APLIKASI BENEFIT COST RATIO PADA STUDI ALTERNATIF INVESTASI PEMBANGUNAN JALAN MARABAHAN- MARGASARI KALIMANTAN SELATAN

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISA INVESTASI PEMBANGUNAN JALAN PALANGKA RAYA BUNTOK KABUPATEN BARITO SELATAN PROPINSI KALIMANTAN TENGAH

ANALISA TEKNIS DAN EKONOMI RENCANA PEMBANGUNAN JALAN PANGKALAN BUN KOTA WARINGIN LAMA KABUPATEN KOTA WARINGIN BARAT

Kata kunci: Aspek teknis dan ekonomis, analisa ekonomi teknik, dan batu bara.

STUDI KELAYAKAN JALAN ALTERNATIF SIRING LAUT PERTAMINA KOTA BARU KALIMANTAN SELATAN

ANALISIS KELAYAKAN PEMBANGUNAN JALAN TOL GEMPOL PASURUAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Studi Pendahuluan. Rumusan Masalah. Tujuan Penelitian. Pengumpulan Data. Analisis Data

BAB III METODE PENELITIAN. dari tahap awal sampai dengan tahap akhir. Pada bab ini akan dijelaskan langkah

Analisis Kelayakan Ekonomi Rencana Pembangunan Jalan Sejajar Jalan Sapan - Buah Batu Bandung

FEASIBILITY STUDY PEMBANGUNAN JALAN DARI TERMINAL MASARAN - RINGROAD BANGKALAN

BAB IV DESKRIPSI DATA. 4.1 Data Ruas Jalan Eksisting dan setelah Underpass. Jalur lalu lintas eksisting dari Jl. Gatot Subroto Barat menuju Jl.

DAFTAR ISI. SAMPUL DALAM... i. PRASYARAT GELAR... ii. LEMBAR PERSETUJUAN... iii. PENETAPAN PANITIA PENGUJI... iv. UCAPAN TERIMAKASIH...

TUGAS AKHIR ANALISA MANFAAT BIAYA PEMBANGUNAN JALAN ARTERI RAYA SIRING-PORONG. Oleh : Giscal Dwi Sagita

ANALISIS KAPASITAS JALAN TERHADAP KEMACETAN

JURNAL ANALISIS KINERJA RUAS JALAN STUDI KASUS : JALAN WATURENGGONG DI KOTA DENPASAR

KAJIAN PELAYANAN FUNGSI JALAN KOTA BOGOR SELATAN (Studi Kasus Ruas Jalan Bogor Selatan Zona B)

Aditya Putrantono Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil Dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Analisis Ekonomi Proyek Jalan Tol Penajam Samarinda

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN JALAN TOL KRIAN - GEMPOL

Perencanaan Geometrik & Perkerasan Jalan PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Peta Lokasi Studi

STUDI PENANGANAN JALAN RUAS BUNDER LEGUNDI AKIBAT PEKEMBANGAN LALU - LINTAS

BAB II DASAR TEORI. Tipe jalan pada jalan perkotaan adalah sebagai berikut ini.

BAB II STUDI PUSTAKA

ANALISIS KAPASITAS, TINGKAT PELAYANAN, KINERJA DAN PENGARUH PEMBUATAN MEDIAN JALAN. Adhi Muhtadi ABSTRAK

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

PENGARUH HAMBATAN SAMPING TERHADAP KECEPATAN DAN KAPASITAS JALAN H.E.A MOKODOMPIT KOTA KENDARI

Gambar 4.1 Potongan Melintang Jalan

ANALISIS EKONOMI DAN KINERJA JALAN PADA PROYEK PENINGKATAN RUAS JALAN SOLO - SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2 Perumusan Masalah 1.3 Batasan Masalah 1.4 Tujuan

PERENCANAAN JEMBATAN LAYANG UNTUK PERTEMUAN JALAN MAYOR ALIANYANG DENGAN JALAN SOEKARNO-HATTA KABUPATEN KUBU RAYA

Studi Kelayakan Pembangunan Fly Over Jalan Akses Pelabuhan Teluk Lamong Ditinjau dari Segi Lalu Lintas dan Ekonomi Jalan Raya

BAB II KAJIAN PUSTAKA

STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNGAN FLYOVER MELINTANG REL KERETA API

BAB IV HASIL PENELITIAN. kebutuhan pada pembahasan pada Bab berikutnya. Adapun data-data tersebut. yang diambil seperti yang tertuang dibawah ini.

Tabel 6.17 Nilai Waktu saat Forecasting

EVALUASI TINGKAT PELAYANAN RAMP SIMPANG SUSUN BAROS

EVALUASI KINERJA RUAS JALAN DI JALAN SUMPAH PEMUDA KOTA SURAKARTA (Study kasus : Kampus UNISRI sampai dengan Kantor Kelurahan Mojosongo) Sumina

RINGKASAN SKRIPSI ANALISIS TINGKAT PELAYANAN JALAN SISINGAMANGARAJA (KOTA PALANGKA RAYA)

I LANGKAH D : PERILAKU LALU-LINTAS Derajat Kejenuhan Kecepatan Dan Waktu Tempuh Iringan (peleton)

OPTIMALISASI UMUR GUNA KENDARAAN ANGKUTAN UMUM ABSTRAK

STUDI KELAYAKAN JALAN ALTERNATIF SIMPANG KALI PENTUNG NGLANGGERAN - PUTAT KABUPATEN GUNUNGKIDUL

BAB II STUDI PUSTAKA 2.1. TARIF TOL

BAB I PENDAHULUAN. Jaringan jalan sebagai bagian dari sektor transportasi memiliki peran untuk

Studi Pemindahan Lokasi Parkir dari On-street parking menjadi Off-street parking (Studi Kasus Jalan Dhoho Kediri)

EVALUASI KINERJA JALAN TERHADAP RENCANA PEMBANGUNAN JALAN DUA JALUR

EVALUASI KINERJA JALAN PADA PENERAPAN SISTEM SATU ARAH DI KOTA BOGOR

BAB IV PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA

ANALISA DAMPAK HAMBATAN SAMPING DAN U-TURN TERHADAP KECEPATAN KENDARAAN (STUDI KASUS DEPAN PASAR FLAMBOYAN JALAN GAJAH MADA KOTA PONTIANAK)

BAB 1 PENDAHULUAN. Seiring dengan pertambahan penduduk dan perkembangan zaman,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Studi Kelayakan Pembangunan Flyover Di Simpang Gedangan Sidoarjo Di Tinjau Dari Segi Lalu Lintas Dan Ekonomi Jalan Raya

DAMPAK LALU LINTAS AKIBAT PEMBANGUNAN APARTEMEN BALI KUTA RESIDENCE (BKR) Di KUTA, BALI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 34 Tahun

TINJAUAN PUSTAKA. Kinerja atau tingkat pelayanan jalan menurut US-HCM adalah ukuran. Kinerja ruas jalan pada umumnya dapat dinyatakan dalam kecepatan,

Kata kunci : Jalan tol Gempol-Pasuruan, analisa kelayakan, Analisa ekonomi,analisa finansial

RISKI RAMADHAN

EVALUASI KINERJA SIMPANG BERSINYAL (STUDI KASUS : JLN. RAYA KARANGLO JLN. PERUSAHAAN KOTA MALANG)

RENCANA JALAN TOL TENGAH DI JL. AHMAD YANI SURABAYA BUKAN MERUPAKAN SOLUSI UNTUK PENGURANGAN KEMACETAN LALU-LINTAS

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN. titik pada jalan per satuan waktu. Arus lalu lintas dapat dikategorikan menjadi dua

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Data Hotel Malioboro. yang menampung sebanyak 12 unit kendaraan mobil penumpang. Luas lahan. B. Data Geometri Jalan

KAJIAN KINERJA SIMPANG TAK BERSINYAL DI KAWASAN PASAR TANAH MERAH BANGKALAN UNTUK PENGAMBILAN KEPUTUSAN RENCANA SIMPANG TAK SEBIDANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

MANAJEMEN LALU LINTAS DI PUSAT KOTA JAYAPURA DENGAN MEMPERTIMBANGKAN PENATAAN PARKIR

DERAJAT KEJENUHAN JALAN DUA ARAH DENGAN MAUPUN TANPA MEDIAN DI KOTA BOGOR. Syaiful 1, Budiman 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Doddy Cahyadi Saputra D y = 0,4371x + 496, PENDAHULUAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Waktu Penelitian yaitu pada jam-jam sibuk sekitar jam 06:00 sampai jam

Analisis Kinerja Ruas Jalan Kaliurang KM 12 KM 14,5 Sleman Yogyakarta

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PROYEK AKHIR PERENCANAAN PENINGKATAN JALAN BANGKALAN Bts.KAB SAMPANG STA MADURA, JAWA TIMUR

MANAJEMEN LALU LINTAS AKIBAT BEROPERASINYA TERMINAL PESAPEN SURABAYA

III. PARAMETER PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN RAYA A. JENIS KENDARAAN

BAB 3 PARAMETER PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN

PEMANFAATAN SUNGAI SEBAGAI PRASARANA ANGKUTAN BATUBARA UNTUK MENGURANGI KEMACETAN DI PROPINSI SUMATERA SELATAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V PEMBAHASAN. merupakan jalur utama perekonomian Jawa Bali Nusa Tenggara. Seiring

KINERJA RUAS JALAN MANADO - BITUNG

ANALISIS KELAYAKAN PEMBANGUNAN FLY OVER PASAR KEMBANG DARI SEGI EKONOMI. Disusun oleh: Wahyu Kartika Sari ( )

EVALUASI KINERJA JALAN SEBAGAI PARAMETER KEMACETAN SIMPANG EMPAT PINGIT YOGYAKARTA

BAB V EVALUASI V-1 BAB V EVALUASI

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL PEMBANGUNAN JALAN TOL GEMPOL-PANDAAN

STUDI ANALISIS HUBUNGAN, KECEPATAN, VOLUME, DAN KEPADATAN DI JALAN MERDEKA KABUPATEN GARUT DENGAN METODE GREENSHIELDS

Irvan Banuya NRP : Pembimbing : Ir. Silvia Sukirman FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA BANDUNG ABSTRAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

STUDI PARAMETER LALU LINTAS DAN KINERJA JALAN TOL RUAS MOHAMMAD TOHA BUAH BATU

Tabel 4.1. Durasi Parkir (Survei 1, kamis 4 Juni 2009)

BAB II LANDASAN TEORI. permukaan air, terkecuali jalan kereta, jalan lori, dan jalan kabel. (UU No. 38

STUDI PERBANDINGAN ARUS LALU LINTAS SATU ARAH DAN DUA ARAH PADA RUAS JALAN PURNAWARMAN, BANDUNG FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL

STUDI KECEPATAN DAN DERAJAT KEJENUHAN JALAN TOL RUAS PASTEUR BAROS

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III LANDASAN TEORI

STUDI KAPASITAS, KECEPATAN DAN DERAJAT KEJENUHAN PADA JALAN LEMBONG, BANDUNG MENGGUNAKAN METODE MKJI 1997

Pengaruh Pemberlakuan Rekayasa Lalulintas Terhadap Derajat Kejenuhan Pada Simpang Jalan Pajajaran dan Jalan Pasirkaliki

BAB I PENDAHULUAN 1.1 TINJAUAN UMUM

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Data hasil pengamatan dari studi kasus Jalan Ngasem Yogyakarta

BAB IV ANALISA DAN PENGOLAHAN DATA

BAB III LANDASAN TEORI. Pengolongan jenis kendaraan sebagai berikut : Indeks untuk kendaraan bermotor dengan 4 roda (mobil penumpang)

Transkripsi:

C-6-1 APLIKASI BENEFIT COST RATIO PADA STUDI ALTERNATIF INVESTASI PEMBANGUNAN JALAN MARABAHAN- MARGASARI KALIMANTAN SELATAN Wahyuni, Christiono Utomo, Rianto B. Adihardjo Laboratorium Manajemen Konstruksi Jurusan Teknik Sipil FTSP ITS Jl. Arif Rahman Hakim, Gedung Teknik Sipil Lt.1 Telp.031-5939925 Email : tekniksipil_its@yahoo.com ABSTRAK Pembangunan jalan Marabahan-Margasari adalah salah satu alternatif atau jalan keluar kendaraan pada jalur utama di Kotamadya Banjarmasin yang saat ini hanya ada satu ruas jalan utama saja. Selain itu tujuan dibukanya jalur ini adalah untuk memperpendek jarak tempuh serta memacu perkembangan ekonomi di Kabupaten Barito Kuala dan Kabupaten Tapin Kalimantan Selatan. Terlebih lagi, pada jalur ini terdapat rute pengiriman batubara, sehingga apabila jarak dari lokasi pabrik ke tempat pengiriman lebih pendek, maka produktivitas pengiriman akan bertambah. Namun sebelumnya perlu terlebih dahulu melakukan studi pada ruas jalan Marabahan-Margasari ditinjau dari aspek teknis dan aspek ekonomis, kemudian dilakukan analisis untuk biaya yang dikeluarkan terhadap manfaat yang diperoleh dengan Benefit Cost Ratio (BCR) untuk mengetahui layak tidaknya pembangunan jalan tersebut. Aspek teknis meliputi trase jalan lokal yang diusulkan baik geome-trik, alinyemen, maupun route serta estimasi LHR yang akan masuk pada jalan baru. Aspek ekonomi meliputi biaya yang dikeluarkan seperti biaya pengadaan tanah, biaya konstruksi, pemeliharaan, biaya pengembangan batubara. Manfaat yang akan diperoleh adalah penghematan BOK dan nilai waktu kendaraan, penghematan biaya angkutan kendaraan. Dalam analisa ini terdapat dua alternatif metode pembangunan jalan untuk dibandingkan dan dipilih yang lebih ekonomis/layak. Setelah dilakukan studi kelayakan melalui Benefit Cost Ratio (perbandingan antara manfaat dan biaya), maka diambil keputusan rencana pembangunan jalan Marabahan-Margasari dapat dilaksanakan dengan memilih alternatif yang kedua,dengan menggunakan perkerasan lapisan laburan aspal karena perbandingan antara manfaat terhadap masyarakat umum dengan biaya yang dikeluarkan (B/C) = 4,00 > 1 sudah memenuhi persyaratan yang ditetapkan dengan selisih biaya (penghematan) sebesar Rp 800.000.000,- dari alternatif pertama yang menggunakan lapis pengikat aspal beton. Kata kunci : Analisa Manfaat dan Biaya, PENDAHULUAN Laju pertumbuhan ekonomi dan pembangunan di segala bidang juga berfungsinya jembatan Barito di Kabupaten Batola Kalimantan Selatan sebagai penghubung antara Kalimantan Tengah dan Kalimantan Timur, mengakibatkan arus masuk kendaraan dari Hulu Sungai Kalimantan Selatan dan Propinsi Kalimantan Timur ke Propinsi Kalimantan Tengah dan sebaliknya, bertumpuk di Kotamadya Banjarmasin. Sedangkan ruas jalan yang dapat dipergunakan untuk menampung arus masuk dan keluar kendaraan tersebut hanya ada satu ruas jalan utama yang ada di Propinsi Kalimantan Selatan khususnya Kotamadya Banjarmasin. Sebagai konsekuensi difungsikannya jembatan Barito dan kurangnya ruas jalan untuk menampung arus masuk dan keluar

C-6-2 kendaraan yang memasuki wilayah Propinsi Kalimantan Selatan, akan menimbulkan permasalahan yang dihadapi diantaranya adalah kemacetan terjadi pada ruas jalan utama di Kotamadya Banjarmasin, jarak tempuh lebih panjang, waktu tempuh lebih lama, biaya transportasi dari Kalimantan Timur dan Hulu Sungai Kalimantan Selatan yang akan menuju Kalimantan Tengah dan sebaliknya menjadi lebih tinggi. Disamping itu masalah pemerataan pertumbuhan ekonomi dan pengembangan daerah adalah sangat penting untuk ditangani agar tidak terjadi kesenjangan dalam pembangunan, khususnya Kecamatan Margasari Kabupaten Tapin dengan Marabahan Kabupaten Barito Kuala yang termasuk dalam kategori kawasan tertinggal. Untuk mengantisipasi permasalahan yang dihadapi tersebut diatas, maka salah satu upaya yang dipikirkan dan ditindaklanjuti adalah dengan membangun jalan yang menghubungkan antara Marabahan Kabupaten Batola dengan Margasari Kabupaten Tapin. Dengan adanya poros jalan yang akan dibangun tersebut tentunya akan mengurangi arus masuk dan keluar serta kemacetan pada ruas jalan utama, sehingga arus masuk dari Hulu Sungai Kalimantan Selatan dan Kalimantan Timur yang akan menuju ke Kalimantan Tengah dan sebaliknya tidak perlu lagi melewati Kotamadya Banjarmasin Propinsi Kalimantan Selatan. Sebagai langkah awal perlu adanya studi kelayakan mengenai pembangunan jalan Marabahan Margasari untuk mengetahui layak atau tidaknya yang ditinjau dari Aspek Teknis dan Aspek Ekonomi. METODE PENELITIAN Variabel yang mempengaruhi perhitungan dalam studi pada analisa manfaat dan biaya antara lain adalah sebagai berikut : 1. Benefit (manfaat) adalah manfaat positif yang akan dirasakan oleh masyarakat umum dengan terlaksananya suatu proyek. 2. Disbenefit (manfaat negatif) adalah dampak negatif yang menjadi konsekwensi bagi masyarakat umum dengan adanya proyek tersebut dilaksanakan. 3. Total cost (total biaya) adalah pengeluaran yang harus ditanggung serta pendapatan yang bisa diperoleh dari proyek tersebut, seperti yang diterangkan pada tabel 1 berikut : Tabel 1. Metode Penelitian VARIABLE INDIKATOR YANG DIUKUR D A T A Biaya Operasional Kendaraan Penghematan Biaya Operasional Kendaraan Pemakaian bahan bakar, minyak lumas dan ban Perbaikan dan pemeliharaan Waktu Perjalanan Estimasi Nilai Waktu Jenis Kendaraan penumpang zone lain Kontribusi Pajak Bumi Kenaikan harga tanah Luas areal tanah serta jumlah bangunan Bangunan Pengembangan batubara Peningkatan pengiriman Volume pengiriman BENEFIT Biaya angkutan barang Penghematan biaya angkutan barang angkutan Tarif Jarak angkutan Pembebasan tanah Biaya pembebasan tanah Harga tanah Konstruksi Biaya konstruksi Harga-harga yang berkaitan dengan konstruksi C O S T Pemeliharaan Jalan Biaya pemeliharaan rutin dan berkala Harga-harga yang berkaitan dengan pemeliharaan

C-6-3 Pengolahan dan analisa data dilakukan dengan melakukan analisa terhadap data transportasi tentang volume lalu lintas, jumlah lalu lintas harian rata-rata (LHR), perhitungan biaya operasi kendaraan yang nantinya berkaitan terhadap perhitungan nilai waktu. Sedangkan untuk analisa ekonomi dengan membandingkan antara manfaat yang diperoleh dengan biaya yang dikeluarkan untuk dapat dilakukan perhitungan nilai Benefit Cost Ratio, sehingga diperoleh nilai perhitungan yang nantinya dapat dipakai sebagai rekomendasi terhadap studi yang dilaksanakan. Aspek Teknis CL A B m2 m3.1 m3.1 m2 B A Variasi 3 % 2% 2% 3% Variasi m16 Gambar 1. Penampang Melintang Jalan Volume Lalu-Lintas Harian Rata-Rata (LHR) Berdasarkan hasil survey LHR pada jalan lama dengan rute Rantau-Simpang Empat, Simpang Empat Martapura, Martapura-L.Anggang, L.Anggang-Batas Kota, Batas Kota-Banjarmasin, Banjarmasin-Serapat, Serapat-Marabahan, yang dilaksanakan pada pertengahan tahun 2004 dan data eksisting tahun 2000 sampai dengan 2004 diperoleh LHR rata-rata untuk tahun 2000 berjumlah 29.063 smp/hari, tahun 2001 berjumlah 29.330 smp/hari, tahun 2002 berjumlah 29.567 smp/hari, tahun 2003 berjumlah 29.778 smp/hari dan tahun 2004 (hasil survey) berjumlah 30.067 smp/hari. Dengan analisa regresi dapat diperkirakan bahwa sampai dengan akhir tahun rencana (2024) berjumlah 35.087 smp/hari. Sedangkan perkiraan LHR untuk jalan baru dengan rute Kaltim- Kalteng, Amuntai-Kalteng, Barabai-Kalteng, Margasari-Kalteng, Marabahan-Kaltim, Marabahan-Tanjung, rata-rata LHR tahun 2006 sebanyak 8.010 smp/hari dan tahun 2025 mencapai 13.717 smp/hari. Kapasitas jalan Kapasitas rata-rata per hari jalan lama adalah sebesar 66744 smp/jam. Data-data jalan baru sebagai berikut : Co = Dua jalur tak terbagi pada daerah datar = 3.100,00 FCw = Dua lajur tak terbagi dengan lebar total 7 meter = 1,00 FCsp = Dua lajur 2/2 (50-50) = 1,00 FCsf = Bahu jalan 2,0 gangguan rendah = 1,00 Kapasitas jalan sesungguhnya (C) : C = 3.100 x 1,00 x 1,00 x 1,00 = 3.100 smp/jam, sedangkan untuk satu hari maka Kapasitas jalan sesungguhnya (C) = 3.100 x 24 = 74.400 smp/hari. Dari kapasitas sesungguhnya maka dapat ditentukan derajat kejenuhan(ds) yaitu dengan rumus DS = Q/C, dimana Arus lalu lintas tahun 2025 (Q) = 13.717 smp/hari

C-6-4 Kapasitas sesungguhnya (C) = 74.400 smp/hari. Maka dengan demikian bahwa perkiraan volume lalu lintas sampai dengan berakhir tahun rencana (2025) jumlah LHR sebesar 13.717 smp/hari belum melebihi dari kapasitas sesungguhnya 74.400 smp/hari Analisa Biaya Besarnya biaya untuk pembangunan jalan dengan lebar badan jalan 16 meter dan lebar perkerasan 2 x 3,10 meter sepanjang 42,50 km. Tabel 2. Biaya pembangunan jalan Jenis biaya Alternatif I (Rp) umur rencana 20 tahun Alternatif II (Rp) umur rencana 10 tahun Biaya pembebasan tanah 33.000.000 / Km 33.000.000 / Km Biaya konstruksi jalan dan 3.600.000.000 / Km 2.800.000.000 / Km jembatan Biaya pemeliharaan rutin 30.000.000 / Km 30.000.000 / Km Biaya pemeliharaan berkala 400.000.000 / Km 400.000.000 / Km Analisa Manfaat Tabel 3. Manfaat biaya pada proyek pembangunan jalan Alternatif 1 Alternatif 2 Penghematan biaya operasi kendaraan Penghematan waktu perjalanan Penghematan waktu perjalanan Konstribusi iuran Pajak Bumi dan Bangunan Konstribusi iuran Pajak Bumi dan Bangunan Penghematan biaya angkutan barang Penghematan biaya angkutan barang Konstribusi retribusi batu bara Konstribusi retribusi batu bara Penghematan Biaya Operasi Kendaran (BOK) Biaya operasional kendaraan terdiri dari biaya gerak (konsumsi bahan bakar, konsumsi oli mesin, pemakaian ban, biaya pemeliharaan onderdil kendaraan dan pekerjanya, biaya awak kendaraan umum dan depresiasi kendaraan) dan biaya tetap (biaya akibat bunga, biaya asuransi). Untuk a nalisa ekonomi ini yang dibahas hanya konsumsi bahan bakar dan Biaya Operasi Kendaraan saja. Penghematan BOK ini terjadi jika investasi pembangunan jalan menggunakan alternatif 1, karena pada pilihan alternatif ini terdapat indeks kekasaran permukaan jalan. Dengan formula C = a + b/v + cv + d IRI + e IRI² (MKJI, 1977) maka nilai biaya operasi kendaraan untuk jalan lama = 274,44 Rp/km dan untuk jalan baru = Rp 248,30/km. Jadi Penghematan BOKxsmp/hari/2arahx365hari = 26,14 x 8010 x 365 = 76.426. 954,00 /Km/tahun.. Sedangkan penghematan BOK pada tahun 2025 mencapai Rp. 188.107.920,00/km/tahun. Penghematan Nilai Waktu Kabupaten Batola dianggap pada zona sedang sedangkan nilai penghematan waktu kendaraan truck merupakan penjumlahan antara nilai waktu komoditas terangkut per jam dan nilai waktu awak kendaraan. Jam kerja effektif dalam satu hari dianggap sama dengan 7 jam.

C-6-5 Tabel 4. Nilai waktu masing-masing jenis kendaraan Jenis Kendaraan Perhitungan Nilai Waktu (Rp/Jam/Kendaraan) Nilai Waktu (Rp/Hari/Kend) 1 2 3 Pickup Penumpang 7x235x0,5 = 822,50 5.757,50 Pickup Barang 423,00 = 423,00 2.961,00 Bus 18,50x235x0,5 = 2.173,75 15.216,25 Truck Ringan 423,00 = 423,00 2.961,00 Truck Sedang 423,00 = 423,00 2.961,00 Truck Berat 705,00 = 705,00 4.935,00 Mobil 3,50x235x0,5 = 411,25 2.878,75 Sepeda Motor 1,50x235x0,5 = 176,25 1.275,75 Sumber : LAPI ITB (1996) Jarak jalan lama = 126,00 Km Jarak jalan baru = 42,50 Km Kecepatan jalan lama = 41 Km/jam Kecepatan jalan baru = 58 Km/jam a. LHR Kendaraan berat = 721 smp/hari Nilai waktu = Rp 4.935/hari/kend b. LHR Kendaraan ringan = 7.129 smp/hari Nilai waktu = Rp 2.961/hari/kend c. LHR Sepeda motor= 240 smp/hari Nilai waktu = Rp 1.275,75 Total Nilai waktu dalam setahun = Nilai kend berat+nilai kend ringan+spd mtr = Rp 57.051.860,34 Total penghematan waktu selama setahun = (LHRxPengh w aktuxnilai waktu)x360 = Rp 57.051.860,34 x 365 / 24,400 km = 853.439.714,12 / Km Konstribusi iuran Pajak Bumi dan Bangunan Dalam menghitung konstribusi pajak bumi dan bangunan mengacu pada Undang-Undang Nomer 12 Tanggal 1 Januari Tahun 1986 pasal 1 ayat 2 tentang yang termasuk dalam pengertian bangunan wajib pajak. Perhitungan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) adalah sebagai berikut : Panjang tanah objek PBB adalah sepanjang 24.400 M Asumsi penguasaan panjang samping kiri/kanan..200 M Harga tanah pada tahun 2004 di Kabupaten Batola yaitu : Sta 0 + 000 s/d 1 + 200 (1.200 m)...rp 17.000 Sta 1 + 200 s/d 22 + 700 (22.700 m)...rp 1.000 Sta 22 + 700 s/d 23 + 200 (500 m)...rp 14.500 Harga tanah per M2 adalah (Rp 17.000 + Rp 1.000 + Rp 14.500)/3.Rp 10.800 Nilai jual tanah : Total nilai jual tanah (4.880.000 x Rp 10.800)...(A) Rp 52.704.000.000 Nilai PBB atas tanah : (0,5% x 20% x A)...(B) Rp 52.704.000 Rencana pengembangan sektor perkebunan kelapa sawit dengan luas areal keseluruhan 125.000.000M2, Sedangkan berdasarkan klasifikasi dan besarnya NJOP permukaan bumi berupa tanah tahun 2004 berdasarkan Kepmen Keu. RI.

C-6-6 No.KEP-176WPJ.13/BD.05/2003 Tanggal 19 Desember 2003, kawasan tersebut bernilai jual Rp.2.000,-/M2. Nilai PBB atas tanah (0,5%x20%x125.000.000m 2 xrp.2.000 = Rp. 250.000.000,-. 10% dari hasil tersebut merupakan bagian untuk Pemerintah Pusat, sedangkan sisanya untuk Pemerintah Daerah TK. I dan II. Sehingga Pemda Tk.II mendapat 80% dari nilai sisa tersebut =.Rp 42.690.240 Kontribusi royalty batu bara Dengan adanya rencana pembangunan jalan Marabahan-Margasari, maka peningkatan pengiriman batu bara akan dapat diatasi dikarenakan jarak yang ditempuh lebih pendek dan waktu pengiriman bisa dilakukan pada waktu pagi hari. Data-data yang diperlukan tahun 2006 Jarak jalur menggunakan lama = 131,00 Km Jarak jalur menggunakan baru = 49,80 Km Jumlah pengiriman jalur lama = 749.404 ton Prediksi pengiriman jalur baru = jarak lama / jarak baru x pengiriman jalur lama = (131,00 / 49,80) x 749.404 = 1.971.324 ton Penyelesaian : Perbedaan/selisih pengiriman = 1.971.324 749.404 = 1.221.920 ton Biaya yang harus dipungut = 1.221.920 x Rp 9000 = Rp10.997.280.000,- Porsi Pemerintah daerah adalah = 80% x Rp 10.997.280.000 = Rp 8.797.822.381,- Manfaat royalty batu bara/ Km = Rp 8.797.822.381 / 24,400 = Rp 360.566.491,- Penghematan biaya angkutan barang Data-data yang diperlukan yaitu : Kendaraan Berat daya angkut 7,5 ton = 721 smp Kendaraan Ringan daya angkut 5,0 ton = 7.129 smp Jarak jalan lama = 126,00 Km Jarak jalan baru = 42,50 Km Penyelesaian : Biaya angkut jalan lama adalah = LHR x Jarak lama x Tarif x Daya angkut (Kendaraan Berat) = 721 x 126,00 x Rp 125 x 7,5 = RP 85.168.125 Biaya angkut jalan lama adalah = LHR x Jarak baru x Tarif x Daya angkut (Kendaraan Ringan) = 7.129 x 126,00 x Rp 125 x 42,5 = RP 561.408.750 Biaya angkut jalan baru adalah = LHR x Jarak lama x Tarif x Daya angkut (Kendaraan Berat) = 721 x 42,50 x Rp 125 x 7,5 = RP 28.737.343,75 Biaya angkut jalan baru adalah = LHR x Jarak baru x Tarif x Daya angkut (Kendaraan Ringan) = 7.129 x 42,50 x Rp 125 x 42,5 = RP 189.384.062,5

C-6-7 Biaya penghematan : Kendaraan Berat = Rp 85.168.125 Rp 28.737.343,75 = Rp 2.313.146,77/hari/km Kendaraan Ringan = Rp 561.408.750 Rp189.384.062,5= Rp 15.247.733,03/hari/km Kendaraan Berat = Rp 2.313.146,77 x 365 = Rp 844.298.571,98/tahun/km Kendaraan Ringan = Rp 15.247.733,03 x 365 = Rp 5.565.422.579,41/tahun/km Analisa Benefit-Cost Ratio Biaya pembangunan jalan baru tahun 2005 Alternatif I adalah : a. Biaya pengadaan tanah : Rp 33.000.000,00 / Km b. Biaya konstruksi : Rp 3.600.000.000,00 / Km Total biaya : Rp 3.633.000.000,00 /Km Nilai manfaat belum ada maka nilai sekarang untuk biaya dengan (i) = diperoleh negatif sebesar Rp 3.633.000.000,00 untuk tahun 2005, sedangkan nilai manfaat yang diperoleh mulai tahun 2006 adalah sebagai berikut : a. Manfaat penghematan BOK Rp 76.426. 954,00 / Km b. Manfaat nilai waktu Rp 853.439.714,12 / Km c. Manfaat iuran PBB Rp 1.749.600,00 / Km d. Manfaat royalty batu bara Rp 360.566.491,00 / Km e. Manfaat penghematan biaya angkutan barang Rp 6.409.721.151,38/Km Total nilai manfaat :Rp 7.342.338.993,00 / Km Tahun 2006 biaya yang dikeluarkan adalah : a. Biaya pemeliharaan rutin : Rp 30.000.000,00 / Km Maka diperoleh nilai sekarang untuk masing-masing tingkat suku bunga yaitu : Biaya (i =) = 0,870 x Rp 30.000.000,00 = Rp 26.100.000,00 Manfaat (i =) = 0,870 x Rp 7.342.338.993,00 = Rp 638.783.492,00 Dari tabel perhitungan analisa Biaya dan Manfaat pada Alternatif I didapat setelah dikalikan dengan discount factor (i) sampai dengan umur rencana 20 tahun dimulai pada tahun 2006 didapatkan jumlah seluruh biaya dan manfaat yang ditimbulkan : a. Biaya (i) =, total nilai sekarang = (2006 s/d 2025) = Rp 4.207.320.000,- b. Manfaat (i) =, total nilai sekarang = (2006 s/d 2025) = Rp 18.407.480.000,- Maka Nilai B/C Alternatif I adalah sebagai berikut : B/C = 18.407.480.000 / 4.207.320.000 = 4,38 > 1 (OK) Biaya pembangunan jalan baru tahun 2005 Alternatif II adalah : a. Biaya pengadaan tanah : Rp 33.000.000,00 / Km b. Biaya konstruksi : Rp 2.800.000.000,00 / Km Total biaya : Rp 2.833.000.000,00 /Km Nilai manfaat belum ada maka nilai sekarang untuk biaya dengan (i) = diperoleh negatif sebesar Rp 2.833.000.000,00 untuk tahun 2005, sedangkan nilai manfaat yang diperoleh mulai tahun 2006 adalah sebagai berikut : a. Manfaat nilai waktu Rp 853.439.714,12 / Km b. Manfaat iuran PBB Rp 1.749.600,00 / Km c. Manfaat royalty batu bara Rp 1.001.574,00 / Km

C-6-8 d. Manfaat penghematan biaya angkutan barang Rp 6.409.721.151,38/Km Total nilai manfaat...: Rp 7.265.912.039,00/Km Tahun 2006 biaya yang dikeluarkan adalah : Biaya pemeliharaan rutin Rp 30.000.000,00 / Km Maka diperoleh nilai sekarang untuk masing-masing tingkat suku bunga yaitu : Biaya (i =) = 0,870 x Rp 30.000.000,00 = Rp 26.100.000,00 Manfaat (i =) = 0,870 x Rp 7.265.912.039,00 = Rp 565.160.000,00 Dari tabel perhitungan analisa kelayakan Alternatif II didapat setelah di discount factor (i) sampai dengan umur rencana 10 tahun dimulai pada tahun 2006 didapatkan jumlah seluruh biaya dan manfaat yang ditimbulkan : a. Biaya (i) =, total nilai sekarang = (2006 s/d 2025) = Rp 3.277.380.000,- b. Manfaat (i) =, total nilai sekarang = (2006 s/d 2025) = Rp 13.140.300.000,- Maka Nilai B/C Alternatif II adalah sebagai berikut : B/C = 13.140.300.000 / 3.277.380.000 = 4,00 > 1 (OK) Analisa sensitifitas Pada analisa sensitifitas disini melakukan perhitungan analisa ekonomi dengan cara menurunkan faktor yang berpengaruh yaitu jumlah LHR yang masuk ke jalan baru, iuran PBB yang diterima dengan nilai biaya tetap dan konstribusi royalty batu bara. Perhitungan analisa sensitifitas dalam analisa ini didasarkan atas asumsi sebagai berikut : Asumsi 1 : LHR yang masuk kejalan baru sebesar 40% dari data LHR primer dan iuran PBB yang diterima sebesar 75% dan Royalty Batu Bara 75% Asumsi 2 : LHR yang masuk kejalan baru sebesar 30% dari data LHR primer dan iuran PBB yang diterima sebesar 50% dan Royalty Batu Bara 50% Asumsi 3 : LHR yang masuk kejalan baru sebesar 20% dari data LHR primer dan iuran PBB yang diterima sebesar 25% dan Royalty Batu Bara 25% Tabel 5. Hasil Analisa Sensitifitas A N A L I S A BUNGA HASIL ANALISA KETERANGAN 1 2 3 4 5 6 BCR NPV IRR ALTERNATIF I 4,38 + 14.200,16 DILANJUTKAN ALTERNATIF II 4,00 + 9.862,92 DILANJUTKAN SENSITIFITAS I ALTERNATIF I ALTERNATIF II SENSITIFITAS II ALTERNATIF I ALTERNATIF II SENSITIFITAS III ALTERNATIF I ALTERNATIF II 3,09 2,74 1,49 1,32 0,93 0,82 + 8.822,37 + 5.713,55 + 2.087,42 + 1.063,50 (-) 306,96 (-) 594,44 DILANJUTKAN DILANJUTKAN DILANJUTKAN DILANJUTKAN DIHENTIKAN (RUGI) DIHENTIKAN (RUGI)

C-6-9 Kesimpulan dan saran Kesimpulan : Berdasarkan analisa dan hasil perhitungan benefit cost ratio maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut : 1. Dari segi Teknis a. Lebar perkerasan jalan sudah memenuhi persyaratan yang ditentukan standart perencanaan jalan Dit Jend Bina Marga. b. Kondisi geometrik jalan Marabahan-Margasari yang akan dibangun sudah baik dan sesuai terutama pada tikungan (R) tidak terlalu pendek sehingga dalam segi keamanan dan kenyamanan bagi pengendara bisa terpenuhi. c. Rencana pembebasan tanah untuk badan jalan sudah mengacu pada peraturan pemerintah daerah sebagai antisipasi kedepan untuk pelebaran jalan tersebut. 2. Dari segi Ekonomi a. Dari dua alternatif hasil analisa biaya dan manfaat yang telah dilakukan, bahwa rencana pembangunan jalan Marabahan-Margasari dapat dilaksanakan dengan memilih alternatif yang kedua, karena perbandingan antara manfaat terhadap masyarakat umum dengan biaya yang dikeluarkan (B/C) = 4,00 > 1 sudah memenuhi persyaratan yang ditetapkan. b. Dengan memilih alternatif yang kedua maka biaya pembangunan yang dikeluarkan akan lebih kecil dari pada biaya pembangunan yang dikeluarkan pada alternatif yang pertama yaitu terdapat selisih sebesar Rp 800.000.000,- Saran Adapun saran saran yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut : a. Perlu ditambahkan aspek lingkungan dan sosial agar dalam pelaksanaan pekerjaan dilapangan bisa berjalan sesuai dengan waktu yang diinginkan. b. Sebelum akan melakukan pekerjaan fisik perlu dilakukan sosialisasi terhadap masyarakat disekitar rencana pembangunan jalan tersebut yang kemungkinan besar trase jalan yang akan dibangun terkena lahan masyarakat dan perlu studi AMDAL sebelum perencanaan dilakukan. c. Perlu dilakukan lapis permukaan aspal pada akhir umur rencana agar struktur yang sudah ada tidak terjadi kerusakan disamping untuk kenyamanan lalu lintas DAFTAR PUSTAKA Adler, Hans A. (1982), Evaluasi Ekonomi Proyek-Proyek Pengangkutan, Jakarta, UI- Press Bina Marga (1983), Manual Pemeliharaan Jalan, Perawatan Jalan, 1A, Jakarta, Direktorat Bina Marga CTC (1994), Kabupaten Roads Economic Evaluations Model (KREEM), Vehicle Operating Cost, Minsitry of Public Work, Directorat General of Highways Departemen Pekerjaan Umum (1970), Peraturan Perencanaan Geometrik Jalan Raya, Jakarta, Direktorat Jenderal Bina Marga Djamin (1993), Perencanaan dan Analisa Proyek, Jakarta, Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia Guritno (1993), Ekonomi Publik Edisi 3, Yogyakarta, BPFE-Yogyakarta Jasa Marga (1996), Perhitungan Biaya Operasi Kendaraan (BOK), Bandung, LAPI- ITB, Laporan Kemajuan Studi

C-6-10 Karmawan (1976), Badan Penerbit Pekerjaan Umum, Jakarta, Dasar-Dasar Feasibility Study Jalan Raya Kodoatie (2003), Manajemen dan Rekayasa Infrastruktur, Yogyakarta, Penerbit Pustaka Belajar Kepmen RI (2003), Klasifikasi dan Besarnya Nilai Jual Objek Pajak, Jakarta, Departemen Keuangan Republik Indonesia Sukirman (1992), Perkerasan Lentur Jalan Raya, Bandung, Penerbit Nova SWEROAD (!997), Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI), Jakarta, Bekerjasama dengan PT. Bina Karya (Persero) Warpandi (!984), Analisis Kota dan Daerah, Bandung, ITB Bandung