BAB IV DESKRIPSI DATA. 4.1 Data Ruas Jalan Eksisting dan setelah Underpass. Jalur lalu lintas eksisting dari Jl. Gatot Subroto Barat menuju Jl.
|
|
- Sudomo Hartanto
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB IV DESKRIPSI DATA 4.1 Data Ruas Jalan Eksisting dan setelah Underpass Jalur lalu lintas eksisting dari Jl. Gatot Subroto Barat menuju Jl. Gatot Subroto Timur melewati ruas-ruas jalan dengan volume lalu lintas yang bervariasi. Dengan adanya pembangunan underpass pada simpang Jl. Gatot Subroto-Jl. Ahmad Yani di Kota Denpasar mengakibatkan terjadinya perubahan sirkulasi lalu lintas. Tabel 4.1 menampilkan pola sirkulasi lalu lintas dan jarak tempuh perjalanan pada kondisi eksisting. Tabel 4.1 Ruas-Ruas Jalan Eksisting Nama Ruas/ Segmen Panjang (km) 1 Sp.Jl.A.Yani-Jl.Mulawarman ke Sp.Jl.Gatsu-Jl.A.Yani 0,2 2 Sp.Jl.A.Yani-Jl.Mulawarman ke Sp.Jl.Gatsu-Jl.Mulawarman- Jl. Mataram 0,4 3 Sp.Jl.Gatsu-Jl.Mulawarman-Jl.Mataram ke Sp.Jl.Gatsu- Jl.A.Yani 0,2 4 Sp.Jl.Gatsu-Jl.A.Yani ke Sp.Jl.Cokroaminoto-Jl.Maruti 1,1 5 Sp.Jl.Gatsu-Jl.A.Yani ke Sp.Jl.Gatsu-Jl.Cokroaminoto 0,3 6 Sp.Jl.Cokroaminoto-Jl.Maruti ke Sp.Jl.Gatsu-Jl.Cokroaminoto 0,6 7 Sp.Jl.Gatsu-Jl.Cokroaminoto ke Sp.Jl.Gatsu-Jl.A.Yani 0,3 8 Sp.Jl.Gatsu-Jl.Cokroaminoto ke Sp.Jl.Gatsu-Jl.Pidada-Jl.Bung Tomo 0,5 9 Sp.Jl.Gatsu-Jl.Pidada-Jl.Bung Tomo ke Sp.Jl.Gatsu- Jl.Cokroaminoto 0,5 10 Sp.Jl.Gatsu-Jl.Cokroaminoto ke Sp.Jl.Cokroaminoto-Jl.Maruti 0,6 11 Sp.Jl.Gatsu-Jl.A.Yani ke Sp.Jl.Gatsu-Jl.Mulawarman- Jl.Mataram 0,2 12 Sp.Jl.Gatsu-Jl.A.Yani ke Sp.Jl.A.Yani-Jl.Mulawarman 0,2 13 Sp.Jl.Gatsu-Jl.Mulawarman-Jl.Mataram ke Sp.Jl.A.Yani- Jl.Mulawarman 0,4 Sumber : Hasil Survei,
2 92 Berdasarkan Tabel 4.1 dapat diketahui bahwa Sp. Jl. Gatot Subroto-Jl. Ahmad Yani ke Sp. Jl. Cokroaminoto-Jl. Maruti memiliki jarak terpanjang sedangkan Sp. Jl. Ahmad Yani-Jl. Mulawarman ke Sp. Jl. Gatot Subroto-Jl. Ahmad Yani, Sp. Jl. Gatot Subroto-Jl. Mulawarman-Jl. Mataram ke Sp. Jl. Gatot Subroto-Jl. Ahmad Yani, Sp. Jl. Gatot Subroto-Jl. Ahmad Yani ke Sp. Jl. Gatot Subroto-Jl. Mulawarman-Jl. Mataram dan Sp. Jl. Gatot Subroto-Jl. Ahmad Yani ke Sp. Jl. Ahmad Yani-Jl. Mulawarman memiliki jarak terpendek. Tabel 4.2 Ruas-Ruas Jalan Akibat Pembangunan Underpass Nama Ruas/ Segmen Panjang (km) 1 Sp.Jl.A.Yani-Jl.Mulawarman ke Sp.Jl.Gatsu-Jl.A.Yani 0,3 2 Sp.Jl.A.Yani-Jl.Mulawarman ke Sp.Jl.Gatsu-Jl.Mulawarman- Jl.Mataram 0,3 3 Sp.Jl.Gatsu-Jl.Mulawarman-Jl.Mataram ke Sp.Jl.Gatsu- Jl.A.Yani 0,2 4 Sp.Jl.Gatsu-Jl.A.Yani ke Sp.Jl.Cokroaminoto-Jl.Maruti 1,1 5 Sp.Jl.Gatsu-Jl.A.Yani ke Sp.Jl.Gatsu-Jl.Cokroaminoto 1,7 6 Sp.Jl.Cokroaminoto- Jl.Maruti ke Sp.Jl.Gatsu- Jl.Cokroaminoto 0,6 7 Sp.Jl.Gatsu-Jl.Cokroaminoto ke Sp.Jl.Gatsu-Jl.A.Yani 1,3 8 Sp.Jl.Gatsu-Jl.Cokroaminoto ke Sp.Jl.Gatsu-Jl.Pidada- Jl.Bung Tomo 2,2 9 Sp.Jl.Gatsu-Jl.Pidada-Jl.Bung Tomo ke Sp.Jl.Gatsu- Jl.Cokroaminoto 1,0 10 Sp.Jl.Gatsu-Jl.Cokroaminoto ke Sp.Jl.Cokroaminoto- Jl.Maruti 2,4 11 Sp.Jl.Gatsu-Jl.A.Yani ke Sp.Jl.Gatsu-Jl.Mulawarman- Jl.Mataram 0,2 12 Sp.Jl.Gatsu-Jl.A.Yani ke Sp.Jl.A.Yani-Jl.Mulawarman 0,6 13 Sp.Jl.Gatsu-Jl.Mulawarman-Jl.Mataram ke Sp.Jl.A.Yani- Jl.Mulawarman 0,2 Sumber : Hasil Survei, 2014 Peta pola sirkulasi lalu lintas setelah pembangunan underpass ditunjukkan pada Gambar A.2 di Lampiran A. Perubahan sirkulasi lalu lintas dan jarak
3 93 tempuh akibat adanya underpass dapat dilihat pada Tabel 4.2. Perubahan sirkulasi lalu lintas mengakibatkan Sp. Jl. Gatot Subroto-Jl. Cokroaminoto ke Sp. Jl. Cokroaminoto-Jl. Maruti memiliki jarak terpanjang sedangkan Sp. Jl. Gatot Subroto-Jl. Mulawarman-Jl. Mataram ke Sp. Jl. Gatot Subroto-Jl. Ahmad Yani, Sp. Jl. Gatot Subroto-Jl. Ahmad Yani ke Sp. Jl. Gatot Subroto-Jl. Mulawarman-Jl. Mataram dan Sp. Jl. Gatot Subroto-Jl. Mulawarman-Jl. Mataram ke Sp. Jl. Ahmad Yani-Jl. Mulawarman memiliki jarak terpendek. Data penampang melintang jalan meliputi: tipe jalan, jumlah lajur, lebar pekerasan, lebar bahu, lebar trotoar, keadaaan drainase dan tipe alinyemen dapat dilihat pada Lampiran B Data Lalu Lintas Jalan Eksisting Lalu lintas harian rata-rata dan komposisi lalu-lintas jalan eksisting LHR dan komposisi lalu lintas jalan eksisting didapat dari hasil studi terdahulu. Arus lalu lintas yang melewati ruas-ruas jalan pada kondisi eksisting dibagi dalam empat kelompok, yaitu: sepeda motor (MC), kendaraan ringan (LV), kendaraan berat (HV) dan kendaraan tidak bermotor (Un-Motorcycle/UM). Tabel 4.3 LHR di Ruas Jl. Gatot Subroto Timur Tahun Nama Ruas/ Lalu Lintas Harian Rata-Rata (smp/hari) Segmen Sp.Cokroaminoto- Sp.Tohpati (Jl.Gatsu Timur) Sumber : Dinas PU Provinsi Bali, 2014
4 94 Tabel 4.3 merupakan data LHRT ruas Jalan Gatot Subroto Timur. Nilai LHRT untuk ruas Sp. Cokroaminoto-Sp. Tohpati dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2013 memiliki nilai yang bervariasi, dari smp/hari (tahun 2008) sampai dengan smp/hari (tahun 2011). Tabel 4.4 Pertumbuhan LHR di Ruas Jl. Gatot Subroto Timur Tahun Nama Ruas/ Segmen Tahun Pertumbuhan (%) 1 Sp.Cokroaminoto ,48 Sp.Tohpati ,09 (Jl. Gatsu Timur) , , ,02 Sumber : Hasil Analisis, 2014 Rata-Rata (%) 12,95 Tabel 4.4 menampilkan nilai rata-rata pertumbuhan LHR per tahun pada ruas jalan Gatot Subroto Timur. Berdasarkan data nilai rata-rata pertumbuhan LHR per tahun tersebut, nilai pertumbuhan LHR rata-rata di ruas jalan Gatot Subroto Timur sebesar 12,95% per tahun. Rata-rata pertumbuhan LHR terbesar terjadi pada tahun , yaitu sebesar 87,89% sedangkan pada tahun terjadi penurunan rata-rata pertumbuhan LHR, yaitu sebesar -44,02% Volume jam puncak VJP untuk keperluan analisis kinerja jalan didapat dari hasil penelitian terdahulu agar dapat mewakili kondisi saat ini maka dilakukan pendataan ulang. Tabel 4.5 menunjukkan VJP ruas-ruas jalan pada kondisi saat ini. VJP terbesar terjadi pada Sp. Jl. Gatot Subroto-Jl. Cokroaminoto (Pendekat B), yaitu 3.818,40
5 95 smp/jam sedangkan Sp. Jl. Gatot Subroto-Jl. Mulawarman-Jl. Mataram (Pendekat S) memiliki VJP terkecil, yaitu 390,60 smp/jam. Tabel 4.5 Volume Jam Puncak Jalan Eksisting Nama Ruas/ Segmen VJP (smp/jam) 1 Sp. Jl.Gatot Subroto-Jl.Pidada-Jl.Bung Tomo (Pendekat U) 501,80 2 Sp. Jl.Gatot Subroto-Jl.Pidada-Jl.Bung Tomo (Pendekat S) 673,60 3 Sp. Jl.Gatot Subroto-Jl.Pidada-Jl.Bung Tomo (Pendekat T) 3.797,50 4 Sp. Jl.Gatot Subroto-Jl.Pidada-Jl.Bung Tomo (Pendekat B) 3.725,90 5 Sp. Jl.Gatot Subroto-Jl.Cokroaminoto (Pendekat U) 2.775,90 6 Sp. Jl.Gatot Subroto-Jl.Cokroaminoto (Pendekat S) 3.508,50 7 Sp. Jl.Gatot Subroto-Jl.Cokroaminoto (Pendekat T) 3.728,90 8 Sp. Jl.Gatot Subroto-Jl.Cokroaminoto (Pendekat B) 3.818,40 9 Sp. Jl.Cokroaminoto-Jl.Maruti (Pendekat U) 3.191,20 10 Sp. Jl.Cokroaminoto-Jl.Maruti (Pendekat S) 2.952,70 11 Sp. Jl.Cokroaminoto-Jl.Maruti (Pendekat T) 893,40 12 Sp. Jl.Gatot Subroto-Jl.Ahmad Yani (Pendekat U) 1.428,40 13 Sp. Jl.Gatot Subroto-Jl.Ahmad Yani (Pendekat S) 1.604,20 14 Sp. Jl.Gatot Subroto-Jl.Ahmad Yani (Pendekat T) 3.122,90 15 Sp. Jl.Gatot Subroto-Jl.Ahmad Yani (Pendekat B) 3.705,60 16 Sp. Jl.Gatot Subroto-Jl.Mulawarman-Jl.Mataram (Pendekat U) 1.258,70 17 Sp. Jl.Gatot Subroto-Jl.Mulawarman-Jl.Mataram (Pendekat S) 390,60 18 Sp. Jl.Gatot Subroto-Jl.Mulawarman-Jl.Mataram (Pendekat T) Sp. Jl.Gatot Subroto-Jl.Mulawarman-Jl.Mataram (Pendekat B) 3.062,40 20 Sp. Jl.Ahmad Yani-Jl.Mulawarman (Pendekat U) 2.771,30 21 Sp. Jl.Ahmad Yani-Jl.Mulawarman (Pendekat S) 1.434,90 22 Sp. Jl.Ahmad Yani-Jl.Mulawarman (Pendekat T) Sumber : Ariyasa, 2013; Mahendra, 2013; Sandiguna, 2013 dan Hasil Analisis, Kapasitas dan kinerja jalan eksisting Kapasitas jalan eksisting dihitung menurut Manual Kapasitas Jalan Indonesia (Departemen PU, 1997) dengan Persamaan Kapasitas jalan memberi gambaran mengenai tingkat pelayanan dari suatu ruas jalan terhadap arus lalu lintas yang melewatinya pada satuan waktu tertentu. Data geometrik jalan dapat dilihat pada Lampiran B.7, sementara hasil analisis kapasitas jalan
6 96 eksisting pada Lampiran B.8. Kinerja suatu ruas jalan diketahui dari nilai derajat kejenuhan ruas jalan tersebut yang dihitung dengan Persamaan 2.18 dan hasilnya ditunjukkan pada Tabel 4.6. Tabel 4.6 adalah kinerja jalan eksisting tahun Dari hasil analisis didapatkan bahwa arus jam puncak terbesar terjadi pada Sp. Jl. Gatot Subroto-Jl. Cokroaminoto (Jl. Gatot Subroto Barat (Pendekat B)), yaitu 3.818,40 smp/jam sedangkan arus jam puncak terkecil terjadi pada Sp. Jl. Gatot Subroto-Jl. Mulawarman-Jl. Mataram (Jl. Mataram (Pendekat S)), yaitu 390,60 smp/jam. Kapasitas jalan terbesar terjadi pada Sp. Jl. Gatot Subroto-Jl. Pidada-Jl. Bung Tomo (Jl. Gatot Subroto Barat (Pendekat B) dan Jl. Gatot Subroto Barat (Pendekat T)), yaitu 5.625,9 smp/jam sedangkan kapasitas jalan terkecil terjadi pada Sp. Jl. Ahmad Yani Utara-Jl. Mulawarman (Jl. Ahmad Yani Selatan (Pendekat S)), yaitu 2.285,93 smp/jam. Untuk kinerja ruas jalan berdasarkan derajat kejenuhan ruas jalan, Sp. Jl. Ahmad Yani-Jl. Mulawarman (Jl. Ahmad Yani Utara (Pendekat U)) memiliki nilai terbesar yaitu 1,05 sedangkan derajat kejenuhan terkecil terjadi pada Sp. Jl. Gatot Subroto-Jl. Mulawarman-Jl. Mataram (Jl. Mataram (Pendekat S)), yaitu 0,14. Untuk kondisi lalu lintas yang dilihat dari tingkat pelayanan jalan, jalan dengan tingkat pelayanan terbaik terjadi pada Sp. Jl. Gatot Subroto-Jl. Pidada-Jl. Bung Tomo (Jl. Pidada (Pendekat U) dan Jl. Bung Tomo (Pendekat S)) dan Sp. Jl. Gatot Subroto-Jl. Mulawarman-Jl. Mataram (Jl. Mataram (Pendekat S)), dengan nilai A. Untuk jalan dengan tingkat pelayanan terburuk terjadi pada Sp. Jl. Ahmad Yani-Jl. Mulawarman (Jl. Ahmad Yani Utara (Pendekat U) dengan nilai F.
7 Nama Ruas/ Segmen Sp.Jl.Gatot Subroto- Jl.Pidada-Jl.Bung Tomo Jalan Pidada (Pendekat Utara) Jalan Bung Tomo (Pendekat Selatan) Jalan Gatot Subroto Barat (Pendekat Barat) Jalan Gatot Subroto Barat (Pendekat Timur) Sp.Jl.Gatot Subroto- Jl.Cokroaminoto Jalan Gatot Subroto Barat (Pendekat Barat) Jalan Gatot Subroto Barat (Pendekat Timur) Jalan Cokroaminoto (Pendekat Utara) Jalan Cokroaminoto (Pendekat Selatan) Sp.Jl.Cokroaminoto- Jl.Maruti Jalan Cokroaminoto (Pendekat Utara) Jalan Cokroaminoto (Pendekat Selatan) Jalan Maruti (Pendekat Timur) Sp.Jl.Gatot Subroto- Jl.Ahmad Yani Jalan Gatot Subroto Barat (Pendekat Barat) Jalan Gatot Subroto Barat (Pendekat Timur) Jalan Ahmad Yani (Pendekat Utara) Jalan Ahmad Yani (Pendekat Selatan) Tabel 4.6 Kinerja Jalan Eksisting Tahun 2014 Arus Jam Puncak (smp/jam) Kapasitas (C) (smp/jam) Derajat Kejenuhan (DS) Tingkat Pelayanan Jalan 501, ,32 0,21 A 673, ,32 0,28 A 3.725, ,90 0,66 C 3.797, ,90 0,68 C 3.818, ,41 0,71 C 3.728, ,41 0,70 C 2.775, ,39 0,60 C 3.508, ,51 0,70 C 3.191, ,23 0,74 C 2.952, ,21 0,67 C 893, ,64 0,35 B 3.705, ,25 0,87 E 3.122, ,19 0,70 C 1.428, ,85 0,58 C 1.604, ,13 0,58 C
8 98 Nama Ruas/ Segmen Sp.Jl.Gatot Subroto- Jl.Mulawarman- Jl.Mataram Jalan Gatot Subroto 1 (Pendekat Barat) Jalan Gatot Subroto 2 (Pendekat Timur) Jalan Mulawarman 3 (Pendekat Utara) Jalan Mataram 4 (Pendekat Selatan) Sp.Jl.Ahmad Yani- Jl.Mulawarman Jalan Ahmad Yani 1 Utara (Pendekat Utara) Jalan Ahmad Yani 2 Selatan (Pendekat Selatan) Jalan Mulawarman 3 (Pendekat Timur) Sumber : Hasil Analisis, 2014 Lanjutan Tabel 4.6 Kinerja Jalan Eksisting Tahun 2014 Arus Jam Puncak (smp/jam) Kapasitas (C) (smp/jam) Derajat Kejenuhan (DS) Tingkat Pelayanan Jalan 3.062, ,21 0,70 C ,21 0,89 E 1.258, ,15 0,45 C 390, ,15 0, , ,61 1,05 F 1.434, ,93 0,63 C ,63 0,72 C A Kecepatan perjalanan dan waktu tempuh Kecepatan perjalanan dan waktu tempuh kendaraan pada ruas-ruas jalan saat kondisi eksisting diperoleh dari data hasil survei perjalanan yang telah dilakukan (journey speed). Tabel 4.7 menunjukkan nilai kecepatan perjalanan dan waktu tempuh kendaraan pada ruas-ruas jalan saat kondisi eksisting di tahun 2014.
9 99 Tabel 4.7 Kecepatan Perjalanan dan Waktu Tempuh Kendaraan Eksisting Tahun 2014 Nama Ruas/ Segmen Sp.Jl.Ahmad Yani-Jl.Mulawarman 1 (Pend.U) ke Sp.Jl.Gatot Subroto- Jl.Ahmad Yani (Pend.S) Sp.Jl.Ahmad Yani-Jl.Mulawarman 2 (Pend.U) ke Sp.Jl.Gatot Subroto- Jl.Mulawarman-Jl.Mataram (Pend.B) Sp.Jl.Gatot Subroto-Jl.Mulawarman- 3 Jl.Mataram (Pend.U) ke Sp.Jl.Gatot Subroto- Jl.Ahmad Yani (Pend.B) Sp.Jl.Gatot Subroto-Jl.Ahmad Yani 4 (Pend.U) ke Sp.Jl.Cokroaminoto- Jl.Maruti (Pend.S) Sp.Jl.Gatot Subroto-Jl.Ahmad Yani 5 (Pend.U) ke Sp.Jl.Gatot Subroto- Jl.Cokroaminoto (Pend.B) Sp.Jl.Cokroaminoto-Jl.Maruti (Pend.T) 6 ke Sp.Jl.Gatot Subroto-Jl.Cokroaminoto (Pend.U) Sp.Jl.Gatot Subroto-Jl.Cokroaminoto 7 (Pend.B) ke Sp.Jl.Gatot Subroto- Jl.Ahmad Yani (Pend.T) Sp.Jl.Gatot Subroto-Jl.Cokroaminoto 8 (Pend.T) ke Sp.Jl.Gatot Subroto- Jl.Pidada-Jl.Bung Tomo (Pend.B) Sp.Jl.Gatot Subroto-Jl.Pidada-Jl.Bung 9 Tomo (Pend.B) ke Sp.Jl.Gatot Subroto- Jl.Cokroaminoto (Pend.T) Sp.Jl.Gatot Subroto-Jl.Cokroaminoto 10 (Pend.B) ke Sp.Jl.Cokroaminoto- Jl.Maruti (Pend.S) Sp.Jl.Gatot Subroto-Jl.Ahmad Yani 11 (Pend.B) ke Sp.Jl.Gatot Subroto- Jl.Mulawaram-Jl.Mataram (Pend.T) Sp.Jl.Gatot Subroto-Jl.Ahmad Yani 12 (Pend.T) ke Sp.Jl.Ahmad Yani- Jl.Mulawarman (Pend.U) Sp.Jl.Gatot Subroto-Jl.Mulawarman- 13 Jl.Mataram (Pend.T) ke Sp.Jl.Ahmad Yani-Jl.Mulawarman (Pend.U) Sumber : Hasil Analisis, 2014 Panjang Jalan (km) Kecepatan (km/jam) Waktu Tempuh (menit) 0,2 4,35 2,76 0,4 29,19 0,82 0,2 4,73 2,54 1,1 15,14 4,36 0,3 3,70 4,86 0,6 10,43 3,45 0,3 3,98 4,53 0,5 6,81 4,40 0,5 6,59 4,55 0,6 8,06 4, 47 0,2 5,68 2,11 0,2 4,95 2,42 0,4 25,47 0,94
10 100 Berdasarkan pada Tabel 4.7, kecepatan perjalanan pada Sp. Jl. Ahmad Yani-Jl. Mulawarman (Pend.U) ke Sp. Jl. Gatot Subroto-Jl. Mulawarman-Jl. Mataram (Pend.B) merupakan kecepatan perjalanan tercepat sedangkan Sp. Jl. Gatot Subroto-Jl. Ahmad Yani (Pend.U) ke Sp. Jl. Gatot Subroto-Jl. Cokroaminoto (Pend.B) merupakan kecepatan perjalanan terlambat. Untuk waktu tempuh perjalanan tercepat terjadi pada Sp. Jl. Ahmad Yani-Jl. Mulawarman (Pend.U) ke Sp. Jl. Gatot Subroto-Jl. Mulawarman-Jl. Mataram (Pend.B) dengan waktu tempuh sebesar 0,82 menit sedangkan waktu tempuh terlama terjadi pada Sp. Jl. Gatot Subroto-Jl. Ahmad Yani (Pend.U) ke Sp. Jl. Gatot Subroto-Jl. Cokroaminoto (Pend.B) dengan waktu tempuh, yaitu 4,86 menit. 4.3 Prediksi Volume Lalu Lintas Pertumbuhan lalu-lintas kendaraan pada suatu daerah dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain: pertumbuhan penduduk, pertumbuhan ekonomi, pertumbuhan kepemilikan kendaraan pribadi, pertumbuhan LHR dan pertumbuhan tata guna lahan. Prediksi volume lalu-lintas yang akan melewati ruas jalan Underpass sampai dengan umur proyek (20 tahun) dilakukan menurut pertumbuhan lalu-lintas normal (Normal Growth). Data faktor pertumbuhan lalulintas normal (Normal Growth Factor) yang digunakan yaitu: data pertumbuhan jumlah penduduk, pertumbuhan jumlah kendaraan pribadi, pertumbuhan LHR, pertumbuhan PDRB dan pertumbuhan inflasi. Pertumbuhan LHR ruas Jalan Gatot Subroto Timur pada kondisi eksisting dapat dilihat dari Tabel 4.3, dimana ratarata pertumbuhan LHR sebesar 12,95%. Sementara pertumbuhan ekonomi di
11 101 Provinsi Bali diwakili oleh pertumbuhan jumlah penduduk, pertumbuhan kepemilikan kendaraan pribadi, pertumbuhan PDRB dan pertumbuhan inflasi Kota Denpasar merupakan data yang diperoleh dari BPS Provinsi Bali dalam lima tahun terakhir (tahun ). PDRB adalah nilai produksi dari suatu wilayah yang terbagi dalam beberapa golongan usaha yakni: kelompok usaha pertanian, pertambangan dan penggalian, industri pengolahan, perdagangan hotel dan restoran, pengangkutan dan komunikasi serta lain-lainnya. Nilai-nilai tersebut dapat secara langsung mencerminkan kondisi ekonomi pada suatu daerah. Pada Provinsi Bali perkembangan PDRB baik itu Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) maupun Atas Dasar Harga Konstan (ADHK) mempunyai kecenderungan yang makin meningkat. Nilai-nilai tersebut terdistribusi dalam beberapa lapangan usaha yang dapat dilihat penyebarannya pada Tabel 4.8. Tabel 4.8 Distribusi Prosentase PDRB Bali Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Tahun Lapangan Usaha Laju PDRB (%) Pertanian 19,04 18,79 18,01 17,21 16,84 2 Pertambangan dan Penggalian 0,66 0,64 0,7 0,74 0,79 3 Industri Pengolahan 9,52 9,27 9,16 8,92 8,9 4 Listrik, Gas dan Air Bersih 2,04 1,93 1,88 1,93 2,03 5 Bangunan dan Konstruksi 4,93 4,58 4,52 4,65 5,18 6 Perdagangan, Hotel dan Restoran 28,5 29,64 30,06 30,66 30,23 7 Pengangkutan dan Komunikasi 12,71 13,59 14,41 14,44 14,65 Keuangan,Persewaan dan Jasa 8 Perusahaan 7,5 7,02 6,87 6,79 6,75 9 Jasa-jasa lain 15,1 14,54 14,4 14,67 14,63 PDRB Sumber : BPS Provinsi Bali, 2013
12 102 Berdasarkan Tabel 4.8 dapat diketahui bahwa sektor pariwisata memiliki pengaruh yang signifikan terhadap perekonomian di Provinsi Bali. Perkembangan pariwisata di Provinsi Bali yang pesat mempengaruhi sektor-sektor yang memiliki hubungan keterkaitan secara langsung dengan sektor pariwisata seperti: sektor perdagangan, hotel dan restoran dalam memberikan kontribusi pada PDRB. Tingkat pertumbuhan PDRB, jumlah kendaraan bermotor dan pertumbuhan penduduk dapat diketahui masing-masing besarnya dari Tabel 4.9, Tabel 4.10 dan Tabel Sementara untuk nilai laju inflasi Kota Denpasar dalam lima tahun terakhir ditunjukkan pada Tabel Tabel 4.9 Laju Pertumbuhan PDRB Bali Atas Dasar Harga Konstan (ADHK) 2000 Menurut Lapangan Usaha Tahun Lapangan Usaha Laju PDRB (%) Pertanian 2,36 5,68 1,77 2,22 3,37 2 Pertambangan dan Penggalian 6,88 5,27 19,43 10,51 15,25 3 Industri Pengolahan 7,09 5,43 6,08 3,12 6,04 4 Listrik, Gas dan Air bersih 6,36 4,71 6,88 7,35 9,08 5 Bangunan dan Konstruksi 11,78 0,91 7,37 7,88 18,67 6 Perdagangan, Hotel dan Restauran 8,3 6,24 6,39 8,69 5,65 7 Pengangkutan dan Komunikasi 7,83 5,09 5,77 5,97 7,56 8 Keuangan, Persewaan, Jasa persh. 3,23 2,63 7,47 6,22 9,18 9 Jasa-jasa lain 3,84 5,64 8,64 9,94 7,78 PDRB 5,97 5,33 5,83 6,49 6,65 Rata-rata (% per tahun) 6,05 Sumber : BPS Provinsi Bali, 2013 Pada Tabel 4.9 dapat dilihat bahwa pertumbuhan rata-rata PDRB Bali dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2012 sebesar 6,05%. Pertumbuhan PDRB ini dilihat dari beberapa lapangan usaha di Bali, yang terdiri dari: pertanian;
13 103 pertambangan dan penggalian; industri pengolahan; listrik, gas dan air bersih; bangunan konstruksi; perdagangan, hotel dan restoran; pengangkutan dan komunikasi; dan keuangan, persewaan dan jasa perusahaan. Tabel 4.10 adalah pertumbuhan jumlah kendaraan bermotor di Bali dari tahun Setiap tahunnya pertumbuhan jumlah kendaraan bermotor di Bali selalu mengalami peningkatan yang bervariasi, dari 7,02% (tahun 2009) sampai dengan 45,39% (tahun 2011). Dari data pertumbuhan jumlah kendaraan tersebut didapatkan rata-rata pertumbuhan jumlah kendaraan bermotor di Bali tahun sebesar 18,37%. Tabel 4.10 Pertumbuhan Jumlah Kendaraan Bermotor di Bali Tahun Jenis Kendaraan Jumlah Kendaraan Bermotor Sepeda Motor Mobil Penumpang Bus Truk Jumlah Pertumbuhan (%) 7,02 10,86 45,39 10,21 Pertumbuhan Rata-rata (%) 18,37 Sumber : BPS Provinsi Bali, 2013 Pertumbuhan penduduk Provinsi Bali dari tahun juga mengalami persentase pertumbuhan yang bervariasi setiap tahunnya, dengan persentase pertumbuhan penduduk sebesar 1,97%. Pertumbuhan penduduk terbesar terjadi pada tahun 2012 sebesar 3,18% dengan jumlah penduduk
14 jiwa sedangkan pada tahun 2011 merupakan pertumbuhan penduduk terkecil, yaitu 1,43%. 1 Tabel 4.11 Pertumbuhan Jumlah Penduduk Provinsi Bali Tahun Variabel Jml. Penduduk (jiwa) Tahun Pertumbuhan (%) Pertumbuhan Rata-rata (%) Sumber : BPS Provinsi Bali, ,82 1,45 1,43 3,18 1,97 Laju inflasi Kota Denpasar tahun dapat dilihat pada Tabel Pertumbuhan rata-rata laju inflasi Kota Denpasar tahun sebesar 6,11% dengan laju inflasi yang bervariasi setiap tahunnya. Laju inflasi terbesar terjadi pada tahun dengan laju inflasi 9,62%, sedangkan pada tahun merupakan tahun dengan laju inflasi terkecil, yaitu 3,75%. Tabel 4.12 Laju Inflasi Kota Denpasar Tahun Variabel Tahun Laju Inflasi (%) 9,62 4,37 8,1 3,75 4,71 Pertumbuhan Rata-rata (%) Sumber : BPS Provinsi Bali, ,11 Dari beberapa variabel yang telah dihitung maka diketahui bahwa tingkat pertumbuhan penduduk berada pada posisi terendah dengan nilai sebesar
15 105 1,97% kemudian disusul oleh pertumbuhan pertumbuhan PDRB sebesar 6,05%, pertumbuhan inflasi sebesar 6,11%, pertumbuhan LHR sebesar 12,95% dan pada posisi tertinggi adalah pertumbuhan jumlah kendaraan bermotor yang besarnya mencapai 18,37%. Rekapitulasi tingkat pertumbuhan ditunjukkan pada Tabel Tabel 4.13 Rekapitulasi Prediksi Tingkat Pertumbuhan Variabel Tingkat Pertumbuhan (i) (% per tahun) 1 Pertumbuhan Jumlah Penduduk 1,97 2 Pertumbuhan LHR 12,95 3 Pertumbuhan PDRB 6,05 4 Pertumbuhan Jml Kend Bermotor 18,37 5 Pertumbuhan Inflasi 6,11 Sumber : Hasil Analisis, Perhitungan Nilai Waktu Pendekatan yang digunakan dalam perhitungan nilai waktu pada studi ini adalah pendapatan per kapita dari PDRB Provinsi Bali. Data pendapatan per kapita Provinsi Bali serta tingkat pertumbuhannya sejak tahun 2008 hingga tahun 2012 ditunjukkan pada Tabel 4.13 diatas, dimana rata-rata tingkat pertumbuhannya sebesar 6,05% per tahun. Prediksi PDRB per kapita untuk tahun 2014 (berdasarkan pertumbuhan sebesar 6,05%) sebesar: = Rp ,00 ( 1 + 6,05% ) 2 = Rp ,30 Asumsi jam kerja setahun adalah 8 jam x 25 x 12 = jam Diperoleh PDRB per kapita tahun 2014 sebesar Rp 3.798,79 per jam.
16 Data Harga Komponen BOK Data harga kendaraan serta komponen BOK menurut jenis kendaraan yang digunakan untuk mewakili moda transportasi yang melintasi ruas-ruas jalan pada kondisi sebelum dan sesudah pembangunan underpass pada simpang Jl. Gatot Subroto-Jl. Ahmad Yani dapat dilihat pada Tabel Tabel 4.14 Harga Komponen BOK Komponen BOK Satuan Harga Satuan (Rp.) 1 Harga Kendaraan Sedan unit ,00 Utiliti unit ,00 Bus Kecil unit ,00 Bus Besar unit ,00 Truk Ringan unit ,00 Truk Sedang unit ,00 Truk Besar unit ,00 2 Harga Ban Ban untuk Sedan buah ,00 Ban untuk Utiliti buah ,00 Ban untuk Bus Kecil buah ,00 Ban untuk Bus Besar buah ,00 Ban untuk Truk Ringan buah ,00 Ban untuk Truk Sedang buah ,00 Ban untuk Truk Besar buah ,00 3 Premium liter 6.500,00 4 Solar liter 5.500,00 5 Oli (untuk mesin bensin) liter ,00 6 Oli (untuk mesin solar) liter ,00 7 Upah mekanik jam ,00 8 Asuransi tahun 3,8 % 9 Biaya Overhead 10% Sumber : Hasil Survei, 2014
17 Data Biaya Proyek Biaya rencana pembangunan underpass pada simpang Jl. Gatot Subroto-Jl. Ahmad Yani dalam studi ini meliputi: perakiraan biaya pembebasan lahan, konstruksi jalan dan biaya pengelolaan yang terdiri atas: biaya operasional dan pemeliharaan rutin Biaya pembebasan lahan Besar biaya pembebasan lahan mengacu pada Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) per wilayah di lokasi pembangunan underpass. NJOP yang dipergunakan dalam studi ini diperoleh dari data sekunder dan dapat dilihat pada Tabel 4.15 dan Tabel Berdasarkan data tersebut biaya pembebasan tanah dan bangunan memiliki biaya yang bervariasi. Biaya pembebasan tanah terbesar adalah pabrik, perkantoran swasta dan ruko/apotik/pasar serta tanah kavling sebesar Rp ,00/m 2, sedangkan biaya terendah adalah gedung pemerintahan, yaitu Rp ,00/m 2. Untuk biaya pembebasan bangunan, ruko/apotik/pasar merupakan adalah biaya yang paling besar, yaitu Rp ,00/m 2 sedangkan gedung pemerintahan merupakan biaya pembebasan bangunan terkecil, yaitu Rp ,00/m 2. Tabel 4.15 Harga Tanah atau Bangunan pada Daerah Studi Berdasarkan NJOP Harga Tanah/Bangunan Tanah (Rp/m 2 ) Bangunan (Rp/m 2 ) 1 Gedung Pemerintah , ,00 2 Perumahan , ,00 3 Pabrik , ,00 4 Perkantoran Swasta , ,00 5 Ruko/Apotik/Pasar , ,00 6 Tanah kavling ,00 - Sumber : Dinas PU Provinsi Bali, 2014
18 108 Tabel 4.16 Harga Tanah atau Bangunan pada Daerah Studi Berdasarkan Harga Pasar Harga Tanah/Bangunan Tanah (Rp/m 2 ) Bangunan (Rp/m 2 ) 1 Gatot Subroto , ,00 2 Cokroaminoto , ,00 3 Ahmad Yani , ,00 4 Pidada , ,00 5 Bung Tomo , ,00 6 Simpang ,00 - Sumber : Dinas PU Provinsi Bali, 2014 Biaya pembebasan lahan telah termasuk biaya ganti rugi bangunan, tanaman dan relokasi utilitas yang ada sepanjang trase rencana proyek. Besar biaya pembebasan lahan ditunjukkan pada Tabel Dimana beberapa lahan yang mengalami pelebaran merupakan milik pemerintah Kota Denpasar sehingga tidak termasuk dalam perhitungan biaya pembebasan lahan jalan. Berdasarkan Tabel 4.17 diketahui bahwa biaya terbesar dalam pembebasan lahan jalan terjadi pada wilayah Terminal Ubung sebesar Rp ,00 dengan pelebaran tujuh meter, panjang 200 meter, luas m 2 dan pembebasan tanah/bangunan adalah Rp ,00 per m 2. Sementara biaya pembebasan lahan jalan terendah terjadi pada wilayah Maruti sebesar Rp ,00 dengan pelebaran dua meter, panjang 100 meter, luas 200 m 2 dan pembebasan tanah/bangunan adalah Rp ,00 per m 2. Dari hasil analisis maka total biaya pembebasan lahan jalan untuk pembangunan underpass pada simpang Jl. Gatot Subroto-Jl. Ahmad Yani di Kota Denpasar sebesar Rp ,00.
19 109 Wilayah Tabel 4.17 Biaya Pembebasan Lahan Jalan Pelebaran (m) Panjang (m) Luas (m 2 ) Harga Tanah Bangunan (Rp./m 2 ) Harga (Rp.) 1 A.Yani Selatan 1, , ,00 2 Maruti 2, , ,00 1, , , ,00 3 Bung Tomo 0, , ,00 0, , , ,00 4 Pidada 3, , ,00 5 Terminal Ubung 7, , ,00 6 Cokro Utara 0, , ,00 7 Cokro Selatan 2, , ,00 8 Gatsu-A.Yani 0, , ,00 9 Gatsu- Mulawarman 2, , Gatsu Timur- Mulawarman 6, A.Yani Utara 0, ,5 2,526,000,00 329,643,000,00 12 Mataram 9, Perbaikan radius simpang 625 9,850,000,00 6,156,250,000,00 Jumlah Biaya 15,050,994,400,00 PPN 10% 1,505,099,440,00 Total Jumlah Biaya 16,556,093,840,00 Sumber : Dinas PU Provinsi Bali, Biaya konstruksi jalan Biaya konstruksi underpass meliputi biaya umum, pekerjaan saluran drainase, tanah, pelebaran perkerasan jalan, pekerasan berbutir, pekerasan aspal, struktur, pengembalian kondisi dan pekerjaan minor termasuk biaya studi, Detail Engineering Design (DED) hingga pengawasan ditunjukkan pada Tabel Biaya konstruksi underpass menghabiskan dana sebesar Rp ,00, dengan pembiayaan terbesar terjadi pada struktur jalan sebesar Rp.
20 ,00, sedangkan pembiayaan terkecil adalah pekerjaan harian dengan biaya sebesar Rp ,00. Tabel 4.18 Biaya Konstruksi Underpass Uraian Pekerjaan Biaya (Rp.) 1 Umum ,00 2 Drainase ,00 3 Pekerjaan Tanah ,00 4 Pelebaran Pekerasan Jalan ,00 5 Pekerasan Berbutir ,00 6 Pekerasan Aspal ,00 7 Struktur ,00 8 Pengembalian Kondisi dan Pekerjaan Minor ,00 9 Pekerjaan Harian ,00 10 Pekerjaan Pemeliharaan Rutin ,00 Jumlah Harga Pekerjaan ,00 PPN 10 % ,00 Jumlah Total Harga Pekerjaan ,00 Sumber : Dinas PU Provinsi Bali, 2012 dan Hasil Analisis, Biaya operasional dan pemeliharaan Biaya operasional dan pemeliharaan untuk underpass meliputi: 1. Biaya operasional dan pemeliharaan jalan rutin yang dilakukan tiap tahun selama masa analisis (20 tahun). Pemeliharaan rutin tersebut meliputi: perawatan marka jalan, perawatan pekerasan jalan, perawatan saluran drainase dan perawatan taman jalan. Biaya ini diambil sebesar 5% dari biaya konstruksi. 2. Biaya pemeliharaan jalan periodik yang dilakukan tiap lima tahun selama masa analisis (20 tahun). Pemeliharaan periodik ini meliputi: overlay jalan. Besar biaya tersebut diambil sebesar 15% dari biaya konstruksi.
BAB IV HASIL PENELITIAN. kebutuhan pada pembahasan pada Bab berikutnya. Adapun data-data tersebut. yang diambil seperti yang tertuang dibawah ini.
BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Umum Pengumpulan data pada tesis ini diambil dari instansi terkait serta dari laporan-laporan terdahulu yang semuanya itu akan berhubungan serta menunjang pelaporan tesis pada
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. dari tahap awal sampai dengan tahap akhir. Pada bab ini akan dijelaskan langkah
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tahapan Penelitian Tahapan penelitian mencakup keseluruhan langkah pelaksanaan penelitian dari tahap awal sampai dengan tahap akhir. Pada bab ini akan dijelaskan langkah kerja
Lebih terperinciDAFTAR ISI. SAMPUL DALAM... i. PRASYARAT GELAR... ii. LEMBAR PERSETUJUAN... iii. PENETAPAN PANITIA PENGUJI... iv. UCAPAN TERIMAKASIH...
DAFTAR ISI Halaman SAMPUL DALAM... i PRASYARAT GELAR... ii LEMBAR PERSETUJUAN... iii PENETAPAN PANITIA PENGUJI... iv UCAPAN TERIMAKASIH... v ABSTRAK... vii ABSTRACK... viii DAFTAR ISI... ix DAFTAR GAMBAR...
Lebih terperinciDAFTAR ISI. Halaman Judul Pengesahan Persetujuan Motto dan Persembahan ABSTRAK ABSTRACT KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI Halaman Judul i Pengesahan ii Persetujuan iii Motto dan Persembahan iv ABSTRAK v ABSTRACT vi KATA PENGANTAR vii DAFTAR ISI ix DAFTAR TABEL xiii DAFTAR GAMBAR xv DAFTAR LAMPIRAN xvi DAFTAR NOTASI
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI) 1997, jalan perkotaan
21 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Jalan Perkotaan Menurut Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI) 1997, jalan perkotaan merupakan segmen jalan yang mempunyai perkembangan secara permanen dan menerus sepanjang
Lebih terperinciKata Kunci : Kinerja Ruas Jalan, Derajat Kejenuhan, Tingkat Pelayanan, Sistem Satu Arah
ABSTRAK Sistem satu arah merupakan suatu pola lalu lintas dimana dilakukan perubahan pada jalan dua arah menjadi jalan satu arah. Perubahan pola lalu lintas ini berfungsi untuk meningkatkan kapasitas jalan
Lebih terperinciBAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN. mengenai rekapitulasi untuk total semua jenis kendaraan, volume lalulintas harian
BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Untuk menganalisa lalulintas pada ruas jalan Jatiwaringin diperlukan data lalulintas pada lajur jalan tersebut. Dalam bab ini dibahas hasil dari penelitian
Lebih terperinciEVALUASI KORIDOR JALAN KARANGMENJANGAN JALAN RAYA NGINDEN SEBAGAI JALAN ARTERI SEKUNDER. Jalan Karangmenjangan Jalan Raya BAB I
EVALUASI KORIDOR JALAN KARANGMENJANGAN JALAN RAYA NGINDEN SEBAGAI JALAN ARTERI SEKUNDER BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Jalan Karangmenjangan Jalan Raya Nginden jika dilihat berdasarkan Dinas PU
Lebih terperinciPENGARUH HAMBATAN SAMPING TERHADAP KINERJA RUAS JALAN RAYA SESETAN
PENGARUH HAMBATAN SAMPING TERHADAP KINERJA RUAS JALAN RAYA SESETAN TUGAS AKHIR Oleh : IDA BAGUS DEDY SANJAYA 0519151030 JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS UDAYANA 2016 PERNYATAAN Dengan ini
Lebih terperinciBAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Data Hotel Malioboro. yang menampung sebanyak 12 unit kendaraan mobil penumpang. Luas lahan. B. Data Geometri Jalan
29 BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Data Hotel Malioboro Hotel direncanakan memliki kamar sebanyak 30 unit dan fasilitas parkir yang menampung sebanyak 12 unit kendaraan mobil penumpang. Luas lahan sekitar
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Dalam studi ini, ruas Jalan Hayam Wuruk, Raya, Jalan Cokroaminoto, Jalan
3.1 Lokasi Penelitian III. METODE PENELITIAN Dalam studi ini, ruas Jalan Hayam Wuruk, Raya, Jalan Cokroaminoto, Jalan Gatotsubroto Barat dan Jalan Raya Sesetan diambil sebagai tempat studi karena pada
Lebih terperinciANALISIS KINERJA JALAN KOMYOS SUDARSO PONTIANAK
ANALISIS KINERJA JALAN KOMYOS SUDARSO PONTIANAK U. Winda Dwi Septia 1) Abstrak Jalan-jalan yang ada di Kota Pontianak merupakan salah satu sarana perhubungan bagi distribusi arus lalu lintas, baik angkutan
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN
21 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Umum Metodologi penelitian merupakan suatu cara bagi seorang peneliti untuk mendapatkan data yang dibutuhkan kemudian selanjutnya data dapat digunakan dan dianalisa sehingga
Lebih terperinciEVALUASI KINERJA RUAS JALAN DI JALAN SUMPAH PEMUDA KOTA SURAKARTA (Study kasus : Kampus UNISRI sampai dengan Kantor Kelurahan Mojosongo) Sumina
EVALUASI KINERJA RUAS JALAN DI JALAN SUMPAH PEMUDA KOTA SURAKARTA (Study kasus Kampus UNISRI sampai dengan Kantor Kelurahan Mojosongo) Sumina Abstrak Pertumbuhan jumlah kendaraan yang tinggi berdampak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. oleh Negara Negara yang telah maju maupun oleh Negara yang sedang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Transportasi merupakan masalah yang selalu dihadapi baik oleh Negara Negara yang telah maju maupun oleh Negara yang sedang berkembang seperti Indonesia,
Lebih terperinciPERENCANAAN JEMBATAN LAYANG UNTUK PERTEMUAN JALAN MAYOR ALIANYANG DENGAN JALAN SOEKARNO-HATTA KABUPATEN KUBU RAYA
Restu RiaRestiana 1), Teddy Ariyadi 2), Siti Mayuni 2) Abstrak Pada pertemuan dua jalan arteri primer diharapkan tidak terjadi hambatan arus lalu lintas, dimana kendaraan dapat bergerak bebas. Jalan Soekarno-Hatta
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI Lokasi Studi
BAB III METODOLOGI 3.1. Lokasi Studi Lokasi Studi ini berada di wilayah Kecamatan Klojen Kota Malang. Jalan Kawi mempunyai panjang jalan dengan total 925 m dan mempunyai dua jenis tipe jalan terlihat digambar
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi dan Karateristik Jalan Perkotaan Menurut MKJI 1997, jalan perkotaan adalah jalan yang terdapat perkembangan secara permanen dan menerus di sepanjang atau hampir
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Waktu Penelitian yaitu pada jam-jam sibuk sekitar jam 06:00 sampai jam
BAB III 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Waktu Penelitian yaitu pada jam-jam sibuk sekitar jam 06:00 sampai jam 11:00, jam 13:00-14:00 WIB sebagai pembanding pada jam 16:00-18:00 WIB pada hari Senin sebagai
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 UMUM Metode penelitian adalah kegiatan yang komprehensif, yaitu perpaduan jenis penelitian, sampling, pengumpulan dan analisis data, serta penulisan ilmiah. Oleh karena itu
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
BAB III LANDASAN TEORI 3.1 JALAN Berdasarkan Undang Undang Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2004 Tentang Jalan, jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan, termasuk bangunan
Lebih terperinciGambar 4.1 Potongan Melintang Jalan
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Geometrik Jalan Jalan Arif Rahman Hakim merupakan jalan kolektor primer yang merupakan salah satu jalan menuju pusat Kota Gororntalo. Segmen yang menjadi objek
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. merupakan jalur utama perekonomian Jawa Bali Nusa Tenggara. Seiring
BAB V PEMBAHASAN 5.1 Kondisi Jalan Eksisting Saat Ini Ruas Jalan eksisting Tabanan Antosari merupakan jalur utama yang menghubungkan wilayah Bali Barat dengan wilayah Bali Timur dan juga merupakan jalur
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam bab metodologi penelitian ini akan disampaikan bagan alir dimana dalam bagan alir ini menjelaskan tahapan penelitian yang dilakukan dan langkah-langkah apa saja yang
Lebih terperinciBAB IV ANALISA DAN PENGOLAHAN DATA
BAB IV ANALISA DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Tinjauan Umum Analisa yang mendalam akan menentukan perencanaan yang matang dan tepat. Dalam Perencanaan Akses Menuju Terminal Baru Bandara Internasional Ahmad Yani
Lebih terperinciPerencanaan Geometrik & Perkerasan Jalan PENDAHULUAN
PENDAHULUAN Angkutan jalan merupakan salah satu jenis angkutan, sehingga jaringan jalan semestinya ditinjau sebagai bagian dari sistem angkutan/transportasi secara keseluruhan. Moda jalan merupakan jenis
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Lokasi Penelitian terletak di Kotamadya Denpasar yaitu ruas jalan
III-1 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Lokasi Penelitian terletak di Kotamadya Denpasar yaitu ruas jalan Waturenggong dengan panjang ±1212m yang merupakan masuk dalam kategori tipe jalan perkotaan
Lebih terperinciABSTRAK. : Biaya Perjalanan, Tundaan.
ABSTRAK Sebagai destinasi pariwisata utama pulau Bali, Kabupaten Badung merupakan salah satu kota wisata yang paling banyak diminati para wisatawan manca negara dan wisatawan nusantara. Disamping dampak
Lebih terperinciANALISIS KINERJA RUAS JALAN MENURUT MKJI 1997 ( Studi Kasus : Jalan Sulawesi Denpasar, Bali ) Oleh : Ngakan Putu Ari Kurniadhi NPM.
1 ANALISIS KINERJA RUAS JALAN MENURUT MKJI 1997 ( Studi Kasus : Jalan Sulawesi Denpasar, Bali ) Laporan Tugas Akhir Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dari Universitas Atma Jaya Yogyakarta
Lebih terperinciJURNAL ANALISA KAPASITAS DAN TINGKAT PELAYANAN RUAS JALAN H.B YASIN BERDASARKAN MKJI Oleh RAHIMA AHMAD NIM:
JURNAL ANALISA KAPASITAS DAN TINGKAT PELAYANAN RUAS JALAN H.B YASIN BERDASARKAN MKJI 1997 Oleh RAHIMA AHMAD NIM:5114 10 094 Jurnal ini telah disetujui dan telah diterima oleh dosen pembimbing sebagai salah
Lebih terperinciEVALUASI KINERJA RUAS JALAN IR. H. JUANDA, BANDUNG
EVALUASI KINERJA RUAS JALAN IR. H. JUANDA, BANDUNG Rio Reymond Manurung NRP: 0721029 Pembimbing: Tan Lie Ing, S.T.,M.T. FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA BANDUNG ABSTRAK
Lebih terperinciSTUDI KECEPATAN DAN DERAJAT KEJENUHAN JALAN TOL RUAS PASTEUR BAROS
STUDI KECEPATAN DAN DERAJAT KEJENUHAN JALAN TOL RUAS PASTEUR BAROS Patra Bangun Nagara NRP : 9721063 NIRM : 41077011970298 Pembimbing : Ir. Silvia Sukirman FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS
Lebih terperincitidak berubah pada tanjakan 3% dan bahkan tidak terlalu
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Umum Analisis lalu lintas merupakan penentuan kinerja segmen jalan akibat kebutuhan lalu-lintas yang ada. Menurut Oglesby dan Hicks (1988) bahwa kecepatan mobil penumpang tidak
Lebih terperinciJURNAL ANALISIS KINERJA RUAS JALAN STUDI KASUS : JALAN WATURENGGONG DI KOTA DENPASAR
JURNAL ANALISIS KINERJA RUAS JALAN STUDI KASUS : JALAN WATURENGGONG DI KOTA DENPASAR Abdul Rahman 1, D.A.N Sri Astuti, ST.,MT 2, A.A.S. Dewi Rahadiani, ST.,MT 2 1. Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Fakultas
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. Tipe jalan pada jalan perkotaan adalah sebagai berikut ini.
BAB II DASAR TEORI 2.1. Umum Jalan merupakan prasarana transportasi darat yang memegang peranan penting dalam konektifitas suatu daerah, sehingga kegiatan distribusi barang dan jasa dapat dilakukan secara
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. yang dibutuhkan yang selanjutnya dapat digunakan untuk dianalisa sehingga
19 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Umum Metodologi penelitian adalah suatu cara bagi peneliti untuk mendapatkan data yang dibutuhkan yang selanjutnya dapat digunakan untuk dianalisa sehingga memperoleh
Lebih terperinciPENGANTAR TRANSPORTASI
PENGANTAR TRANSPORTASI KINERJA PELAYANAN TRANSPORTASI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA Jl. Boulevard Bintaro Sektor 7, Bintaro Jaya Tangerang Selatan 15224 KARAKTERISTIK ARUS LALU LINTAS FASILITAS ARUS TERGANGGU
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI. Pada bagian berikut ini disampaikan Bagan Alir dari Program Kerja.
3.1 Bagan Alir Program Kerja BAB III METODOLOGI Pada bagian berikut ini disampaikan Bagan Alir dari Program Kerja. Persiapan Penyusunan Program Kerja dan Metodologi Data Sekunder Pengumpulan Data Data
Lebih terperinciPengaruh Variasi Nilai emp Sepeda Motor Terhadap Kinerja Ruas Jalan Raya Cilember-Raya Cibabat, Cimahi ABSTRAK
Pengaruh Variasi Nilai emp Sepeda Motor Terhadap Kinerja Ruas Jalan Raya Cilember-Raya Cibabat, Cimahi Aan Prabowo NRP : 0121087 Pembimbing : Silvia Sukirman, Ir. ABSTRAK Sepeda motor merupakan suatu moda
Lebih terperinciIV. DATA PENELITIAN. Beberapa data primer yang diperoleh melalui survei langsung di lapangan meliputi kondisi
61 IV. DATA PENELITIAN A. Pengumpulan Data Data yang digunakan dalam analisis yakni terdiri dari data primer dan data sekunder. Beberapa data primer yang diperoleh melalui survei langsung di lapangan meliputi
Lebih terperinciBAB IV PENGOLAHAN DATA DAN ANALISA
BAB IV PENGOLAHAN DATA DAN ANALISA 4.1 UMUM Analisa kinerja lalu lintas dilakukan untuk mengetahui tingkat pelayanan, dan dimaksudkan untuk melihat apakah suatu jalan masih mampu memberikan pelayanan yang
Lebih terperinciMANAJEMEN LALU LINTAS AKIBAT BEROPERASINYA TERMINAL TIPE C KENDUNG BENOWO SURABAYA
MANAJEMEN LALU LINTAS AKIBAT BEROPERASINYA TERMINAL TIPE C KENDUNG BENOWO SURABAYA Ratih Widyastuti Nugraha 3108 100 611 Abstrak Pemerintah kota Surabaya membangun beberapa terminal baru. Salah satu terminal
Lebih terperinciANALISIS KARAKTERISTIK PARKIR PINGGIR JALAN (ON STREET PARKING) DAN PENGARUHNYA TERHADAP KINERJA JALAN (STUDI KASUS: JALAN LEGIAN)
ANALISIS KARAKTERISTIK PARKIR PINGGIR JALAN (ON STREET PARKING) DAN PENGARUHNYA TERHADAP KINERJA RUAS JALAN (STUDI KASUS: JALAN LEGIAN) TUGAS AKHIR OLEH : I GEDE MUDASTRA WAESNAWA (1004105036) JURUSAN
Lebih terperinciBAB IV PENGUMPULAN DAN PENYAJIAN DATA
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENYAJIAN DATA 4.1 DASAR-DASAR PENGUMPULAN DATA Perancangan simpang yang individual atau tidak terkoordinasi dengan simpang lainnya pada prinsipnya hanya dipengaruhi oleh kendaraan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Menurut Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI) tahun 1997, ruas jalan
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Istilah Jalan 1. Jalan Luar Kota Menurut Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI) tahun 1997, ruas jalan merupakan semua bagian dari jalur gerak (termasuk perkerasan),
Lebih terperinciBAB 3 PARAMETER PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN
BAB 3 PARAMETER PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN 3.1. Kendaraan Rencana Kendaraan rencana adalah kendaraan yang merupakan wakil dari kelompoknya. Dalam perencanaan geometrik jalan, ukuran lebar kendaraan rencana
Lebih terperinciUCAPAN TERIMA KASIH. Bukit Jimbaran, Maret Penulis
UCAPAN TERIMA KASIH Puji syukur dipanjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat-nyalah, Tugas Akhir yang berjudul Analisis Biaya Kemacetan Akibat Tundaan Lalu Lintas (Studi Kasus : Ruas
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Lokasi yang dipilih dalam penelitian ini adalah kawasan Jalan Teuku Umar Kota
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Lingkup Kawasan Penelitian Lokasi yang dipilih dalam penelitian ini adalah kawasan Jalan Teuku Umar Kota Bandar Lampung. Pemilihan ini didasarkan atas kondisi ruas jalan yang
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI. untuk mengetahui pengaruh yang terjadi pada jalan tersebut akibat pembangunan jalur
BAB 3 METODOLOGI 3.1. Pendekatan Penelitian Pada tahap awal dilakukan pengamatan terhadap lokasi jalan yang akan diteliti untuk mengetahui pengaruh yang terjadi pada jalan tersebut akibat pembangunan jalur
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. terbaru (2008), Evaluasi adalah penilaian. pelayanan adalah kemampuan ruas jalan dan/atau persimpangan untuk
9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Umum Menurut Ahmad a.k muda dalam kamus saku bahasa Indonesia edisi terbaru (2008), Evaluasi adalah penilaian. Menurut Peraturan Menteri Perhubungan No. KM 14 Tahun
Lebih terperinciBAB IV PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA
BAB IV PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA 4.1. TINJAUAN UMUM Dalam pengolahan data ini, data-data yang dibutuhkan adalah : 1. Data Jumlah Mahasiswa pada setiap Fakultas Menggunakan data tersebut karena mahasiswa
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi dan Fungsi Jalan Sesuai dengan Undang-Undang No. 22 tahun 2009 dan menurut Peraturan Pemerintah No. 34 tahun 2006, sistem jaringan jalan di Indonesia dapat dibedakan
Lebih terperinciJurnal Spektran Vol.4, No.1, Januari 2016
STUDI KELAYAKAN EKONOMI PEMBANGUNAN UNDERPASS PADA SIMPANG JL. GATOT SUBROTO-JL. AHMAD YANI DI KOTA DENPASAR Lina Sarasdevi Santosa 1, P. Alit Suthanaya 2, I B. Rai Adnyana 2 Abstrak : Berdasarkan data
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Kinerja atau tingkat pelayanan jalan menurut US-HCM adalah ukuran. Kinerja ruas jalan pada umumnya dapat dinyatakan dalam kecepatan,
5 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kinerja (Level of Services) Kinerja atau tingkat pelayanan jalan menurut US-HCM adalah ukuran kualitatif yang digunakan di Amerika dan menerangkan kondisi operasional dalam arus
Lebih terperinciKata Kunci : Parkir di Pinggir Jalan, Kinerja Ruas Jalan, dan BOK.
i ii ABSTRAK Semakin pesatnya perkembangan suatu wilayah maka akan diikuti pula dengan meningkatnya pergerakan yang terjadi di wilayah tersebut. Seperti yang terjadi di Kabupaten Badung khususnya di Kelurahan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
29 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 1.1. Volume Lalu Lintas Hasil penelitian yang dilaksanakan selama seminggu di ruas Jalan Mutiara Kecamatan Banggai Kabupaten Banggai Kepulauan khususnya sepanjang 18 m pada
Lebih terperinciterjadi, seperti rumah makan, pabrik, atau perkampungan (kios kecil dan kedai
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Analisis Operasional dan Perencanaan Jalan Luar Kota Analisis operasional merupakan analisis pelayanan suatu segmen jalan akibat kebutuhan lalu-lintas sekarang atau yang diperkirakan
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 4.1. Umum Untuk menganalisa lalu lintas pada ruas jalan Ir. H. Djuanda (Dago) diperlukan data lalu lintas pada lajur jalan tersebut. Dalam bab ini akan dibahas hasil
Lebih terperinciSTUDI PUSTAKA PENGUMPULAN DATA SURVEI WAKTU TEMPUH PENGOLAHAN DATA. Melakukan klasifikasi dalam bentuk tabel dan grafik ANALISIS DATA
STUDI PUSTAKA PENGUMPULAN DATA SURVEI VOLUME DAN JENIS KENDARAAN SURVEI WAKTU TEMPUH SURVEI DATA GEOMETRIK PENGOLAHAN DATA Melakukan klasifikasi dalam bentuk tabel dan grafik ANALISIS DATA Analisis perhitungan
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI. manajemen sampai pengoperasian jalan (Sukirman 1994).
BAB III LANDASAN TEORI 3.1.Volume Lalu Lintas Volume lalu lintas adalah banyaknya kendaraan yang melewati suatu titik atau garis tertentu pada suatu penampang melintang jalan.data pencacahan volume lalu
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hambatan Samping Berdasarkan Manual Kapasitas Jalan Indonesia (1997), hambatan samping adalah dampak terhadap kinerja lalu lintas akibat kegiatan di sisi jalan. Aktivitas samping
Lebih terperinciSTUDI KAPASITAS, KECEPATAN DAN DERAJAT KEJENUHAN PADA JALAN LEMBONG, BANDUNG MENGGUNAKAN METODE MKJI 1997
STUDI KAPASITAS, KECEPATAN DAN DERAJAT KEJENUHAN PADA JALAN LEMBONG, BANDUNG MENGGUNAKAN METODE MKJI 1997 Julius Harpariadi NRP : 9821059 Pembimbing : Ir. Silvia Sukirman FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK
Lebih terperinciEVALUASI KINERJA JALAN PADA PENERAPAN SISTEM SATU ARAH DI KOTA BOGOR
EVALUASI KINERJA JALAN PADA PENERAPAN SISTEM SATU ARAH DI KOTA BOGOR Riyadi Suhandi, Budi Arief, Andi Rahmah 3 ABSTAK Penerapan jalur Sistem Satu Arah (SSA pada ruas jalan yang melingkari Istana Kepresidenan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Umum Latar belakang kebutuhan akan perpindahan dalam suatu masyarakat, baik orang maupun barang menimbulkan pengangkutan. Untuk itu diperlukan alat-alat angkut, dan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Volume Lalu-lintas Menurut Hobbs (1995), volume adalah sebuah perubah (variabel) yang paling penting pada teknik Lalu-lintas, dan pada dasarnya merupakan proses perhitungan
Lebih terperinciANALISIS EFEKTIVITAS ZONA SELAMAT SEKOLAH DAN KINERJA RUAS JALAN
ANALISIS EFEKTIVITAS ZONA SELAMAT SEKOLAH DAN KINERJA RUAS JALAN ( STUDI KASUS: ZOSS SD NEGERI 1 UBUNG ) TUGAS AKHIR Oleh : I Gede Gita Narayana 1104105049 JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS
Lebih terperinciNursyamsu Hidayat, Ph.D.
Civil Engineering Diploma Program Vocational School Gadjah Mada University Nursyamsu Hidayat, Ph.D. Analisa jaringan jalan dibagi atas beberapa komponen: Segmen jalan Simpang bersinyal Simpang tidak bersinyal
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Transportasi Makro Perencanaan sistem transportasi pada dasarnya memperkirakan kebutuhan transportasi dimasa yang akan datang. Dalam perencanaan sistem transportasi makro
Lebih terperinciANALISIS KAPASITAS, TINGKAT PELAYANAN, KINERJA DAN PENGARUH PEMBUATAN MEDIAN JALAN. Adhi Muhtadi ABSTRAK
Analisis Kapasitas, Tingkat Pelayanan, Kinerja dan 43 Pengaruh Pembuatan Median Jalan ANALISIS KAPASITAS, TINGKAT PELAYANAN, KINERJA DAN PENGARUH PEMBUATAN MEDIAN JALAN Adhi Muhtadi ABSTRAK Pada saat ini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kota Medan merupakan salah satu kota terbesar di Indonesia yang sangat
1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN Kota Medan merupakan salah satu kota terbesar di Indonesia yang sangat membutuhkan transportasi untuk perputaran roda ekonominya. Pada tahun 2012 tercatat bahwa penduduk
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN TAPANULI UTARA DARI SISI PDRB SEKTORAL TAHUN 2013
BPS KABUPATEN TAPANULI UTARA No. 08/07/1205/Th. VI, 06 Oktober 2014 PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN TAPANULI UTARA DARI SISI PDRB SEKTORAL TAHUN 2013 Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Tapanuli Utara yang diukur
Lebih terperinciSTUDI PENANGANAN JALAN RUAS BUNDER LEGUNDI AKIBAT PEKEMBANGAN LALU - LINTAS
Program Studi MMTITS, Surabaya 3 Pebruari 2007 STUDI PENANGANAN JALAN RUAS BUNDER LEGUNDI AKIBAT PEKEMBANGAN LALU LINTAS Hery Wiriantoro Program Studi Magister Manajemen Teknologi Institut Teknologi Sepuluh
Lebih terperinciSTUDI VOLUME, KECEPATAN, KERAPATAN, DAN DERAJAT KEJENUHAN PADA RUAS JALAN TERUSAN PASIRKOJA, BANDUNG
STUDI VOLUME, KECEPATAN, KERAPATAN, DAN DERAJAT KEJENUHAN PADA RUAS JALAN TERUSAN PASIRKOJA, BANDUNG Deri Virsandi NRP : 0121106 Pembimbing : Tan Lie Ing, ST., MT. FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL
Lebih terperinciKARAKTERISTIK ARUS LALU LINTAS TERHADAP PERGERAKAN KENDARAAN BERAT (Studi Kasus : Ruas Jalan By Pass Bukittinggi Payakumbuh)
KARAKTERISTIK ARUS LALU LINTAS TERHADAP PERGERAKAN KENDARAAN BERAT (Studi Kasus : Ruas Jalan By Pass Bukittinggi Payakumbuh) Zufrimar 1, Junaidi 2 dan Astuti Masdar 3 1 Program Studi Teknik Sipil, STT-Payakumbuh,
Lebih terperinciBAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN
BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN BAB IV Analisa dan Pembahasan 4. 1 Data Umum Dari hasil survey diperoleh data ruas Jalan Hayam Wuruk adalah sebagai berikut : Jalan 3 lajur satu arah (1-3/1 ) Lebar effektif
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
17 BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Kondisi Lalu Lintas Situasi lalu lintas untuk tahun yang dianalisa ditentukan menurut arus jam rencana, atau lalu lintas harian rerata tahunan (LHRT) dengan faktor yang sesuai
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Jalan. Jalan secara umum adalah suatu lintasan yang menghubungkan lalu lintas
5 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Jalan Jalan secara umum adalah suatu lintasan yang menghubungkan lalu lintas antar suatu daerah dengan daerah lainnya, baik itu barang maupun manusia. Seiring dengan pertambahan
Lebih terperinciGolongan 6 = truk 2 as Golongan 7 = truk 3 as Golongan 8 = kendaraan tak bermotor
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Meningkatnya kemacetan pada jalan perkotaan maupun jalan luar kota yang diabaikan bertambahnya kendaraan, terbatasnya sumber daya untuk pembangunan jalan raya, dan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Ruas Jalan HB.Yasin Kota Gorontalo merupakan jalan Nasional yang menghubungkan berbagai pusat kegiatan wilayah dan pusat kegiatan lokal di Provinsi Gorontalo.
Lebih terperinciLEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR ANALISA KELAYAKAN TEKNIS PEMBANGUNAN JALAN LAYANG (FLY OVER) JATINGALEH
LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR ANALISA KELAYAKAN TEKNIS PEMBANGUNAN JALAN LAYANG (FLY OVER) JATINGALEH Diajukan untuk memenuhi persyaratan dalam menyelesaikan Pendidikan Tingkat Sarjana (S-1) pada Jurusan
Lebih terperinciAditya Putrantono Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil Dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember
ANALISA KAPASITAS RUAS JALAN DAN SIMPANG UNTUK PERSIAPAN BUS RAPID TRANSIT (BRT) KORIDOR TIMUR - BARAT SURABAYA (STUDI KASUS JL.KERTAJAYA INDAH S/D JL.KERTAJAYA) Aditya Putrantono Jurusan Teknik Sipil
Lebih terperinciANALISIS KINERJA JALAN KOTA METRO BERDASARKAN NILAI DERAJAT KEJENUHAN JALAN
ANALISIS KINERJA JALAN KOTA METRO BERDASARKAN NILAI DERAJAT KEJENUHAN JALAN Oleh: Agus Surandono Dosen Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Metro e-mail : agussurandono@yahoo.co.id ABSTRAK Suatu perencanaan
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN
III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Umum Metodologi penelitian adalah suatu cara bagi peneliti untuk mendapatkan data yang dibutuhkan yang selanjutnya dapat digunakan untuk dianalisa sehingga memperoleh kesimpulan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Umum Latar belakang kebutuhan akan perpindahan dalam suatu masyarakat, baik orang maupun barang menimbulkan pengangkutan. Untuk itu diperlukan alat-alat angkut, dan
Lebih terperinciPerancangan Detail Peningkatan Ruas Jalan Cihampelas Kota Bandung Provinsi Jawa Barat BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1 UMUM Jalan sebagai bagian sistem transportasi nasional mempunyai peranan penting terutama dalam mendukung bidang ekonomi, sosial dan budaya serta lingkungan dan dikembangkan melalui
Lebih terperinciSTUDI VOLUME, KECEPATAN DAN DERAJAT KEJENUHAN PADA RUAS JALAN ABDULRACHMAN SALEH, BANDUNG
STUDI VOLUME, KECEPATAN DAN DERAJAT KEJENUHAN PADA RUAS JALAN ABDULRACHMAN SALEH, BANDUNG Edianto NRP : 0021118 Pembimbing : Tan Lie Ing, ST, MT. FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS KRISTEN
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. kebutuhan pengguna jalan dalam berlalu lintas. Menurut peranan pelayanan jasa
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Klasifikasi Jalan Jalan merupakan prasarana darat yang berfungsi untuk memenuhi kebutuhan pengguna jalan dalam berlalu lintas. Menurut peranan pelayanan jasa distribusi (PKJI,
Lebih terperinciSTUDI PARAMETER LALU LINTAS DAN KINERJA JALAN TOL RUAS MOHAMMAD TOHA BUAH BATU
STUDI PARAMETER LALU LINTAS DAN KINERJA JALAN TOL RUAS MOHAMMAD TOHA BUAH BATU IRPAN ADIGUNA NRP : 9721041 NIRM : 41077011970277 Pembimbing : Ir. V. HARTANTO, M.SC FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI. Pengolongan jenis kendaraan sebagai berikut : Indeks untuk kendaraan bermotor dengan 4 roda (mobil penumpang)
BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Volume Lalu Lintas Menurut MKJI (1997) jenis kendaraan dibagi menjadi 3 golongan. Pengolongan jenis kendaraan sebagai berikut : 1. Kendaraan ringan (LV) Indeks untuk kendaraan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Lokasi penelitian adalah segmen Jalan HB.Yasin Kota Gorontalo yang memiliki median dengan panjang 300 meter. Segmen jalan yang diteliti yakni, dimulai dari
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Data Masukan Berdasarkan hasil survei yang dilakukan secara visul dan menggunakan alat ukur beserta alat survei lainnya, kondisi lingkungan dan geomterik Jalan Sultan Agung
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI. Bagan alir dalam penulisan tugas akhir ini terdiri dari :
BAB III METODOLOGI 3.1. Bagan Alir Bagan alir dalam penulisan tugas akhir ini terdiri dari : START PENGUMPULAN DATA DATA PRIMER Geometrik Volume Lalu Lintas Kecepatan Kendaraan Hambatan Samping Volume
Lebih terperinciMANAJEMEN LALU LINTAS AKIBAT BEROPERASINYA TERMINAL PESAPEN SURABAYA
MANAJEMEN LALU LINTAS AKIBAT BEROPERASINYA TERMINAL PESAPEN SURABAYA Bimagisteradi Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil Dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember ABSTRAK : Surabaya merupakan
Lebih terperinciIrvan Banuya NRP : Pembimbing : Ir. Silvia Sukirman FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA BANDUNG ABSTRAK
STUDI PERBANDINGAN TINGKAT KINERJA JALAN LEMBONG, BANDUNG MENGGUNAKAN METODE MKJI 1997 SEBELUM DAN SETELAH REKAYASA LALU LINTAS DI PERSIMPANGAN JALAN BRAGA JALAN SUNIARAJA Irvan Banuya NRP : 9421035 Pembimbing
Lebih terperinciDAFTAR ISTILAH. lingkungan). Rasio arus lalu lintas (smp/jam) terhadap kapasitas. (1) Kecepatan rata-rata teoritis (km/jam) lalu lintas. lewat.
DAFTAR ISTILAH Ukuran Kinerja C Kapasitas (smp/jam) Arus lalu lintas (stabil) maksimum yang dapat dipertahankan pada kondisi tertentu (geometri, distribusi arah, komposisi lalu lintas dan faktor lingkungan).
Lebih terperinciANALISIS KINERJA SIMPANG TAK BERSINYAL DAN RUAS JALAN DI KOTA DENPASAR
ANALISIS KINERJA SIMPANG TAK BERSINYAL DAN RUAS JALAN DI KOTA DENPASAR (Studi Kasus : Simpang Tak Bersinyal Jl. Gatot Subroto Jl. Mulawarman Jl. Mataram Dan Simpang Tak Bersinyal Jl. Ahmad Yani Jl. Mulawarman)
Lebih terperinciSTUDI KAPASITAS, KECEPATAN, DAN DERAJAT KEJENUHAN JALAN PURNAWARMAN, BANDUNG
STUDI KAPASITAS, KECEPATAN, DAN DERAJAT KEJENUHAN JALAN PURNAWARMAN, BANDUNG Sopian Toni NRP : 9821018 Pembimbing : Silvia Sukirman, Ir FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA
Lebih terperinciSTUDI PERBANDINGAN ARUS LALU LINTAS SATU ARAH DAN DUA ARAH PADA RUAS JALAN PURNAWARMAN, BANDUNG FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL
STUDI PERBANDINGAN ARUS LALU LINTAS SATU ARAH DAN DUA ARAH PADA RUAS JALAN PURNAWARMAN, BANDUNG Ochy Octavianus Nrp : 0121086 Pembimbing : Tan Lie Ing, ST., MT. FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS
Lebih terperinciANALISIS KINERJA RUAS JALAN AKIBAT BANGKITAN PERGERAKAN SEKOLAH DASAR NEGERI 2 SANUR
ANALISIS KINERJA RUAS JALAN AKIBAT BANGKITAN PERGERAKAN SEKOLAH DASAR NEGERI 2 SANUR TUGAS AKHIR Oleh : I Made Rastiyana Yudha 1104105111 JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS UDAYANA 2016 ABSTRAK
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2 Perumusan Masalah 1.3 Batasan Masalah 1.4 Tujuan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Surabaya memiliki daya tarik dari banyak sisi. Posisi Surabaya yang strategis dikawasan Indonesia Timur semakin menjadikan Surabaya Menarik bagi berbagai kalangan.
Lebih terperinci