FISIOLOGI DAN PENGUKURAN KERJA

dokumen-dokumen yang mirip
Rating Factor Masing-masing Stasiun Kerja

LAMPIRAN Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

FISIOLOGI DAN PENGUKURAN KERJA. tutorial 8 STOPWATCH

FISIOLOGI DAN PENGUKURAN KERJA. tutorial 7. work sampling

By: Amalia, S.T., M.T. PENGUKURAN KERJA: FAKTOR PENYESUAIAN DAN ALLOWANCE

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

PENYESUAIAN DAN KELONGGARAN TEKNIK TATA CARA KERJA II

Tugas dari Presiden Direktur, antara lain : Adapun tanggung jawab dari Presiden Direktur adalah:

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 LANDASAN TEORI

WORK SAMPLING. Modul Work Sampling Praktikum Genap 2011/2012 I. TUJUAN PRAKTIKUM

BAB II. Activity-Based Management. Activity Based Management (ABM) adalah suatu pendekatan di seluruh

Lampiran-1: Tabel Westinghouse System's Rating A1 Superskill 0.13 A A B1 Excellent 0.08 B B C1 Good 0.03 C2 0.

BAB II ACTIVITY BASED MANAGEMENT

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

FISIOLOGI DAN PENGUKURAN KERJA

UNIVERSITAS INDONESIA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

Lampiran 1. Daftar Mesin Pada Proses Produksi dan Pada Mesin Work Shop

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB 2 LANDASAN TEORI

Analisis Efisiensi Operator Pemanis CTP dengan Westing House System s Rating

BAB II LANDASAN TEORI. Pengukuran waktu ini akan berhubungan dengan usaha-usaha untuk

Pengukuran Kerja Langsung (Direct Work Measurement)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lain. Pelat lantai didukung oleh balok-balok yang bertumpu pada kolom-kolom

BAB 2 LANDASAN TEORI

Universitas Mercubuana

BAB II LANDASAN TEORI

PENGUKURAN WAKTU. Nurjannah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENGUKURAN WAKTU KERJA

BAB III LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

Perhitungan Waktu Baku Menggunakan Motion And Time Study

Dalam menjalankan proses ini permasalahan yang dihadapi adalah tidak adanya informasi tentang prediksi kebutuhan material yang diperlukan oleh produks

BAB 2 LANDASAN TEORI

pekerja normal untuk menyelesaikan suatu pekerjaan yang dijalankan dalam sistem

BAB II LANDASAN TEORI

PERENCANAAN JUMLAH OPERATOR PRODUKSI DENGAN METODE STUDI WAKTU (STUDI KASUS PADA INDUSTRI PENGOLAHAN PRODUK LAUT)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

organisasi PT. Cipta Baja Raya sebagai berikut : mengkoordinasikan selutuh kegiatan perusahaan dengan tujuan dan kebijakan yang telah ditetapkan

TUGAS AKHIR MENGHITUNG WAKTU BAKU PADA PERUBAHAN KEMASAN DAN PENGARUHNYA TERHADAP UPAH OPERATOR

BAB I PENDAHULUAN. dijalankan dengan prinsip keuntungan dalam bidang ekonomi. Pencapaian

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 3 METODE PENELITIAN. Berikut ini adalah diagram alir yang digunakan dalam penyelesaian studi kasus ini: Mulai

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 1 LANDASAN TEORI

Lampiran 1: Pembagian Tugas dan Tanggungjawab. Direktur merupakan jabatan tertinggi dari struktur organisasi PT. Bintang

EPSIKER LABORATORY 2016

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Patrick ( 2001, p407), Rekondisi adalah suatu kegiatan untuk. operasi produksi agar sesuai dengan perencanaan yang ada.

PENENTUAN KEBUTUHAN JURU MASAK DI SKADIK 502 WINGDIKUM DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN METODE WORK LOAD ANALYSIS

DESKRIPSI TIME AND MOTION STUDY UNTUK MENGETAHUI WAKTU BAKU DI PRODUKSI SAMBAL PT. HEINZ ABC INDONESIA KARAWANG

DAFTAR ISI. DAFTAR TABEL... xiii DAFTAR GAMBAR... xv

ERGONOMI & APK - I KULIAH 8: PENGUKURAN WAKTU KERJA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

Analisis Efisiensi Karyawan untuk Meningkatkan Produktivitas pada Divisi Pengemasan Line Box di PT. MAK

PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DI BPPT URIP MAKASAR PT. H. KALLA MELALUI OPTIMALISASI METODE KERJA, SOP, PERALATAN DAN SKILL

MODUL II WORK MEASUREMENT

PENGANTAR ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM KERJA. Dosen Pengampu : Amalia, S.T., M.T.

Lakukan Pekerjaanmu secara Efektif & Efisien

Seminar Nasional IENACO ISSN: APLIKASI METODE WORK SAMPLING UNTUK MENGHITUNG WAKTU BAKU DAN KAPASITAS PRODUKSI PADA INDUSTRI KERAMIK

MENGUKUR PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN SEVEN ELEVEN MANGGA DUA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 3 LANDASAN TEORI. pengukuran kerja ( work measurement ) yang meliputi teknik-teknik pengukuran waktu

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

practicum apk industrial engineering 2012

BAB II LANDASAN TEORI. Perkembangan organisasi dan perubahan struktur dalam organisasi

Upaya Peningkatan Output Produksi Pada Fasilitas Kerja Departemen Preparation Di PT. Integra Indocabinet

ANALISIS PENGARUH WAKTU BAKU TERHADAP PENCAPAIAN TARGET PRODUKSI PROSES PEMBUATAN GREEN TIRE DI PT. GAJAH TUNGGAL, Tbk

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB VI PENENTUAN JUMLAH TENAGA KERJA. Pada Stasiun Kerja Pemotongan dan Sortasi CV. Agrindo Suprafood. Menggunakan Studi Waktu

III. METODE PENELITIAN

BAB 4. PENGUMPULAN, PENGOLAHAN dan ANALISA DATA

BAB III LANDASAN TEORI. pekerjaan yang dijalankan dalam sistem kerja terbaik.

practicum apk industrial engineering 2012

BAB 2 LANDASAN TEORI

PERANCANGAN SISTEM KESEIMBANGAN LINTASAN PRODUKSI UNTUK MENGURANGI BALANCE DELAY GUNA MENINGKATKAN OUTPUT PRODUKSI

Lampiran 2. Flow Process Chart Pembuatan Matras Spring Bed

PENJADWALAN JOB SHOP UNTUK MEMINIMASI MAKESPAN (Studi Kasus di PT. Fuji Dharma Electric)

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

Analisis Beban Kerja dan Jumlah Pekerja pada Kegiatan Pengemasan Tepung Beras

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGUKURAN BEBAN KERJA DAN OPTIMALISASI JUMLAH KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE WORK

ANALISIS PRODUKTIVITAS PEKERJA PENGRAJIN SEPATU KERJA WANITA DI PT. VIGANO CIPTA PERDANA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Studi Gerak dan Waktu Studi gerak dan waktu terdiri atas dua elemen penting, yaitu studi waktu dan studi gerakan.

BAB 2 LANDASAN TEORI

Distribusi Chemical di Finishing Line PT. XYZ

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 3 LANDASAN TEORI. produk dan kemudian sub produk tersebut akan dialirkan untuk diproses lebih

ANALISA PENINGKATAN EFISIENSI ASSEMBLY LINE B PADA BAGIAN MAIN LINE DENGAN METODE RANKED POSITIONAL WEIGHTS DI PT. X

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN. Sejarah singkat berdirinya CV. Catur tunggal Jaya Gorontalo, seiring

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

Transkripsi:

FISIOLOGI DAN PENGUKURAN KERJA tutorial 5 FULL TIME EQUIVALENT Prodi Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri Universitas Islam Indonesia Tahun Ajaran 2016/2017 PROSEDUR TUTORIAL www.labdske-uii.com

Prosedur Tutorial Full Time Equivalent (FTE) Full Time Equivalent 2016 A. Definisi a. Full Time Equivalent : Metode yang digunakan untuk menyelesaikan berbagai pekerjaan dibandingkan terhadap waktu kerja efektif yang tersedia. FTE bertujuan menyederhanakan pengukuran kerja dengan mengubah jam beban kerja ke jumlah orang yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan tertentu (Adawiyah, 2013). b. Hari Kerja Efektif : jumlah hari dalam kalender dikurangi hari libur dan cuti. c. Jam Kerja Efektif : jumlah jam kerja formal dikurangi dengan waktu kerja yang hilang karena tidak bekerja seperti makan, sholat, dan sebagainya (waktu istirahat). d. Hasil Kerja : Output ataupun produk jabatan. e. Allowance : waktu kerja yang hilang karena tidak bekerja (allowance) dikarenakan hal-hal seperti: buang air, melepas lelah, istirahat makan dan sebagainya. f. Rating Factor : Salah satu metode tertua dalam menentukan performance rating adalah metode yang dikembangkan oleh Westinghouse Electric Corporation. Sistem rating Westinghouse menguraikan enam kelas yang mereprentasikan kemahiran yang ada dalam evaluasi (Niebel & Freivalds, 1999). B. Tujuan Tutorial 1. Mahasiswa mampu mengidentifikasi jam kerja efektif, hari kerja efektif dan lain-lain. 2. Mahasiswa mampu mendeskripsikan rincian kegiatan pekerjaan berdasarkan Job Description. 3. Mampu mengaplikasikan metode FTE dalam perhitungan analisa beban kerja. 4. Mampu memberikan analisa dan rekomendasi berdasar hasil yang diperoleh. Laboratorium Desain Sistem Kerja & Ergonomi 1

C. INPUT DAN OUTPUT Input : 1. Data Operator 2. Job Description 3. Rincian Kegiatan 4. Waktu penyelesaian dan frekuensi kerja 5. Waktu Kerja efektif 6. Allowance Output : 1. Hasil klasifikasi niai FTE. 2. Analisa hasil penilaian. 3. Rekomendasi berdasarkan hasil penilaian. D. REFERENSI Adawiyah, W. (2013). Analisa Beban Kerja Sumber Daya Manusia Dalam Aktivitas Produksi Komoditi Sayuran Selada (Studi Kasus : CV SPirit Wira Utama). Bogor: Skripsi pada Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Niebel, B., & Freivalds, A. (1999). Methods, Standards, and Work Design. Singapore: McGraw-Hill. Sukania, I. W., Widodo, L., & Natalia, D. (2003). Identifikasi Keluhan Biomekanik dan Kebutuhan Operator Proses Packing. Jurnal Energi dan Manufaktur Vol.6, No.1,, 19-24. Laboratorium Desain Sistem Kerja & Ergonomi 2

E. Alur Tutorial Alur tutorial yang akan dilakukan dalam tutorial Full Time Equivelent (FTE) ini dapat dilihat dalam gambar berikut. Figure 1 Alur tutorial FTE Laboratorium Desain Sistem Kerja & Ergonomi 3

RATING FACTOR (Faktor Penyesuaian) Skill Tabel 1. Westinghouse Table SKILL EFFORT +0,15 A1 Super skill +0,13 A1 Excessive +0,13 A2 +0,12 A2 +0,11 B1 Excellent +0,10 B1 Excellent +0,08 B2 +0,08 B2 +0,06 C1 Good +0,05 C1 Good +0,03 C2 +0,02 C2 0,00 D Average 0,00 D Average -0,05 E1 Fair -0,04 E1 Fair -0,10 E2-0,08 E2-0,16 F1 Poor -0,12 F Poor -0,22 F2-0,17 F2 CONDITION CONSISTENCY +0,06 A Idea +0,04 A Ideal +0,04 B Excellent +0,03 B Excellent +0,02 C Good +0,01 C Good 0,00 D Average 0,00 D Average -0,03 E Fair -0,02 E Fair -0,07 F Poor -0,04 F Poor Untuk keperluan penyesuaian keterampilan dibagi menjadi enam kelas dengan ciri ciri dari setiap kelas seperti yang dikemukakan berikut ini: SUPER SKILL : 1. Secara bawaan cocok sekali dengan pekerjaannya. 2. Bekerja dengan sempurna 3. Tampak seperti telah terlatih dengan sangat baik 4. Gerakan gerakannya halus tetapi sangat cepat sehingga sulit untuk diikuti. 5. Kadang kadang terkesan tidak berbeda dengan gerakan gerakan mesin. 6. Perpindahan dari satu elemen pekerjaan ke elemen lainnya tidak terlampau terlihat karena lancarnya. 7. Tidak terkesan adanya gerakan gerakan berpikir dan merencanakan dan merencanakan tentang apa yang dikerjakan (sudah sangat otomatis) Laboratorium Desain Sistem Kerja & Ergonomi 4

8. Secara umum dapat dikatakan bahwa pekerjaan bersangkutan adalah pekerjaan yang baik. EXCELLENT SKILL : 1. Percaya pada diri sendiri 2. Tampak cocok dengan pekerjaannya. 3. Terlihat telah terlatih baik. 4. Bekerjanya teliti dengan tidak banyak melakukan pengukuran pengukuran atau pemeriksaan pemeriksaan. 5. Gerakan gerakan kerja beserta urutan urutannya dijalankan tanpa kesalahan. 6. Menggunakan peralatan dengan baik. 7. Bekerjanya cepat tanpa mengorbankan mutu. 8. Bekerjanya cepat tetapi halus. 9. Bekerja berirama dan terkoordinasi. GOOD SKILL : 1. Kwalitas hasil baik. 2. Bekerjanya tampak lebih baik dari pada kebanyakan pekerjaan pada umumnya. 3. Dapat memberikann petunjuk petunjuk pada pekerja lain yang keterampilannya lebih rendah. 4. Tampak jelas sebagai kerja yang cakap. 5. Tidak memerlukan banyak pengawasan. 6. Tiada keragu - raguan 7. Bekerjanya stabil 8. Gerakannya gerakannya terkoordinasi dengan baik. 9. Gerakan gerakannya cepat. AVERAGE SKILL : 1. Tampak adanya kepercayaan pada diri sendiri. 2. Gerakannya cepat tetapi tidak lambat. 3. Terlihatnya ada pekerjaan pekerjaan yang perencana. 4. Tampak sebagai pekerja yang cakap. Laboratorium Desain Sistem Kerja & Ergonomi 5

5. Gerakan gerakannya cukup menunjukan tidak adanya keragu raguan. 6. Mengkoordinasikan tangan dan pikiran dengan cukup baik. 7. Tampak cukup terlatih dan karenanya mengetahui seluk beluk pekerjaannya. 8. Bekerjanya cukup teliti. 9. Secara keseluruhan cukup memuaskan. FAIR SKILL : 1. Tampak terlatih tetapi belum cukup baik. 2. Mengenal peralatan dan lingkuan secukupnya. 3. Terlihat adanya perencanaan perencanaan sebelum melakukan gerakan. 4. Tidak mempunyai kepercayaan diri yang cukup. 5. Tampaknya seperti tidak cocok dengan pekerjaannya tetapi telah ditempatkan dipekerjaan itu sejak lama. 6. Mengetahui apa yang dilakukan dan harus dilakukan tetapi tampak selalu tidak yakin. 7. Sebagian waktu terbuang karena kesalahan kesalahan sendiri. 8. Jika tidak bekerja sungguh sungguh outputnya akan sangat rendah 9. Biasanya tidak ragu ragu dalam menjalankan gerakan gerakanya. POOR SKILL : 1. Tidak bisa mengkoordinasikan tangan dan pikiran. 2. Gerakan gerakannya kaku. 3. Kelihatan ketidak yakinannya pada urutan urutan gerakan. 4. Seperti yang tidak terlatih untuk pekerjaan yang bersangkutan. 5. Tidak terlihat adanya kecocokan dengan pekerjaannya. 6. Ragu ragu dalam menjalankan gerakan gerakan kerja. 7. Sering melakukan kesalahan kesalahan 8. Tidak adanya kepercayaan pada diri sendiri. Laboratorium Desain Sistem Kerja & Ergonomi 6

9. Tidak bisa mengambil inisiatif sendiri. Untuk usaha atau Effort cara Westinghouse membagi juga kedalam kelas kelas dengan ciri masing - masing. Yang dimaksud dengan usaha disini adalah kesungguhan yang ditunjukan atau diberikan operator ketikan melakukan pekerjaannya. Berikut ini ada enam kelas usaha dengan ciri cirinya. Effort EXCESSIVE EFFORT : 1. Kecepatan sangat berlebihan. 2. Usahanya sangat besungguh sungguh tetapi dapat membahayakan kesehatannya. 3. Kecepatan yang ditimbulkannya tidak dapat dipertahankan sepanjang hari kerja. EXELLENT EFFORT : 1. Jelas terlihat kecepatan kerjannya yang tinggi 2. Gerakan gerakan lebih ekonomis daripada operator operator biasa. 3. Penuh perhatian pada pekerjaannya. 4. Banyak memberi saran - saran. 5. Menerima saran saran dan petunjuk dengan senang. 6. Percaya pada kebaikan maksud pengukuran waktu. 7. Tidak dapat bertahan lebih dari beberapa hari. 8. Bangga atas kelebihannya. 9. Gerakan gerakan yang salah terjadi sangat jarang sekali. 10. Bekerja sitematis. 11. Karena lancarnya, perpindahan dari satu element keelemen lainnya tidak terlihat. GOOD EFFORT : 1. Bekerja berirama 2. Saat saat menganggur sangat sedikit, bahkan kadang kadang tidak ada. 3. Penuh perhatian pada pekerjaan. 4. Senang pada pekerjaannya 5. Kecepatannya baik dan dapat dipertahankan sepanjang hari. Laboratorium Desain Sistem Kerja & Ergonomi 7

6. Percaya pada kebaikan maksut pengukuran waktu. 7. Menerima saran saran dan petunjuk petunjuk dengan senang. 8. Dapat memberikan saran saran untuk perbaikan kerja. 9. Tempat kerjanya diatur dengan baik dan rapi. 10. Menggunakan alat alat yang tepat dengan baik. 11. memelihara dengan baik kondisi peralatan. AVERAGE EFFORT : 1. Tidak sebaik good, tetapi lebih baik dari poor. 2. Bekerja dengan Stabil. 3. Menerima saran saran tetapi tidak melaksanakannya. 4. Set Up dilakukan dengan baik. 5. Melakukan kegiatan kegiatan perencanaan. FAIR EFFORT : 1. Saran saran yang baik diterima dengan kesal. 2. Kadang kadang perhatian tidak ditujukan pada pekerjaanya. 3. Kurang sungguh sungguh. 4. Tidak mengeluarkan tenaga dengan secukupnya. 5. Terjadi sedikit penyimpangan dari cara kerja baku. 6. Alat alat yang dipakainya tidak selalu yang terbaik. 7. Terlihatadanyakecenderungan kurang perhatian pada pekerjaanya. 8. Terlampau hati hati. 9. Sitematika kerjanya sedang sedang aja. 10. Gerakan gerakan tidak terencana. POOR EFFORT 1. Banyak membuang buang waktu. 2. Tidak memperhatikan adanya minat bekerja. 3. Tidak mau menerima saran saran. 4. Tampak malas dan lambat bekerja. 5. Melakukan gerakan gerakan yang tidak perlu untuk mengambil alat alat dan bahan bahan. Laboratorium Desain Sistem Kerja & Ergonomi 8

6. Tempat kerjanya tidak diatur rapi. 7. Tidak perduli pada cocok/ baik tidaknya peralatan yang dipakai. 8. Mengubah ubah tata letak tempat kerja yang telah diatur. 9. Set Up kerjanya terlihat tidak baik. Laboratorium Desain Sistem Kerja & Ergonomi 9

Allowance Berdasarkan ILO Full Time Equivalent 2016 Laboratorium Desain Sistem Kerja & Ergonomi 10

Laboratorium Desain Sistem Kerja & Ergonomi 11

Allah will exalt in degree those of you who believe, and those who have been granted knowledge QS 58:11 www.labdske-uii.com