Bab 3. Analisis Data Analisis Konformitas Remaja Dalam Kelompok Yang Menjadi Penyebab Perilaku

dokumen-dokumen yang mirip
Bab 5. Ringkasan. 5.1 Ringkasan Isi Skripsi Mengenai Konformitas Remaja Dalam Kelompok Yang Menjadi

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2007/2008

3. Dimasa mendatang, saya bermaksud menjadi pelukis terkenal. ~ つもりです. 4. Sekarang, pertandingan baseball dapat ditonton di televisi.

PROGRAM TAHUNAN. Kompetensi Dasar Materi Pokok Alokasi Waktu. Salam. Mengucapkan salam : おはようございます こんにちは こんばんは. Mengucapkan salam ketika berpisah :

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2006/2007

BAB II SOFTWERE JLOOK UP. Softwere kamus Jlook up adalah softwere kamus Jepang yang cukup

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN PERCAKAPAN BAGI PENGAJAR BAHASA JEPANG

(Asari-chan buku no: 28, halaman: 40) あさり ガンバレ! bersemangat. Berusaha Asari! Pada situasi di atas, penggunaan katakana ada pada kata ガンバレ.

BAB 3 ANALISIS DATA. instrumen. Dan kemudian akan dilanjutkan dengan pemaparan hasil jawaban setiap soal

membahas dari penggunaan dan arti tiga kata kerja tersebut,...ok,...he,.,he,.,he,.,.

Bab 2. Landasan Teori. perubahan dan dengan sendirinya dapat menjadi predikat. Contoh : 歩く 倒れる 話す.

TEMA 5 JADWAL PELAJARAN じかんわり

Hasil Technical Meeting Lomba Benron Umum Nihongo no Hi 2018

SILABUS. Kegiatan Pembelajaran

ぽん ぼん. Morfem. Kata. Alomorf adalah. morfem. Morfem Bebas. Morfem Terikat 形態素 自由形態素 拘束形態素. Contoh. bagan. Definisi. Alomorf. Contoh.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengertian bahasa dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989) adalah sistem

PENERAPAN STUDENT CENTERED LEARNING PADA MATA KULIAH DOKKAI SEMESTER 5 Riri Hendriati Fakultas Sastra / Jurusan Sastra Jepang.

BAB 3 PENGGUNAAN KATA HAI DALAM KOMIK KOBO-CHAN

ENJO KOUSAI SEBAGAI SALAH SATU BENTUK PENYIMPANGAN REMAJA DI JEPANG SKRIPSI DIAJUKAN SEBAGAI SALAH SATU PRASYARAT MENDAPAT GELAR SARJANA SASTRA

Bab 2. Landasan Teori. Dalam KBBI, definisi dari tanda baca adalah tan da n 1 yang menjadi alamat

Bab 3. Analisis Data. Sebagaimana yang telah diceritakan secara singkat mengenai dongeng Urashima

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Yanagita Kunio (via Danandjaja, 1997: 35-36) salah satu cara

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sistem informasi dan sistem komunikasi. Dengan

MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA JEPANG

Bab 2. Landasan Teori. Mengenai definisi kelas kata Jepang (hinshi) Noda (1991 : 38) mengatakan :

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyampaikan informasi yang ingin disampaikan kepada orang. salah satunya adalah mempelajari bahasa Asing.

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian adalah tatacara bagaimana suatu penelitian dilaksanakan. (method =

BAB 1 PENDAHULUAN. sosial tidak dapat hidup tanpa adanya komunikasi dengan sesama. seseorang dengan status sosial dan budaya dalam masyarakat itu

Bab 3. Analisis Data. Analisis tersebut akan penulis jabarkan menjadi dua sub bab, yakni analisis

Pergi kemana? どこへ行きますか

Bab 2. Landasan Teori. Pada bab ini penulis akan menjabarkan teori-teori yang akan digunakan dalam

BAB 3 ANALISIS DATA. mencoba untuk menganalisis permasalahan-permasalahan yang telah saya temukan

BAB IV ANALISIS DAN INTERPRETASI DATA. pemahaman mahasiswa terhadap Kotowari Hyōgen. Proses pengumpulan data

ANALISIS PEMAKAIAN PARTIKEL ~NI DAN ~DE DALAM BAHASA JEPANG (Studi kasus pada Mahasiswa Semester III)

Bab 2. Landasan Teori. Istilah sintaksis dalam bahasa Jepang disebut dengan togoron 続語論 atau

Bab 3. Analisis Data. yang dilakukan Yuri. Faktor pertama berasal dari hubungan antara Yuri dan ibunya,

BAB IV KESIMPULAN. Penulis berkesimpulan bahwa di dalam penerjemahan kata tanya doko dan

SOAL PRE TEST. A. Pilihlah jawaban yang tepat untuk melengkapi kalimat di bawah ini! は に を ) やすみですか

SILABUS MATA KULIAH PROGRAM STUDI MANAJEMEN RESORT & LEISURE

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk sosial, yaitu makhluk yang tidak dapat hidup

ANALISIS PENGGUNAAN STRATEGI PENOLAKAN TIDAK LANGSUNG DALAM BAHASA JEPANG OLEH MAHASISWA BAHASA JEPANG STBA YAPARI ABA BANDUNG

Bab 1. Pendahuluan. Manusia sebagai makhluk hidup sangat memerlukan komunikasi. Menurut Trenholm

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Bab 3. Analisis Data. remaja yang dilakukan oleh dua tokoh dalam drama Hanmaa Sesshon. Tokoh

Bab 2. Landasan Teori. dasar analisis yang akan diuraikan pada bab selanjutnya.

Berapa Harganya? いくらですか

LAMPIRAN Data kalimat yang menggunakan aisatsu hyougen

Bab 4. Simpulan dan Saran. Pada bab ini penulis akan memberikan Simpulan dari hasil analisis mengenai makna

BAB 2. Tinjauan Pustaka

BAB I PENDAHULUAN. ide, atau perasaan tersebut dapat secara harfiah atau metaforis, secara langsung atau tidak

BAB 2. Landasan Teori

KISI KISI SOAL POSTTEST. Kompetensi Dasar 毎日の生活

BAB 4 KESIMPULAN. Universitas Indonesia

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) : X MIA 6 (kelas Eksperimen)

Bab 3. Analisis Data. oleh tokoh ibu, yang tercermin melalui drama Freeter, Ie wo Kau. Dalam drama ini

BAB 1 PENDAHULUAN. membutuhkan mitra tutur. Melalui bahasa, pikiran, perasaan, dan keinginan

KARAOKE SEBAGAI MEDIA UNTUK DEALING BISNIS DAN RELAKSASI BAGI PELAKU BISNIS DAN WISATAWAN ASING DI JUN EXECUTIVE KARAOKE HOTEL SAVOY HOMANN

ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN PRONOMINA DEMONSTRATIVA SISWA KELAS XII BAHASA TAHUN AJARAN 2013/2014 DI SMA NEGERI 1 BATU SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. dimiliki suatu bangsa. Cerita rakyat dapat diartikan sebagai ekspresi budaya suatu

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG JOSHI

ビナ ヌサンタラ大学日本語科三年生にみられる ~ てある と ~ ておく という動詞の使用能力の分析

Bab 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

PENGGUNAAN UNGKAPAN BAHASA JEPANG TULIS (Studi kasus pada mahasiswa Jurusan Jepang Univ.Darma Persada)

ANALISIS KESALAHAN BAHASA JEPANG DILIHAT DARI LATAR BELAKANG CARA PEMEROLEHAN BAHASANYA. Oleh: Juju Juangsih, M.Pd

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. responden, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: mitra tutur, ungkapan yang digunakan responden disesuaikan dengan

BAB IV PENGGUNAAN DIALEK OSAKA PADA KOMIK YOZAKURA QUARTET JILID KE-1 KARYA YASUDA SUZUHITO

1. Identitas a. Nama Mata Pelajaran : BAHASA JEPANG PEMINATAN b. Semester : Genap c. KompetensiDasar : 3.5 dan 4.5

Bab 2. Landasan Teori

映画 野ブタをプロデュース における社会的 現象 苛め の分析

BAB I PENDAHULUAN. secara lisan maupun tertulis. Dalam komunikasi secara lisan, makna yang

BAB III METODE PENELITIAN DAN ANALISIS DATA

BAB 1 PENDAHULUAN. Sutedi (2003:2) mengatakan, Bahasa digunakan sebagai alat untuk

Keyword : Speech Act, Refusal,Keigo

Bab 2. Landasan Teori. kata memiliki fungsi yang sangat penting dalam pembentukan suatu kalimat.

PDF created with FinePrint pdffactory trial version YUK BELAJAR NIHONGO

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sosial masyarakat yang digunakan di berbagai negara sangat beragam.

ANALISIS KARAKTER DAN KONFLIK TOKOH UTAMA DALAM NOVEL BOCCHAN KARYA NATSUME SOUSEKI. Mei Ambar Sari*

(Asari-chan buku no: 25, halaman: 70) い~じゃないの あさりがみてるんだから. Terjemahan: Ibu: Masa bertengkar gara-gara televisi?

BAB 2. Landasan Teori. Pada bab ini, penulis akan menjelaskan teori-teori yang akan digunakan dalam

SILABUS PERKULIAHAN CHUKYU BUNPO I (JP 201) SEMESTER 3 /TINGKAT II

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Darma Persada

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB III. keluar dari kamarnya. Satoshi adalah seorang NEET yang menarik diri dari masyarakat

PENGGUNAAN SHUUJOSHI RAGAM BAHASA WANITA DALAM DRAMA SHOKOJO SEIRA EPISODE 1,2,3 SKRIPSI OLEH: ANINDYA PURI PRIMASWARI NIM

Bab 5. Ringkasan. Kebudayaan boleh dikatakan sebagai perwujudan tanggapan manusia terhadap

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Meirina Andreany, 2014

KOUTOU RENSHUU DALAM PEMBELAJARAN KAIWA (BERBICARA)

SILABUS MATA KULIAH PROGRAM STUDI MANAJEMEN RESORT & LEISURE

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari. Salah satu fungsi bahasa yaitu dengan berbahasa manusia dapat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. dipelajari sebagai ilmu dasar bagi ilmu-ilmu lain seperti kesusastraan, filologi,

BAB I. Pada perang dunia II tahun 1945 Jepang mengalami kekalahan yang. setelah pasca perang dunia II diantaranya kekurangan pangan yang

PENGGUNAAN FUKUSHI DALAM SURAT KABAR ONLINE ASAHI SHIMBUN EDISI 9 DAN 10 FEBRUARI 2015

Bab 1 Mengapa perlu melakukan pekerjaan dengan aman?

BAB IV KESIMPULAN. Dari analisis kontrastif verba tingkat tutur dalam 敬語 bahasa Jepang dan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer (tidak tetap) yang

BAB 2 TINJAUAN LITERATUR. 2.1 Aspek Dalam Bahasa Jepang Berdasarkan Konsep Ken Machida

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah sebuah sistem dari simbol vokal yang arbiter yang

Transkripsi:

Bab 3 Analisis Data 3.1. Analisis Konformitas Remaja Dalam Kelompok Yang Menjadi Penyebab Perilaku Enjokosai Yang Tercermin Dari Tokoh Hiromi Dalam Film Love & Pop (1997) Berdasarkan teori penokohan menurut Nurgiyantoro (2002) yang telah penulis jabarkan di bab sebelumnya, untuk menemukan konformitas remaja dalam kelompok yang mengakibatkan tokoh Hiromi menjadi seorang pelaku enjokosai dalam film Love & Pop (1997), maka penulis akan melakukan analisis berdasarkan verbal dan non verbal. 3.1.1. Analisis Konformitas Remaja Dalam Kelompok Secara Verbal Dalam sub bab ini, penulis akan menjabarkan analisis konformitas remaja dalam kelompok yang akhirnya mengakibatkan Hiromi menjadi seorang pelaku enjokosai dalam film Love & Pop (1997) berdasarkan perkataannya dalam percakapan. Dalam analisis ini penulis membatasi ruang lingkupnya kedalam empat bagian yaitu: : 1 Kepercayaan diri yang lemah 2. Rasa takut terhadap celaan sosial 3. Kepercayaan terhadap kelompok 4. Kurangnya informasi

3.1.1.1 Analisis Kepercayaan Diri Yang Lemah Pada Tokoh Hiromi Episode 1 Menit : 13:30 Situasi : Hiromi dan Sachi dalam perjalanan pulang dari sekolah, tiba- tiba mereka berdua dihampiri oleh seorang pria yang ingin mengajak mereka makan siang yang setelah itu akan diberi bayaran. Percakapan : 男 : ね... ね... 学校帰り? さち : マンション? マンションであってそれで僕の作った料理を食べよ! ご飯だけでいいんですか? ひろみ :... 男 : そう! 僕は作るだけあなたまた食べる 一人 5000 円?6000 円にしょうか?7000 円? さち : 7000 円?( 微笑む ) じゃ いこう! ひろみ :... (Love & Pop, 1997) Terjemahan : Lelaki : Hai,,pulang sekolah?? Aku punya manshion selanjutnya aku akan memasak makanan dan mari kita makan bersama. Sachi : Manshion?? Hanya makan saja boleh? Hiromi :... Lelaki : Iya! saya hanya membuatkan dan kamu makan.. Satu orang 5000yen?? 6000 yen bagaimana? 7000 yen? Sachi : 7000 yen? (tersenyum) Ayo pergi! Hiromi :...

Analisis : Berdasarkan teori konformitas yang telah penulis jabarkan di landasan teori dimana salah satunya adalah kepercayaan diri yang lemah dapat terlihat dalam kutipan percakapan di atas. Remaja menurut Wirawan (2001:15) sangat mudah terpengaruh akan kelompoknya tercermin secara eksplisit dalam tokoh Hiromi yang mengikuti kehendak temannya Sachi, untuk mengikuti pria yang mengajak mereka makan siang. Hiromi tidak mengatakan apa-apa menanggapi pernyataan setuju yang dilakukan oleh Sachi temannya. Menurut analisis saya dilihat dari usia Hiromi yang masih remaja, dia merasa takut untuk menolak karena kepercayaan diri yang lemah. Sachi merupakan sosok yang mempunyai pengaruh besar pada Hiromi. Apapun yang diusulkan biasanya selalu disetujui oleh Hiromi dan anggota kelompoknya yang lain (Santrock, 2003:170). Hiromi belum mempunyai prinsip dalam berprilaku yang akhirnya membuat dia mengikuti saja apa yang dikehendaki Sachi tanpa berfikir panjang akan apa yang akan ia lakukan dan dampak bagi kehidupan selanjutnya. Hal tersebut tercemin dalam kutipan percakapan Sachi terhadap lelaki yang mengajak mereka makan siang bersama. Dalam percakapan tersebut Hiromi hanya diam saja tanpa mengeluarkan sepatah katapun. Ia tidak berani untuk mengeluarkan argumen apa-apa karena ia merasa kurang percaya diri dalam menentukan keputusan yang akan diambil. Hiromi lebih memilih untuk diam dan menunggu keputusan Sachi. Akhirnya Sachi lah yang memutuskan untuk menerima ajakan pria tersebut. Hal itu tergambar jelas dalam percakapan terakhir yakni: 7000 円?( 微笑む ) じゃ いこう! dalam hal ini Sachi tidak menanyakan pendapat Hiromi apakah Hiromi setuju atau tidak untuk menerima ajakan makan bersama itu. Karena setuju akan harga yang ditawarkan untuk menemani makan siang, maka Sachi menerimanya. Hiromi sebagai gadis lugu yang belum mengerti apa-apa mengikuti saja apa

yang dilakukan oleh Sachi. Ia berharap temannya itu akan dapat membawanya kearah yang lebih baik karena Hiromi tidak yakin dalam mengambil keputusan secara pribadi. Salah satu faktor yang sangat mempengaruhi rasa percaya diri dan tingkat konformitas adalah tingkat keyakinan orang tersebut pada kemampuannya sendiri untuk menampilkan suatu reaksi. Semakin lemah kepercayaan seseorang akan penilaiannya sendiri, semakin tinggi tingkat konformitasnya (Wirawan, 2005). 3.1.1.2 Analisis Rasa Takut Terhadap Celaan Sosial Pada Tokoh Hiromi Episode 2 Menit : 34:30 Situasi : Sepulang Hiromi dan Teman-temannya dari pusat perbelanjaan, Hiromi yang sangat menyukai cincin yang dilihatnya di etalase toko masih terus memikirkan cincin tersebut. Hiromi ingin sekali memilikinya namun, ia tidak punya cukup uang untuk membelinya. Hiromi bingung dan membicarakan hal tersebut dengan teman-temannya. Percakapan : なお : どうしたんですか? さち : ひろみが... なお : 何で? さち : わかんない さち : ほしいんですよ! この指輪 じゃ受け取ってよ! ひろみ : だって... ちえ : だって何?? さち : どうしたの? (Love & Pop, 1997)

Terjemahan : Nao : Ada apa? Sachi : Hiromi.. Nao : Kenapa? Sachi : Ngga tau ah Kamu ingin sekali cincin itu.. Dapatkan!! Hiromi : Gimana yah.. (wajah ragu-ragu) Chie : Kenapa? (bernada agak meninggi) Sachi : Ada apa?? Analisis : Berdasarkan teori konformitas yang telah penulis jabarkan di landasan teori dimana salah satunya adalah rasa takut terhadap celaan sosial dapat terlihat dalam kutipan percakapan di atas. Hiromi yang sangat menginginkan untuk membeli cincin yang ia sukai didorong secara keras oleh teman-temannya untuk mendapatkannya. Celaan sosial memberikan efek yang signifikan terhadap sikap individu karena pada dasarnya setiap manusia cenderung mengusahakan pesetujuan dan menghindari celaan kelompok dalam setiap tindakannya (Wirawan, 2005). Remaja yang berada pada masa transisi pada dasarnya selalu ingin dapat selaras dalam pergaulan membuat mereka cenderung melakukan hal yang dapat diterima oleh kelompoknya. Mereka takut terkucilkan dan mendapat celaan karena tidak mengikuti kelompok maupun lingkungan sekitarnya. Hal tersebut tergambar dalam kata-kata Sachi terhadap Hiromi, yakni: ほしいんですよ! この指輪... じゃ 受け取ってよ!. Dalam Percakapan ini Sachi memberi dorongan dan semangat kepada Hiromi untuk mendapatkan cincin itu. Timbul rasa keraguan yang tercermin dalam perkataan Hiromi, yakni: だって. Menurut Haga (1996) だって termasuk dalam ii shashi hyogen yang adalah keadaan dimana penutur

mengungkapkan suatu kalimat tidak secara lugas. penutur memutuskan kalimatnya ditengahtengah sehingga petutur harus bisa menyimpulkan sendiri maksud dari si penutur. Dalam percakapan diatas kata ini menggambarkan kebimbangan Hiromi yang masih ragu akan keputusannya. Selanjutnya ditegaskan oleh pernyataan Chie だって何? yang dipertegas kembali oleh Sachi どうしたの?. Karena dorongan dari teman-teman akhirnya Hiromi menghilangkan rasa keragu-raguannya dan berusaha mencari jalan untuk dapat membeli cincin tersebut. Jika Hiromi menyerah untuk mendapatkan cincin tersebut maka ia akan menerima ejekan dari teman-temannya yang merupakan bentuk dari celaan sosial. 3.1.1.3 Analisis Kepercayaan Terhadap Kelompok Pada Tokoh Hiromi Episode 3 Menit : 37:40 Situasi : Hiromi sedang berdiskusi dengan ketiga temannya mengenai cincin yang mereka lihat di pusat perbelanjaan. Mereka sedang memikirkan bagaimana cara cepat untuk mendapatkan uang, guna memberli cincin yang sangat diinginkan oleh Hiromi. Percakapan: ちえ : ひろみ 指輪すぐほしいんじゃないの? あの親父まだいるかな... さち : うん. 親父って一生ににしゃぶしゃぶ食べるだけで二人 50000 円ずつ払う (Love & Pop, 1997)

Terjemahan : Chie : Hiromi, kamu betul-betul menginginkan cincin itu secepatnya kan? Ada nggak ya om itu Sachi : Iya Om itu,, Makan shabu-shabu bersama 2 orang dibayar 50.000 yen. Analisis: Berdasarkan teori konformitas yang telah penulis jabarkan di landasan teori dimana salah satunya adalah kepercayaan terhadap kelompok dapat terlihat dalam kutipan percakapan di atas. Hiromi diberi saran oleh Sachi dan Chie cara mendapatkan uang dengan cepat dan mudah agar dapat membeli cincin yang diinginkannya. Menurut Wirawan (2005) semakin besar kepercayaan individu terhadap kelompok sebagai sumber informasi yang benar, semakin besar pula kemungkinan untuk menyesuaikan diri terhadap kelompok. Hiromi mendengarkan saran kedua temannya itu dengan seksama dan memutuskan untuk melakukan anjuran tersebut. 親父 て一生にしゃぶしゃぶ食べるだけで二人 50000 円ずつ払う! merupakan kutipan saran yang diberikan Sachi kepada Hiromi untuk menemani seorang lelaki makan shabushabu dan setelah itu akan mendapatkan uang. Karena kepercayaan yang besar terhadap kelompoknya dan berfikir bahwa anjuran dari teman-temannya itu adalah hal yang paling tepat maka, Hiromi mendengarkan saran teman-temannya. Hiromi berfikir bahwa saran temannya itu sangat dapat membantunya untuk memiliki uang dengan mudah dan cepat. Menurut Kiesler & Kiesler (2005) konformitas merupakan perilaku atau keyakinan karena adanya tekanan dari

kelompok baik yang sungguh-sungguh ada maupun yang dibayangkan saja. Kelompok memberikan pengaruh yang besar akan terjadinya konformitas. 3.1.1.4 Analisis Kurangnya Informasi Pada Tokoh Hiromi Episode 4 Menit : 17:51 Situasi : Hiromi pertama kalinya melihat Nao meninggalkan pesan untuk mempromosikan dirinya dalam pesan suara di telepon genggamnya. Nao yang sudah terlebih dahulu menjadi pelaku enjokosai menawarkan Hiromi untuk ikut mempromosikan dirinya dalam telepon genggam tersebut. Percakapan : なお : 16 歳の高校生です ひろみ : 私? なお : うん (Love & Pop, 1997) 今日ひまなんでいっしょうに これから遊んでくれ探します コールベクよろしくおねがいします この感じよね いいんじゃない? じゃ 次ひろみやってみて? Terjemahan : Nao : Saya pelajar SMU berusia 16 tahun. Sekarang saya sedang Senggang dan mencari partner untuk jalan-jalan. Tolong balas telepon. Yang seperti ini asik kan? Nah,sekarang Hiromi silahkan mencoba Hiromi : Aku??

Nao : ya! Analisis : Berdasarkan teori konformitas yang telah penulis jabarkan di landasan teori dimana salah satunya adalah kurangnya informasi dapat terlihat dalam kutipan percakapan di atas. Nao mengenalkan Hiromi pada tere-kura yang merupakan alat komunikasi pria dan wanita yang terlibat dalam suatu pembicaraan yang pada akhirnya mereka akan membuat perjanjian untuk bertemu di suatu tempat untuk melakukan enjokosai. (Morisson, 1998). Orang lain merupakan sumber informasi yang penting. Seringkali mereka mengetahui sesuatu yang tidak kita ketahui; dengan melakukan apa yang mereka lakukan, kita akan memperoleh manfaat dari pengetahuan mereka (Wirawan, 2005). Dalam hal ini Hiromi hanya mendapatkan informasi dari ketiga temannya yaitu Nao, Sachi, dan Chie. Sebagai gadis yang awam dan belum pernah mengetahui informasi tentang tere-kura yang merupakan langkah awal untuk mendaftarkan diri dan mencari pelanggan untuk melakukan enjokosai mengikuti saja apa yang dilakukan oleh Nao. Hal tersebut tercermin dalam kutipan perkataan : この感じよね... いいんじゃない? 次ひろみやってみて? Dalam kutipan percakapan tersebut Hiromi hanya memperoleh informasi dari Nao dan kedua temannya yang lain akan terekura dan enjokosai. Hiromi melihat ketiga temannya itu selalu senang menjadi pelaku enjokosai dan karena mereka menjadi anggota dalam tere-kura banyak sekali laki-laki yang memperhatikan mereka dan menjadi teman mereka. Melihat hal itu Hiromi pun mencoba meninggalkan pesan dan mendaftar dalam tere-kura. Ini adalah awal Hiromi menjadi pelaku enjokosai. Menurut Kuronuma dalam Warnasih (2001:27) mengenai merebaknya enjo kosai, tere-kura (klub telepon) memiliki peranan besar. Melalui tere-kura gadis-gadis pelaku enjokosai

menawarkan dirinya. Dapat dikatakan bahwa keberadaan dan merebaknya enjokosai seiring dengan menjamurnya tere-kura. 3.1.2 Analisis Konformitas Dalam Kelompok Secara Non Verbal Dalam sub bab ini, penulis akan menjabarkan analisis konformitas remaja dalam kelompok yang menjadi penyebab perilaku enjokosai yang tercermin dalam tokoh Hiromi dalam film Love & Pop berdasarkan tindakannya dalam percakapan. Dalam analisis ini penulis membatasi ruang lingkupnya kedalam empat bagian yaitu: : 1 Kepercayaan diri yang lemah 2.Rasa takut terhadap celaan sosial 3.Kepercayaan terhadap kelompok 4. Kurangnya informasi 3.1.1.1 Analisis Kepercayaan Diri Yang Lemah Pada Tokoh Hiromi Episode 1 Menit : 22:25 Situasi : Dalam sebuah klub malam dimana Hiromi dan teman-temannya sedang bersenang-senang menari bersama menghabiskan malam. Sachi, Chie, dan Nao telah sering mengabiskan malam disana. Tindakan : Hiromi yang awalnya bingung mencoba mengikuti gaya hidup ketiga temannya itu. Hiromi pun menikmati keberadaannya disana dengan ikut menari dan tertawa.

Gambar 3.1 Hiromi Sedang Menari Bersama Teman-Temannya Dalam Sebuah Klub Malam Sumber: Love & Pop, 1997 Analisis : Berdasarkan teori konformitas yang telah penulis jabarkan di landasan teori dimana salah satunya adalah kepercayaan diri yang lemah dapat terlihat dalam tindakan yang dilakukan Hiromi pada gambar diatas. Tokoh Hiromi yang mencerminkan remaja yang dalam masa transisi mudah sekali terpengaruh akan orang lain dan lingkungan membuat mereka mudah sekali terjerumus dalam pergaulan yang kurang baik. Semakin lemah kepercayaan seseorang akan penilaiannya sendiri, semakin tinggi tingkat konformitasnya (Wirawan, 2005). klub malam adalah tempat yang digunakan orang baik muda maupun tua untuk melepas penat dengan menari dan tertawa. Disana mereka dapat melakukan apa saja tanpa ada orang yang terganggu. klub malam identik dengan perilaku menyimpang kehidupan malam seperti tindak prostitusi dan obatobatan terlarang (Saputra, 2007) Banyak anggapan masyarakat bahwa orang sering pergi ke klub

malam memiliki sisi negatif. Namun, sebagian orang yang selalu haus akan perubahan dan pengetahuan baru menganggap klub malam sebagai ajang bersosialisasi bertemu teman baru dan menikmati kehidupan malam. Jika ia bisa mengikutinya maka dianggap seorang yang dapat bergaul dan dapat berkenalan dengan banyak teman lewat kehidupan malam tersebut. Hiromi menganggap semua itu sebagai hal yang baru dan menyenangkan. Ia dapat menikmati semua itu tanpa tahu akan dampak bagi kehidupannya selanjutnya. Dalam hal ini Hiromi tidak mempunyai prinsip dan memiliki rasa kepercayaan diri yang lemah yang mengakibatkan ia selalu mengikuti apa yang dilakukan oleh ketiga temannya itu tanpa berani menolak maupun menghindar. Menurut Asfriyati (2003) Remaja lebih mendengarkan perkataan teman sebayanya dibandingkan keluarganya karena pada masa ini remaja lebih senang bersosialisasi dan berbagi dengan teman seumurnya.. Episode 2 Menit : 32:26 Situasi : Di sebuah pusat perbelanjaan, Hiromi, Nao, Chie, dan Sachi sedang berjalanjalan sambil melihat barang yang bagus untuk berbelanja. Tindakan : Hiromi bersama ketiga temannya itu berencana untuk berbelanja. Mereka berempat berkeliling mencari barang-barang yang bagus.

Gambar 3.2 Hiromi Bersama Ketiga Temannya Sedang Berada Dalam Pusat Perbelanjaan Sumber: Love & Pop, 1997 Analisis : Berdasarkan teori konformitas yang telah penulis jabarkan di landasan teori dimana salah satunya adalah kepercayaan diri yang lemah dapat terlihat dalam tindakan yang dilakukan Hiromi pada gambar diatas. Remaja yang biasa dengan kehidupan berkelompok cenderung lebih nyaman menghabiskan waktu bersama kelompoknnya. Menurut Asfriyati (2003) Remaja lebih mendengarkan perkataan teman sebayanya dibandingkan keluarganya karena pada masa ini remaja lebih senang bersosialisasi dan berbagi dengan teman seumurnya. Hiromi, Sachi, Chie, dan Nao adalah gambaran remaja yang melakukan segala hal bersama. Di saat berbelanja,

mereka cenderung saling meminta pendapat dan masukan akan suatu barang yang akan dibelinya. Mereka kurang yakin jika harus memilih sendiri apakah itu bagus atau tidak. Mereka akan lebih percaya diri jika dalam membeli ataupun memilih suatu barang meminta pendapat teman-temannya, jika teman-temannya berpendapat bahwa barang tersebut bagus maka akan lebih nyaman dan percaya diri dalam memakainya. Remaja sebagaimana manusia lain adalah makhluk monodualis, yang berarti selain sebagai makhluk individu mereka juga makhluk sosial yang mau tak mau membutuhkan orang lain dan dipengaruhi oleh keadaan sosial yang ada disekelilingnya, karena hal ini usia remaja sangat rentan terhadap lingkungan sosialnya. Biasanya mereka mudah sekali terbawa arus pergaulan (Wirawan, 2001:47). Semakin lemah kepercayaan seseorang akan penilaiannya sendiri, semakin tinggi tingkat konformitasnya.(wirawan, 2005). 3.1.1.2 Analisis Rasa Takut Terhadap Celaan Sosial Pada Tokoh Hiromi Episode 3 Menit : 35:30 Situasi : Nao, Sachi, Chie, dan Hiromi berada dalam sebuah tempat karaoke, dimana mereka sedang menemani seorang lelaki paruh baya yang ingin berkaraoke dan makan siang setelah itu mereka akan diberi bayaran. Tindakan : Hiromi berkaraoke bersama dan makan siang bersama seorang pria yang mengajak mereka.

Gambar 3.3 Hiromi Berkaraoke dan Menemani Makan Siang Bersama Ketiga Temannya dan Seorang Pria Sumber: Love & Pop, 1997 Analisis : Berdasarkan teori konformitas yang telah penulis jabarkan di landasan teori dimana salah satunya adalah rasa takut terhadap celaan sosial dapat terlihat dalam cuplikan tindakan Hiromi pada gambar di atas. Hiromi selalu mengikuti akan apa yang dilakukan oleh Sachi, Chie, dan Nao karena takut akan menerima ejekan. Dianggap kurang bisa bergaul dan menyesuaikan diri. Pada dasarnya tidak ada seorangpun yang mau dianggap terbelakang oleh kelompoknya. Setiap

orang cenderung ingin selalu menyesuaikan diri terhadap lingakungan sosial serta teman-teman dalam kelompoknya. Hal tersebut membuat Hiromi tidak pernah berfikir panjang dalam melakukan segala sesuatu yang dikehendaki oleh teman-temannya. Pergi ke karaoke sambil menemani makan siang bersama seorang lelaki sebenarnya masih awam bagi Hiromi, namun karena ajakan teman-temannya dan takut akan ejekan ia mencoba menikmatinya. Menurut Wirawan (2005) Celaan sosial memberikan efek yang signifikan terhadap sikap individu karena pada dasarnya setiap manusia cenderung mengusahakan pesetujuan dan menghindari celaan kelompok dalam setiap tindakannya 3.1.1.3 Analisis Kepercayaan Terhadap Kelompok Pada Tokoh Hiromi Episode 4 Menit : 30:41 Situasi Tindakan : Mereka berempat sedang berbagi cerita di sebuah kafe. : Hiromi dan teman-temannya berkumpul dan berbagi cerita antara satu dan yang lainnya.

Gambar 3.4 Hiromi Berkumpul Bersama Teman-temannya dan Saling Berbagi Cerita Sumber: Love & Pop, 1997 Analisis : Berdasarkan teori konformitas yang telah penulis jabarkan di landasan teori dimana salah satunya adalah kepercayaan terhadap kelompok dapat terlihat dalam cuplikan gambar adegan di atas. Hiromi yang seringkali berkumpul untuk berbagi cerita dengan ketiga temannya lama kelamaan mulai terbiasa dan dapat masuk dalam dunia ketiga temannya itu. Dalam kelompok diperlukan penyesuaian diri dari individu kepada norma setiap kelompok yang akan ditemuinya ketika ia sudah menjadi anggota dalam kelompok tersebut (Baron, 2005:172). Semakin sering

berbincang dan berbagi cerita antara satu sama lain dalam suatu kelompok akan dapat mempererat tali persahabatan dalam kelompok dan juga menambahkan rasa percaya terhadap kelompok. Apapun yang dikatakan oleh ketiga sahabatnya itu memberikan pengaruh yang amat besar bagi kehidupan Hiromi. Apapun yang akan ia lakukan selalu didiskusikan bersama untuk menemukan jalan keluar dan penyelesaian dari setiap masalah yang terjadi. Tekanan dari kelompok sangat besar pengaruhnya dalam menetapkan penilaian atau pembuatan keputusan individu dalam kelompok.(wirawan, 2005:183). Kesepakatan yang diambil dari setiap perbincangan dalam kelompok untuk menemukan jalan keluar dari suatu masalah merupakan hal yang tidak dapat diganggu gugat. Menurut Kiesler & Kiesler (2005) konformitas merupakan perilaku atau keyakinan karena adanya tekanan dari kelompok baik yang sungguh-sungguh ada maupun yang dibayangkan saja. Dalam hal ini Hiromi menjadi tergantung akan kelompoknya. Ia lebih percaya akan saran dari ketiga sahabatnya itu dan yakin bahwa ketiga sahabatnya itu selalu memberikan solusi terbaik bagi setiap permasalahan yang ia hadapi. Episode 5 Menit : 45:02 Situasi : Di jalan raya yang ramai ketika Hiromi diajarkan untuk menjadi seorang pelaku enjokosai oleh ketiga temannya. Tindakan : Hiromi mengawali menjadi seorang pelaku enjokosai karena dorongan ketiga temannya agar dapat mendapatkan uang. Teman-temannya memberi tips kepada Hiromi.

Gambar 3.5 Pertama Kalinya Hiromi Diperkenalkan Akan Enjokosai Oleh Sachi, Chie, dan Nao Sumber: Love & Pop, 1997 Analisis : Berdasarkan teori konformitas yang telah penulis jabarkan di landasan teori dimana salah satunya adalah kepercayaan terhadap kelompok dapat terlihat dalam cuplikan gambar adegan di atas. Hiromi yang selalu bercerita akan keluh kesahnya kepada Sachi, Chie, dan Nao akhirnya mengambil keputusan untuk menjadi seorang pelaku enjokosai. Pada awalnya Hiromi yang sangat menginginkan untuk membeli sebuah cincin yang dilihatnya saat ia pergi ke sebuah pusat

perbelanjaan menceritakan seberapa besar keinginannya untuk mendapatkan cincin tersebut. Teman-temannya memberikan saran kepada Hiromi untuk melakukan enjokosai agar dapat mendapatkan uang untuk membeli cincin dengan cepat dan mudah. Konformitas juga dipengaruhi oleh eratnya hubungan antara individu dengan kelompoknya. Kekompakan yang tinggi menimbulkan konformitas yang semakin tinggi (Wirawan, 2005). Hiromi yang memiliki hubungan yang sangat erat dengan Sachi, Chie,dan Nao memberikan rasa kepercayaan dan pengaruh yang besar dari dalam dirinya terhadap ketiga temannya tersebut. Menurut Kiesler & Kiesler (2005) konformitas merupakan perilaku atau keyakinan karena adanya tekanan dari kelompok baik yang sungguh-sungguh ada maupun yang dibayangkan saja. Tekanan dari kelompok sangat besar pengaruhnya dalam menetapkan penilaian atau pembuatan keputusan individu dalam kelompok (Wirawan, 2005:183). Dalam hal ini Hiromi yang meminta saran kepada teman-temannya akhirnya memutuskan untuk menjadi seorang pelaku enjokosai. Ketiga temannya itupun membantu Hiromi ketika pertama kali menjadi pelaku enjokosai. 3.1.1.4 Analisis Kurangnya Informasi Pada Tokoh Hiromi Episode 6 Menit : Film seri ke 2 menit 26:23 Situasi : Dalam love hotel, Hiromi menerima ajakan kencan ke love hotel agar dapat dengan cepat mendapatkan uang yang banyak. Tindakan : Hiromi menemani kliennya seorang lelaki yang mengajaknya berkencan di love hotel.

Gambar 3.6 Hiromi dan Seorang Pria Yang Mengajaknya Berkencan Dalam Love Hotel Sumber: Love & Pop, 1997 Analisis : Berdasarkan teori konformitas yang telah penulis jabarkan di landasan teori dimana salah satunya adalah kurangnya informasi dapat terlihat dalam cuplikan adegan pada gambar diatas.

Orang lain merupakan sumber informasi yang penting. Seringkali mereka mengetahui sesuatu yang tidak kita ketahui; dengan melakukan apa yang mereka lakukan, kita akan memperoleh manfaat dari pengetahuan mereka (Wirawan, 2005). Hiromi yang akhirnya menjadi seorang pelaku enjokosai hanya melihat dari sisi positif akan enjokosai. Dapat membeli barang-barang yang diinginkan dengan mudah dan mendapatkan uang yang banyak hanyalah sedikit kesenangan yang didapatkan karena melakukan enjokosai. Enjokosai adalah sebutan lain untuk istilah prostitusi atau pelacuran. Dengan menggunakan istilah ini sebagai pengganti kata pelacuran membuat terdengar lebih halus seolah-olah merupakan suatu bentuk kerja keras yang dilakukan oleh para pelakunya (Takaori, 1997). Banyak sekali hal buruk yang akan didapat yaitu berupa celaan dari masyarakat sekitar jan juga penyakit menular seksual yang diakibatkan oleh perilaku seks bebas dan dapat terjangkitnya virus HIV. Hiromi hanya mendengarkan informasi tentang enjokosai dari Nao, Chie, dan Sachi saja tanpa tahu lebih lanjut akan dampak negatif akan hal tersebut. Kurangnya informasi merupakan salah satu hal yang memicu adanya konformitas Hiromi terhadap kelompoknya yang akhirnya berdampak dirinya menjadi pelaku enjokosai. Menurut Enkohakusho (2007) Enjokosai (enkou) lebih mudah disebut sebagai istilah jual beli, zaman sekarang istilah tersebut mengalami perubahan. Dahulu, tere-kura, mail box yang menjadi alat sebagai perantara anak remaja wanita untuk melakukan enjokosai. Ini menjadi permasalahan dalam masyarakat. Secara singkat arti dari enjokosai adalah dibayar dengan uang (melakukan tindakan enjokosai) secara nyata dan adanya hubungan intim. Diungkapkan oleh Hayao dalam Warnasih (2001:37) Enjokosai adalah pelacuran remaja puteri, dan merupakan sesuatu yang harus dihentikan.

Tabel 3.1 Analisis Konformitas yang Tercermin Dari Tokoh Hiromi Dalam Film Love & Pop (1997) Verbal Kepercayaan diri yang lemah Menit : 13:30 さち : 7000 円?( 微笑むじゃ いこ う!) Sachi :7000 yen? (tersenyum)ayo pergi! Rasa takut terhadap celaan sosial Menit : 34:30 さち : ほしいんですよ! この指輪 じゃ 受 け取ってよ! Sachi : Kamu ingin sekali cincin itu..dapatkan!! Kepercayaan terhadap kelompok Menit : 37:40 さち : 親父 て一生にしゃぶしゃぶ食 べるだけで二人 50000 円ずつ払う! sachi : Om itu,, makan shabu-shabu bersama 2 orang dibayar 50.000yen. Ini pasti sebuah lelucon kan?! Kurangnya informasi Menit : 17:51 なお : この感じよね いいんじゃない? 次ひろ みやってみて? Nao : Yang seperti ini asik kan? nah,sekarang Hiromi silahkan mencoba.. Non Verbal Kepercayaan diri yang lemah Menit : 22:25 Tindakan : Hiromi yang awalnya bingung mencoba mengikuti gaya hidup ketiga temannya itu. Hiromi pun menikmati keberadaannya disana dengan ikut menari dan tertawa. Menit : 32:26 Tindakan : Hiromi bersama ketiga temannya itu berencana untuk berbelanja. Mereka berempat berkeliling mencari barang-barang yang bagus. Rasa takut terhadap celaan sosial Menit : 35:30 Tindakan : Hiromi berkaraoke bersama sambil menemani seorang pria makan siang bersama ketiga temannya. Kepercayaan terhadap kelompok Menit : 30:41 Tindakan : Hiromi dan teman-temannya berkumpul dan berbagi cerita antara satu dan yang lainnya. Menit : 45:02 Tindakan : Hiromi mengawali menjadi seorang pelaku enjokosai karena dorongan ketiga temannya agar dapat mendapatkan uang. Temantemannya memberi tips kepada Hiromi. Kurangnya informasi Menit : film seri ke 2 menit 26:23

Tindakan : Hiromi menemani kliennya seorang pria yang mengajaknya berkencan di love hotel. Konformitas sebagai penyebab Enjokosai Dari bagan di atas dapat dilihat secara eksplisit bahwa latar belakang Hiromi menjadi pelaku enjokosai adalah karena konformitas dalam kelompok. Sachi, Chie, dan Nao memberi pengaruh yang sangat besar dalam tindakan Hiromi hingga ia menjadi seorang pelaku enjokosai. Kepercayaan diri yang lemah, rasa takut pada celaan sosial, kepercayaan terhadap kelompok, dan kurangnya informasi merupakan empat faktor pemicu konformitas yang dipakai penulis dalam menganalisis adegan-adegan dalam film Love & Pop (1997) sebagai penyebab Hiromi melakukan enjokosai.