaki pertama dibuat dengan nama E0 Robot dua kaki dibuat untuk berjalan. Berjalan dengan mengangkat satu kaki secara bergantian. Bagaimanapun juga membutuhkan sedikitnya lima detik diantara langkahnya, berjalan dengan sangat lambat pada lintasan lurus. Untuk meningkatkan kecepatan langkah atau memungkinkan berjalan pada permukaan yang tidak rata atau miring, berjalan dengan cepat harus bisa direalisasikan. Tahun : E1, E2 dan E3 Cara berjalan manusia sepenuhnya diselidiki dan dianalisa. Berdasarkan pada data ini, program robot dua kaki yang berjalan cepat diciptakan, sebagai masukan dari robot dan eksperimen-eksperimen dimulai. Robot E2 bisa berjalan cepat mencapai kecepatan 1,2 Km/Jam pada permukaan datar. Tahap berikutnya direalisasikan dengan cepat, berjalan dengan stabil pada lingkungan kehidupan manusia, khususnya pada permukaan yang tidak rata, miring dan bertingkat tanpa jatuh. 1
2 Tahun : E4, E5, E6 Honda menyelidiki teknik-teknik kestabilan berjalan, dan mengembangkan tiga teknik kontrol: Floor Reaction Control Target ZMP Control Foot Planting Location Control Robot E5 Honda mencapai kestabilan, berjalan dengan dua kaki, bahkan pada permukaan bertingkat atau miring. Tahapan berikutnya adalah untuk mengaitkan kaki ke tubuh dan menciptakan sebuah robot manusia (humanoid robot). Tahun : P1, P2 dan P3 P1 mampu menghidupkan dan mematikan listrik eksternal dan saklar komputer, menekan tombol pintu, dan memungut serta membawa barang-barang. Robot P1 memiliki tinggi 1,91m dan berat 175 kg. P2, mampu mengatur dirinya sendiri pertama di dunia, robot humanoid dua kaki, pemunculan pertamanya bulan Desember, Menggunakan teknik wireless (tanpa kabel), batang tubuhnya berisi komputer, pengendali motor, baterai, wireless radio, seluruhnya dikemas didalamnya. Memiliki tinggi 1,82m, dan berat 210 kg. P3, Dalam bulan September 1997 (the two-legged humanoid walking robot) robot humanoid P3 selesai. Ukuran dan beratnya dikurangi dengan mengubah bahan-bahan komponennya dan dengan mendesentralisasikan sistem kontrol. Ukuran yang lebih kecil akan lebih baik disesuaikan didalam pemanfaatan di lingkungan manusia. Memiliki tinggi 1,60m dan berat 130 kg. 2
3 Tahun 2000: ASIMO Menggunakan pengetahuan bagaimana memperkuat prototipe P2 dan P3, riset dan pengembangannya mulai dengan teknologi baru untuk penggunaan aktual. ASIMO mewakili keberhasilan dari pengejaran pengetahuan ini. Beratnya dikurangi menjadi 43 kg dan tingginya 1,20 m. Konsep Dalam tahun 1986, Honda memulai program pengembangan dan riset humanoid robot. Kunci ke pengembangan robot mencakup Inteligensia dan Mobilitas. Honda mulai dengan konsep dasar bahwa robot seharusnya berdampingan dan bekerjasama dengan keberadaan manusia, dengan mengerjakan apa yang tidak mampu dikerjakan oleh manusia dan dengan mengolah dimensi baru didalam mobilitasnya pada akhirnya membawa manfaat di lingkungan sosial. Hal ini menyediakan sebuah garis petunjuk pengembangan jenis baru robot yang bekerja sehari-hari, lebih daripada hanya robot yang dibangun untuk operasi-operasi khusus. Sekitar satu tahun dihabiskan secara sendirian pada awal penentuan konsep seperti apakah seharusnya robot dibangun. Robot harus mampu melakukan fungsinya seperti bergerak terus-menerus memperlengkapi ruang dengan perabiot-perabot rumah tangga, menaiki dan menuruni tangga saat dirancang untuk penggunaan rumah. Di saat yang sama, tim perancang memutuskan bahwa robot seharusnya memakai teknologi dua kaki yang mudah bergerak untuk membuatnya kompatibel dengan berbagai jenis daerah (tempat), termasuk permukaan yang sangat kasar. Dengan ide-ide ini didalam pikiran, insinyur-insinyur Honda memulai program pengembangan, memusatkan pada fungsi mobil yang berjalan dengan kaki yang berkorespondensi kepada dasar-dasar mobilitas 3
4 manusia. Seperti yang mungkin bisa Anda bayangkan, terdapat sejumlah tantangantantangan teknis untuk memperjelasnya sebelum menciptakan robot. Tentu saja, perhatian khusus harus dibayar kepada bagaimana cara kerja kaki manusia. Maka, fase pertama program ini diabdikan kepada analisa bagaimana seorang manusia menggunakan kaki untuk berjalan. Spesifikasi utama P2/P3 Maximum walking speed (km/h) Maximum working load (kg/hand) P2 2.0 P Operation time (min) ca.15 ca.25 Weight (kg) Height (mm) 1,820 1,600 Depth (mm) Width (mm) (Degree of Freedom=DOF) Leg DOF Arm DOF 6 x 2 = 12 7 x 2 = 14 Hand DOF Actuator 2 x 2 = 4 1 x 2 = 2 Harmonic decelerator+dc servo Link material Aluminum Magnesium CPU Sensors Transmitter Battery Microspec II x 4 Microspec II (110MHz) x 2 Gyrometers, G-force sensors, six-axis force sensors(at ankles)and vision cameras Wireless ethernet system 138V 6Ah(Ni-Zn) 4
5 Tampilan depan dan samping Robot P3 Specifications Max. work weight Running time Weight Degree of Freedom (DOF) Actuators Sensors Transmitter Battery 5kg per hand about 15min. 210kg Leg's DOF:6x2=12 Arm's DOF:7x2=14 Hand's DOF:2x2=4 DC servo motors (+Harmonic Drives) Gyrometers G-sensors Six axis force sensors on wrists and feet Vision cameras Wireless ethernet modem 136V7Ah(Ni-Zn) 5
6 Studi tentang fungsi robot kaki manusia 1. Pergerakan persendian kaki saat berjalan (Movements of leg/foot joints when walking) Tim insinyur telah menetapkan bahwa ketiadaan jari kaki tidak mempunyai efek yang signifikan mempengaruhi jalannya robot. Yang lebih penting, dukungan yang dipastikan oleh bagian dasar jari kaki seperti jantung dari kaki, dan bagian-bagian persendian. Satu yang bukan hanya mendapatkan kritikan kepada ketidakstabilan gerakan maju dan mundur, tetapi juga kekurangstabilan saat menyeberang secara diagonal melalui permukaan mendaki. Juga tidak mungkin untuk mendaki dan menuruni tangga tanpa persendian lutut. Hasil dari pengujian-pengujian, dipilih untuk mengintegrasikan coxae, persendian lutut dan articulation pedis didalam robot humanoid. 2. Pensejajaran persendian (Joint alignment) Pensejajaran persendian ditentukan untuk membuat kesamaan struktur tulang tengkorak manusia. 3. Jangkauan pergerakan persendian (Movable ranges of joints) Jangkauan pergerakan persendian saat berjalan ditentukan sesuai dengan pengukuran-pengukuran uji berjalan diatas permukaan rata dan berjenjang. 4. Dimensi, berat, dan pusat gravitasi tiap-tiap kaki dan bagian pijakan (Dimensions, weights, and centers of gravity of each leg and foot part) Bagian pijakan pusat gravitasi tiap-tiap bagian ditentukan dengan mengacu kepada tubuh manusia. 5. Penerapan torsi kepada persendian ketika berjalan (Torque application to the joints when walking) Torsi yang bekerja pada persendian dioptimalkan berdasarkan pengukuranpengukuran dari pergerakan persendian manusia selama berjalan dan vektor-vektor reaksi dari kontak permukaan. 6. Sistem-sistem sensor yang dibutuhkan saat berjalan (Sensor systems required for walking) 6
7 Indera ekuilibrium kami diyakinkan oleh mekanisme tiga penginderaan. Deteksi percepatan disediakan oleh satolith. Tiga kanal semicircular mendeteksi kecepatan angular. Otot-otot bathyesthesia dan kulit bertanggung jawab dalam deteksi sudut, kecepatan angular, dinamisasi otot (muscular dynamism), Tekanan-tekanan pada tumbuh-tumbuhan (plantae) dan indera peraba. Yang juga penting adalah indera penglihatan, yang mendukung dan kadang-kadang memberi kompensasi kepada indera ekuilibrium. Juga menyediakan informasi yang dibutuhkan agar berjalan secara normal. Maka sistem robot kami diperlukan untuk menggabungkan gaya gravitas (G-force) dan sensor-sensor gaya 6 axis untuk mendeteksi kondisi kaki saat melangkah, dan sebuah inclinometer dan sensor-sensor sudut persendian untuk mendeteksi seluruh sikap badan. 7. Pendaratan yang berpengaruh kuat saat berjalan (Landing impact when walking) Seorang manusia dengan mudah berpengaruh kuat berjalan dengan kombinasi struktur-struktur dan fungsi-fungsi pergerakan. Awalnya mencakup kehalusan kulit, pergelangan-pergelangan kaki dan struktur-struktur yang mirip telapak kaki terdiri dari beberapa tulang pada persendian jari kaki. Terakhir dipastikan oleh gerakangerakan menikung pada persendian ketika plantae hadir saat kontak dengan permukaan jalan. Studi-studi cara berjalan manusia menyingkapkan bahwa reaksi permukaan cenderung naik sepanjang kenaikan kecepatan berjalan, bahkan dengan fungsi-fungsi keringanan dari shock yang disebutkan diatas. Ketika berjalan pada kecepatan 2-4 km/jam, beban kaki adalah 1,2-1,4 kali lebih besar dari berat badan. Pada kecepatan 8 km/jam, reaksi beban melampaui 1,8 kali beratnya. Meskipun robot harus mengutamakan mekanisme penyerapan goncangan (shock) yang sama (similar shock-absorption mechanisms), pengukuran struktural tidak aktif karena mereka barangkali telah mengurangi kestabilan robot. Pengaruh kuat penyerapan maka dijamin melewati pengendalian presisi komponen masing-masing. Berdasarkan hasil dari analisa, kami menentukan spesifikasi kaki-kaki robot. Perkembangan Robot Dua Kaki Berdasarkan rancangan prototipe, yang dihasilkan selama studi-studi fungsi kaki, dibuat tiga fungsi yang harus dipenuhi yaitu: kecepatan berjalan yang berkorespondensi 7
8 kepada manusia (misalnya 3 km/jam). Ketentuan dukungan struktural bagi mekanisme tingkat atas, yang dinamai arms dan hands. Kemampuan untuk menaiki dan menuruni tangga biasa. Program dimulai dengan berjalan secara statis (walking static) yang kemudian bergeser ke berjalan secara dinamis (Dynamic walking), gaya yang mendominasi cara berjalan manusia. Lazimnya, program robot berjalan dikembangkan menurut data dari cara berjalan manusia. Program berjalan aktif kemudian diintegrasikan kedalam sistem manajemen robot. Program studi berlanjut berangsur-angsur mengijinkan kami menentukan spesifikasinya. Kami menanggapi ini dengan menjamin operasi berjalannya dua kaki yang stabil dan akhirnya berjalannya dua kaki atas kepentingan sendiri. Static walking (berjalan statis): pusat gravitasi dipertahankan dengan dukungan area dasar kaki. Langkah kaki lebih kecil dan kecepatan lambat. Dynamic walking (berjalan dinamis): pusat gravitasi luar mendukung area dasar kaki. Manuver dalam berjalan dimana keseimbangan statis secara sengaja ditentukan. For Freer Walking Untuk basis operasi dua kaki, spesifikasi ditentukan bagi pergerakan dinamik lurus ke depan (straightforward) pada sebuah permukaan yang rata. Tahapan logika berikutnya adalah akan melaksanakan program riset dan pengembangan untuk freer walking. Robot yang dikembangkan didalam tingkatan berikut ini harus mampu berjalan diatas kondisi bergelombang dan penuh dengan tonjolan, yang cenderung kepada permukaannya dan tingkatan, sebaik berjalan sendiri lebih stabil tanpa resiko jatuh. Tantangan-tantangan teknis untuk menjamin kestabilan robot dipusatkan pada tiga faktor berikut ini: 1. Sebuah teknologi kontrol yang memudahkan pengaruh kuat pendaratan (landing impact) dan tidak dipengaruhi oleh tonjolan diatas permukaan jala. Fungsi semacam ini harus didukung oleh mekanisme komponen keseluruhan. 2. Sebuah strategi kontrol sikap tubuh untuk mengatur kembali robot setelah pergerakan yang tak menguntungkan yang hampir membuat robot jatuh. 3. Sebuah strategi kontrol adaptif dan variabel yang dengan tepat menempatkan kaki pada titik pendaratan sesuai dengan keadaannya. Titik pendaratan secara otomatis ditentukan sebagai hasil dari beragam faktor-faktor manajemen. Kami mencoba 8
9 untuk melengkapi teknologi masing-masing sebelum mengkombinasikannya untuk menjamin manajemen pergerakan dua kaki secara luas. Petunjuk Teknis untuk kestabilan berjalan Manusia berusaha untuk memulihkan sikap badan mereka dengan menerapkan tekanan kepada bagian dari plantae untuk menghindari jatuh saat berjalan dan bertahan. Jika mereka menilai bahwa aplikasi tekanan tidak cukup, mereka mampu mengubah lokasi pusat gravitasi oleh pergerakan struktur dan/atau oleh langkahnya. Aksi yang sama dibutuhkan bagi robot buat mempertahankan stabilisasi postur. Prinsip-prinsip dasar bagi kontrol postur Robot pada dasarnya dikendalikan untuk mengikuti sudut persendian untuk menemukan sebuah pola berjalan spesifik. Gaya resultan dari inertia dan gaya berat ditetapkan oleh pola ini yang disebut dengan target overall inertia. Titik dimana target inertia keseluruhan menjadi nol didefinisikan sebagai target ZMP. Gaya yang dikombinasikan antara reaksi lantai ke kiri dan kanan plantae disebut dengan actual overall floor reaction. Titik dimana reaksi lantai keseluruhan aktual berharga nol dihormati sebagai sebuah central point of the actual overall floor reaction. Target ZMP serupa dengan titik pusat dari reaksi lantai aktual keseluruhan selama robot berjalan secara ideal. Dua titik, bagaimanapun juga, cenderung berbeda satu dengan yang lain selama berjalan aktual karena efek-efek tonjolan dan inklinasi, meskipun postur tubuh yang tinggi memenuhi target dan sudut persendian dengan tepat dikontrol menurut target. Pada kondisi semacam ini, terdapat perbedaan didalam garis tindakan dimana hasilnya dari reaksi lantai dan titik tindakan dari inertia target keseluruhan. Hal ini mengarah ke beberapa generasi yang bertindak terhadap robot dengan kecenderungannya. Beberapa gaya didefinisikan sebagai sebuah moment of falling force, satu dari rintanganrintangan yang paling sulit untuk menjamin kontrol yang berjalan stabil. Strategi Honda didasarkan kepada sebuah ide inovatif membuat penggunaan terbaik dari momen gaya jatuh. Secara spesifik, perbedaan didalam ZMP target dan titik pusat reaksi lantai keseluruhan aktual adalah secara dinamis dikontrol melewati aplikasi momen gaya jatuh 9
10 (falling force moment). Kecenderungan tubuh dikompensasikan oleh momen gaya jatuh, yang secara khas menjadi sebuah faktor masalah didalam kendali postur. (Andi Susilo, Dosen Teknik Komputer, STIMIK-AKI, Semarang) Sumber: 1. Intro. A Two Legged Walking Robot. URL: Akses 4 Februari Humanoid Robot. (Copyright, 2003 Honda Motor Co., Ltd). URL: Akses 5 Februari
BAB II DASAR TEORI 2.1. Kajian Pustaka a. Implementasi Dynamic Walking pada Humanoid Robot Soccer
BAB II DASAR TEORI Pada bab ini akan dibahas beberapa teori pendukung yang digunakan sebagai acuan dalam merealisasikan sistem. Teori-teori yang digunakan dalam pembuatan skripsi ini terdiri dari 2.1.
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. Pada bab ini akan dibahas teori-teori pendukung yang digunakan sebagai acuan dalam merancang sistem.
BAB II DASAR TEORI Pada bab ini akan dibahas teori-teori pendukung yang digunakan sebagai acuan dalam merancang sistem. 2.1. Kajian Pustaka 2.1.1. Perancangan Sistem Kontrol dan Algoritma Untuk Optimalisasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Robot merupakan perangkat otomatis yang dirancang untuk mampu bergerak sendiri sesuai dengan yang diperintahkan dan mampu menyelesaikan suatu pekerjaan yang diberikan.
Lebih terperinciBAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA Penelitian merupakan serangkaian aktivitas merumuskan, mengumpulkan, mengolah, menganalisis dan menarik suatu kesimpulan dari suatu permasalahan yang dijadikan objek
Lebih terperinciANALISA GAYA PADA SISTEM KEMUDI TYPE RECIRCULATING BALL
ANALISA GAYA PADA SISTEM KEMUDI TYPE RECIRCULATING BALL PUBLIKASI ILMIAH Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan program studi Strata 1 pada Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah
Lebih terperinciPengembangan Algoritma untuk Penyempurnaan Gerakan dan Kestabilan Robot Humanoid berbasis Kondo KHR 3HV
Pengembangan lgoritma untuk Penyempurnaan Gerakan dan Kestabilan Robot Humanoid berbasis Kondo KHR 3HV Daniel Santoso 1, Deddy Susilo 2, Yonas ditya Darmawan 3 Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anggota tubuh manusia terdiri dari kepala, badan, tangan dan kaki. Seperti anggota tubuh lainnya, tangan berfungsi sebagai anggota gerak bagian atas manusia. Manusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi di dunia telah mengalami kemajuan yang sangat pesat, terutama di bidang robotika. Saat ini robot telah banyak berperan dalam kehidupan manusia. Robot adalah
Lebih terperinciBAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS
BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS Pada bab ini akan dibahas mengenai pengujian alat serta analisis dari hasil pengujian. Tujuan dilakukan pengujian adalah mengetahui sejauh mana hasil perancangan alat yang
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENGUJIAN DAN ANALISIS
BAB IV HASIL PENGUJIAN DAN ANALISIS Pada bab ini akan dibahas mengenai hasil pengujian alat serta analisisnya. Tujuan dari pengujian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana hasil perancangan alat yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Interaksi manusia-robot (human-robot interaction) atau disingkat HRI adalah suatu bidang studi yang didedikasikan untuk pemahaman, perancangan dan mengavaluasi sistem
Lebih terperinciREALISASI PROTOTIPE SISTEM GERAK ROBOT DENGAN DUA KAKI
REALISASI PROTOTIPE SISTEM GERAK ROBOT DENGAN DUA KAKI Disusun Oleh: Raymond Wahyudi 0422022 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Kristen Maranatha, Jl. Prof.Drg.Suria Sumantri, MPH no.65,
Lebih terperinciBAB 3 DESAIN HUMANOID ROBOT
BAB 3 DESAIN HUMANOID ROBOT Dalam bab ini berisi tentang tahapan dalam mendesain humanoid robot, diagaram alir penelitian, pemodelan humanoid robot dengan software SolidWorks serta pemodelan kinematik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan manusia membuat para peneliti berpikir bahwa industry robot
- 1 - BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rasa keinginan di mana robot humanoid dapat hidup berdampingan dengan manusia membuat para peneliti berpikir bahwa industry robot humanoid memajukan industri
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI 2.1. Metode Trial and Error
BAB II DASAR TEORI Pada bab ini akan dibahas teori-teori pendukung yang digunakan sebagai acuan dalam merancang robot menggunakan algoritma kinematika balik. 2.1. Metode Trial and Error Metode trial and
Lebih terperinciBAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. hexapod. Dalam bab tersebut telah dibahas mengenai struktur robot, analisa
BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI Pada Bab 3 telah dibahas tahapan yang dilakukan dalam merancang sistem hexapod. Dalam bab tersebut telah dibahas mengenai struktur robot, analisa keseimbangan, analisa pusat
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN. Bab ini membahas perancangan sistem yang digunakan pada robot hexapod.
BAB 3 METODE PENELITIAN Bab ini membahas perancangan sistem yang digunakan pada robot hexapod. Perancangan sistem terdiri dari perancangan perangkat keras, perancangan struktur mekanik robot, dan perancangan
Lebih terperinciBAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Sistem pneumatik dengan aplikasi pada mobile robot untuk menaiki dan
96 BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1. Spesifikasi Sistem Sistem pneumatik dengan aplikasi pada mobile robot untuk menaiki dan menuruni tangga yang dirancang mempunyai spesifikasi/karakteristik antara
Lebih terperinciBAB 3 DINAMIKA. Tujuan Pembelajaran. Bab 3 Dinamika
25 BAB 3 DINAMIKA Tujuan Pembelajaran 1. Menerapkan Hukum I Newton untuk menganalisis gaya pada benda diam 2. Menerapkan Hukum II Newton untuk menganalisis gaya dan percepatan benda 3. Menentukan pasangan
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN SISTEM
BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dijelaskan mengenai perancangan sistem dari perangkat keras, serta perangkat lunak robot. 3.1. Gambaran Sistem Sistem yang direalisasikan dalam skripsi ini
Lebih terperinciBAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Pada Bab IV ini menjelaskan tentang spesifikasi sistem, rancang bangun
BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI Pada Bab IV ini menjelaskan tentang spesifikasi sistem, rancang bangun keseluruhan sistem, prosedur pengoperasian sistem, implementasi dari sistem dan evaluasi hasil pengujian
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1. Letak CoM dan poros putar robot pada sumbu kartesian.
BAB II DASAR TEORI Pada bab ini akan dibahas beberapa teori pendukung yang digunakan sebagai acuan dalam merealisasikan sistem yang dirancang. Teori-teori yang digunakan dalam realisasi skripsi ini antara
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN Sistem Kontrol Robot. Gambar 3.1. Blok Diagram Sistem
BAB III PERANCANGAN Pada bab ini akan dijelaskan mengenai perancangan sistem yang meliputi sistem kontrol logika fuzzy, perancangan perangkat keras robot, dan perancangan perangkat lunak dalam pengimplementasian
Lebih terperinciBIOMEKANika olahraga. dr. Hamidie Ronald, M.Pd, AIFO. Biomekanika/ikun/2003 1
BIOMEKANika olahraga dr. Hamidie Ronald, M.Pd, AIFO Biomekanika/ikun/2003 1 Definisi Ilmu yang menerapkan prinsip-prinsip mekanika terhadap struktur tubuh manusia pada saat melakukan olahraga. Penting
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN HAND ROBOT
BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN HAND ROBOT Dalam bab ini akan dibahas mengenai pembuatan dan perancangan Hand Robot. Dalam perancangan hand robot ini ada 3 tahapan yaitu perancangan mekanik, elektik
Lebih terperinciBAB 3 DINAMIKA GERAK LURUS
BAB 3 DINAMIKA GERAK LURUS A. TUJUAN PEMBELAJARAN 1. Menerapkan Hukum I Newton untuk menganalisis gaya-gaya pada benda 2. Menerapkan Hukum II Newton untuk menganalisis gerak objek 3. Menentukan pasangan
Lebih terperinciDAFTAR ISI. HALAMAN PENGESAHAN... i. PERNYATAAN... ii. HALAMAN PERSEMBAHAN... iii. KATA PENGANTAR...iv. DAFTAR ISI...vi. DAFTAR TABEL...
vi DAFTAR ISI HALAMAN PENGESAHAN... i PERNYATAAN... ii HALAMAN PERSEMBAHAN... iii KATA PENGANTAR...iv DAFTAR ISI...vi DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... x DAFTAR LISTING PROGRAM... xiv DAFTAR SINGKATAN...
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. orang sakit (curative), tetapi kebijakan yang lebih ditekankan kearah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia sehat yaitu slogan baru untuk Negara Indonesia dalam upaya mensejaterahkan dan menyehatkan warga negaranya. Sehat menurut WHO adalah suatu keadaan
Lebih terperinciNew Category Tug of War 2v2
1 New Category Tug of War 2v2 Deskripsi, Peraturan, dan Penilaian 2 1. Peraturan Umum 1.1. Tim 1. Sebuah tim harus terdiri dari 2 anggota dan/atau 1 pelatih. 2. Peserta dibagi menjadi dua kelompok: Junior
Lebih terperinciBab I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang
Bab I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Robotika di era seperti ini sudah berkembang dengan cepat dan pesat dari tahun ke tahun. Keberadaanya yang serba canggih sudah banyak membantu manusia di dunia. Robot
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT
BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1 Gambaran Umum Pada bab ini akan dibahas mengenai perencanaan perangkat keras elektronik (hardware) dan pembuatan mekanik robot. Sedangkan untuk pembuatan perangkat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Seiring dengan perkembangan zaman, teknologi di bidang transportasi terus berkembang pesat. Hal ini ditandai dengan bermunculannya kendaraan yang modern dan praktis
Lebih terperinciBAB iv HUKUM NEWTON TENTANG GERAK & PENERAPANNYA
BAB iv HUKUM NEWTON TENTANG GERAK & PENERAPANNYA CAKUPAN MATERI A. Hukum Pertama Newton B. Hukum Kedua Newton C. Hukum Ketiga Newton D. Gaya Berat, Gaya Normal & Gaya Gesek E. Penerapan Hukum Newton Hukum
Lebih terperinciBAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Pengumpulan Data Pengumpulan data yang dilakukan pada penelitian ini terfokus pada lingkungan kerja saat ini dan data antropometri yang dibutuhkan untuk perancangan
Lebih terperinciV. HASIL DAN PEMBAHASAN
V. HASIL DAN PEMBAHASAN Semua mekanisme yang telah berhasil dirancang kemudian dirangkai menjadi satu dengan sistem kontrol. Sistem kontrol yang digunakan berupa sistem kontrol loop tertutup yang menjadikan
Lebih terperinciKeseimbangan Robot Humanoid Menggunakan Sensor Gyro GS-12 dan Accelerometer DE-ACCM3D
i Keseimbangan Robot Humanoid Menggunakan Sensor Gyro GS-12 dan Accelerometer DE-ACCM3D Disusun Oleh : Nama : Rezaly Andreas Nrp : 0822010 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Kristen Maranatha
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia robotika memiliki unsur yang sedikit berbeda dengan ilmu-ilmu dasar atau terapan lainnya. Ilmu dasar biasanya berkembang dari suatu asas atau hipotesa
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. SPESIFIKASI MESIN PELUBANG TANAH Sebelum menguji kinerja mesin pelubang tanah ini, perlu diketahui spesifikasi dan detail dari mesin. Mesin pelubang tanah untuk menanam sengon
Lebih terperinciGERAKAN BERJALAN OMNIDIRECTIONAL UNTUK ROBOT HUMANOID PEMAIN BOLA
GERAKAN BERJALAN OMNIDIRECTIONAL UNTUK ROBOT HUMANOID PEMAIN BOLA Disusun oleh : Nama : Christian Hadinata NRP : 0822017 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik,, Jl.Prof.Drg.Suria Sumantri, MPH No. 65,
Lebih terperinciPENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pada zaman sekarang, menuntut manusia untuk terus menciptakan inovasi baru di bidang teknologi. Hal ini
Lebih terperinci1. Sebuah benda diam ditarik oleh 3 gaya seperti gambar.
1. Sebuah benda diam ditarik oleh 3 gaya seperti gambar. Berdasar gambar diatas, diketahui: 1) percepatan benda nol 2) benda bergerak lurus beraturan 3) benda dalam keadaan diam 4) benda akan bergerak
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. Kata Robot berasal dari bahasa Cekoslowakia, yakni robota, yang Isaac Asimov mengajukan ada 3 hukum dari robotics dimana
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. PENGERTIAN ROBOT Kata Robot berasal dari bahasa Cekoslowakia, yakni robota, yang berarti pekerja. Robot diciptakan atas dasar untuk mendukung dan membantu pekerjaan manusia. Istilah
Lebih terperinciPERANCANGAN ROBOT TANGAN SEDERHANA
PERANCANGAN ROBOT TANGAN SEDERHANA Andi Adriansyah 1 dan Muhammad Hafizd Ibnu Hajar 2 1 Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Mercu Buana 2 Pusat Penelitian Universitas Mercu Buana
Lebih terperinciBAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS
BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS Bab ini akan membahas mengenai pengujian dan analisis pada alat Pengendali Ketinggian Meja Otomatis Dengan Kontrol Smartphone Android Menggunakan Media Koneksi Bluetooth.
Lebih terperinciFISIKA TRAKSI. Eko Suhartono, M.Si. Biomekanika/ikun/2003 1
FISIKA TRAKSI Eko Suhartono, M.Si Biomekanika/ikun/2003 1 Prinsip & konsep dasar Mekanika studi ttg bagaimana sesuatu bergerak dan apa yang menyebabkan bergerak (Hickman, 1995) Biomekanika studi ttg gerakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di dalam dunia kedokteran gigi, dikenal suatu teknologi yang dinamakan dental unit. Dental unit digunakan sebagai tempat periksa untuk pasien dokter gigi yang telah
Lebih terperinciMODUL 10 REBA. 1. Video postur kerja operator perakitan
MODUL 10 REBA 1. Deskripsi Rapid Entire Body Assessment (REBA) merupakan metode yang dikembangkan dalam bidang ergonomic dan dapat digunakan secara cepat untuk menilai postur kerja seorang operator. Berdasarkan
Lebih terperinciULANGAN TENGAH SEMESTER I TAHUN PELAJARAN 2015/2016 MATA PELAJARAN : IPA KELAS : VIII HARI/TANGGAL : WAKTU
PEMERINTAH KOTA SEMARANG DINAS PENDIDIKAN SMP NEGERI 37 SEMARANG Jl. Sompok No. 43 Semarang 50242 Telp / Fax (024) 8446802, Web Site : www.smp37-smg.sch.id, e-mail : smp37smg@yahoo.co.id ULANGAN TENGAH
Lebih terperinciBAB 3 PERANCANGAN SISTEM
BAB 3 PERANCANGAN SISTEM Bab ini berisi pembahasan mengenai perancangan terhadap sistem yang akan dibuat. Dalam merancang sebuah sistem, dilakukan beberapa pendekatan dan analisis mengenai sistem yang
Lebih terperinciTITIK BERAT DAN STABILITAS (CENTER OF GRAVITY DAN STABILITY)
TITIK BERAT TITIK BERAT DAN STABILITAS (CENTER OF GRAVITY DAN STABILITY) Definisi titik berat Lokasi titik berat pada manusia STABILITAS DAN EQUILIBRIUM Faktor-faktor yang mempengaruhi stabilitas Prinsip-prinsip
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN Pada skripsi ini akan dirancang sebuah kursi roda elektrik yang dikendalikan oleh suara berbasis voice yang dilengkapi dengan sistem pengereman otomatis untuk menambah kenyamanan pengguna.
Lebih terperinciBAB II ROBOT BERPINDAH (MOBILE ROBOT) Berdasarkan situs ensiklopedia Wikipedia, definisi mobile robot adalah jenis
BAB II ROBOT BERPINDAH (MOBILE ROBOT) 2.1 Gambaran Umum Mobile Robot Berdasarkan situs ensiklopedia Wikipedia, definisi mobile robot adalah jenis robot yang memiliki kemampuan bergerak bebas/berpindah
Lebih terperinciBAB II SISTEM KENDALI GERAK SEGWAY
BAB II SISTEM KENDALI GERAK SEGWAY Sistem merupakan suatu rangkaian beberapa organ yang menjadi satu kesatuan. Maka sistem kendali gerak adalah suatu sistem yang terdiri dari beberapa komponen pengendali
Lebih terperinciBAB III PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
BAB III PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 3.1 Perencanaan Dalam sebuah robot terdapat dua sistem yaitu sistem elektronis dan sistem mekanis, dimana sistem mekanis dikendalikan oleh sistem elektronis bisa berupa
Lebih terperinciA. Pendahuluan. Dalam cabang ilmu fisika kita mengenal MEKANIKA. Mekanika ini dibagi dalam 3 cabang ilmu yaitu :
BAB VI KESEIMBANGAN BENDA TEGAR Standar Kompetensi 2. Menerapkan konsep dan prinsip mekanika klasik sistem kontinu dalam menyelesaikan masalah Kompetensi Dasar 2.1 Menformulasikan hubungan antara konsep
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kegiatan videografi saat ini sangat dituntut untuk dapat menghasilkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kegiatan videografi saat ini sangat dituntut untuk dapat menghasilkan gambar atau rekaman video yang rapi dan stabil. Namun untuk menghasilkan rekaman video yang stabil
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan teknologi dan modernisasi peralatan elektronik dan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi dan modernisasi peralatan elektronik dan komputer telah menyebabkan terjadinya perubahan yang mendasar di dalam kegiatan manusia, di mana manusia
Lebih terperinciMobile Robot. Nuryono S.W. UAD TH22452 ROBOTIKA 1
Mobile Robot Nuryono S.W. UAD TH22452 ROBOTIKA 1 Mobile Robot Pada umumnya Industrial Robot berwujud Manipulator (lengan) yg beroperasi dalam workspace yg terbatas dan tidak dapat berpindah tempat. Mobile
Lebih terperinciSistem Kontrol Keseimbangan Statis Robot Humanoid Joko Klana Berbasis Pengontrol PID
IJEIS, Vol.2, No.1, April 2012, pp. 67~76 ISSN: 2088-3714 67 Sistem Kontrol Keseimbangan Statis Robot Humanoid Joko Klana Berbasis Pengontrol PID Pramudita Johan Iswara *1, Agfianto Eko Putra 2 1 Prodi
Lebih terperinciManipulator Pergerakan Kaki Manusia Dengan Kontrol Mikrokontroller
Manipulator Pergerakan Kaki Manusia Dengan Kontrol Mikrokontroller Edilla 1), Agus Wijianto 2), Adi Sucipto 3) 1) Jurusan Teknik Elektro, Politeknik Caltex Riau, Pekanbaru 28265, email: edilla@pcr.ac.id
Lebih terperinciSISTEM KENDALI GERAK SEGWAY BERBASIS MIKROKONTROLER
Sistem Kendali Gerak Segway Berbasis Mikrokontroler Lukas B. Setyawan, Deddy Susilo, Dede Irawan SISTEM KENDALI GERAK SEGWAY BERBASIS MIKROKONTROLER Lukas B. Setyawan 1, Deddy Susilo 2, Dede Irawan 3 Program
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN. 3.1 Perancangan mekanik
BAB III PERANCANGAN 3.1 Perancangan mekanik Dalam perancangan mekanik robot ini saya menggunakan software AutoCad 2009 untuk mendesign mekanik dan untuk bahan saya menggunakan Acrylic dengan ketebalan
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN SISTEM
BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dijelaskan mengenai perancangan dari perangkat keras, serta perangkat lunak dari algoritma robot. 3.1. Sistem Kontrol Sistem kontrol pergerakan pada robot dibagi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berbagai proses pengendalian. Keterbatasan keterbatasan tersebut lambat laun
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi telah mendorong manusia untuk berusaha mengatasi berbagai permasalahan yang timbul yang disebabkan oleh keterbatasan keterbatasan
Lebih terperinciMetode dan Pengukuran Kerja
Metode dan Pengukuran Kerja Mengadaptasi pekerjaan, stasiun kerja, peralatan dan mesin agar cocok dengan pekerja mengurangi stress fisik pada badan pekerja dan mengurangi resiko cacat kerja yang berhubungan
Lebih terperinciREALISASI ROBOT BIPEDAL BERBASIS AVR YANG MAMPU MENAIKI DAN MENURUNI ANAK TANGGA. Disusun oleh : : Yohanes Budi Kurnianto NRP :
REALISASI ROBOT BIPEDAL BERBASIS AVR YANG MAMPU MENAIKI DAN MENURUNI ANAK TANGGA Nama Disusun oleh : NRP : 0422155 : Yohanes Budi Kurnianto Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik,, Jl. Prof.Drg.Suria
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Gambar Glider (salah satu pendekatan cara terbang burung)
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Di masa lalu, banyak orang berusaha memahami bagaimana burung dapat mengambang di udara. Mereka ingin tahu bagaimana burung yang lebih berat dari udara dapat mengalahkan
Lebih terperinciBAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA
BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA 4.1 Tujuan Tujuan dari pengujian alat pada tugas akhir ini adalah untuk mengetahui sejauh mana kinerja sistem yang telah dibuat dan untuk mengetahui penyebabpenyebab ketidaksempurnaan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. sebelumnya, akan tetapi aplikasinya tidak untuk robot KRCI. Oleh karena itu
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia sebagai negara berkembang turut memerhatikan penelitian di bidang robotika. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan adanya kompetisi robot di Indonesia. Salah
Lebih terperinciRANCANG BANGUN ROBOT PENYEIMBANG BERBASIS ANDROID
1 RANCANG BANGUN ROBOT PENYEIMBANG BERBASIS ANDROID Pardomuan Lumbantoruan 1), Elang Derdian M 2), Aryanto Hartoyo 3) Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Tanjungpura e-mail : Pardomuanlumbantoruan@yahoo.com
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam melakukan pengambilan gambar di udara, banyak media yang bisa digunakan dan dengan semakin berkembangnya teknologi saat ini terutama dalam ilmu pengetahuan, membuat
Lebih terperinciPERANCANGAN KAKI ROBOT BERKAKI ENAM ABSTRAK
PERANCANGAN KAKI ROBOT BERKAKI ENAM Ardiwira Putra Telaumbanua / 0827040 Jurusan Sistem Komputer, Fakultas Teknik, Universitas Kristen Maranatha Jalan Prof. Drg. Suria Sumantri 65 Bandung 40164, Indonesia
Lebih terperinciBAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. (secara hardware).hasil implementasi akan dievaluasi untuk mengetahui apakah
BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI Pelaksanaan dari perancangan telah dibuat dan dijelaskan pada Bab 3, kemudian perancangan tersebut diimplementasi ke dalam bentuk yang nyata (secara hardware).hasil implementasi
Lebih terperinciPERANCANGAN SISTEM KENDALI GERAK PADA PLATFORM ROBOT PENGANGKUT
PERANCANGAN SISTEM KENDALI GERAK PADA PLATFORM ROBOT PENGANGKUT Ripki Hamdi 1, Taufiq Nuzwir Nizar 2 1,2 Jurusan Teknik Komputer Unikom, Bandung 1 qie.hamdi@gmail.com, 2 taufiq.nizar@gmail.com ABSTRAK
Lebih terperinciPenggunaan Sensor Kesetimbangan Accelerometer dan Sensor Halangan Ultrasonic pada Aplikasi Robot Berkaki Dua
Volume 1 Nomor 2, April 217 e-issn : 2541-219 p-issn : 2541-44X Penggunaan Sensor Kesetimbangan Accelerometer dan Sensor Halangan Ultrasonic pada Aplikasi Robot Berkaki Dua Abdullah Sekolah Tinggi Teknik
Lebih terperinciDINAMIKA (HKM GRK NEWTON) Fisika Dasar / Fisika Terapan Program Studi Teknik Sipil Salmani, ST., MS., MT.
DINAMIKA (HKM GRK NEWTON) Fisika Dasar / Fisika Terapan Program Studi Teknik Sipil Salmani, ST., MS., MT. HUKUM-HUKUM GERAK NEWTON Beberapa Definisi dan pengertian yang berkaitan dgn hukum gerak newton
Lebih terperinci4. HASIL DAN PEMBAHASAN. Lengan robot yang dibuat penulis diberi nama RAMCES -5 singkatan dari
4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil rangkaian lengan robot (robotic arm) Lengan robot yang dibuat penulis diberi nama RAMCES -5 singkatan dari Robotic Arm with Manual Control servos 5. Pengujian di Laboratorium
Lebih terperinciPERANCANGAN SISTEM KENDALI GERAKAN ROBOT BERODA TIGA UNTUK PEMBERSIH LANTAI
PERANCANGAN SISTEM KENDALI GERAKAN ROBOT BERODA TIGA UNTUK PEMBERSIH LANTAI Muhammad Firman S. NRP 2210 030 005 Muchamad Rizqy NRP 2210 030 047 Dosen Pembimbing Ir. Rusdhianto Effendie AK, M.T NIP. 19570424
Lebih terperinciBAB II TEORI DASAR. unloading. Berdasarkan sistem penggeraknya, excavator dibedakan menjadi. efisien dalam operasionalnya.
BAB II TEORI DASAR 2.1 Hydraulic Excavator Secara Umum. 2.1.1 Definisi Hydraulic Excavator. Excavator adalah alat berat yang digunakan untuk operasi loading dan unloading. Berdasarkan sistem penggeraknya,
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN SISTEM
BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dijelaskan mengenai perancangan dari perangkat keras, serta perangkat lunak dari algoritma robot. 3.1. Perancangan Perangkat Keras Pada bagian ini akan dijelaskan
Lebih terperinciDC TRACTION. MK. Transportasi Elektrik. Fakultas Teknologi Industri Universitas Katolik Soegijapranata Semarang 1
DC TRACTION MK. Transportasi Elektrik Fakultas Teknologi Industri Universitas Katolik Soegijapranata Semarang 1 DC TRACTION Motor DC adalah andalan penggerak traksi listrik pada motor listrik dan motor
Lebih terperinciPENERAPAN INVERS KINEMATIKA UNTUK PERGERAKAN KAKI ROBOT BIPED
TINF - 05 ISSN : 407 846 e-issn : 460 846 PENERAPAN INVERS KINEMATIKA UNTUK PERGERAKAN KAKI ROBOT BIPED Surya Setiawan, Firdaus, Budi Rahmadya 3*, Derisma 4,3,4 Jurusan Sistem Komputer Fakultas Teknologi
Lebih terperinciBAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. buah silinder dilengkapi bearing dan sabuk. 2. Penggunaan PLC (Programmable Logic Controller) sebagai pengontrol
BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1. Spesifikasi Sistem Sistem simulasi conveyor untuk proses pengecatan dan pengeringan menggunakan PLC dirancang dengan spesifikasi (memiliki karakteristik utama) sebagai
Lebih terperinciXpedia Fisika. Dinamika Newton
Xpedia isika Dinamika Newtn Dc. Name: XPIS0118 Dc. Versin : 2014-01 halaman 1 01. Sebuah balk yang massanya 6 kg bergerak dengan percepatan 4 m/det 2. (A) Berapakah besar gaya resultan yang bekerja pada
Lebih terperinciBAB iv HUKUM NEWTON TENTANG GERAK & PENERAPANNYA
BAB iv HUKUM NEWTON TENTANG GERAK & PENERAPANNYA CAKUPAN MATERI A. Hukum Pertama Newton B. Hukum Kedua Newton C. Hukum Ketiga Newton D. Gaya Berat, Gaya Normal & Gaya Gesek Satuan Pendidikan E. Penerapan
Lebih terperinciUJIAN AKHIR SEMESTER 1 SEKOLAH MENENGAH TAHUN AJARAN 2014/2015 Fisika
Nama : Kelas : 8 UJIAN AKHIR SEMESTER 1 SEKOLAH MENENGAH TAHUN AJARAN 2014/2015 Mata Pelajaran : Fisika Waktu : 07.45-09.15 No.Induk : Hari/Tanggal : Selasa, 09 Desember 2014 Petunjuk Umum: Nilai : 1.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN Bab ini membahas hal-hal yang menjadi dasar permasalahan penelitian yang diambil, meliputi latar belakang penelitian, perumusan masalah, tujuan yang ingin dicapai, manfaat penelitian,
Lebih terperinciKINEMATIKA DAN DINAMIKA TEKNIK
KINEMATIKA DAN DINAMIKA TEKNIK Irfan Wahyudi MSc Materi/Pertemuan ke 1 Pendahuluan Pada tahap awal perancangan suatu mekanisme mesin perlu dilakukan dulu suatu analisa terhadap mekanisme pergerakan, kecepatan.
Lebih terperinciROBOT CERDAS BERKAKI PEMADAM API
168 Jupii: ROBOT CERDAS BERKAKI PEMADAM API ROBOT CERDAS BERKAKI PEMADAM API Keen Jupii 1), Ferry A.V. Toar 2) E-mail: te_02002@yahoo.com, toar@mail.wima.ac.id. ABSTRAK Pembuatan robot cerdas ini di latar
Lebih terperinciJURUSAN FISIKA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
JURUSAN FISIKA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA Torsi merupakan ukuran kuantisasi kecenderungan suatu gaya untuk menimbulkan rotasi terhadap suatu titik. Satuannya Newton-Meter (Nm) τ= F.d τ positif jika
Lebih terperinciBab 6 Momentum Sudut dan Rotasi Benda Tegar
Bab 6 Momentum Sudut dan Rotasi Benda Tegar A. Torsi 1. Pengertian Torsi Torsi atau momen gaya, hasil perkalian antara gaya dengan lengan gaya. r F Keterangan: = torsi (Nm) r = lengan gaya (m) F = gaya
Lebih terperinciDAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... ABSTRAK...
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... ABSTRAK... i ii iii iv vi vii ix BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah...... I-1
Lebih terperinciBAB IV PENGUJIAN ALAT DAN PEMBAHASAN
BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN PEMBAHASAN 4.1 Uji Coba Alat Dalam bab ini akan dibahas mengenai pengujian alat yang telah dibuat. Dimulai dengan pengujian setiap bagian-bagian dari hardware dan software yang
Lebih terperinciPETUNJUK PENGGUNAAN KIPAS ANGIN DENGAN LAMPU NEON & RADIO AM/FM POWER AC/DC ISI ULANG
PETUNJUK PENGGUNAAN KIPAS ANGIN DENGAN LAMPU NEON & RADIO AM/FM POWER AC/DC ISI ULANG MODEL: EF70 PERINGATAN: ISILAH BATERAI PADA SAAT CAHAYA LAMPU MEREDUP KETERANGAN GAMBAR 1. TUTUP BELAKANG KIPAS 11.
Lebih terperinciBAB III TEORI PERHITUNGAN. Data data ini diambil dari eskalator Line ( lampiran ) Adapun data data eskalator tersebut adalah sebagai berikut :
BAB III TEORI PERHITUNGAN 3.1 Data data umum Data data ini diambil dari eskalator Line ( lampiran ) Adapun data data eskalator tersebut adalah sebagai berikut : 1. Tinggi 4 meter 2. Kapasitas 4500 orang/jam
Lebih terperinciANATOMI PERSENDIAN. 2) Sendi engsel
ANATOMI PERSENDIAN rangka tubuh manusia tersusun dari tulang-tulang yang saling berhubungan. Hubungan antartulang disebut sendi. Dengan adanya sendi, kaki dan tanganmu dapat dilipat, diputar dan sebagainya.
Lebih terperinciPERENCANAAN SIDE BUMPER ADAPTIF PADA TRUK MITSUBISHI COLT DIESEL 100 PS (4 RODA)
PERENCANAAN SIDE BUMPER ADAPTIF PADA TRUK MITSUBISHI COLT DIESEL 100 PS (4 RODA) Vinsensius Litmantoro 1), Joni Dewanto 2) Program Studi Teknik Mesin Universitas Kristen Petra 1,2) Jl. Siwalankerto 121-131,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Anggota gerak pada manusia terdiri dari anggota gerak atas dan anggota gerak bawah,
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Manusia menggunakan anggota gerak untuk melakukan aktifitas sehari-hari. Anggota gerak pada manusia terdiri dari anggota gerak atas dan anggota gerak bawah, anggota
Lebih terperinciBAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Spesifikasi FSM based PLC Spesifikasi dari FSM based PLC adalah sebagai berikut : 1. memiliki 7 buah masukan. 2. memiliki 8 buah keluaran. 3. menggunakan catu daya 5
Lebih terperinciBAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA
BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA 4.1 Umum Perancangan robot merupakan aplikasi dari ilmu tentang robotika yang diketahui. Kinerja alat tersebut dapat berjalan sesuai keinginan kita dengan apa yang kita rancang.
Lebih terperinci