METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Cara Pemilihan Contoh

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. teori yang dikembangkan oleh Coloroso (2006:43-44), yang mengemukakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. kuantitatif. Pendekatan kuantitatif digunakan untuk meneliti populasi atau sampel

III. METODE PENELITIAN. penelitian adalah pada Tahun Ajaran 2013/2014. yaitu metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan

BULLYING. I. Pendahuluan

METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Tehnik Pengambilan Contoh

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Populasi, Contoh, dan Teknik Penarikan Contoh

METODE PENELITIAN Disain, Lokasi, dan Waktu Penelitian Teknik Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN Disain, Lokasi dan Waktu Penelitian Teknik Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

HUBUNGAN KARAKTERISTIK KELUARGA DAN PEER GROUP DENGAN KARAKTER DAN PERILAKU BULLYING REMAJA KARINA

METODE PENELITIAN Disain, Tempat dan Waktu Cara Pemilihan dan Jumlah Contoh

HASIL DAN PEMBAHASAN

METODE PENELITIAN. SMP Negeri 1 Dramaga. Siswa kelas 8 (9 kelas) Siswa kelas 8.4 dan 8.6 n= siswa laki-laki 30 siswa perempuan

METODE PENELITIAN. Pemilihan Pondok Pesantren Modern Purposive. Santri telah tinggal 1 tahun di pondok pesantren. Laki-laki. Perempuan.

METODE PENELITIAN. Sekolah di Kota Bogor SMAN 1. Kelas Bertaraf Internasional. 12 Laki-laki 24 Perempuan 12 Laki-laki 25 Perempuan

BAB I PENDAHULUAN. individu dengan individu yang lain. Untuk mewujudkannya digunakanlah media

BAB II KEKERASAN YANG DI LAKUKAN OLEH GURU TERHADAP ANAK DI LINGKUNGAN SEKOLAH. A. Bentuk-Bentuk Tindak Pidana Kekerasan di lingkungan Sekolah

METODE PENELITIAN. N 1+ Ne 2. n =

METODE PENELITIAN. Gambar 2 Kerangka pengambilan contoh penelitian. Purposive. Proporsional random sampling. Mahasiswa TPB-IPB 2011/2012 (N=3494)

METODE Desain, Lokasi dan Waktu Teknik Penarikan Contoh Jenis dan Teknik Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Contoh

BAB III METODE PENELITIAN

Disain, Lokasi, dan Waktu Penelitian

TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 1 Ecological Model of Child Development Sumber: Santrock (1992)

Karakteristik TKW Umur Pendidikan Pekerjaan Pendapatan Lama menjadi TKW. Kualitas Perkawinan Kebahagiaan perkawinan Kepuasan Perkawinan

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Cara Pemilihan Contoh

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Cara Pemilihan Contoh

METODE PENELITIAN Disain, Tempat, dan Waktu Cara Pemilihan Contoh

METODE PENELITIAN Disain, Tempat, dan Waktu Penelitian Populasi dan Teknik Penarikan Contoh

METODE PENELITIAN Desain, Lokasi, dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Pengambilan Contoh

METODE PENELITIAN. Gambar 2 Kerangka Penarikan Contoh Penelitian. Purposive. Kecamatan Bogor Barat. Purposive. Kelurahan Bubulak

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel-variabel Penelitian. B. Definisi Operasional Variabel Penelitian

METODE PENELITIAN Desain, Lokasi dan Waktu Penelitian Teknik dan Cara Pemilihan Sampel

METODE PENELITIAN Disain, Lokasi, dan Waktu Penelitian Teknik Penarikan Contoh

METODE PENELITIAN. Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian

METODE PENELITIAN. Contoh dan Cara Pengambilan Contoh

METODE PENELITIAN. Desain, Lokasi, dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

UPAYA MENGURANGI PERILAKU BULLYING DI SEKOLAH DENGAN MENGGUNAKAN LAYANAN KONSELING KELOMPOK

METODE PENELITIAN. Desain, Lokasi, dan Waktu Penelitian

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Cara Pemilihan Contoh

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN Desain, Waktu dan Tempat Penelitian Populasi dan Sampel

METODE PENELITIAN Desain, dan Waktu Jumlah dan Cara Pengambilan Sampel

Universitas Kristen Maranatha

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

METODE PENELITIAN. Dengan menggunakan rumus dan margin error 0,1 diperoleh jumlah contoh sebagai berikut:

BAB III METODE PENELITIAN

DINAS PENDIDIKAN PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA

METODE PENELITIAN. N Ne = 780. n = 780( = 106, N = Jumlah populasi mahasiswa S1 FEMA IPB Tahun e = error (9%)

BAB III METODA PENELITIAN. A. Jenis/ Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan. wawancara menggunakan kuesioner dengan pendekatan cross sectional.

METODE PENELITIAN. = = 95,34 ~ 96 orang

METODE PENELITIAN. Disain, Tempat, dan Waktu Penelitian

METODE PENELITIAN. Tabel 1 Disain eksperimental penelitian Motivasi Pesan Faktor. positif dan dengan cara penyajian tanpa penjelasan.

METODE PENELITIAN. Desain, Tempat dan Waktu Penelitian

Karakteristik Anak Umur Jenis Kelamin Urutan anak Kepribadian Cita-cita dan tujuan. Tingkat Stres Menghadapi UN SMA Negeri SMA Swasta

BAB III METODA PENELITIAN

Strategi Koping Fungsi Ekonomi: Strategi penghematan Strategi penambahan pendapatan. Dukungan Sosial: Keluarga Besar Tetangga. Input Throughput Output

Gaya Hidup - aktivitas - minat - opini

Kerangka pemikiran oprasional analisis self-esteem, self-efficacy, motivasi belajar dan prestasi akademik siswa disajikan pada gambar 1.

METODE PENELITIAN Desain, Lokasi, dan Waktu Jenis dan Teknik Pengambilan Contoh

BAB III METODE PENELITIAN. faktor pangaruh dan faktor terpengaruh dengan cara pendekatan, observasi,

BAB 1 PENDAHULUAN. lingkungan sekolah, banyak siswa yang melakukan bullying kepada siswa lainnya

METODE PENELITIAN. Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian

STUDI FENOMENOLOGI : DINAMIKA PSIKOLOGIS KORBAN BULLYING PADA REMAJA NASKAH PUBLIKASI

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Desain Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. (umur, status pendidikan, status ekonomi (pendapatan), pengetahuan, tipe

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kegiatan belajar dengan aman dan nyaman. Hal tersebut dapat terjadi, karena adanya

METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Contoh dan Teknik Penarikan Contoh

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Teknik Penarikan Contoh

Abstrak. iii. Universitas Kristen Maranatha

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. ukuran fisik, tapi bisa kuat secara mental (Anonim, 2008). Bullying di

BAB III METODE PENELITIAN. variabel bebas dan terikat dengan pendekatan cross sectional yaitu studi

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN PENELITIAN

PEDOMAN OBSERVASI FENOMENA KORBAN PERILAKU BULLYING PADA REMAJA DALAM DUNIA PENDIIDKAN

BAB I PENDAHULUAN. siswa atau murid di lingkungan sekolahnya. Masalah yang sering muncul

METODE PENELITIAN Desain, Lokasi, dan Waktu Penelitian Contoh dan Metode Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa manusia menemukan jati diri. Pencarian. memiliki kecenderungan untuk melakukan hal-hal diluar dugaan yang

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Teknik Penarikan Contoh

METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Bullying. itu, menurut Olweus (Widayanti, 2009) bullying adalah perilaku tidak

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dalam bentuk penelitian

PENGARUH MOTIVASI KONSUMEN, DAYA TARIK IKLAN, DAN PERSEPSI HARGA TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN SMARTPHONE ANDROID SAMSUNG DI KOTA TANGERANG

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan untuk menyediakan informasi yang saling berkaitan dengan. kemauan, perilaku dan nilai ( Nursalam, 2013).

BAB IV PERSIAPAN DAN PELAKSANAAN PENELITIAN

METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB III METODE PENELITIAN

METODE Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh

METODE PENELITIAN. Keterangan : n = jumlah mahasiswa yang diambil N = jumlah populasi mahasiswa program sarjana e = batas kesalahan pengambilan contoh

METODE PENELITIAN. Desain Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

23 METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Desain penelitian ini adalah cross-sectional study yaitu penelitian yang dilakukan dalam satu waktu tertentu. Lokasi penelitian dipilih secara purposive dengan pertimbangan merepresentasikan sekolah negeri dan sekolah swasta di Kota Bogor dan bersedia untuk dijadikan tempat penelitian. Sekolah yang dipilih adalah sebuah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) negeri dan SMK swasta contoh di Kota Bogor, tepatnya berlokasi di Jalan Pajajaran dan Jalan Semeru. Pengambilan data dilaksanakan pada bulan Agustus 2011. Cara Pemilihan Contoh Sesuai dengan tujuan, penelitian ini dilakukan untuk menganalisis hubungan antara keterikatan dengan peer group dengan karakter dan perilaku bullying pada remaja. Remaja dalam penelitian ini, seiring dengan tujuan, diterjemahkan sebagai remaja yang menjadi siswa senior pada suatu SMK. Oleh karenanya, populasi dalam penelitian adalah siswa senior di SMK negeri dan swasta contoh di Kota Bogor. Kota Bogor dipilih sebagai lokasi penelitian mengingat Kota Bogor merupakan daerah penyangga ibukota dengan kehidupan remaja yang cukup beragam. Pemilihan SMK swasta contoh sebagai tempat penelitian didasari oleh banyaknya kasus tawuran dan kenakalan pelajar di sekolah tersebut, sedangkan SMK negeri contoh dipilih justru karena tidak ada banyak kasus yang terjadi di sana. Hal ini dilakukan untuk melihat perbandingan hasil diantara kedua sekolah dengan adanya perbedaan latar belakang tersebut. Kerangka contoh penelitian adalah siswa senior yang diterjemahkan sebagai siswa kelas XII di SMK swasta dan negeri terpilih. Hal ini didasari oleh tindakan bullying itu sendiri lebih sering terjadi karena adanya rasa senioritas kakak kelas kepada adik kelasnya. Selain itu, siswa kelas XII merupakan remaja yang berada pada usia remaja akhir, yaitu antara usia 16 hingga 18 tahun. Para remaja ini akan segera memasuki periode kehidupan selanjutnya sebagai individu yang dewasa dan akan terjun langsung di masyarakat sehingga penting untuk diketahui kualitas dari karakternya.

24 Pengambilan contoh dilakukan dari kerangka contoh siswa kelas XII pada masing-masing sekolah. Pada SMK negeri, remaja laki-laki contoh dipilih dari siswa laki-laki di jurusan Teknik Komputer Jaringan (TKJ), sedangkan remaja perempuan contoh dipilih dari siswa perempuan di jurusan Teknik Kecantikan (TK). Sementara pada SMK swasta, remaja laki-laki contoh dipilih dari siswa laki-laki jurusan Akutansi (AK) dan remaja perempuan contoh dipilih dari siswa perempuan jurusan Administrasi Perkantoran (AP). Cara ini dilakukan karena jumlah siswa laki-laki dan perempuan pada setiap jurusan tidak seimbang. Jurusan Teknik Komputer Jaringan pada SMK negeri dan jurusan Akutansi pada SMK swasta untuk terpilih karena jumlah siswa laki-laki pada jurusan tersebut lebih memadai untuk dilakukan pengambilan contoh. Hal yang sama juga menjadi dasar pemilihan jurusan Teknik Kecantikan pada SMK negeri dan Administrasi Perkantoran pada SMK swasta dalam pemilihan contoh perempuan. Pemilihan remaja contoh dari kerangka contoh yang ditetapkan menggunakan metode cluster random sampling, dimana pengelompokkan dalam pengambilan contoh didasarkan pada perbedaan jenis kelamin. Jumlah remaja contoh yang dipilih adalah 100 orang, dimana jumlah remaja laki-laki (25 orang) dan perempuan (25 orang) sama banyaknya pada masing-masing sekolah. Cara pemilihan contoh ini seperti yang terdapat pada Gambar 3. Kota Bogor Purposive SMK negeri contoh Kelas XII N 1 = 482 siswa SMK swasta contoh Kelas XII N 1 = 611 siswa Purposive Kelas XII TKJ N 2 = 97 siswa Kelas XII TK N 2 = 52 siswa Kelas XII AK N 2 = 120 siswa Kelas XII AP N 2 = 91 siswa Cluster Random Sampling Laki-laki Perempuan Laki-laki Perempuan n = 100 Responden Gambar 3 Cara Pengambilan Contoh

25 Jenis dan Cara Pengumpulan Data Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dengan metode survei terhadap contoh dengan alat bantu kuesioner self report yang meliputi data karakteristik contoh (usia dan jenis kelamin), karakteristik keluarga (usia orang tua, pendidikan orang tua, pekerjaan orang tua, pendapatan keluarga, besar keluarga), peer group (karakteristik, keterikatan dengan peer group), karakter (hormat santun, empati), dan perilaku bullying. Data sekunder diperoleh dari sekolah tempat penelitian yang meliputi jumlah siswa dan profil sekolah. Rincian jenis dan cara pengumpulan data disajikan dalam Tabel 1. Jenis data Sekunder Tabel 1 Jenis dan cara pengumpulan data Variabel Karakteristik contoh: Usia Jenis Kelamin Karakteristik keluarga: Usia orang tua Pendidikan orang tua Pekerjaan orang tua Pendapatan keluarga Besar keluarga Peer Group - Karakteristik peer proup - Keterikatan dengan peer group Karakter Positif - Hormat dan Santun - Empati Perilaku bullying - Peran pelaku (bully, assisting the bully, reinforcing the bully) - Bentuk bullying fisik, verbal, nonverbal Karakteristik sekolah Jumlah siswa Profil sekolah Alat bantu dan skala data Kuesioner Rasio Nominal Kuesioner Rasio Nominal Interval Rasio Kuesioner self report Nominal Kuesioner self report Kuesioner self report Responden / sumber Data Sekolah Pengukuran karakteristik dan keterikatan peer group dalam penelitian ini merupakan modifikasi dari kuesioner milik Ramayanti (2000) dengan nilai Cronbach Alpha sebesar 0,882. Sementara pengukuran karakter hormat dan santun serta empati disusun berdasarkan konsep-konsep yang digunakan dalam

26 penelitian ini dengan nilai Cronbach Alpha sebesar 0,742. Pengukuran perilaku bullying menggunakan kuesioner penelitian Sujiwo (2008) yang merupakan modifikasi dari kuesioner Duffy (2004) dengan nilai Cronbach Alpha sebesar 0,700. Pengolahan dan Analisis Data Pengolahan data dalam penelitian ini dilakukan melalui proses edit, pemberian kode, pemberian skor, pemasukan data ke program, perapihan data, dan terakhir dilakukan analisis data dengan menggunakan program komputer yang sesuai. Data disajikan dalam bentuk tabel dan dianalisis secara deskriptif (rata-rata dan standar deviasi) serta inferensial (uji beda dan korelasi). Analisis data ditampilkan dalam bentuk tabel atau grafik dan sistem skoring dibuat konsisten yaitu semakin tinggi skor maka semakin tinggi kategorinya. Data karakteristik contoh terdiri dari usia dan jenis kelamin, sedangkan karakteristik keluarga meliputi usia orang tua, pendidikan orang tua, pekerjaan orang tua, pendapatan keluarga dan besar keluarga. Pendapatan keluarga diukur dengan menggunakan skala interval: (1) Rp1.000.000; (2) Rp1.000.001 Rp2.000.000; (3) Rp2.000.001 Rp3.000.001; (4) Rp3.000.001 Rp4.000.000; (5) Rp4.000.001. Menurut BKKBN, besar keluarga dikategorikan menurut jumlah anggota keluarga, yaitu keluarga kecil jika anggota keluarga kurang dari atau sama dengan 4 orang, keluarga sedang jika jumlah anggota keluarga 5 hingga 7 orang, dan keluarga besar jika jumlah anggota keluarga lebih dari atau sama dengan 8 orang. Sementara untuk pengukuran peer group, karakter dan perilaku bullying dapat dilihat dalam Tabel 2. Karakteristik contoh, keluarga contoh, peer group, karakter, dan perilaku bullying dianalisis secara deskriptif, dengan menggunakan angka rata-rata dan uji beda independent sample t-test, serta ditampilkan dalam bentuk tabel atau grafik. Uji korelasi Spearman digunakan untuk menganalisis hubungan antara keterikatan dengan peer group, karakter dan perilaku bullying pada contoh. Selain itu, dilakukan juga uji hubungan juga dilakukan antara karakter dengan perilaku bullying.

27 Tabel 2 Pengolahan data perilaku bullying, karakter dan peer group Jumlah pertanyaa n/pernyat Skor Nilai Keterangan aan Variabel Perilaku Bullying Peran pelaku - Bully - Assisting the bully - Reinforcing the bully Bentuk - Fisik - Verbal - Nonverbal Karakter - Hormat santun - Empati Peer Group - Karakteristik peer group - Keterikatan dengan peer group 5 item 6 item 7 item (Total skor 0-54) 3 item 6 item 8 item 12 item 8 item (Total skor 0-60) 13 item 16 item (Total skor 0-48) Pernyataan positif (+): Selalu = 0 Sering = 1 Jarang = 2 Tidak pernah = 3 Pernyataan negatif (-): Selalu = 3 Sering = 2 Jarang = 1 Tidak pernah = 0 Pernyataan positif (+): Sangat Setuju = 3 Setuju = 2 Tidak Setuju = 1 Sangat Tidak Setuju = 0 Pernyataan negatif (-): Sangat setuju = 0 Setuju = 1 Tidak Setuju = 2 Sangat Tidak Setuju = 3 Sangat setuju = 3 Setuju = 2 Tidak setuju = 1 Sangat tidak setuju = 0 Jawaban dikategorikan lebih dulu menurut peran pelaku dan bentuk perilaku, kemudian skor total dipersentasekan dan skor persentase terbesar menunjukkan kecenderungan peran pelaku serta bentuk bullying contoh Skor total dipersentasekan kemudian dikategorikan menjadi: <60% = Rendah 60%-80% = Sedang >80% = Tinggi Persentase jawaban dikategorikan menjadi: >66,67% = terikat 33,33%-66,67% = kurang terikat <33,33% = tidak terikat Cronbach Alpha 0,700 0,742 0,882 Definisi Operasional Karakteristik remaja adalah ciri yang melekat pada remaja contoh yang dilihat dari usia (dalam tahun) dan jenis kelamin (laki-laki dan perempuan) Karakteristik keluarga adalah ciri yang melekat pada suatu keluarga contoh dilihat dari usia orang tua, pendidikan orang tua, pekerjaan orang tua, pendapatan keluarga dan besar keluarga

28 Usia orangtua dalam penelitian ini dikategorikan menjadi dewasa awal, yaitu usia yang berada pada rentang usia 18-40 tahun, dewasa madya, yaitu usia yang berada rentang usia 41-65 tahun dan dewasa akhir, yaitu usia diatas atau sama dengan 65 tahun Pendidikan orangtua adalah lama pendidika formal yang pernah ditempuh, mulai dari SD, SMP, SMA sampai perguruan tinggi Pekerjaan orangtua adalah jenis kegiatan rutin yang dilakukan sehari-hari untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga Besar keluarga adalah banyaknya anggota keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan anak Pendapatan keluarga adalah jumlah penghasilan orang tua contoh yang didapat dari pekerjaan yang dilakukan untuk membiayai kebutuhan hidup keluarga perbulannya, dan dinilai dalam bentuk rupiah berdasarkan informasi yang diketahui contoh Peer group adalah kelompok anak-anak atau remaja yang memiliki usia atau tingkat kematangan yang kurang lebih sama. Interaksi contoh dengan peer group diukur dengan melihat persepsi remaja terhadap karakteristik peer group dan keterikatan mereka dengan peer group. Karakteristik peer group adalah ciri khas yang melekat pada peer group dan membedakannya dengan kelompok yang lain Keterikatan dengan peer group adalah persepsi contoh tentang sejauh mana ia bergantung dan terikat dengan peer group-nya Perilaku bullying adalah perilaku agresif yang dilakukan berulang-ulang oleh contoh/peer group contoh terhadap siswa/siswi lain yang lebih lemah, dengan tujuan menyakiti siswa/siswi lain tersebut. Perilaku bullying terdiri dari peran pelaku (bully, assisting the bully, dan reinforcing the bully) dan bentuk bullying yang terdiri dari kontak fisik, verbal, dan nonverbal. Bully adalah tipe pelaku utama dalam bullying, yaitu pelaku yang melakukan bullying secara langsung atas inisiatifnya sendiri. Assisting bullying adalah pelaku yang melakukan bullying dengan cara membantu pelaku utama yang sedang melakukan bullying.

29 Reinforcing bullying adalah pelaku yang melakukan bullying dengan cara mendukung tindakan bullying itu sendiri. Tipe bullying fisik adalah perilaku bullying yang meliputi tindakan seperti memukul, mendorong, menggigit, menjambak, menendang, mengunci seseorang dalam ruangan, mencubit, mencakar, juga termasuk memeras dan merusak barang-barang yang dimiliki orang lain. Tipe bullying verbal adalah perilaku bullying yang meliputi tindakan seperti mengancam, mempermalukan, merendahkan, mengganggu, memberi panggilan nama (name-calling), sarkasme, merendahkan (put-downs), mencela/mengejek, mengintimidasi, memaki, menyebarkan gosip) Tipe bullying nonverbal adalah perilaku bullying yang meliputi tindakan seperti melihat dengan sinis, menjulurkan lidah, menampilkan ekspresi muka yang merendahkan, mengejek, atau mengancam, mendiamkan seseorang, memanipulasi persahabatan sehingga menjadi retak, sengaja mengucilkan atau mengabaikan, dan mengirimkan surat kaleng. Karakter adalah nilai-nilai moral yang terdapat pada diri seorang anak yang terbentuk akibat kebiasaan yang dilakukan secara terus menerus, di praktekkan dan dilakukan. Karakter yang diteliti adalah hormat-santun dan empati. Hormat santun adalah tindakan memberikan penghormatan atau penghargaan kepada orang lain yang menurut remaja telah dilakukan Empati adalah tindakan atau kebiasaan yang menunjukkan bahwa remaja mampu memahami dan merasakan perasaan orang lain