EVALUASI KINERJA SIMPANG BERSINYAL (STUDI KASUS : JLN. RAYA KARANGLO JLN. PERUSAHAAN KOTA MALANG)

Transkripsi

1 EVALUASI KINERJA SIMPANG BERSINYAL (STUDI KASUS : JLN. RAYA KARANGLO JLN. PERUSAHAAN KOTA MALANG) Andi Syaiful Amal Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Univ.Muhammadiyah Malang Kampus III Jl. Tlogomas No 246 Telp (0341) pes.130 Fax (0341) andiamal99@yahoo.co.id Abstrak Simpang Bersinyal Jl. Raya Karanglo Jl. Perusahaan merupakan jalur utama tempat melintasnya kendaraan berat yang akan menuju ke utara selatan maupun barat. Simpang ini merupakan jalan menuju akses pusat kota. Jalan Raya Karanglo terdiri dari 4 lajur 2 jalur dan Jalan Perusahaan terdiri 2 lajur 2 jalur dengan arah persimpangan bersinyal. Evaluasi kinerja Simpang bersinyal akan dilakukan dengan mengacu pada Manual Kapasitas Jalan Indonesia Tahun 1997 yang diterbitkan oleh Direktorat Jendral Bina Marga. Data dihasilkan dengan pencatatan secara manual yang dilakukan pada 29 Januari - 4 Pebruari Kinerja Simpang Jl. Raya Karanglo Jl. Perusahaan Kota Malang menunjukkan bahwa nilai DS maksimal yang terjadi pada pendekat dari arah utara yaitu sebesar 1.00 > 0.85, sehingga tingkat kinerja simpang tersebut dari pendekat arah utara sangat buruk, dan tundaan rata-rata det/smp > det/smp maka indeks tingkat pelayanan (ITP) masuk dalam kategori E. Alternatif yang optimal untuk pemecahan masalah kemacetan lalu lintas pada simpang tersebut adalah alternatif 2 yaitu dengan merubah waktu siklus maksimal untuk 3 fase manjadi 100 detik dan penambahan lebar efektif (We) pada pendekat utara menjadi 4 m, maka kinerja simpang bersinyal tersebut diperoleh nilai derajat kejenuhan pada semua pendekat dari arah utara, selatan, dan barat turun menjadi (DS) 0.82, 0.84 dan 0.75 dengan panjang antrian (QL) 147 m, 173 m dan 70 m, tundaan simpang rata-rata sebesar (D1) det/smp yang masuk dalam kategori indeks tingkat pelayanan (ITP) kategori C. Kata kunci: Kinerja Simpang Bersinyal, Derajat Kejenuhan, Panjang Antrian 1. PENDAHULUAN Laju pertumbuhan kendaraan bermotor di Kota Malang semakin tidak terkendali. Namun sayang laju pertumbuhan kendaraan yang sedemikian pesat tiap tahun tidak diimbangi dengan peningkatan prasarana jalan. Jika dibandingkan antara kondisi ruas jalan dan kendaraan yang beroprasi, maka akan menimbulkan kemacetan khusunya pada jam-jam sibuk dan berdampak pada peningkatan polusi, waktu tempuh, biaya sosial dan waktu efektif kerja. Simpang bersinyal Jl. Raya Karanglo Jl. Perusahaan Kota Malang merupakan bagian dari kawasan Industi dan pendidikan atau yang lebih dikenal dengan simpang Bentoel Karanglo. Kawasan ini merupakan jalur utama tempat melintasnya kendaraan berat yang akan menuju ke utara selatan maupun barat. Simpang ini merupakan jalan menuju akses pusat kota, komplek pendidikan, pemukiman, prasarana transportasi seperti terminal serta aktifitas masyarakat lainnya. Simpang Karanglo mempunyai fungsi dominan untuk kegiatan ekonomi. Dari hasil pengamatan observasi awal terjadi beberapa konflik kendaraan antara lain : dari pendekat Barat jalan perusahaan belok kanan dan arah Utara jalan Raya Karanglo lurus, begitu pula dari arah Selatan jalan Raya Karanglo lurus dan arah Barat jalan Perusahaan belok kiri (LTOR), Konflik yang terjadi pada persimpangan tersebut akibat pertemuan arus kedaraan dari arah pendekat barat dan utara, Banyaknya bus yang berhenti disepanjang jalan untuk menaikkan dan menurunkan penumpang, sehingga mengakibatkan antrian kendaraan pada jalan Raya Karanglo (Utara) arah Surabaya-Malang/Surabaya-Batu dengan antrian kendaraan mencapai ± 1-2 km, jalan Raya Karanglo (Selatan) arah Malang-Surabaya ± 130 m, jalan Perusahaan dengan panjang antrian ± 90 m. Melihat kondisi di atas, maka perlu dilakukan penelitian tentang evaluasi kinerja simpang tiga bersinyal, studi kasus pada Jl. Raya Karanglo Jl. Perusahaan Kota Malang. 436

2 2. METODE PENELITIAN Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu, secara umum data yang telah diperoleh dari penelitian dapat digunakan untuk memahami dan memecahkan masalah. Metode penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif analitif yaitu penelitian yang bukan bersifat eksperimen, metode yang digunakan yaitu metode survey langsung ke lapangan (Manual), dimaksudkan untuk mengumpulkan data-data yang dibutuhkan (berupa data primer dan sekunder) Diagram Alir Mulai Studi Literatur Survai Pendahuluan Pengumpulan Data Data Primer : a. Data arus lalu lintas b. Data kondisi lingkungan simpang c. Data waktu sinyal lalu lintas d. Data geometrik Data Sekunder : a. Peta Kab.Malang b. Data jumlah penduduk c. Fungsi dan kelas jalan Rekapitulasi dan evaluasi kinerja simpang bersinyal Analisa dan Pembahasan Kesimpulan dan rekomendasi Selesai 437

3 3. HASIL DAN PEMBAHASAN Data Geometrik Data geometrik simpang, kondisi lingkungan simpang dan penampang melintang lengan simpang Jalan Raya Karanglo Jalan Perusahaan sebagai berikut : Gambar 2 Geometrik Simpang Bersinyal Data Lampu Lalu Lintas Operasional lampu lalu lintas pada simpang bersinyal Jalan Raya Karanglo Jalan Perusahaan (Raya Karanglo KM 2), seperti terlihat pada tabel 1. Tabel 1. Waktu Siklus Lampu Lalu Lintas Pada Simpang Bersinyal JL. Raya Karanglo JL. Perusahaan Kota Malang. Fase Sinyal Pendekatan Waktu Nyala (detik) Hijau Kuning Merah Waktu Siklus Fase 1 Fase 1 Jl. Raya Karanglo (Utara) Fase 2 Jl. Raya Karanglo (Selatan) Fase 3 Jl. Perusahaan (Barat)

4 Data Arus Lalu Lintas Volume arus lalu-lintas (Q)maks pada masing-masing pendekat, terjadi pada pukul Sebagaimana disajikan pada tabel 2. Tabel 2. Volume Kendaraan Maksimum Pendekat Simpang Tiga Bersinyal Waktu RT Pendekat Utara Jl. Raya Karanglo STOR LV HV MC LV HV MC Jumlah (kend/jam) Tot (kend /jam) Jumlah (smp/jam) Tot (smp/jam) Q TOTAL UM Pendekat Selatan Jl. Raya Karanglo LTOR ST LV HV MC LV HV MC UM Pendekat Barat Jl. Perusahaan LTOR RT LV HV MC LV HV MC UM

5 Nilai Kinerja Simpang dengan Menggunakan Metode MKJI 1997 Kinerja Simpang Eksisting Dengan menggunakan metode MKJI 1997 nilai kinerja simpang eksisting pada simpang bersinyal Jl. Raya Karanglo Jl. Perusahaan Kota Malang didapat seperti pada Tabel 3 dengan tingkat pelayanan simpang dihasilkan nilai E. Tabel 3. Kinerja Simpang Simpang Bersinyal pada Kondisi Eksisting P S C DS NQ QL NS D TP U S B Keterangan : P: Pendekat ; S : Arus Jenuh (smp/jam hijau) ; C : Kapasitas simpang (smp/jam hijau) DS : Derajat Kejenuhan; NQ : Jumlah smp yang tertinggal dari fase hijau sebelunya; QL : Panjang Antrian (m); NS : Kendaraan Henti (smp/jam); D : Tundaan (dtk/smp); TP : Tingkat Pelayanan. Dari tabel kinerja simpang eksistig dengan metode Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI) 1997 diatas terlihat derajat kejenuhan maksimal dan panjang antiran maksimal terdapat pada semua pendekatan yaitu utara sebesar 1.00, selatan sebesar 0.95 dan barat sebesar 0.87, dan panjang antrian (QL) pendekat utara 347 m, pendekat selatan 267 m dan pendekat barat 95 m. Panjang antrian ini terjadi karena jalan Raya Karanglo (utara), jalan Raya Karanglo (selatan) dan jalan Perusahaan (barat) merupakan jalan akses warga untuk menuju ke pusat kota, perkantoran, sekolahan dan pabrik-pabrik. Sehingga dapat disimpulkan tingkat kinerja simpang pada semua pendekat sangat buruk, hal ini dapat dilihat dari nilai derajat kejenuhan pada pendekatan barat melebihi batas toleransi yang diizinkan dimana DS > 0,85. Dari hasil nilai tundaan simpang ratarata > smp/det maka didapatkan indeks tingkat pelayanan (ITP) kategori E. Nilai Kinerja Simpang dengan Alternatif Perbaikan Alternatif 1 Alternatif 1 dirancang dengan waktu siklus maksimal untuk tiga fase yaitu 100 detik, dengan pengaturan waktu lampu hijau pada masing-masing pendekatan yaitu mengubah waktu lampu hijau pada pendekat utara menjadi 36 detik, pendekat selatan 45 detik, dan pendekat barat 17 detik. Alternatif 2 Alternatif 2 dirancang dengan waktu siklus maksimal untuk tiga fase yaitu 100 detik, dengan pengaturan waktu lampu hijau pada masing-masing pendekatan dan penambahan lebar pendekat pada masing-masing pendekat, yaitu mengubah waktu lampu hijau pada pendekat utara menjadi 32 detik, pendekat selatan 49 detik, dan pendekat barat 17 detik dan penambahan lebar pendekat untuk pendekat utara 4 m, pendekat selatan 6 m, dan pendekat barat 4 m. Alternatif 3 Alternatif 3 dirancang dengan waktu siklus maksimal untuk tiga fase yaitu 130 detik, dengan pengaturan waktu lampu hijau pada masing-masing pendekatan yaitu mengubah waktu lampu hijau pada pendekat utara menjadi 55 detik, pendekat selatan 67 detik, dan pendekat barat 21 detik. Alternatif 4 Alternatif 4 dirancang dengan waktu siklus maksimal untuk tiga fase yaitu 130 detik, dengan pengaturan waktu lampu hijau pada masing-masing pendekatan dan penambahan lebar pendekat pada masing-masing pendekat, yaitu mengubah waktu lampu hijau pada pendekat utara menjadi 55 detik, pendekat selatan 67 detik, dan pendekat barat 21 detik dan penambahan lebar pendekat untuk pendekat utara 4 m, pendekat selatan 6 m, dan pendekat barat 4 m. E 440

6 Rekapitulasi Hasil Nilai Kinerja Simpang Alternatif Alternatif Tabel 4. Rekapitulasi Altenatif Kinerja Simpang Bersinyal Jl. Raya Karanglo Jl. Perusahaan Kota Malang. Kondisi C DS QL D1 TP U Alternatif 1 Alternatif 2 Alternatif 3 Alternatif 4 S B U S B U S B U S B D C C C Keterangan : C : Kapasitas simpang (smp/jam hijau) DS : Derajat Kejenuhan; QL : Panjang Antrian (m); D1 : Tundaan Simpang Rata-Rata (dtk/smp); TP : Tingkat Pelayanan Dari Tabel 4 Rekapitulasi Altenatif Kinerja Simpang Tiga Bersinyal diatas Alternatif 2 menunjukan tingkat kinerja yang lebih baik dari kondisi eksisting, dimana derajat kejenuhan (DS) untuk semua pendekat dan panjang antrian (QL) untuk masing-masing pendekat turun dari kondisi eksisting, dan tundaan rata-rata simpang (D1) det/smp, yang masuk dalam kategori indeks tingkat pelayanan (ITP) kategori C. 4. KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan Dari hasil evaluasi kondisi eksisting simpang diperoleh kesimpulan sebagai berikut : 1. Kinerja simpang Jl. Raya Karanglo Jl, Perusahaan Kota Malang menunjukkan bahwa nilai DS maksimal yang terjadi pada pendekat dari arah utara yaitu sebesar 1.00 > 0.85, sehingga tingkat kinerja simpang tersebut dari pendekat arah utara sangat buruk, dan tundaan rata-rata det/smp > det/smp, maka indeks tingkat pelayanan (ITP) masuk dalam kategori E. 2. Alternatif yang optimal untuk pemecahan masalah kemacetan lalu lintas pada simpang tersebut adalah alternatif 2 yaitu dengan merubah waktu siklus maksimal untuk 3 fase manjadi 100 detik, maka kinerja simpang bersinyal tersebut diperoleh nilai derajat kejenuhan pada semua pendekat dari arah utara, selatan, dan barat turun menjadi (DS) 0.82, 0.84 dan 0.75 dengan panjang antrian (QL) 147 m, 173 m dan 70 m, tundaan simpang rata-rata sebesar (D1) det/smp yang masuk dalam kategori indeks tingkat pelayanan (ITP) kategori C. 4.2 Saran 1. Saran yang diberikan untuk pihak pengambil kebijakan sebaiknya menggunakan aternatif jangka menengah dan jangka panjang, alternatif jangka menengah yaitu perubahan arus lalu 441

7 lintas atau diberlakukannya jalan satu arah dan pelebaran jalan atau pendekat, sedangkan alternatif jangka panjang yaitu penggunaan jalan layang (fly over). 2. Dilakukan pelarangan untuk menaikturunkan penumpang bagi pengendara angkutan umum diwilayah simpang, dengan memberikan rambu-rambu dilarang berhenti disekitar simpang. DAFTAR PUSTAKA Undang Undang No. 38 Tahun 2004 Tentang Jalan. Peraturan Pemerintah No. 43 Tahun 1993 tentang Prasarana dan Lalulintas Jalan. Direktorat Jenderal Bina Marga, Manual Kapasitas Jalan Indonesia. Jakarta: Departemen Pekerjaan Umum RI Keputusan Direktorat Jendral Perhubungan Darat, 1996, Tentang Pedoman Teknis Penelenggaraan Angkutan Penumpang Umum di Wilayah Perkotaan Dalam Trayek Tetap dan Teratur, Departemen Perhubungan Jakarta Ahmad Munawar, 2006, Manajemen Lalu Lintas Perkotaan, Penerbit Beta Offset, Yogyakarta Ahmad Munawar, 2005, Dasar-dasar Teknik Transportasi, Penerbit Beta Offset, Yogyakarta Hobbs, FD, Perencanaan dan Teknik Lalu Lintas. Edisi Kedua. Terjemahan Ir. Suprapto TM., Msc, dan Ir. Waldijono, Jogjakarta : Gadjah Mada University Press. Morlock, K. Edward, 1978, Pengantar Teknik Dan Perencanaan Transportasi, Penerbit Erlangga, Jakarta Muslich Zainal A, 2001, Sistem Manajemen Transportasi Kota, Penerbit Medprint Offset, Yogyakarta Suwardjoko Warpani, 2002, Pengelolaan lalu Lintas Dan Angkutan Jalan, Penerbit ITB, Bandung. 442