Pengantar Statistik. Nanang Erma Gunawan

dokumen-dokumen yang mirip
Kuliah 4. Ukuran Penyebaran Data

Statistika Dasar. Hansiswany Kamarga

STATISTIKA PENELITIAN

Hubungan antara variabel-variabel dalam contoh tersebut dapat dinyatakan dalam bentuk persamaan matematis yang disebut persamaan regresi.

Kuliah 2. Data dan Penyajian Data

Pokok Bahasan. Jenis-jenis Data (Berdasarkan Sifatnya)

DISPERSI DATA. - Jangkauan (Range) - Simpangan/deviasi Rata-rata (Mean Deviation) - Variansi (Variance) - Standar Deviasi (Standart Deviation)

Minggu-1 DEFINISI DAN CAKUPAN ANALISIS STATISTIK

Statistik Deskriptif. Statistik Farmasi 2015

PENGANTAR STATISTIK JR113. Drs. Setiawan, M.Pd. Pepen Permana, S.Pd. Deutschabteilung UPI Pertemuan 3

PENGUKURAN DESKRIPTIF

Pengukuran Deskriptif

Pengukuran Deskriptif. Debrina Puspita Andriani /

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

STATISTIK DESKRIPTIF. Abdul Rohman, S.E

Statistik Dasar. 1. Pendahuluan Persamaan Statistika Dalam Penelitian. 2. Penyusunan Data Dan Penyajian Data

UKURAN NILAI SENTRAL&UKURAN PENYEBARAN. Tita Talitha, MT

UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN JURUSAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

Skala pengukuran dan Ukuran Pemusatan. Ukuran Pemusatan

B. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMA N 1 Kaliwungu yang beralamat di Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Kendal pada

STATISTIK NON PARAMTERIK

TUGAS MANAJEMEN DATA MAKALAH ANALISIS DATA KUANTITATIF

PENS. Probability and Random Process. Topik 2. Statistik Deskriptif. Prima Kristalina Maret 2016

PENDAHULUAN METODE STATISTIKA

BAB IV DESKRIPSI HASIL PENELITIAN

BAB 2 LANDASAN TEORI

Pengertian Statistika (1) Statistika: Ilmu mengumpulkan, menata, menyajikan, menganalisis, dan menginterprestasikan data menjadi informasi untuk

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian diperlukan untuk mencapai tujuan penelitian. Metode

TATAP MUKA IV UKURAN PENYIMPANGAN SKEWNESS DAN KURTOSIS. Fitri Yulianti, SP. MSi.

Mengolah dan Menganalisis Data

Teknik Analisis Data dengan Statistik Parametrik

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. apa yang akan dipakai pakai, karena dengan hal itu akan mepermudah penelitian,

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKIAN UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON

TIPE DATA DAN PEMILIHAN ANALISIS STATISTIK. Murtiyasa Universitas Muhammadiyah Surakarta

TKS 4209 PENELITIAN DAN STATISTIKA 4/1/2015

1.0 Distribusi Frekuensi dan Tabel Silang

TUGAS II STATISTIKA. Oleh. Butsiarah / 15B Kelas B PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN PROGRAM PASCASARJANA

Kursus Statistika Dasar. Bagian 1. Pengelompokan Statistika. Istilah-istilah Dasar. Jenis Data. Pengelompokan Statistika lainnya. Bambang Suryoatmono

PENGANTAR STATISTIK Pusat Data dan Satistik Pendidikan-Kebudayaan Setjen, Kemdikbud 2014

Materi-1 Statistika, data, penyajian data, Ukuran Pusat dan Sebaran Data. Nurratri Kurnia Sari, M. Pd

Siklus Pengambilan Keputusan

STATISTIKA. Statistika pengkuantifikasian (pengkuantitatifan) hasil-hasil pengamatan terhadap kejadian, keberadaan, sifat/karakterisitik, tempat, dll.

BAB IV ANALISIS KORELASI PELAKSANAAN PROGRAM KELAS UNGGULAN DENGAN HASIL UJIAN NASIONAL SISWA DI SMP MUHAMMADIYAH PEKALONGAN TAHUN AJARAN 2013/2014

ALAT UJI STATISTIK. Endang Sri Utami, S.E., M.Si., Ak., CA

REVIEW BIOSTATISTIK DESKRIPTIF

Peran Statistik dalam Penelitian

BAB 4 HASIL PENELITIAN. Sebelum hasil penelitian disajikan, maka terlebih dahulu akan dijelaskan mengenai

PENGANTAR STATISTIK SUGENG ENJANG...!!! Pengertian Statistik. Imam Gunawan. Arti sempit (data):

LEMBAR AKTIVITAS SISWA STATISTIKA 2 B. PENYAJIAN DATA

BAB IV HASIL PENELITIAN. Semarang Jawa Tengah merupakan salah satu Sekolah Dasar di Gugus Mina

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kritis matematika siswa yang terbagi dalam dua kelompok yaitu data kelompok

SATUAN ACARA TUTORIAL (SAT) Mata Kuliah : Statistika Dasar/PAMA 3226 SKS : 3 SKS Tutorial : ke-1 Nama Tutor : Adi Nur Cahyono, S.Pd., M.Pd.

BAB III METODE PENELITIAN

4. HASIL DAN ANALISA

Pertemuan 8 STATISTIKA DESKRIPTIF DAN SFATISTIKA INFERENSIAL I. STATISTIKA DESKRIPTIF

CIRI-CIRI DISTRIBUSI NORMAL

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang diperoleh dalam setiap tahapan penelitian yang telah dilakukan. Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Objek atau variabel dalam penelitian ini adalah motivasi belajar siswa yang

Metode Penelitian Kuantitatif Aswad Analisis Deskriptif

Median (Mdn) Data Tunggal

STATISTIKA DESKRIPTIF

Distribusi Frekuensi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari tiga variabel yaitu

BAB III METODE PENELITIAN

Gejala Pusat - Statistika

STATISTIKA EKONOMI. Fakultas Ekonomi-Akuntansi

5. Statistik Terapan untuk Penelitian Ilmu-ilmu Sosial. (Edisi keempat 2009, edisi pertama cetakan pertama 2000). Yogyakarta: Gadjah Mada University

Statistik Parametrik

PENYAJIAN DATA. Cara Penyajian Data meliputi :

Aplikasi statistika...

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Surakhmad (Andrianto, 2011: 29) mengungkapkan ciri-ciri metode korelasional, yaitu:

Statistika Deskriptif & Distribusi Frekuensi

Statistik Deskriptif dengan Microsoft Office Excel

Statistika & Probabilitas

Statistik Deskriptif Ukuran Dispersi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A.

MODUL MATEMATIKA SMA IPA Kelas 11

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menyamakan persepsi terhadap variabel-variabel yang digunakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

DASAR PEMILIHAN UJI STATISTIK

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam setiap penelitian, metode merupakan cara utama untuk mencapai

Statistik Deskriptif: Central Tendency & Variation

Pengantar Statistik Inferensial

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Campbell & Stanley dalam Arikunto (2006 : 84) mengelompokkan

CONTOH DATA YANG DIANALISIS DENGAN ANAVA SATU JALUR CONTOH DATA YANG DIANALISIS DENGAN ANAVA DUA JALUR

STATISTIK DESKRIPTIF DAN STATISTIK INFERENSIAL

UKURAN PEMUSATAN DATA

By : Hanung N. Prasetyo

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam melaksanakan suatu penelitian, seorang peneliti harus menentukan

BAB 3: NILAI RINGKASAN DATA

BAB 4 ANALISIS HASIL PENELITIAN

SESI 13 STATISTIK BISNIS

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Satatistik dan Probabilitas. Ir. I Nyoman Setiawan, MT. NIP HP

PENGA NTAR STATISTIK PENDIDIKAN. Prof. Drs. Anas Sudijono 2006 PT Raja Grafindo Persada

Bahan Ajar APAKAH STATISTIK ITU?

Transkripsi:

Pengantar Statistik Nanang Erma Gunawan nanang_eg@uny.ac.id

Sekilas tentang sejarah Statistik Statistik: pada awal zaman Masehi, bangsa-bangsa mengumpulkan data untuk mendapatkan informasi mengenai pajak, perang, hasil pertanian, bahkan pertandingan atletik. Sekarang, berkembangnya statistik dapat digunakan untuk memprediksi masa depan dengan data yang sekarang dimiliki. Data tersebut dikumpulkan melalui generalisasi dan peramalan.

Statistik sebagai ilmu penunjang, disebut STATISTIKA

Kegiatan STATISTIKA : mengumpulkan menyusun menyajikan, dan menganalisis data dengan metode tertentu menginterpretasikan hasil analisis 1. Konsep Statistika Jenis Statistik STATISTIKA DESKRIPTIF : Statistik yang berkenaan dengan pengumpulan, pengolahan, dan penyajian sebagian atau seluruh data (pengamatan) untuk memberikan informasi: rerata, prosentase, dll tanpa pengambilan kesimpulan STATISTIKA INFERENSI : Setelah data dikumpulkan, dilakukan analisis data, dilakukan interpretasi serta pengambilan kesimpulan. Statistika inferensi akan menghasilkan generalisasi hasil penelitian (jika sampel representatif)

2. Statistika & Metode Ilmiah METODE ILMIAH : Adalah cara mencari kebenaran dengan resiko keliru paling kecil. Berikut adalah LANGKAH-LANGKAH METODE ILMIAH : 1. Merumuskan masalah 2. Melakukan studi literature atau kajian pustaka 3. Membuat dugaan-dugaan, pertanyaan-pertanyaan atau hipotesis 4. Peran Statistika: Mengumpulkan dan mengolah data, menguji hipotesis, atau menjawab pertanyaan 5. Mengambil kesimpulan INSTRUMEN SAMPEL SIFAT DATA PERAN STATISTIKA VARIABEL METODE ANALISIS

3. Data DATA KUALITATIF dan DATA KUANTITATIF DATA KUALITATIF : Data yang dinyatakan dalam bentuk bukan angka. Contoh : jenis pekerjaan, status marital, tingkat kepuasan kerja DATA DATA KUANTITATIF : Data yang dinyatakan dalam bentuk angka Contoh : lama bekerja, jumlah gaji, usia, hasil ulangan NOMINAL ORDINAL KUALITATIF JENIS DATA KUANTITATIF INTERVAL RASIO

4. Data DATA NOMINAL : Data berskala nominal adalah data yang diperoleh dengan cara kategorisasi atau klasifikasi. CIRI : posisi data setara tidak bisa dilakukan operasi matematika (+, -, x, :) CONTOH : jenis kelamin, jenis pekerjaan DATA INTERVAL : Data berskala interval adalah data yang diperoleh dengan cara pengukuran, di mana jarak antara dua titik skala sudah diketahui. CIRI : Tidak ada kategorisasi bisa dilakukan operasi matematika CONTOH : temperatur yang diukur berdasarkan 0 C dan 0 F, sistem kalender DATA ORDINAL : Data berskala ordinal adalah data yang dipeoleh dengan cara kategorisasi atau klasifikasi, tetapi di antara data tersebut terdapat hubungan CIRI : posisi data tidak setara tidak bisa dilakukan operasi matematika (+, -, x, :) CONTOH : kepuasan kerja, motivasi DATA RASIO : Data berskala rasio adalah data yang diperoleh dengan cara pengukuran, di mana jarak antara dua titik skala sudah diketahui dan mempunyai titik 0 absolut. CIRI : tidak ada kategorisasi bisa dilakukan operasi matematika CONTOH : gaji, skor ujian, jumlah buku

5. Pengolahan Data PENGOLAHAN DATA : A. PARAMETER : Statistik PARAMETRIK : berhubungan dengan inferensi statistik yang membahas parameter-parameter populasi; jenis data interval atau rasio; distribusi data normal atau mendekati normal. Statistik NONPARAMETRIK : inferensi statistik membahas parameterparameter populasi; jenis data nominal atau ordinal; distribusi data tidak diketahui atau tidak normal B. JUMLAH VARIABEL : Analisis UNIVARIAT : hanya ada 1 pengukuran (variabel) untuk n sampel atau beberapa variabel tetapi masing-masing variabel dianalisis sendiri-sendiri.. Analisis BIVARIAT Contoh : korelasi motivasi dengan pencapaian akademik Analisis MULTIVARIAT : dua atau lebih pengukuran (variabel) untuk n sampel di mana analisis antar variabel dilakukan bersamaan. Contoh : pengaruh motivasi terhadap pencapaian akademik yang dipengaruhi oleh faktor latar belakang pendidikan orang tua, faktor sosial ekonomi, faktor sekolah.

7. Penyajian Data TABEL Tabe l 1.1 Bidang Pekerjaan berdasarkan Latar Be lakang Pe ndidikan Count bidang pekerjaan Jumlah administrasi personalia produksi marketing keuangan pendidikan SMU Akademi Sarjana Jumlah 1 8 6 15 1 7 8 4 3 5 12 2 14 11 27 3 4 6 13 10 30 35 75 GRAFIK

Sumbu tegak 9. Membuat Grafik GRAFIK : memberikan informasi dengan benar dan cepat, tetapi tidak rinci. Syarat : 1. Pemilihan sumbu (sumbu tegak dan sumbu datar), kecuali grafik lingkaran 2. Penetapan skala (skala biasa, skala logaritma, skala lain) 3. Ukuran grafik (tidak terlalu besar, tinggi, pendek) 4 3 2 1 0 Titik pangkal 1 2 3 4 Sumbu datar Jenis Grafik : Grafik Batang (Bar) Grafik Garis (line) Grafik Lingkaran (Pie) Grafik Interaksi (Interactive)

10. Jenis Grafik Grafik Batang (Bar) Grafik Garis (line) 30 30 20 20 10 10 Count 0 administrasi personalia produksi marketing keuangan Jumlah 0 administrasi personalia produksi marketing keuangan bidang pekerjaan Grafik lingkaran (pie) bidang pekerjaan Grafik Interaksi (interactive) 800000 keuangan administrasi 700000 600000 personalia marketing produksi Mean gaji perbulan 500000 400000 300000 sangat jelek jelek cukup baik baik Jenis kelamin laki-laki w anita sangat baik prestasi kerja

11. Frekuensi FREKUENSI : banyaknya data untuk satu kelompok/klasifikasi KELOMPOK Kelompok ke-1 Kelompok ke-2 Kelompok ke-3 Kelompok ke-i Kelompok ke-k FREKUENSI f1 f2 f3 fi fk k n = Σ fi i=1 Pendidikan Frekuensi S1 34 S2 29 S3 37 100 k n = Σ fi = f 1 + f 2 + f 3 +.. + f i + + f k i=1

12. Distribusi Frekuensi DISTRIBUSI FREKUENSI : mengelompokkan data interval/rasio dan menghitung banyaknya data dalam satu kelompok/klasifikasi USIA FREKUENSI 20 5 21 6 22 13 23 4 24 7 25 7 26 7 27 5 28 3 29 4 30 15 31 3 33 5 35 1 Membuat distribusi frekuensi : 1. Mencari sebaran (range) yakni selisih antara data paling besar dengan data paling kecil) + 1 35 20 + 1= 16 2. Menentukan banyak kelas dengan rumus k = 1 + 3,3 log n 7 1. Menentukan panjang kelas dengan rumus p = sebaran / banyak kelas 16/7 = 2 KELOMPOK USIA FREKUENSI 20 21 11 22 23 17 24 25 14 26 27 12 28 29 7 30 31 18 32-33 5 34-35 1

13. Grafik Poligon KELOMPOK USIA FREKUENSI 20-21 11 20,5 22-23 17 22,5 24-25 14 24,5 26-27 12 26,5 28-29 7 28,5 30-31 18 30,5 32-33 5 32,5 34-35 1 34,5 NILAI TENGAH

14. Grafik Histogram KELOMPOK USIA FREKUENSI NILAI NYATA 20-21 11 19,5-21,5 22-23 17 21,5-23,5 24-25 14 23,5-25,5 26-27 12 25,5-27,5 28-29 7 27,5-29,5 30-31 18 29,5-31,5 32-33 5 31,5-33,5 34-35 1 33,5-35,5

13. Ukuran Tendensi Sentral a. Mean RATA-RATA : suatu bilangan yang bertindak mewakili sekumpulan bilangan RATA-RATA HITUNG (RERATA/mean) : jumlah bilangan dibagi banyaknya X = X 1 + X 2 + X 3 + + X n n Bila terdapat sekumpulan bilangan di mana masing-masing bilangannya memiliki frekuensi, maka rata-rata hitung menjadi : X = X 1 f 1 + X 2 f 2 + X 3 f 3 + + X k f k f 1 + f 2 + f 3 + + f k Cara menghitung : Bilangan (X i ) Frekuensi (f i ) X i f i n Σ Xi i =1 n k Σ X i f i i =1 k Σ f i i =1 70 3 210 63 5 315 85 2 170 Jumlah 10 695 Maka : X = 695 10 = 69.5

b. Median MEDIAN : nilai tengah dari sekumpulan data setelah diurutkan yang fungsinya membantu memperjelas kedudukan suatu data. Contoh : diketahui rata-rata hitung/mean nilai ulangan dari sejumlah siswa adalah 6.55. Pertanyaannya adalah apakah siswa yang memperoleh nilai 7 termasuk istimewa, baik, atau biasa-biasa saja? Jika nilai ulangan tersebut adalah : 10 10 8 7 7 6 5 5 5 5 4, maka rata-rata hitung = 6.55, median = 6 Kesimpulan : nilai 7 termasuk kategori baik sebab berada di atas rata-rata hitung dan median (kelompok 50% atas) Jika nilai ulangan tersebut adalah : 8 8 8 8 8 8 7 5 5 4 3, maka rata-rata hitung = 6.55, median = 8 Kesimpulan : nilai 7 termasuk kategori kurang sebab berada di bawah median (kelompok 50% bawah) Jika sekumpulan data banyak bilangannya genap (tidak mempunyai bilangan tengah) Maka mediannya adalah rerata dari dua bilangan yang ditengahnya. Contoh : 1 2 3 4 5 6 7 8 8 9 maka median (5+6) : 2 = 5.5

c. Modus MODUS : bilangan yang paling banyak muncul dari sekumpulan bilangan, yang fungsinya untuk melihat kecenderungan dari sekumpulan bilangan tersebut. Contoh : nilai ulangan 10 10 8 7 7 6 5 5 5 5 4 Maka : s = 6 ; k = 3 ; p =2 rata-rata hitung/mean = 6.55 ; median = 6 modus = 5 ; kelas modus = 5-7 Nilai Frekuensi Nilai Frekuensi 10 2 8 10 3 8 1 5 7 7 7 2 2 4 1 6 1 Jumlah 11 5 4 4 1 Jumlah 11 - Mo X Me + Kurva positif apabila rata-rata hitung > modus / median Kurva negatif apabila rata-rata hitung < modus / median

e. Quartile Quartile: titik/skor/nilai yang membagi seluruh distribusi frekuensi ke dalam empat bagian sama besar, yakni masing-masing 1/4N. Untuk data tunggal 1/4 N 1/4 N 1/4 N 1/4 N Qn = l + n/4n fkb fi Q1 Q2 Q3 Untuk data berkelompok Qn = l + n/4n fkb X i fi l = batas bawah nyata dari skor yang mengandung Qn

f. Desile Desile: titik/skor/nilai yang membagi seluruh distribusi frekuensi ke dalam sepuluh bagian sama besar, yakni masing-masing 1/10N. 1/1 0N Untuk data tunggal Dn = l + n/10n fkb fi D1 D2 D3 D4 D5 D6 D7 D8 D9 Untuk data berkelompok Dn = l + n/10n fkb X i fi l = batas bawah nyata dari skor yang mengandung Dn

e. Percentile Percentile: titik/skor/nilai yang membagi seluruh distribusi frekuensi ke dalam seratus bagian sama besar, yakni masing-masing 1/100N. Untuk data tunggal Pn = l + n/100n fkb fi P1 P25 P50 P75 P100 Untuk data berkelompok Pn = l + n/100n fkb X i fi l = batas bawah nyata dari skor yang mengandung Pn

UKURAN YANG MENYATAKAN HOMOGENITAS / HETEROGENITAS : 1. RENTANG (Range) 2. DEVIASI RATA-RATA (Average Deviation) 3. VARIANS (Variance) 4. DEVIASI STANDAR (Standard Deviation) 14. Ukuran Penyebaran Rentang (range) : selisih bilangan terbesar dengan bilangan terkecil. Sebaran merupakan ukuran penyebaran yang sangat kasar, sebab hanya bersangkutan dengan bilangan terbesar dan terkecil. Contoh : A : 100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 B : 100 100 100 100 100 10 10 10 10 10 C : 100 100 100 90 80 30 20 10 10 10 X = 55 r = 100 10 = 90 Rata-rata

Deviasi Rata-rata : penyebaran Berdasarkan harga mutlak simpangan bilangan-bilangan terhadap rataratanya. Rata-rata Kelompok A Nilai X X - X X X 100 45 45 90 35 35 80 25 25 70 15 15 60 5 5 50-5 5 40-15 15 30-25 25 20-35 35 10-45 45 Jumlah 0 250 DR = 250 = 25 10 17. Deviasi rata-rata Kelompok B Nilai X X - X X X 100 45 45 100 45 45 100 45 45 90 35 35 80 25 25 30-25 25 20-35 35 10-45 45 10-45 45 10-45 45 Jumlah 0 390 DR = 390 = 39 10 Rata-rata DR = n Σ i=1 Xi X n Makin besar simpangan, makin besar nilai deviasi rata-rata

Varians : penyebaran berdasarkan jumlah kuadrat simpangan bilanganbilangan terhadap rata-ratanya ; melihat ketidaksamaan sekelompok data s 2 = n Σ (Xi X) 2 i=1 n-1 Deviasi Standar : penyebaran berdasarkan akar dari varians ; menunjukkan keragaman kelompok data s = n Σ (Xi X) 2 i=1 n-1 18. Varians & Deviasi Standar Kelompok A Nilai X X -X (X X) 2 100 45 2025 90 35 1225 80 25 625 70 15 225 60 5 25 50-5 25 40-15 225 30-25 625 20-35 1225 10-45 2025 Jumlah 8250 Kelompok B Nilai X X -X (X X) 2 100 45 2025 100 45 2025 100 45 2025 90 35 1225 80 25 625 30-25 625 20-35 1225 10-45 2025 10-45 2025 10-45 2025 Jumlah 15850 s = 8250 9 = 30.28 s = 15850 9 = 41.97 Kesimpulan : Kelompok A : rata-rata = 55 ; DR = 25 ; s = 30.28 Kelompok B : rata-rata = 55 ; DR = 39 ; s = 41.97 Maka data kelompok B lebih tersebar daripada kelompok A

19. Normalitas, Hipotesis, Pengujian Distribusi Normal : kurva berbentuk bel, simetris, simetris terhadap sumbu yang melalui nilai rata-rata Kurtosis = keruncingan Skewness = kemiringan +3s +2s -s +s +2s +3s 68% 95% 99% Lakukan uji normalitas Rasio Skewness & Kurtosis berada 2 sampai +2 Rasio = nilai Standard error Jika tidak berdistribusi normal, lakukan uji normalitas non parametrik (Wilcoxon, Mann-White, Tau Kendall)

20. Normalitas, Hipotesis, Pengujian Hipotesis : uji signifikansi (keberartian) terhadap hipotesis yang dibuat ; berbentuk hipotesis penelitian dan hipotesis statistik (H0) ; hipotesis bisa terarah, bisa juga tidak terarah ; akibat dari adanya Ho, maka akan ada Ha (hipotesis alternatif) yakni hipotesis yang akan diterima seandainya Ho ditolak HIPOTESIS TERARAH TIDAK TERARAH Hipotesis Penelitian Hipotesis Nol (Yang diuji) Siswa yang belajar bahasa lebih serius daripada siswa yang belajar IPS Siswa yang belajar bahasa tidak menunjukkan kelebihan keseriusan daripada yang belajar IPS Ho : b < i Ha : b > i Ada perbedaan keseriusan siswa antara yang belajar bahasa dengan yang belajar IPS Tidak terdapat perbedaan keseriusan belajar siswa antara bahasa dan IPS Ho : b = i Ha : b I

21. Normalitas, Hipotesis, Pengujian Pengujian : bila Ho terarah, maka pengujian signifikansi satu pihak bila Ho tidak terarah, maka pengujian signifikansi dua pihak Pengujian signifikansi satu arah (hipotesis terarah): Siswa yang belajar bahasa tidak menunjukkan kelebihan keseriusan daripada yang belajar IPS Ho : b < i Jika Ho ditolak, maka Ha diterima ; daerah penolakan berada di sebelah kanan 5% 2.5% 2.5% Daerah penerimaan hipotesis Daerah penolakan hipotesis Daerah penolakan hipotesis Daerah penerimaan hipotesis Daerah penolakan hipotesis Pengujian signifikansi dua arah (hipotesis tidak terarah): Tidak terdapat perbedaan keseriusan belajar siswa antara bahasa dan IPS Ho : b = i Jika Ho ditolak, maka Ha diterima ; daerah penolakan bisa berada di sebelah kiri atau kanan

22. Uji t Uji t : menguji apakah rata-rata suatu populasi sama dengan suatu harga tertentu atau apakah rata-rata dua populasi sama/berbeda secara signifikan. 1. Uji t satu sampel Menguji apakah satu sampel sama/berbeda dengan ( - ) rata-rata populasinya t = hitung rata-rata dan std. dev (s) s / n df = n 1 tingkat signifikansi ( = 0.025 atau 0.05) pengujian apakah menggunakan 1 ekor atau 2 ekor diperoleh t hitung ; lalu bandingkan dengan t tabel : jika t hitung > t tabel Ho ditolak α Contoh : Peneliti ingin mengetahui apakah guru yang bekerja selama 8 tahun memang berbeda dibandingkan dengan guru lainnya. Ho : p1 = p2 Diperoleh rata2 = 17.26 ; std. Dev = 7.6 ; df = 89 ; t hitung = 11.55 Berdasarkan tabel df=89 dan = 0.05 diperoleh t tabel = 1.987 Kesimpulan : t hitung > t tabel sehingga Ho ditolak guru yang bekerja selama 8 tahun secara signifikan berbeda dengan guru lainnya α

2. Uji t dua sampel bebas Menguji apakah rata-rata dua kelompok yang tidak berhubungan sama/berbeda 23. Uji t t = (X Y) Sx-y (Σx 2 + Σy 2 ) (1/n x + 1/n y ) Di mana Sx-y = (n x + n y 2) Contoh : Peneliti ingin mengetahi apakah ada perbedaan penghasilan (sebelum sertifikasi) antara guru yang lulusan S1 dengan yang lulusan S3 Ho : Pb = Pk Diperoleh : rata2 x = 1951613 ; y = 2722222 ; t hitung = - 7.369 Berdasarkan tabel df=69 dan = 0.025 diperoleh t tabel = 1.994 Kesimpulan : t hitung > t tabel sehingga Ho ditolak Rata-rata penghasilan guru yang S1 berbeda secara signifikan dengan penghasilan guru yang S3 α

24. Uji t 3. Uji t dua sampel berpasangan Menguji apakah rata-rata dua sampel yang berpasangan sama/berbeda t = D s D Di mana D = rata-rata selisih skor pasangan s D = Σ d 2 N(N-1) Σ d 2 = ΣD 2 (ΣD) 2 N Contoh : Seorang guru ingin mengetahui efektivitas model pembelajaran diskusi. Setelah selesai pembelajaran pertama, ia memberikan tes dan setelah selesai pembelajaran kedua kembali ia memberikan tes. Kedua hasil tes tersebut dibandingkan dengan harapan adanya perbedaan rata-rata tes pertama dengan kedua. Ho : Nd = Nc Diperoleh rata2d = 66.28 ; rata2c = 73.84 ; t hitung = -8.904 Berdasarkan tabel df=163 dan = 0.05 diperoleh t tabel = 1.960 Kesimpulan : t hitung > t tabel sehingga Ho ditolak Terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil tes pertama dengan hasil tes kedua, sehingga ia menyimpulkan model diskusi efektif meningkatkan hasil belajar siswanya α

25. Uji Keterkaitan Korelasi : hubungan keterkaitan antara dua atau lebih variabel. Angka koefisien korelasi ( r ) bergerak -1 r +1 POSITIF makin besar nilai variabel 1 menyebabkan makin besar pula nilai variabel 2 Contoh : makin banyak waktu belajar, makin tinggi skor Ulangan korelasi positif antara waktu belajar dengan nilai ulangan NEGATIF makin besar nilai variabel 1 menyebabkan makin kecil nilai variabel 2 contoh : makin banyak waktu bermain, makin kecil skor Ulangan korelasi negatif antara waktu bermain dengan nilai ulangan NOL tidak ada atau tidak menentunya hubungan dua variabel contoh : pandai matematika dan jago olah raga ; pandai matematika dan tidak bisa olah raga ; tidak pandai matematika dan tidak bisa olah raga korelasi nol antara matematika dengan olah raga

26. Uji Keterkaitan 1. KORELASI PEARSON/PRODUCT MOMENT : apakah di antara kedua variabel terdapat hubungan, dan jika ada hubungan bagaimana arah hubungan dan berapa besar hubungan tersebut. Digunakan jika data variabel kontinyu dan kuantitatif r= NΣXY (ΣX) (ΣY) NΣX 2 (ΣX) 2 x NΣY 2 (ΣY) 2 Di mana : ΣXY = jumlah perkalian X dan Y ΣX 2 = jumlah kuadrat X ΣY 2 = jumlah kuadrat Y N = banyak pasangan nilai Contoh : 10 orang siswa yang memiliki waktu belajar berbeda dites dengan tes IPS Siswa : A B C D E F G H I J Waktu (X) : 2 2 1 3 4 3 4 1 1 2 Tes (Y) : 6 6 4 8 8 7 9 5 4 6 Apakah ada korelasi antara waktu belajar dengan hasil tes? Siswa X X 2 Y Y 2 XY A B ΣX ΣX 2 ΣY ΣY 2 ΣXY

27. Uji Keterkaitan 2. KORELASI SPEARMAN (rho) dan Kendall (tau) : Digunakan jika data variabel ordinal (berjenjang atau peringkat). Disebut juga korelasi non parametrik r p = 1-6Σd 2 N(N 2 1) Di mana : N = banyak pasangan d = selisih peringkat Contoh : 10 orang siswa yang memiliki perilaku (sangat baik, baik, cukup, kurang) dibandingkan dengan tingkat kerajinannya (sangat rajin, rajin, biasa, malas) Siswa : A B C D E F G H I J Perilaku : 2 4 1 3 4 2 3 1 3 2 Kerajinan : 3 2 1 4 4 3 2 1 2 3 Apakah ada korelasi antara perilaku siswa dengan kerajinannya? Siswa A B C D Perilaku Kerajinan d d 2 Σd 2