Evaluasi Efektivitas Mesin Creeper Hammer Mill dengan Pendekatan Total Productive Maintenance (Studi Kasus: Perusahaan Karet Remah di Lampung Selatan)

dokumen-dokumen yang mirip
Implementasi Metode Overall Equipment Effectiveness Dalam Menentukan Produktivitas Mesin Rotary Car Dumper

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB V ANALISIS HASIL

BAB III METODE PENELITIAN. ada sekarang secara sistematis dan faktual berdasarkan data-data. penelitian ini meliputi proses

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB V ANALISA HASIL Analisis Perhitungan Overall Equipment Effectiveness (OEE)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian, adalah sebagai berikut :

PRESENTASI SIDANG SKRIPSI. September

Jl. Kaliurang Km 14.4 Sleman, DIY ,2) ABSTRAK

1 BAB I PENDAHULUAN. ini disebabkan karena tim perbaikan tidak mendapatkan dengan jelas

ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI MESIN RING FRAME DENGAN TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE DI PT INDORAMA SYNTHETICS Tbk

BAB I PENDAHULUAN. Pada industri manufaktur mesin/peralatan yang telah tersedia dan siap

Analisis Overall Equipment Effectiveness dalam Meminimalisasi Six Big Losses pada Area Kiln di PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Analisis Overall Equipment Effectiveness pada Mesin Wavetex 9105 di PT. PLN Puslitbang

BAB II KAJIAN LITERATUR...

KARYA AKHIR Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat-Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan. Oleh TENGKU EMRI FAUZAN

Prosiding SNATIF Ke-1 Tahun ISBN:

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB V ANALISA HASIL PERHITUNGAN. Equipment Loss (Jam)

BAB II LANDASAN TEORI

Analisa Total Productive Maintenance pada Mesin Machining Center pada PT. Hitachi Power System Indonesia (HPSI) Dengan Menggunakan Metode

ANALISA FAKTOR-FAKTOR SIX BIG LOSSES PADA MESIN CANE CATTER I YANG MEMPENGARUHI EFESIENSI PRODUKSI PADA PABRIK GULA PTPN II SEI SEMAYANG

BAB 3 LANDASAN TEORI

dalam pembahasan sehingga hasil dari pembahasan sesuai dengan tujuan yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini akan diuraikan tahapan atau langkah-langkah yang dilakukan

DAFTAR ISI Halaman Halaman Judul... i Halaman Pengajuan... ii Halaman Pengesahan... iii Kata Pengantar... iv Daftar Isi... vi Daftar Tabel...

Penerapan Total Productive Maintenance Pada Mesin Electric Resistance Welding Menggunakan Metode Overall Equipment Effectiveness

PENGUKURAN MANAJEMEN PERAWATAN MENGGUNAKAN METODE TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Teknologi merupakan komponen penting bagi berkembangnya

Nama : Teguh Windarto NPM : Jurusan : Teknik Industri Pembimbing : Dr.Ir Rakhma Oktavina, MT

BAB V ANALISIS PEMECAHAN MASALAH Analisis Perhitungan Overall Equipmenteffectiveness (OEE).

TUGAS AKHIR ANALISIS PENGUKURAN PRODUKTIVITAS MESIN CNC DI PT. RAJA PRESISI SUKSES MAKMUR DENGAN METODE OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS (OEE)

Sunaryo dan Eko Ardi Nugroho

BAB I PENDAHULUAN. perbaikan. Perbaikan yang diharapkan dapat meningkatkan keutungan bagi

BAB I PENDAHULUAN. industri baik dalam bidang teknologi maupun dalam bidang manajemen,

BAB IV ANALISIS HASIL PENGOLAHAN DATA

BAB III METODELOGI PENELITIAN

DEPARTEMEN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA M E D A N 2016

BAB I PENDAHULUAN. masalah dalam mesin/peralatan produksi, misalnya mesin berhenti secara tiba-tiba,

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di PT. Perkebunan Nusantara VII Unit Usaha Way

ANALISIS EFEKTIVITAS PERALATAN PRODUKSI PADA PT. BAHARI DWIKENCANA LESTARI KABUPATEN ACEH TAMIANG

PENGUKURAN PRODUKTIFITAS MESIN UNTUK MENGOPTIMALKAN PENJADWALAN PERAWATAN (STUDI KASUS DI PG LESTARI)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di masa sekarang

Total Productive Maintenance (TPM) Sistem Perawatan TIP FTP UB Mas ud Effendi

ANALISIS TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE PADA TURNTABLE VIBRRATING COMPACTOR GUNA MEMPERBAIKI KINERJA PERUSAHAAN PT. INDONESIA ASAHAN ALUMINIUM (Persero)

BAB II LANDASAN TEORI

Total Productive Maintenance (TPM) Sistem Perawatan TIP FTP UB Mas ud Effendi

1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA

STUDI PENERAPAN TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE (TPM) UNTUK PENINGKATAN EFISIENSI PRODUKSI PADA PTP.N II PABRIK RSS TANJUNG MORAWA KEBUN BATANG SERANGAN

BAB I PENDAHULUAN. kondisi full capacity serta dapat menghasilkan kualitas produk seratus persen.

PDF Compressor Pro. Kata Pengantar. Tekinfo --- Jurnal Ilmiah Teknik Industri dan Informasi

I. PENDAHULUAN. penyebarannya terbanyak di pulau Jawa dan Sumatera, masing-masing 50% dan

Kata Kunci Life Cycle Cost (LCC), Overall Equipment Effectiveness (OEE), Six Big Losses

BAB I PENDAHULUAN. tersebut adalah performance mesin yang digunakan (Wahjudi et al., 2009). Salah

PENINGKATAN EFEKTIVITAS MESIN CUTTING GLASS DENGAN METODE OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS (di PT. Asahimas Flat Glass, Tbk.

Evaluasi Efektivitas Mesin Filter Press

STUDI PENERAPAN TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE (TPM) UNTUK PENINGKATAN EFESIENSI PRODUKSI DI PT. SINAR SOSRO

Nia Budi Puspitasari, Avior Bagas E *) Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro Jl. Prof. Sudharto, Tembalang, Semarang

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

HASBER F. H. SITANGGANG

1. Tingkat efectivitas dan efisiensi mesin yang diukur adalah dengan Metode Overall

RANCANGAN PERBAIKAN EFEKTIVITAS MESIN SPINNING DENGAN MENGGUNAKAN METODE OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS DAN GREY FMEA DI PT XYZ

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA

Pengantar Manajemen Pemeliharaan. P2M Departemen Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Indonesia

ANALISIS TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE PADA LINI PRODUKSI MESIN PERKAKAS GUNA MEMPERBAIKI KINERJA PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN. menyusun kembali strategi dan taktik bisnisnya sehari-hari. Persaingan yang

ANALISIS PETA KENDALI ATRIBUT DALAM MENGIDENTIFIKASI KERUSAKAN PADA PRODUK BATANG KAWAT PT. KRAKATAU STEEL (PERSERO) Tbk

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH ANALISIS TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE PENINGKATAN EFISIENSI PRODUK MESIN B-3 MELALUI OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENEES (OEE)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

Simposium Nasional Teknologi Terapan (SNTT) ISSN : X

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. berperan penting dalam perusahaan selain manajemen sumber daya manusia,

Analisis Efektivitas Mesin Stripping Menggunakan Metode Overall Equipment Effectiveness dan Failure Mode and Effect Analysis

USULAN PENINGKATANOVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS (OEE) PADA MESINTAPPING MANUAL DENGAN MEMINIMUMKAN SIX BIG LOSSES *

Pengukuran Efektivitas Mesin Rotary Vacuum Filter dengan Metode Overall Equipment Effectiveness (Studi Kasus: PT. PG. Candi Baru Sidoarjo)

BAB I PENDAHULUAN. yang digunakan sebagai bahan bakar tungku alternatif baik skala kecil maupun

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA 2016

BAB III KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III LANDASAN TEORI

KEPEKAAN TERHADAP ADANYA LOSSES

ANALISIS EFEKTIVITAS MESIN HOPPER DENGAN METODE OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS DAN FMEA PADA PT. KARYA MURNI PERKASA

STUDI KASUS PENINGKATAN OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS (OEE) MELALUI IMPLEMENTASI TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE (TPM)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

3 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Prosiding Teknik Industri ISSN:

TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pemeliharaan (Maintenance) Pengertian Pemeliharaan (Maintenance)

PT. PP LONDON SUMATERA INDONESIA Tbk BAGERPANG POM SKRIPSI. Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi. Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik

BAB II LADASAN TEORI 2.1 Defenisi Perawatan Mesin ( Maintenance 2.2 Manajemen Perawatan

ANALISIS TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE PADA MESIN CARDING COTTON DENGAN METODE OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS (Studi Kasus: PT. EASTERNTEX - PANDAAN)

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA 2017

PERHITUNGAN OEE (OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENES) PADA MESIN TRUPUNCH V 5000 I MENUJU TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE (TPM) Study Kasus Pada PT XYZ

Universitas Widyatama I -1

BAB II LANDASAN TEORI

Universitas Widyatama

Transkripsi:

Evaluasi Efektivitas Mesin Creeper Hammer Mill dengan Pendekatan Total Productive Maintenance (Studi Kasus: Perusahaan Karet Remah di Lampung Selatan) Melani Anggraini *1), Rawan Utara *2), dan Heri Wibowo *3) 1,2,3) Program Studi Teknik Industri Universitas Malahayati, Lampung, Indonesia Email: melani.malahayati@gmail.com, heriwibowo_ti@yahoo.co.id ABSTRAK Pemogokan proses produksi terjadi karena masalah atau kerusakan pada produksi mesin / alat. Mesin yang sering mendapat gangguan adalah memiliki kontribusi merugikan untuk memproduksi karena tidak bisa optimal menghasilkan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagian produksi efektivitas mesin terutama dari hammer mill menjalar dengan mencari Overall Equipment Effectiveness (OEE) nilai. Enam analisis kerugian besar diadakan untuk mengetahui faktor-faktor dari enam kerugian besar yang telah memberikan kontribusi lebih dari penurunan efektivitas mill menjalar hammer. Alat analisis untuk identifikasi masalah yang Pareto diagram dan ikan diagram tulang. tingkat OEE untuk hammer mill menjalar menurut perhitungan untuk periode Maret 2009-Februari 2010 adalah 75%. Hal ini menunjukkan bahwa efektivitas pabrik menjalar hammer tidak ideal, yang tingkat ideal OEE menurut Japan Institute of Plant Maintenance (JIPM) adalah 85%. Rendahnya efektivitas pabrik menjalar hammer adalah efek dari kerugian waktu besar karena berkurangnya kerugian kecepatan dan kegagalan peralatan. Menurut penelitian, perintah penulis untuk memperbaiki sistem pemeliharaan dengan menerapkan pemeliharaan produktif total untuk meningkatkan efektivitas operasi mesin. Kata kunci: Total Productive Maintenance (TPM), Creeper Hammer Mill, Overall Equipment Effectiveness (OEE) 1. Pendahuluan Terhentinya suatu proses pada lantai produksi seringkali terjadi karena adanya masalah pada mesin/peralatan produksi, misalnya mesin berhenti secara tiba-tiba, menurunnya kecepatan produksi mesin dan lamanya waktu penyetelan dan penyesuaian mesin (set up and adjustment). Tanpa disadari, mesin produksi yang sering mengalami kerusakan dan atau kondisi mesin yang membutuhkan waktu penyesuaian terlalu lama telah mengakumulasikan kerugian bagi perusahaan. Untuk menjaga kondisi mesin tersebut agar tidak mengalami kerusakan ataupun paling tidak untuk mengurangi waktu kerusakannya, sehingga proses produksi tidak terlalu lama berhenti, maka dibutuhkan sistem perawatan dan pemeliharaan mesin/peralatan yang baik dan tepat sehingga hasilnya dapat meningkatkan efektivitas mesin/peralatan dan menghindari resiko kerugian yang lebih besar akibat kerusakan mesin. Menurut Heizer (2005), pemeliharaan produktif total merupakan panduan manajemen kualitas total dengan pandangan strategis pemeliharaan dari sisi perancangan proses dan peralatan untuk pemeliharaan pencegahan. Selain itu, dengan penerapan Pemeliharaan Produktif Total (PPT) diharapkan dapat ditelusuri faktor mana dari enam kerugian besar (six big losses) yang dominan mempengaruhi terjadinya penurunan efektivas mesin/peralatan. 2. Metode Pemeliharaan produktif total atau Total Productive Maintenance (TPM) merupakan suatu sistem perawatan mesin yang melibatkan operator produksi dan semua departemen termasuk produksi, pengembangan pemasaran, dan administrasi. TPM memerlukan partisipasi penuh dari semuanya, mulai dari manajemen puncak, sampai karyawan lini terdepan. Operator bukan hanya bertugas menjalankan mesin, tetapi juga merawat mesin sebelum dan sesudah pemakaian mesin. Sasaran penerapan TPM adalah tercapainya nihil kerusakan (zero breakdown), nihil cacat (zero defect), dan nihil kecelakaan kerja (zero accident) sepanjang siklus hidup dari sistem 1

produksi sehingga memaksimalkan efektivitas penggunaan mesin. TPM telah dirasakan manfaatnya dalam menunjang kemajuan perusahaan serta kemampuan bersaing secara global. TPM merupakan strategi peningkatan yang diperuntukkan bagi perusahaan secara menyeluruh yang telah terbukti keberhasilannya, yang utamanya adalah melibatkan semua karyawan, tidak hanya karyawan bagian pemeliharaan dan produksi. Pada dasarnya pemeliharaan atau perawatan (maintenance) merupakan suatu kegiatan yang diarahkan pada tujuan untuk menjamin kelangsungan fungsional suatu sistem produksi, sehingga dari sistem itu dapat diharapkan menghasilkan keluaran (output) sesuai dengan yang dikehendaki. OEE merupakan metode yang digunakan sebagai alat ukur dalam penerapan PPT guna menjaga peralatan pada kondisi ideal dengan menghapuskan six big losses peralatan. Menurut Vinzent Gaspersz (1998) dalam tulisannya yang berjudul Overall Equipment Effectiveness-Indikator efektifitas PPT menyebutkan bahwa OEE adalah cara praktek terbaik untuk memonitor dan meningkatkan efisiensi dari proses manufacturing. Prosedur perhitungan OEE dan perhitungan ideal tingkat pendayagunaan fasilitas OEE berturut-turut dijelaskan dalam Gambar 1 dan Gambar 2 berikut ini. Gambar 1. Skematik TPM untuk Perhitungan OEE (Nakajima, 1998) Untuk kondisi ideal OEE yaitu sebagai berikut: 90% availability 95% performance 99% quality product OEE Ideal = 85% Gambar 2. Perhitungan OEE Ideal (McCarthy, 2004) 2

Untuk mengidentifikasi faktor-faktor dalam enam kerugian besar dan perhitungan OEE (Gambar 1 dan Gambar 2), diperlukan analisis mendalam dengan menggunakan diagram pareto dan diagram sebab akibat. Diagram pareto adalah serangkaian seri diagram batang yang menggambarkan frekuensi atau pengaruh dari proses/keadaan/masalah. Diagram diatur mulai dari yang paling tinggi sampai paling rendah dari kiri ke kanan. Diagram batang bagian kiri relatif lebih penting daripada sebelah kanannya. Menurut Wignjosoebroto (2003), kegunaan diagram pareto antara lain: menunjukkan persoalan yang dominan, menyatakan perbandingan dan menunjukkan tingkat perbaikan setelah koreksi dilakukan. Gambar 3 dibawah ini merupakan salah satu bentuk diagram pareto. 500 400 Pareto Chart of kategori 100 80 downtime 300 200 60 40 Percent 100 20 0 kategori 2 1 3 5 Other downtime 229.0 131.8 52.9 22.3 21.1 Percent 50.1 28.8 11.6 4.9 4.6 Cum % 50.1 78.9 90.5 95.4 100.0 0 Gambar 3. Diagram Parreto (Hendradi, 2006) Diagram sebab akibat berguna untuk menganalisa dan menemukan faktor-faktor yang berpengaruh secara signifikan terhadap penentuan karakteristik kualitas output kerja. Dalam hal ini, metode sumbang saran akan cukup efektif digunakan untuk mencari faktor-faktor penyebab terjadinya penyimpangan kerja secara detail. Gambar 4 merupakan diagram sebab akibat yang menjelaskan faktor-faktor penyebab utama terjadinya penyimpangan kualitas hasil kerja, yaitu: Metode Kerja Manusia Bahan Baku Lingkungan Kerja Mesin/Peralatan Gambar 4. Diagram Sebab Akibat (Hendradi, 2006) 3

Berdasarkan uraian di atas, dilakukan beberapa tahapan penelitian, yaitu: pengumpulan data waktu operasi mesin, data loading time, data produksi, data downtime, data waktu breakdown; pengolahan data dengan perhitungan OEE; analisis hasil dan pembahasan dengan perhitungan six big losses, diagram pareto dan diagram sebab akibat; dan menarik hasil kesimpulan. 3. Hasil dan Pembahasan Data-data yang dibutuhkan untuk mendukung penelitian ini terdiri dari data primer (mewawancarai karyawan yang terlibat langsung secara operasional) dan data sekunder (data jenis dan cara kerja mesin produksi, serta data waktu operasi mesin creeper hammer mill). Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data periode bulan Maret 2009 sampai dengan bulan Februari 2010. Hasil pengumpulan data dan hasil perhitungan OEE di jelaskan dalam Tabel 1 dan Tabel 2 berikut ini. Tabel 1. Pengumpulan Data Bulan Operation Time(Jam) Loading Time (Jam) Total Down Time (Jam) Jumlah Produksi (kg) Rework (kg) Scrap (kg) Maret 2009 241.9 264 22.1 298306 0 5949.2 April 229.9 248 18.1 306516 0 4162.9 May 272.4 294 21.6 400424 0 9989.6 Juni 317.0 341 24.0 451098 0 9458.4 Juli 226.6 247 20.4 302477 0 3015.6 Agustus 221.7 243 21.3 238503 0 4026.6 September 190.3 212 21.7 234464 0 3202.8 Oktober 249.8 270 20.3 270490 0 4328.7 November 277.3 296 18.8 366450 0 4184.2 Desember 214.4 232 17.6 229218 0 2372.3 Januari 2010 254.2 276 21.8 353290 0 7221.5 Februari 212.2 232 19.8 199185 0 1737.3 Tabel 2. Perhitungan OEE Bulan Availability (%) Performance Efficiency (%) Rate Of Quality Product (%) OEE (%) Maret 2009 92% 82% 98% 74% April 93% 89% 99% 81% May 93% 98% 98% 89% Juni 93% 95% 98% 86% 4

Juli 92% 89% 99% 81% Agustus 91% 72% 98% 64% September 90% 82% 99% 73% Oktober 93% 72% 98% 66% November 94% 88% 99% 82% Desember 92% 71% 99% 65% Januari 2010 92% 93% 98% 84% Februari 91% 63% 99% 57% Rata-rata 75% Berdasarkan Tabel 2, diketahui bahwa rata-rata rasio OEE untuk mesin creeper hammer mill masih di bawah kondisi ideal ( 85%). Hal ini akan lebih jelas terlihat pada Gambar 5 yang merupakan grafik hasil perhitungan OEE untuk mesin Creeper Hammer Mill. Gambar 5. Grafik Hasil Perhitungan OEE Untuk Mesin Creeper Hammer Milll Tabel 3. Total Time Losses dan Persentase Faktor Six Big Losses Six Big Losses Total Time Persentase Persentase Losses (Jam) (%) Kumulatif (%) Breakdowns Losses/ Equipment Failure 131.5 17.30% 17.30% Setup and Ajustment Losses 52.2 6.87% 24.17% Idling & Minor Stoppages Losses 63.7 8.38% 32.56% Reduced Speed Losses 472.7 62.21% 94.76% Setup and Ajustment Losses 39.8 5.24% 100% Rework Losses 0 0.00% 100% Total 759.9 100% Tabel 3 adalah kompilasi perhitungan untuk faktor six big losses, yang mana hasil perhitungan Tabel 3 selanjutnya akan dijadikan analisis menggunakan diagram pareto. Diagram Pareto digunakan sebagai alat bantu analisis untuk mempermudah melakukan analisis selanjutnya yaitu diagram tulang ikan. Menurut aturan Pareto, nilai persentase kumulatif mendekati atau sama dengan 80% menjadi prioritas permasalahan. Tabel 4 menjelaskan total time losses dan persentase faktor six big losses yang diperoleh, yang akan lebih jelas terlihat dengan mengunakan diagram pareto pada Gambar 6. 5

Tabel 4. Total Time Losses dan Persentase Faktor Six Big Losses Six Big Losses Total Time Total Time Persentase Losses (jam) Losses (%) Kumulatif Reduced Speed Losses 472.7 62.21% 62.21% Breakdowns Losses/ Equipment Failure 131.5 17.30% 79.51% Idling & Minor Stoppages Losses 63.7 8.38% 87.89% Setup and Ajustment Losses 52.2 6.87% 94.76% Scrap Losses 39.8 5.24% 100% Rework Losses 0 0% 100% Gambar 6. Diagram Pareto untuk Enam Kerugian Besar pada Mesin Creeper Hammer Mill Berdasarkan Gambar 6, terlihat ada dua faktor tertinggi yaitu reduced speed losses (62,21%) dan equipment failure (17,30%) dengan persentase akumulasi 79,51%, maka kedua faktor inilah yang menjadi prioritas permasalahan yang akan di analisa lebih lanjut dengan menggunakan diagram sebab akibat atau diagram tulang ikan (Gambar 7 dan Gambar 8). Gambar 7. Digram Tulang Ikan untuk Reduced Speed Losses 6

Gambar 8. Digram Tulang Ikan untuk Breakdown Losses Setelah menguraikan permasalahan melalui digram tukang ikan (Gambar 7 dan Gambar 8), Tabel 5 dan Tabel 6 berikut masing-masing merupakan usulan pemecahan masalah guna mengeliminasi kedua faktor tersebut (Reduced speed losses dan breakdown losses). Tabel 5. Usulan Pemecahan Masalah Akibat Reduced Speed Losses No Faktor Penyebab Usulan Penyelesaian Masalah 1 Manusia -Kurang teliti/terampil -Kurang istirahat -Kurang respon -Tidak disiplin -Pengawasan Operator/pekerja lebih ditingkatkan -Operator yang terampil dalam persoalan mesin -Waktu istirahat harus ditambah -Lakukan pelatihan operator/pekerja mengenai mesin yang ditangani -Operator harus tanggap terhadap kondisi mesin -Pemberian sanksi tegas terhadap karyawan yang tidak disiplin 2 Mesin -Gangguan listrik -Mengalami gangguan -Mesin beroperasi terus menerus -Mesin jaman dulu (sudah tua) -Gangguan dari mesin lain -Pembangkit listrik milik perusahaan harus di tambah daya -Generator menggunakan saklar otomatis -Menyediakan persediaan suku cadang -Operator/pekerja lebih fokus terhadap kondisi mesin -Lakukan penjadwalan produksi yang tepat dengan memperhatikan waktu operasi -Penggantian mesin dengan teknologi yang modern -Tingkatkan pemeliharaan melalui konsep pemeliharaan produktif total dan pemeliharaan mandiri atau 5S/5R -Operator/pekerja di mesin lain harus sering monitoring mesin yang ditangani 3 4 Lingkungan -Aliran listrik PLN mati -Mesin kotor Metode kerja -Perawatan mesin tidak standar -Kurang monitoring -Minimalisir waktu tenggang saat listrik PLN mati sampai generator dihidupkan -Operator/pekerja harus membersihkan mesin ketika istirahat -Tentukan standar perawatan mesin yang baik sesuai dengan manual book -Lakukan pelatihan kepada operator/pekerja mengenai mesin produksi 7

Tabel 6. Usulan Pemecahan Masalah Akibat Breakdown Losses No Faktor Penyebab Usulan Penyelesaian Masalah 1 Manusia -Kurang teliti/terampil -Kurang istirahat -Kurang respon -Tidak disiplin 2 Mesin -Gangguan listrik -Mengalami gangguan -Mesin beroperasi terus menerus -Mesin jaman dulu (sudah tua) -Gangguan dari mesin lain 3 Metode kerja -Perawatan mesin tidak standar -Kurang monitoring -Pengawasan Operator/pekerja lebih ditingkatkan -Operator yang terampil dalam persoalan mesin -Waktu istirahat harus ditambah -Lakukan pelatihan operator/pekerja mengenai mesin yang ditangani -Operator harus tanggap terhadap kondisi mesin -Pemberian sanksi tegas terhadap karyawan yang tidak disiplin -Pembangkit listrik milik perusahaan harus di tambah daya -Generator menggunakan saklar otomatis -Menyediakan persediaan suku cadang -Operator/pekerja lebih fokus terhadap kondisi mesin -Lakukan penjadwalan produksi yang tepat dengan memperhatikan waktu operasi -Penggantian mesin dengan teknologi yang modern -Tingkatkan pemeliharaan melalui konsep pemeliharaan produktif total dan pemeliharaan mandiri atau 5S/5 R -Operator/pekerja di mesin lain harus sering monitoring mesin yang ditangani -Tentukan standar perawatan mesin yang baik sesuai dengan manual book -Lakukan pelatihan kepada operator /pekerja mengenai mesin produksi yang ada 4. Simpulan Dari hasil pembahasan yang sudah dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan : a. Tingkat OEE pada periode bulan Maret 2009 sampai Februari 2010 belum efektif, dengan tingkat rata-rata OEE baru mencapai 75%. Angka tersebut jauh di bawah kondisi ideal yaitu 85%. b. Faktor yang memiliki kontribusi terbesar penyebab rendahnya OEE mesin creeper hammer mill berdasarkan digram Pareto adalah reduced speed losses dan breakdown losses/equipment failure dengan masing-masing persentase sebesar 62,21% dan 17,30%. Daftar Pustaka Gaspersz, Vincent. (1998). Manajemen Produktivitas Total. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Heizer, Jay and Barry Render. (2005). Manajemen Operasi. Salemba Empat. Jakarta. Hendradi, C. Tri. (2006), Statistik Six Sigma Dengan Minitab Panduan Cerdas Inisiatif Kualitas. Penerbit Andi. Yogyakarta. McCarthy, Dennis and Nick Rich. (2004). Lean TPM: A Blueprint For Change. Elsevier Butterworth-Heinemann. London. Nakajima, Seiichi. (1998). Introduction To Total Productive Maintenance. Productivity Press Inc. Tokyp. Wignjosoebroto, Sritomo. (2003). Pengantar Teknik dan Manajemen Industri. Guna Wijaya. Surabaya. 8