BAB III KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN"

Transkripsi

1 BAB III KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Total Porductive Maintenance Pengertian Total Productive Maintenance Salah satu cara yang sangat efektif dan efesien untuk meningkatkan pendayagunaan peralatan kerja dalam suatu perusahaan adalah dengan menerapkan suatu konsep, yaitu konsep Total Productive Maintenance (TPM). Menurut Almeanazel (2010:518) TPM adalah suatu program untuk pengembangan fundamental dari fungsi pemeliharaan dalam suatu organisasi, yang melibatkan seluruh SDM-nya. Menurut Dogra (2011:2) TPM dirancang untuk memaksimalkan Overall Equipment Effectiveness (OEE), dengan melibatkan seluruh departemen yang merencanakan, menggunakan, dan merawat peralatan, serta melibatkan seluruh karyawan mulai dari manajemen puncak hingga operator dilapangan. Menurut Eswaramurthi (2013:132) tujuan dari OEE yaitu mengidentifikasi kerugian, pada dasarnya OEE merupakan pendekatan dari bawah ke atas dengan melibatkan seluruh karyawan untuk mencapai target OEE dengan menghilangkan 6 kerugian. TPM adalah gerakan pemeliharaan secara menyeluruh yang melibatkan seluruh karyawan melalui kegiatan yang dilakukan oleh kelompokkelompok kecil. Teori ini pertama kali diperkenalkan di J epang pada tahun 1969 oleh Nippondenso Co, Ltd., yaitu anak perusahaan dari group Toyota.

2 Sebelum TPM diperkenalkan di Jepang, tepatnya pada tahun 1951 di Amreika Serikat sudah melakukan kegiatan preventive maintenance yang kemudian menjadi pemeliharaan yang produktif yaitu seorang operator hanya peduli terhadap soal produksi saja sedangkan masalah pemeliharaan berada pada bagian pemeliharaan (maintenance). Dengan semakin berkembangnya otomatisasi produksi maka cara pemeliharaan pada mesin atau peralatan yang dilakukan oleh operator bagian maintenance menjadi sulit dilaksanakan. Oleh karena itu diperkenalkanlah teori konsep TPM tepatnya pada tahun Pada tahap awal konsep ini mengubah tugas seorang operator pada peralatan otomatis dengan menugasi mereka tentang masalah pemeliharaan secara rutin. TPM secara dramatis meningkat produktivitas dan kualitas, dan menurunkan biaya. Implementasi TPM dapat mewujudkan penghematan biaya yang cukup besar melalui peningkatan produktivitas mesin. Semakin besar derajat otomatisasi pabrik, semakin besar pengurangan biaya yang di wujudkan oleh TPM. Sedangkan menurut pengertian Japan Institute of Plan Engineers (JIPE s) pada tahun 1971 Total Productive Maintenance (TPM) adalah (Almeanazel, 2010:517): 1. Bertujuan memaksimalkan efektivitas peralatan kerja. 2. Membentuk system pemeliharan produktif secara menyeluruh dan terpadu yang meliputi seluruh peralatan kerja. 3. Meliputi seluruh departemen (departemen perencanaan peralatan, pemakaian peralatan serta departemen pemeliharaan lain).

3 4. Melibatkan partisipasi seluruh karyawan beserta staf dari mulai manajemen puncak sampai ke pekerja lapangan paling bawah (operator). 5. Mempromosikan pemeliharaan productive melalui manajemen motivasi yaitu melalui kegiatan-kegiatan oleh kelompok kecil. TPM memiliki 3 target utama(almeanazel, 2010:518): 1. Zero product defect (tidak ada produk yang cacat) 2. Zero equipment unplanned failures (tidak ada kegagalan atau kerusakan pada mesin yang tidak terdeteksi sebelumnya) 3. Zero accident (tidak ada kecelakan di area kerja) TPM dirancang untuk mencegah terjadinya suatu kerugian karena terhentinya aktivitas produksi, yang disebabkan oleh kegagalan fungsi dari suatu peralatan (mesin), kerugian yang disebabkan oleh hilangnya kecepatan produksi mesin yang diakibatkan oleh kegagalan fungsi suatu komponen tertentu dari suatu mesin produksi, dan kerugian karena cacat yang disebabkan oleh kegagalan fungsi komponen atau mesin produksi. Jadi dapat di simpulkan secara sederhana bahwa tujuannya diaplikasikannya TPM adalah untuk mengoptimalkan efisiensi sistem produksi secara keseluruhan melalui aktivitas pemeliharaan dan perbaikan secara terorganisir. Tujuan pemeliharaan produktif adalah untuk meningkatkan produktivitas dari suatu peralatan dengan mengurangi biaya keseluruhan peralatan sepanjang usia pakainya dari tahapan desain, fabrikasi, operasi dan pemeliharaan,

4 dan menekan kerugian yang disebabkan oleh menurunnya kehandalan dan kinerja peralatan. Menurut Borris (2006:158), sebelum penerapan TPM dilakukan dalam sebuah perusahaan maka perusahaan tersebut harus sudah memenuhi 5S, pengertian 5S adalah sebagai berikut : 1. Seiri (sorting out) artinya ringkas atau pemilahan, yaitu : Pemilahan barang menjadi tiga kategori (diperlukan, tidak diperlukan, ragu-ragu) Tidak ada barang yang tidak diperlukan berada di area kerja Setiap barang diperlukan 2. Seiton (arranging efficiently) artinya rapi dalam penataan, yaitu : Mengatur barang yang diperlukan dengan susunan yang tepat sehingga mudah ditemukan pada saat diperlukan dan mudah dikembalikan. Setiap barang yang diperlukan dalam pekerjaan tersedia ditempatnya dan jelas status keberadaannya. Setiap barang dan tempat penyimpanannya memiliki tanda atau identitas yang memiliki standarisasi. Setiap orang mematuhi aturan penyimpanan dan ada mekanisme serta tata caranya. 3. Seiso (checking through cleaning) artinya pembersihan, yaitu : Membersihkan sambil memeriksa Menghilangkan sumber penyebab kotor Mengupayakan kondisi optimum

5 4. Seiketsu (neatness) artinya rawat atau pemantapan, yaitu : Melaksanakan standarisasi di tempat kerja Mempertahankan kondisi optimum Mewujudkan tempat kerja yang bebas kesalahan 5. Shitsuke (dicipline) artinya rajin atau disiplin, yaitu : Terbiasa merawat, ringkas, rapi, dan resik Terbiasa melakukan standar kerja Mengembangkan kebiasaan positif seperti taat aturan, tepat janji dan tepat waktu serta tidak membuang sampah sembarangan. Untuk dapat mengoptimalkan kegiatan serta pencapaian target dari TPM, maka dibutuhkan beberapa strategi seperti (Productivity Press, 1996:15): 1. Focused Improvement (kaizen) untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas penggunaan peralatan dan pemeliharaannya. 2. Autonomous Maintenance untuk meningkatkan keterlibatan operator dalam pemeliharaan peralatan produksi. 3. Planned Maintenance untuk merencanakan dan mengimplementasikan jadwal preventive maintenance bagi kemudahan pelaksanaan dan tindakan pencegahan, agar memastikan ketersediaan mesin sesuai dengan standar serta hasil kualitas produksi. 4. Technical Training untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan operator agar dapat meningkatkan efektivitas dalam penggunaan mesin atau peralatan.

6 5. Early Equipment Management Program untuk dapat meningkatkan hasil produksi dan memastikan kualitas produk dengan melakukan analisa dan perbaikan pada peralatan. 6. Quality Maintenance melakukan evaluasi dan perbaikan terhadap kerusakan atas mutu dan performa mesin atau peralatan. 7. Office TPM yaitu seluruh department yang mendukung proses produksi, penyerahan produk dan pelayanan pelanggan berpartisipasi aktif dalam kegiatan TPM untuk meningkatkan efektifitas kinerja binis. 8. Healthy, Safety and Environment Management System merupakan dukungan kegiatan keselamatan kerja dan lingkungan, pelatihan dan implementasi pada seluruh aspek bisnis proses untuk mencapai Zero Accident and Zero Pollution. Jenis-jenis perawatan dapat diklasifikasikan sebagai berikut (Productivity Press, 1996:4-8): 1. Breakdown Maintenance (kerusakan mesin) Merupakan pekerjaan perbaikan peralatan setelah peralatan tersebut mengalami kerusakan atau penurunan performa. Ada dua macam breakdown maintenance, yaitu : a. Perbaikan yang direncanakan, kegiatan ini lebih ekonomis untuk mengurangi permasalahan karena perbaikan yang dilakukan sebelum mesin tersebut mengalami kerusakan.

7 b. Perbaikan yang tidak direncanakan, kegiatan perbaikan yang dilakukan pada saat mesin mengalami kerusakan dan beresiko mengganggu jadwal produksi. 2. Preventive Maintenance Memastikan peralatan produksi berjalan dengan baik dan terhindar dari kerusakan mesin. Terdapat tiga jenis aktivitas dalam preventive maintenance : a. Perawatan harian (membersihkan, pengecekan, pelumasan, dan pengencangan) untuk mencegah penurunan b. Inspeksi secara periodic atau melakukan analisa peralatan untuk mengukur penurunan c. Perbaikan untuk meningkatkan performa dan mencegah dari penurunan 3. Corrective Maintenance Merupakan suatu langkah perbaikan untuk menjaga mesin dari kerusakan, memastikan kondisi mesin aman, pengecekan peralatan, perbaikan, dan penggunaan peralatan. Hal ini dapat dilakukan dengan melakukan perbaikan atau modifikasi mesin untuk mengurangi kerusakan, memudahkan perawatan, dan aman. 4. Maintenance Prevention

8 Merupakan bagian dari productive maintenance dalam melakukan perancangan peralatan yang baru, untuk memudahkan operator dan staff maintenance dalam melakukan perawatan Manfaat TPM TPM diperlukan untuk mengatasi 6 Big Losses dalam proses produksi perusahaan manufaktur. TPM berusaha untuk memastikan bahwa peralatan produksi memiliki efisiensi dengan memaksimalkan fungsi dan performa (Productivity Press, 1996:23). Beberapa hal yang berhubungan dengan TPM untuk mengoptimalkan daya tahan peralatan produksi adalah : 1. TPM di lakukan untuk mengembalikan kondisi peralatan produksi pada keadaan yang optimal untuk dipakai dalam proses produksi. 2. TPM diperlukan untuk meningkatkan keterlibatan operator dalam pemeliharaan peralatan produksi. 3. TPM diperlukan untuk meningkatkan efektivitas dan effisiensi proses pemeliharaan. 4. TPM di perlukan untuk melatih para karyawan untuk meningkatkan keahlian kerja mereka. 5. TPM diperlukan untuk melakukan manajemen pemeliharaan alat dantindakan pencegahan terhadap kerusakan peralatan produksi.

9 6. TPM di perlukan untuk pemakaian yang efektif dan teknologi pemeliharaan peralatan produksi. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Kumar (2014), TPM bertujuan melakukan perbaikan pada peralatan produksi agar dapat meningkatkan efektifitas, kualitas, dan kuantitas produksi. Menurut Eswaramurthi (2013), tujuan dari TPM adalah untuk melibatkan semua sektor termasuk produksi, pengembangan, administrasi serta semua pegawai dari manajemen senior hingga operator dan staff administrasi. Kebijakan TPM perusahaan adalah mencapai status kelas dunia melalui pemberdayaan dan peningkatan tenaga kerja menyeluruh yang terlibat dalamtpm Tantangan TPM Masalah yang diatasi oleh TPM sering dikenal dengan sebutan Sixbiglosses. Tujuan dari Six Big Losses adalah zero breakdowns. Menurut Almeanazel (2010:518) salah satu tujuan utama dari TPM membantu mengeliminasi six big losses dari peralatan dan proses-proses. Keseluruhan fokus dari TPM adalah mengeliminasi waste yang dikategorikan kedalam 6 jenis losses, yaitu: 1. Downtime Losses, yang termasuk kedalam downtime losses adalah equipment failure dan setup adjustment.

10 1. Kerugian peralatan (Equipment Failure) Kerusakan peralatan yang terlihat dan tidak diharapkan terjadi adalah penyebab kerugian karena kerusakan tersebut menyebabkan mesin berhenti beroperasi, yang termasuk kedalam equipment failure adalah waktu breakdown. 2. Set Up and Adjustment Kerusakan maupun pemeliharaan pada mesin secara keseluruhan akan mengakibatkan mesin tersebut berhenti beroperasi, sebelum mesin dioperasikan kembali akan dilakukan penyesuaian terhadap fungsi mesin tersebut dinamakan waktu set up dan adjustment. Dalam perhitungan waktu set up dan adjustment loss dipergunakan data waktu set up mesin yang mengalami kerusakan dan pemeliharaan mesin secara keseluruhan pada mesin produksi. 2. Set-up and adjustment losses (make-ready) Terjadi ketika produksi dari item yang terakhir dan peralatan ditentukan sebagai prasyarat dari item yang lainnya. 3. Idling and minor stoppage losses Terjadi ketika produksi dihentikan oleh temporary malfunction / mesin yang sedang berhenti. Masalah-masalah ini sering diabaikan sebagai penghapusan produk yang tidak dikehendaki sesuai masalah yang dihadapi, sehingga zero minor stoppages menjadi tujuan utamanya.yang termasuk pada idling and

11 minor stoppages losses adalah feeder trips, changing loads (feeder and delivery), cleaning plates, blankets dan dampening systems. 4. Reduced speed losses Merupakan perbedaan antara design speed dengan actual operating speed. Alasan bagi perbedaan dalam hal kecepatan dapat menjadi masalah mekanikal atau masalah kualitas. Reduced speed losses dapat disebabkan oleh abnormalitas atau keragman operasional. 5. Quality defect and rework Merupakan losses didalam kualitas yang disebabkan oleh malfunctioning production equipment. Mengurangi kecacatan membutuhkan investigasi yang cermat dan aksi inovatif yang berhubungan dengan perbaikkan. Quality defect and rework sendiri berhubungan dengan defective product yang dapat menjadi masalah produk akhir bagi pelanggan atau internal work-in-process. 6. Start-up losses (Reduced equipment yield) Merupakan losses yang terjadi selama tahap awal dari produksi.volume dari jenis-jenis losses yang ada berhubungan dengan tingkat stabilitas didalam kondisi-kondisi proses dan tujuan guna meminimalisasikan perubahan yang berkelanjutan Mengukur Efektifitas Peralatan atau Mesin Overall Equipment Effectiveness (OEE) sering dipakai sebagai satu metrik kunci di TPM (Total Productive Maintenance) dan program lean manufacturing

12 dan memberikan satu cara konsisten untuk mengukur efektivitas dari TPM (total pemeliharaan produktif) dan inisiatif lain dengan menyediakan satu kerangka keseluruhan untuk mengukur efisiensi produksi. Overall Equipment Effectiveness (OEE) merupakan besarnya efektifitas yang dimiliki oleh peralatan atau mesin. Almeanazel (2010:519). Beberapa manfaat yang dapat diambil dari Overall Equipment Effectiveness (OEE) adalah: Dapat digunakan untuk menentukan starting point dari perusahaan ataupun peralatan/mesin Dapat digunakan untuk mengidentifikasi kejadian bottleneck di dalam peralatan/mesin Dapat digunakan untuk mengidentifikasi kerugian produktivitas (True Productivity Losses) Dapat digunakan untuk menentukan prioritas dalam usaha untuk meningkatkan Overall Equipment Effectiveness (OEE) dan peningkatan produktivitas. Menurut Badiger dan Gandhinathan (2008:239) Usability merupakan salah satu faktor yang terpenting dalam mengukur OEE, karena faktor ini mengklasifikasikan downtime yang tidak direncanakan kedalam peralatan terkait downtime tersebut serta digunakan untuk menghitung faktor ketersediaan OEE dan waktu berhenti yang berhubungan dengan proses. Dengan menggunakan

13 faktor ini kategorisasi kerugian peralatan lebih diperinci pada peralatan dan proses terkait, dan mengarahkan pada identifikasi khusus dari kerugian peralatan yang terkait aviability dan usability. Pada kategorisasi waktu berhenti (stop times) dibagi kedalam 2 kelompok yaitu waktu berhenti yang direncanakan dan waktu berhenti yang tidak direncanakan. Faktor ini juga mengidentifikasi kerugian downtime yang tidak direncanakan secara lebih spesifik tanpa mengurangi availability faktornya, dengan catatan bahwa pemisahan downtime dari faktor availability akan mewakili availibity yang sebenarnya dari mesin secara terpisah untuk mengurangi waktu berhenti operational dan waktu berhenti induced. Begitu pula dengan dimasukannya minor stoppages pada efisiensi performance akan menyebabkan nilai yang lebih rendah dari efisiensi performance, sehingga pada metode ini memasukan minor stoppage kedalam faktor usability dan menghilangkan beban pada efisiensi performance. Untuk dapat menghitung OEE dengan menabahkan variable usability akan dibahas pada bagian berikutnya, pada Tabel 3.1 menggambarkan klasifikasi dari kerugian. 1. Availability 2. Usability Variabel 3. Performance Efficiency Tabel 3.1 Klasifikasi Kerugian Klasifikasi Planned Down Time Breakdown Losses Stop Time Stop Time Induced Stop Time Operational Idling Reduce Speed 4. Quality Losses Defect Losses Sumber : Badiger (2008)

14 Efektivitas fasilitas mempunyai suatu kaitan langsung atas daya saing dan profitabilitas suatu perusahaan. Memaksimalkan efektivitas berarti kemungkinan terbaik dihasilkan oleh masing-masing modal yang dimiliki oleh perusahaan. 1. Availability merupakan ketersediaan mesin/peralatan yang berupa perbandingan antara waktu operasi (operation time) terhadap waktu produksi yang direncanakan (planned operation time) dari suatu mesin/peralatan. Maka availibility dapat dihitung sebagai berikut : Operation Time Availability = = (1) Planned Production Time O t P t a. Planned Production Time Waktu produksi yang direncanakan dihitung dengan mengurangkan down time yang direncanakan dari waktu shift, dimana : Down time yang direncanakan termasuk semua kegiatan down time mesin yang direncanakan, seperti : Istirahat operator (makan siang, minum, dan lain-lain) Perawatan mesin yang direncanakan Planned Production Time = (Waktu Shift Downtime yang direncanakan) P t = (T st - P dt ) (2)

15 b. Operating Time Waktu operasi yang diperoleh dengan mengurangkan down time yang tidak direncanakan dengan waktu produksi yang direncanakan, dimana semua down time yang tidak direncanakan termasuk : Down time teknis (kegagalan peralatan yang mempengaruhi proses) Down time operasional (pengoperasian diluar spesifikasi, kesalahan operator, dan lain-lain) Down time kualitas (ketidak sesuaian persediaan dan bahan baku, permasalahan control proses, pengujian yang tidak direncanakan, kotoran dari produk atau proses) Waktu pengecualian (waktu yang direncanakan untuk kegiatan non produksi) Operating Time = (Waktu produksi direncanakan Downtime tidak direncanakan) O t = (P t UP dt ) (3) 2. Performance Efficiency adalah tolak ukur dari efisiensi suatu kinerja mesin menjalankan proses produksi. Tiga faktor yang penting untuk menghitung peformance rate adalah ideal cycle time (waktu siklus ideal/waktu standar), processed amount (Jumlah produk yang diproses) dan operation time (waktu proses mesin).

16 Cycle Time x Processed Amount Performance Efficiency = (4) Running Time Running Time (waktu berjalan) Running time berbeda dengan waktu operasi dan waktu berhenti. Running Time = (Operating time (Stop time operational Stop time induced)) R t = ( O t S t ) (5) Dimana stop time meliputi : Stop time operational : waktu berhenti yang direncanakan, termasuk tindakan operasional seperti mengganti produk dan perubahan ukuran, perencanaan pengisian material dan dokumentasi yang dibutuhkan. Stop time induced : waktu berhenti yang tidak direncanakan, ketika mesin berhenti karena permasalahan non-mesin seperti kurangnya bahan baku dan perlengkapan produksi, kekurangan operator, kurangnya informasi dan pertemuan yang tidak direncanakan. 3. Quality rate adalah perbandingan jumlah produk yang baik terhadap jumlah produk yang diproses. Jadi quality merupakan hasil perhitungan dengan faktor output dan defect/ reject. Formula ini sangat membantu untuk mengungkapkan masalah kualitas proses produksi.

17 Output Reject O pt - R pt Quality Rate = = (6) Output 4. Usability adalah menghitung kegunaan mesin dengan membagi waktu berjalan dengan waktu operasi. O pt Running Time Usability = = (7) Operating Time R t O T 5. Perhitungan Overall Equipment Effectiveness (OEE) OEE dihitung dengan melihat efektifitas dari mesin atau peralatan dengan variabel-variabel availability, performance efficiency, quality rate, dan usability. OEE = Availability x Performance x Quality Rate x Usability (8) Dengan menunjukan perhitungan OEE dan kerugiannya, maka dapat diilustrasikan seperti pada Gambar 3.1.

18 Sumber : Badiger & Gandhinathan (2008) Sumber : Badiger (2008) Gambar 3.1 Perhitungan OEE dan Losses Pada umumnya keberhasilan TPM dapat dilihat berdasarkan pengalaman. Menurut Nakajima (1989), kondisi yang ideal untuk OEE setelah dilaksanakannya TPM pada suatu perusahaan adalah : Operation Time Rate (Availability) > 90% Performance Efficiency > 95% Rate of Quality Product >99%, sehingga kondisi ideal pencapaian nilai OEE adalah > 85%.

19 3.1.5 Perhitungan Six Big Losses Menurut Almeanazel (2010:518) TPM tidak hanya berfokus pada pencegahan terjadinya kerusakan dan meminimalkan downtime pada mesin/peralatan, tetapi banyak faktor yang dapat menyebabkan kerugian akibat rendahnya efisiensi mesin/peralatan. Rendahnya produktivitas mesin/peralatan yang menimbulkan kerugian bagi perusahaan sering diakibatkan oleh penggunaan yang tidak efektif dan efisien, untuk menghilangkan permasalahan tersebut terdapat enam faktor yang disebut enam kerugian besar (six big losses). Adapun 6 kerugian tersebut yaitu : 1. Downtime Losses, yang termasuk kedalam downtime losses adalah equipment failure dan setup adjustment. 1. Kerugian peralatan (Equipment Failure) Kerusakan peralatan yang terlihat dan tidak diharapkan terjadi adalah penyebab kerugian karena kerusakan tersebut menyebabkan mesin berhenti beroperasi, yang termasuk kedalam equipment failure adalah waktu breakdown. Besarnya persentase efektifitas mesin yang hilang akibat equipment failure dihitung dengan menggunakan rumus : Total Breakdown Equipment Failure = x 100 % (9) Loading time

20 2. Set Up and Adjustment Kerusakan maupun pemeliharaan pada mesin secara keseluruhan akan mengakibatkan mesin tersebut berhenti beroperasi, sebelum mesin dioperasikan kembali akan dilakukan penyesuaian terhadap fungsi mesin tersebut dinamakan waktu set up dan adjustment. Dalam perhitungan waktu set up dan adjustment loss dipergunakan data waktu set up mesin yang mengalami kerusakan dan pemeliharaan mesin secara keseluruhan pada mesin produksi. Untuk mengetahui rasio efektifitas mesin yang hilang akibat set up dan adjustment dilihat dengan rumus : Total Setup and Adjustment Setup and Adjustment = x 100 % (10) Loading time 2. Speed Losses Faktor-faktor yang dikategorikan kedalam speed loss adalah idling and minor stoppages danreduced speed losses. 1. Idling and Minor Stoppages Terjadi ketika produksi menunggu karena temporary malfunction atau mesin berhenti. Masalah ini sering diabaikan sebagai penghapusan produk yang tidak dikehendaki sesuai masalah yang dihadapi. Total Non Productive Time Idling and Minor Stoppage = x 100 % Loading time (11)

21 2. Reduced Speed Losses Merupakan selisih antar waktu kecepatan aktual mesin dengan kecepatan produksi mesin yang ideal, untuk mengetahui besarnya persentase faktor reduced speed losses dapat digunakan perhitungan sebagai berikut : Reduce Speed Losses = Waktu Operasi (waktu siklus ideal x jumlah produksi) Loading time x 100 % (12) 3. Defect Losses Faktor yang dikategorikan defect losses adalah yield/scrap losses dan rework losses. 1. Yield/Scrap Losses Merupakan kerugian akibat produksi yang tidak sesuai dengan spesifikasi kualitas yang diinginkan, untuk mengetahui persentase faktor yield/scrap losses yang mempengaruhi efektifitas mesin sebagai berikut : Waktu siklus ideal x Scrap Yield / Scrap Losses = x 100 % (13) Loading time 2. Rework Losses Merupakan produk yang tidak memenuhi spesifikasi kualitas yang telah ditentukan sehingga perlu dilakukan pekerjaan ulang (rework losses).

22 Waktu siklus ideal x Jumlah Rework Rework Losses = x 100 % (14) Loading time Teori Diagram Pareto Menurut Goetsch (2000:455) diagram pareto merupakan suatu alat yang sangat berguna dalam suatu kebutuhan untuk memisahkan hal-hal yang sangat penting. Diagram ini pertama kali diperkenalkan oleh Dr. Joseph Juran, yang berasal dari seorang ekonom/sosiolog asal Italia bernama Vilfredo Pareto ( ). Ia memiliki pemahaman bahwa penyebab yang kecil dapat mengakibatkan suatu masalah yang besar dengan kata lain 80% gangguan yang timbul berasal dari 20% permasalahan yang muncul, hal ini dikenal sebagai prinsip pareto. Maksud dari diagram pareto adalah untuk menunjukan kapan menggunakan sumber daya yang dimiliki dengan mengungkapkan beberapa permasalahan yang signifikan dari seluruh permasalahan yang muncul, hal ini dapat membantu kita dalam menentukan dan membuat suatu prioritas. Diagram pareto sudah lama digunakan dalam quality management tools, sebagai alat untuk menginvestigasi permasalahan yang ada kemudian dipecahkan kedalam kategori tertentu, sehingga dapat diketahui frekuensinya untuk setiap kejadian seperti yang terlihat pada gambar 3.2.

23 Sumber : Quality Management : Introduction to Total Quality Management for Production, Processing, and Services. 3 rd Edition. Gambar 3.2 Diagram Pareto Teori Fishbone Diagram (Diagram Sebab Akibat) Menurut Goetsch (2000:459) diagram sebab akibat digunakan untuk mengidentifikasi dan mengelompokan penyebab permasalahan. Diagram sebab akibat dikembangkan oleh Dr. Kaoru Ishikawa pada tahun 1943 diagram ini banyak disebut sebagai Ishikawa diagram atau diagram tulang ikan (fishbone diagram), yang juga merupakan gambaran pengubahan dari garis dan simbol yang didesin untuk mewakili hubungan antara akibat dan penyebabnya. Ishikawa menjelaskan beberapa keuntungan menggunakan diagram sebab akibat, yaitu sebagai berikut : 1. Diagram sebab akibat lebih jelas dan prosesnya instruktif 2. Fokus pada group sehingga mengurangi diskusi yang tidak sesuai 3. Memisahkan penyebab masalah dari gejala-gejalanya dan mengangkat isu-isu dari pengumpulan data

24 4. Diagram tersebut dapat digunakan pada setiap permasalahan Diagram sebab akibat dapat digunakan pada forum diskusi dengan menggunakan metode brainstorming untuk mengidentifikasi mengapa suatu permasalahan terjadi, hal ini diperlukan analisa lebih terperinci daru suatu masalah dan terdapat kesulitan untuk memisahkan penyebab dan akibat. Seperti pada gambar 3.3 untuk mencari faktor-faktor penyebab terjadinya penyimpangan, terdapat 5 faktor penyebab utama yang perlu diperhatikan yaitu : 1. Manusia (man) 2. Metode Kerja (work method) 3. Mesin atau peralatan kerja (machine/equipment) 4. Bahan baku (material) 5. Lingkungan kerja (environment) Machine Material Problem Environment Man Method Sumber : Quality Management : Introduction to Total Quality Management for Production, Processing, and Services. 3 rd Edition. Gambar 3.3 Diagram Fishbone

25 3.2 Penelitian Terdahulu Sejumlah penelitian terdahulu mengenai TPM dapat dilihat pada Table 3.2 Tabel 3.2 Penelitian Terdahulu No. Peneliti (tahun) Topik Kajian Hasil Kajian 1 Badiger, 2008 Melakukan evaluasi OEE dengan manambahkan faktor usability serta dampaknya terhadap Six Big Losses 2 Dogra, 2011 Melakukan implementasi TPM plant rolling cold, dengan meningkatkan motivasi karyawan, perbaikan pada OEE dan mengurangi kecelakaan di shopfloor. Usability digunakan untuk menghitung dan memeriksa waktu berhenti mesin baik yang direncanakan maupun yang tidak direncanakan, efisiensi performa yang dihitung berdasarkan waktu berjalan (berbeda antara waktu operasi dan waktu berhenti) dibandingkan waktu operasi (berbeda antara waktu produksi yang direncanakan dan kerusakan mesin yang tidak direncanakan) untuk menghitung waktu dari mesin yang berjalan untuk membuat produk. Dengan mengevaluasi equipment earning capacity dengan mengeliminasi six big losses untuk dapat meningkatkan perbaikan pada OEE agar dapat meraih keuntungan perusahaan Dengan membuat kelompok kecil dalam melakukan aktifitas kegiatan TPM dapat merubah kebiasan untuk meningkatkan komunikasi yang lebih baik pada departemen yang berbeda di semua level, serta dapat meningkatkan semangat karyawan serta lingkungan organisasi yang sehat. Dengan melakukan kaizen semua karyawan dapat berkontribusi dalam perbaikan sistem yang efektif, serta melakukan konsep autonomous maintenance dapat membantu mengurangi biaya perbaikan serta dapat melakukan penghematan dan meningkatkan keuntungan.

26 Tabel 3.2 Penelitian Terdahulu (Lanjutan) No. Peneliti (tahun) Topik Kajian Hasil Kajian 3 Eswaramurthi, 2013 Konsep TPM melakukan perhitungan kuantitatif OEE untuk mengukur efektifitas peralatan atau line produksi serta melakukan evaluasi (Overall Resources Effectiveness) ORE untuk meningkatkan efisiensi sumber daya yang digunakan. Pengukuran ORE dapat mengarahkan pada focused improvement yang dibutuhkan untuk meningkatkan efektifitas pada system manufaktur. ORE membuat arahan yang berguna pada aspek proses produksi dengan menghilangkan losses yang timbul akibat sumber daya, mengukur efektifitas dengan menggunakan ORE sudah cukup baik untuk memperbaiki efektifitas sumber daya. 4 Nayak, 2013 Melakukan evaluasi OEE pada unit isolasi(insulation) pada perusahaan kabel dan mengidentifikasi element loss pada proses, OEE menjelaskan kinerja dari unit manufaktur kedalam 3 bagian yang dapat terukur, yaitu Availability, Performance, dan Quality. Terdapat 3 hal utama yang menyebabkan losses, yaitu downtime loss, speed loss, quality loss. Ketiga losses ini sangat penting untuk mengidentifikasi perhitungan OEE dan untuk mengevaluasi efektifitas dan efisiensi mesin, serta dapat membantu perusahaan untuk mengetahui bottleneck. 5 Sutoova, et al, 2012 Melakukan kobetsu kaizen atau focused improvement, dengan melakukan analisa kerugian karena waktu breakdown pada mesin printing press serta meminimalisasi kerugian. Penelitian ini dilakukan pada perusahaan packaging untuk industry makanan, tujuan dari penelitian ini untuk mengidentifikasi dan mengeliminasi waktu breakdown pada mesin printing. Diagram pareto digunakan untuk menganalisa peralatan yang menyebabkan tingginya waktu breakdown, dan kemudian dilakukan brainstorming untuk mengetahui akar penyebab masalah dengan menggunakan diagram fishbone. 4 bulan kemudian dilakukan pengukuran efektifitas perbaikan yang dilakukan, downtime yang disebabkan oleh pressure roller terjadi pengurangan waktu downtime

27 Tabel 3.2 Penelitian Terdahulu (Lanjutan) No. Peneliti (tahun) Topik Kajian Hasil Kajian sebesar 78 % serta pada cooling drum pengurangan sebesar 84%. 6 Almeanazel, 2010 Penelitian ini membahas mengenai tujuan dan keuntungan mengaplikasikan TPM, dan fokus kepada perhitungan OEE pada perusahaan baja serta melakukan penelitian pada six big losses (quality, availability, dan speed). Dengan mengaplikasikan strategi TPM dapat mengeliminasi waste, seperti waktu yang terbuang ketika penggantian alat kerja atau downtime losses, strategi perawatan yang digunakan yaitu memberikan tanggung jawab perawaatan kepada operator dilapangan karena operator merupakan orang yang terdekat dengan mesin dan akan mudah mengetahui mesin yang tidak berjalan normal. 7 Samad, et al, 2012 Menghitung OEE untuk melakukan analisa performa pada bagian mesin CNC Cutting di perusahaan perkapalan, serta membuat rekomendasi perbaikan. Penelitian ini mengukur kondisi performa bagian CNC aktual dengan menggunakan OEE, dan variabel yang diukur yaitu availability, performance, dan quality rate. Berdasarkan hasil pengukuran persentase OEE sangat rendah dibandingkan dengan standar kelas dunia, faktor yang menyebabkan rendahnya OEE adalah dari availability dan performance. Pada availability tingginya waktu change over dan breakdown, yang menyebabkan rendahnya availability. Sehingga kerugian pada waktu change over dan breakdown perlu dilakukan eliminasi, serta melakukan beberapa langkah untuk perbaikan 8 Sharma, 2015 Mengidentifikasi efektifitas 5 S/ 5R pada performa perusahaan yang sudah mengimplementasikan TPM Pada penelitian ini keseluruhan dari prinsip 5 S berdampak secara langsung maupun tidak langsung terhadap performa TPM, 5 S merupakan alat yang sangat efektif untuk mendukung tujuan implementasi TPM di perusahaan untuk mencapai perbaikan yang berkelanjutan

28 Tabel 3.2 Penelitian Terdahulu (Lanjutan) No. Peneliti (tahun) Topik Kajian Hasil Kajian dan peningkatan performa perusahaan. 9 Afefy, 2013 Mengevaluasi OEE pada perusahaan kimia, dengan membandingkan OEE pada standar perusahaan kelas dunia. 10 Kumar, 2014 Perbaikan yang dilakukan dengan menghilangkan losses melalui peningkatan produktivitas dan efisiensi pada organisasi. Pada penelitian ini menghitung OEE pada produksi sodium sulfat pada bulan oktober 2012, dengan mengumpulkan data penelitian selama 15 hari produksi. Dari hasil perhitungan OEE didapat bahwa nilai OEE pada bulan oktober sebesar 70,6 %, jika dibandingkan dengan standar perusahaan kelas dunia tidak dapat mencapai target. Perlu dilakukan langkah-langkah perbaikan pada sistem mesin, dan mengurangi waktu yang terbuang. Salah satu pilar dalam TPM adalah fokus pada perbaikan (focused improvement), yang fokus pada untuk meperbaiki beberapa losses. Perbaikan yang dilakukan yaitu dengan menghilangkan losses seperti peningkatan produktivitas dengan mengurangi cacat, pengiriman tepat waktu atau pengurangan biaya pelayanan, penyimpanan yang sedikit dan tingkat kecelakaan. 3.3 Kerangka Pemikiran Menurut Badiger dan Gandhinathan (2008:236) studi literature mendukung bahwa OEE merupakan pengukur perbaikan peralatan, tetapi terdapat jarak antara pendekatan sistematis dengan penerapan metode OEE. Tujuan penerapan metode OEE pada perusahaan manufaktur untuk menjaga perbaikan personel dan peralatan serta perusahaan. Untuk mempermudah dalam melakukan penelitian, maka gambar 3.4 berikut ini adalah kerangka pemikiran yang menggambarkan permasalahan penelitian.

29 Gambar 3.4 Kerangka Pemikiran

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN Metode penelitian ini merupakan cara atau prosedur yang berisi tahapantahapan yang jelas yang disusun secara sistematis dalam proses penelitian. Tiap tahapan maupun bagian yang

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Pengumpulan Data Mesin atau peralatan yang menjadi objek penelitian adalah pada bagian pengeringan di PT. XYZ yaitu pada mesin Dryer Twind. Karena mesin ini bersifat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Overall Equipment Effectiveness ( OEE ) Overall Equipment Effectiveness (OEE) adalah tingkat keefektifan fasilitas secara menyeluruh yang diperoleh dengan memperhitungkan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 27 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan pada PT. Kakao Mas Gemilang dan pengambilan data dilakukan pada department teknik dan produksi. 3.2. Pelaksanaan Penelitian

Lebih terperinci

Analisa Total Productive Maintenance pada Mesin Machining Center pada PT. Hitachi Power System Indonesia (HPSI) Dengan Menggunakan Metode

Analisa Total Productive Maintenance pada Mesin Machining Center pada PT. Hitachi Power System Indonesia (HPSI) Dengan Menggunakan Metode Analisa Total Productive Maintenance pada Mesin Machining Center pada PT. Hitachi Power System Indonesia (HPSI) Dengan Menggunakan Metode Overall Equipment Effectiveness (OEE) Achmad Nur Fauzi Program

Lebih terperinci

Total Productive Maintenance (TPM) Sistem Perawatan TIP FTP UB Mas ud Effendi

Total Productive Maintenance (TPM) Sistem Perawatan TIP FTP UB Mas ud Effendi Total Productive Maintenance (TPM) Sistem Perawatan TIP FTP UB Mas ud Effendi Total Productive Maintenance Program perawatan yang melibatkan semua pihak yang terdapat dalam suatu perusahaan untuk dapat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pendahuluan Total Productive Maintenance (TPM) merupakan salah satu konsep inovasi dari Jepang, dan Nippondenso adalah perusahaan pertama yang menerapkan dan mengembangkan konsep

Lebih terperinci

Total Productive Maintenance (TPM) Sistem Perawatan TIP FTP UB Mas ud Effendi

Total Productive Maintenance (TPM) Sistem Perawatan TIP FTP UB Mas ud Effendi Total Productive Maintenance (TPM) Sistem Perawatan TIP FTP UB Mas ud Effendi Total Productive Maintenance Program perawatan yang melibatkan semua pihak yang terdapat dalam suatu perusahaan untuk dapat

Lebih terperinci

Prosiding SNATIF Ke-1 Tahun ISBN:

Prosiding SNATIF Ke-1 Tahun ISBN: Prosiding SNATIF Ke-1 Tahun 201 4 ISBN: 978-602-1180-04-4 ANALISIS PENERAPAN TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE (TPM) MENGGUNAKAN OVERALL EQUIPMENT EFECTIVENESS (OEE) DAN SIX BIG LOSSES PADA MESIN CAVITEC DI

Lebih terperinci

BAB 3 LANDASAN TEORI

BAB 3 LANDASAN TEORI BAB 3 LANDASAN TEORI 3.1. Pengukuran Performansi Pengukuran performansi sering disalah artikan oleh kebanyakan perusahaan saat ini. Indikator performansi hanya dianggap sebagai indikator yang menunjukkan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bagian ini akan dijelaskan macam-macam langkah yang digunakan dalam melakukan penelitian ini. 3.1 Studi Literatur Studi literatur merupakan tahapan penyusunan landasan

Lebih terperinci

Analisis Overall Equipment Effectiveness dalam Meminimalisasi Six Big Losses pada Area Kiln di PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk.

Analisis Overall Equipment Effectiveness dalam Meminimalisasi Six Big Losses pada Area Kiln di PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk. Analisis Overall Equipment Effectiveness dalam Meminimalisasi Six Big Losses pada Area Kiln di PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk. Pabrik Tuban Tofiq Dwiki Darmawan *1) dan Bambang Suhardi 2) 1,2) Program

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian adalah suatu paradigma untuk memecahkan masalah yang terjadi agar penelitian ini lebih sistematis dan terarah. Bab ini berisi langkahlangkah pembahasan

Lebih terperinci

1. Tingkat efectivitas dan efisiensi mesin yang diukur adalah dengan Metode Overall

1. Tingkat efectivitas dan efisiensi mesin yang diukur adalah dengan Metode Overall 1. Tingkat efectivitas dan efisiensi mesin yang diukur adalah dengan Metode Overall Equipment Effectiveness (OEE) dan Six Big Losses sesuai dengan prinsip TPM (Total Produktive Maintenance) untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 13 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Total Productive Maintenance Total Productive Maintenance (TPM) adalah teknik silang fungsional yang melibatkan beberapa bagian fungsional perusahaan bukan hanya pada Bagian

Lebih terperinci

Evaluasi Efektivitas Mesin Creeper Hammer Mill dengan Pendekatan Total Productive Maintenance (Studi Kasus: Perusahaan Karet Remah di Lampung Selatan)

Evaluasi Efektivitas Mesin Creeper Hammer Mill dengan Pendekatan Total Productive Maintenance (Studi Kasus: Perusahaan Karet Remah di Lampung Selatan) Evaluasi Efektivitas Mesin Creeper Hammer Mill dengan Pendekatan Total Productive Maintenance (Studi Kasus: Perusahaan Karet Remah di Lampung Selatan) Melani Anggraini *1), Rawan Utara *2), dan Heri Wibowo

Lebih terperinci

Jl. Kaliurang Km 14.4 Sleman, DIY 55184 1,2)Email: teknik.industri@uii.ac.id ABSTRAK

Jl. Kaliurang Km 14.4 Sleman, DIY 55184 1,2)Email: teknik.industri@uii.ac.id ABSTRAK Penerapan Metode Total Productive Maintenance (TPM) untuk Mengatasi Masalah Six-Big Losess dalam Mencapai Efisiensi Proses Produksi (Studi Kasus pada PT. Itokoh Ceperindo) Aldila Samudro Mukti 1, Hudaya

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pendapat tersebut sejalan dengan pendapat Stephens (2004:3), yang. yang diharapkan dari kegiatan perawatan, yaitu :

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pendapat tersebut sejalan dengan pendapat Stephens (2004:3), yang. yang diharapkan dari kegiatan perawatan, yaitu : BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Definisi maintenance Maintenance (perawatan) menurut Wati (2009) adalah semua tindakan teknik dan administratif yang dilakukan untuk menjaga agar kondisi mesin/peralatan tetap

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. ada sekarang secara sistematis dan faktual berdasarkan data-data. penelitian ini meliputi proses

BAB III METODE PENELITIAN. ada sekarang secara sistematis dan faktual berdasarkan data-data. penelitian ini meliputi proses BAB III METODE PENELITIAN 3.1.Jenis Penelitian Berdasarkan sifatnya, maka penelitian ini digolongkan sebagai penelitian deskritif yaitu penelitian yang berusaha untuk memaparkan pemecahan masalah terhadap

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pendahaluan Total Produktive Maintenance (TPM) merupakan salah satu konsep inovasi dari Jepang, dan Nippondenso adalah perusahaan pertama yang menerapkan dan mengembangkan konsep

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS HASIL

BAB V ANALISIS HASIL BAB V ANALISIS HASIL 5.1.Analisis Perhitungan Overall Equipment Effectiveness (OEE) Analisa perhitungan OEE di PT. XYZ dilakukan untuk melihat tingkat efektivitas penggunaan mesin di mesi reaktor R-102

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian, adalah sebagai berikut :

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian, adalah sebagai berikut : BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodelogi penelitian merupakan cara atau prosedur yang berisi tahapatahapan yang jelas yang disusun secara sistematis dalam proses penelitian. Pada bab sebelumnya telah dijelaskan

Lebih terperinci

ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI MESIN RING FRAME DENGAN TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE DI PT INDORAMA SYNTHETICS Tbk

ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI MESIN RING FRAME DENGAN TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE DI PT INDORAMA SYNTHETICS Tbk ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI MESIN RING FRAME DENGAN TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE DI PT INDORAMA SYNTHETICS Tbk Disusun Oleh : Nama : Gabriella Aningtyas Varianggi NPM : 33412072 Jurusan : Teknik Industri

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LADASA TEORI Dalam penulisan tugas akhir ini diperlukan teori-teori yang mendukung, diperoleh dari mata kuliah yang pernah didapat dan dari referensi-referensi sebagai bahan pendukung. Untuk mencapai

Lebih terperinci

Analisis Overall Equipment Effectiveness pada Mesin Wavetex 9105 di PT. PLN Puslitbang

Analisis Overall Equipment Effectiveness pada Mesin Wavetex 9105 di PT. PLN Puslitbang Analisis Overall Equipment Effectiveness pada Mesin Wavetex 9105 di PT. PLN Puslitbang Yustine Intan Dwi Wijaya1), Ilham Priadythama2) 1,2) Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Sebelas

Lebih terperinci

Implementasi Metode Overall Equipment Effectiveness Dalam Menentukan Produktivitas Mesin Rotary Car Dumper

Implementasi Metode Overall Equipment Effectiveness Dalam Menentukan Produktivitas Mesin Rotary Car Dumper Implementasi Metode Overall Equipment Effectiveness Dalam Menentukan Produktivitas Mesin Rotary Car Dumper Melani Anggraini* 1), Marcelly Widya W 2), Kujol Edy F.B. 3) 1,2,3) Program Studi Teknik Industri

Lebih terperinci

Pengantar Manajemen Pemeliharaan. P2M Departemen Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Indonesia

Pengantar Manajemen Pemeliharaan. P2M Departemen Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Indonesia Pengantar Manajemen Pemeliharaan P2M Departemen Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Indonesia Topik Bahasan Perkembangan manajemen pemeliharaan Sistem pemeliharaan Preventive maintenance (PM) Total

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Teknologi merupakan komponen penting bagi berkembangnya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Teknologi merupakan komponen penting bagi berkembangnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Teknologi merupakan komponen penting bagi berkembangnya perusahaan. Semakin berkembangnya industri semakin banyak pula teknologi yang dikembangkan. Salah satu

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN LITERATUR...

BAB II KAJIAN LITERATUR... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL...i PERNYATAAN KEASLIAN... ii LEMBAR PENGESAHAN PERUSAHAAN....iii LEMBAR PENGESAHAN DOSEN PEMBIMBING...iv LEMBAR PENGESAHAN DOSEN PENGUJI... v HALAMAN PERSEMBAHAN...vi HALAMAN

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian dan Tujuan Maintenance 2.1.1. Pengertian Maintenance Maintenance merupakan suatu fungsi dalam suatu industri manufaktur yang sama pentingnya dengan fungsi-fungsi lain

Lebih terperinci

1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA

1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemeliharaan 2.1.1 Definisi Pemeliharaan Beberapa definisi pemeliharaan (maintenance) menurut para ahli: Menurut Patrick (2001, p407), maintenance adalah suatu kegiatan

Lebih terperinci

Nia Budi Puspitasari, Avior Bagas E *) Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro Jl. Prof. Sudharto, Tembalang, Semarang

Nia Budi Puspitasari, Avior Bagas E *) Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro Jl. Prof. Sudharto, Tembalang, Semarang PERHITUNGAN NILAI OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS MESIN MIXER BANBURY 270 L DAN MESIN BIAS CUTTING LINE 2 (STUDI KASUS PT. SURYARAYA RUBBERINDO INDUSTRIES) Nia Budi Puspitasari, Avior Bagas E *) Program

Lebih terperinci

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH 5.1 Analisa Perhitungan Overall Equipment Effectiveness (OEE) Analisa perhitungan Overall Equipment Effectiveness di PT. Gramedia Printing Group dilakukan untuk melihat

Lebih terperinci

BAB V ANALISA HASIL PERHITUNGAN. Equipment Loss (Jam)

BAB V ANALISA HASIL PERHITUNGAN. Equipment Loss (Jam) BAB V ANALISA HASIL PERHITUNGAN 5.1 Analisa Nilai Availability Table 5.1 Nilai Availability Mesin Steam Ejector Planned Equipment Loss Time Availability Januari 42 6 36 85.71 Februari 44 7 37 84.09 Maret

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS PEMECAHAN MASALAH Analisis Perhitungan Overall Equipmenteffectiveness (OEE).

BAB V ANALISIS PEMECAHAN MASALAH Analisis Perhitungan Overall Equipmenteffectiveness (OEE). BAB V ANALISIS PEMECAHAN MASALAH 5.1. Analisis Perhitungan Overall Equipmenteffectiveness (OEE). Analisis perhitungan overall equipment effectiveness pada PT. Selamat Sempurna Tbk. dilakukan untuk melihat

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini akan diuraikan tahapan atau langkah-langkah yang dilakukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini akan diuraikan tahapan atau langkah-langkah yang dilakukan BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini akan diuraikan tahapan atau langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian secara sistematik, sehingga akan memudahkan dalam pelaksanaan penelitian. Hasil yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI Tugas Akhir 8 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pendahuluan Total productive Maintenance (TPM) merupakan salah satu konsep inovasi dari Jepang dan Nipondenso adalah perusahaan pertama yang menerapkan konsep TPM

Lebih terperinci

PRESENTASI SIDANG SKRIPSI. September

PRESENTASI SIDANG SKRIPSI. September PRESENTASI SIDANG SKRIPSI 1 ANALISIS KINERJA DAN KAPABILITAS MESIN DENGAN PENERAPAN TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE (TPM) DI PT. X Disusun oleh Nama : Teguh Windarto NPM : 30408826 Jurusan : Teknik Industri

Lebih terperinci

1 BAB I PENDAHULUAN. ini disebabkan karena tim perbaikan tidak mendapatkan dengan jelas

1 BAB I PENDAHULUAN. ini disebabkan karena tim perbaikan tidak mendapatkan dengan jelas 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Usaha perbaikan pada industri manufaktur, dilihat dari segi peralatan adalah dengan meningkatkan efektivitas mesin/peralatan yang ada seoptimal mungkin. Pada

Lebih terperinci

dalam pembahasan sehingga hasil dari pembahasan sesuai dengan tujuan yang

dalam pembahasan sehingga hasil dari pembahasan sesuai dengan tujuan yang BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Identifikasi Masalah Tahap identifikasi masalah adalah tahap dimana peneliti ingin menemukan masalah yang akan menjadi fokus penelitian. Tahap ini merupakan penggabungan dari

Lebih terperinci

BAB V ANALISA HASIL Analisis Perhitungan Overall Equipment Effectiveness (OEE)

BAB V ANALISA HASIL Analisis Perhitungan Overall Equipment Effectiveness (OEE) 48 BAB V ANALISA HASIL 5.1. Analisis Perhitungan Overall Equipment Effectiveness (OEE) Analisis perhitungan overall equipment effectiveness di PT. Inkoasku dilakukan untuk melihat tingkat efektivitas penggunaan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Gambar 3.1 Flow Chart Metodologi Penelitian Metodologi penelitian perlu ditentukan terlebih dahulu, agar di dalam mencari solusi untuk memecahkan masalah lebih terarah dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. berperan penting dalam perusahaan selain manajemen sumber daya manusia,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. berperan penting dalam perusahaan selain manajemen sumber daya manusia, BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Tinjauan Manajemen Operasi 2.1.1 Konsep Manajemen Operasi Manajemen operasi merupakan salah satu fungsi bisnis yang sangat berperan penting dalam perusahaan

Lebih terperinci

KEPEKAAN TERHADAP ADANYA LOSSES

KEPEKAAN TERHADAP ADANYA LOSSES FOCUSED IMPROVEMENT Definisi Semua kegiatan yang diarahkan untuk melakukan improvement pada kinerja dan kapabilitas mesin dan tidak terbatas pada merawat kondisi dasar mesin saja Pada umumnya diarahkan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pemeliharaan (Maintenance) Pengertian Pemeliharaan (Maintenance)

TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pemeliharaan (Maintenance) Pengertian Pemeliharaan (Maintenance) 8 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemeliharaan (Maintenance) 2.1.1 Pengertian Pemeliharaan (Maintenance) Pemeliharaan merupakan kegiatan pengembalian setiap peralatan dan mesin pada kondisi siap beroperasi. Presepsi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Gambar 3.1 Flow Chart Metodologi Penelitian Metodologi penelitian perlu ditentukan agar di dalam mencari solusi untuk memecahkan masalah lebih terarah dan mempermudah proses

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN BAB III METODELOGI PENELITIAN Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat Effektivitas dari pada mesin mesin m/c.cr.shaft yaitu mesin : Grinding,Fine Boring,dan Gun drilling. Sebagai langkah di dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perbaikan. Perbaikan yang diharapkan dapat meningkatkan keutungan bagi

BAB I PENDAHULUAN. perbaikan. Perbaikan yang diharapkan dapat meningkatkan keutungan bagi 3.1 Latar Belakang Permasalahan BAB I PENDAHULUAN Untuk tetap bertahan di persaingan usaha, sebuah industri harus selalu melakukan perbaikan. Perbaikan yang diharapkan dapat meningkatkan keutungan bagi

Lebih terperinci

DAFTAR ISI Halaman Halaman Judul... i Halaman Pengajuan... ii Halaman Pengesahan... iii Kata Pengantar... iv Daftar Isi... vi Daftar Tabel...

DAFTAR ISI Halaman Halaman Judul... i Halaman Pengajuan... ii Halaman Pengesahan... iii Kata Pengantar... iv Daftar Isi... vi Daftar Tabel... DAFTAR ISI Judul... i Pengajuan... ii Pengesahan... iii Kata Pengantar... iv Daftar Isi... vi Daftar Tabel... ix Daftar Gambar... x Daftar Lampiran... xii Abstrak... xiii Abstract... xiv Bab I. Pendahuluan

Lebih terperinci

PENGUKURAN PRODUKTIFITAS MESIN UNTUK MENGOPTIMALKAN PENJADWALAN PERAWATAN (STUDI KASUS DI PG LESTARI)

PENGUKURAN PRODUKTIFITAS MESIN UNTUK MENGOPTIMALKAN PENJADWALAN PERAWATAN (STUDI KASUS DI PG LESTARI) PENGUKURAN PRODUKTIFITAS MESIN UNTUK MENGOPTIMALKAN PENJADWALAN PERAWATAN (STUDI KASUS DI PG LESTARI) Fitri Agustina Jurusan Teknik Industri, Universitas Trunojoyo Madura Jl. Raya Telang Po Box 2 Kamal,

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka Sinurat dkk (2015) melakukan penelitian di suatu perusahaan manufaktur yang dalam proses produksinya menggunakan mesin bubut. Permasalahan

Lebih terperinci

BAB V ANALISA HASIL. sebelumnya menggunakan metode OEE maka dapat disimpulkan bahwa hasil

BAB V ANALISA HASIL. sebelumnya menggunakan metode OEE maka dapat disimpulkan bahwa hasil BAB V ANALISA HASIL Berdasarkan hasil analisa dan perhitungan yang telah dilakukan di bab sebelumnya menggunakan metode OEE maka dapat disimpulkan bahwa hasil pencapain OEE setiap bulannya adalah tidak

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORITIS

BAB II KERANGKA TEORITIS BAB II KERANGKA TEORITIS 2.1 Pemeliharaan Pemeliharaan atau perawatan dalam suatu industri merupakan salah satu faktor penting dalam mendukung proses produksi. Oleh karena itu proses produksi harus didukung

Lebih terperinci

STUDI PENERAPAN TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE (TPM) UNTUK PENINGKATAN EFESIENSI PRODUKSI DI PT. SINAR SOSRO

STUDI PENERAPAN TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE (TPM) UNTUK PENINGKATAN EFESIENSI PRODUKSI DI PT. SINAR SOSRO STUDI PENERAPAN TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE (TPM) UNTUK PENINGKATAN EFESIENSI PRODUKSI DI PT. SINAR SOSRO TUGAS SARJANA Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3 METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kuantitatif. Metode penelitian kuantitatif menunjukkan penelitian melalui penelitian lapangan yang

Lebih terperinci

Suharjo Jurnal OE, Volume VI, Maret No. 1, 2014

Suharjo Jurnal OE, Volume VI, Maret No. 1, 2014 USULAN PENINGKATAN EFEKTIVITAS PADA MESIN BOILER PT. INDAH KIAT SERANG DENGAN KONSEP TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE Suharjo Universitas Esa Unggul suharjosuharjo666@gmail.com Abstract. PT. Indah Kiat Pulp

Lebih terperinci

ANALISA FAKTOR-FAKTOR SIX BIG LOSSES PADA MESIN CANE CATTER I YANG MEMPENGARUHI EFESIENSI PRODUKSI PADA PABRIK GULA PTPN II SEI SEMAYANG

ANALISA FAKTOR-FAKTOR SIX BIG LOSSES PADA MESIN CANE CATTER I YANG MEMPENGARUHI EFESIENSI PRODUKSI PADA PABRIK GULA PTPN II SEI SEMAYANG ANALISA FAKTOR-FAKTOR SIX BIG LOSSES PADA MESIN CANE CATTER I YANG MEMPENGARUHI EFESIENSI PRODUKSI PADA PABRIK GULA PTPN II SEI SEMAYANG TUGAS SARJANA Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-syarat

Lebih terperinci

STUDI KASUS PENINGKATAN OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS (OEE) MELALUI IMPLEMENTASI TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE (TPM)

STUDI KASUS PENINGKATAN OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS (OEE) MELALUI IMPLEMENTASI TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE (TPM) Seminar Nasional Teknik IV STUDI KASUS PENINGKATAN OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS () MELALUI IMPLEMENTASI TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE (TPM) Didik Wahjudi, Soejono Tjitro, Rhismawati Soeyono Jurusan Teknik

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. diperkenalkan di Jepang. Bagaimanapun juga konsep dari pemeliharaan pencegahan

BAB II LANDASAN TEORI. diperkenalkan di Jepang. Bagaimanapun juga konsep dari pemeliharaan pencegahan BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pendahuluan TPM adalah konsep inovatif dari orang-orang Jepang. Asal mula dari TOM bisa dilacak pada tahun 1951 dimana pemeliharaan pencegahan pertama kali diperkenalkan di Jepang.

Lebih terperinci

KARYA AKHIR Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat-Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan. Oleh TENGKU EMRI FAUZAN

KARYA AKHIR Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat-Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan. Oleh TENGKU EMRI FAUZAN PERHITUNGAN TINGKAT EFEKTIFITAS MESIN CANE MILL DENGAN METODE OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS SEBAGAI DASAR USULAN PENERAPAN TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE PADA PABRIK GULA SEI SEMAYANG PT. PERKEBUNAN NUSANTARA

Lebih terperinci

WASTE. If it doesn t add value, it s waste. - from Henry Ford s book: Today and Tomorrow, 1922 PEMBOROSAN

WASTE. If it doesn t add value, it s waste. - from Henry Ford s book: Today and Tomorrow, 1922 PEMBOROSAN WASTE Waste If it doesn t add value, it s waste - from Henry Ford s book: Today and Tomorrow, 1922 Waste PEMBOROSAN Segala sesuatu yang tidak memberi nilai tambah merupakan pemborosan - dari buku Henry

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR ANALISIS PENGUKURAN PRODUKTIVITAS MESIN CNC DI PT. RAJA PRESISI SUKSES MAKMUR DENGAN METODE OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS (OEE)

TUGAS AKHIR ANALISIS PENGUKURAN PRODUKTIVITAS MESIN CNC DI PT. RAJA PRESISI SUKSES MAKMUR DENGAN METODE OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS (OEE) TUGAS AKHIR ANALISIS PENGUKURAN PRODUKTIVITAS MESIN CNC DI PT. RAJA PRESISI SUKSES MAKMUR DENGAN METODE OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS (OEE) Oleh : MOCHAMAD ROMADHANI NBI : 411306085 PROGRAM STUDI TEKNIK

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode penelitian Berikut ini merupakan flowchart kerangka keseluruhan untuk melakukan penelitian. Menentukan Tema Identifikasi Masalah Menentukan latar belakang masalah

Lebih terperinci

3 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bagian ketiga dari laporan skripsi ini menggambarkan langkah-langkah yang akan dijalankan dalam penelitian ini. Metodologi penelitian dibuat agar proses pengerjaan penelitian

Lebih terperinci

Universitas Widyatama

Universitas Widyatama BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi dan Tujuan Maintenance 2.1.1 Definisi Maintenance Perawatan atau yang lebih dikenal dengan kata Maintenance dapat didefinisikan sebagai suatu aktivitas yang diperlukan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL PENGOLAHAN DATA

BAB IV ANALISIS HASIL PENGOLAHAN DATA BAB IV ANALISIS HASIL PENGOLAHAN DATA 4.1. Analisis Perhitungan Overall Equipment Effectiveness (OEE) Analisa perhitungan overall equipment effectiveness di PT. Sulfindo Adi Usaha dilakukan untuk melihat

Lebih terperinci

ANALISIS TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE PADA TURNTABLE VIBRRATING COMPACTOR GUNA MEMPERBAIKI KINERJA PERUSAHAAN PT. INDONESIA ASAHAN ALUMINIUM (Persero)

ANALISIS TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE PADA TURNTABLE VIBRRATING COMPACTOR GUNA MEMPERBAIKI KINERJA PERUSAHAAN PT. INDONESIA ASAHAN ALUMINIUM (Persero) ANALISIS TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE PADA TURNTABLE VIBRRATING COMPACTOR GUNA MEMPERBAIKI KINERJA PERUSAHAAN PT. INDONESIA ASAHAN ALUMINIUM (Persero) SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat

Lebih terperinci

Sunaryo dan Eko Ardi Nugroho

Sunaryo dan Eko Ardi Nugroho KALKULASI OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS (OEE) UNTUK MENGETAHUI EFEKTIVITAS MESIN KOMATZU 80T (Studi Kasus pada PT. Yogya Presisi Tehnikatama Industri) Sunaryo dan Eko Ardi Nugroho Teknik Industri, Fakultas

Lebih terperinci

Nadia Cynthia Dewi. Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro. Jl. Prof. Sudharto, Tembalang, Semarang.

Nadia Cynthia Dewi. Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro. Jl. Prof. Sudharto, Tembalang, Semarang. ANALISIS PENERAPAN TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE (TPM) DENGAN PERHITUNGAN OVERALL EQUIPMENT EFECTIVENESS (OEE) DAN SIX BIG LOSSES MESIN CAVITEC PT. ESSENTRA SURABAYA (STUDI KASUS PT. ESSENTRA) Nadia Cynthia

Lebih terperinci

Nama : Teguh Windarto NPM : Jurusan : Teknik Industri Pembimbing : Dr.Ir Rakhma Oktavina, MT

Nama : Teguh Windarto NPM : Jurusan : Teknik Industri Pembimbing : Dr.Ir Rakhma Oktavina, MT PENULISAN ILMIAH MEMPELAJARI PROSES PERAWATAN MESIN POTONG VELEG RODA DUA DENGAN METODE TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE (TPM) DI PT. ENKEI INDONESIA Nama : Teguh Windarto NPM : 30408826 Jurusan : Teknik Industri

Lebih terperinci

HASBER F. H. SITANGGANG

HASBER F. H. SITANGGANG KAJIAN TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE PADA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS DAN UAP BLOK I ST 1.0 SICANANG BELAWAN DENGAN METODE OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Produksi Produksi merupakan salah satu kegiatan yang berhubungan erat dengan kegiatan ekonomi. Melalui proses produksi bisa dihasilkan berbagai macam barang yang dibutuhkan

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA TUGAS AKHIR Analisa Penerapan Total Productive Maintenance (TPM) Menggunakan Overall Equipment Effectiveness (OEE) dan Six Big Losses Mesin Cylindrical Grinding Paragon GUP 20/32 Di Departemen Puslatek

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. industri baik dalam bidang teknologi maupun dalam bidang manajemen,

BAB I PENDAHULUAN. industri baik dalam bidang teknologi maupun dalam bidang manajemen, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perusahaan merupakan suatu organisasi yang dibentuk dengan tujuan ekonomi dalam melakukan kegiatan usahanya. Untuk mencapai tujuan ekonomi tersebut maka perusahaan

Lebih terperinci

PENINGKATAN EFEKTIVITAS LINI PRODUKSI PADA SISTEM PRODUKSI KONTINYU DENGAN PENDEKATAN TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE (TPM)

PENINGKATAN EFEKTIVITAS LINI PRODUKSI PADA SISTEM PRODUKSI KONTINYU DENGAN PENDEKATAN TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE (TPM) PENINGKATAN EFEKTIVITAS LINI PRODUKSI PADA SISTEM PRODUKSI KONTINYU DENGAN PENDEKATAN TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE (TPM) (Studi Kasus pada PT. Petrokimia Gresik) IMPROVING THE PRODUCTION LINE EFFECTIVENESS

Lebih terperinci

Analisis Efektivitas Mesin Stripping Menggunakan Metode Overall Equipment Effectiveness dan Failure Mode and Effect Analysis

Analisis Efektivitas Mesin Stripping Menggunakan Metode Overall Equipment Effectiveness dan Failure Mode and Effect Analysis Petunjuk Sitasi: Himawan, R., Choiri, M., & Saputra, B. (2017). Analisis Efektivitas Mesin Stripping Menggunakan Metode Overall Equipment Effectiveness dan Failure Mode and Effect Analysis. Prosiding SNTI

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Mutu ( Quality ) Mutu adalah sesuatu yang diputuskan oleh pelanggan dan sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan oleh pelanggan. Mutu didasarkan pada pengalaman aktual

Lebih terperinci

Simposium Nasional Teknologi Terapan (SNTT) ISSN : X

Simposium Nasional Teknologi Terapan (SNTT) ISSN : X UPAYA PENINGKATAN PRODUKTIVITAS MESIN MILLS STATION MENGGUNAKAN BASIS OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS (OEE) Ahmad Kholid Alghofari 1*, Muhamad Arsyad Rifa i 2 1,2 Program Studi Teknik Industri, Fakultas

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 9 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi maintenance Maintenance (perawatan) menurut Wati (2009) adalah semua tindakan teknik dan administratif yang dilakukan untuk menjaga agar kondisi mesin/peralatan tetap

Lebih terperinci

PENINGKATAN EFEKTIVITAS MESIN CUTTING GLASS DENGAN METODE OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS (di PT. Asahimas Flat Glass, Tbk.

PENINGKATAN EFEKTIVITAS MESIN CUTTING GLASS DENGAN METODE OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS (di PT. Asahimas Flat Glass, Tbk. PENINGKATAN EFEKTIVITAS MESIN CUTTING GLASS DENGAN METODE OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS (di PT. Asahimas Flat Glass, Tbk. Sidoarjo) Oleh Ferry Wicaksono, Enny Aryani, Dwi Sukma Prodi TeknikIndustri,

Lebih terperinci

PDF Compressor Pro. Kata Pengantar. Tekinfo --- Jurnal Ilmiah Teknik Industri dan Informasi

PDF Compressor Pro. Kata Pengantar. Tekinfo --- Jurnal Ilmiah Teknik Industri dan Informasi Tekinfo --- Jurnal Ilmiah Teknik Industri dan Informasi --- 45 Kata Pengantar Alha dulillahi robbil ala i, puji syukur kami sampaikan ke hadirat Allah SWT, karena Tekinfo, Jurnal Ilmiah Teknik Industri

Lebih terperinci

PERHITUNGAN OEE (OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENES) PADA MESIN TRUPUNCH V 5000 I MENUJU TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE (TPM) Study Kasus Pada PT XYZ

PERHITUNGAN OEE (OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENES) PADA MESIN TRUPUNCH V 5000 I MENUJU TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE (TPM) Study Kasus Pada PT XYZ PERHITUNGAN OEE (OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENES) PADA MESIN TRUPUNCH V 5000 I MENUJU TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE (TPM) Study Kasus Pada PT XYZ Muhammad Kholil (1), Rudini Mulya (2) Program Studi Teknik

Lebih terperinci

STUDI PENERAPAN TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE (TPM) UNTUK PENINGKATAN EFISIENSI PRODUKSI PADA PTP.N II PABRIK RSS TANJUNG MORAWA KEBUN BATANG SERANGAN

STUDI PENERAPAN TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE (TPM) UNTUK PENINGKATAN EFISIENSI PRODUKSI PADA PTP.N II PABRIK RSS TANJUNG MORAWA KEBUN BATANG SERANGAN STUDI PENERAPAN TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE (TPM) UNTUK PENINGKATAN EFISIENSI PRODUKSI PADA PTP.N II PABRIK RSS TANJUNG MORAWA KEBUN BATANG SERANGAN TUGAS SARJANA Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Pemeliharaan (Maintenance) Pemeliharaan (maintenance) 1 adalah suatu kombinasi dari setiap tindakan yang dilakukan untuk menjaga suatu barang dalam, atau untuk memperbaikinya

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Manajemen Perawatan 1 Perawatan (maintenance) adalah semua tindakan yang dibutuhkan untuk memelihara suatu unit mesin atau alat di dalamnya atau memperbaiki sampai pada kondisi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini akan diuraikan metodologi penelitian atau tahapan-tahapan penelitian yang akan dilalui dari awal sampai akhir. Metodologi penelitian perlu ditentukan terlebih

Lebih terperinci

EVALUASI EFEKTIVITAS MESIN COAL FEEDER DENGAN PENERAPAN TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE (TPM) DI PT. PEMBANGKITAN JAWA BALI SERVICES PLTU PAITON UNIT IX

EVALUASI EFEKTIVITAS MESIN COAL FEEDER DENGAN PENERAPAN TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE (TPM) DI PT. PEMBANGKITAN JAWA BALI SERVICES PLTU PAITON UNIT IX EVALUASI EFEKTIVITAS MESIN COAL FEEDER DENGAN PENERAPAN TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE (TPM) DI PT. PEMBANGKITAN JAWA BALI SERVICES PLTU PAITON UNIT IX Oleh Riza Virdian, Endang P.W. dan Erlina P. Prodi

Lebih terperinci

Pengukuran Efektivitas Mesin Rotary Vacuum Filter dengan Metode Overall Equipment Effectiveness (Studi Kasus: PT. PG. Candi Baru Sidoarjo)

Pengukuran Efektivitas Mesin Rotary Vacuum Filter dengan Metode Overall Equipment Effectiveness (Studi Kasus: PT. PG. Candi Baru Sidoarjo) Pengukuran Efektivitas Mesin Rotary Vacuum Filter dengan Metode Overall Equipment Effectiveness (Studi Kasus: PT. PG. Candi Baru Sidoarjo) Maulita Farah Zevilla*, Wahyunanto Agung Nugroho, Gunomo Djojowasito

Lebih terperinci

PENGUKURAN MANAJEMEN PERAWATAN MENGGUNAKAN METODE TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE

PENGUKURAN MANAJEMEN PERAWATAN MENGGUNAKAN METODE TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE PENGUKURAN MANAJEMEN PERAWATAN MENGGUNAKAN METODE TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE (TPM) SEBAGAI DASAR PERBAIKAN EFEKTIFITAS MESIN PT.PERKEBUNAN NUSANTARA XIII PMS NGABANG (PERSERO) Hendra Fasla Silalahi Mahasiswa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Analisa Peningkatan..., Achmad, Fakultas Teknik 2016

BAB I PENDAHULUAN. Analisa Peningkatan..., Achmad, Fakultas Teknik 2016 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada setiap industri manufaktur hampir semua proses produksinya menggunakan mesin atau peralatan sebagai fasilitas produksi yang utama. persaingan dalam penjualan produk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersebut adalah performance mesin yang digunakan (Wahjudi et al., 2009). Salah

BAB I PENDAHULUAN. tersebut adalah performance mesin yang digunakan (Wahjudi et al., 2009). Salah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Proses operasional kapal laut yang berlangsung dalam suatu industri pelayaran semuanya menggunakan mesin dan peralatan. Menurut Siringoringo dan Sudiyantoro (2004)

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat, memacu industri farmasi untuk meningkatkan kualitas produksi obatnya. Tuntutan akan adanya obat-obatan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH Flow diagram yang dilakukan untuk melakukan pemecahan permasalahan yang terjadi dalam penyusunan skripsi ini adalah sebagai berikut : Mulai Studi Pendahuluan Studi Kepustakaan

Lebih terperinci

Analisis Efektivitas Mesin Penggiling Tebu Dengan Penerapan Total Productive

Analisis Efektivitas Mesin Penggiling Tebu Dengan Penerapan Total Productive (In Press) Analisis Efektivitas Mesin Penggiling Tebu Dengan Penerapan Total Productive Agus Jiwantoro, Bambang Dwi Argo, Wahyunanto Agung Nugroho Jurusan Keteknikan Pertanian - Fakultas Teknologi Pertanian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masalah dalam mesin/peralatan produksi, misalnya mesin berhenti secara tiba-tiba,

BAB I PENDAHULUAN. masalah dalam mesin/peralatan produksi, misalnya mesin berhenti secara tiba-tiba, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Terhentinya suatu proses pada lantai produksi sering kali di sebabkan adanya masalah dalam mesin/peralatan produksi, misalnya mesin berhenti secara tiba-tiba,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. b. Meminimalkan biaya bahan baku dan upah kerja. c. Kecepatan proses produksi dengan basis mess production yang seragam.

BAB 1 PENDAHULUAN. b. Meminimalkan biaya bahan baku dan upah kerja. c. Kecepatan proses produksi dengan basis mess production yang seragam. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Persaingan dalam dunia industri semakin meningkat, efisiensi produksi semakin menjadi tuntutan yang tidak bisa dihindarkan. Jika hal ini tidak diperhitungkan

Lebih terperinci

ANALISIS TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE PADA LINI PRODUKSI MESIN PERKAKAS GUNA MEMPERBAIKI KINERJA PERUSAHAAN

ANALISIS TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE PADA LINI PRODUKSI MESIN PERKAKAS GUNA MEMPERBAIKI KINERJA PERUSAHAAN ANALISIS TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE PADA LINI PRODUKSI MESIN PERKAKAS GUNA MEMPERBAIKI KINERJA PERUSAHAAN Achmad Said, Joko Susetyo Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri Institut Sains

Lebih terperinci

Kata Kunci Life Cycle Cost (LCC), Overall Equipment Effectiveness (OEE), Six Big Losses

Kata Kunci Life Cycle Cost (LCC), Overall Equipment Effectiveness (OEE), Six Big Losses PERANCANGAN KEBIJAKAN MAINTENANCE PADA MESIN KOMORI LS440 DENGAN MENGGUNAKAN METODE LIFE CYCLE COST (LCC) DAN OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS (OEE) (Studi Kasus : PT ABC) Chairun Nisa 1, Judi Alhilman

Lebih terperinci

EFFECTIVENESS (OEE) DAN FAILURE MODE AND EFFECT ANALYSIS (FMEA) DALAM MENGUKUR

EFFECTIVENESS (OEE) DAN FAILURE MODE AND EFFECT ANALYSIS (FMEA) DALAM MENGUKUR Reka Integra ISSN: 2338-5081 Jurusan Teknik Industri Itenas No.04 Vol. 03 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Oktober 2015 PENERAPAN METODE OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS (OEE) DAN FAILURE MODE

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Setiap industri manufaktur berusaha untuk efektif, dan dapat berproduksi dengan biaya produksi yang rendah untuk meningkatkan produktivitas. Usaha ini diperlukan untuk

Lebih terperinci