BAB III OBJEK PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 192 TAHUN 2014 TENTANG BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 192 TAHUN 2014 TENTANG BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 192 TAHUN 2014 TENTANG BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

- 3 - Pasal 4 Peraturan Kepala ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Indonesia saat ini sedang melaksanakan pembangunan nasional yang dilaksanakan

2016, No Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4890); 2. Peraturan Presiden Nomor 192 Tahun 2014 tentang Badan Pengawasan Keuangan

2016, No Provinsi Sulawesi Tengah, Provinsi Sulawesi Utara, Provinsi Maluku, dan Provinsi Papua; Mengingat : 1. Peraturan Pemerintah Nomor 60 T

Laporan Kinerja Tahun 2016 Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Selatan

Suplemen Rencana Strategis

A. Kedudukan, Tugas Pokok, dan Fungsi Perwakilan

BAB 3 GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN Sejarah Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP)

LAPORAN KINERJA PERWAKILAN BPKP PROVINSI SUMATERA BARAT TAHUN 2016

Katalog dan Kalender Konsultansi 2017/2018

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. yang langsung bertanggungjawab kepada Presiden dalam melaksanakan fungsi

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.04/MEN/2011 PEDOMAN PENGAWASAN INTERN LINGKUP KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

Pergi belayar ke Pulau Meranti Singgah dulu membeli cabai Raihlah kinerja tak hanya menanti LKj disusun kinerja tercapai

Tabel RE.1. Capaian Sasaran Strategis

Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Tengah KATA PENGANTAR

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BPKP. Perwakilan. Organisasi. Tata Kerja.

KEPUTUSAN KEPALA PERWAKILAN BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (Lembaran

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKJ) TAHUN 2015 PERWAKILAN BPKP PROVINSI SUMATERA BARAT

URAIAN KEGIATAN DAN PELAPORAN PENGAWASAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN DALAM NEGERI DAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH TAHUN 2013

LAP-86/PW14/6/17 3 APRIL 2017 PERWAKILAN BPKP PROVINSI KALIMANTAN BARAT

Perwakilan BPKP Provinsi Jambi DAFTAR ISI. Halaman KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... RINGKASAN EKSEKUTIF...

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR PER.15/MEN/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PROGRAM KERJA PENGAWASAN INTERNAL

Paragraf 2 Kepala Sub Bagian Keuangan

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA,

Laporan Kinerja Instansi 2016 Perwakilan BPKP Provinsi Papua

Tabel 2.1 Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja Utama Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR PER.15/MEN/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

NOTA KESEPAHAMAN ANTARA KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA, KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA, DAN BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN 2015

PERWAKILAN BPKP PROVINSI KALIMANTAN BARAT RENCANA KINERJA (RENJA)

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR

PERWAKILAN BPKP PROVINSI JAWA TENGAH LAPORAN KINERJA 2016

PERWAKILAN BPKP PROVINSI MALUKU UTARA LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA ( LAKIP ) 2015

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

LAKIP. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah PERWAKILAN BPKP PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

RENCANA KINERJA TAHUN 2017

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 56 TAHUN 2008 T E N T A N G RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PENDIDIKAN DASAR KABUPATEN BANTUL BUPATI BANTUL,

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH,

2 Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4916); 2. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tanggal 3 Novembe

TUGAS DAN FUNGSI INSPEKTORAT

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... RINGKASAN EKSEKUTIF...

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR

INFORMASI KINERJA. No Tujuan Capaian Kinerja

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DEPUTI BIDANG INVESTIGASI TAHUN

L K j LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PERWAKILAN BPKP PROVINSI KALIMANTAN BARAT

BAB I PENDAHULUAN. dan telah menjadi kebutuhan secara global. Salah satu upaya yang dilakukan

Kepala, Ardan Adiperdana

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70 TAHUN 2012 TENTANG

DAFTAR ISI. Kata Pengantar Daftar Isi

PENJELASAN PIAGAM PENGAWASAN INTERNAL

GubernurJawaBarat. Jalan Diponegoro Nomor 22 Telepon : (022) Faks. (022) BANDUNG

2 c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan b, dipandang perlu menetapkan Pedoman Pengawasan Intern dengan Peraturan Me

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PERWAKILAN BPKP PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT TAHUN 2015

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA LEMBAGA PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN

RINGKASAN EKSEKUTIF LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA BPKP TAHUN 2013

TUGAS DAN FUNGSI INSPEKTORAT DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

KEBIJAKAN PENGAWASAN INSPEKTORAT JENDERAL KEMDIKBUD TAHUN 2012

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN 2015

LAPORAN KINERJA. Jalan Kapten Tantular, Denpasar Telepon: (0361) Faksimili: (0361)

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN

Perwakilan Provinsi Lampung KATA PENGANTAR

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN REPUBLIK INDONESIA,

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERWAKILAN PROVINSI SULAWESI UTARA LAKIP Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotis

TINJAUAN UMUM AUDIT KEUANGAN NEGARA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Bagian Kedua Tugas dan Fungsi Pasal 3

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LAKIP INSPEKTORAT 2012 BAB I PENDAHULUAN. manajemen, antara lain fungsi-fungsi planning, organizing,

erbitnya Peraturan Pemerintah RI nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem melakukan pengawasan intern akuntabilitas keuangan negara dan pembina

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PEMERINTAH KABUPATEN PANDEGLANG I N S P E K T O R A T Jalan Mayor Widagdo No. 2 Telepon (0253) PANDEGLANG PIAGAM AUDIT INTERN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2017 TENTANG PEMBINAAN DAN PENGAWASAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 55 TAHUN 2008

2016, No Nomor 400); 3. Peraturan Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Nomor 2 Tahun 2015 (Berita Negara Republik Indonesia Tahun

BUPATI BANYUWANGI PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 40 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA INSPEKTORAT KABUPATEN BANYUWANGI

BUPATI BENER MERIAH PERATURAN BUPATI BENER MERIAH NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERNAL DI LINGKUNGAN INSPEKTORAT KABUPATEN BENER MERIAH

2017, No Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); M

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LAPORAN AKUNTAB BILITAS KINERJA TAHUN 2012

MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN KEPALA BADAN TENTANG KEBIJAKAN PENGAWASAN DI LINGKUNGAN BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA.

PROFIL INSPEKTORAT KOTA SERANG

BAB I PENDAHULUAN. Guna menunjang profesionalisme sebagai akuntan publik, maka auditor dalam

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 24 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA INSPEKTORAT

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERWAKILAN PROVINSI JAWA TENGAH. Kata Pengantar

BUPATI BADUNG PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 83 TAHUN 2016 TENTANG URAIAN TUGAS INSPEKTORAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Transkripsi:

63 BAB III OBJEK PENELITIAN A. Sejarah Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan dibentuk berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 31 tahun 1983 tentang Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP). Untuk Perwakilan BPKP Provinsi Banten pada awalnya adalah merupakan Pewakilan BPKP Provinsi DKI Jakarta II. Perwakilan BPKP Provinsi DKI Jakarta II berdiri pada tanggal 30 Mei 2001 dengan diterbitkannya Surat Keputusan Kepala BPKP Nomor KEP-06.00.00-080/K/2001.Perwakilan BPKP Provinsi DKI Jakarta II merupakan instansi vertikal BPKP di daerah yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala BPKP serta sebagai pelaksana dari sebagian tugas pokok dan fungsi BPKP. Dengan keluarnya Peraturan Kepala BPKP nomor PER-616/K/SU/2011 tentang perubahan ketiga atas keputusan Kepala BPKP tentang organisasi dan tata kerja perwakilan BPKP, terjadi perubahan, dimana Perwakilan BPKP Provinsi DKI Jakarta I dan Perwakilan BPKP Provinsi DKI Jakarta II berganti nama menjadi Perwakilan BPKP Provinsi DKI Jakarta dan Perwakilan BPKP Provinsi Banten. Perwakilan BPKP Provinsi DKI Jakarta wilayah kerjanya membawahi Provinsi DKI Jakarta, sedangkan wilayah kerja Provinsi Banten dan Kabupaten/Kota diwilayahnya yang semula ditangani oleh Perwakilan BPKP Provinsi DKI Jakarta II, berdasarkan Peraturan Kepala BPKP tersebut, ditangani oleh Perwakilan BPKP Provinsi Banten. Berdirinya Perwakilan BPKP Provinsi 63

64 DKI Jakarta II atau yang sekarang disebut Perwakilan BPKP Provinsi Banten itu pada tahun 2001 berawal dari terbentuknya Provinsi Banten yang sebelumnya merupakan bagian dari Provinsi Jawa Barat, dan berperan sebagai Auditor Internal Pemerintah untuk wilayah se-provinsi Banten. B. Lingkup Bidang Usaha Tugas pelaksanaan dan fungsi BPKP ditetapkan berdasarkan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 192 Tahun 2015 tentang Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP). 1. Tugas Pada pasal 2 Perpres Nomor 192 Tahun 2015 yang menyebutkan "BPKP mempunyai tugas menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang pengawasan keuangan negara/daerah dan pembangunan nasional." 2. Fungsi Fungsi BPKP sebagaimana diuraikan pada pasal 3 Perpres Nomor 192 Tahun 2015, sebagai berikut: 1) perumusan kebijakan nasional pengawasan intern terhadap akuntabilitas keuangan negara/daerah dan pembangunan nasional meliputi kegiatan yang bersifat lintas sektoral, kegiatan kebendaharaan umum Negara berdasarkan penetapan oleh Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara, dan kegiatan lain berdasarkan penugasan dari Presiden; 2) pelaksanaan audit, reviu, evaluasi, pemantauan, dan kegiatan pengawasan lainnya terhadap perencanaan, pelaksanaan dan pertanggungjawaban

65 akuntabilitas penerimaan negara/daerah dan akuntabilitas pengeluaran keuangan negara/daerah serta pembangunan nasional dan/atau kegiatan lain yang seluruh atau sebagian keuangannya dibiayai oleh anggaran negara/daerah dan/atau subsidi termasuk badan usaha dan badan lainnya yang didalamnya terdapat kepentingan keuangan atau kepentingan lain dari Pemerintah Pusat dan/atau Pemerintah Daerah serta akuntabilitas pembiayaan keuangan negara/daerah; 3) pengawasan intern terhadap perencanaan dan pelaksanaan pemanfaatan aset negara/daerah; 4) pemberian konsultansi terkait dengan manajemen risiko, pengendalian intern, dan tata kelola terhadap instansi/badan usaha/badan lainnya dan program/kebijakan pemerintah yang strategis; 5) pengawasan terhadap perencanaan dan pelaksanaan program dan/atau kegiatan yang dapat menghambat kelancaran pembangunan, audit atas penyesuaian harga, audit klaim, audit investigatif terhadap kasus-kasus penyimpangan yang berindikasi merugikan keuangan negara/daerah, audit penghitungan kerugian keuangan negara/daerah, pemberian keterangan ahli, dan upaya pencegahan korupsi; 6) pengoordinasian dan sinergi penyelenggaraan pengawasan intern terhadap akuntabilitas keuangan negara/daerah dan pembangunan nasional bersamasama dengan aparat pengawasan intern pemerintah lainnya; 7) pelaksanaan reviu atas laporan keuangan dan laporan kinerja pemerintah pusat;

66 8) pelaksanaan sosialisasi, pembimbingan, dan konsultansi penyelenggaraan sistem pengendalian intern kepada instansi pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan badan-badan yang di dalamnya terdapat kepentingan keuangan atau kepentingan lain dari Pemerintah Pusat dan/atau Pemerintah Daerah; 9) pelaksanaan kegiatan pengawasan berdasarkan penugasan Pemerintah sesuai peraturan perundangundangan; 10) pembinaan kapabilitas pengawasan intern pemerintah dan sertifikasi jabatan fungsional auditor; 11) pelaksanaan pendidikan, pelatihan, penelitian, dan pengembangan di bidang pengawasan dan sistem pengendalian intern pemerintah; 12) pembangunan dan pengembangan, serta pengolahan data dan informasi hasil pengawasan atas penyelenggaraan akuntabilitas keuangan Negara Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah; 13) pelaksanaan pengawasan intern terhadap pelaksanaan tugas dan fungsi di BPKP; dan 14) pembinaan dan pelayanan administrasi umum di bidang perencanaan umum, ketatausahaan, organisasi dan tatalaksana, kepegawaian, keuangan, kearsipan, hukum, kehumasan, persandian, perlengkapan dan rumah tangga. Sedangkan Tugas Pokok dan Fungsi Perwakilan BPKP diatur lebih lanjut dengan Surat Keputusan Kepala BPKP Nomor: KEP-06.00.00-286/K/2001 tanggal 30 Mei 2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja Perwakilan BPKP. Sesuai dengan surat keputusan tersebut, Kantor Perwakilan mempunyai tugas melaksanakan pengawasan keuangan dan pembangunan serta menyelenggarakan

67 akuntabilitas di daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. C. Sumber Daya Didalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya Perwakilan BPKP Provinsi Banten didukung dengan SDM sebanyak 120 orang (per 19 Januari 2015), diantaranya sebanyak 86 orang adalah fungsional auditor, yang terdiri atas: Tabel 3.1. Struktur Sumber Daya Manusia Peran Jumlah (orang) Struktural 4 Fungsional Auditor Koordinator Pengawasan 5 Pengendali Teknis 22 Ketua Tim 21 Anggota Tim 38 Administrasi 25 Dokter 2 Perawat 1 Lainnya 2 Jumlah 120 Berdasarkan latar belakang pendidikan, komposisi pegawai Perwakilan BPKP Provinsi Banten terdiri atas: Tabel 3.2. Tingkat Pendidikan Pendidikan Jumlah Pendidikan S2 11 Pendidikan S1/D-IV 54 Pendidikan D-III/Sarjana Muda 34 SLTA 21 Jumlah 120 orang

68 D. Proses Bisnis Dalam pelaksanaan Tugas Pokok dan Fungsi Perwakilan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Provinsi Banten, melaksanakan kegiatan: 1. Kegiatan Edukatif Kegiatan edukatif merupakan kegiatan yang bersifat meningkatkan kemampuan stakeholder BPKP dalam melakukan penyelenggaraan pemerintahan. Kegiatan ini dapat berupa sosialisasi dan bimbingan teknis. Adapun bentuk kegiatan edukatif sosialisasi yang dapat kami berikan pada bidang dan lingkup sebagai berikut: Pedoman Audit Pengadaan Barang/Jasa Optimalisasi Penerimaan Daerah Pedoman Audit Dana Dekonsentrasi Implementasi SAKIP SAKD dan SIMDA Sistem Akuntansi Instansi Anti Korupsi Good Corporate Governance Pelatihan Teknis lainnya. 2. Kegiatan Preventif Kegiatan preventif merupakan kegiatan untuk meningkatan kualitas penyelenggaraan pemerintahan yang bersifat pencegahan terhadap berbagai penyimpangan dari ketentuan melalui implementasi peraturan perundang

69 undangan dan penyelenggaraan praktik-praktik manajemen pemerintahan yang baik. Bentuk kegiatan preventif yang dapat kami berikan berupa asistensi bimbingan teknis mencakup bidang dan kegiatan sebagai berikut : Penyusunan Renstra. Penyusunan LAKIP. Revisi RPJMD. Implementasi SIMDA Versi 2.1. Penyusunan Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM). Review Indikator Kinerja. Penerapan Sistem Akuntansi Instansi (SAI). Penyusunan Laporan Keuangan Departemen/LPND. Inventarisasi Barang Milik Negara/BMN. Optimalisasi Penerimaan Asli Daerah. Optimalisasi Penerimaan Negara. Pengembangan GCG. Sistem Informasi Manajemen. 3. Kegiatan Represif Merupakan kegiatan penilaian terhadap pelaksanaan suatu rencana untuk menentukan tingkat kepatuhan, efisiensi, dan efektivitas. Cakupan pada kegiatan represif ini pada umumnya meliputi kegiatan audit/atestasi dan evaluasi yaitu:

70 3.4.1. Audit Keuangan merupakan atestasi laporan keuangan suatu entitas. Audit keuangan yang selama ini dilaksanakan adalah dalam rangka pemberian Opini/Pendapat Auditor Independen atas pemanfaatan pinjaman/hibah luar negeri baik yang berasal dari IBRD, ADB, JBIC maupun Negara Donor/Lembaga Keuangan Internasional lainnya untuk pelaksanaan program baik dibidang kesehatan, pekerjaan umum, pertanahan, lingkungan hidup, pertanian, pendidikan, maupun kelautan dan perikanan; 3.4.2. Audit Operasional Audit ini dilaksanakan dalam rangka penilaian atas pengelolaan keuangan suatu unit kerja terhadap ketaatan pada peraturan perundangundangan yang berlaku serta efisiensi, efektivitas dan keekonomisan pelaksanaannya baik Departemen/LPND. 3.4.3. Audit Kinerja/Audit dengan Tujuan Tertentu Audit ini dilaksanakan dalam rangka penilaian pelaksanaan kegiatan oleh suatu entitas dibandingkan dengan Indikator kinerja/peraturan perundang-undangan yang telah ditetapkan, seperti : Audit atas Program Kompensasi Pengurangan Subsidi (PKPS) Bahan Bakar Minyak (BBM), Eskalasi Harga, Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pesisir (PEMP), Gerakan Nasional Rehabilitasi Hutan dan Lahan (GERHAN), dan mendukung pelaksanaan Optimalisasi Penerimaan Negara (OPN) baik dari sektor Pajak, Bea Cukai dan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) Lainnya.

71 3.4.4. Audit Hambatan Kelancaran Pembangunan Memberikan rekomendasi kepada proses pembangunan yang diidentifikasi terjadinya hambatan akibat dari beberapa instansi yang terlibat dalam pembangunan yang tidak berjalan sebagaimana mestinya. 3.4.5. Audit Investigasi Didalam melaksanakan fungsi investigatif, disamping melakukan audit investigatif sendiri, BPKP juga melakukan kerja sama dengan Kejaksaan dan Kepolisian dalam penanganan kasus Tindak Pidana Korupsi (TPK). Kerja sama tersebut dituangkan dalam : Juklak Bersama Jaksa Agung RI dan Kepala BPKP No. 001/JA/2/1989 dan No. Kep-42/K/1994; Keputusan Bersama Jaksa Agung RI dan Kepala BPKP No. Kep- 017/JA/2/1984 dan No. Kep-42/K/1994; Kesepakatan BPKP-POLRI No. Kep-04.02.00-219/ K/2002 dan Kep-12/IV/2002. 3.4.6. Lain-lain seperti Evaluasi Lakip, GCG, SAI dan lain-lain.